Anda di halaman 1dari 16

PERSILANGAN MONOHIBRID DAN GEN TERPAUT KROMOSOM

SEKS PADA Droposilla sp.


(Laporan Praktikum Genetika)

Oleh:
Siti Nurlela Wati
2017061020

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Persilangan Monohibrid Dan Gen Berpaut Kromosom


Seks Pada Droposilla sp.
Tanggal praktikum : Kamis,28 oktober 2021
Tempat Praktikum : Laboraturium Botani 1
Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui perbedaan antara lalat jantan dan betina
serta cara perkembang biakan.
Nama : Siti Nurlela Wati
NPM : 2017061020
Jurusan :Biologi
Fakultas :Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kelompok : 2 (Dua)

Bandar Lampung ,28 Oktober 2021


Menyetuhui,
Asisten

Aura Priscilla Sabatini


NPM:1817021009
I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri atau sifat makhluk hidup adalah mampu berkembang biak.
Perkembangbiakan dapat terjadi melalui suatu perkawinan, yang akan
menghasilkan suatu keturunan. Keturunan mewarisi sifat parental, salah
satu sifat dikontrol oleh DNA di dalam inti maupun di luar inti. Pewarisan
di luar inti sering dihubungkan dengan efek maternal. Sitoplasma
menyediakan lingkungan tempat gen-gen mengambil peranan. Oleh karena
itu induk betina diharapkan mempengaruhi peranan gen-gen tertentu, lebih
banyak daripada induk jantan (Wahyuni, 2013).

Drosophila melanogaster merupakan jenis serangga biasa yang umumnya


tidak berbahaya dan merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah.
Lalat ini merupakan lalat buah yang dapat dengan mudah berkembang
biak. Drosophila melanogaster pada kondisi lingkunagan normal adalah
organisme diploid dengan empat buah kromosom. Masing-masing
kromosom mempunya empat pasang kromosom homolog keculai
kromosom X dan kromosom Y (Oktary et al, 2015). Gen yang sifat jantan
dan betina masing- masing tersebar diantara autosom dan terletak pada
kromosom X. Ada kecenderungan betina yang kuat pada kromosom X.
Dengan adanya satu kromosom X, maka akan memberikan 1,5
kecenderungan betina, sedangkan satu set autosom cenderung akan
menjadi jantan, jadi perbansingannya 1,5 : 1. Kromosom Y tidak
menentukan jenis jantan ataupun kehidupan lalat Drosphila, akan tetapi
kromosom Y diperlukan untuk menjaga fertilitas (Sisunandar, 2014).

Menurut Safitri & Bachtiat (2017), D. melanogaster populer karena sangat


mudah berkembang biak hanya memerlukan waktu dua minggu untuk
menyelesaikan seluruh daur kehidupannya, mudah pemeliharaannya, serta
memiliki banyak variasi fenotif yang relatif mudah diamati. Jumlah telur
Drosophilla melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila
kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan
menghasilkan larva berukuran kecil. Selain itu D. melanogaster memiliki
manfaat dalam dunia kesehatan, seperti terapi penyakit menggunakan larva
dari lalat buah yang biasa disebut dengan “Maggot Therapy” pengobatan
alternative untuk mengobati luka borok atau korengan yang menahun.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membedakan lalat buah jantan dan
betina, membuat media pertumbuhan untuk kultur lalat buah dan
mengamati rasio fenotip F1 hasil persilangan monohibrid. Manfaat dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dari lalat buah jantan
dan betina serta pertumbuhan yang baik pada lalat buah untuk
berkemabang biak.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini dalah sebagai berikut:
1. Untuk Membedakan lalat jantan dan betina
2. Untuk Membuat media makanan untuk kultur Drosophila
3. Untuk Melakukan persilangan monohibrid pada Drosophila
4. Untuk Mengamati rasio fenotip F1 hasil persilangan
5. Untuk Mengamati pola pewarisan warna mata pada Drosophila
II.TINJAUAN PUSTAKA

