Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

ACARA 1

PENGENALAN Drosophila melanogaster

NAMA : RATU ALYA MUKHBITA

NIM : 221810401052

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2023
I. Tujuan
Tujuan dari praktikum Pengenalan Drosophila melanogaster
adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa mampu mengenal D. melanogaster mengetahui
alasan spesies ini digunakan sebagai animal model dalam
berbagai percobaan untuk mempelajari genetika
- Mahasiswa mampu mengetahui siklus hidup D.
melanogaster
- Mahasiswa mampu mengetahui media dan cara pembuatan
media pembiakan D. melanogaster
- Mahasiswa mampu mengetahui cara melakukan pembiusan
sebelum melakukan pengmatan D. melanogaster
II. Metode
2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Pengenalan
Drosophila melanogaster adalah sebagai berikut :
- Mikroskop stereo
- Cawan petri yang dilengkapi dengan kapas untuk membius
- Botol eterisasi
- Botol selai dengan tutup spons
- Kuas kecil
- Pisang ambon 550 gr
- Gula merah 150 gr
- Agar-agar 1 bungkus 7 gr
- Yeast / ragi 20 gr
- Aquadest 500 cc
2.2 Cara kerja

Cara Cara kerja yang dilakukan pada praktikum pengenalan


Drosophila melanogaster yaitu sebagai berikut:
2.2.1 Pembuatan media
Pisang dikupas lalu dimasukkan ke dalam blender

Ditambahkan aquadest dan diblender hingga halus

Dituangkan aquadest ke dalam wajan dan dipanaskan gula merah


hingga meleleh
Ditambahkan agar-agar lalu diaduk

Ditambahkan pisang yang sudah diblender tadi sambil diaduk,


kemudian adonan didinginkan selama ±20 menit.

Ditambahkan ragi sambil diaduk, lalu dimasukkan adonan ke


dalam botol kaca

Diletakkan kertas yang dilipat diatas adonan kemudian ditutup botol


kaca dengan spons yang sudah disterilisasi
2.2.2 Pembiusan
Ditambahkan 1-2 tetes larutan eter ke dalam cawan petri

Diambil lalat menggunakan aspirator, dengan dihisap ujung


aspirator yang besar dan ujung yang kecil dimasukkan ke dalam botol

Dimasukkan lalat ke dalam cawan petri yang diisi ether dan


ditunggu hingga pingsan

Lalat yang sudah pingsan diletakkan dibawah mikroskop, kemudian


diamati
III. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil
Hasil praktikum dalam praktikum Pengenalan Drosophila
melanogaster adalah sebagai berikut :
No. Gambar Keterangan
1 Gambar media pertumbuhan Media pembiakan
Drosophila
melanogaster
2 Gambar Etherisasi Drosophila
melanogaster
dilakukan pembiusan
untuk melakukan
pengamatan dan
perhitungan jumlah
keturunan Drosophila
maka lalat perlu
dibius terlebih dahulu
dengan
menggunakan ether
dengan dosis ringan.
3 Gambar hasil pengamatan Drosophila
melanogester
memiliki mata
bewarna merah,
tubuh bewarna
coklat,ekor bewarna
coklat yang
menandakan betina,
sayap berbentuk oval
memanjang dan
tubuh memiliki
rambut-rambut kecil.

