Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

Nama : Muh. Taqwin

NIM : 1814041015

Kelompok : IV

Kelas : Pendidikan Biologi A

Asisten : Andi Basliahwanti Murti

Koordinator Asisten : Suhardi Aldi

Dosen Penanggung Jawab : Dr. Adnan M.S

JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Perkembangan Hewan yang berjudul


“Metamorfosis” disusun oleh :
nama : Muh. Taqwin
NIM : 1814041015
kelas : Pendidikan Biologi A
kelompok : IV
telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten dan koordinator asisten, maka laporan
ini dinyatakan telah diterima.

Makassar, Oktober 2019


Koordinator Asisten Asisten

Suhardi Aldi Andi Basliahwanti Murti


NIM. 1614042011 NIM.

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Drs. H. Adnan, M.S


NIP. 19650201 198803 1 003
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
metamorfosis yaitu proses perkembangan biologi yang terjadi pada
makhluk hidup melibatkan perubahan penampilan fisik atau struktur sesudah
kelahiran. Perubahan yang terjadi pada fisik diakibatkan oleh pertumbuhan dan
diferensasi sel secara radikal maupun dinamik. Metamorfosis umumnya terjadi
pada fase yang berbeda, seperti dimulai dari telur, larva atau nimfa, terkadang
juga sering melewati fase pupa dan berakhir menjadi imago atau dewasa.
Terdapat dua jenis metamorfosis yang dapat dibedakan yaitu metamorfosis
sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Baik metamorfosis sempurna dan
tidak sempurna memula fase kehidupan dari tahap telur ke tahap dewasa.
Metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang terdiri dari empat tahap:
telur, larva, pupa, dan dewasa. Sedangkan, metamorfosis tidak sempurna terdiri
dari tiga tahap: telur, nimfa, dan dewasa. Perbedaan utama yang dapat dilihat
yaitu metamorfosis sempurna memiliki cirikhas pada saat fase larva akan
nampak sangat aktif saat dan rakus mengkonsumsi makanan, dan saat fase pupa
akan nampak tidak aktif. Sedangkan Metamorfosis Tidak Sempurna terdiri dari
nimfa, yang menyerupai miniatur dewasa. Metamorfosis lengkap terjadi pada
tawon, semut, dan kutu sementara metamorfosis yang tidak sempurna terjadi
pada rayap, belalang sembah, dan kecoak.
Dengan begitu pada praktikum kali ini akan di amati bagaimana proses
metamorphosis yang terjadi pada lalat buah. Dengan di adakanya pengamatan
ini, maka kita mampu memahami bagaimana siklus hidup dari lalat buah yang
termasuk dalam metamorphosis sempurna di mana bentuk larva sangat jauh
berbeda dengan bentuk imagonya. Serangga yang hanya melakukan
metamorfosis sempurna (holometabolisme) melalui fase larva, lalu memasuki
fase tidak aktif yang disebut pupa atau chrysalis, dan akhirnya menjadi
imago. Suatu metamorfosis yang sempurna melewati tahapan berupa telur-
larva-pupa-imago (dewasa).
B. Tujuan Praktikum
1. Mengamati tahapan-tahapan metamorfosis
2. Mengetahui tahapan-tahapan metamorphosis
C. Manfaat Praktikum
1. Dapat mengamati langsung tahapan-tahapan metamorphosis
2. Agar mengetahui tahapan-tahapan yang berlangsung untuk proses
metamorphosis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Drosophila melanogaster merupakan hewan tidak bertulang belakang