Rangkai kelamin dalam bahasa inggris disebut sex-linkage ialah gen yang
terletak pada kromosom kelamin. Dengan begitu karakter yang
ditimbulkan gen ini diturunkan bersama dengan karakter
kelamin.(yatim:2003).Kromosom kelamin pada drosophila(kondisi XY)
1. Jenis betina dari Drosophila melanogaster mempunyai empat pasang
kromosom, masing-masing anggota dari pasangan itu serupa. Pasangan I
berbentuk batang dan keduanya dikenal sebagai kromosom kelamin atau
kromosom X.
2. Jenis jantan mempunyai dua kromosom kelamin, satu berbentuk batang
dan lainnya berbentuk kaitan atau bentuk J kromosom yang berentuk
batang disebut “X” dan yang berbentuk kaitan disebut “Y”. hubungan
kromosom ini disebut kondisi “X-Y”. semua kromosom-kromosom
selain dari komplemen itu disebut autosom.(kusdiarti:2006)
yang terpaut pada kromosom x tidak mempunyai alel pada kromosom
akibatnya penurunan gen terpaut x agak lain dibandingkan dengan gen
autosom. Karena tidak mempunyai alel pada kromosom y, maka gen
terpaut kelamin dapat menunjukkan ekspresinya walaupun dalam keadaan
tunggal, baik resesif maupun dominan. (sisunandar:2011).
Morgan berhasil menemukan adanya tautan seks dengan menyilangkan
♀ Drosophila Melanogaster bermata merah dengan ♂ Drosophila
Melanogaster bermata putih. Menghasilkan F1 100% bermata merah.
Kemudian F1 dikawinkan dengan sesamanya menghasilkan F2 yaitu 75%
bermata merah dan 25% bermata putih. Tetapi semua keturunan F2 yang
bermata putih hanya jantan. Hal ini menunjukkan gen yang menentukan
warna mata Drosophila tertaut pada kromosom x.Berdasarkan hasil di atas,
morgan mengambil kesimpulan bahwa generasi yang menentukan warna
putih itu hanya memperlibatkan pengaruh pada lalat jantan saja. lagi pula
gen yang menentukan warna mata terdapat pada kromosom
x. (sisunandar:2011).

Institut Teknologi California. Diteliti Drosophila melanogaster dengan


memperhatikan warna matanya. Lalat yang normal berwarna merah, tetapi
dari sekian banyak lalat ada lalat jantan yang bermata putih yang disebut
muatan. Kemudian Morgan mengawinkan lalat jantan bermata putih
dengan lalat betina normal (bermata merah). Diperoleh semua F1 baik
jantan maupun betina bermata merah. Ketika lalat lalat F1 dikawinkan
didapat keturunan F2 yang memperlihatkan perbandingan ¾ bermata
merah: ¼ bermata putih, kecuali itu lalat-lalat F2 yang bermata merah
adalah betina, dapat memberikan keturunan yang berbeda dari perkawinan
resiprok (Suryo, 2008). Alasan menggunakan Drosophila melanogaster dalam
percobaan adalah Drosophila melanogaster merupakan insekta yang memiliki
jumlah kromosom yang sedikit, yaitu 2n = 8. Drosophila melanogaster
memiliki siklus hidup yang pendek yaitu sekitar 10-12 hari, dengan
menghasilkan telur yang banyak tiap kali Drosophila melanogaster betina
bertelur, sehingga mudah dirawat dan mempunyai banyak karakter mutan.
Menurut Agustina et al (2013).

Drosophila melanogaster memiliki tiga pasang kromosom penting, yang


mempunyai sistem kromosom XX / XY untuk penetapan kromosom seks,
mempunyai kromosom raksasa pada kelenjar ludah dari larvanya, dan pada
Drosophila melanogaster jantan tidak ditemukan crossing over atau pindah
silang saat meiosis terjadi. Berdasarkan penjelasan tersebut maka perlunya
dilakukan praktikum mengenai monohibridisasi pada lalat buah (Drosophila
melanogaster) untuk mengetahui perbedaan lalat jantan dan betina
III.METODELOGI

A. Alat dan Bahan


Adapun alat-alat yang digunakan diantaranya
wadah,panci,pengaduk,tissue atau kapas,magkuk.
Bahan-baahan yang digunakan diantaranya agar-agar,tape singkong,buah
(tomat,papaya atau pisang),air,alcohol 70%.

