Anda di halaman 1dari 19

KARAKTERISASI MORFOLOGI ORGAN VEGETATIF JERUK

KALAMANSI (Citrus Microcarpa Bunge) DI DESA KAYU PUTIH DAN

INTEGRITASINYA SEBAGAI PENUNTUNPRAKTIKUM PADA MATA

KULIAH MORFOLOGI TUMBUHAN

PROPOSAL

OLEH :

SALAMA IFAMUT

NIM. 2017-40-092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN

MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS

KEGURUAN DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON

2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis dengan berbagai jenis jeruk

yang banyak dijumpai dan dibudidayakan mulai dari dataran rendah hingga

dataran tinggi. Bahkan beberapa jenis jeruk tersebut telah menjadi unggulan

daerah maupun nasional (Martasari dan Mulyanto, 2008). Jeruk Kalamansi

merupakan salah satu tanaman dalam keluarga Rutaceae, yang telah di

kembangkan, dan popular di seluruh Asia tenggara, terutama Filipina. Jeruk ini

terdapat di daerah Sulawesi dengan sebutan “jeruk cui’’, dan di Maluku yang

dikenal dengan nama “lemon cina’’ Dalam pemanfaatannya, masyarakat

menggunakan sebagai pemberi cita rasa asam pada masakan. Dari segi budidaya,

hampir sebagian besar masyarakat menanam lemon cina pada pekarangan

(Rahangmetan et al, 2021).

Jeruk kalmansi memiliki kemampuan adaptasi yang baik sehingga dapat

tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan (Adelina et al., 2017) Namun,

Perbedaan lingkungan tumbuh mempengaruhi sifat-sifat termasuk morfologinya

Jeruk Kalamansi (Citrus microcarpa Bunge) merupakan salah satu tanaman dalam

keluarga Rutaceae, yang telah di kembangkan, dan popular di seluruh Asia

tenggara, terutama Filiphina. Jeruk ini terdapat di daerah Sulawesi dengan sebutan

“jeruk cui’’, dan di Maluku yang dikenal dengan nama “lemon cina’’ Dalam

pemanfaatannya, masyarakat menggunakan sebagai pemberi cita rasa asam pada

2
masakan. Dari segi budidaya, hampir sebagian besar masyarakat menanam lemon

cina pada pekarangan (Rahangmetan et al, 2021). Masa panen jeruk kalamansi

tergolong pendek yakni 6 bulan sejak masa tanam, sehingga sudah banyak petani

yang membudidayakan dengan luas lahan oleh pengrajin sirup dan sisanya dijual

di pasar sebagai pelengkap bumbu dapur (Ahamad,2021).

Untuk pengembangan lebih lanjut pada upaya budidaya yang efektif dan

efisien perlu dilakukan kegiatan karakterisasi. Karakterisasi sebagai tahapan awal

setelah koleksi sumber daya genetik merupakan tahapan penting dalam upaya

untuk mencari karakter yang unggul. Salah satu sifat yang dapat dikarakterisasi

adalah morfologis baik pada organ vegetatif maupun organ generatif. Perbedaan

karakter morfologis dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan akan

berdampak pada mekanisme fisiologis tanaman.Menurut Ismail (2006),

lingkungan merupakan suatu faktor penentu keragaman dari suatu populasi

tanaman pada sebuah daerah. Faktor lingkungan dapat berupa ketinggian, curah

hujan, suhu dan kelembaban.

Berdasarkan hasil survei, jeruk kalamansi hampir tersebar di seluruh

desa/kelurahan di kota Ambon. Hal ini disebabkan tanaman ini dibudidayakan

oleh masyarakat setempat baik pada pekarangan maupun di kebun,termasuk Desa

Kayu Putih. Masyarakat di Desa Kayu Putih juga banyak yang mengomsumsi dan

menanam tanaman jeruk kalamansi di kebun maupun pekarangan rumah mereka,

bahkan memiliki keinginan untuk melakukan budidaya berkelanjutan yang dapat

mendukung pendapatan. Untuk mencapai hal ini, maka pengetahuan secara

biologi tentang karakterisasi tanaman perlu dilakukan untuk memperoleh sifat


3
yang unggul dan dapat di kembangkan. Sejauh ini belum ada laporan ilmiah

tentang sifat-sifat tanaman tersebut di Desa Kayu Putih, terutama aspek-aspek

morfologisnya. Padahal pengetahuan aspek-aspek morfologi penting untuk

mendukung budidaya berkelanjutan, bukan hanya untuk konsumsi rumah tangga

tapi juga untuk skala produksi melalui budidaya dalam skala besar. Oleh karena

itu, penulis melakukan penelitian dengan judul “Karakterisasi Morfologis Organ

Vegetatif Tanaman Jeruk Kalamansi (Citrus microcarpa Bunge) di Desa Kayu

Putih.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik

morfologis organ vegetatif jeruk kalamansi di Desa Kayu Putih ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

