Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan


Kelapa sawit (Elaeis guinensisJacq.) adalah salah satu tanaman golongan
palma yang dapat menghasilkan minyak. Tanaman kelapa sawit merupakan
tanaman biji berkeping satu. Nama genus Elaeis berasal dari bahasa Yunani,
Elaion atau minyak. Sedangkan nama spesies guinensis berasal dari kata Guinea
yaitu tempat dimana seorang ahli bernama Jacquin menemukan tanaman kelapa
sawit pertama kali di pantai Guinea (Ketaren 1986).
Meski bukan tanaman asli Indonesia, ternyata tanaman kelapa sawit cocok
dikembangkan di Indonesia. Hingga kini kelapa sawit telah diusahakan dalam
bentuk perkebunan dan pabrik kelapa sawit. Di Provinsi Jambi, tanaman kelapa
sawit merupakan salah satu produk unggulan di bidang perkebunan.
Pengusahaannya dilakukan dalam bentuk perkebunan swasta, perkebunan rakyat,
dan perkebunan negara. Area perkebunan kelapa sawit tersebar pada beberapa
kabupaten di Provinsi Jambi (Marlina 1998). Berdasarkan data badan statistik
nasional, luas tanam perkebunan kelapa sawit yang ada di provinsi jambi sampai
dengan tahun 2013 seluas 593.433 Ha.
Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang diperoleh ialah
minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik minyak
kelapa sawit (PMKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami
sebagai unit ekstraksi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) dari tandan
buah segar (TBS). PMKS merupakan titik kritis dalam alur hidup ekonomi buah
kelapa sawit khususnya dan industri kelapa sawit umumnya (Anonim 2005).
PMKS berfungsi untuk memproduksi secara optimal CPO yang terdapat
pada TBS, dengan menekan losses seminimal mungkin. Selain itu kualitas
produksi juga perlu mendapat perhatian dalam proses pengolahan di PMKS,
semakin baik kualitas produksi (dalam hal ini mutu CPO) akan semakin baik atau
tinggi nilai jualnya (Maryoto K. dalam Nasution M.K 2008).

1
Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi
CPO secara mekanis dari TBS yang diikuti dengan proses pemurnian Secara
keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses yang berjalan secara
berkesinambungan dan terkait satu sama lain. Oleh karena itu, setiap tahap proses
harus dapat berjalan dengan lancar. Menurut Fauzi. dkk. (2008), tahapan proses
pengolahan meliputi pengangkutan ke pabrik, perebusan, pelumatan, pemerasan
(ekstraksi), dan pemurnian/penjernihan.
Setiap tahapan proses pengolahan kelapa sawit akan sangat mempengaruhi
kualitas dan kuantitas dari produk yang dihasilkan. Untuk mendapatkan kualitas
dan kuantitas yang diharapkan tersebut, maka setiap rangkaian proses pada PMKS
harus dapat dikendalikan sehingga dapat berjalan sesuai dengan standar dan
ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menerangkan dan
menguraikan “Proses Pengolahan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Menjadi
Crude Palm Oil (CPO) di PT. Dasa Anugrah Sejati Kabupaten Tanjung Jabung
Barat”.

1.2 Tujuan PKL


Tujuan dari praktek kerja lapangan ini adalah untuk mengetahui dan
mempelajari proses pengolahan minyak kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm
Oil) di Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT. Dasa Anugrah Sejati Desa
Lubuk Bernai Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

1.3 Kegunaan PKL


Adapun kegunaan Praktek Kerja Lapanga (PKL) ini adalah untuk ;
1. Melengkapi dan memenuhi syarat mata kuliah wajib pada jurusan
Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian.
2. Untuk mengetahui proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi
CPO.
3. Memahami dan mengenal peralatan industri kelapa sawit yang digunakan
untuk pengolahan kelapa sawit.

2
4. Menerapkan ilmu yang dipelajari tentang pengolahan kelapa sawait pada
praktek kerja lapangan di PMKS PT Dasa Anugrah Sejati.
5. Meningkatkan wawasan pengetahuan mahasiswa tentang proses
pengolahan kelapa sawit.

1.4 Tempat PKL


Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Pabrik Minyak Kelapa
Sawit (PMKS) PT. Dasa Anugrah Sejati Desa Lubuk Bernai, Kecamatan Batang
Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. PT. Dasa Anugrah Sejati berlokasi di
Desa Lubuk Bernai.. 

1.5 Waktu Pelaksanaan PKL


Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini dimulai pada tanggal 13
juni sampai dengan 5 agustus 2017.

