PENGENDALIAN KUALITAS
PT. ARO MUKO BUNGA TANJUNG PALM OIL (BTPOM)
MUKO-MUKO
BENGKULU
OLEH:
Weni Hariani
E1G019014
PENGENDALIAN KUALITAS
PT. ARO MUKO BUNGA TANJUNG PALM OIL (BTPOM)
MUKO-MUKO
BENGKULU
OLEH:
WENI HARIANI
E1G019014
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. atas berkat dan rahmat-Nya yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis dan Tim sehingga penulis dapat
menyelesaikan praktek kerja lapangan (PKL) dibulan Juni-Juli 2022 dengan baik di
di PT. Agro Muko Bunga Tanjung Palm Oil Mill (BTPOM) ini serta memberikan
kesempatan untuk menyelesaikan Laporan Akhir PKL.
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan PKL (Praktek Kerja Lapangan) bagi mahasiswa Fakultas Pertanian,
Program Studi Teknologi Industri Pertanian, mempelajari dan memahami proses
dalam industri pengolahan kelapa sawit secara umum dan meningkatkan peran serta
mahasiswa. Penulis menyadari bahwa selesainya laporan PKL ini tidak terlepas dari
kesalahan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak bersifat moril maupun
material. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1 Bapak Drs. Syafnil, M.Si selaku kepala jurusan Teknologi Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu.
2 Bapak Dr. Ir. Budiyanto, M.Sc selaku koordinator kegiatan PKL sekaligus
pembimbing PKL yang telah memberikan pembekalan sebelum pelaksanaan
kegiatan PKL hingga laporan akhir PKL ini selesai.
3 Bapak Harmijon selaku Mill Manager Pabrik PT.Agro Muko Bunga Tanjung.
4 Bapak Hertias Widi Umboro selaku Mill Head Assistant, ibu Fitri Handayani
selaku Kepala Tata Usaha (KTU), bapak Boni Ramadhan dan Joni Alfirman
selaku Mill Assistant, bapak Arifin Hutasoit selaku Safety Officer, dan bapak
Yusuf Aziz selaku Workshop Assistant yang telah membimbing dan
memberikan arahan yang bersifat mendukung proses pembelajaran selama
pelaksanaan PKL.
5 Seluruh karyawan dan operator pabrik PT. Agro Muko BTPOM yang telah
memberikan informasi berdasarkan fakta yang ada di lingkungan pabrik.
6 Seluruh karyawan Lab. Independent BTPOM yang telah memberikan illmu
dan informasi selama kegiatan PKL berlangsung.
7 Seluruh masyarakat perumahan BTPOM dan BTE yang telah menerima
dengan baik atas kedatangan kami guna melaksanakan PKL.
8 Kepada teman teman satu kelompk Aris Wibisono, Lilis Hutapea, Raju Dwi
Putra Ap., Nova Sari Saragih, dan Putri Dearest yang telah menjadi teman
seperjuangan, memberikan dukungan moril dan material selama PKL.
ii
Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini disusun dengan
sebaik-baiknya, namun masih terdapat kekurangan didalam penyusunan laporan PKL
ini, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak
sangat diharapkan, tidak lupa harapan kami semua laporan Praktek Kerja Lapangan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
kami.
Bengkulu, Desember 2022
Weni Hariani
E1G019014
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................vi
DAFTAR GRAFIK.....................................................................................................vi
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................3
2.3 Topografi........................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................13
iv
3.2.3 Titik Pengambilan Sampel....................................................................18
3.3.1 Pengukuran Kadar ALB CPO atau FFA (Asam lemak bebas).............19
BAB IV.......................................................................................................................34
PENUTUP..................................................................................................................34
4.1 Kesimpulan..................................................................................................34
4.2 Saran.............................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................36
v
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.Kadar FFA (Free Faty Acid) di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27
Juni 2021- 27 Juli 2022............................................................................................................
Grafik 2.Kadar Moisture (Kadar Air) di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27
Juni 2021- 27 Juli 2022............................................................................................................
Grafik 3. Kadar Dirt (Kadar Kotoran) di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27
Juni 2021- 27 Juli 2022............................................................................................................
Grafik 4.Kadar FFA di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27 Juni 2021- 27
Juli 2022...................................................................................................................................
Grafik 5. Kadar Moisture (Kadar Air) di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27
Juni 2021- 27 Juli 2022............................................................................................................
Grafik 6. Kadar Dirt (Kadar Kotoran) di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27
Juni 2021- 27 Juli 2022............................................................................................................
Grafik 7.Kadar minyak (Oil Content) di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27
Juni 2021- 27 Juli 2022............................................................................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guinensis) salah satu dari beberapa palma yang
menghasilkan minyak dengan tujuan komersil. Minyak sawit selain digunakan
sebagai minyak makanan margarine, dapat juga digunakan untuk industri sabun,
lilin dan dalam pembuatan lembaran-lembaran timah serta industri kosmetik.
Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Di
Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.
Perkembangan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia selama sepuluh
tahun terakhir meningkat dari 2.2 juta ha pada tahun 1997 menjadi 4.1 juta ha pada
tahun 2007 atau meningkat 7.5%/tahun. Produktivitas ini terus meningkat hingga
pada tahun 2018 menjadi 14,9 juta ha (Sunarko 2009; Darianto 2020).
