Anda di halaman 1dari 4

PERKAWINAN MONOHIBRID PADA DROSOPHILA

Adelia Meita Putri


220210103039
Genetika Kelas A
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember
Jl. Kalimantan Nomor 37 Krajan Timur Tegalboto Jember 68121
adeliameitaputri@gmail.com

ABSTRAK

Drosophila melanogaster adalah serangga umum yang umumnya tidak memiliki sifat berbahaya dan biasanya
memakan jamur yang tumbuh pada buah. Drosophila melanogaster sering digunakan dalam eksperimen genetika
karena beberapa keunggulan. Seperti yang dijelaskan oleh James (2001), lalat buah memerlukan alat sederhana
yang ekonomis, mudah dalam perawatannya, aman untuk digunakan, memiliki siklus hidup yang singkat, mudah
membedakan antara jantan dan betina, imago memiliki kromosom raksasa (polytene) dalam kelenjar saliva,
betinanya mampu menghasilkan hingga 500 telur, memiliki tiga pasang autosom dan satu pasang gonosom, serta
memiliki banyak variasi mutan. Tujuan praktikum ini antara lain yaitu mampu mendeksripsikan tahapan
metamorfosis, pemeliharaan, dan menetukan karakter morfologi dari Drosophila melanogaster. Alat dan bahan
praktikum meliputi kultur Drosophila melanogaster, pisang, gula merah, tape, dan peralatan seperti selang, kuas,
karet gelang, dan lainnya. Prosedur praktikum diawali dengan pembuatan media. Pertama, media dibuat dengan
mencampur bahan dan dimasak hingga kental. Kemudian, media dimasukkan ke dalam botol kultur setelah dingin
dan ditambahkan ragi. Selanjutnya, inokulasi kultur dilakukan dengan menyedot lalat ke dalam media
menggunakan selang. Lalat ditutup dalam wadah kultur. Pengamatan persilangan dilakukan mandiri, termasuk
isolasi virgin untuk menghasilkan F1 hingga F2. Diperoleh hasil yakni kegagalan persilangan lalat buah dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, intensitas cahaya, jamur dan lain-lain. Maka dari itu jika faktor-
faktor tersebut tidak diperhatikan akan terjadi kegagalan perkawinan monohibrid pada Drosophila melanogaster
seperti kematian pada parental, tidak menghasilkan telur/keturunan, dan lain-lain.

Kata kunci: Persilangan, monohibrid, Drosophila melanogaster, faktor.

