Anda di halaman 1dari 30

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI KOTA BLITAR

TEMA GREEN ARCHITECTURE

Nama : Nofi Ernawati


NIM : 12 22 024
DOSEN PEMBIMBING :
1. Ir. Dain Triwahyono, MSA
2. Ir. Gaguk Sukowiyono, MT
Kerangka Metode Perancangan
Identifikasi
Latar Belakang
permasalahan

Feed Back
Rumusan masalah

Data skunder Pengumpulan Data Data primer

ANALISA Green Architecture

Analisa fungsional / Analisa bangunan Analisa tapak


ruang

Konsep Ruang Konsep bangunan Konsep Tapak

DESAIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI KOTA BLITAR DENGAN TEMA GREEN ARCHITECTURE
Latar Belakang
Melahirkan dan memiliki anak seharusnya menjadi suatu peristiwa bahagia bagi keluarga, tetapi sering kali situasi tersebut berubah
menjadi tragedi. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya mulai hamil hingga nifas memiliki risiko kematian pada ibu maupun pada bayinya.
Sesungguhnya hampir semua kematian tersebut dapat dicegah, kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian
dari World Health Organisation ( WHO ), dalam hal masalah kesehatan ibu dan anak di Negara Indonesia masih memiliki angka kematian
ibu dan anak yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Indikator permasalahan kesehatan ibu dan anak serta
kesehatan reproduksi pada wanita masih menjadi titik fokus penting dalam bidang kesehatan. Angka kematian ibu dan anak menjadi seduah
indikator terpenting dalam sebuah keberhasilan pembangunan suatu negara berkembang terutama dalam bidang kesehatan
kependudukannya, yang menunjukan derajat kesehatan negara tersebut. Berdasarkan sumber dari ( www.pikiran-rakyat.com.) status
kesehatan suatu wilayah dan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) di Asia Angka Kematian Ibu (AKI) 390/100.000 kelahiran hidup,
sedangkan pada negara maju 7/100.000 kelahiran hidup. Di Indonesia setiap tahun sekitar 20.000 perempuan meninggal akibat komplikasi
dalam persalinan. Sedangkan AKI dari 334 tahun 1997 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI 2007). Melihat
dari trend kenaikan angka kematian ibu (AKI ) di Indonesia dari tahun-tahun sebelumnya, sepertinya target AKI 102/ 10.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015 tidak akan tercapai. Proyeksi dari Kementrian Kesehatan, tahun 2015 AKI 161/10.000 kelahiran hidup. Di Jawa
Timur terjadi 500 kematian atau 90/100.000 kelahiran hidup. Hal itu menyumbang 4,3% AKI Nasional dan termasuk 5 besar Propinsi
penyumbang 50% AKI Nasional. Sedangkan di Kota Blitar tahun 2006 ada 10 kematian atau 57,7/100.000 kelahiran hidup cenderung
meningkat bahkan tahun 2008 mencapai 17 kematian atau 99,67/kelahiran hidup dan tahun 2015 sampai bulan November sudah 16
kematian data tersebut memperjalas akan masalah atau isu kesehatan ibu dan anak yang kurang baik di Negara Indonesia dalam hal ini yaitu
Propinsi Jawa Timur khususnya Kota Blitar. (sumber : Sie Kesga, Dinas Kesehatan Prop. Jawa Timur dan Dinas kesehatan Kab. Blitar ).

Dalam hal kesehatan, kesehatan merupakan unsur yang harus di wujudkan sesuai dengan cita- cita Bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksudkan dalam pembukaan Undang- Undag Dasar 1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan. Untuk
merealisasikan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu diperlukan sarana dan prasarana kesehatan. Unsur
kesehatan berupa fasilitasnya atau sarana maupun prasaranannya juga sudah tercantum dalam undang- undang Republik Indonesia NO.23
Tahun 1992 Bab. I, Pasal 1, butir 4, yang berbunyi sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan. Rumah Sakit merupakan salah satu Sarana Kesehatan, dimana berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
159.b/Men.Kes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit, Bab V, Pasal 19 dinyatakan, bahwa setiap rumah sakit harus mempunyai ruangan untuk
menyelenggarakan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, penunjang medik dan non medik, serta harus memenuhi standarisasi bangunan
rumah sakit . Peranan Rumah Sakit Ibu Dan Anak dalam hal ini yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan pada satu bidang atau jenis
perawatan ibu maupun anak- anak dengan usia 0-18 tahun (SK Men.kes NO. 920/MENKES/PER/XII/1986). Di dalam masyarakat sangat
penting dalam menunjang aspek sosial masyarakat, peranan ini merupakan peranan layanan di bidang medis ( kesehatan ), dalam hal ini ada
dua fungsi utama yaitu pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit. Untuk hasil yang maksimal faktor penting yang harus dipenuhi
oleh rumah sakit adalah Tenaga medis dan paramedis yang profesional dan berpengalaman, peralatan yang memadai serta kualitas
manajemen rumah sakit yang optimal.