karakteristik morfologis organ vegetatif jeruk kalamansi di Desa Kayu Putih.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoriti : Sebagai sumber informasi untuk memperkaya keragaman

ilmu pengetahuan biologi khususnya mata kuliah Morfologi Tumbuhan

dan Botani Tumbuhan Tinggi

2. Manfaat praktis : Sebagai informasi untuk mengetahui karakter jeruk

kalamansi yang unggul untuk dibudidayakan dan di konsumsi oleh

masyarakat

4
E. Ruang Llingkup Penelitian

1. Pada lokasi di pilih 5 pohon jeruk kalamansi dengan kriteria tanaman

dewasa ukuran pohon (3-6 meter).

2. pohon diambil 20 daun untuk pengamatan mengenai ukuran dan warna daun

(standar IPGR/ International Plant Genetic Recures1999).

F. Penjelasan Istilah

Berkaitan dengan penulisan ini, terdapat beberapa istilah yang perlu di

jelaskan agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran terhadap judul sebagai

berikut:

1. Karakterisasi merupakan kegiatan mengidentifikasi sifat-sifat penting yang

menjadi penciri dari jenis tanaman (Hanafi 2020).

2. Morfologis merupakan sifat dari bentuk atau wujud suatu organisme terutama

tumbuhan dan hewan. Sehingga, dengan itu dapat di gambarkan wujud atau

bentuk tumbuhan yang di beri nama itu (Hidayati, 2015).

3. Organ vegetatif merupakan organ pada tumbuhan yang dapat di lihat tanpa

menggunakan alat bantu dan membantu tumbuhan dalam pertumbuhan secara

vegetatif atau aseksual (tidak langsung). Organ vegetatif terdiri dari akar,

batang, dan daun (Dhaniaputri & Irawati, 2018).

4. Jeruk kalamansi adalah tanaman yang termasuk dalam keluarga Rutaceae.

Jeruk kalamansi sering di gunakan sebagai penambah rasa masakan dan kaya

akan mineral dan vitamin C (Andriani & Aleksander, 2016).

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Jeruk Kalamansi

Jeruk kalamansi merupakan buah konsumsi yang sangat populer di Kota

Ambon. Buah jeruk kalamansi memiliki kulit dengan permukaan halus dan

berpori minyak, berwarna kuning, atau berwarna hijau kekuning-kuningan. Buah

jeruk kalamansi relatif sangat kecil di banding jeruk jenis lain, berbau khas dan

sering di pakai sebagai bumbu masakan (Jamal et al., 2000).

Tanaman ini tumbuh mencapai ketinggian 3-5 m. Secara umum, bentuk

tajuk pohon jeruk ada dua variasi yaitu menyebar dan tegak. Tajuk pohon jeruk di

katakan menyebar karena memiliki percabangan cenderung ke samping,

percabangannya lebih banyak, hingga menutupi batang dan memiliki ranting

ranting kecil dengan daun yang lebat, pohon jeruk yang berbentuk menyebar

biasanya lebih banyak menghasilkan buah dan memiliki bunga yang sehat

(Tobing, 2013). Organ vegetatif tanaman jeruk kalamansi terdiri dari akar, batang,

dan daun.

Habitus jeruk kalamansi dapat dilihat pada gambar 2.1

6
Gambar 2.1 Habitus dari jeruk kalamansi di Desa Kayu putih

(dokumentasi pribadi,2021)

Tanaman jeruk memiliki akar tunggang dan akar serabut (akar rambut).

Akar tanaman ini tumbuh cukup dalam bisa mencapai kedalaman 4 meter lebih.

Akar serabut tumbuh agak dangkal, akar serabut (akar lateral) memiliki 2 tipe,

yaitu akar cabang yang berukuran besar dan akar serabut yang berukuran kecil

(Cahyono, 2005).

Batang tanaman jeruk berkayu dan neras. Batang jeruk tumbuh tegak dan

memiliki percabangan serta ranting yang jumlahnya banyak, sehingga dapat

membentuk mahkota yang tinggi hingga mencapai 15m (Adelina et al., 2017).

