Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman yang

dapat menghasilkan minyak nabati. Kelapa sawit berasal dari Afrika barat, meskipun

demikian dapat tumbuh diluar daerah asalnya, termasuk Indonesia. Minyak kelapa

sawit banyak digunakan dalam industri pangan maupun non pangan. Minyak kelapa

sawit diperoleh dari proses pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik kelapa

sawit. Proses tersebut cukup panjang dan memerlukan kontrol yang cermat (Adjie,

2008). Tanaman kelapa sawit dan dibudidayakan secara komersial pada tahun 1911.

Perintis usaha perkebunan dan industri kelapa sawit di Indonesia adalah Andrien

Hallet, seorang Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika

Serikat (Fauji,2002 ). Industri pengolahan kelapa sawit merupakan industri hulu yang

sangat penting. Industri makanan, kosmetik, sabun dan cat merupakan industri yang

menggunakan bahan dasar minyak kelapa sawit. Bahkan akhir-akhir ini ada upaya

penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar

alternatif. Kondisi ini memacu perkembangan industri pengolahan kelapa sawit, baik

untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

Praktek kerja lapangan (PKL) adalah salah satu kegiatan praktek bagi

mahasiswa / i untuk menerapkan teori-teori yang diterima saat proses pembelajaran di

bangku kuliah ke dalam dunia kerja yang sebenarnya. Praktek Kerja Lapangan (PKL)

1
merupakan salah satu bentuk implementasi secara sistematis dan sinkron anatara

program pendidikan di perkuliahaan dengan program keahlian yang diperoleh melalui

kerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat kehalian tertentu

(Hausamah, 2012).

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan dalam bidang

pendidikan pada program akademik di Politeknik Negeri Ketapang, yang dijalani

mahasiswa / i untuk mengevaluasi dan mengaplikasikan disiplin yang diperoleh

selama perkuliahan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberi kesempatan bagi

mahasiswa terjun langsung kelapangan. Mahasiswa Diharapkan dapat mempelajari

kegiatan dan teknologi yang terdapat di perusahaan serta dapat menambah wawasan,

daya fikir dan keterampilan mahasiswa / i sebagai calon Diploma III Politeknik

Negeri Ketapang, guna melengkapi kompetensi yang telah diperoleh selama

Perkuliahan.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui proses produksi TBS menjadi CPO di PT.SISM

2. Mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di PT.SISM

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1. Adapun manfaat dari praktek kerja lapangan ini yaitu menghasilkan

mahasiswa yang sudah terlatih dan mampu terjun dalam dunia kerja yang ada

dilapangan, sehingga terjalin kerja sama antara perguruan tinggi Politeknik

Negeri Ketapang dengan Perusahan PT.Sepanjang Intisurya Mulia (PT.SISM)


2
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Perusahaan PT.Sepanjang Intisurya Mulia Kecamatan Nanga tayap

merupakan perusahaan yang berusaha di bidang Perkebunan baik secara Perkebunan

besar Swasta (PBS), industri pengolahan hasil produksi yang berkaitan dengan usaha

perkebunan kelapa sawit. PT. Sepanjang Intisurya Mulia berkantor pusat di Gedung

Citra Grahara lantai 10 Jalan Jendral Sudirman Kapling 52- 53 jakarta. PT. Sepanjang

Intisurya Mulia juga memiliki Kantor perwakilan di Jalan DI. Penjaitan No 63E

Ketapang. Perusahaan ini di dirikan pada Tanggal 21 Juni 2002 dan memiliki ijin

lokasi dengan Nomor. 525/133/IV yang disahkan oleh BAPEDA PEMDA Kabupaten

Ketapang pada Tanggal 9 Juni 2004 dengan memiliki luas 42.000 Hektar, dan pada

Tanggal 21 April 2005 perusahaan PT. Sepanjang Intisurya Mulia mendapatkan Izin

Perkebunan (IUP) dengan Nomor. 551/31/0633/DISBUN-C, dengan memiliki luas

19.800 Hektar.

PT. Sepanjang Initisurya Mulia Palm Oil Mill merupakan penawaran modal

asing (PMA) yang mengikuti sertakan perusahaan swasta nasional. Penanaman modal

asing (PMA) PT. Sepanjang Initisurya Mulia ini secara teroritis dengan Keputusan

Mentri Pertanian RI, Kepada Badan Penanaman Modal Pabrik Indonesia Nomor,

828/1 PMA / 2015 dengan bidang usaha perkebunan Kelapa sawit terpadu dengan

unit pengolahan minyak Kelapa sawit.

3
PT. Sepanjang Intisurya Mulia telah mulai memproduksi dan hasil

produksinya masih dijual ke perusahaan lain yaitu perusahaan PT. Kias Indah

Sejahtera, Batam dan PT.MM (MUSIMAS), sedangkan Palm Kernel dikirim ke

Wilmar. Hal ini disebabkan Perusahaan sedang dalam proses membangun Pabrik

yang diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2012 yang akan datang. PT. SiSM

pada saat ini telah membangun Perkebunan Inti dan perkebunan Plasma yang berjalan

bersamaan dimana luas wilayah 20 % merupakan luas lahan plasma.

PT. Sepanjang Intisurya Mulia sekarang telah membuka 2 unit koperasi yaitu

Koperasi Sawit Tri mulia Lestari yang menampung masyarakat petani plasma dari

Desa Pangkalan, Mansubang. Penjawaan Teluk dan Koperasi tersebut terletak di

Desa Teluk Tujuh tersebut, sedangkan koperasi Harapan Jaya dimana Koperasi ini

menampung masyarakat petani plasma, koprasi melayani Desa yang terdiri dari Desa

Pangkalan Suka, Suka Maju, Sepakat Jaya, Engkadin, Sungai Beliung, dan Desa

Sebedak Raya.

2.2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

PT. Sepanjang Intisurya Mulia unit pengolahan Kelapa sawit berlokasi di

kebun Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten Ketapang Desa Pangkal Teluk Provinsi

Kalimantan Barat. Secara geografis PT. Sepanjang Intisurya Mulia terletak antara

110,27° LU dan -1,22° BT dan pada ketinggian 137 meter di atas permukaan laut,

dan luas wilayah 14.261,26 Hektar. Perusahaan ini memiliki areal Perkebunan seluas

5000 Hektar, dengan luas areal tanaman menghasilkan 4951,71 Hektar.

Batas wilayah oprasional PT. Sepanjang Intisurya Mulia sebagai berikut :


4
a. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pangkalan Teluk

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Bukit sembruan Desa Pangkalan Teluk

c. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Mangsubang dan Desa Penjawaan

d. Sebelah timur berbatsan degan Desa Sebedak Raya. Adapun lokasi pembibitan

yang dimiliki oleh PT.SISM adalah sebagai berikut :

Tanaman di PT.SISM Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten Ketapang telah

memasuki tahapan pembibitan ( Pre nursery dan Main nuseri ) yang terletak di Estate

Mulia 5 dan Mulia 6, sedangkan tanaman Belum Menghasilkan Tandan Buah Masak

(TBM) yang terletak pada Estate mulia 1,2,3 dan 4 terdapat pada Blok – blok tertentu

yaitu blok yang baru dibuka atau blok yang baru dibebaskan. Tanaman yang belum

menghasilkan memerlukan perawatan yang dari mulia penanaman sampai pada saat

tanaman menghasilkan yaitu pada umur berkisar anatara 30 – 36 bulan. Pemeliharaan

ini merupakan lanjutan kegiatan pembukaan lahan dan penanaman sebagai persiapan

untuk mendapatkan tanaman yang berkualitas baik sehingga mampu berproduksi

secara Optimal. Sedangkan tanaman yang menghasilkan (TM) pada umumnya sudah

dalam produksi yang baik. Adapun gambar tata letak lokasi yaitu terdapat pada

gambar 2.1.

5
Gambar 2.1 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

Sumber. PT.Sepanjang Intisurya Mulia,2019

2.3 Keadaan Iklim

Umumnya iklim di Indonesia adalah iklim tropis dengan dua musim, yaitu

musim panas dan musim hujan. PT. Sepanjang Intisurya Mulia yang terletak di Desa

Pangkalan Teluk Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Provinsi

Kalimantan Barat beriklim tropis dengan suhu rata-rata 23,70ºC-26,70ºC pada malam

hari dan pada siang hari mencapai 30,80ºC serta memiliki curah hujan 3696,1 mm /

6
tahun dengan curah hujan rata-rata pertahun sebanyak 214 kali, sedangkan kecepatan

angin adalah 3,1 knot, di mana terdapatnya musim panas dan hujan.

PT. Sepanjang Intisurya Mulia Kecamatan Nanga tayap Kabupaten Ketapang

termasuk dalam iklim tropis dua musim yang berbeda yaitu musim hujan (bulan

basah) dan musim kemarau (bulan kering). Hal ini disebabkan oleh penyebaran curah

hujan merata, bulan basah atau musim penghujan berlangsung antara bulan Oktober –

Desember sedangkan untuk bulan kering atau yang sering di sebut musim kemarau

ini yaitu berada pada bulan Januari – Mei.

2.4 Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segalah sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat yang dapat

dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan ingin dicapai. Sedangkan

perasarana adalah segalah sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses (usaha, perusahaan). Untuk memudahkan antara sarana

dan perasarana. Sarana yaitu benda-benda yang bergerak seperti ( komputer, mesin,-

mesin), sedangkan perasarana yaitu benda-benda yang mati atau tidak bergerak yaitu

seperti (bangunan pabrik). Adapun sarana dan perasarana di PT.SISM yaitu sebagai

berikut:

A. Sarana PT.SISM

1. Fasilitas elektronik

2. Alat pelindung diri (APD)

3. Truk

7
Fasilitas eletronik adalah alat yang digunakan untuk menginput segalah

berkas – berkas dan laporan yang dikerjakan setiap hari jam kerja yaitu komputer.

Hal itu berguna sebagai bahan bukti untuk mengetahui segalah perhitungan data

pemasukan dan data pengeluaran bagi pihak perusahaan. Adapun data pemasukan

yaitu seperti laporan penghasilan jumlah CPO yang masuk dari proses pengolahan

selama 1 bulan kerja. Sedangkan data pengeluaran yaitu anggaran biaya yang

digunakan untuk membeli segalah kebutuhan di PT.SISM seperti sandang, pangan,

papan dan alat – alat yang dipakai sebagai penunjang segalah tujuan pabrik.