Proses produksi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimulai dengan mengolah
bahan baku tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sampai menjadi Crude Palm Oil
(CPO). Proses pengolahan TBS di setiap pabrik umumnya bertujuan untuk
memperoleh minyak dengan kualitas yang baik dan mudah dipucatkan. Pabrik kelapa
sawit dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit
ekstraksi Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buahsegar (TBS) kelapa
sawit (Salunkhe, 1992).
Untuk mendukung permintaan kelapa sawit yang semakin meningkat,
diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan tentang industri
pengolahan kelapa sawit. Sebagai lembaga pendidikan, Jurusan Teknologi Pertanian
Universitas Bengkulu berkewajiban untuk menghasilkan lulusan dengan berbagai
pengetahuan dan keterampilan manajemen untuk memenuhi tuntutan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Salah satu bentuk upaya untuk menumbuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam pengolahan kelapa sawit adalah melalui praktek kerja lapangan
(PKL). PKL merupakan kombinasi teori yang diperoleh dari materi kuliah dan fakta
industri pengolahan kelapa sawit, yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih komprehensif tentang realitas lokal.
1.2. Tujuan Praktek
1.2.1 Tujuan Umum
1
1. Mahasiswa mampu memahami berbagai kaitan antara faktor-faktor di
Bidang Pertanian sebagai suatu sistem Mikro maupun Makro
2. Mahasiswa mampu menganalisa secara analitik aspek teknis,
perencanaan dan pengelolaan operasional sistem industri pertanian
3. Mahasiswa mempunyai keterampilan dalam pengamatan, pengumpulan
data dan informasi serta pengorganisasiannya dan laporan teknis yang
baik.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.3 Topografi
Lahan dalam penamaan kelap sawit dibagi atas beberapa kriteria antara lain :
1 Lahan tipe 1 : Merupakan lahan dengan topografi yang datar.
2 Lahan tipe 2 : Merupakan lahan dengan topografi bergelombang.
3 Lahan tipe 3 : Merupakan lahan dengan topografi berbukit-bukit.
5
Untuk PT. Bunga Tanjung Estate sendiri memiliki lahan dengan topografi tipe
ke-3 dengan gambaran berbukit-bukit sehingga menurut survei mengatakan bahwa
lahan tipe ke-3 akan mengasilkan keutungan yang lebih kecil dan juga modal
pengolahan yang lebih besar daripada lahan tipe 2 atau tipe 1, tetapi hal itu dapat
disiasati dengan beberapa cara antara lain: penanaman kelapa sawit dengan
menggunakan teknik piringan untuk mengurangi biaya pengangkutan dan mencegah
pupuk terbuang dibawa oleh aliran air, pembuatan jalan pengangkutan buah di arah
bawah lahan sehingga mampu menyingkat waktu pengangkutan, pembuatan jalan
gerobak dll. Sehingga ongkos untuk pengolahan dapat dikurangi walaupun tipe lahan
merupakan tipe ke-3.
2.4 Luas Lahan
PT. Agro Muko terbagi menjadi sembilan kebun Estate yang dipimpin oleh
masing-masing satu orang manager. PT. Agro Muko terdapat 2 buah pabrik kelapa
sawit dengan kapasitas 60 ton/jam (Muko-Muko Palm Oil). Satu buah pabrik kelapa
sawit berkapasitas 30 ton/jam (Bunga Tanjung) dan satu buah pabrik Crumb Rubber
kapasitas 500-600 kg karet kering perjam. Total luas lahan HGU (Hak Guna Usaha)
yang dimiliki oleh PT. Agro Muko adalah 6.478,23 ha. Luas lahan tersebut tersebar
di lima Estate dengan perincian sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1:
Tabel 1. Luas Lahan di PT.Agro Muko Bunga Tanjung
No Nama Estate Luas Lahan (ha) Ton/Bulan
1 Bunga Tajung Estate (BTE) 2.312,19 13.512,33
2 Air Bikuk Estate (ABK) 1.232,99 11.500,76
3 Air Buluh Estate (ABE) 2.148,9 12.669,45
4 Malin Deman Estate (MDE) 564.15 9.921,20
5 Kebun Masyarakat Desa (KMD) 220.00 6.967,82
TOTAL 6.478,23 54.571,56
Sumber: Data PT. Agro Muko Bunga Tanjung Estate
6
MILL MANAGER
Harmijon
7
4 Aris Fatma Loading Ramp
5 Solehudin Loading Ramp
6 Arianto Loading Ramp
7 Afriadi Loading Ramp
8 Hartono Loading Ramp
9 Candra Buana Loading Ramp
10 Ramdhani Loading Ramp
11 Musliwan Sterilizer
12 Rudi Butsianto Sterilizer
13 Jumali Sterilizer
14 Junkarnain Sterilizer
15 Candra Buana Capstand
16 Rizaldi Capstand
17 Ariyanto Capstand
18 Teguh Sutrisno Capstand
19 Afrianto Capstand
20 Efri Andestu Capstand
21 Mulyadi Hoisting crane
22 Bahal Siregar Hoisting crane