3
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

2.1 Sejarah Perusahaan


PT.Dasa Anugrah Sejati adalah adalah sebuah perusahaan yang bergerak
dibidang perkebunan dan industri pengolahan kelapa sawit dengan status PMDN
(Penanaman Modal Dalam Negeri). Perseroan ini mulai dioperasikan pada tanggal
24 April 2006 dengan kapasitas produksi 45 ton yang selanjutnya di tingkatkan
menjadi 60 ton pada tanggal 1 November 2011.
PT Dasa Anugrah Sejati–PMKS Taman Raja berpusat di Kecamatan Batang
Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Perusahaan yang sudah berdiri
selama 11 tahun ini sudah melakukan langkah-langkah maju untuk kepuasan
pelanggan akan kualitas produk denganmengadopsi sistem pengolahan mutu serta
dengan diperolehnya sertifikat-sertifikat yang dapat menjamin kualitas produksi
perusahaan, diantaranya:
1) ISO 14001:2004 No. ID05/65250 tanggal 10 Juni 2007 atas hasil audit dari
badan sertifikasi independen SGS dan telah di resertifikasi setiap 3 tahun
sekali ( 10 juni 2015).
2) RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oli) No. FMS40008 dari
Contol Union (CU) Pada tahun 2015.
3) ISCC (International Sustainability and Carbon Certification) No. EU-
ISCC- Cert-DE100-16442016 pada tahun 2012 yang di validasi oleh SGS
Jerman.
4) ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) No.QEF08E.09 dari SAI Global
tahun 2015.
5) PROPER (Program Penilaian Peringkat Perusahaan) pada tahun 2016
memperoleh peringkat BIRU.
Izin yang terkait AMDAL atas pendirian PT. Dasa Anugrah Sejati ini yaitu,
izin pemanfaatan air limbah PMKS (Land Aplication) dengan Keputusan Kepala
Kantor Pelayanan Perjanjian Terpadu Kabupaten Tanjung Jabung Barat No
503.8/03/KPPT/Tahun 2015, izin penyimpanan sementara limbah B3 dengan

4
Keputusan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Nomor: 660/990/XII/BLHD/Tahun 2013, izin penggunaan air permukaan dengan
Keputusan Bupati Tanjung Jabung Barat No 503.30/07/KPPT/Tahun 2011 dan
izin operasionalbiogas dengan Keputusan Bupati Tanjung Jabung Barat No
503/01/KPPT/ Tahun 2015.

2.1.1 Visi Perusahaan


Visi dari Perusahaan adalah “Menjadi salah satu bisnis terbesar di dunia,
paling menguntungkan dengan pengolahan terbaik dan berkesinambungan,
suplieryang diutamakan oleh pelanggannya dan perusahaan yang dibanggakan
oleh karyawannya”.

2.1.2 Nilai-nilai Perusahaan


1. Profesionalisme dengan integritas tinggi
2. Kepemimpinan
3. Berorientasi pada hasil kerja
4. Memupuk kepedulian
5. Kerjasama dalam tim
6. Tanggung jawab terhadap lingkungan
7. Tanggung jawab terhadap pemegang saham

2.1.3 Tingkah Laku Perusahaan


1. Berfikir positif
2. Mencapai hasil melalui system
3. Memimpin dengan memberikan contoh
4. Manajemen langsung kelapangan
5. Komunikasi terbuka
6. Inovatif dan kreatif
7. Organisasi Pembelajaran

5
2.2 Lokasi dan Topografi Pabrik
PT.Dasa Anugrah Sejati berlokasi di Desa Taman Raja dan Desa Badang,
Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.Sedangkan pabrik
minyak kelapa sawit (PMKS) berlokasi di di Desa Lubuk Bernai Kecamatan
Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
PT. Dasa Anugrah Sejati memiliki luas areal + 9.077 ha yang terdiri dari
areal tanam kebun seluas 8.847 ha dengan batas wilayah 1°06’25” LS sampai
1°14’18”LS dan 102°57’42” BT sampai 103°02’35” BT dan areal pabrik seluas
10 ha dengan lokasi GPS 17°10’36” LS dan 103°00’28” BT. 