B. Prosedur kerja
Adapun langkah-langkah dari peercobaan ini adalah sebagai berikut:
A. Pembuatan media
1. Siapkan alat dan bahan untuk pembuatan media.
2. Lalu setelah siap masukkan air,setelah beberapa saat dimasukkan agar
–agar dalam panci sampai mendidih.
3. Setelah mendidih masukkan tape singkong secukupnya.
4. Masukkan dalam wadah yang pertama diberi perbandingan 6:2 dan
wadah yang kedua diberi perbandingan 9:3.
B. Penangkapan lalat buah;
1. Siapkan sebuah wadah
2. Masukkan buah-buahan semisal tomat atau buah lainnya.
3. Dimasukkan dalam wadah.
4. Tunggu lalat berdatangan.
5. Lalat sudah siap untuk pembiusan
C. Pembiusan lalat buah
1. Disiapkan kertas,tissue,alcohol 70%,mangkuk.
2. Menuangkan alcohol dalam mangkuk kecil
3. Kemudian ambil kapas atau tissue yang dibasahi dengan alcohol 70%
tadi jangan terlalu banyak
4. Masukkan dalam wadah yang terdapat lalat buah
5. Tunggu beberapa saat sampai lalat terbius.
6. Setelah lalat terbius kita siapkan media yang terbuat tadi.
7. Pilah menjadi lalat jantan dan betina dengan perbandingan 6:2 dan 9:3
8. Telah sampai ditahap akhir hingga lalat telah berkembang biak
9. Siap diambil perhitungan .
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan
Adapun data pengamatan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Hasil pengamatan F2berdasarkan seks dan warna mata:
Toples Jumlah Lalat Warna Mata
Jantan Betina Merah Putih
1(9:3) 15 20 35 0
2(6:2) 6 9 15 0
Jumlah 21 29 50 0

B. Pembahasan
 Prosedur kerja yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
-Pembuatan media. Mula-mula Siapkan alat dan bahan untuk
pembuatan media,Lalu setelah siap masukkan air,setelah beberapa
saat dimasukkan agar –agar dalam panci sampai mendidih,Setelah
mendidih masukkan tape singkong secukupnya.Masukkan dalam
wadah yang pertama diberi perbandingan 6:2 dan wadah yang
kedua diberi perbandingan 9:3.
-Penangkapan lalat buah;pertama-tama Siapkan sebuah
wadah,kemudian Masukkan buah-buahan semisal tomat atau buah
lainnya,Dimasukkan dalam wadah,lalu Tunggu lalat
berdatangan,Lalat sudah siap untuk pembiusan
-Pembiusan lalat buah
Pertama Disiapkan kertas,tissue,alcohol 70%,mangkuk,kemudian
Menuangkan alcohol dalam mangkuk kecil ,Kemudian ambil kapas
atau tissue yang dibasahi dengan alcohol 70% tadi jangan terlalu
banyak,Masukkan dalam wadah yang terdapat lalat buah,Tunggu
beberapa saat sampai lalat terbius,Setelah lalat terbius kita siapkan
media yang terbuat tadi,lalu diPilah menjadi lalat jantan dan betina
dengan perbandingan 6:2 dan 9:3,Telah sampai ditahap akhir
hingga lalat telah berkembang biak,dan Siap diambil perhitungan .

 Hasil yang didapat dari percobaan didapat hasil pada toples 1(9:3)
dengan jumlah lalat jantan 15 dan betina 20 sedangkan sesuai
warna mata didapat hasil lalat yang memiliki mata merah sejumlah
35 dan warna putih 0,pada toples dengan perbandingan 2(6:2)
menghasilkan lalat jantan 6 dan betina sebanyak 9 dengan warna
mata merah sebanyak 15 dan warna putih 0 dari hasil tersebut
didapatkan jumlah lalat jantan sebanyak 21 dan jumlah lalat betina
sebanyak29 sementara lalat yang memiliki warna merah 50 jumlah
lalat putih 0.
 Hewan yang digunakan dalam percobaan adalah Droposilla
melanogaster karena :
Lalat buah Drosophila melanogaster umum digunakan untuk
penelitian genetika karena:
1) mudah diperoleh, dipelihara, dan dibiakkan melanogaster populer
karena sangat mudah berkembang biak .
2) siklus hidupnya sangat pendek yaitu sekitar 2 minggu untuk
menyelesaikan seluruh daur kehidupannya
3) memiliki hanya 8 kromosom sehingga mudah diamati
4) mudah pemeliharaannya, serta memiliki banyak variasi fenotif yang
relatif mudah diamati.
5) Dalam siklus hidupnya, zigot dan embrio Drosophila berkembang
di dalam membran telur, menjadi larva kemudian berkembang
menjadi imago atau lalat dewasa.
 Adapun beberapa perbedaan Droposila melanogaster adalah
sebagai berikut:
Organ Kunci Ciri – ciri
Beti Jant
na an
Ujung Abdomen Memanjang & Membulat
meruncing
Jumlah Segmen 7 5
Abdomen
Sisir Kelamin Tidak ada 10 rambut kaku
berwarna hitam
dipermukaan distal
tarsus terakhir kaki
depan
(Gambar 10)