Alat pelindung diri (APD) yaitu alat yang digunakan segalah bentuk kegiatan

yang ada didalam pabrik. Adapun alat yang digunakan seperti helem yang

digunakan untuk melindungi kepala dari benturan benda-benda berat dan cair,

sarung tangan yaitu digunakan untuk melindungi tangan dari benda-benda panas

seperti waktu mengelas dan memegang benda kotor, kacamata digunakan untuk

melindungi mata dari semburan pada waktu pengelasan, sepatu digunakan untuk

menghidari lantai yang licin yang diakibatkan dari CPO yang jatuh ke lantai.

Truk adalah alat yang digunakan untuk mengangkut barang yang masuk dan

barang yang keluar di PT.SISM. Adapun barang yang masuk seperti alat – alat

untuk penunujang proses pengolahan yaitu sandang, pangan, dan papan, barang

yang keluar seperti CPO, Kernel, dan tangkos.

B. Perasaran PT.SISM

1. Jalan

2. Lapangan olaraga
8
3. Perumahan

Jalan yaitu perasarana yang digunakan sebagai alur transfortasi kendaraan

baik kendaraan roda empat maunpun kendaraan roda dua. Hal itu berguna untuk

memperlancar segelah proses kegitan penyaluran barang dan pengeluaran

barang.

Lapangan olaraga yaitu berguna sebagai tempat aktivitas tenaga kerja Mulia

Oil Mill berolaraga seperti bola kaki, bola volley, badminton dan tenes meja.

Perumahan yaitu berguna sebagai tempat kediaman tenaga kerja yang ada di

PT.SISM pada waktu mereka tidak melakukan jam kerja.

2.5 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Struktur organisasi merupakan rangkaian hubungan koordinasi kesamping

dengan badan-badan lainnya. Setiap Pabrik Kelapa Sawit (PKS) mempunyai

organisasi formal yaitu suatu lembaga fungsional yang merupakan wadah kegiatan

bagi para anggota organisasi. Suatu organisasi dengan segala aktifitasnya terdapat

hubungan antara orang-orang yang menjalankan tugasnya masing-masing.

PT. Sepanjang Intisurya Mulia adalah suatu perusahaan anak cabang dari

suatu group perusahaan bernama “Genting Plantations Nusantara” dengan beberapa

anak cabang di berbagai indonesia ini, salah satunya PT. Sepanjang Intisurya Mulia

yang berlokasi di desa Pangkalan Teluk, Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten

Ketapang, Kalimantan Barat.

Genting Plantations Nusantara Group merupakan suatu Organisasi yang

terdiri dari berbagai unit perusahaan yang berbeda-beda. Segala bentuk peraturan
9
tentang perusahaan pengawasan, operasional administrasi PT. Sepanjang Intisurya

Mulia sepenuhnya di atur oleh Genting Plantations Nusantara Group.

Pelaksanaan administrasi yang baik dalam suatu perusahaan industri, dimana

organisasi yang formal sekurang-kurangnya harus memenuhi tiga pengertian yaitu

sebagai berikut:

a. Sebagai sistem kerja sama

b. Sebagai kelompok orang yang bekerja sama

c. Sebagai proses pembagian kerja

PT. Sepanjang Intisurya Mulia menggunakan konsep organisasi line and staff,

dimana seorang atasan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh beberapa staff dan

bawahannya. Adapun gambar struktur orgnisasi ketenagakerjaan yaitu sebagai

berikut:

Gambar 2.5.1 Gambar Struktur Organisasi Ketenagakerjaan PT. SISM

Sumber PT. Sepanjang Intisurya Mulia

10
Adapun alur kegiatan yang dilakukan oleh struktur ketenagakerjaan pada

gambar 2.5.1 di PT.SISM yaitu sebagai berikut:

1. Mill manager

Mill Manager mempunyai tugas mengendalikan operasional pabrik kelapa

sawit, dengan memadukan sumber daya yang ada, untuk mencapai efisiensi,

produktifitas dan kualitas yang tinggi yang ditetapkan menajemen. Adapun kegiatan

yang dilakukannya sebagai berikut:

a. Memimpin dan membina perusahaan secara efektif untuk kelangsungan hidup

perusahaan.

b. Mengawasi pekerjaan bawahan, serta memberikan saran-saran dan petunjuk yang

baik.

c. Membina kemampuan bawahan melalui training, diskusi dan rapat kerja supaya

diperoleh produktifitas yang tinggi demi menjamin tercapainya sasaran yang

menjadi tanggung jawab.

d. Melaksanakan penerimaan, pengangkatan dan pemberian karyawan non staf

berdasarkan penentuan yang berlaku.

e. Melaporkan penyimpangan yang terjadi atau yang diduga akan terjadi yang

disebabkan hal-hal diluar kekuasaan dengan jalan menganalisa kemungkinan

diambil oleh direksi dengan mengemukakan beberapa alternatif penyelesaian.

f. Meneliti rancangan anggaran belanja bagian atau afdeling untuk menyusun

anggaran unit perorangan, sehingga dicapai harga pokok dan biaya investasi yang

wajar.
11
2. Askep / senior assisten

Mempunyai tugas menangani seluruh staf dan pabrik yang berada di

dalamnya dan berperan sebagai pimpinan dipabrik. Adapun tugas dari assisten kepala

(ASKEP) di perusahan PT. Sepanjang Intisurya Mulia adalah sebagai berikut :

a. Membuat menyusun RKAP pengelolaan dan pemeliharaan instalasi.

b. Mengawasi proses pengolahan di pabrik sesuai dengan standar proses dan

standar mutu.

c. Mengawasi pemeliharaan seluruh mesin dan instalasi pabrik dan sarana

pendukung

d. Mengawasi proses pengolahan limbah.

e. Mengawasi biaya produksi pabrik.

f. Mengkoordinasi pengolahan, mutu, dan keteknikan.

g. Membuat laporan kerja ke Manejer Pabrik.

h. Menilai prestasi kerja assisten.

i. Menggantikan posisi manager di waktu manager berada di luar perusahaan atau

di luar PKS.

3. Assisten proses adalah bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan proses

pengolahan berlangsung. Adapun kegitan yang dilakukannya sebagai berikut :

a. Menjamin kebijaksanaan mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara pada

seluruh mandor-mador dan pekerja proses pengolahan.

b. Mempersiapkan agenda meeting yang berhubungan dengan proses pengolahan

seperti produksi, tenaga kerja, peralatan dan bahan kimia yang digunakan.
12
c. Melakukan pengawasan terhadap identifikasi dan mampu menelusuri yang

berhubungan dengan proses pengolahan sampai pada final produk digudang.

d. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi pengolahan dan

sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

e. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada digudang atau storage

tank.

f. Mengendalikan catatan mutu termasuk identifikasi pengarsipan, pemeliharaan

sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

4. Asisten maintenance

Bertugas untuk memelihara dan menjaga suatu mesin atau peralatan agar

berada pada kondisi sebaik mungkin dengan pengeluaran biaya yang seminim

mungkin. Tugas dari maintenance adalah sebagai berikut:

a. Menjamin siap pakai peralatan pada kondisi yang menguntungkan.

b. Kesiapan seluruh peralatan dengan biaya optimal.

c. Menjaga perlatan secara ekonomis dan menggantinya pada waktu yang sudah

ditentukan.

d. Menjaga peralatan supaya dapat beroperasi selama mungkin.

e. Menjaga performa peralatan dengan kualitas tinggi.

f. Menjaga operasi yang aman bagi operator dan efisiensi sepanjang waktu.

g. Memelihara peralatan selalu nampak baik dan bersih.

13
5. Asisten sortasi adalah berfungsi memantau seluruh kegiatan penerimaan buah dari

kebun pada stasiun penerimaan buah tersebut. Adapun Kegiatan yang dilakukannya

sebagai berikut :

a. Menjamin bahwa pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan bahan baku

(sortasi) dalam proses dan produk akhir telah dilaksanakan sesuai dengan

prosedur dan catatan-catatan mutu yang telah ditetapkan.

b. Menyetujui laporan hasil pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan bahan

baku atau sortasi dalam produk akhir.

c. Mengadakan rapat kerja tentang masalah - masalah yang dihadapi di

laboratorium dan sortasi.

6. Asisten laboratorium

Tugas Asisten Laboratorium adalah sebagai pemimpin dalam unit kerja

laboratorium untuk penerimaan TBS dan pemeriksaan mutu yang di hasilkan untuk

menghasilkan mutu CPO dan inti yang baik. Tanggung jawab assisten laboratorium

adalah sebagai berikut :

a. Membuat rencana anggaran tahunan untuk bagian laboratorium untuk dibahas

dengan pemimpin.

b. Membuat rencana analisis sesuai dengan pengolahan di pabrik.

c. Mengecek ketepatan hasil test dan segera mengambil tindakan sebagai reaksi

atas kesalahan.

d. Mengawasi pengambilan contoh / sampel.

e. Penjaga pengeluaran CPO / kernel dari Storage tank atau Bulk silo penjualan.
14
f. Memeriksa secara berkala kualitas air bersih karyawan.

g. Membuat laporan proses produksi secara setiap hari, mingguan, dan bulanan.

h. Memberikan informasi mutu CPO dan inti kepada atasan.

i. Memberikan masukan dan pengarahan sistem pekerjaan yang baik dan benar

guna keselamatan karyawan.

j. Mengawasi posisi dan kondisi inventaris perusahaan baik alat pabrik dan

perumahan agar tetap baik dan tidak menganggu kelancaran operasional.

k. Pasar

Pemasaran produk yang dihasilkan oleh PT. Sepanjang Inti Surya Mulia

Resources (FR) Group Kecamatan Nanga Tayap berupa crude palm oil (CPO) dan

inti (palm kernel). Crude Palm Oil (CPO) dikirim kepada pembeli melalui instalasi

tanki timbun ke PT. Karya Indah Alam Sejahtera (KIAS) Batam, dan PT. MUSIMAS

(MM) Batam, PT. Settelindo Wahana Perkasa (SWP), dan Sinarmas. sedangkan palm

kernel (PK) dikirim ke Wilmar dan PT. BAP.