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan


PT. Dasa Anugrah Sejati tergabung dalam Asian Agri Group unit Jambi
yang dipimpin oleh seorang Regional Head yang bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan perusahaan yang berlokasi di provinsi Jambi. PT. Dasa Anugrah Sejati
dipimpin oleh seorang Group Manager yang memimpin area perkebunan dan
pabrik. Perkebunan. PT. Dasa Anugrah Sejati terbagi menjadi dua area
perkebunan yaitu Kebun Taman Raja dan Kebun Badang yang masing-masing
dipimpin oleh seorang Manager dan PMKS dipimpin oleh Mill Manager.
Adapun bagan struktur organisasi PT. Dasa Anugrah Sejati (khususPMKS)
ialah sebagai berikut:

6
Gambar 1 Struktur Organisasi

2.3 Kegiatan umum Perusahaan


PT. Dasa Anugrah Sejati PMKS Taman Rajamerupakan perusahaan
bergerak di bidang perkebunan dan industri pengolahan kelapa sawit. Tandan
buah segar yang diolah pada pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Dasa Anugrah
Sejati PMKS Taman Raja berasal dari kebun sendiri dan juga berasal dari
supplier. Proses pengangkutan TBS menuju pabrik minyak kelapa sawit
menggunakan mobil pick up, truck PS, dan dump truck..PT. Dasa Anugrah Sejati
PMKS Taman Raja menghasilkan tiga jenis produk, yaitu minyak kelapa sawit
atau Crude Palm Oil (CPO) dengan kapasitas pengolahan 60 ton/jam, Palm
Kernel Oil(PKO) dan Biogas.

2.3.1 Proses Pengolahan CPO


Proses pengolahan tandan buah segar menjadi crude palm oil (CPO) melalui
beberapa tahapan yaitu:
1. Penerimaan Buah
Penerimaan buah dimulai dari pos penjagaan untuk proses pendaftaran dan
pendataan TBS yang masuk.
2. Penimbangan Buah
Pada jembatan timbang di lakukan pencatatan tonase/ berat TBS yaitu bruto,
tarra, dan netto. Setiap truk pengangkut TBS masuk ke pabrik ditimbang
terlebih dahulu di jembatan timbang untuk memperoleh berat sewaktu berisi
(Bruto), dan seteleh di lakukan pembongkaran kemudian truk di timbang
kembali (Tarra), selisih antara bruto dan tarra adalah TBS yang di terima
(Netto). Pada jembatan tiimbang selain TBS juga dilakukan penimbangan
terhadap pengiriman CPO, PKO dan janjangan kosong.
3. Proses Penyortiran
Proses sortasi bertujuan untuk mengetahui dan memilih kualitas TBS yang
layak untuk diolah. Proses sortasi didasarkan dengan standar kualitas buah
olah PMKS Taman Raja PT. Dasa Anugrah Sejati.

7
4. Proses di Stasiun Loading Ramp
Stasiun loading ramp adalah tempat pengumpulan buah sementara setelah
dilakukan proses sortasi. Buah selanjutnya akan dimasukkan kedalam lorry
yang selanjutnya akan di masukkan kedalam sterilizer.
5. Proses Perebusan
Proses perebusan bertujuan untuk:
a. menginaktifkan enzim lipase agar tidak menyebabkan kenaikan Asam
Lemak Bebas
b. mengurangi kadar air
c. mempermudah pemisahan tandan kosong dan berondolan
d. mempermudah pelumatan pada digester antara daging buah dan nut.
e. mempermudah pemecahan nut.
f. mempermudah proses pemisahan molekul-molekul minyak dari daging
buah dan sekaligus mempercepat proses pemurnian minyak.
6. Proses Perontokan
Berfungsi untuk melepaskan berondolan dari janjangan buah dengan cara
pembantingan alat ini berupa mesin berbentuk drum yang berputar dengan
kecepatan 23 rpm. Berondolan yang terpipil masuk ke under thresher melalui
kisi-kisi yang ada pada thresher dan janjangan kosong jatuh ke horizontal
empty bunch conveyor
7. Proses Pengempaan
Stasiun press merupakan tempat pemisahan daging buah dengan biji (nut) dan
proses pengambilan minyak kasar dari daging buah dengan menggunakan alat
seperti digester dan screw press.
8. Proses Klarifikasi
Minyak yang berasal dari stasiun press masih banyak mengandung kotoran-
kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Untuk
mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu dilakukan
pemurnian terhadap minyak tersebut.