23 Zulkarnain Pressing
24 Ahmad Azwar Pressing
25 Hamidi Pressing
26 Osdi Pressing
27 Ibad Lugiana Kernel plant
28 Nasution Kernel plant
29 Azazi Kernel plant
30 Budi Kurniawan Kernel plant
31 Herdi Resdianto Clarification
32 Hemat Simamora Clarification
33 Suyanto Clarification
34 Buzami Asri Clarification
35 Ii Sumaras Boiler
36 Suginto L Boiler
37 Markuat Santoso Boiler
8
38 A Busrin Boiler
39 Ivan Sandra Boiler
40 Hendri Rahmad Boiler
41 Suherman Loader
42 Zuhartoni Loader
43 Erianto Water Treatment
44 Cuncun Edynata Water treatment
45 F Aris Sutrisno Engine Room
46 Sakhab Khasbullah Engine Room
47 Heri Irawan Engine Room
48 Andi Suprianto Engine Room
49 Lilik Suhendra Workshop
50 Andri Yanto Workshop
51 Juendi Workshop
52 Sofyandi Workshop
53 Mulyadi Workshop
54 Hendri Brusli Workshop
55 Mugi Arifin Workshop
56 Riyanto Workshop
57 Edo Bambang S Workshop
58 Jarnalis Workshop
59 Budi Santoso Workshop
60 Masrial Chair Workshop
61 Agus Darmanto Workshop
62 Irma Suryani Godown
63 Bibit Handoko Godown
64 Syaiful Anwar Laboratory
65 Wahyudin Laboratory
66 Ali Martinus Laboratory
67 M. Syafi’i Laboratory
68 Februriwnsyah Laboratory
69 Candra Dewi Laboratory
70 Khoirun Khamyah Laboratory
9
71 Senja Rekconja Laboratory
72 Apriangga Elamsyah Laboratory
73 Repi Pradinata Laboratory
74 Dedeng Haryanto Laboratory
75 Janter Sitorus Laboratory
76 Suprianto Laboratory
77 Junaldi Kharisma Laboratory
78 Zulkifli Driver Bus Sekolah
79 Irwan T Butar-Butar Office
80 Ahmad Irvan Darmayuna Office
81 Syahrial E . Ritongga Day Workers
82 Haryono Day Workers
83 Susyanti Day Workers
84 Rusli Day Workers
85 Siti Juwariyah Day Workers
86 Mujianto Day Workers
87 Refpembri Linardi Day Workers
12
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ASPEK KHUSUS
3.1 Pengendalian Kualitas
3.1.1 Gambaran Umum Aspek Pengendalian Kualitas
Suyadi Prawiro sentono dalam Ni Kadek Yuliasih (2014), kualitas suatu
produk bukan suatu kebetulan (occur by accident). Nasution dalam Ni Kadek
Yuliasih (2014) mengatakan bahwa pengawasan kualitas dilakukan pada bahan baku,
proses produksi, dan produk jadi. Oleh karenanya, kegiatan pengendalian kualitas
tersebut dapat dilakukan mulai dari bahan baku, selama proses produksi berlangsung
sampai pada produk akhir dan disesuaikan dengan standar yang ditetapkan.
Dunia industri tidak lepas dari mutu atau kualitas barang yang menjadi faktor
utama bagi konsumen dalam pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi produk
atau jasa. Sebagaiman dijelaskan oleh American Society for Quality adalah
“keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan
kebutuhan yang tampak atau samar”. Oleh karenanya perusahaan selalu berusaha
menjaga kualitas produknya agar selalu menghasilkan produk yang baik sehingga
dapat menjaga kepuasan konsumen. (Heizer dan Render,2011;301).
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) menghasilkan 2 produk utama, yaitu minyak
kelapa sawit Pengolahan dan inti sawit. Pengendalian yang baik adalah pengolahan
yang dapat menghasilkan minyak CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit dalam jumlah
yang besar dan mutu yang optimum. Aspek sistem pengendalian kualitas
menguraikan tentang hasil pengolahan pada pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS)
PT.Agro Muko Bunga Tanjung Palm Oil Mill (BTPOM), yaitu berupa organisasi
pengujian dan pengendalian kualitas, pelaksanaan pengawasan mutu, pengendalian
kualitas bahan baku, cara pengujian kualitas produk akhir, kiat bila target tidak
tercapai, pengendalian spesifikasi bahan baku dan produk, hasil pengujian kualitas,
analisa data kualitas CPO dan kernel, dan evaluasi umum pengendalian kualitas
(mutu) selama periode Juni-Juli 2022.
3.1.2 Organisasi Pengujian dan Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas di PT.Agro Muko BTPOM dilakukan oleh bagian
Quality Control dan Laboratorim. Bagian yang bertugas untuk menguji, menganalisa,
serta memberikan informasi mengenai mutu bahan baku, mutu proses dan mutu hasil
produksi yang akan dijadikan bahan pertimbangan pabrik untuk mengetahui kualitas
13
dan perbaikan pada proses pengolahan minyak kelapa sawit. Berikut ini adalah
Gambar 4 yang menunjukkan struktur organisasi Pengendalian Kulitas di PT. Agro
Muko BTPOM.