3.2 Pembahasan
Lalat buah merupakan contoh serangga yang mengalami
metamorphosis sempurna yang keberadaan spesiesnya lebih kurang
4500 spesies. Hal tersebut dapat terjadi karena ukuran tubuhnya yang
kecil, cepat berkembang biak, siklus hidupnya singkat, mudah
dipelihara, dan makanannya mudah untuk didapat. Lalat buah memiliki
karakteristik yaitu tubuh berwarna coklat atau kuning, dan memiliki mata
yang berwarna merah. Lalat buah merupakan hewan yang memiliki
habitat kosmopolitan. Kosmopolitan memiliki pengertian yakni hwan
yang dapat hidup dimana saja sesuai dengan habitatnya. Lalat
berukuran kecil umumnya menyukai bunga, dan buah yang telah
matang. Lalat buah yang dewasa umumnya dapat dijumpai hidup
bergerombolan pada buah-buahan yang matang dan mengandung air,
misalnya buah pisang (Musa sp.), buah papaya (Carica papaya), dan
buah lainnya. Larva dari lalat buah tumbuh dan berkembang pada buah
yang telah membusuk (Agustina dkk., 2013).
Drosophila melanogaster atau dikenal sebagai lalat buah adalah
spesies lalat kecil yang sering digunakan dalam penelitian biologi dan
genetika karena berbagai karakteristik dan keunggulannya sebagai
organisme model. Karakteristik umum Drosophila melanogaster adalah
memiliki ukuran tubuh yang kecil sehingga sering disebut serangga kecil
yang memiliki panjang tubuh sekitar 2-3 milimeter. Lalat buah dewasa
biasanya berwarna kuning hingga coklat dengan garis-garis hitam pada
tubuh dan sayap serta memiliki mata yang besar dan berwarna merah
(Effendi & Rumah, 2020).
Drosophila melanogaster memiliki siklus hidup yang singkat, hanya
sekitar 10-14 hari dari telur hingga menjadi lalat dewasa. Ini
memungkinkan dapat melakukan penelitian genetika yang cepat. Lalat
buah ini dapat menghasilkan banyak keturunan dalam waktu singkat.
Seekor betina dapat menghasilkan ratusan telur dalam hidupnya.
Drosophila melanogaster adalah lalat pemakan buah, yang
menjadikannya mudah dipelihara dalam laboratorium dengan makanan
seperti sari buah dan ragi. Mereka memiliki kemampuan terbang yang
baik dan aktif dalam mencari makanan dan berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya. Lalat buah dapat ditemukan di seluruh dunia dan
biasanya hidup di dekat tumbukan buah-buahan yang membusuk
(Aurora & Susilawati, 2020).
Keanekaragaman jenis Drosophila spesies dari famili Drosophiladae
terdistribusi luas di dunia. Lebih dari 3800 spesies dari famili
Drosohiladae dilaporkan dari seluruh dunia. Klasifikasi Drosophila
melanogaster (Mahato and Gupta, 2018):
Kerajaan : Animalia (Hewan)
Filum : Arthopoda (Artopoda)
Kelas : Insecta (Serangga)
Ordo : Diptera (Lalat)
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Spesies : Melanogaster
Drosophila melanogaster banyak digunakan sebagai hewan pada
percobaan genetika karena beberapa alasan. Lalat buah hanya
memerlukan peralatan sederhana dan murah, mudah perawatannya,
tidak berbahaya, siklus hidup yang pendek, jantan dan betina mudah
dibedakan, imago memiliki kromosom raksasa (polytene) di kelenjar
saliva, betinanya mampu menghasilkan 500 telur, memiliki 3 pasang
autosom dan sepasang gonosom, dan variasi mutan banyak
(Suharsono dan Nuryadin, 2019). Lalat buah memiliki anatomi, fisiologi,
dan sistem organ yang kompleks seperti manusia. Selain itu, lalat buah
juga memiliki kemiripan genom sebesar 60% dengan manusia
(Mirzoyan et al, 2019).
Drosophila melanogaster memiliki siklus hidup yang sangat cepat,
dengan waktu generasi yang singkat (sekitar 10-14 hari dari telur hingga
dewasa). Ini memungkinkan penelitian genetika yang cepat dan efisien.
Lalat buah dapat menghasilkan banyak keturunan dalam waktu singkat
sehingga memungkinkan penelitian dalam jumlah besar. Genetika
Drosophila telah dipelajari secara mendalam dan banyak variasi genetic
yang dikenal termasuk mutasi yang dapat diidentifikasi dengan mudah.
Genom Drosophila melanogaster telah diurutkan dengan baik dan
banyak alat dan sumber daya genetika tersedia untuk mengeksplorasi
gen dan fungsi genetiknya. Banyak mekanisme genetic yang ditemukan
pada Drosophila melanogaster juga berlaku untuk manusia (Suharsono
dan Nuryadin, 2019).
Metamorfosis lalat buah dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan
seperti suhu, kelembaban, dan faktor makanan yang tersedia. Sumber
makanan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh untuk
menentukan jumlah hewan yang hidup pada habitatnya. Media yang
digunakan pada praktikum yakni pisang ambon. Keberadaan lalat buah
pada pisang disebabkan tingginya kadar air yang dihasilkan dari buah
tersebut (Suharsono dan Nuryadin, 2019).
Drosophila melanogaster menurut literatur Oktary dkk., (2015)
menjelaskan bahwa memiliki daur hidup yaitu mengalami
metamorphosis sempurna yang artinya siklus hidupnya dimulai dari
telur, bentuk dari larvanya seperti cacing, pupa, lalu muncul (eclosure)
yakni sebagai lalat dewasa. Metamorfosis dari lalat ini memiliki
kesamaan dengan metamorphosis kupu-kupu. Tahap larva memiliki tiga
instar atau yang dapat disebut dengan molting.
Siklus hidup Drosophila melanogaster atau lalat buah adalah siklus
hidup yang relatif singkat dan telah menjadi alat yang sangat berguna
dalam penelitian genetika dan biologi. Waktu serangga ini ditetaskan
dari telur, dihasilkan serangga yang tidak memiliki wujud sama dengan
serangga dewasa. Lalat buah (Drosophila melanogaster) tergolong
holometabola, memiliki periode istirahat yaitu dalam fase pupa.
Perkembangan lalat buah (Drosophila melanogaster) mengalami
metamorfosis sempurna yaitu melalui fase telur, larva, pupa dan lalat
buah (Drosophila Melanogaster) dewasa. Lalat betina setelah
perkawinan menyimpan sperma di dalam organ yang disebut
spermatheca (kantong sperma). Lalat jantan dan betina adalah diploid.
Setiap kali pembelahan meiosis dihasilkan 4 sperma haploid di dalam
testis lalat jantan dewasa sedangkan pada lalat betina dewasa hanya
dihasilkan 1 butir telur dari setiap kali pembelahan (Oktary dkk, 2015).
Siklus hidup dimulai dengan penempatan telur oleh betina. Betina