Rumah sakit khusus dalam hal ini yaitu Rumah Sakit Ibu Dan Anak ( RSIA ) ini diharapkan mampu menunjang beberapa perihal di
atas di antaranya sebagai sarana pemenuhan akan fasilitas- fasilitas medis serta pelayanan penunjang medis dan pelayanan kegiatan non
medis sebagai penyembuhan penyakit pada ibu dan anak maupun persalinan secara intensif dan menyeluruh baik secara psikologis maupun
fisik.
Tujuan Dan Sasaran :
Dengan mempertimbangkan angka kesehatan ibu dan anak yang terus terpuruk di setiap tahunnya di Kota Blitar maka,
tujuan yang ingin di capai dalam proyek ini yaitu,

Upaya menyediakan wadah atau sarana maupun prasarana yang dapat menampung kegiatan pelayanan kesehatan yang optimal
kepada ibu hamil dan anak- anak dengan perencanaan yang sesuai dengan karakter rumah sakit ibu dan anak.
Upaya menyediakan wadah untuk membantu program pemerintah dalam rangka program KB serta menurunkan resiko tingkat
kematian ibu dan bayi.
Sebagai wadah yang dapat memberikan pelayanan medis dan non medis bagi anak anak yang sedang sakit dengan perencanaan
yang sesuai dengan karakter anak.
Merancang Rumah Sakit khusus ibu dan anak dengan menerapkan desain green architecture ( Arsitektur Hijau ) dan
memberikan pelayanan yang tepat serta berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan memiliki Citra yang berbeda dengan Rumah
Sakit Khusus lainnya yang sudah ada dengan kualitas pelayanan yang baik.
Menghadirkan Rumah Sakit yang di khususkan untuk ibu dan anak yang mampu menampilkan desain green architecture (
Arsitektur Hijau ) kekinian dan menghadirkan rumah Sakit yang memiliki alur sirkulasi yang baik serta memiliki kebutuhan
ruang yang tepat.

Sasaran dari yang ingin dicapai dalam perancangan fasilitas Rumah Sakit Ibu Dan Anak ( RSAI ) di Kota Blitar ini yaitu,

Mampu menyediakan pelayanan khusus wanita, khususnya untuk alat reproduksi wanita secara optimal dan baik di bidang
penyakit kandungan termasuk tumor jinak dan kanker kandungan dan juga melaksanakan pelayanan terbaik di bidang
perproduksi wanita dari masa muda hingga manepous.
Mampu menyediakan pelayanan berupa pelayanan rawat inap maupun pelayanan rawat jalan untuk penyembuhan penyakit
pada ibu hamil maupun anak- anak yang sedang sakit.
Penyediaan pelayanan rawat inap untuk kesehatan ibu , kandungan maupun bayi selama proses kehamilan dan pasca kelahiran.
Mampu menciptakan penampilan sebuah bangunan rumah sakit ibu dan anak sebagai wujud desain yang memiliki karakter
bentuk yang mampu berkomunikasi mengenai fungsi utama dalam bangunan sebagai fasilitas penunjang kebutuhan primer yang
berupa fasilitas kesehatan di Kota Blitar.
Mampu menghadirkan Rumah Sakit yang dikhususkan untuk ibu dan anak yang mampu menampilkan desain green architecture
( Arsitektur Hijau ) kekinian dan menghadirkan rumah Sakit yang memiliki alur sirkulasi yang baik serta memiliki kebutuhan
ruang yang tepat, dan
Mampu menciptakan sebuah desain rumah sakit ibu dan anak dengan situasi dan kondisi yang nyaman untuk pasien berupa
keleluasaan pasien sehingga dalam menyikapi permasalahannya seorang pasien tidak perlu merasa takut untuk berkunjung di
sebuah rumah sakit, Khususnya rumah sakit ibu dan anak.
Permasalahan :
Berdasarkan latar belakang yang ada dan tujuan yang hendak dicapai, maka
permasalahan urgensi fasilitas Rumah Sakit Ibu Dan Anak ( RSIA ) di Kota Blitar
dapat di identifikasikan sebagai berikut,

Bagaimana merancang Rumah Sakit Ibu Dan Anak yang dapat memberikan pelayanan yang tepat serta
berkualitas sesuai dengan kebutuhan penyembuhan, perawatan, serta pemulihan kesehatan ibu dan anak.
bagaimana merancang Rumah Sakit Ibu Dan Anak yang memiliki citra yang berbeda dengan Rumah Sakit
Khusus lainnya yang sudah ada dengan kualitas pelayanan yang baik.
Bagaimana membuat pola ruang publik yang sesuai dengan kebutuhan yang mencakup kenyamanan, dan
keamanan sesuain dengan pola aktifitas pengunan terhadap objek yang berupa bangunan Rumah Sakit Ibu
Dan Anak.
Bagaimanan Memberikan fasilitas yang nyaman untuk ibu dan anak ketika masa perawatan maupun masa
pemulihan di rumah sakit.
Bagaimana menghadirkan sebuah bangunan Rumah Sakit Ibu Dan Anak yang mempunyai identitas atau
karakter green architecture ( arsitektur hijau ) yang mempunyai kemampuan meminimalisir dampak buruk
bagi lingkungan serta dampak kesembuhan bagi pasien.
Bagaimana Menghadirkan Rumah Sakit khusus ibu dan anak yang dapat menunjang perawatan dan
pemulihan pasca sakit sehingga menjadi lebih nyaman dan efisien.
Tinjauan Objek Judul
Rumah sakit adalah suatu kompleks atau ruangan-ruangan yang digunakan untuk menampung atau merawat orang
sakit atau bersalin, Kamar-kamar orang sakit yang berada dalam perumahan khusus, seperti rumah sakit khusus, rumah
bersalin, lembaga masyarakat, rumah sakit yang melaksanakan pelayanan dan adanya ahli-ahli dalam rumah sakit disertai
dengan implementasi komponen pelengkapnya, Sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan
dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitasi) secara paripurna. ( sumber : Departemen Kesehatan RI ).