PENDAHULUAN satu eukariota yang paling terkenal dan sering


digunakan. Studi ini bertujuan untuk memahami
Drosophila melanogaster adalah jenis proses transkripsi dan replikasi. Seorang pakar yang
serangga yang umumnya tidak berbahaya dan bersama dengan para siswanya melakukan
biasanya makan jamur yang tumbuh pada buah. penelitian pada lalat buah adalah Thomas Hunt
Lalat buah ini dikenal mudah berkembang biak, Morgan. Pada tahun 1910, Morgan melakukan
misalnya, satu kali perkawinan bisa menghasilkan percobaan di Fly Room Lab, Universitas Kolumbia,
ratusan keturunan, dan setiap generasi baru bisa dan berhasil menemukan berbagai prinsip hereditas,
berkembang biak setiap dua minggu. Dalam kondisi seperti pautan seks, epistasis, multialel, dan
lingkungan normal, Drosophila melanogaster adalah pemetaan gen. Drosophila melanogaster digunakan
organisme diploid dengan empat pasang kromosom luas dalam penelitian genetika karena berbagai
homolog, kecuali kromosom X dan kromosom Y. alasan. Sesuai dengan penelitian James 2001, lalat
Gen-gen yang mengatur sifat jantan dan betina buah membutuhkan peralatan sederhana dan
tersebar di antara autosom dan terletak pada ekonomis, mudah dalam perawatannya, tidak
kromosom X. Terdapat kecenderungan yang kuat membahayakan, memiliki siklus hidup yang singkat,
terhadap betina pada kromosom X. Dengan satu jantan dan betina bisa dibedakan dengan mudah,
kromosom X, akan terjadi kecenderungan 1,5 kali memiliki kromosom raksasa (polytene) dalam
lipat terhadap betina, sedangkan satu set autosom kelenjar saliva imago, betinanya mampu
lebih cenderung menjadi jantan, sehingga menghasilkan hingga 500 telur, memiliki tiga
perbandingannya adalah 1,5:1. Kromosom Y tidak pasang autosom dan satu pasang gonosom, serta
memengaruhi jenis kelamin atau kelangsungan memiliki banyak variasi mutan. Genom lengkap
hidup lalat Drosophila, tetapi diperlukan untuk lalat buah telah diurutkan dan dipublikasikan pada
menjaga kesuburan (Aurora & Susilawati, 2020). tahun 2000 (Suharsono & Nuryadin, 2019).
Lalat buah, atau Drosophila melanogaster, Hukum Mendel I, juga dikenal sebagai
menjadi organisme pertama yang dimanfaatkan Hukum Segregasi, menyatakan bahwa ketika sifat-
manusia untuk studi genetika, dan kini menjadi salah sifat turunan ditentukan oleh sepasang alel, alel-alel
ini akan terpisah dan hanya satu alel akan diwariskan hingga menjadi imago. Menghitung jumlah
oleh setiap gamet. Hukum ini berlaku pada keturunan F1 yang diperoleh (jantan, betina, mutan,
persilangan monohibrid, yang terjadi ketika dua wild). Dan mengisolasi parental dari keturunan F1,
individu dari spesies yang sama memiliki satu sifat untuk disilangkan sesamanya. Kemudian
yang berbeda. Hasil persilangan monohibrid ini memelihara telur hingga menjadi imago,
menghasilkan keturunan pertama (F1) yang menghitung jumlah keturunan F2 yang diperoleh,
memiliki sifat seragam. Jika dominansi sepenuhnya dan bandingkan dengan teori.
terlihat, maka keturunan pertama (F1) monohibrid
akan menunjukkan fenotip yang mirip dengan
individu yang memiliki alel dominan (Efendi, 2020).

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat
29 September dan 20 Oktober 2023 di laboratorium
botani yang bertempatan di progam studi pendidikan
biologi, FKIP, UNEJ.
Alat & Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum yaitu kultur Drosophila melanogaster
hasil isolasi (jika sudah disilangkan), wadah cup
kecil yang berisi pupa (jika lalat belum disilangkan),
pisang, fermipan, gula merah, tape, selang L, kuas,
karet gelang, plastik bening, kassa, tissu, kresek,
lateks, dan jar bening yang telah di sterilisasi.
Prosedur Kerja
Praktikum perkawinan monohibrid pada
Drosophila melanogaster ini dilakukan selama 2
kali TM. Pertemuan pertama pembuatan media dan
inokulasi kultur, dilanjutkan proses perkawinan lalat
buah selama 3 minggu, kemudian TM 2
mempresentasikan hasil dari persilangan
Drosophila melanogaster. Diawali dengan
pembuatan media dengan mencampurkan semua
bahan yang telah disiapkan seperti pisang, gula
merah, tape dengan air lalu blender sampai benar-
benar halus. Memasak media hingga mendidih dan
sedikit kental. Setelah dirasa kental, masukkan
media ke dalam botol kultur yang sebelumnya sudah
disterilkan, lalu tunggu hingga hangat kuku. Apabila
media sudah agak dingin, taburi dengan 7 butir
fermipan, masukkan kertas pupasi dan tutup dengan
sumbat spons.
Selanjutnya yakni menginokulasi kultur
kedalam media yang telah dibuat. Menyiapkan
selang kecil yang ujungnya sudah ditutup kasa, sedot
lalat dengan menggunakan selang tadi hingga lalat
berjalan menuju media. Setelah lalat berhasil masuk,
pastikan plastik penutup jar tertutup rapat dan beri
lubang udara diatasnya dengan melubangi plastik
menggunakan jarum/tusuk gigi. Lakukan hal yang
sama pada pasangan lalat tersebut kedalam satu
media.
Kemudian dilakukan persilangan mandiri.
Setelah melakukan isolasi pupa di laboratorium,
Menyilangkan betina virgin dan jantan yang sudah
ditentukan dan mengisolasinya kedalam jar kultur
baru (pisang dengan kertas pupasi). Kemudian
ketika muncul telur, parental dikeluarkan dan
didalam jar hanya tersisa telur, lalu dipelihara

Anda mungkin juga menyukai