meletakkan telur di atas substrat yang cocok, seperti buah yang
membusuk atau media nutrisi dalam laboratorium. Telur Drosophila
berbentuk silindris dan transparan. Telur Drosophila memiliki panjang
kira-kira setengah millimeter. Selama beberapa hari, telur menetas
menjadi larva. Larva Drosophila adalah bentuk yang paling aktif dalam
mengkonsumsi makanan. Larva melalui tiga instar, yang merupakan
tahapan pertumbuhan berbeda-beda. Pada setiap instar, larva tumbuh
dan mengganti kulitnya. Larva sangat aktif dan termasuk rakus dalam
makan, sehingga larva tersebut bergerak pelan pada media biakan
(Oktary dkk, 2015).
Tiga instar dari larva memasuki tahap pupa. Tahap ini Drosophila
melakukan metamorfosis dramatis. Pupa adalah stadium diam dan tidak
makan. Di dalam pupa, organ-organ dewasa mulai terbentuk dan
berkembang. Diatas dari empat hari, tubuh pupa tersebut sudah siap
dirubah bentuk dan diberi sayap dewasa, dan akan tumbuh menjadi
individu baru setelah 12 jam (waktu perubahan fase diatas berlaku untuk
suhu 25 °C. Setelah beberapa hari dalam pupa, Drosophila keluar
sebagai lalat dewasa yang siap berkembang biak. Lalat dewasa memiliki
sayap yang berkembang dengan baik dan kemampuan untuk
berkembang biak. Lalat dewasa aktif mencari makanan, berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya, dan berpotensi untuk berkembang biak.
Lalat dewasa betina dan jantan berpotensi untuk berkembang biak.
Betina meletakkan telur yang akan menjadi generasi berikutnya. Siklus
hidup kemudian berulang kembali dari tahap telur saat larva baru
menetas dari telur yang baru diletakkan oleh betina (Oktary dkk, 2015).
Siklus hidup Drosophila melanogaster dapat selesai dalam waktu
sekitar 10-14 hari, tergantung pada suhu dan kondisi lingkungan.
Kecepatan siklus hidup yang singkat ini memungkinkan penelitian
genetika yang cepat dan efisien, sehingga Drosophila melanogaster
telah menjadi organisme model yang sangat berguna dalam studi-studi
genetika dan biologi perkembangan (Oktary dkk, 2015).
Proses perkembangbiakan yang dikenal dengan fekunditas ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, utamanya ialah ketersediaan sumber
makanan. Idealnya media tumbuh yang digunakan berupa media kultur
standar yang terdiri atas campuran pisang raja, gula merah, tape dan
ragi untuk biakan lalat buah karena mengandung air, karbohidrat,
sumber energi, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen serta hidrogen yang baik
untuk pertumbuhan lalat buah (Waihaming dkk, 2022).
Media nutrisi dapat berupa sapi buah atau campuran sari buah
dengan ragi dan gula. Media ini akan digunakan untuk memberi makan
lalat dewasa dan telur yang akan diletakkan oleh betina. Untuk memulai
pembiakan, lalat dewasa harus diisolasi terlebih dahulu. Ini dapat
dilakukan dengan mengumpulkan lalat dewasa dari kultur sebelumnya
atau dengan membiarkan lalat dewasa keluar dari pupa dalam kotak
pembiakan.Lalat dewasa dapat dijebak dalam kotak pembiakan yang
berisi media nutrisi. Kotak pembiakan memiliki lubang-lubang kecil yang
memungkinkan lalat masuk dan keluar tetapi tidak dapat melarikan diri.
Setelah lalat dewasa berada dalam kotak pembiakan, betina dapat mulai
meletakkan telur. Betina meletakkan telur di atas media nutrisi, dan telur
ini akan menetas menjadi larva dalam beberapa hari (Waihaming dkk,
2022).
Larva yang menetas dari telur dapat dipisahkan dari lalat dewasa
dengan mentransfer media nutrisi yang mengandung larva ke wadah
terpisah. Ini mencegah lalat dewasa memakan larva. Larva memakan
media nutrisi dan tumbuh selama beberapa hari. Selama periode ini,
mereka melewati tiga instar (tahap pertumbuhan berbeda) dan
mengganti kulit mereka. Setelah larva mencapai tahap ketiga, mereka
akan memasuki tahap pupa. Pada tahap ini, mereka tidak makan dan
berhenti berkembang biak. Pupa adalah fase persiapan untuk menjadi
lalat dewasa. Setelah beberapa hari dalam pupa, lalat dewasa akan
keluar. Lalat dewasa yang baru keluar harus segera dipindahkan ke
kotak pembiakan baru untuk mencegah mereka berkembang biak
dengan lalat dewasa yang telah lebih dulu di dalam kotak (Waihaming
dkk, 2022).
Handling Drosophila melanogaster, atau lalat buah, dalam
lingkungan laboratorium memerlukan perhatian khusus untuk
memastikan kondisi yang tepat untuk pemeliharaan dan penelitian.Lalat
buah biasanya dipelihara dalam wadah khusus yang disebut "vial" atau
"bottle." Wadah ini biasanya terbuat dari plastik atau kaca. Wadah harus
memiliki tutup yang dilubangi untuk me berikan aerasi dan
memungkinkan pertukaran udara, tetapi cukup kecil sehingga lalat tidak
dapat lepas. Media nutrisi seperti sari buah atau campuran sari buah
dengan ragi dan gula ditempatkan di dalam vial sebagai makanan untuk
lalat. Media nutrisi harus disiapkan dengan hati-hati dan steril untuk
menghindari kontaminasi. Pengelompakan dari lalat dewasa dan larva,
dapat menggunakan alat seperti kuas kecil atau alat penghisap lalat
(aspirator).
Eksperimen yang dilakukan mungkin perlu memisahkan lalat
berdasarkan jenis kelamin atau genotip. Ini bisa dilakukan dengan
mengidentifikasi karakteristik fisik tertentu atau dengan teknik genetik.
Lalat dapat dipindahkan dari wadah satu ke wadah lain dengan
menggunakan alat seperti pipet atau sikat kecil. Ini dapat dilakukan
untuk memindahkan lalat dewasa, larva, atau pupa. Lalat buah biasanya
dipelihara pada suhu sekitar 25°C. Suhu yang konstan penting untuk
menjaga siklus hidup yang stabil. Kelembaban yang cukup juga harus
dipertahankan. Mengganti media nutrisi perlu diganti secara berkala,
terutama jika sudah terkontaminasi oleh bakteri atau jamur.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, E., N. Mahdi., dan Herdanawati. (2013). Perkembangan
metamorphosis lalat buah (Drosophilla melanogaster) pada media
biakan alami sebagai referensi pembelajaran pada matakuliah
perkembangan hewan. Jurnal Biotik, 1(1): 1-66.
Aurora, M. E. M., & Susilawati, I. O. (2020). Monohibridization with different
media treatments on fruit flies (Drosophila melanogaster). Jurnal
Biologi Tropis, 20(2): 263-269.