15
BAB III
PROSES PRODUKSI

Pabrik kelapa sawit merupakan salah satu bagian yang paling utama dalam

sebuah perusahaan kelapa sawit. Pengolahan bahan baku yang baik sangat

berpengaruh dalam menghasilkan kualitas CPO yang baik, sehingga proses

pengolahan CPO sangat mempengaruhi hasil minyak yang akan didapat. Proses

pengolahan kelapa sawit adalah proses ektraksi CPO secara mekanis dari tandan buah

segar (TBS) diikuti dengan proses permurnian. Keseluruhan proses tersebut terdiri

dari beberapa tahap proses yang bejalan secara berkesinambungan dan berkaitan satu

sama lain. Kegagalan pada satu tahap akan berpengaruh pada proses berikutnya.

Setiap tahapan harus bejalan dengan lancar sesuai dengan standar operasional yang

telah ditetapkan. Unit atau stasiun mempunyai fungsi masing masing berdasarkan

kegunaannya, yang sangat berperan penting pada saat proses produksi demi

menunjang keberhasilan pengolahan tandan buah segar.

Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) sebagai bahan baku utama

minyak kasar (CPO) dan inti (Kernel) yang bermutu baik adalah tujuan utama dari

pengolahan. Pengolahannya yang dilakukan menurut tahapan tertentu dan syarat

yang harus ditentukan. Dalam pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan kernel

pada masing-masing stasiun mempunyai fungsi dan peranan yang saling berkaitan.

Kernel adalah inti dari buah sawit yang dijadikan bahan untuk pembuatan minyak

kelapa sawit selain dari kulit buah sawit itu sendiri. Adapun alur proses pengolahan

Tandan Buah Segar (TBS) yaitu sebagai berikut:

16
1.1. Jembatan timbang

Jembatan timbang adalah alat untuk menimbang kendaraan barang/truk untuk

mengetahui berat kendaraan beserta muatannya. Tujuan dari jembatan timbang adalah

untuk mengetahui produktivitas kebun sehingga memerlukan data berat, asal, kebun,

bagian, dan blok. Setiap truk yang mengangkut TBS ke pabrik ditimbang terlebih

dahulu di jembatan timbang untuk memperoleh berat sewaktu berisi (bruto) dan

sesudah dibongkar (tarra). Selisih antara bruto dengan tarra adalah jumlah TBS

yang diterima di PKS (netto). Selain TBS, pada jembatan timbang PKS PT.

Sepanjang Intisurya Mulia dilakukan juga penimbangan terhadap pengiriman CPO

dan jankos. Kapasitas maksimal jembatan timbang adalah 50 ton.

Adapaun cara penimbangan brutto, tarra, dan netto Untuk TBS, yaitu sebagai

berikut :

1. Berat brutto = Berat truk masuk (berat truk kosong + TBS).

2. Berat tarra = Berat truk keluar (berat truk kosong).

3. Berat netto = Berat brutto – Berat tarra.

Untuk CPO, Untuk TBS, sebagai berikut

1. Berat Tarra = Berat truk masuk (berat truk kosong)

2. Berat Brutto = Berat truk keluar (berat truk + CPO).

3. Berat Netto = Berat Brutto – Berat Tarra.

b. Prosedur penimbangan

Truk masuk atau keluar memberi surat pengantar buah (SPB) ke petugas

timbangan lalu di lakukan penimbangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam


17
penimbangan adalah sebagai berikut :

1. Pada awal penimbangan jarum harus berada pada titik nol.

2. Sopir dan kondektur harus turun selama proses penimbangan.

3. Keluar dan masuknya kendaraan harus perlahan-lahan sehingga terhindar dari

goncangan atau benturan.

4. Pemeriksaan kebersihan timbangan dilakukan setiap hari.

5. Pada waktu musim hujan, air yang ada didalam jembatan timbang harus

dipompa secara terus – menerus untuk menghindari penyimpangan timbangan

dan kerusakan alat.

Dalam proses penimbangan ini data-data yang penting dan harus diperoleh adalah :

1. Kebun asal TBS baik dari kebun sendiri ataupun dari pihak ketiga

(masyarakat).

2. Nomor dan tanggal pengiriman.

3. Tujuan pengiriman TBS.

4. Nomor polisi kendaraan berangkat.

5. Jumlah tandan, tahun tanam, dan jam penimbangan.

6. Berat TBS, tanggal dan jam penimbangan.

Adapun tugas dari assisten proses yaitu untuk mengawasi buah yang masuk

hingga buah telah dilakukan proses pengolahan dari awal proses sampai akhir proses

menjadi CPO pada tangki timbun (storage tank ).

18
3.2. Stasiun grading

Grading adalah proses pengontrolan terhadap kualitas buah dengan cara

sortasi buah yang akan diproses di Pabrik Kelapa Sawit, untuk memperkuat daya

saing minyak sawit di pasaran Internasional, produsen melakukan peningkatan

produktivitas dan kualitas serta meningkatkan efesiensi pengolahan. Selain itu dapat

juga dipengaruhi oleh derajat kematangan buah yang dapat diketahui dengan

melalui sortir buah sebelum diolah. PT. Sepanjang Intisurya memiliki stasiun loading

ramp dengan kapasitas penampungan buah ± 420 ton pada loading ramp. Grading

dilakukan dengan beberapa kriteria buah yaitu berdasarkan kriteria buah. Pada

t i n g k a t kematangan yang diterima oleh Pabrik Mulia Oil Mill yaitu terdapat

pada tabel 3.1. Adapun kriteria kematangan buah yang masuk ke Pabrik Mulia Oil

Mill yaitu sebagai berikut:

Table 3.1.kriteria kematangan di PKS Mulia Oil Mulia Oil Mill

Tingkat Kematangan Komposisi Panen Ideal


Sangat mentah Tidak boleh ada
Mentah <1%
Kurang Matang <10%
Matang >90%
Lewat Matang <5%
Buah Busuk <1%
Tandan Kosong <1%
Tandan Kotor <1%
Tangkai Panjang <1%
Sumber PT.Sepanjang Intisurya Mulia,Pabrik Mulia Oil Mil, 2019

Berdasarkan dari tabel 3.1 kriteria tingkat kematangan buah yang boleh masuk

ke Pabrik Mulia Oil Mill yaitu sebagai berikut:

19
1. Buah metah tidak boleh diterima sama sekali oleh pabrik

2. Buah kurang matang hanya boleh masuk ke pabrik dibawah 10% saja.

3. Buah matang diharapkan masuk ke pabrik lebih dari 90%

4. Buah lewat matang hanya boleh masuk ke pabrik dibawah 5% saja

5. Buah busuk tidak diperbolehkan masuk ke pabrik lewat dari 1%

6. Tandan kosong tidak diperbolehkan masuk ke pabrik lewat dari 1%

7. Buah tandan kotor tidak diperbolehkan masuk ke pabrik lewat dari 1%

8. Buah tangkai panjang tidak diperbolehkan masuk ke pabrik lewat dari 1%

3.3. loading ramp

Loading ramp adalah tempat pembongkaran TBS yang diterima oleh Pabrik

Mulia Oil Mill. Tandan buah segar (TBS) dikumpulkan di loading ramp. Pada saat

truk masuk dan menuang buah. Hal ini juga harus diperhatikan pada penuangan buah

di loading ramp harus dengan hati-hati agar tidak terjadi memar pada (TBS) yang

mengakibatkan terkontaminasi oleh bakteri sehingga terjadi peningkatan kenaikan

kadar asam lemak bebas (ALB) lebih cepat. Loading ramp adalah tempat dimana

TBS dituang oleh truk. Fungsi dari loading ramp adalah sebagai berikut :

1. Tempat penyimpanan TBS sementara.

2. Tempat penyortiran.

Loading ramp memiliki 16 pintu. Dan dirancang memiliki dasar yang

miring sehingga buah akan jatuh ke chute karena beratnya sendiri. Kapasitas total

loading ramp adalah  420 ton.

20
3.3.1. P intu loading ramp (hopper)

Hopper adalah sebagai tempat penampungan buah sementara sebelum masuk

ke Tandan Buah Segar (FFB) Horizontal conveyor, fungsinya adalah untuk mengatur

banyaknya buah yang masuk ke dalam conveyor dengan kapasitas satu ramp ±420

ton. PT. Sepanjang Intisurya Mulia Oil Mill memiliki dua line yaitu berjumlah 33

pintu dengan kapasitas satu buah pintu yaitu 15 ton per pintu. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam pengoperasian adalah sebagai berikut:

1. Pengisian buah kedalam FFB horizontal conveyor.

2. Putaran conveyor.

3.3.2. Conveyor

Conveyor adalah alat yang berfungsi untuk mengangkut tandan buah segar ke

area feeding horizontal conveyor. Adapun perinsip kerja conveyor yaitu dengan cara

berputar yang menggunaka alat penggerak yaitu motoran dengan berkapasitas 60 ton

per jam dalam satu conveyor.

a. Pengisian conveyor dilakukan secara optimal sesuai d e n g a n kapasitas

sterilizer 15 Ton per lori

b. Saat buah jatuh ke conveyor harus diperhatikan apakah conveyor

sudah berjalan atau tidak.

3.4. Stasiun Perebusan (sterilizer)

Stasiun perebusan adalah proses pertama yang dilakukan dalam pengolahan

buah kelapa sawit. Alat perebusan yang digunakan untuk merebus buah sawit yaitu

sterilizer. Fungsi dari sterilizer adalah untuk merebus buah sawit sebelum diproses
21
lebih lanjut , umumnya benjana yang digunakan yaitu benjana tekanan horizontal

yang bisa menampung 4 lori per unit dengan lama waktu perebusan 80 menit, dimana

kapasitas lori adalah 15 ton TBS dan bagian dalam dilapisi penahan panas dan

sebelah bawah dilengkapi pipa pembuangan air kondesat, pipa pembuangan uap /

steam (exhaust) sedangkan sebelah atas dilengkapi pipa masuk steam dan suhu 150o

C. Proses perebusan atau (treaple peak) agar diperoleh hasil yang optimal, tekanan

yang digunakan yaitu 2,4 – 2,8 bar adapun tujuan dari perebusan adalah sebagai

berikut :

1. Menonaltifkan enzim-enzim lipase yang dapat menyebabkan kenaikan asam

lemak bebas.