Menurut Milton Roemer dan Friedman dalam bukunya Doctors In Hostpitals. Fungsi dan tugas
F
U dari rumah sakit, yaitu,
N
G Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis.
S Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis tambahan.
I Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman.
D Melaksanakan pelayanan medis khusus.
A Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan.
N Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi.
T Melaksanakan pelayanan kedokteran social.
U Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan.
G Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (observasi).
A Melaksanakan pelayanan rawat inap.
S Melaksanakan pelayanan administrative.
Melaksanakan pendidikan para medis.
Membantu pendidikan tenaga medis umum.
Membantu pendidikan tenaga medis spesialis.
Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan.
Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi.
Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Rumah Sakit Ibu dan Anak merupakan suatu layanan kesehatan yang hanya melayani
bidang atau penyakit khusus Ibu dan Anak, seperti : perawatan masa kehamilan ibu,
perawatan pra dan pasca melahirkan (bersalin), serta penyembuhan penyakit yang diderita Ibu
dan Anak. ( sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/rumah_sakit.)

Rumah sakit cenderung memberikan kesan yang menakutkan terutama bagi anak kecil, oleh sebab itu
lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini bertujuan memberikan rasa ceria dan tidak takut bagi
T pasiennya terutaman anak kecil. Sehingga rasa ketidak takutan tersebut akan ikut membantu dalam
U proses penyembuhan pasien.
J
U Terkadang rumah sakit juga kurang memperhatikan faktor keamanan serta kenyamanan khususnya bagi
A ibu dan anak yang memiliki karakter khusus dibanding orang dewasa pada umumnya. Sehingga
N pengadaan Rumah Sakit khusus Ibu dan Anak ditujukan agar para pasien (ibu dan anak) lebih merasa
P aman dan nyaman berada di rumah sakit, dan secara tidak langsung membantu proses penyembuhan
E pasien.
N Sering pasien yang datang di rumah sakit umum mendapatkan perlakuan yang sama, tetapi tidak
G disaadari seandainya diantara pasien tersebut ada ibu yang sedang hamil atau anak kecil yang
A membutuhkan perlakuan khusus, mengingat karakter mereka yang tidak bisa disamakan dengan
D kareakter orang dewasa pada umumnya. Sehingga lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini
A diharapkan pasien ibu dan anak mendapatkan perlakuan yang khusus.
A Bagi keluarga yang mendapatkan masalah dalam memperoleh keturunan, sering mereka merasa rendah
N diri dan bingung kemana mereka harus mengatasi masalah tersebut, begitu pula sebaliknya pada
keluarga yang malah sulit mengontrol keturunan, meraka terkadang bingung harus pergi kemana untuk
memperoleh solusi dari masalah keluarga tersebut. Maka lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak
diharapkan keluarga yang membutuhkan solusi atas permasalahan seputar kehamilan dapat mengatasi
masalahnya tersebut tanpa merasa rendah diri.
Green Architecture
Green architecture yaitu sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk
terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat,
yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.
Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi
antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik. Green architecture
dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa
yang akan datang. Dalam jangka panjang, biaya lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat lingkungan
sama juga dengan manfaat sosial. Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan,
penggunaan energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapan arsitektur hijau akan memberi
peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan. Aplikasi green architecture atau arsitektur
hijau akan menciptakan suasana bentuk arsitektur yang berkelanjutan. Persoalan energi dan lingkungan
merupakan kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup.

Gambar : Penerapan bangunan berkelanjutan yang terkait dengan aspek lingkungan seperti penghijauan atap
dan dinding membantu menurunkan suhu.
(Sumber : http/www.architecturelist.com/category/green-architecture/ diakses tgl 04 Desember 2015 )
Prinsip- Prinsip Green Architecture
Conserving Energy

Sebuah bangunan seharusnya dirancang dengan mempertimbangkan operasi bangunan yang meminimalkan
penggunaan bahan bakar dan fosil.

Gambar: Contoh Pengaplikasian Conserving Energy


Sumber : Green Studio Handbooks

Respect for Users

Arsitektur hijau mempertimbangkan kepentingan manusia di dalamnya

Respect for Site

ketika dibangun jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga bangunan memanfaatkan kondisi tapak yang ada
seperti, lansekap dan topografinya.
Minimizing New Resources

Bangunan seharusnya didesain untuk meminimalisir penggunaan sumber daya alam dan pada akhirnya
penggunaannya bisa digunakan untuk arsitektur lainnya. Mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumber daya
alam yang baru, agar sumber daya tersebut tidak habis dan dapt digunakan dimasa mendatang. Penggunaan material
bangunan yang tidak berbahaya bagi lingkungan dan sumber daya alam sekitar lebih nyaman disebut dengan
innovative material.