(invertebrate) dengan ukuran tubuh sekitar 3 mm. Genom serangga family
Drosophilidae ini berukuran sekitar 180 MB (megabasa) yang tersebar pada empat
kromosom. Dengan jumlah kromosom yang sedikit, D. melanogaster kemudian
menjadi organisme pilihan untuk mempelajari mekanisme penyusunan gen pada
kromosom, pengaturan aktivitas dan fungsi gen, serta pola mutasi pada organisme
eukariotik sederhana. Walaupun memiliki genom yang sederhana, lalat buah D.
melanogaster diperkirakan memiliki kemiripan genetik dengan manusia sebesar
75 %. Hal inilah yang mendasari potensi penggunaan lalat buah Drosophila
melanogaster sebagai organisme model dalam riset mekanisme penyakit dan
penemuan obat. Selain Bakteri dan Cacing tanah, lalat juga merupakan salah satu
hewan pengurai yang dapat mengurai limbah rumah tangga, ini sangat penting
untuk mengurangi sampah bumi. Ketika larva tersebut sibuk menggerogoti luka ia
juga sekaligus beraksi untuk membersihkan kulit mati (Nainu, 2018).
Lalat buah adalah serangga yang berasal dari sub ordo Cyclorrapha.
Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk berdasarkan ukuran antenanya,
lalat berantena pendek, sedangkan nyamuk berantena panjang. Lalat umumnya
mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang berguna untuk
menjaga stabilitas saat ia terbang. Lalat sering hidup diantara Manusia dan
sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit yang serius.Lalat disebut penyebar
penyakit karena setiap ekor lalat yang hinggap disuatu tempat maka kurang lebih
125.000 kuman yang ikut terjatuh di tempat itu. Lalat sangat mengandalkan
penglihatan untuk dapat bertahan hidup. Mata majemuk yang dimiliki oleh lalat
terdiri atas ribuan lensa yang sangat peka terhadap gerakan (safitri, 2017).
Lalat buah (Drosophila melanogaster) tergolong serangga, pada umumnya
ringan dan memiliki eksoskeleton atau integumen yang kuat. Jaringan otot dan
organ-organ terdapat di dalamnya. Di seluruh permukaan tubuhnya, integumen
serangga memiliki berbagai syaraf penerima rangsang cahaya, tekanan, bunyi,
temperatur, angin dan bau. Pada umumnya serangga memiliki 3 bagian tubuh
yaitu kepala, toraks dan abdomen. Kepala berfungsi sebagai tempat dan alat
masukan makanan dan rangsangan syaraf, serta untuk memproses informasi
(otak). Lalat memiliki tipe mulut spons pengisap. Toraks yang terdiri atas tiga
ruas memberikan tumpuan bagi tiga pasang kaki (sepasang pada setiap ruas), dan
jika terdapat sayap, dua pasang pada ruas kedua dan ketiga. Fungsi utama
abdomen adalah untuk menampung saluran pencernaan dan alat reproduksi.
Saluran pencernaan serangga terbagi menjadi tiga wilayah yaitu stomodaeum,
proctodaeum dan mesenteron. Saluran pencernaan tersebut terbentuk pada saat
embrio. Stomodeum terdiri dari pharing, esophagus, crop, proventrikulus dan
kelenjar ludah. Mesenteron terdiri dari gastric kaeka, ventrikulus, membrane
peritropik. Proktodeum terdiri dari tabung malphigi, ileum, colon, rektum dan
anus (Oktary, 2015).
Ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan serangga. Pertama,
faktor dalam yang meliputi kemampuan berkembang biak, perbandingan jenis
kelamin, sifat mempertahankan diri dan siklus hidup. Faktor kedua yaitu, faktor
luar yang meliputi suhu, kelembaban, cahaya, pakan atau nutrisi serta predator.
Lalat buah termasuk dalam ordo dipteral yang mengalami metamorphosis
sempurna (holometabola) dengan empat stadium perkembangan yaitu telur – larva
– pupa – imago. Telur-telur lalat buah diletakkan oleh betina dewasa dalam
jaringan buah (Wahyuni, 2011).
Bactrocera dorsalis merupakan jenis lalat buah yang ditemukan pada
semua jenis buah pekarangan (belimbing segi, jambu air dan jambu biji) yang
dikoleksi di desa. Hal ini sangat terkait dengan sifat dariB. Dorsalis yang
merupakan serangga polifag dan memiliki sebaran yang luas. B.dorsalis
menyerang beberapa jenis buah pekarangan seperti belimbing segi, jambu air,
jambu biji dan mangga. Selain itu, lalat buah ini juga menginfeksi beberapa jenis
buah-buahan tanaman hortikultura seperti cabe rawit, cabe merah dan tomat.Lalat
buah B.dorsalis merupakan hama yang berasal dari daerah tropis yang mampu
menyerang hampir semua jenis buah-buahan dan beberapa tanaman yang di
singgahinya (Suwarno, 2018).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : Rabu, 02 Oktober 2019


Pukul : 14.10-15.50
Tempat : Laboratorium Kebun Percobaan Biologi

B. Alat dan Bahan

1. Alat
a. Blender/mixer
b.Botol selai 3 buah
c. Sumbat gabus
d.Corong
e. Wajan
2. Bahan
a. Gula merah (150 gr)
b. Pisang ambon (500 gr)
c. Agar-agar putih (2 pcs)
d. Fungisida (7 cc)
e. Alcohol (70%)
f. Air (478 ml)
g. Serbet (3 lembar)

C. Prosedur Kerja

Membuat medium dengan


Menimbang bahan-bahan
mencampurkan air, gula merah
sesuai dengan takarannya
dan pisang yang telah ditimbang
kedalam wajan untuk di didihkan.