2. Memudahkan dalam proses pelepasan buah dari janjang pada proses

penebahan (Tresher)

3. Melunakkan daging buah untuk mempermudah proses pengadukan (digester)

4. Membuat rongga atau cangkang lepas dari pemecahan di ripple mill

5. Mengurangi kadar air dalam buah

22
Gambar 3.2 grafik steam sterilizer

Grafik suhu sterilizer


3

2.5

2
Tekanan

1.5
Suhu
1

0.5

0
Waktu
0 5 15 20 30 35 50 51 52 53 54 55 60 61 62 63 64 65 70 71 72 73 74 75 80

Sumber PT.Sepanjang Intisurya Mulia. Pabrik Mulia Oil Mil, 2019

Berdasarkan dari gambar grafik 3.2 keterangan steam yang masuk ke dalam

sterilizer adalah sebagai berikut :

a. Deaeration dilakukan 5 menit, dimana posisi condensate terbuka.

b. Steam peak pertama dimasukkan,untuk peak pertama tekanan 0 – 2,0 bar

c. Steam yang masuk peak kedua sebanyak 2,4 bar

d. Team yang masuk peak ketiga sebanyak 2,8 bar

3.5. Stasiun penuangan buah (Tippler)

Tippler adalah alat yang berfungsi untuk menuangkan buah yang ada didalam

lori yang sudah direbus dari dalam sterilizer, perinsif kerja tippler berputar secara

vertikal sampai 45o derajat. Adapun alat penunjang yang membantu menggerakkan

tippler yaitu dengan menggunak sistem hydrolik yang berkapasitas 50 ton per tippler.

23
3.6. Stasiun pembantingan (thresher)

Stasiun pembantingan adalah alat yang berfungsi untuk melepaskan buah dari

tandannya yang sudah mengalami proses perebusan. Buah yang sudah di rebus dalam

sterilizer kemudian dikeluarkan dan dibawa ke conveyor menuju thresher. Conveyor

harus sudah berjalan sebelum tandan buah yang sudah direbus dikeluarkan dari

sliding door tippler.

Thresher adalah alat yang berfungsi sebagai mesin perontok buah yang

dipakai di pabrik kelapa sawit Mulia Oil Mill. Thresher berfungsi untuk memisahkan

brondolan dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membanting serta

mendorong janjang kosong ke empty bunch conveyor. Sedangkan brondolan yang

sudah terpisah dari janjangnya akan jatuh melalui kisi-kisi ke bellow thresher

conveyor. Brondolan yang terpisah akan masuk ke lubang-lubang bawah threser dan

akan masuk ke bellow thresher selanjutnya brondolan akan dibawa oleh bellow

thereser menuju ke bottom cross conveyor . Adapaun perinsif kerja thresher drum

yaitu sebagai berikut:

1. Pembantingan harus diisi dengan optimal tetapi jangan terlalu penuh.

2. Kecepatan berputar penebahan 22-24 rpm.

3. Pada saat operasi berhenti hal yang harus diperhatian adalah kondisi buah

dalam thereser sudah kosong atau masih berisi TBS setiap waktu selesai

proses.

Thresher losses yang dapat terjadi yaitu munculnya unstrip bunch (USB)
24
tingkat kematangan buah yang tidak sempurna dari tandannya. Penyebab dari

munculnya USB adalah sebagai berikut :

1. Mutu dari buah yang tidak baik, yaitu banyak buah yang mentah.

2. Proses perebusan yang kurang sempurna, hal ini dapat terjadi karena

waktu perebusan yang kurang lama atau karena kurang sesuai dengan

efisiensi perebusan yang ditentukan.

3. Putaran dari thresher yang terlalu lambat.

3.6.2. Empty bunch conveyor

Empty bunch conveyor adalah alat yang berfungsi untuk mengangkut

Janjangan kosong terdorong keluar dari thresher dan masuk ke horizontal empty

bunch conveyor, buah yang telah masuk di horizontal conveyor dilanjutkan ke

lapangan penimbunan tangkos. Adapun buah yang terpisah dari jang masuk ke

bellow thereser.

3.6.3. Bellow thresher

bellow thresher adalah alat yang berfungsi untuk menerima brondolan yang

sudah terpipil dari thresher. Kemudian brondolan di bawa ke bottom conveyor.

Adapun cara kerja bellow thresher adalah brondolan yang ada dalam conveyor

dibawa dengan sistem screw yang berputar poros dimana memiliki kapasitas atau

beban tertentu sesuai dengan kapasitas elektro motor yang digunakan.

Apabila brondolan atau beban yang dibawa terlalu berat melebihi kapasitas

electromotor, maka conveyor tidak dapat berputar atau trip. Banyak atau sedikitnya

feeding brondolan (beban) ke dalam conveyor ini tergantung umpan TBS yang sudah
25
direbus ke dalam thresher. Umpan kedalam thresher harus merata secara kontinyu

dan hal ini tergantung pada saat penuangan tippler.

3.6.4. Bottom Conveyor

Bottom conveyor adalah alat yang berfungsi untuk menerima brondolan dari

conveyor bellow thresher untuk kemudian didistribusikan ke fruit elevator. Apabila

menggunakan dua fruit elevator (pabrik operasi dua line) maka pembagian brondolan

harus merata kedalam masing-masing fruit elevator. Pembagian feeding biasanya

dengan menggunakan sliding door.

Cara kerja bottom conveyor adalah brondolan yang ada dalam conveyor ini

dibawa dengan sistem screw yang berputar dimana memiliki kapasitas atau beban

tertentu sesuai dengan kapasitas elektro motor yang digunakan. Apabila brondolan

atau beban terlalu berat melebihi kapasitas elektromotor maka conveyor tidak dapat

berputar atau trip.

3.6.5. Fruit elevator

Fruit elevator adalah alat berfungsi membawa brondolan menuju top

conveyor. Adapun perinsip kerja bottom conveyor yaitu berputar secara vertikal

memiliki penampung / bucket – bucket sebagai wadah membawa brondolan ke atas

menuju top horizontal conveyor.

3.6.6. Top conveyor

Top conveyor adalah berfungsi membawa brondolan dari fruit elevator

menuju digester feed conveyor. Cara kerja top conveyor adalah brondolan yang ada

dalam conveyor ini dibawa dengan sistem screw yang berputar dimana memiliki
26
kapasitas atau beban tertentu sesuai dengan kapasitas elektro motor yang digunakan.

Apabila brondolan atau beban terlalu berat melebihi kapasitas elektromotor maka

conveyor tidak dapat berputar atau trip.

3.6.7. Digester feed conveyor

Digester feed conveyor adalah berfungsi membawa brondolan dari top

conveyor untuk diisi masing-masing digester secara bergantian. Pengisian digester

dilakukan dengan membuka tutup sliding door yang ada di digester feed conveyor.

Cara kerja digester feed conveyor. Bondolan yang ada dalam conveyor ini dibawa

dengan sistem screw yang berputar dimana memiliki kapasitas atau beban tertentu

sesuai dengan kapasitas elektro motor yang digunakan. Apabila brondolan atau

beban terlalu berat melebihi kapasitas elektromotor maka conveyor tidak dapat

berputar atau trip.

3.6.8. Fruit returnt conveyor

Fruit returnt conveyor adalah alat yang berfungsi menampung sisa brondolan

yang berlebihan dari digester feed conveyor apabila terjadi keadaan dimana posisi

digester sudah terisi penuh atau keadaan tertentu. Brondolan ini akan dibawa dan

dikembalikan lagi menuju bottom conveyor.

Adapun cara kerjanya adalah, brondolan yang ada didalam conveyor dibawa

dengan sistem screw yang berputar dimana memiliki kapasitas atau beban tertentu

sesuai dengan kapasitas elektro motor yang digunakan.

Apabila brondolan atau beban yang dibawa terlalu berat melebihian kapasitas

elektro motor maka conveyor tidak dapat berputar atau trip.


27
3.7. Stasiun (Digester)

Digester adalah alat yang berfungsi untuk melumatkan daging buah. Digester

merupakan tabung silinder yang berdiri tegak. Didalam digester terdapat pisau-pisau

pengaduk yang berjumlah dalam satu buah digester yaitu terdiri dari 12 pisau

pengaduk yang bertingkat dan satu pasang pisau pelempar. Letak pisau- pisau ini

dibuat bersilangan-silang.

PT. Sepanjang Intisurya Mulia memiliki Enam (6) buah digester dengan

kapasitas masing-masing 4500 liter. Suhu yang digunakan dalam digester (90-950C)

Adapun fungsi digester ialah sebagai berikut :

a. Melumatkan daging buah dan memisahkan daging buah dengan biji.

b. Memanaskan brondolan untuk mempermudah proses pressing

c. Alat – alat yang terdapat dalam digester ialah sebagai berikut : pisau panjang

(long arm) pisau pendek (short arm) pisau pendorong (expeller arm)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja digester antara lain adalah :

a. Level volume buah dalam digester, minimal berisi ¾ dari volume digester

(pisau bagian atas tertutup oleh brondolan). Temperatur dijaga pada suhu 90-

950C untuk mempermudah proses Pemisahan minyak dengan air. Temperatur

dalam digester dijaga dan di stabilkan dengan steam. Pengaruh pengadukan

buah kelapa sawit di digester adalah sebagai berikut.

1. Kematangan buah yang sudah direbus,

28
2. Kecepatan pengadukan digester yaitu sebesar 25 rpm

3. Pengadukan digester selama 30 menit menghasilkan 4.5 ton.

3.7.2. stasiun pengepresan (press)

Press adalah alat untuk mengempa (mengekstraksi) brondolan yang sudah

dilumatkan yang dilengkapi dengan sepasang srew dengan putaran berlawanan,

Press cake untuk penyaring ampas press yang terdiri dari fiber dan nut serta sepasang

plat yang bekerja secara hotomatis yang dikendalikan dengan sistem hydrolix. Pres

yang digunakan di PT.SISM berjumlah 6 buah srew press dengan menggunakan

tekanan 40-45 bar. Adapun hasil dari proses pengolahan screw press yaitu sebagai

berikut:

a. Crude oil adalah minyak kasar hasil dari proses pengempaan atau ekstraksi pada

press.

b. Press cake adalah ampas press yang terdiri dari fibre dan nut hasil dari proses

pengepresan. Adapun faktor yang mempengaruhi kerja press :

1. Kondisi worm screw press

Worm screw press merupakan alat yang terdapat dalam mesin screw press

yang berbentuk ulir. Apabila worm screw press mengalami keausan yang

cukup besar maka, pengepresan tidak maksimal dan minyak tidak akan

terperas sempurna.