Gambar: Contoh Pengaplikasian minimizing new resources


Sumber : Green Studio Handbooks

Holism

Arsitektur hijau mempertimbangkan kepentingan manusia di dalamnya.


Strategi Penerapan Green Architecture Pada Bangunan

Envelope ( Berkaitan dengan lingkup ruang ).

Insulation Material, adalah tambahan yang berfungsi menghambat transfer energi panas melalui lingkup ruang.

Structural Insulated Panels (SIPs), adalah panel struktur yang dilengkapi dengan material inulasi sehingga dapat
menghambat transfer panas.
Double Envelopes, adalah penggunaan lingkup ganda. Biasanya pembatas ruang transparan.
Green roof, adalah penggunaan taman atap. Dengan menggunakan taman atap bisa menurunkan suhu pada bagian atap dan
ruang di bawahnya.

Heating ( Berkaitan dengan pemanasan ).

Direct Gain, adalah sistem pemanasan pasif dengan panas yang langsung berasal berasal dari radiasi matahari
melalui bukaan yang digunakan untuk menghangatkan ruang.

Indirect Gain, adalah sistem pemanasan pasif dengan panas yang tidak langsung, tetapi berasal dari penyerapan
sinar matahati oleh pelingkup ruang.
Water and Waste ( Berkaitan dengan air dan limbah ).

Rainwater Harvesting, adalah mengumpulkan air hujan untuk berbagai keperluan.


Pervious Surfaces, adalah penutup permukaan tanah yang menggunakan air masuk dan mengalir ke lapisan yang lebih
bawah.
Retention Ponds, adalah kolam yang digunakan untuk mengontrol dan menghilangkan polutan dari air dalam tapak. Fungsi
umum adalah menangkap, menyimpan, membersihkan, memperlambat aliran air dan memungkinkan meresap ke dalam
tanah.

Energy Production ( Berkaitan dengan energi yang diproduksi ).

Photovoltaics, adalah sel untuk mengkonveksi radiasi matahari menjadi energi listrik. Pemasangan sel surya bisa dilakukan
pada atap, fasade, sebagai sun shading, dan di ruang terbuka.
Wind Turbines, adalah alat untuk mengkonveksi energi angin menjadi energi listrik.
Hydrogen Fuel Cell, adalah alat untuk menghasilkan energi bersih melalui reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen.
Cooling ( Berkaitan dengan pendinginan ).

Croos Ventilation, adalah aliran udara dari luar ruangan ke dalam ruang dan membawa udara panas keluar ruangan.
Earth Cooling Tubes, adalah Pendinginan menggunakan udara yang dilewatkan di bawah tanah. Udara yang berasal dari
bawah tanah menyesuaikan dengan suhu tanah
Earth Sheltering, adalah pendinginan ruang menggunakan suhu tanah karena sebagian pelingkup ruang langsung berbatasan
dengan tanah.

Lighting ( Berkaitan dengan pencahayaan ).

Daylight Factor (DF), adalah perbandingan intensitas di dalam ruangan dan di luar ruangan
Daylight Zoning, adalah pengelompokan ruang dengan kebutuhan penerangan yang sama. Efeknya adalah pada penempatan posisi ruang
terhadap sumber cahaya.
Toplighting, adalah strategi pencahayaan alami dengan bukaan cahaya masuk berada di atas atau atap.
Sidelight, adalah pencahayaan alami dengan bukaan cahaya masuk berada di samping. Efek dalam desain adalah penentuan ukuran
jendela.
Light Shetves, adalah permukaan yang digunakan untuk mendistribusikan dan mengurangi penerangan berlebihan cahaya matahari yang
masuk dari sidelighting.
Electric Lighting, adalah pencahayaan tambahan menggunakan energi listrik.
Penerapan Green Architecture Pada Desain
Green Building
MATERIAL

Material diperoleh dari alam, renewable resource yang telah dikelola dan dipanen secara berkelanjutan, atau yang diperoleh secara
Lokal untuk mengurang biaya transportasi atau dari bahan reklamasi lokal terdekat.

ENERGI

Perencanaan dalam pengaturan sirkulasi udara yang optimal untuk mengurangi penggunaan AC. Mengoptimalkan cahaya matahari
sebagai penerangan di siang hari. Menggunakan tenaga surya dan turbin angin sebagai penghasil listrik alternatif dan mengurangi
pebgunaan listrik yang difasilitasi oleh pemerintah.

AIR

Mengurangi penggunaan air dan menggunakan STP (Sewage Treatment Plant) untuk mendaur ulang air tangki toilet, penyiraman
tanaman, dan lai-lain. Menggunakan peralatan hemar air, seperti shower bertekanan rendah, kran otomatis (selt closing or spray
taps), tangki toilet yang low-flush toilet. Intinya mengatur penggunaan air dalam bangunan sehemat mungkin.