Setelah mendidih, masukkan


medium ke dalam botol selai Setelah mendidih,
dengan tinggi 2 cm. masukkan tambahkan 2 bungkus agar-
lipatan serbet kedalamnya agar dan juga 7 cc fungisida
kemudian tutup. dan tunggu hingga
mendidih kembali.
Jika sudah terdapat lalat
Tempatkan botol pada buah di dalam botol,
daerah yang sering di diamkan dan tutup selama 1
hinggapi lalat buah. hari, kemudian lepaskan
lalat buah .
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Foto pengamatan Keterangan


1. Sebelum dimasukkan lalat
2. Setelah dimasukkan lalat, dan
berjamur. Tidak di temukan lalat
1

B. Pembahasan
metamorfosis merupakan proses perkembangan biologi yang terjadi pada
makhluk hidup melibatkan perubahan penampilan fisik atau struktur sesudah
kelahiran. Perubahan yang terjadi pada fisik diakibatkan oleh pertumbuhan dan
diferensasi sel secara radikal maupun dinamik. Metamorfosis umumnya terjadi
pada fase yang berbeda, seperti dimulai dari telur, larva atau nimfa, terkadang
juga sering melewati fase pupa dan berakhir menjadi imago atau dewasa.
Ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan serangga. Pertama,
faktor dalam yang meliputi kemampuan berkembang biak, perbandingan jenis
kelamin, sifat mempertahankan diri dan siklus hidup. Faktor kedua yaitu, faktor
luar yang meliputi suhu, kelembaban, cahaya, pakan atau nutrisi serta predator.
Lalat buah termasuk dalam ordo dipteral yang mengalami metamorphosis
sempurna (holometabola) dengan empat stadium perkembangan yaitu telur –
larva – pupa – imago. Telur-telur lalat buah diletakkan oleh betina dewasa
dalam jaringan buah
Terdapat dua jenis metamorfosis yang dapat dibedakan yaitu metamorfosis
sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Baik metamorfosis sempurna dan
tidak sempurna memula fase kehidupan dari tahap telur ke tahap dewasa.
Metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang terdiri dari empat tahap:
telur, larva, pupa, dan dewasa. Sedangkan, metamorfosis tidak sempurna terdiri
dari tiga tahap: telur, nimfa, dan dewasa. Perbedaan utama yang dapat dilihat
yaitu metamorfosis sempurna memiliki cirikhas pada saat fase larva akan
nampak sangat aktif saat dan rakus mengkonsumsi makanan, dan saat fase pupa
akan nampak tidak aktif. Sedangkan Metamorfosis Tidak Sempurna terdiri dari
nimfa, yang menyerupai miniatur dewasa.
pada pengamatan kali ini terjadi kesalahan dan menyimpang dari hasil, di
mana pada hasil akhir tidak di temukan larva. Kemungkinan gagalnya karena :
1. Tempat yang kurang steril, menyebabkan media berjamur
2. Terlalu sering terkontaminasi dengan cahaya, atau sering di buka, sehingga
jamur dapat berkembang di dalam media tersebut.
3. Pemakaian fungususda yang kurang sehingga jamur mudah berkembang
biak
4. Larvanya tidak berkembang baik karna media yang berjamur.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pengamatan kali ini, dapat di simpulkan bahwa, metamorfosis
merupakan proses perkembangan biologi yang terjadi pada makhluk hidup
melibatkan perubahan penampilan fisik atau struktur sesudah kelahiran.
Perubahan yang terjadi pada fisik diakibatkan oleh pertumbuhan dan
diferensasi sel secara radikal maupun dinamik. Metamorfosis umumnya terjadi
pada fase yang berbeda, seperti dimulai dari telur, larva atau nimfa, terkadang
juga sering melewati fase pupa dan berakhir menjadi imago atau dewasa.
B. Saran
1. Kepada praktikan: sebaiknya kedisiplinan para praktikan lebih
ditingkatkan agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar.
2. Kepada Asisten: sebaiknya asisten lebih memperhatikan para
praktikannya.
3. Kepada Kepala Laboran: sebaiknya laboran menyiapkan alat dan bahan
yang lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Nainu, Firzan. 2018. Penggunaan Drosophila melanogaster Sebagai Organisme


Model Dalam Penemuan Obat. Jurnal Farmasi Galenika. Vol : 4 (1) : 50 -
67

Oktary, Putri, A., Ridhwan, M., Armi. 2015. Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium
Odoratum) Dan Lalat Buah (Drosophila Melanogaster). Serambi
Akademica. Vol : 3 (2) : 335 – 342.

Dian Safitri, dan Suhaedir Bachtiat, 2017. PENGARUH PENAMBAHAN RAGI


PADA MEDIA TERHADAP PERKEMBANG BIAKAN Drosophila
melanogaster Jurnal Biology Science & Education BIOLOGI SEL vol. 6
no.(1) issn 2252-858x/e-ISSN 2541-122: 45

SuwarnoSuwarno,Lia Arianti, Saida Rasnovi1, Yekki Yasmin, dan Muhammad


Nasir, 2018. Inventarisasi Lalat Buah (Diptera: Tephritidae) pada Buah-buahan di
Kota Jantho, Aceh Besar. Jurnal Bioleuser Vol. 2, No. (1):5-11

Wahyuni, Sri, Eka. 1996. Pertumbuhan Lalat Buah (Drosopilla Sp.) Pada
Berbagai Media Dan Sumbangannya Pada Pembelajaran Biologi Di Sma.
Pontianak : Universitas Tanjungpura

Anda mungkin juga menyukai