Effendi, Y., & Rumah, P. P.2020. Buku ajar genetika dasar. Jawa Tengah:
Pustaka Rumah C1nta.

Mahato, S.P. and K.K. Gupta. 2018. Species diversity status of family
Drosophilidae at Hazaribag, Jharkhand, India. International Journal
of Zoology Studies. 3(1) :103-106.
Mirzoyan, Z., M. Sollazzo, M. Allocca, A.M. Valenza, D. Grifoni and P.
Bellosta. 2019. Drosophila melanogaster: A Model Organism to
Study Cancer. Frontiers in Genetics. 10(51) :1-16.
Oktary, A.P., M. Ridhwan dan Armi. 2015. Ekstrak Daun Kirinyuh
(Eupatorium Odoratum) Dan Lalat Buah (Drosophila Melanogaster).
Jurnal Serambi Akademica. 3(2) : 335-342.
Suharsono dan E. Nuryadin. 2019. Pengaruh Suhu Terhadap Siklus Hidup
Lalat Buah (Drosophila Mel Anogaster). Jurnal Bioeksperimen. 5(2)
: 115-120.
Waihaming, W.S., C. Roini, N. Papuangan dan Suparman. 2022.
Pengaruh Media Kultur Pisang Lokal Ternate Terhadap Fekunditas
Lalat Buah (Drosophila Melanogaster Meigen 1979) Strain Normal.
Jurnal Bioedukasi. 5(1) : 59-63.

Anda mungkin juga menyukai