Gambar 3. Pengendalian Kulitas di PT. Agro Muko BTPOM
14
3.2 Pelaksanaan dan Hasil Pengendalian Kualitas
Pengawasan mutu di PT. Agro Muko BTPOM dilakukan dimulai dari tahap
bahan baku, proses pengolahan hingga hasil akhir produk yang dihasilkan sesuai
dengan kriteria mutu yang telah ditetapkan oleh pihak pabrik PT. Agro Muko
BTPOM. Pelaksanaan pengawasan mutu yang dilakukan meliputi sortasi mutu bahan
baku (TBS) yang dilakukan secara manual di pabrik, pengawasan pada proses
pengolahan, dan pengujian kualitas CPO dan inti sawit sebagai produk akhir dari
proses produksi.
3.2.1 Pengendalian Kualitas Bahan Baku
Bahan baku pembuatan CPO adalah buah kelapa sawit yang memiliki buah
yang baik kualitasnya. Jenis buah kelapa sawit juga mempengaruhi hasil CPO dan
kernel sebagai produk akhir. Berikut beberapa jenis kelapa sawit yang banyak
dibudidayakan di Indonesia:
a. Dura, memiliki cangkang tipis, biji kecil dan daging buah yang tebal.
b. Psifera, memiliki cangkang tipis, biji kecil dan daging buah tebal
c. Tenera merupakan hasil persilangan dura dan psifera. Tenera memiliki
tempurung tipis, daging buah tebal dan inti yang besar.
Jenis sawit yang digunakan di PT. Agro Muko BTPOM adalah jenis tenera,
buah daging buah (mesokarp) tenera yang tebal mampu menghasilkan CPO
yang lebih banyak. Kriteria buah juga mempengaruhi kualitas produkk akhir
nantinya. Lihat tabel kriteria buah kelapa sawit di PT. Agro Muko BTPOM.
Tabel 3. Kriteria FFB
GAMBAR KRITERIA & STANDARD
KETERANGAN
FFB mentah (Unripe) Maks. 0 %
Tidak ada berondolan segar
(Fresh Loose Fruit)
15
Mengkal / Kurang masak Maks. 3 %
(Under Ripe)
Kurang dari 10 berondolan
segar
16
Buah yang tidak dikirim ke maksimum
pabrik pada hari panen. tergantung
kondisi masing-
masing Estate.
Sumber. Data PT. Agromuko BTPOM
17
Tabel 5. Tabel Standar Mutu Kernel di PT.Agro Muko BTPOM
No Description Unit Standard
1. FFA % <1.00
2. Oil Content % > 50.00 (On Sampel)
3. Moisture % < 7.00
4. Shell & Dirt % < 7.00
5. Broken % < 15.00
6. White % -
7. Medium % -
8. Dark % -
9. Mouldy % -
18
Winnowing/LTDS 1 x 2 jam Analisa kernel loss
Claybath 1 x 2 jam Analisa kernel loss
Kernel produksi 1 x 1 jam Analisa FFA, oil content, Moisture, dan
Dirt.
Storage tank 1 x 1 hari Analisa FFA, Moisture, dan Dirt.
19
3.3.2 Pengukuran Kadar Air ( Moisture)
Berikut ini adalah cara kerja untuk menentukan kadar Air pada CPO:
a. Membersihkan gooch crucible dan fibre filter glass dengan isohexane lalu
dikeringkan dalam oven selama ½ jam kemudian ditimbang.
b. Memanaskan suhu minyak yang akan dianalisis 55-60oC.
c. Menimbang CPO sebanyak 20 gram dan ditambahkan 100 ml isohexane.
d. Menimbang gooch dan filter glass bersih dan kosong.
e. Menuangkan minyak yang telah dilarutkan dengan isohexane ke dalam gooch
dengan dihisap rotary vacuum pump.
f. Membilas dengan isohexane hingga bersih dari sisa minyak
g. Memanaskan larutan yang ada pada poin 5 dalam oven dengan suhu 105 oC
selama ½ jam.
h. Menimbang kembali.
A−B X 100
% Kadar Air = =0 , 2 %
C
Ketrangan:
A: Berat petridish + contoh sebelum dipanaskan
B: Berat petridish + contoh sesudah dipanaskan
20
Keterangan :
A: pertridish+berat sebelum dipanaskan
B: pertridish+berat sesudah dipanaskan+kotoran
C: Kotoran
3.4 Penyebab Tidak tercapainya Target Kualitas
Tidak tercapainya standar kualitas yang telah ditetapkan dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Berikut ini adalah faktor penyebab tidak tercapainya target kualitas
produk di PT. Agro Muko BTPOM:
Kualitas buah menjadi salah satu penyebab hasil produk CPO tidak sesuai
standar perusahaan. Masih ditemukannya buah yang terlalu mentah atau
terlalu masak menyebabkan kadar air dan ALB pada CPO menjadi
meningkat. Pengumpulan buah yang jatuh ketanah jika tidak dilakukan
secara benar, menyebabkan kotoran yang ikut pada saat proses
Faktor cuaca juga menghambat pengangkutan buah ke pabrik, hal ini sering
terjadi pada musim penghujan. Kondisi jalan yang masih berupa tanah liat
akan susah dilalui oleh truk pengangkut FFB.