2. Tekanan plat

Tekanan plat yang rendah akan menghasilkan fiber basah yaitu ampas yang

masih banyak mengandung minyak.


29
3.8. Stasiun pemurnian minyak (clarification)

Stasiun pemurnian adalah proses pemurnian minyak yang dimaksudkan

untuk menurunkan tingkat kotoran dan kadar air yang terkandung dalam minyak,

stasiun klarifikasi merupakan stasiun pemurnian minyak yang berasal dari minyak

kasar (crude oil) yang akan diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak produksi

berupa CPO dengan kualitas yang baik atau sesuai dengan standar di pabrik

PT.Sepanjang Intisurya Mulia, Minyak kasar hasil stasiun pengempaan dikirim ke

stasiun ini untuk diperoleh minyak produksi. Proses pemisahan minyak, air, dan

kotoran dilakukan dengan sistem pengendapan, setrifugasi dan penguapan. Standar

mutu adalah hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik.

Beberapa faktor yang menentukan standar mutu minyak sawit, yaitu

kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna dan

bilangan peroksida (Ketaren, 1986). Tujuan dari pemurnian minyak atau klarifikasi

adalah sebagai berikut:

1. Memisahkan zat-zat non CPO dari CPO semaksimal mungkin dengan

menggunakan CST.

2. Memisahkan antara minyak, air, dan sludge.

3.8.1. sand trap tank

Sand trap tank adalah alat yang berfungsi untuk penampungan sementara

antara minyak, sludge, pasir, dan kotoran – kotoran lainnya. yang terikut kedalam

minyak dengan cara pengendapan. Pasir dan kotoran-kotoran lain yang terikut

yang memiliki berat jenis lebih besar akan berada dibawah, sedangkan minyak berada
30
dilapisan atas dan mengalir ke vibrating screen. Minyak yang terdapat dalam send

trap tank selanjutnya dialirkan ke vibrating screen.

3.8.2. vibrating screen

Vibrating screen merupakan ayakan bergetar yang berfungsi sebagai

penyaring kotoran / fiber yang terikut ke minyak. Terdapat 2 saringan pada vibrating

screen, yaitu bagian atas dengan kerapatan lubang saringan 20 mesh dan bagian

bawah 30 mesh. Sebelum proses dimulai, pastikan saringan harus bersih dari sampah

dan kotoran. Fiber dan kotoran yang terpisah dari vibrating screen selanjutnya

dikumpulkan atau kembali lagi ke bottom conveyor untuk kembali diolah dalam

digester, sedangkan minyak yang telah tersaring langsung menuju ke crude oil tank.

3.8.3. Crude Oil Tank (COT)

Minyak yang keluar dari vibrating screen dialirkan ke crude oil tank

untuk ditampung sementara. Pada crude oil tank ini minyak dipanaskan dengan

steam melalui sistem pipa pemanas dan suhu dipertahankan 90 - 95oC agar

mudah terjadi pemisahan. Di dalam crude oil tank terdapat dua sekatan, sehingga

terbentuk tiga bak. Minyak akan mengalir dari bak yang satu kebak selanjutnya.

Sekatan ini bertujuan untuk mengendapkan sisa - sisa kotoran yang lolos

berdasarkan prinsip dari bawah ke atas (gravitasi) yang memiliki berat jenis lebih

berat akan mengendap di dasar tangki sedangkan yang lebih ringan akan berada

dilapisan atas yang selanjutnya akan dipompakan ke Continous settling tank (CST).

3.8.4. Vertikal settling tank (VST)

31
Vertical settling tank adalah alat berfungsi untuk memisahkan / mengutip

minyak dari sludge secara gravitasi atau berdasarkan perbedaan berat jenis. Panas

yang diberikan menyebabkan penurun dan perbedaan berat jenis larutan semakin

besar, sehingga terjadi pemisahan larutan dimana larutan minyak naik keatas. CST di

PT.Sepanjang Intisurya Mulia memiliki kapasitas penampungan 90 ton.

Minyak hasil pemisahan secara gravitasi pada continous settling tank

dialirkan kedalam piur oil tank, sedangkan sludge dialirkan kedalam sludge tank.

Kandungan NOS, seminimal mungkin maka harus dilakukan pengontrolan secara

rutin, yaitu setiap 6 jam sekali atau disesuaikan dengan kondisi. Ketebalan lapisan

minyak pada dalam continous settling tank adalah 30 - 40 cm baru dilakukan

pengutipan minyak melalui scremmer yang berbentuk seperti payung.

Posisi scremmer adalah dipinggir tangki, yang ketinggiannya biasa di naikkan

dan diturunkan sesuai dengan ketinggian minyak di dalam continous settling tank

pada continous settling tank berfungsi untuk membantu mempercepat pemisahan

minyak dengan cara mengaduk dan memecahkan padatan sludge sehingga di

harapkan minyak yang terpisah dengan sludge. Alat yang digunakan untuk mengaduk

sludge adalah scremmer yang diputar dengan cara manual 4-5 rpm apabila putaran

terlalu kencang akan mengakibatkan proses pemisahaan semakin sulit karena minyak

dan sludge tercampur dan apabila putaran di bawah 4 rpm,maka akan mengakibatkan

kejenuhan pada minyak. Pada tangki ini dilakukan penambahan suhu 90-950C.

32
3.8.5. piur Oil tank

Minyak dari CST ditampung ke piur oil tank sementara waktu sebelum

dikirim ke storage tank. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan Steam Untuk

mendapatkan temperature yang digunakan adalah 90–95o C.

3.8.6. Vacuum dryer

Vacuum drayer adalah alat yang berfungsi untuk mengurangi kadar air yang

terdapat didalam minyak dengan cara menyemburan minyak dan air dihisap dalam

kondisi vacuum. Vacuum drayer terdiri dari tabung hampa udara dan di

dalamnya ada 8 buah nozzle injektor. Tekanan di dalam vacuum dryer sangat

rendah. Saat tekanan yang rendah akan lebih cepat menguap meskipun belum

mencapai titik didihnya. Minyak dan air memiliki titik didih yang berbeda, minyak

memiliki titik didih lebih tinggi dari air.

Saat minyak terhisap ke tabung, minyak akan melalui nozzle sehingga air

didalam minyak akan mudah menguap dan terhisap oleh pompa vacuum,

sedangkan minyak tidak menguap dan jatuh ke bawah yang kemudian mengalir ke

reclaimed tank. Perlu diperhatikan adalah suhu pemisahan diusahakan 70oC.

3.8.7. Storage tank (tangki timbun)

Storage tank adalah alat yang berfungsi untuk penampung sementara minyak

dari hasil proses produksi sebelum dipasarkan ke PT.Sinarmas. dan melalui beberapa

proses perlakuan. Adapun hal yang harus diperhatikan pada storage tank adalah :

a. Kebersihan storage tank harus dibersihkan secara rutin.

33
b. Kondisi steam harus diperiksa secara rutin,

c. Temperatur harus (40-600C).

3.9. Proses Pengutipan Minyak Dari Sludge

Proses pengutipan minyak dari sludge adalah proses yang ditujukan untuk

mengambil minyak yang dialirkan dari crude oil tank ke stasiun clarification. Adapun

sludge yang ada didalam sludge tank juga diberikan steam 90 - 95o C agar suhu yang

yang terdapat dalam sludge tank bisa maksimal sesuai dengan standat.

3.9.1. Sludge vibrating screen

Sludge vibrating screen berfungsi sebagai saringan bergetar untuk memisah

kan serabut dan kotoran. Hasil penyaringan ditampung di sludge tank yang berfungsi

sebagai tempat penampung sementara sebelum minyak dikutip ke distributing,

sedangkan kotoran padat (solid) hasil penyaringan dialirkan ke conveyor solid.

PT.Sepanjang Intisurya Mulia ada tiga (3) vibrating screen.

3.9.2. Sludge tank

Sludge tank berfungsi sebagai tempat penampungan sludge sementara

sebelum diolah di decanter. Tangki ini melakukan pemanasan pada sludge agar tidak

jenuh. Pengendapan pada bagian bawah sludge tank yaitu lumpur dan dialirkan ke

drain tank (tempat pembuangan).

3.9.3. Sand cyclone

Sand cyclone berfungsi untuk memisahkan sludge dengan pasir. Tekanan

pada sand cyclone yaitu 2-3 bar. Kotoran akan turun ke bawah sedangkan minyak

34
akan ke atas menuju distributing.

3.9.4. Distributing

distributing adalah alat yang berfungsi sebagai tangki penampung yang

masih mengandung sludge dan minyak yang diterima dari sludge tank, serta

menerima minyak dan sludge dari sand cyclon. Minyak dan sludge didalam

distributing masih dipanaskan dengan suhu 90-95oC

3.9.5. Decanter

decanter adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan minyak, air, solid, serat-

serat halus yang terkandung dalam minyak kasar (crude oil) dari distributing tank.

sehingga berkurangnya serat halus ini, cairan minyak tidak akan terlalu kental,

sehingga proses pemisahan didalam decanter akan lebih sempurna. Adapun perinsip

kerja decanter adalah dengan secara sentrifugal.

3.9.6. Sludge pit

sludge pit adalah tempat yang berfungsi sebagai penampungan hasil limbah

dari stasiun press dan stasiun klarifikasi, sludge pit dilengkapi dengan sekat-sekat,

gunanya sekat untuk mengutip sisa-sisa minyak yang lepas, hasil minyaknya

dipompakan ke VST, sementara air dan lumpur dipompakan ke deoling tank dan

mengalir ke kolam limbah. Pada kolam fat pit ini terjadi pemanasan dengan

menggunakan steam. Pemanasan ini diperlukan untuk memudahkan pemisahan

minyak dengan sludge sebab pada fat pit ini masih dimungkinkan untuk melakukan

pengutipan minyak dengan menggunakan scremmer. Limbah dari fat pit ini

35
kemudian dialirkan ke kolam cooling pond atau kolam pendingin.