FAKTOR KESEHATAN

Menggunakan material dan produk-produk yang non toxic akan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, dan mengurangi
Tingkat asma, alergi, dan sick building syndrome. Material yang bebas emisi, dan tahan untuk mencegah kelembaban yang
menghasilkan spora dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga harus didukung menggunakan system ventilasi silang
yang efektif dan bahan bahan pengontrol kelembaban yang memungkinkan bangunan untuk bernafas.
Kota Blitar
Sebagai Lokasi Site
KETERANGAN :
Kawasan
Kawasan canpuran perdagangan, jasa pertanian
dan permukiman lahan
Kawasan industri dan perdagangan kering
Kawasan
Kawasan Olahraga perumahan dan
Kawasan Pariwisata permukiman
Kawasan Kesehatan
Kawasan ruang
Kawasan Pendidikan terbuka hijau

Kawasan Peribadatan
Kawasan
Kawasan Penakaman Stasiun Kereta
Api
Kawasan Perdagangan Dan Jasa
Kawasan
Kawasan Perkantoran Terminal
Angkutan
Kawasan Pertahanan Dan Keamanan

Kawasan Pertanian Lahan Basah


TPA

Gambar : Peta Rencana Tata Guna Lahan Dan Pola Ruang


(Sumber :BAPERDA Kota Blitar)
Data Site Dan Keadaan Jalan sekitar site
Lokasi site : Jl. Nasional III, Kota Blitar.
Luasan site : 151 m x 90 m = 13.887,4 m2
Garis Sempadan Bangunan (GSB) : 4 13 meter
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : maksimal 100%
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 1-5 Lantai dengan ketinggi
maksiml 25 m.
Koefisien Dasar Hijau ( KDH) : minimum 10%
Struktur Ruang : Fasilitas Umum Kesehatan
Data Klimatologi :suhu udara cukup sejuk rata-
rata 24 C- 34 C . Kecepatan
Angin 0,5 30 Km/jam dari
arah selatan dan Tenggara
Musim Kemarau dan
Penghujan.
Fasilitas Penunjang Pada Area Site : PDAM, Instalasi Listrik, Bak
Sampah, Instalasi Telepon, dan
Sistem Drainase.
Alalisa Site

Intensitas Kebisingan Tinggi.

Intensitas Kebisingan Sedang.

Intensitas Kebisingan Rendah.


Analisa Batasan Pasien Dan Jumlah
Tempat Tidur
Untuk pasien ibu difokuskan pada pasien yang membutuhkan cakupan sebelum kehamilan, persalinan, hingga pasca
persalinan atau nifas, sedangkan pasien anak dengan batasan umur 0 18 Tahun. Rumah sakit ini merupakan rumah
sakit khusus tipe B dengan jumlah 96 tempat tidur Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia NO. 340 /
MENKES / PER / III 2010 , kepemilikan swasta dengan pengelolaan secara lembaga atau yayasan. Dengan cakupan pelayanan
spesialistik medic rumah sakit yaitu 7 jenis spesialistik dasar, yaitu spesialis anak, spesialis kebidanan, spesialis kandungan,
spesialis bedah, spesialis anatomi spesialis THT ( Telinga Hidung Tenggorokan ) dan spesialis gizi.

Sesuai dengan standart Rumah Sakit Tipe B adalah sejumlah 50 100, sedangkan pada rancangan ini berjumlah yaitu 96
tempat tidur , jumlah perhitungan awal yaitu 80 tempat tidur dengan perbandingan 30% untuk pasien kebidanan dan 40%
untuk pasien kandungan dan 20 % untuk pesien anak- anak. Sedangkan untuk pasien kurang mampu dan untuk keluarga dari
pemilik ataupun pegawai rumah sakit disediakan 10 % dari jumlah tempat tidur, maka ditemukan sebanyak 24 tempat tidur
untuk pasien kebidanan , 32 tempat tidur untuk pasien kandungan, 16 tempat tidur untuk pasien anak- anak dan 8 tempat tidur
yang disediakan untuk pasien kurang mampu dan untuk keluarga pegawai rumah sakit. Dalam batasan perancangan rumah sakit
khusus ibu dan anak ini nantinya juga mampu melayani kesehatan awal atau tindakan pertama bagi masyarakat sekitar yang
membutuhkan terkait penyakit ringan dan pertolongan pertama pada kecelakaan disekitar rumah sakit. untuk antisipasi diambil
sebesar 20% dari perhitungan jumlah TT awal.

80 TT x 20 = 16 TT
100
JUMLAH PERHITUNGAN KAPASITAS TEMPAT TIDUR

Pembagian kelas rawat inap bagi pasien kurang mampu dan

Pasiespesialis kebidanan dengan jumlah 24 tempat tidur . bagi keluarga dari pemilik ataupun pegawai rumah sakit
disediakan 10% dari jumlah tempat tidur dibagi sesuai unit
VVP : 20% dari 24 TT = 4 TT pelayanan spesialis anak, spesialis kebidanan, spesialis
Kelas I : 20% dari 24 TT = 4 TT kandungan, spesialis bedah, spesialis anatomi spesialis THT (
Kelas II : 20% dari 24 TT = 4 TT Telinga Hidung Tenggorokan ) dan spesialis gizi., dengan
Kelas III : 40% dari 24 TT = 12 TT jumlah 8 tempat tidur.