Proses buah yang terlambat akibat dibiarkan pada stasiun sortasi ataupun
loading ramp juga menyebabkan kualitas menurun.
Terjadi beberapa kerusakan pada beberapa stasiun, sehingga kerja mesin
tidak maksimal. Seperti stasiun perebusan, stasiun klarifikasi minyak
terutama pada oil purifier dan vacuum dryer, begitu juga dengan stasiun
Kernel silo, Nut cracker, dan Ripple mill; Kapasitas olah pabrik juga akan
berkurang akibat umur alat dan mesin yang sudah tua.
Pengawasan atau kerja operator pada setiap stasiun yang masih kurang
cermar dalam pelaksanaanya.
Dengan keadaan seperti ini hendaknya pihak PT. Agro Muko BTPOM lebih
memperbaiki sistem penanganan TBS terutama memperketat disiplin panen
agar diperoleh TBS dengan kualitas baik atau yang diharapkan oleh pabrik,
memperhatikan sistem pengolahan terutama stasiun-stasiun yang beperan
menentukan kualitas inti seperti pengepresan, pengeringan, penyaringan dan
penyimpanan (kernel storage). Lebih meningkatkan pengawasan kerja
dalam pelaksanaan metode pengendalian mutu oleh analisis maupun sample
21
boy dan memberikan informasi kepada operator untuk efisiensi alat yang
digunakan.
Untuk lebih mengoptimalkan mutu akhir CPO yang dihasilkan maka perlu
pengawasan mutu yang intensif dan berkelanjutan. Namun, dari segi sistem
manajemen pengendalian kualitasnya sudah baik, dimana seluruh kegiatan
dijalankan sesuai dengan prosedur dan hasil pengendalian kualitas bisa
sebagai pengambil keputusan sebagai manager pabrik untuk mendapatkan
hasil CPO dan inti sawit yang sesuai dengan perusahaan
22
Dari data harian periode 27 Juni- 27 Juli 2020 kadar FFA CPO pada PT Agro
Muko BTPOM dengar kadar tertinggi pada 26 Juli yaitu 4,4% dan kadar FFA
terendah pada tanggal 28 Juni sebesar 3,2%. Tinggi rendahnya kandungan FFA pada
CPO disebabkan oleh tingkat kematangan TBS, buah yang terlalu matang membuat
kadar CPO meningkat. Buah yang terlalu lama diproses menyebabkan terjadinya
reaksi yang membuat kadar FFA Meningkat . Kadar asam lemak bebas yang tinggi
akan menyebabkan turunnya mutu CPO misalnya menyebabkan ketengikan pada
minyak, membuat rasa tidak enak terjadi perubahan warna dan juga rendemen
minyak menjadi turun. Maka untuk menekan kadar ALB ini, perlu dilakukan
tindakan pencegahan sedini mungkin mulai saat pemanenan sampai penimbunan
sebelum dipasarkan.
Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka
minyak yang dihasilkan mengandung ALB lebih tinggi. Sebaliknya jika dilakukan
pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, maka selain kadar asam
lemak rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah. Rendemen minyak
adalah % minyak yang dilihat dari mutu buah dan proses pengolahan. Agar asam
lemak bebas minimum, pengangkutan buah panen harus dilakukan sesegera
mungkin. Selain itu juga perlu dijamin bahwa hanya buah yang cukup matang yang
dipanen.
Kadar ALB pada CPO juga dipengaruhi oleh mikroorganisme. Pembentukan
asam lemak bebas mikroorganisme (jamur dan bakteri tertentu) juga dapat terjadi
bila suasananya sesuai, yaitu pada suhu rendah dibawah 50 0C, dan dalam keadaan
lembab dan kotor oleh karena itu minyak sawit harus dimurnikan setelah pengutipan.
Pemanasan sampai suhu diatas 900C seperti pada pemisahan dan pemurniannya akan
menghancurkan semua mikroorganisme dan mengaktifkan enzimnya
23
Kadar Moisture (kadar air) pada CPO pada periode 27 Juni- 27 Juli 2020
kadar Moisture CPO pada PT Agro Muko BTPOM. Kadar Moisture tertinggi pada
19 Juli sebesar 0,34 %, kadar Moisture terendah yaitu sebesar 0,2% sesuai dengan
batas maksimal yang telah ditetapkan oleh BTPOM. Kadar air dapat mempengaruhi
mutu CPO, semakin tinggi kadar air, maka semakin rendah mutu CPO. Kadar air
yang tinggi dapat menyebabkan hidrolisis yang akan merubah minyak menjadi asam-
asam lemak bebas sehingga dapat menyebabkan ketengikan.
Buah yang rusak atau busuk dapat disebabkan oleh pemanenan atau
pemotongan yang tidakbaik, yaitu panen yang tidak tepat waktu, misalnya panen
yang dilakukan saat buah terlalu masak. Untuk mendapatkan kadar air yang sesuai
dengan yang diinginkan, maka harus dilakukan pengawasan yang intensif pada
penimbunan dan pada proses pengolahan
24
0.055
0.045
0.035
0.025
0.015
0.005
2 2 2 3 1- 2- 3- 4- 5- 6- 7- 8- 9- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
7- 8- 9- 0- Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju 0- 1- 2- 3- 4- 5- 6- 7- 8- 9- 0- 1- 2- 3- 4- 5- 6- 7-
Ju Ju Ju Ju l l l l l l l l l Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju
% DIRT
n n n n l l l l l l l l l l l l l l l l l l
%
0. 0. 0. 0. 0. 0. 0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0 0. 0. 0.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D5 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3
I
R
T
T0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.