Secara umum, daun jerkuk berwarna hijau tua sampai hijau cerah dan

terkesan tebal. Jika daun itu diperas akan menimbulkan aroma sesuai dengan jenis

jeruknya. Tulang daun berbentuk menyirip beraturan, tetapi ada juga

berselangseling. Tepian daun bergerigi dengan ukuran gerigi ada yang besar dan

ada yang kecil. Bentuk fisik daun oval, meruncing, tetapi ada juga oval tumpul

dan membulat. Lembaran daun (petiolus) kecil terletak dekat dengan tangkai

7
daun. Tetapi ada juga daun yang tidak memiliki petiolus. Permukaan daun sekilas

terlihat mengkilap, karena dilapisi oleh kutikula yang mengandung sedikit pektin

sehingga tetesan air hujan cepat meluncur (Putri, 2012). Secara taksonomi, urutan

takson dari jeruk kalamansi sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Sapindales

Keluarga : Rutaceae

Marga : Citrus

Jenis :Citrus microcarpa Bunge (Rasgita, 2020).

Di Indonesia, Jeruk ini disebut dengan sebutan jeruk kesturi ,jeruk

potong ,kesturi, jeruk potong, jeruk peras, jeruk kalamansi, lemong cui. Nama

Asing dari jeruk ini adalah calamondin,china organge ,dan golden lime (Setiada

dan Parimin,2004).

B. Syarat Tumbuh Jeruk Kalamansi

Tumbuhnya individu suatu spesies tanaman sanggat di tentukan oleh faktor

lingkunggan baik biologi faktor fisik maupun biologi.Faktor fisik yang

mempengaruhi seperti iklim, air, kandungan hara tanah. Faktor biologi yang

mempengaruhi diantaranya hama dan penyakit tanaman jeruk (Darmayanti, 2015).

Tanah yang sesuai akan menjadikan tanaman jeruk subur. Tipe tanah yang cocok

8
untuk pertumbuhan jeruk adalah lempung sampai lempung berpasir (Soelarso,

1996)

Menurut BPPPT (2000), syarat tumbuh tanaman jeruk terdiri dari tiga faktor

yakni iklim, media tanam, dan ketinggian tempat. Faktor pertama adalah iklim:

bulan basah yang diperlukan 5-9 bulan tergantung pada spesiesnya, temperatur

optimal antara 20-35ºC, kelembaban optimum sekitar 70-80º, tumbuh dengan baik

pada kondisi pencahayaan penuh.

Faktor kedua adalah media tanam: jenis tanah andosol dan latosol sangat

cocok untuk budidaya jeruk dengan pH tanah sebesar 5.5-6.5, kedalaman air tanah

optimal sebesar 150-200 cm di bawah permukaan tanah, dan kemiringan lahan

sekitar 30º. Faktor ketiga adalah ketinggian tempat budidaya yang bervariasi

yakni 100-1200 m dpl, tergantung pada varietas.

Curah hujan berpengaruh terhadap kualitas buah yang dihasilkan, terutama

rasa. Curah hujan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan buah rontok dan mudah

terserang penyakit sehingga produksinya rendah. Bunga yang muncul saat musim

penghujan menyebabkan serbuk sari berkecambah sebelum mencapai putik,

sehingga akan menghambat pembentukan buah (Distan, 2000).

C. Karakterisasi Morfologis

Karakterisasi adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi sifat-sifat

penting suatu tanaman yang memiliki nilai ekonomi atau yang merupakan penciri

dari varietas yang bersangkutan. Sifat yang diamati dapat berupa karakter

9
morfologi tanaman, yaitu bentuk daun, bentuk buah, warna kulit biji, dan lain

sebagainya (Hidayati, 2015).

Menurut (Miswar et al., 2012), karakterisasi bertujuan untuk mengetahui

karakter-karakter yang dimiliki oleh tanaman, baik itu karakter kuantitatif maupun

karakter kualitatif. Karakterisasi penting dilakukan sebagai langkah awal

pengumpulan informasi tentang karakter tanaman. Setelah dilakukan karakterisasi,

perlu dibuat deskripsi yang digunakan untuk memberikan informasi tentang

karakteristik plasma nutfah.

Karakterisasi terdiri dari beberapa cara, salah satunya adalah karakterisasi

secara morfologis. Karakter morfologis adalah karakter yang diamati berdasarkan

pengamatan visual tanaman jeruk kalamansi di lokasi yang digunakan sebagai

sampel penelitian. Menurut (Karyanti 2013), pengamatan morfologis dilakukan

pada karakter-karakter kuantitatif dan kualitatif. Kelebihan karakter morfologis

adalah mudah dilihat sehingga variasinya dapat dinilai cepat jika dibandingkan

dengan karakter-karakter lainnya. Karakterisasi morfologis bertujuan untuk

mengetahui sifat karakter suatu tanaman yang memiliki nilai ekonomi serta

sebagai ciri khas dari suatu varietas.

D. Kerangka Berpikir

Jeruk kalamansi merupakan kelompok tumbuhan tingkat tinggi yang sudah

sering dimanfaatkan sebagai penambah rasa maupun ramuan herbal karena

mempunyai segudang manfaat. Produktivitas dan pertumbuhan tanaman jeruk

kalamansi tidak terlepas dari faktor lingkungan. Keadaan lingkungan tumbuh

10
dapat mempengaruhi pertumbuhan vegetatif dan generatifdari tanaman. Perbedaan

lingkungan tumbuh juga dapat mempengaruhi sifat-sifat tanaman termasuk

morfologisnya. Untuk mengetahui kualitas tanaman dapat dilihat dari karakteristik

morfologis organ vegetatif dari tanaman tersebut. Organ vegetative yang dapat

kita lihat secara langsung yaitu batang dan daun.

arakterisasi morfologis digunakan untuk memberikan informasi sifat-sifat

tanaman dalam kaitan dengan kondisi lingkungan tumbuh. Seperti pada Gambar

2.2

Jeruk kalamnsi

Faktor Lingkungan

Produktivitas Pertumbuhan Sifat-sifat tanaman

Organ Vegetatif

Batang Daun

Karakterisasi morfologi

Gambar 2.2 Kerangka berpikir

11
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode survei.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi : Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Kayu Putih

1. Waktu : Penelitian ini dilaksanakan 12 Juli - 3 Agustus 2021

C. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah tanaman jeruk kalamansi yang ditemukan di

lokasi penelitian.

D. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut:

Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam penelitian

N0 Nama Alat Fungsi

1 Mengukur jarak
Meter roll

2 Soil moisture meter Sebagai alat yang di gunakan untuk

menggukur ph tanah secara digital

3 Soil pH meter Sebagai alat yang bisa digunakan untuk

menggukur ph dan kelebaban tanah

4 Barometer Utuk menggukur tekanan udara

12
5 Thermometer Menggukur cahaya

6 Altimeter Untuk menggukur ketinggian

7 Alat pengukur intesitas Mengukur daya yang dipancarkan oleh

cahaya sumber cahayayang di pancarkan oleh cahaya

pada arah tertentu

8 Kamera Suatu peranti untuk membentuk dan merekam

suatu bayangan potret

9 Penggaris Untuk mengukur benda-benda yang

berbanding datar dengan dimensi yang

standar atau kecil

10 Pena Alat tulis untuk menyapukan tinta ke

permukaan,seperti kertas,menulis atau

menggambar

3.2 Bahan di gunakan dalam penelitian

Bahan yang di gunakan dalam penelitian adalah tanaman jeruk kalamansi

E.Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini meliputi:

1. Penyiapan peralatan penelitian

Tahap pertama adalah menyiapkan peralatan penelitian. Sebelum melakukan

peneliti perlu menyiapkan segala perlengkapan untuk mendukung

penelitian.

13
2. Survei ke lokasi penelitian

Tahap kedua adalah melakukan survei lapangan untuk menentukan lokasi

penelitian yang akan dilakukan dan mengurus surat izin penggunaan lokasi

untuk penelitian. Pada saat survei dilakukan pengamatan terhadap kondisi

umum dari lokasi penelitian dan wawancara kepada masyarakat mengenai

kondisi lokasi penelitian.

3. Pengukuran kondisi lingkungan di lokasi penelitian

Pengukuran kondisi lingkungan lokasi penelitian dilakukan untuk mendapat

informasi mengenai keadaan lingkungan tanaman bertumbuh seperti kadar

keasaman tanah, kadar kelembaban tanah dan tekanan udara.

4. Pengamatan dan karakterisasi tanaman sampel

Pengamatan karaterisasi morfologis mengikuti panduan buku Descriptors

for Citrus (International Plant Genetic Resources Institute,1999). Indikator

pengamatan dikelompokan menjadi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif untuk

melihat dan mengukur ciri dari tanaman jeruk kalamansi. Indikator

pengamatan diuraikan dalam tabel 3.1

Tabel 3.1 Karakterisasi morfologis yang diukur

A. Karakter Kualitatif
No Nama karakter Keterangan
Batang
Bentuk pohon (tree shape) 1. Elipsoid
2. Spheroid
(lihat gambar 2.1 pada 3. Obloid
99. (bentuk selain ketiga diatas)
1. lampiran)
Rasio batang/ diameter 1. Lebih kecil (<1)
2. Sama (1)
batang (tercatat pada 3. Lebih besar (1)

ketinggian 20cm di atas dan


14
1. Halus
2. Beralur dan bergerigi
1. Tegak
2. Menyebar
4. Bentuk tajuk 3. Terkulai
1. Jarang
2. Sedang/Medium
5. Kepadatan cabang 3. Padat
6. Permukaan batang atas 1. Halus
2. Beralur dan bergerigi
1. Sempit
2. Sedang
7. Sudut cabang (terhadap batang 3. Lebar
Duri
utama) 1. Tidak ada
2. Rendah
8. Kepadatan duri pada pohon 3. Sedang
4. Tinggi
dewasa (bukan pada 1. Melengkung (Curved)

9. Bentuk duri 2. Lurus (Straight)

Daun
1. Hijau
2. Ungu
10. Warna ujung pucuk 99. lainnya (sebutkan dalam
1. Glabrous (licin/gundul)
2. Intermediate
11. Sifat permukaan daun 3. Pubescent (berbulu halus)
1. Evergreen (sifat tumbuhan yang
2. Deciduous (menggugurkan daun
Siklus hidup vegetatif mempertahankan
3. Semi-persistentsiklus (mempunyai dua
secara
1. serentak pada
Sederhana suatu hanya satu
(simple):
(Vegetative life cycle) musim.
2. Bifoliat : satu tangkaimusim
Pada tertentu
daun terdapat
13. Pembagian daun helaian
3. daun: satu
Trifoliat padatangkai
tangkai daun terdapat 3
dua helaian daun
4. Pentafoliat : beranak daun 5
helaian
99. daun (beranak
lainnya (sebutkan dalam deskriptor
14. Intensitas warna hijau helaian 1. Terang
7.8)
2. Medium (hijau)
daun (diambil pada daun yang 3. Medium (hijau)
15. Variasi warna daun 0.Tidak ada
sudah berkembang
16. Panjang sempurna)
tangkai daun relatif 1. Sessile (tangkai daun tidak ada)
2. Brevipetiolate (tangkai daun lebih
terhadap panjang helaian daun. 3. Longipetiolate (tangkai daun lebih
pendek dari lamina daun)
(Lihat gambar 3.2 pada lampiran)15 panjang dari atau panjang sama
17. Bentuk helaian daun. (Lihat 1. Jorong (Elliptic/elips)
2. bulat telur (Ovate)
gambar 3.3 pada lampiran) 3. Bulat telur berbalik (Obovate)
4. lanset (Lanceolate) jika panjang: lebar
5. bulat bundar (Orbicular) jika panjang:
18. Tepi helaian daun 1. (3-5):1
Crenate (beringgit) kebalikan dari
lebar + 1:1(bergigi) jika sinus tumpul
2. Dentate
(lihat gambar 3.4 pada lampiran) bergigi,(rata)
3. Entire jadi sinusnya tajam dan
4. Sinuate anulusnya
sedangkan (sinus lancip
dan anulis
19 Ujung daun (Leaf apex) 1. Attenuate
tumpul/bergelombang)
2. Acuminate (meruncing)
(lihat gambar 3.5 pada lampiran) 3. Acute (runcing)
4. Obtuse (tumpul)
5. Rounded (bundar)
6. Emarginate (berlekuk)
99. lainnya
20 Tidak/ adanya tangkai daun 0. Ada
1. Tidak ada
21 Lebar tangkai sayap daun (dilihat 1. Sempit
2. Sedang
pada daun yang telah berkembang 3. Luas
22 Bentuk sayap pada tangkai daun 3. Obovate
sempurna) 4. Linear (tidak diilustrasikan)
(lihat gambar 3.6 pada lampiran) 99. lainnya
23 Hubungan antara tangkai daun 1. Imbricate
2. Artikulasi (bersambung)
dan lamina 3. Separate (terpisah)
24 Pangkal daun 1. Runcing
2. Meruncing
(lihat gambar 3.7 pada lampiran) 3. Tumpul
4. Membulat
5. Rompang
6.Berlekuk

Duri
25 Panjang duri pada pohon dewasa 1. ≤ 5 mm
2. 6 - 15 mm
(bukan pada cabang) 3. 16-40mm
4. 4>40 mm
Daun
26 Panjang daun 1. Panjang helaian daun (mm)
27 Lebar daun 1. Lebar lamina daun (mm)
28 Panjang tangkai daun 1. Pendek : < 0,5 cm
2. Medium : 0,5 – 0,8 cm

16
3. Panjang : > 0,8 cm
DAFTAR PUSTAKA

Adelina, S. O., Adelina, E., & Hasriyanty, H. 2017. Identifikasi Morfologis Dan

Anatomi Jeruk Lokal (Citrus sp) Di Desa Doda Dan Desa Lempe

Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso. AGROTEKBIS: E-Jurnal Ilmu

Pertanian, 5(1), 58-65

Adiyoga, W., Setyowati, T., & Ameriana, M. 2009. Perilaku Konsumen terhadap

Jeruk Siam di Tiga Kota Besar Di Indonesia.

[BPPPT] Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi. 2000. Tentang Budidaya Pertanian Jeruk [Internet]. [diunduh

2020 Okt 9]. Tersedia pada: http://www.ristek.go.id/pdf. Prihatman K,

editor. Jakarta (ID): BPPPT.

[DISTAN] Dinas Pertanian. 2000. Budidaya Tanaman Buah Jeruk [Internet].

[diakses 2020 Desember 2020]. Tersedia pada:https://www.distan.jogjap

rov.go.id/.

[IPGRI] International Plant Genetic Resources Institute. 1999. Descriptors for

citrus [Internet]. [diunduh 2020 September 22]. Tersedia

pada:http://indoplasma.or.id

Cahyono, B. 2005. Budidaya Jeruk Mandarin. Yayasan Pustaka

Nusantara.Yogyakarta.

Dhaniaputri, R., & Irawati, H. 2018. Pertumbuhan Organ Vegetatif Tomat Merah

(Lycopersicum esculentum, L. var commune) dan Tomat Ungu

(Lycopersicum esculentum, L. var indigo rose) Sebagai SumberBelajar

Biologi SMA Kelas XII. Bioeduscience, 2(1), 88. Tersedia pada:

17
https://doi.org/10.29405/ j.bes/87-94121383

Hanafi, P. 2020. Karakterisasi Morfologis Organ Generatif Tanaman Jeruk Siam

(Citrus nobilis L.) di Dua Sentra Lokasi Yang Berbeda (Doctoral

dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).

Hidayati, I. N. N. 2015. Karakterisasi Morfologis dan Pertubuhan Vegetatif Bibit

Tujuh Varietas Jeruk Keprok (Citrus reticula Blanco).[Skripsi].

Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Ismail, I. 2006. Seleksi Pohon Induk Aren Berdasarkan Ciri Morfologis Sebagai

Sumber Benih di Kecamatan Lore Utara, Skripsi. Fakultas Pertanian

UNTAD, Palu.

Jamal. Yulliasri. Praptiwi. Andria Agusta., 2000., Komponen Kimia dan Efek

Antibakteri Minyak Atsiri Kulit Buah dan Daun Jeruk Kasturi (Citrus

microcarpa Bunge)., Majalah farmasi Indonesia., Vol 11.,Nomor 2., Lab

Fitokimia., Biologi LIPI., Bogor

Karyanti. 2013. Induksi Keragaman Kalus Embrionik untuk Mendapatkan Mutan

Putatif Jeruk Keprok Garut (Citrus reticulata L.) Melalui Iradiasi Sinar

Gamma. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Martasari C, Mulyanto H. 2008. Teknik Identifikasi Varietas Jeruk. Balai

Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. Iptek Hortikultura.

(4):6-7

Miswar, Z. F., Sukarmin dan F. Ihsan. 2012. Teknik Karakterisasi Kuantitatif

Beberapa Aksesi Nenas. Buletin Teknik Pertanian, 17 (1): 10-13.

18
Soelarso, B. 1996. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Yogyakarta: Kanisius

Sulistyanto, S. B. 2012. Studi Variasi Tanaman Jeruk (Citrus sp)

Berdasarkan Karakteristik Morfologis, Pola Pita Isozim Dan

Kandungan Vitamin C (Doctoral dissertation, UNS (Sebelas Maret

University).

19

Anda mungkin juga menyukai