Pasien spesialis kandungan dengan jumlah 32 tempat tidur . VVP : 20% dari 8 TT = 1 TT
Kelas I : 20% dari 8 TT =1 TT
VVP : 20% dari 32 TT =6 TT Kelas II : 20% dari 8 TT = 1 TT
Kelas I : 20% dari 32 TT = 6 TT Kelas III : 40% dari 8 TT = 5 TT
Kelas II : 20% dari 16 TT = 3 TT
Kelas II : 20% dari 32 TT = 6 TT
Kelas III : 40% dari 16 TT = 7TT
Kelas III : 40% dari 32 TT = 14 TT

Pasien spesialis anak dengan jumlah 16 tempat tidur . Sedangkan pembagian kelas rawat inap bagi antisipan pasien
disediakan 20% dengan jumlah tempat tidur .dengan jumlah
VVP : 20% dari 16 TT = 3 TT 16 tempat tidur.
Kelas I : 20% dari 16 TT = 3TT VVP : 20% dari 16 TT = 3 TT
Kelas II : 20% dari 16 TT = 3 TT Kelas I : 20% dari 16 TT =3 TT
Kelas II : 20% dari 16 TT = 3 TT
Kelas III : 40% dari 16 TT = 7 TT
Kelas III : 40% dari 16 TT = 7TT
Analisa Penguna
PENGUNJUNG

Pasien/Calon Pasien Bagian Dapur / Ahli Gizi


Pengantar/Pendamping Pasien Bagian Loundry
Keluarga/Teman yang Membesuk Bagian Teknik
Orang yang Berkepentingan Lain : Bagian Keamanan, Pemeliharaan dan Kebersihan
Kegiatan Penelitian
Kegiatan Pendidikan, dll. BAGIAN ADMINISTRATIF, KARYAWAN DAN STAFF

PASIEN Direktur Utama


Ka. Komite Medik
Pasien yang Rawat Inap/Rawat Jalan Wakil Direktur Pelayanan, membawahi :
Pasien Selain Penyakit yang berhubungan dengan ibu ataupun anak yang Ka. Bidang Pelayanan dan Penunjang Medis
Membutuhkan Pertolongan Pertama
Ka. Bidang Keperawatan
Ka. Bidang Rehabilitasi Medik
AHLI MEDIS
Wakil Direktur Keuangan :
Ka. Bagian Keuangan
Tenaga Medis :
Ka. Bagian Sekretariat
Tenaga Ahli Bedah
Ka. Bagian Pendidikan & Penelitian
Tenaga Ahli Kandungan
Ka. Bagian Penyusunan Program & Laporan
Tenaga Ahli Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT)
Sekretaris Umum
Tenaga Ahli Kebidanan
Staff & Karyawan :
Tenaga Ahli Anatomi Tubuh
Staff Bagian Komite Medik
Tenaga Ahli Gizi
Staff Bagian Pelayanan & Penunjang Medis
Tenaga Ahli Anak
Staff Bagian Keperawatan
Para Medis :
Staff Bagian Rehabilitasi Medik
Perawat
Staff Bagian Keuangan
Tenaga Ahli Pemulihan Penyakit Ibu Ataupun Anak
Staff Bagian Sekretariat
Tenaga Ahli Terapi dan Treadmill Tes
Staff Bagian Pendidikan & Penelitian
Para Medis non Perawat :
Staff Bagian Penyusunan Program & Laporan
Tenaga Laboratorium
Tenaga Farmasi
Analisa Luasan ruang parkir dan ruang pada bangunan
Kebutuhan Parkir = 104 SRP (Pengunjung : Tenaga Kerja)
= 60% : 40%
= 63 Pengunjung : 41 Tenaga Kerja

Kebutuhan Ruang Parkir untuk Rumah Sakit Untuk Pengunjung = 63 SRP (Mobil : Motor)
Khusus Ibu Dan Anak (96 TT) = 60% : 40%
= 38 Mobil : 25 Motor
SRP Mobil Gol II = 38 SRP x 12,5 m2 (luas SRP Mobil Gol. II)
Jumlah Tempat Tidur Kebutuhan (SRP) = 475 m2
50 TT 97 SRP Sepeda Motor = 25 SRP x 1,5 m2(luas SRP Sepeda Motor)
75 TT 100 = 37.5 m2
Jadi, total luas kebutuhan parkir pengunjung adalah 475 + 37.5 = 512.5 m2
100 TT 104
120 TT 107
Untuk Tenaga Medis = 41 SRP (Mobil : Motor)
150 TT 111 = 40% : 60%
200 TT 118 = 17 Mobil : 24 Motor
300 TT 132 SRP Mobil Gol II = 17 SRP x 12,5 m2(luas SRP Mobil Gol. II)
400 TT 146 = 212.5 m2
500 TT 160 SRP Sepeda Motor = 24 SRP x 1,5 m2 (luas SRP Sepeda Motor)
1000 TT 230 = 36 m2
Jadi, total luas kebutuhan parkir tenaga medis adalah 212,5 + 39 = 248.5 m2
Tabel : Analisa Kebutuhan SRP Berdasarkan Jumlah Tempat Tidur
Sumber : Dirjen Perhubungan Darat RI Kebutuhan Parkir Gawat Darurat
SRP Mobil Gol III (2 Mobil) = 2 x 15 m2(SRP Mobil Gol III)
=30 m2
Kebutuhan Parkir Servis
SRP Bus Sedang (2 Bus) = 2 x 26,88 m2(SRP Bus Sedang)
= 53,76 = 54 m2
Jadi, total kebutuhan parkir (KP) adalah :

KP = P. Pengunjung + P. Tenaga Medis + P. Gawat Darurat + P. Servis


KP = 512.5 m2 + 248.5 m2 + 30 m2 + 54 m2= 845 m2
NO NAMA FASILITAS LUASAN SIRKULASI TOTAL LUAS

FAS. PENUNJANG UMUM


1 Musholla 30 m2 10% 33 m2
2 Pos Satpam 12 m2 10% 14.2 m2
3 Kafetaria 75m2 10% 82.5 m2
4 Mini Shop 50 m2 10% 55 m2
5 ATM Center 16 m2 10% 17.6 m2
6 Toilet Umum 24 m2 10% 26.4 m2
7 Tempat Bermain Anak 30 m2 10% 33 m2

TOTAL 261.7 m2
FAS. PENUNJANG KHUSUS
8 R. laktasi 60m2 10% 66 m2
9 R. senam hamil 60 m2 10% 66m2
10 R. bayi 60 m2 10% 66m2
11 R. Ganti & Loker 36 m2 10% 39,6 m2
12 Toilet Umum 18 m2 10% 19,8 m2
TOTAL 257,4 m2
FAS. MEDIS
13 Instalasi Rawat Jalan 277 m2 30% 360,1 m2
14 Instalasi Gawat Darurat 201 m2 40% 281.4 m2
15 Instalasi Rehabilitasi Medik 180 m2 30% 154.7 m2
16 Instalasi Bedah Sentral 170 m2 30% 221 m2
17 Instalasi Farmasi 103 m2 30% 133,9 m2
TOTAL 1151.1 m2
FAS. PERAWATAN
18 Instalasi Rawat Inap 3592 m2 40% 5018 m2
25 Instalasi Perawatan Intensif (ICU) 220 m2 40% 308 m2
28 Instalasi Radiologi 119 m2 30% 169 m2
29 Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD) 145 m2 30% 188,5 m2
30 Instalasi Laboraturium 98 m2 30% 127,4 m2
31 Instalasi Pemulasaraan Jenazah 183 m2 30% 245,7 m2
TOTAL 4794,8 m2
FAS. SERVIS
32 Instalasi Gizi / Dapur 122 m2 40% 170,8 m2
33 Instalasi Linen / Loundry 118 m2 40% 165.2 m2
34 Unit Servis, Mekanikal & Elektrikal 190 m2 30% 247 m2
TOTAL 583 m2
PENGELOLA ADMINISTRATIF
35 Pengelola Administratif 294 m2 30% 382.2 m2
TOTAL 382.2 m2

LUAS TOTAL BANGUNAN 7430.2 m2


Open Space (Asumsi) 190 m2
Parkir 845 m2
Sirkulasi Parkir 50% 1267.5 m2

TOTAL KESELURUHAN
9732,7 m2
Konsep Data Bangunan
NO KETERANGAN DATA

1 Lokasi Jl. Nasional III Kec. Sukorejo, Kota Blitar.

=7430.2 m2 ( 7430 m2 )
2 Luas Bangunan
= 0,7430 Ha
= 13.887,4 m2 ( 13.887 m2 )
3 Luas Lahan
= 1,3887 Ha

4 Garis Sempadan Bangunan Kemunduran 4 13 meter


(Sumber : RTRW Kota Blitar)

5 Koefisien Lantai Bangunan KLB 1 5 Lantai ketinggian maksimal 25 m


(Sumber : RTRW Kota Blitar)
= KLB x Luas Lahan
6 Koefisien Luas Bangunan 0,4 2,4 =1.0 x 13.887 m2
= 13.887 m2

= 25 % x Luas Lahan
Koefisien Dasar Hijau Minimal 10 %
7 =25 % x 13.887m2
(Sumber : RTRW Kota Blitar)
= 3471 m2

Koefisien Dasar Bangunan maksimal 100 % = x 50%


7
(Sumber : RTRW Kota Blitar) = x 50 % = 6.943.5 m2

= Luas Bangunan : KDB


= 7430 m2: 6.943.5 m2
8 Tinggi Lantai Bangunan
= 1.07 m
= 2 Lantai
konsep Penzoninggan
KETERANGAN :
Fasilitas Penunjang Umum

Area terbuka hijau

Fasilitas Medis

Fasilitas Penunjang Khusus

Pengelola Administratif

Fasilitas Perawatan

Area Pengolahan Limbah

Fasilitas Bermain Khusus Anak

Fasilitas Servis
konsep Bentuk
Pada beberapa alternatif bentuk memanfaatkan cross ventilation dan dibuat kosong pada
bagian tengah untuk memanfaatkan sirkulasi udara masuk ke area bangunan sehingga dapat
memanfaatkan penghawaan yang ada. Karena mempertimbangkan aspek dasar dan prinsip arsitektur
hijau yaitu :

Bahan bangunan yang non synthetic dan non txic.


Kayu dan batuan lokal digunakan.
Penggunaan bangunan lama yang diadaptasikan.
Penggunaan bahan daur ulang.
Penggunaan/penempatan ruang yang efisien
Sistem ventilasi silang yang dirancang efisien untuk pemanasan atau
pendinginan.
Lansekap dirancang untuk memaksimalkan energi matahari.
Meminimalkan ancaman bagi lingkungan sekitar.
Alternatif Bentuk

ALTERNATIF

4 1
Awal bentuk
3 2

BENTUK
Gambar : konsep Visualisasi Bentuk Yang Dipilih
Sumber : Data Pribadi

Dengan Menerapkan aspek strategi penerapan green architecture dan analisa terhadap obyek yang
Akan Dibuat maka, bentuk dasar yang dipilih yaitu bentuk dengan visual konsep alternatif 3 dengan
penggunaan bentuk yang efisien dengan pemanfaatkan sirkulasi angin namun tetap memeperhatikan aspek
privat pada Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak ini. Dalam proses nantinya kebutuhan privasi pasien harus
juga diperhatikan agar tidak mudah terganggu oleh lingkungan sekitar yang ada pada lokasi tapak yang
Dipilih dalam proses perancangan Rumah Sakit Ibu Dan Anak ini.
konsep Struktur
Struktur Bawah

bangunan rumah sakit dapat berupa Pondasi tiang pancang, Pondasi Foot Plat , dan Pondasi Batu kali.

a b

Gambar: a). sistem Pondasi Foot Plat sebagai alternatif pemecahan masalah tanah di bawah pondasi yang lunak.
b). Pondasi batu kali/menerus
(Sumber : www.www.astudioarchitect.com, diakses 12 Desember 2015).
Struktur Utama

Untuk penggunaan sistem struktur utama, menggunakan beberapa struktur yang berbeda disesuaikan dengan bentuk dan fungsi, yakni
menggunakan struktur rangka kaku dan struktur plat terkantilever.

1. Struktur Rangka Kaku

Struktur rangka kaku (rigid frame) adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen linier, umumnya balok dan kolom, yang saling dihubungkan
pada ujung-ujungnya oleh joints (titik hubung) yang dapat mencegah rotasi relatif di antara elemen struktur yang dihubungkannya. Dengan
demikian, elemen struktur itu pada titik hubung tersebut. Seperti halnya balok menerus, struktur rangka kakuadalah struktur statis tak tentu.

2. Struktur Plat Terkantilever

Pemikulan sistem lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang bebas kolom yang batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran
bangunan. Besi akan banyak diperlukan, terutama apabila proyeksi plat besar. Kekakuan plat dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik
teknik pratekan.

Struktur Atas

Untuk struktur atas pada rumah sakit ini menggunakan taman atap (roof garden). Sebelum membuat taman di atas gedung,
pertimbangkan dulu konstruksi atap bangunan. Pasalnya, taman diatas atap (roof garden) harus didukung struktur dan konstruksi atap yang kuat.

Keberadaan taman diatas atap (roof garden) akan menimbulkan bertambahnya beban. Timbunan tanah dan tanaman akan menambah
beban mati, beban angin, dan tambahan beban air pada atap bangunan. Gedung tersebut harus memiliki sistem drainase yang berfungsi baik.
konsep Utilitas
Utilitas Intake Network Outlet

Pipa Transmisi
Air bersih PDAM, Pemanfaatan Air Hujan Wastafel, Km/Wc Laundry Instalasi Gizi
Pipa Distribusi
Pemeliharaan Sarana Prasarana

KM/WC, Wastafel, Laundry, Pipa Pengumpul, Pipa IPAL/ IPLC


Limbah cair
Instalasi Gizi, Scrup Up Dan Unit Pengolahan, Pipa Pembuangan Septictank
Khusus

Ruang Dan Instalasi Gedung Kantoe Tempat Pengumpulan Sampah , Trash Bin, Tempat Sampah, Kontainer
Sampah
Dan Administrasi Dapur Dan Sistem Pengumpulan Sampah, TPS Dan TPA
Laundry
Saluran Primer, Saluran
Drainase Talang Atap Run Off Sungai Atau Saluran Kota
Sekunder, Dan Saluran Tersier

Saluran Listrik (Kabel Jaringan)


Peralatan Listrik (Transformator, Peralatan (Equipment) Medik Ataupun
Listrik PLN, Genset Listrik, Baterai
Switch Board, Panel Board, Non Medik
Sistem Pertanahan)
Kabel Telekomunikasi Peralatan Alat komunikasi Disetiap Instansi Atau
Telekomunikasi Telkom
Komunikasi Unit
Jaringan Distribusi Jaringan
Gas Medik Sentral Gas Medik Output Di Ruangan
Kontrol
Pengaman Bahaya Pipa Hidran Dan Sebaran Alat
Detektor Asap Dan Api Diruangan Ruangan Massa Bangunan
Kebakaran Pemadaman Portable
Penangkal petir Penangkal Petir Penghantar Elektroda Pentanahan

Anda mungkin juga menyukai