A0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
G
E
T
Kadar Dirt (kadar kotoran ) pada CPO pada periode 27 Juni- 27 Juli 2020.
Kadar kotoran tertinggi pada 27 Juni sebesar 0,05 %, kadar Moisture terendah yaitu
sebesar 0,02% sesuai dengan batas maksimal yang telah ditetapkan oleh BTPOM.
Kadar zat pengotor adalah keseluruhan bahan-bahan asing yang tidak larut dalam
minyak, pengotor yang tidak terlarut dinyatakan sebagai persen (%) za pengotor
terhadap minyak atau lemak. Pada umumnya, hasil minyak sawit dilakukan dalam
rangkaian proses pengendapan, dengan proses tersebu kotoran-kotoran yang
berukuran besar memang dapat disaring. Akan tetapi, kotoran-kotoran atau serabut-
serabut yang berukuran kecil tidak bias disaring,hanya melayang-layang didalam
minyak sawit sebab berat jenisnya samdengan minyak sawit.
Tingginya kadar zat pengotor pada storage tank atau tangki penimbunan
dapat disebabkan karena tempat penimbunan tidak dijaga kebersihan atau tidak
dijaga dari faktor-faktor pengotor yang dapat merusak mutu CPO dengan tingginya
kadar kotoran CPO pada bak tersebut. Waktu penimbunan yang terlalulama
mengakibatkan peningkatan kadar zat pengotor karena minyak sawit mentah yang
terdapat dalam tangki timbun terkontaminasi oleh pengotor-pengotor baik yang
berasal dari luar maupun pengotor yang tercampur dalam minyak sawit
mentah itu sendiri.
3.5.2 Kualitas kernel
1 Kadar FFA (Free Faty Acid)
Kadar FFA di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27 Juni 2021- 27 Juli
2022 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
25
Grafik 4.Kadar FFA di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27 Juni 2021- 27
Juli 2022
Kadar FFA (Free Faty Acid) kernel pada periode 27 Juni -27 Juli 2022. Kadar
FFA (Free Faty Acid) kernel pada periode 27 Juni -27 Juli 2022. Kadar FFA tertingi
adalah pada tanggal 23 juli sebesar 0,49% serta kadar FFA terendah pada tanggal 5
Juli Sebesar 0,3%. Faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan kadar asam
lemak bebas yang relative tinggi dalam pabrik minyak sawit yakni pemanenan
buah sawit yang tidak tepat waktu, keterlambatan dalam pengumpulan dan
pengangkutan buah, penyimpanan buah yang terlalu lama, dan proses hidrolisis
selama pemrosesan di pabrik.
2 Kadar Moisture (Kadar Air)
Kadar Moisture (Kadar Air) di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27
Juni 2021- 27 Juli 2022 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik 5. Kadar Moisture (Kadar Air) di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27
Juni 2021- 27 Juli 2022
26
Kadar air (Moisture) kernel pada periode 27 Juni -27 Juli 2022. Kadar Moisture
kernel pada periode 27 Juni -27 Juli 2022. KadarAir tertingi adalah pada tanggal 5
Juli sebesar 11,49% dan kadar air terendah pada tanggal 20 Juli sebesar 7,76%. Pada
lembab nisbi kesetimbangan (equilibrium relative humidity,ERH) 0,7 kadar air inti
sawit adalah 7%. Jika inti sawit dikeringkan sampai kadar air yang lebih rendah,
selama ditimbun inti sawit akan menyerap air sampai mencapai 7% tersebut.
Sebaliknya jika kadar air lebih tinggi, udara disekitarnya pada penimbunan akan
menjadi lembab (ERHdiatas 0,7), mikroba lipolitik (jamur) akan berkembang biak
dengan cepat.Untuk mencegah ini, inti sawit disemprot dengan uap (sterilisasi)
sebelum pengeringan dalam silo inti. Untuk menghindari perusakan mutu oleh
kegiatan mikroba, perlu dilakukan sterilisasi melalui pemanasan dengan uap sampai
suhu minimum 900C selama beberapa saat
Kadar air inti sawit yang di inginkan adalah 6-7%, karena pada kadarair tersebut
mikroba sudah mengalami kesulitan untuk hidup. Umumnya padainti sawit yang
sudah kering tidak lagi ditemukan plant enzim, akan tetapi dijumpai enzim yang
berasal dari mikroba yang terkontaminasi selama penanganan atau penyimpanan.
.
3 Kadar Dirt
Kadar Dirt (Kadar Kotoran) di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27
Juni 2021- 27 Juli 2022 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik 6. Kadar Dirt (Kadar Kotoran) di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27
Juni 2021- 27 Juli 2022
Kadar dirt kernel pada periode 27 Juni -27 Juli 2022. Kadar Dirt Tertinggi
pada tanggal 12 Jui sebesar 7,94% dan kadar dirt terendah pada tanggal 28 juni
27
sebesar 6,51%. Kadar zat pengotor merupakan parameter untuk menentukan mutu
inti sawit (kernel palm). Kadar zat pengotor pada inti sawit terdiri dari
cangkang,sampah cangkang gabungan dan biji setengah pecah yang dipisahkan dari
intinya terlebih dahulu. Pemisahan dilakukan dengan cara winnowing atau dipilih
dengan tangan.
Jika kadar zat pengotor terlalu tinggi maka akan mempercepat keausan mesin
pemecah inti sawit dan menyulitkan pembentukan pellet dari bungkilnya. Selain itu
kadar protein dalam bungkil menjadi lebih rendah. Untuk bungkil inti sawit
dipersyaratkan kandungan profit, yaitu jumlah kadar protein dan minyak dalam
bungkil harus lebih dari 15%. Jika kadar protein kurang maka kadar minyak dalam
bungkil harus lebih besar.
2 2 2 3 1- 2- 3- 4- 5- 6- 7- 8- 9- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
7- 8- 9- 0- Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju 0- 1- 2- 3- 4- 5- 6- 7- 8- 9- 0- 1- 2- 3- 4- 5- 6- 7-
Ju Ju Ju Ju l l l l l l l l l Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju
n n n n l l l l l l l l l l l l l l l l l l
%2 2 2 3 3 2 0 3 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3 0 3 3 4 4 3 4 0 4 4 3
7. 9. 9. 0. 9. 8. 2. 6. 1. 6. 4. 7. 1. 4. 5. 0. 4. 6. 7. 4. 6. 4. 6. 9. 1 1 8
O0 5 5 4 8 3 4 6 0 1 3 3 0 1 4 4 8 1 1 8 0 7 6 1
I2 7 3 2 4 9 4 3 8 2 8 1 7 3 1 1 8 1 5 3 6
L
C
O
N
T
E
N
T
28
KPO sebagai produk unggulan kedua setelah CPO. Inti ini mengandung minyak yang
warnanya jernih, dan kualitas minyak inti lebih baik jika dibandingkan dengan
kualitas minyak daging buah (mesocarp). Hanya saja kandungan minyaknya lebih
sedikit dibanding dengan kandungan minyak daging buah. Kandungan minyak yang
terkandung di dalam inti kering sekitar 44 - 53 %. Minyak inti sawit atau KPO
(Kernel Palm Oil) banyak digunakan sebagai bahan baku pada berbagai industri
pangan dan non pangan. Minyak inti sawit sangat baik digunakan dalam industri,
misalnya industri pembuatan minyak margarine.
29
Untuk analisa kehilangan minyak diambil dari empty bunches, fruits in empty
bunches, press cake fibre, nut, final effluent dan kehilangan untuk performance
control yaitu dari strilizer condensate dan slugde decanter centrifuge. Sedangkan
analisa kehilangan inti sawit diambil dari fruits in empty bunches, cyclone fibre, shell
ex winnowing system, dan shell ex claybath separator.
30
kandungan minyak yang tinggi dan memiliki tempurung atau cangkang yang
tipis. Sehingga pabrik bisa mendapatkan minyak yang tinggi pada jenis tersebut.
3.5.6 Kinerja pencapaian Mutu produk (dengan setiap parameternya)
PT. BTPOM ini sangat menjaga mutu produknya. Hal ini dapat dilihat dari
tegasnya pimpinan pabrik dalam menjaga mutu buah dan mengawasi uji-uji yang
dilakukan pihak laboratorium. Hal ini dilakukan karena Pimpinan perusahaan ingin
produk akhir pabrik ini berkualitas tinggi, sehingga mudah untuk dipasarkan. Berikut
adalah parameter-parameter mutu produk beserta standar yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
A. Standard Mutu Sortasi FFB PT. BTPOM
GAMBAR KRITERIA & STANDARD
KETERANGAN
FFB mentah (Unripe) Maks. 0 %
Tidak ada berondolan segar
(Fresh Loose Fruit)
31
memberondol
32
No Description Unit Standard
1. FFA % <1.00
2. Oil Content % > 50.00 (On Sampel)
3. Moisture % < 8.00
4. Shell & Dirt % < 8.00
5. Broken % < 15.00
6. White % -
7. Medium % -
8. Dark % -
9. Mouldy % -
Sumber. Data PT. Agromuko BTPOM
33
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada saat melakukan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) selama kurang lebih 1 bulan yaitu :
4.1.1 Kesimpulan Umum
1 PKL (Praktek Kerja Lapangan ) dilakukan pada industry Perkebunan Kelapa
sawit (PKS) yang berada Desa Brangan Mulya, Kecamatan Tramang Jaya,
Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu yaitu perusahaan PT. Agromuko
Bunga Tanjung Palm Oil Mill (BTPOM) yang dilakukan selama 1 bulan
penuh.
2 Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL), penulis mempelajari
berbagai aspek panen dan penanganan bahan baku, operasi dan pelaksanaan
panen, produktivitas panen, kemampuan panen, kerusakan panen dan
penaggulangannya. Pada saat melakukan Praktek Kerja penulis pengamati
proses pemanenan dari kebun, proses di bawa dari kebun sampai ke pabrik,
mengamati proses pengolahan dari bahan baku sampai produk setengah jadi
dan melakukan pengumpulan data dengan cara menanykan dan mewawancara
pada seluruh karyawan yang ada di perusahaan serta memahami alur
koordinasi organisasi di perusahan PT. Agromuko BTPOM dan Bunga
Tanjung Estate.
4.1.2 Kesimpulan Khusus
1 Struktur organisasi perusahaan PT. Agro Muko Bunga Tanjung terdiri dari 1
orang Mill Manager, 1 Orang Mill Head Assist, 2 Orang Assisten Mill ,1
Orang Workshop Assisten dan 1 orang K3 Asistent.
2 Titik pengambilan sampel pada PT.Agro Muko BTPOM berupa Air
condensat, Empty bunch, Bunch pres, Press cake, Vacuum drier, Crude oil
tank, Sludge underflow, Sludge centrifuge, Final effluent, Fiber cyclone,
Ripple mill, Winnowing/LTDS, Claybath, Kernel produksi, dan Storage tank.
3 Pelaksanaan kegiatan pengendalian kualitas dilakukan oleh laboratorium PT.
Agro Muko BTPOM Kegiatan pengendalian kualitas berada dibawah
tanggung jawab Manager Mill. Laboratorium merupakan pihak Independent.
Manager Laboratory membawahi Analis, Sample Boy, sortasi FFB dan Bunch
34
Analysis. Sample Boy berfungsi untuk mengambil sampel yang diakan di uji
dari Sample Point di pabrik.
4 Sistem pengendalian kualitas di PT.Agro Muko BTPOM berkinerja baik,
dapat dilihat dari berbagai proses pengolahan, metode pengujian dan
kestabilan hasil yang diperoleh baik CPO ataupun kernel produksinya. Di
setiap bulannya, hasil yang diperoleh berada dalam kisaran target yang
diinginkan, hanya saja tingkat restan buah perlu lebih diperhatikan sehingga
kualitas dapat terus dipertahankan.
4.2 Saran
Saran penelitian yang diperoleh selama praktek lanpang di PT.Agro Muko
BTPOM yang dapat dijaikan bahan perbaikan serta penelitian adalah:
1 Analisis kualitas kontrol mutu CPO (FFA, Kadar air, dan kadar dirt), kernel
(FFA, Kadar air,Oil Content dan kadar dirt) di PT. Agro Muko BTPOM
2 Analisis proses pengendalian kulitas CPO dengan metode Six Sigma
3 Analisis pengendalian kualitas kernel dengan metode peta kontrol
35
DAFTAR PUSTAKA
Damanik, C. D. 2018. Penentuan Kadar Kotoran pada Minyak Produksi Crude Palm
Oil (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan. Karya
Ilmiah. Program Studi D3 Kimia. Departemen Kimia. Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Daulay, H. B., P. Imam S. A., dan M. H. Subha. 2019. Profil dan Konsistensi Mutu
Kernel Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT. Daria Dharma Pratama Lubuk
Bento. Jurnal Agroindustri 9 (2) : 109 - 116.
Hidayat, M. A. (2009). Analisis Konsistensi Mutu dan Rendemen Crude Palm Oil
(CPO) di Pabrik Kelapa Sawit Tanjung Seumantoh PTPN I Nanggroe Aceh
Darussalam.
Hikmawan, O., Naufa, M., & Tarigan, E. A. (2020). Pengaruh Tekanan pada Stasiun
Screw Press Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Terhadap Kehilangan Minyak
dalam Ampas Press. Jurnal Teknik dan Teknologi, 15(29), 36-43.
Hudori, M. 2013. Identifikasi Sistem Pengendalian Kualitas Proses Pengolahan
Kelapa Sawit
dengan Menggunakan Deming’s View Production System. Jurnal Citra
Widya
Edukasi,5(2), 23-30.
Hudori, M. (2015, June). Analisis Akar Penyebab Masalah Variabilitas Free Fatty
Acid (FFA) pada Crude Palm Oil (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit. In
Proceeding Operational Excellence Conference–2nd (pp. 185-192).
Islamiah, S., Rezeki, S., & Ivontianti, W. D. (2021). Studi Pengaruh Tingkat
Kematangan Buah Kelapa Sawit Terhadap Kandungan Asam Lemak Melalui
Metode Maserasi. Rafflesia Journal Of Natural And Applied Sciences, 1(1),
40-49.
Lukito, P. A. (2017). Pengaruh Kerusakan Buah Kelapa Sawit terhadap Kandungan
Free Fatty Acid dan Rendemen CPO di Kebun Talisayan 1 Berau. Buletin
Agrohorti, 5(1), 37-44.
Rantawi, A. B., A. Mahfud, dan E. R. Situmorang. 2017. Korelasi Antara Kadar Air
pada Kernel terhadap Mutu Kadar Asam Lemak Bebas Produk Palm Kernel
Oil yang Dihasilkan (Studi Kasus pada PT. XYZ). Industrial Engineering
Journal 6 (1) : 36 -42.
36
Subekti, A. T. (2020). Analisis Pengendalian Kualitas Kernel dengan Metode Peta
Kontrol–R Pada PT. Inti Indosawit Subur. Jurnal Inovator, 3(2), 25-31.
37