Pada pengamatan yang dilakukan cara membedakan lalat buah


jantan dan betina adalah dengan melihat perbedaan morfologi
antara lalat buah jantan dan lalat buah betina, walaupun tampak
sekilas keduanya sangat mirip. Menurut Cames (2015) pada lalat
buah jantan mempunyai ciri-ciri yaitu ujung abdomen membulat,
jumlah abdomen atau sekat pada perut ada 5 buah, dan terdapat
sisir kelamin berupa 10 buah rambut kaku berwarna hitam di
permukaan distal tarsus terakhir kaki depan. Sedangkan pada lalat
buah betina memiliki ciri-ciri yaitu ujung abdomen memanjang dan
meruncing, jumlah abdomen atau sekat pada perut ada 7 buah, dan
tidak memiliki sisir kelamin. Pada betina ujung abdomen yang
memanjang dan meruncing itu ternyata berfungsi untuk menusuk
buah muda berdaging dan untuk menyalurkan telurnya.

Ujung abdomen tersebut mengandung bahan serupa lapisan tanduk.


Selain itu, Menurut James (2001) terdapat perbedaan ciri pada lalat
buah jantan dan betina yaitu ukuran jantan lebih kecil dan
betinanya lebih besar. Berwarna kehitaman dan betinanya lebih
putih dan terang. Terdapat struktur unik pada kaki depan jantan
yaitu sexcomb dan tidak ada pada betina. Ukuran sayap jantannya
lebih pendek dan betina relatif lebih panjang.

Gambar 4.1. Perbedaan Drosophila jantan dan betina


(Sumber: https://www.carlsonstockart.com/photo/fruit-fly-drosophila-
male-female- illustration/)
V.KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum adalah sebagai berikut:


1. media yang paling bagus untuk pertumbuhan D. melanogaster adalah media
agar yang dicampur tape singkong Medium yang diperlukan oleh lalat buah
untuk tumbuh ialah medium kaya protein dan padat tidak banyak air. Media
dengan tepe singkong cukup kuat menahan pencairan yang disebabkan oleh
aktivitas larva, sehingga larva banyak ditemukan.
2. Lalat buah sering digunakan untuk penelitian dikarenakan beberapa
factor seperti mudah berkembang biak,siklus hidupnya relative cepat,dan
mudah untu penelitian.
3. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dari lalat
buah jantan dan betina serta pertumbuhan yang baik pada lalat buah
untuk berkemabang biak.
4. Terdapat struktur unik pada kaki depan jantan yaitu sexcomb dan tidak
ada pada betina. Ukuran sayap jantannya lebih pendek dan betina relatif
lebih panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina E., Mahdi N. & Herdanawati (2013). Perkembangan Metamorphosis


Lalat Buah (Drosophilla melanogaster) pada Media Biakan Alami
sebagai Referensi Pembelajaran pada Matakuliah Perkembangan
Hewan. Jurnal Biotik. 1 (1): 1-7. DOI:
http://dx.doi.org/10.22373/biotik.v1i1.207
Hartaty (2009). Penuntun Praktikum Genetika dan Evolusi. Jurusan Biologi
FMIPA UNM, Makassar.
Mayori Aurora,E, Susilawati, Ika Oksi,,Monohibridization with Different Media
Treatments on Fruit Flies (Drosophila melanogaster), FMIPA,
Universitas Lambung Mangkurat
Safitri D. & Bachtiat S. (2017). Pengaruh Penambahan Ragi pada Media
terhadap Perkembang Biakan Drosophila melanogaster. Jurnal
Biology Science & Education. 6 (1): 45-52. DOI:
http://dx.doi.org/10.33477/bs.v6i1.132
Suryo. (2008). Genetika Strata 1. UGM Press, Yogyakarta.
Taufika,R,2020,PERBEDAAN STRAIN DAN UMUR BETINA TERHADAP
JUMLAH KETURUNAN LALAT BUAH (Drosophila melanogaster
Meigen).POLITEKNIK PERTANIAN JEMBER,JAWA BARAT.
Wahyuni S. (2013). Pengaruh Maternal terhadap Viabilitas Lalat Buah
(Drosophila melanogaster Meigen) Strain Vestigial (vg). Skripsi.
Universitas Jember, Jember.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai