Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kunjungan lapangan merupakan salah satu syarat wajib bagi mahasiswa
fakultas pertanian untuk dapat mengikuti ujian akhir. Kunjungan lapang
merupakan kegiatan kampus yang wajib untuk dilaksanakan difakultas pertanian
yang dikenal dengan Fieldtrip karena dengan adanya praktek lapang semua
mahasiswa dapat megetahui secara jelas teori yang telah diajarkan dikampus.
kunjungan lapangan ini perlu dilaksanakan karena untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mahasiswa yang tidak diperoleh dari bangku
perkuliahan sehingga akan meningkatkan kompetensi dari mahasiswa itu sendiri
yang nantinya dapat dijadikan sebagai bekal untuk pengebdian dimasyarakat.
Selain itu, untuk mengetahui bagaimana kondisi perkembangan pertanian yang
terjadi saat ini.
Didalam kunjungan lapang ini mahasiswa diperkenalkan dengan berbagai
objek-objek pertanian dan mahasiswa dituntut untuk aktif bertanya dan
mengembangkan ilmu yang didapat dibangku kuliahan dan menerapkan ilmu-ilmu
langsung kelapangan dan bergelut kepada para petani dan lembaga-lembaga yang
bergerak dibidang pertanian.
Mahasiswa melakukan pengamatan dan menggali berbagai macam
informasi mengenai tanaman tersebut dari berbagai kajian aspek agronomi, tanah
serta hama dan penyakit. Peserta mendapat petunjuk dan pengarahan dari
pemandu di lapangan tentang cara dan teknologi budidaya tanaman, pengelolaan
hama dan penyakit tanaman terpadu, pemanfaatan lahan pertanian yang ada di
balai tersebut.

1.2 Tujuan Kunjungan Lapang


Adapun tujuan diadakan kunjungan lapang ini yaitu agar mahasiswa dapat
menambah wawasan yang luas dan dapat mengetahui kegiatan dalam suatu
instansi, lembaga, yang berkaitan dengan ilmu pertanian, serta mengetahui
perkembangan terbaru dalam sektor pertanian.

1
1.3 Luaran yang Dihasilkan
Mengetahui informasi diluar pengetahuan mahasiswa dan
menambah wawasan diluar materi yang didapatkan di universitas dan mengetahui
dan mengenal lembaga lembaga pengembangan penelitian pertanian beserta
fungsinya.

2
BAB II
PELAKSANAAN KUNJUNGAN LAPANG
2.1 Waktu dan Tempat
Waktu kunjungan lapang dilakukan selama 6 hari perjalanan dimulai dari
tanggal 10 November sampai dengan 15 November 2018 dengan jadwal pokok
kunjungan lapang berada dihari senin sampai hari rabu. Sedangkan tempat
kunjungan lapang yaitu BBPP (Balai Besar Pelatihan Pertanian) Lembang, Balitsa
(Balai Penelitian Tanaman Sayuran) Lembang, Museum Geologi Bandung,
Balittro (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat-obatan) Bogor, dan
BBSDLP (Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian) Bogor.

2.2 Data atau Hasil yang Diperoleh


2.2.1 BBPP (Balai Besar Pelatihan Pertanian) Lembang
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang berdiri sejak tahun
1962, yang pada awalnya bernama Pusat Latihan Pertanian (PLP) milik Pemda
Provinsi Jawa Barat. Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna
pelaksanaan pelatihan di bidang pertanian, dilakukan penataan kembali Organisasi
dan Tata Kerja dengan perubahan nama lembaga menjadi Balai Besar Pelatihan
Pertanian (BBPP) Lembang dengan tugas melaksanakan dan mengembangkan
teknik pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang pertanian bagi
aparatur dan non aparatur pertanian bagi pelatihan profesi dan teknisi.

2.2.2 Balitsa (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) Lembang


Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) didirikan pada tahun 1940
merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian yang berada di bawah koordinasi dan bertanggung jawab langsung
kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Terletak di bawah kaki
Gunung Tangkuban Parahu dijalan Tangkuban Parahu 517 Cikole, Lembang.
Adapun tugas yang diemban Balitsa Lembang, yaitu melaksanakan penelitian dan
pengembangan tanaman sayuran dan tanaman hias.

3
2.2.3 Museum Geologi Bandung
Museum Geologi diresmikan sejak 16 Mei 1929 dengan namaGeologische
Museum beralamat di Diponegoro 57, Bandung. Museum ini sangat erat kaitannya
dengan sejarah penyelidikan geologi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun
1850an. Beragam koleksi batuan, mineral, meteorit, fosil dan artefak ada di
museum ini. Kita dapat mengetahui kapan dan bagaimana bumi kita terbentuk,
sejarah kehidupan darimasa ke masa, fenomena geologi Indonesia serta hubungan
geologi dengan kehidupan manusia. Daya tarik utama koleksi Museum Geologi
adalah fosil manusia purba Homo erectus, fosil gajah purba Stegodon
trigonocephalus dan replika fosil dinosaurus karnivora terbesar dan terganas, T
rex yang hidup pada zaman kapur.

2.2.4 Balittro (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat-obatan) Bogor


Balittro secara struktural merupakan unit pelaksana teknis yang berada di
bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, yang berdiri pada tahun
1817 dengan asal nama land plantentuin buitenzorq. Departemen Pertanian yang
memiliki mandat untuk meneliti tanaman obat, rempah-rempah, dan sumberdaya
industri nabati lainnya.

2.2.5 BBSDLP (Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian) Bogor.


Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian
merupakan unit kerja lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Lembaga ini menggantikan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan
Agroklimat yang mulai difungsikan pada 1905 lembaga ini menjadi sebuah balai
besar yang menangani penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian.

4
2.3 Pembahasan dan Penjelasan
2.3.1 BBPP (Balai Besar Pelatihan Pertanian) Lembang
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang adalah salah satu
pelatihan pertanian terbesar di Indonesia. BBPP Lembang berada di ketinggian
antara 1.312 hingga 2.084 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan
sekitar 100-200 mm/bulan serta rata-rata kelembaban nisbi 84-89% sangatlah
ideal. Telah menjadikan BBPP Lembang sebagai pelatihan kondusif untuk
pelatihan pertanian dengan khasnya dibidang tanaman hortikultura.
BBPP memiliki lahan seluas 9 hektar membagi menjadi 4 zona areal untuk
mengoptimalkan kegiatan pelatihan serta aktivitas lainnya. Zona areal tersebut
adalah zona pendidikan, zona praktik dan bisnis, zona perumahan karyawan serta
zona perkantoran dan administrasi.
Pada zona praktik dan bisnis sinilah terdapat sarana dan prasarana yaitu:
Kebun prektek seluas 10 ha, Vinyl House / Screen House: yang ditanami sayuran,
serta berbagai macam tanaman hias seperti: kaktus, anggrek, dan bunga potong
lainnya, Hydroponic, Aeroponic, Drip irrigation, Rumah Jamur, Ruang
penanganan pasca panen serta berbagai laboratorium salah satunya labor kultur
jaringan, labor agens hayati dan lain-lainnya.
BBPP Lembang menjadi pusat tempat pelatihan, lokakarya, atau seminar
bagi pengembangan SDM pertanian yang memiliki kemampuan dan penguasaan
teknologi, kewirausahaan dan manajemen pertanian sehingga mampu berperan
dalam negeri ini. Serta sebagai pusat informasi teknologi pertanian khususnya
sayuran, tanaman hias dan buah-buahan dengan scope nasional dan internasional.
Jenis kegiatan yang dilaksanakan di BBPP Lembang, antara lain:Pelatihan
teknis dan fungsional di bidang petanian bagi aparatur pertanian (4 pelatihan
terakreditasi). Pelatihan teknis dan kewirausahaan di bidang pertanian bagi non
aparatur pertanian. Pelatihan Jejaring Kerja Petani Hortikultura Tk. ASEAN.
Pengembangan Kelembagaan Usahatani (PIA, P4S, LM3). Kerjasama / kemitraan
dengan dalam dan luar negeri seperti: Ditjen Horti, Sekjen Deptan, Pemda
Propinsi / Kabupaten, JICA Jepang, Afghanistan, dll. Peningkatan peran dan
produktivitas instalasi agribisnis.

5
2.3.2 Balitsa (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) Lembang
Berikut adalah fungsi atau tugas pokok dari Balai Penelitian Tanaman
Sayuran Balista Lembang: Pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja,
anggaran, evaluasi, dan laporan penelitian tanaman sayuran, Penelitian genetika,
pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman sayuran.
Penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopalogi tanaman
sayuran. Penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman
sayuran. Pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman sayuran. Pelaksanaan
penelitian penanganan hasil tanaman sayuran, Penyiapan kerja sama, informasi
dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian
tanaman sayuran, Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan dan perlengkapan.
Komoditi tanaman di Balitsa terdiri dari: Komoditas sayur unggulan
meliputi: kentang, cabai merah, bawang merah. Komoditas sayur prioritas
meliputi: kubis, tomat, buncis, kacang panjang, dan jamur. Komoditas sayur
prospektif, meliputi: terung, pare dan mentimun. Komoditas Trendsetter, meliputi:
sayuran tropis asli Indonesia.
Adapun produk dan teknologi unggul yang terdapat di Balai Penelitian
Tanaman Sayuran meliputi: Varietas unggul sayuran yang akan dilepas ke petani,
yaitu: kentang, cabai merah, buncis, tomat, mentimun dan bawang daun.
Teknologi pembenihan, perbanyakan kentang bebas penyakit, teknologi produksi
benih sayuran. Teknologi Low Enviromental Input Sustainable Agriculture.
Perangkat uji ELISA virus kentang. Produk kering sayuran. Analisis tanah dan
tanaman. Analisis residu pestisida. Biopestisida untuk mengendalikan Organisme
Pengganggu Tanaman. Jasa konsultasi agribisnis.
Di Balitsa terdapat sarana dan prasarana yang mendukung antara lain:
kebun percobaan, rumah kasa, rumah kaca, gudang pupuk, gudang alsintan, dan
berbagai laboratorium. Balitsa melakukan berbagai kerjasama penelitian baik
didalam maupun diluar negeri untuk mengembangkan kinerja, kerjasama itu
adalah dengan kemenristek, pemda, direktorat hortikultura, JIRCAS/Japan,
AVRDC/Taiwan, dan lain-lainnya.

6
2.3.3 Museum Geologi Bandung
Koleksi yang disimpan seluruhnya ada sekitar 353.732 buah, terdiri atas
total 219.538 koleksi fosil (159.882 fosil invertebrata dan 59.656 fosil vertebrata),
21.311 artefak, dan 112.883 koleksi batuan. Adapun koleksi yang diperagakan
dan diperlihatkan ke masyarakat umum total sebanyak 1.999 koleksi. Dari
sejumlah itu, sebanyak 233 spesimen yang terdiri atas 197 koleksi batuan dan
mineral, 30 meteorit dan tektite, dan 6 buah fosil dipamerkan di ruang peragaan
Geologi Indonesia. Sebanyak total 1.370 spesimen terdiri atas 1.084 koleksi fosil
invertebrata, 18 hominid, 35 tumbuhan dan kayu, 15 batuan, dan 56 artefak yang
ditampilkan di ruang Sejarah Kehidupan. Selanjutnya, 158 contoh batuan dan
mineral diperagakan di ruang Sumber Daya Geologi; dan sebanyak 238 spesimen
yang terdiri atas 55 batuan dan mineral dan 173 artefak disajikan di ruang
Pemanfaatan Geologi dan Bahaya Geologi.
Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati
lantai I dan II.Berikut ini merupakan ruangan-ruangan yang berada di kedua lantai
Museum Geologi serta fungsi dan isi dari ruangan tersebut.Lantai I terbagi
menjadi 3 ruang utama : Ruang orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan
Ruang Sayap Timur. Ruang Orientasi berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk
relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk
animasi, bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan
penelitian. Sementara, Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai Ruang Geologi
Indonesia, Ruang Sayap Timur Ruangan yang mengambarkan sejarah
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern,
yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan.
Dilantai II terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan
ruang timur. Ruang barat (dipakai oleh staf museum) Sementara ruang tengah dan
ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai ruang
geologi untuk kehidupan manusia. Ruang Timur Terbagi menjadi 7 ruangan kecil,
yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan negatif tataan
geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.

7
2.3.4 Balittro (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat-obatan) Bogor
Dalam melaksanakan tugasnya instansi ini dipimpin oleh seorang Kepala
Balai dan dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pelayanan
Teknis, dan Kepala Seksi Jasa Penelitian. Di samping Ketiga penjabat eselon IVa
tersebut, dalam melaksanakan tugas sehari-hari Kepala Balai dibantu oleh seorang
Koordinator Program yang mengkoordinir program komoditas Tanaman Rempah,
Obat dan Atsiri, Ketua Kelompok Peneliti (Kelti) yaitu : 1) Kelti Pemuliaan
Tanaman, 2) Kelti Proteksi Tanaman, dan 3) Kelti Ekofisiologi Tanaman.
Balittro memiliki fungsi balai berupa Penelitian genetika, pemuliaan dan
perbenihan tanaman obat dan aromatic. Penelitian eksplorasi, konservasi,
karakterisasi dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman obat dan aromatic.
Penelitian agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi
tanaman obat dan aromatic. Penelitian komponen teknologi sistem dan usaha
agribisnis tanaman obat dan aromatic. Pelayanan teknik kegiatan penelitian
tanaman obat dan aromatic. Penyiapan kerjasama.Informasi, dokumentasi, serta
penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman obat dan aromatik.
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.
Diseminasi dari Balittro antara lain berupa produksi benih sumber (PBS);
pembinaan penangkar benih; pelatihan teknologi benih untuk tenaga daerah;
kebun percobaan yang terbagi menjadi 7 wilayah berbeda; berbagai laboratorium
pengujian seperti labor mutu benih, labor hara tanah, labor analisa mikroba;
publikasi dan good agricultural practices (GAP); serta kunjungan dan pendamping
penangkar benih.
Komoditi yang ditangani adalah berbagai tanaman tradisional, seperti:
Tanaman rempah yaitu; lada, pala, cengkeh. Tanaman obat yaitu; jahe, kencur,
temulawak, kunyit, sambiloto, dan lain-lainnya. Tanaman aromatik yaitu; nilam,
serai wangi, akar wangi, mentha. Dan tanaman industri yaitu; jambu mete.
Tanaman tersebut terus dikembangkan oleh berbagai peneliti-peneliti
dibalittro. Peneliti tersebut antara lain: Peneliti pemuliaan, Peneliti ekofisiologi,
dan Peneliti proteksi. Dengan hasil perkembangan didapatkan benih unggulan,
produk berupa ramuan, berbagai jamu alami untuk kesehatan manusia maupun
hewan ternak, serta kapsul dari tanaman rempah dan obat.

8
2.3.5 BBSDLP (Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian) Bogor.
Selama berada di dalam lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, pada tahun 1991 lembaga ini mendapat mandat baru yaitu penelitian di
bidang agroklimat dan pada tahun 2001 mandat itu ditambah lagi dengan lanjutan
dari suatu penelitian yaitu pengembangan sehingga namanya menjadi Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Selanjutnya, pada tahun
2005, lembaga ini menjadi sebuah balai besar yang menangani penelitian dan
pengembangan sumberdaya lahan pertanian.
Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian yang memiliki fungsi antara
lain: perumusan program dan evaluasi penelitian dan pengembangan sumberdaya
lahan pertanian; pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian dan
pengembangan sumberdaya lahan pertanian; pelaksanaan pengembangan
komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis bidang sumberdaya lahan
pertanian; pelaksanaan penelitian teknologi inderaja dan inventarisasi sumberdaya
lahan pertanian; pelaksanaan penelitian sosial ekonomi dan sintesis kebijakan
pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian; pengelolaan urusan tata usaha dan
rumah tangga Balai Besar.
Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) mengemban tugas
mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pengembangan yang bersifat lintas
sumberdaya di bidang tanah (Balai Penelitian Tanah), agroklimat dan hidrologi
(Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi), lahan rawa (Balai Penelitian
Pertanian Lahan Rawa), serta pencemaran lingkungan pertanian (Balai Penelitian
Lingkungan Pertanian).
Di Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian terdapat buku inovasi
dirangkum menjadi 500 teknologi inovatif pertanian yang didalamnya terdiri dari:
agricultural basic informations; food crops; horticultural crops; plantantions;
animal husbandary; fertilizer and biologic control; dan lain-lainnya. Memiliki
produk berupa maps (soil, land suitability, AEZ); test kits (soil, fertilizers);
integrated planting calender; serta biofertilizers and biopesticides.

9
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari kunjungan lapang yang
dilakukan oleh dosen pembimbing dan mahasiswa yaitu memperoleh berbagai
macam informasi mengenai berbagai kajian aspek agronomi, tanah serta hama dan
penyakit di lapangan tentang cara dan teknologi budidaya tanaman, pengelolaan
hama dan penyakit tanaman terpadu, pemanfaatan lahan pertanian yang ada pada
masing-masing balai.
Peserta mendapat petunjuk dan pengarahan dari pemandu di lapangan
tentang cara dan teknologi budidaya tanaman yang ada di balai tersebut.
Pengamatan dilakukan mulai dari persemaian dan pembibitan tanaman, media
tanam, teknik pengolahan tanah, pola tanam, teknik pemeliharaan dan perawatan
tanaman, aplikasi berbagai input yang diberikan pada tanaman budidaya, cara
perbanyakan tanaman baik secara vegetatif maupun generatif, varietas tanaman
unggul yang umum digunakan, teknik persilangan tanaman atau breeding serta
penerapan teknologi pertanian terbaru dan paling mutakhir sekaligus ramah
lingkungan yang dilakukan.
Dari aspek ilmu tanah, peserta diperkenalkan kepada penerapan olah tanah
konservasi, pemanfaatan berbagai sisa hasil panen teknik mengaplikasikan pupuk
organik di lapangan, tanaman yang dapat diolah menjadi sumber bahan organik,
serta penentuan dosis bahan organik ke lahan budidaya, penganalisa lahan
pertanian, ilmu wilayah lahan dan lain-lainnya.
Sementara dari aspek hama dan penyakit, peserta dapat melihat langsung
jenis-jenis hama dan penyakit yang umum menyerang berbagai komoditi yang
dikembangkan di wilayah tersebut. Selain jenis hama dan penyakit, peserta juga
dapat mengamati gejala yang ditimbulkan OPT, bagian tanaman yang terserang
OPT, teknik pengendalian yang telah dilakukan, bahan-bahan yang digunakan
sebagai pestisida, sekaligus menaksir tingkat keparahan dan kerugian ekonomi
yang ditimbulkan oleh OPT tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/profile/tentang-kami/sejarah
Diakses pada 29 November 2018
http://agussalim11.blogspot.co.id/2015/10/bab-i-pendahuluan-1.html Diakses
pada 29 November 2018
http://www.pubinfo.id/Balittro-Balai-Penelitian-Tanaman-Rempah-dan-Obat.html
Diakses pada 29 November 2018
http://bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/index.php/profil-bbsdlp Diakses pada 29
November 2018
https://kel4latbang.wordpress.com/?s=Laporan+Kegiatan+Observasi+Di+Lembag
a+DIKLAT+BBPP+Lembang+Kota+Bandung Diakses pada 29 November 2018

11

Anda mungkin juga menyukai