3.9.7. Deoling tank

deoling tank adalah alat yang berfungsi sebagai tangki penampung limbah yang

di pumpa dari sludge fit dialirkan ke kolam limbah dengan suhu 90-95 oC.

3.10. Stasiun Pengolahan Biji kernel

Stasiun pengolahan nut menjadi kernel yaitu dilakukan di stasiun kernel.

Adapun tujuan kerja stasiun ini yaitu sebagai berkut:

1. Pertama pemisahan fiber dengan nut

2. Kedua pemisahan nut dan batu-batu yang berat

3. Ketiga pemecahan nut menjadi kernel dan cangkang

4. Keempat pemisahan cangakang dengan kernel

5. Pemanasan kernel

6. Penyimpanan di kernel bangker.

3.10.1. Cake breaker conveyor (CBC)

CBC adalah alat yang berfungsi untuk membawa ampas dan nut menuju nut

polishing drum dan fiber scyclone. Ampas kempa dari screw press yang terdiri dari

serat dan biji yang masih menggumpal masuk ke CBC. Cake breaker conveyor

merupakan conveyor yang berbentuk ribbon yang berputar pada poros. Cake breaker

conveyor berfungsi mendorong gumpalan-gumpalan ampas (untuk mempermudah

pemisahan biji dan serat) dan membawanya ke depericarper.

3.10.2. Mesin pengisap (Depericarper)

36
Depericarper adalah alat untuk memisahkan ampas dengan biji serta

memisahkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat pada biji. Alat ini terdiri

dari separating column dan polishing drum. Ampas dan biji dari CBC masuk dari

separating column. Fraksi ringan yang berupa fibrer, inti pecah halus, cangkang

halus dan debu, terhisap dengan fibrer cyclone dan melalui Air lock masuk dan

ditampung sebagai bahan bakar pada boiler, sedangkan fraksi berat seperti biji

utuh, biji pecah, inti utuh dan inti pecah turun kebawah masuk ke polishing drum.

Polishing drum berputar dengan kecepatan 26 rpm, dilengkapi dengan plat-plat

besi berbentuk cincin. Akibat dari perputaran ini terjadi gesekan yang mengakibatkan

serabut terkikis dan terlepas dari biji lainnya jatuh melalui lubang cincin ke nut

elevator dan diperam di nut silo dan akan dipecahkan menggunakan mesin ripple

mill.

3.10.3. Mesin pembersih (Nut polishing drum)

Nut polishing drum adalah alat yang berfungsi untuk menghilangkan fibrer

yang masih melekat pada nut agar pemecahan nut dapat berlangsung sempurna. Nut

polishing drum adalah sebuah drum berputar yang terdiri dari screw conveyor, dan

lubang-lubang pada dinding bagian ujung. Lubang ini berfungsi untuk mengeluarkan

broken kernel dan nut. Nut akan diteruskan ke conveyor, sementara broken kernel

ditampung dan dinaikkan ke hidrocyclon, diharapkan broken kernel tidak terikut

bersama nut untuk menghindari terbuangnya broken kernel akibat isapan destoner.

3.10.4. Destoner

37
Destoner berfungsi untuk memisahkan material ringan seperti fibre dan nut

sedang (nut, broken kernel, half nut) masuk ke nut silo, dan material berat (batu dan

besi) jatuh ke bawah. Adapun perisip kerja destoner yaitu dengan cara penghisapan.

Dengan menggunakan alat motoran. Nut yang telah lewat dari distoner akan masuk

menuju nut silo.

3.10.5. Nut silo

Nut silo adalah alat yang berfungsi sebagai penampungan nut sebelum

dipecah di ripple mill, dimana nut silo terdiri dari dua buah hopper yang berisi

nut dengan ukuran berbeda. Tujuan pemisahan berdasarkan ukuran ini adalah untuk

mendapatkan hasil pemecahan yang baik agar tidak banyak broken kernel dan nut,

selanjutnya nut dari ripple mill. Nut di hopper diperlukan untuk mengatur jumlah

nut yang akan dipecah di ripple mill. Adapun nut silo juga diberikan suhu sebesar

70-80o C.

3.10.6. Ripple mill

Ripple mill adalah alat yang berfungsi untuk pemecah bij i agar terpisah

dari cangkang yang. Biji yang masuk melalui bagian atas rotor baru kemudian akan

mengalami gaya sentrifugal sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan

kuat yang menyebabkan cangkang pecah. Setelah dipecahkan inti yang masih

bercampur dengan kotoran-kotoran dibawa ke LTDS.

3.10.7. Pemisahan inti dengan cara kering (Light Tenera dry separating)

Light Tenera dust separating ( LTDS ) adalah merupakan alat untuk

pemisahkan dengan cara kering dalam suatu kolom vertikal dengan bantuan hisapan
38
udara dari kipas (Fan). Dimana LTDS 1 fraksi yang ringan akan mengisap cangkang

pecah / halus , dan serabut halus. Prinsip kerja dengan cara penghisapan yaitu

cangkang yang ringan akan terhisap ke atas dan kernel akan jatuh ke bawah. Adapun

perinsip kerja LTDS adalah dengan cara penghisapan. Sedangkan debu, kernel halus

agar dapat / pecah terpisah dan kembalike LTDS II untuk dipindahkan kembali agar

didapat kernel yang utuh dengan losses yang rendah. Setelah dari LTDS kernel

beserta cangkang kembali melalui pemisahan Hydrocyclone.

1. Pemisahan pertama kasar

2. Pemisahan kedua sedang

3. Pemisahan yang ketiga alus

3.10.8. Pemisahan cangkang (Hydrocyclone)

hydrocyclone adalah befungsi untuk memisahkan cangkang dan kernel,

dimana proses pemisahan tersebut menggunakan air, fase berat akan jatuh ke bawah,

fase ringan akan timbul. Didalam bak pemisah dilakukan pemisahan dengan sistem

sentrifugal yang digerakkan oleh motoran penggerak.

3.10.9. pengering inti (Kernel silo)

Kernel silo berfungsi mengurangi kadar air pada kernel dan menghambat

pertumbuhan jamur. Udara dimasukkan ke dalam kernel silo setelah melalui air.

Udara tersebut akan masuk ke celah-celah kernel melalui kisi-kisi lantai. Hal yang

menjadi perhatian antara lain pengisian kernel ke dalam dryer, PKS di

PT.Sepanajang Intisurya Mulia memiliki tiga buah kernel silo dengan kapasitas

39
masing-masing 10 ton.

3.10.10. Kernel bangker

Kernel bangker adalah untuk menyimpan / menampung kernel sebelum dijual

dan tidak ada perlakuan pemanasan. PT.Sepanjang Intisurya Mulia memiliki kernel

bangker berupa tangki penampung yang terdapat di samping pengolahan kernel dan

memiliki gudang yang dibertumpukkan setelah dimasukan kedalam gudang.

Permukaan inti sawit yang basah merupakan media tumbuhnya mikrobia, karena

spora atau mycelium yang menempel pada permukaan inti tersebut lebih cepat

tumbuh (Anggorowati, 1993).

3.11. Stasiun boiler

Boiler adalah alat untuk mengahasilkan uap. Kapasitas boiler di PKS PT.

Sepanjang Intisurya Mulia adalah 55 bar. Uap yang dihasilkan tersebut berasal dari

pemanasan atau perubahan energi yang berupa fiber dan cangkang menjadi energi

panas didalam ruang pembakaran yang terdapat pada boiler. Energi panas yang

dihasilkan kemudian di transper pada fluida yaitu air umpan boiller, dengan

energi panas tersebut, air akan berubah menjadi uap air (steam) uap air yang

terbentuk kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin uap (turbin steam),

dan turbin inilah yang akan digunakan untuk menggerakkan generator listrik,

sehingga didapatkan energi listrik yang dibutuhkan untuk menggerakkan mesin-

mesin produksi dan segala aktifitas yang mendukungnya, selain itu fungsi dari

boiller untuk menyuplai uap yang dibutuhkan untuk proses.

40
Kualitas uap yang dihasilkan dari ketel uap agar sesuai dengan yang

diinginkan / dibutuhkan maka dibutuhkan sejumlah panas untuk menguapkan air

tersebut, dimana panas tersebut diperoleh dari pembakaran bahan bakar di ruang

bakar ketel. Syarat untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna didalam ketel

maka diperlukan beberapa syarat, yaitu:

a. Perbandingan pemakaian bahan bakar harus sesuai (cangkang dan serabut).

b. Udara yang dipakai harus mencukupi.

c. Waktu yang diperlukan untutk proses pembakaran harus cukup.

d. Panas yang cukup untuk memulai pembakaran

3.12. Pembangkit Tenaga (Power)

Pabrik PT. Sepanjang Intisurya Mulia adalah mempunyai tiga pembangkit

listrik atau power house yaitu dua pembangkit listrik yang berasal dari generator

listrik yang menggunakan bahan bakar minyak (solar), dan satu turbin. Aliran listrik

yang dapat dihasilkan satu generator listrik yang menggunakan bahan bakar minyak

adalah 500 KW, sedangkan aliran listrik yang dapat dihasilkan turbin adalah 2000

KW. Proses penggunaannya di lapangan digunakan dua ship untuk generator

listrik yang menggunakan bahan bakar minyak yaitu ship pagi dan malam

menggunakan generator listrik yang menggunakan bahan bakar minyak secara

bergantian yaitu generator listrik satu dan generator listrik dua, energi listrik yang

sangat dibutuhkan untuk menggerakkan mesin-mesin produksi dan segala aktifitas

yang mendukungnya.

41
3.13. Pengolahan air (water treatment)

Pabrik kelapa sawit banyak menggunakan air pengolah dan air umpan boiler

yaitu 1500 liter/ton TBS, yang berarti membutuhkan air 900 m³/hari. Pabrik kelapa

sawit PT.Sepanjang Intisurya Mulia dengan kapasitas olah 15 ton / jam akan

menghasilkan buangan air limbah sebanyak 180 – 200 m³ setiap harinya, oleh sebab

itu diperlukan sungai alam untuk air baku boiler dan sekaligus tempat limpahan

air limbah yang sudah mendapat perlakuan khusus di kolam limbah. Pabrik

PT.Sepanjang Intisurya Mulia memiliki dua penampungan yang terletak diatas yaitu

penampungan air kotor dan air bersih. Air kotor yang terdapat dipenampungan

adalah air yang diambil dari waduk air yang terdapat didataran rendah yang berjarak

sekitar 200 meter dari pabrik. Air dari waduk itu sendiri berasal dar sungai alam

yang terletak di wilayah perusahaan PT.Sepanjag Itisurya Mulia memiliki air kotor

yang diambil dari waduk yang mendapat tiga perlakuan yaitu dengan penambahan

alumunium sulfat, soda ash dense, hp flock. Fungsi dari alumunium sulfat adalah

untuk menjernihkan air (membentuk flockulasi) pH menjadi turun, fungsi soda

ash dense adalah untuk menyeimbangkan pH (menaikan pH), sedangkan hp flock

berfungsi untuk meningkatkan flockulasi yang masih kecil yang dibentuk oleh

alumunium sulfat.

3.14. Penanganan limbah (final effluent)

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Selain menghasilkan CPO / kernel, PKS juga

menghasilkan limbah. Limbah yang keluar dari PKS berbentuk padatan, gas, dan

42
cair. Limbah yang keluar dari PKS sebenarnya belum bisa dikatakan 100% sebagai

limbah, lebih tepat dikatakan sebagai produk sampingan atau side product karena

limbah tersebut masih bisa dimanfaatkan. Limbah padat yang keluar dari PKS

meliputi jangkos,abu boiler, serat, cangkang. Limbah padat yang keluar dari PKS

umumnya tidak memerlukan penanganan yang rumit. Limbah padat dapat digunakan

lagi sebagai bahan bakar, pupuk.

Limbah yang menjadi perhatian di PKS adalah limbah cair atau yang

lebih dikenal dengan POME (palm oil mill effluent). Palm oil mill effluent adalah air

buangan yang dihasilkan oleh PKS utamanya berasal dari condensate rebusan, air

hidrosiklon, dan solid. Parameter yang menjadi salah satu indikator kontrol untuk

pembuangan limbah cair adalah angka biological oxygen demand (BOD). Angka

BOD berarti angka yang menunjukan kebutuhan oksigen. Jika air limbah

mengandung BOD tinggi dan dibuang kesungai maka oksigen yang ada disungai

tersebut terhisap material organik tersebut sehingga makhluk hidup lainnya

kekurangan oksigen. Sedangkan angka chemical oxygen deman (COD) adalah

angka yang menunjukan suatu ukuran apakah dapat secara kimiawi dioksidasi.

Menanggulangi pencemaran lingkungan. PT.Sepanjang Intisurya Mulia membuat

tindakan dengan mengatasi pengendalian limbah cair melalui sistem kolam yang

kemudian diaplikasikan ke lahan dan di PKS Mulia Oil Mill mempunyai 8 kolam.

Limbah cair dalam sistem kolam terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :

3.14.1. Kolam 1 yaitu pendinginan (cooling pond)

43
Cooling pond yaitu suatu kolam pendinginan dari fat pit, selain untuk

mendinginkan limbah, cooling pond juga berfungsi untuk mengendapkan sludge

setelah dari cooling pond untuk dilakukan proses pendinginan. Luas area kolam

cooling pond yaitu: panjang 22 meter, lebar 9,5 meter, dan kedalaman 4 meter, suhu

yang terdapat dalam kolam ini yaitu 35- 40 °C dengan pH 10-11.

3.14.2. Kolam 2 yaitu anaerobic 1

Kolam anaerobic berfungsi untuk mengembangbiakkan bakteri pengurai,

bakteri tersebut berfungsi untuk pembentukan methane, karbondioksida dan

menaikkan pH. Kolam anaerobic ada 3 kolam yaitu kolam anaerobic 1, anaerobic 2

dan anaerobic 3. Proses pembiakkan bakteri hingga limbah dapat diaplikasikan

memerlukan waktu 30–40 hari. Kolam anaerobic mendapat perlakuan biologis

terhadap limbah dengan menggunakan bakteri thermophilic bacteria yang telah ada

dikolam. Kolam anaerobic mengalami penurunan BOD dan kenaikan pH min 6.

Ketebalan scum pada kolam tidak boleh melebihi 25 cm maka itu merupakan tanda

bakteri sudah kurang berfungsi. Setelah dari kolam anaerobic masuk kolam ke 4

limbah lainnya masuk ke kolam anaerobic selanjutnya.

3.15. Laboratorium PT. Sepanjang Intisurya Mulia

Laboratorium berguna untuk melakukan analisa terhadap semua produk hasil

pengolahan dan pendukung proses pengolahan seperti air limbah produksi.

Laboratorium kelapa sawit PT.Sepanjang Intisurya Mulia, yang dianalisa adalah

mutu air, mutu buah TBS, losses dalam pengolahan, mutu produksi.Air yang

44
dianalisa adalah air baku, air pengolahan dan air pemanas. Analisa yang

digunakan untuk melihat mutu air adalah sebagai berikut:

a. pH.

b. FFA

c. Moisture

d. Inpurities

Mengetahui buah kelapa sawit dengan kualitas baik, maka dilakukan

sortasi. Selama berlangsungnya proses pengolahan terjadi dilakukan (sampel yang

diambil).

BAB IV
45
TUGAS KHUSUS

ANALISA KADAR AIR PADA CRUDE PALM OIL (CPO) PADA VACUUM

DRYER DI PABRIK MULIA OIL MILL. KECAMATAN NANGA TAYAP

4.1 Latar Belakang

Peningkatan produksi minyak nabati yaitu minyak kelapa sawit setiap

tahunnya diharapkan tetap meningkat. Keadaan ini digambarkan setiap menjelang

tahunnya persaingan komoditi ini semakin ketat. Daya saing suatu produk akan

semakin kuat jika mutu yang dihasilkan memenuhi keinginan konsumen. Upaya

penurunan ongkos produksi telah dilakukan seoptimal mungkin dengan cara

penerapan efisiensi ekstraksi minyak dan inti sawit. Sedangkan peningkatan mutu

sudah mulai dilakukan tetapi belum mencapai tingkat optimal. Oleh karena itu perlu

dilakukan pengendalian mutu,sehingga produksi minyak sawit baik untuk dipasarkan

( Naibaho, 2008 ).

Minyak sawit dan inti sawit yang dipasarkan menggunakan klarifikasi mutu

asam lemak bebas (ALB), dan kadar air harus sesuai standar yang telah ditentukan

dan sesuai dengan permintaan konsumen. Pengendalian dan pengawasan mutu produk

yang baik akan menghasilkan produk yang optimal dengan mutu yang memenuhi

standar serta kehilangan crude palm oil dan inti sawit yang sekecil mungkin

(Naibaho, 2008).

Proses pengolahan kelapa sawit, salah satunya yaitu di stasiun klarifikasi.

Yang mana proses pemurnian minyak kelapa sawit mentah dan proses penyimpanan

harus berdasarkan standar yang ditetapkan. Penggunaan minyak ini memang kini
46
semakin dikembangkan, perkembangannya juga tentunya mempunyai peralatan serta

mesin-mesin yang khusus dalam penggarapan, dan prosesnya juga lumayan panjang.

Fungsi dari stasiun pemurnian merupakan untuk memisahkan antara minyak

dari fase lainnya dengan pemurnian tersebut agar tidak terjadi penurunan mutu.

Dibawah ini terdapat unit pemurnian minyak diantaranya, Stand trap tank, Vibrating

screen, Crude oil tank, Clarifikasi tank, Oil tank, Sludge tank, Decanter, Sludge

separator (Anonim, 2018). Stasiun pemurinian (klarifikasi) yaitu stasiun pengolahan

dipabrik kelapasawit yang bertujuan untuk pemurnian minyak kelapa sawit dari

kotoran – kotoran seperti padatan lumpur dan kadar air.

Tujuan dari pembersihan atau pemurnian kelapa sawit yaitu agar diperoleh

minyak dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang

layak (Pahan I, 2012).

4.2 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari tugas khusus ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengaruh vacuum dryer terhadap nilai kadar air CPO

2. Mengetahui nilai rata-rata kadar air pada vacuum dryer

4.3 Permasalahan
1. Bagaimana pengaruh vacuum dryer terhadap kadar air pada CPO di pabrik Mulia
Oil Mill.
2. Berapa nilai rata-rata kadar air pada vacuum dryer di PT. Sepanjang Intisurya
Mulia

4.5 Pembahasan

47
Analisa adalah dimana proses untuk mengetahui kualitas mutu CPO (Crude

Palm Oil) produksi, apakah sudah memenuhi standart opersional Perusahan (SOP)

PT.Sepanjang Intisurya Mulia. Analisa yang dilakukan yaitu analisa kadar air yang

terkandung didalam CPO (Crude Palm Oil) apakah kadungan kadar air yang terdapat

dalam CPO (Crude Palm Oil) tinggi atau rendah. Apabila kandungan kadar air yang

terdapat didalam CPO tinggi, sehingga melebihi yang telah ditentukan oleh Standart

operasional perusahaan (SOP) yang ada di PT.Sepanjang Intisurya Mulia. Hal itu

sangat sangat berpengaruh terhadap kualitas mutu CPO yang diharpakan oleh pihak

perusahan. Sedangkan apabilah kandungan kadar air yang terdapat didalam CPO

(Crude Palm Oil) rendah dari standart yang sudah ditentukan oleh perusahaan, berarti

kualitas mutu yang dihasilkan baik,sehingga bisa dijual ke Persuahaan Sinamarmas.

Menurut syarif dan halid (1993), kadar air adalah presentase kandungan air

suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah ( wet basiss ) atau

berdasarkan berat kering ( dry basis ). Kadar air berat basah mempunyai batas

maksimum teoritis sebesar 100%, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat

lebih dari 100%. Gunawan ( 2014 ), Menyatakn bahwa Pengaruh kadar air dalam

minyak , Jika kadar air dalam minyak (<0,15%) maka akan mengakibatkan hidrolisa

minyak, dimana hidrolisa dan minyak sawit ini akan menghasilkan rasa dan bau

tengik pada minyak tersebut. Untuk mendapatkan kadar air yang sesuai dengan yang

diinginkan, maka harus dilakukan pengawasan intensif pada proses pengolahan dan

perebusan. Hal ini bertujuan untuk menghambat dan menekan terjadinya hidrolisa dan

oksidasi minyak. Menurut Gunawan ( 2008 ), Air dalam minyak hanya dalam jumlah
48
kecil, hal ini dapat terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat

perlakuan dipabrik serta penimbunan. Air yang terdapat dalam minyak dapat

ditentukan dengan cara penguapan dalam alat pengering. Kadar air yang terkandung

dalam minyak kelapa sawit tergantung pada efektivitas pengolahan kelapa sawit

menjadi CPO, dan juga tergantung pada kematangan buah. Buah yang terlalu matang

akan mengandung air yang terlalu banyak. Untuk itu perlu pengaturan panen yang

tepat dan pengolahan yang sempurna untuk mendapatkan produk yang bermutu

tinggi.

Menurut pahan ( 2006 ), Standar kualitas adalah hal yang penting untuk

menentukan minyak yang mempunyai kualitas yang bermutu baik, sebagai acuan

untuk mengetahui kualitas produksi yang dihasilkan perlu ditetapkan standar kualitas

minyak sawit dan minyak inti sawit. Dengan demikian bisa diketahui nilai efektivitas

dan efisiensi suatu pabrik kelapa sawit.

Tabel 4.1 Standar Kualitas Minyak


NO Parameter standar batasan
1. kadar asam lemak bebas % 0,500 %
2. kadar air % 0,250 %
Sumber PT.SISM.Pabrik Mulia Oil Mill
Kadar air dalam minyak dapat dikurangi dengan menggunakan vacuum dryer.

vacuum dryer adalah alat untuk mengeringkan produk pada suhu rendah secara

konstan. Fungsi utama vacuum dryer ini adalah salah satunya untuk mengurangi

kadar air dan tentunya pengeringan ini sangat bermanfaat untuk kelayakan produk.

Kelebihan menggunakan mesin vacuum dryer menghasilkan produk dengan tingkat

49
kekeringan yang jauh lebih baik.

Vacum Dryer Palm Oil Mill yaitu memiliki fungsi untuk mengurangi kadar

air yang berada dalam minyak. Caranya adalah dengan menyemprotkan minyak,

kemudian kandungan kadar airnya akan dihisap dalam kondisi vacuum. Di dalam

mesin Vacuum Dryer kelapa sawit ini terdiri dari tabung hampa udara yang di

dalamnya terdapat sejumlah Nozzel injektor. Didalam Vacuum dryer ini memiliki

tekanan yang sangat rendah sampai dibawah tekanan atmosfer. Tujuan utama vacuum

oil dryer adalah untuk mengeringkan minyak sebelum disimpan ditanki timbun dan

juga menghindari kenaikan FFA minyak melalui proses hidrolisis. Agar dapat

dipasarkan CPO yang dihasilkan harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan

dipabrik Mulia Oil Mill. Berikut data analisa mutu CPO hasil produksi:

Tabel 4.2 Data Analisa kadar air CPO Hasil produksi PT.SISM
Tanggal Tekanan suhu Kadar Air
In Hg/Bar 70 – 80 C
o
Max. 0,250%
o
7-04-2019 25 80 C 0,178
o
8-04-2019 25 80 C 0,184
o
9-04-2019 25 80 C 0,165
o
10-04-2019 25 80 C 0,125
o
11-04-2019 25 80 C 0,148
o
12-04-2019 25 80 C 0,189
o
13-04-2019 25 80 C 0,159
Rata-rata 0,164
Sumber PT.SISM. Mulia Oil Mill

Berdasarkan Tabel 4.2 analisa kadar air CPO hasil produksi PT.SISM, Maka

hasil sudah memenuhi standar perusahaan, analisa yang didapatkan bervariasi tiap

harinya. Rata-rata kadar air yang dihasilkan dari tanggal 7- 04 2019 sampai dengan

50
tanggal 13-04-2019 adalah 0,164%, tidak melebihi standar yang telah ditentukan oleh

perusahaan yaitu 0.250%. Hasil analisa kadar air yang didapat tidak melebihi standar

mutu yang ditentukan dikarenakan penggunaan tekanan dan suhu pada alat vacuum

dryer sudah memenuhi ketentuan. Menurut standar suhu vacuum di pabrik berkisar

antara 70-90oC, jika suhu di bawah 70o C maka CPO akan dingin dan kadar air tinggi,

sebaliknya jika suhu di atas 80o C maka CPO akan lebih ringan tetapi CPO yang

dihasilkan akan lebih baik. Akan tetapi suhu normal yang biasa digunakan pada

vacuum dryer pada pabrik Mulia Oil Mill yaitu 70oC-90o C. Selain suhu tekanan juga

berpengaruh pada vacuum dryer, di pabrik Mulia Oil Mill tekanan yang digunakan

berkisar 25-27 Bar/in.hg. Menurut buku panduan Mulia Oil Mill jika tekanan dibawah

25 Bar/in.hg maka kadar airnya tinggi dan jika tekanan lebih dari 27 Bar/in.hg maka

CPO yang dihasilkan terlalu ringan tetapi CPO bebas dari kadar air.

Menurut Pahan ( 2006 ), penentuan temperatur optimum merupakan salah satu

hal terpenting untuk menentukan proses pemurnian yang terdapat pada CPO, agar

sesuai dengan standar nasional yang ditetapkan berkisar 0,1-0,5%. Penetapan kadar

air ini sangat menentukan mutu dari CPO dimana air dapat menyebabkan hidrolisa

terjadinya asam lemak bebas yang menyebabkan mutu CPO semakin rendah,

kemudian temperatur suhu yang optimal juga akan membantu pemisahan minyak dan

sludge sehingga minyak memiliki kadar kotoran yang rendah.

Begitu pula menurut Gunawan (2004), jika kadar air dalam minyak (<0,15%)

maka akan mengakibatkan hidrolisa minyak, dimana hidrolisa dari minyak sawit ini

akan menghasilkan rasa dan bau tengik pada minyak tersebut. Untuk mendapatkan
51
kadar air yang sesuai dengan yang diinginkan, maka harus dilakukan pengawasan

insentif pada proses pengolahan dan perebusan. Hal ini bertujuan untuk menghambat

dan menekan terjadinya hidrolisa dan oksidasi minyak.

4.6 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah teruraikan diatas maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pengaruh vacuum dryer terhadap kadar air yang dihasilkan yaitu tergantung

pada penggunaan suhu dan tekanannya, standar suhu di pabrik 70oC -90oC dan

tekanan 25-27 bar/in hg, apabila suhu dibawah Karena apabila suhu dan

tekanan yang rendah maka 70%-90% dan tekanan 25-27 bar, maka kadar

airnya tinggi dan sebaliknya jika suhu diatas 90o dan tekanan lebih dari 27 bar

maka CPO yang dihasilkan terlalu ringan tetapi CPO bebas dari kadar air.

2. Rata-rata kadar air yang di dapat dari hasil analisa sebesar 0,164% tidak

melebihi standar mutu yang ditetapat di PT.SISM yaitu 0,250%.

1.6 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan yaitu untuk menghasilkan kadar air

yang rendah di vacuum dryer maka vacuum dryer harus selalu stabil dengan

tekanan yaitu 25 bar/in hg dan suhu 80o C.

BAB V
52
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktek kerja lapangan di

PKS.PT.Sepanjang Intisurya Mulia Kecamatan nanga tayap adalah sebagai berikut:

1. Proses produksi yang dilakukan di pabrik Mulia Oil Mill sesuai dengan SOP yang

telah ditetapakan oleh pihak perusahaan tersebut, dengan melakukan kegiatan

secara berurutan dari proses menerimaan tandan buah segar hingga menjadi crude

palm Oil dan kernel yang siap dipasarkan ke pihak pembeli.

2. PT.Sepanjang Intisurya Mulia, Pabrik Mulia Oil Mill sudah menetapkan sistem

keselamatan dan kesehatan kerja, dengan menggunakan Alat Pelindung Diri

(APD), yang berupa helm, kacamata, sarung tangan, sapatu, masker, penutup

telinga, dan jas lab, namun dengan sistem itu masih terdapat tenga kerja yang

tidak mengikuti aturan yang ditentukan oleh pihak perusahaan sehingga masih

terjadi kecelakan – kecelakaan kecil pada tenaga kerja yang ada di pabrik Mulia

Oil Mill.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan kepada PT.SISM, PKS Mulia Oil Mill adalah

sebagai berikut :

1. Perusahaan PT.Sepanjang Intisurya Mulia, agar dapat menangani CPO yang jatuh

dari peralatan – peralatan dapat ditetapkan pembersihan setiap pagi sebelum start

proses kepada tenaga kerja, agar peralatan selalu bersih.

2. Perusahaan sebaiknya harus menegaskan tenaga kerja atau memberikan sanksi


53
yang tegas kepada tenaga kerja yang tidak taat peraturan yang ditetapkan, agar

keselamatan dan kesehatan tenaga kerja tetap ada.

DAFTAR PUSTAKA
54
Fauji, 2002. Kelapa sawit.Usaha Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Aspek

Pemasaran. PT.Penebaran Sawadaya. Jakarta.

Anonymous, 1985, Sejarah Pabrik Kelapa Sawit PTPN-I PKS Tanjun Seumantoh,

Kuala Simpang, Aceh Tamiang.

Naibho. P.M. 2008. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit Mandala, Medan.

Hubungan dengan Mutu. PT. Eluan Mahkota. Jakarta.

Naibho. P.M. 2008. Peningkatan Produksi Minyak Nabati Mandala, Medan. PT.

Eluan Mahkota. Jakarta.

Syarif, R. dan Halid, H.1993.Teknologi Penyimpanan Pangan. Penerbit Arcan.

Jakarta. Kerjasama dengan Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi IPB.

Gunawan E, 2008. Penjelasan Tentang Vacum Dryer Kelapa Sawit. PT.

Karismapratama Abadisejantindo. Jakarta

Guanwan E, 2014. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit dan kadar air dalam

minyak. Lembaga Pendidikan Perkebunan. Medan.

Pahan I, 2006. Pengenalan Karakteristik standart kualitas minyak Sawit. Medan

Pahan, Iyung. 2006. Panduan Lengkap kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari

Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta

55

Anda mungkin juga menyukai