8
2.3.2 Proses Pengolahan Palm Kernel (PK)
Proses pengolahan kernel dilakukan pada stasiun kernel. Stasiun kernel
merupakan tempat pengolahan inti biji kelapa sawit menjadi kernel yang siap
produksi. Stasiun kernel terdapat setelah satsiun pengepresan tujuannya adalah
untuk memisahkkan nut dan fiber. Nut yang di pecah akan menghasilkan kernel
dan cangkang. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit alat pengolah untuk
pengolahan kernel, yaitu sebagai berikut :
1. CBC (Cake Breaker Conveyor) berfungsi untuk membawa gumpalan serabut
yang bercampur biji dari proses pengepressan di masukkan kedalam CBC
menuju ke depricarper. Pada CBC di lakukan pencacahan fiber yang berfungsi
untuk memudahkan terpisahnya antara fiber dan nut
2. Depricarper merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan fiber dan nut
dengan bantuan blower penghisap. Fiber terhisap menuju fiber cyclone dan
akan digunakan sebagai bahan bakar untuk boiler sedangkan nut akan jatuh
menuju polishing drum.
3. Nut polishing drum merupakan drum yang berputar dengan kecepatan 14 rpm.
Akibat putaran drum, maka fiber yang menempel pada nut akan terpisah atau
lepas. Selanjutnya fiber akan terhisap oleh fiber cyclone. Nut yang sudah
bersih akan keluar melalui ujung drum dan jatuh menujunut auger conveyor.
4. Nut auger conveyor merupakan alat yang berfungsi untuk mengangkut nut
menujutalang destoner
5. Destoner merupakan alat yang berfungsi untuk menghisap nut dari nut auger
conveyor kemudian di hisap keatas menuju ke destoner. Pada destoner nut
yang telah terhisap akan jatuh ke Nut silo dan fiber halusnya akan di hisap oleh
destoner fan kemudian di angkut menuju CBC.
6. Nut convenyor merupakan alat yang berfungsi untuk mengangkut nut menuju
nut silo.
7. Nut silo berfungsi sebagai tempat penampungan Nut sementara sebelum masuk
Ripple mill
8. Ripple mill berfungsi untuk memecah nut agar inti (kernel) dan cangkang
(shell) terpisah. Hasil pemecahan ripple mill berupa campuran kernel,

9
cangkang, dan kotoran yang selanjutnya di bawa ke Cracked mixture conveyor
(CM conveyor) menuju CM elevator. Pada CM elevator material hasil
pemecahan ripple mill di bawa keatas menuju Sparating coloum.
9. Sparating coloum berfungsi sebagai tempat pemisahan kering yang dilakukan
dalam suatu kolom vertikal yang di kenal dengan nama Light tenera dust
separator (LTDS) dengan bantuan hisapan udara dari sebuah blower,
pemisahan dilakukan dengan dua kolom pemisah. Pada kolom pemisah
pertama (LTDS 1) terjadi pemisahan kernel halus, kernel pecah, serabut,
cangkang halus, nut utuh dan nut pecah. Material halus berupa cangkang dan
fiber halus di hisap dan di bawa keatas oleh LTDS 1 menuju cyclone LTDS I
sementara kernel pecah, kernel halus, dan cangkang kecil akan masuk ke
corong air lock I menuju ke Kernel Grading Drum untuk dipisahkan antara
kernel dan cangkang.
10. Kernel grading drum berfungsi untuk memisahkan antara kernel dengan
cangkang dan serabut yang masih ada. Kernel yang telah terpisah dari
cangkang dan serabut akan dikirim menuju LTDS II sedangkan kernel yang
masih mengandung cangkang akan dikirim menuju Prohydro Cyclone
Convenyor dan kemudian akan masuk kedalam Hydrocyclone.
11. Kemudian kernel akan dikirimkan menuju LTDS II. Pada LTDS II juga terjadi
pemisahan antara kernel dengan cangkang.
12. Kernel silo berfungsi untuk pengeringan guna mengurangi kadar air pada
kernel. Kernel yang terpisah dari cangkang masih mengandung kadar air yang
tinggi. Pemanasan didalam kernel silo menggunakan steam dengan suhu 70-
80oC selama 6 jam. Pegeringan ini bertujuan untuk menurunkan kadar air
hingga di bawah 7% agar mikroorganisme tidak dapat berkembang sehinggga
kernel tahan lama untuk di lakukan penyimpanan dan tidak berjamur.
Selanjutnya kernel di kirim menuju bulking silo dengan bantuan fan blower.
13. Bulking silo merupakan tempat penyimpanan kernel sebelum proses peolahan
menjadi PKO.

2.3.3 Proses Pengolahan Palm Kernel Oil (PKO)

10
Proses pengolahan Palm kernel oil (PKO) dilakukan di stasiun KCP.
Proses pengolahan PKO di PT. Dasa Anugrah Sejati yaitu mengekstrak minyak
pada Palm Kernel (PK) menjadi Palm Kernel Oil secara mekanis. Proses yang
dilakukan adalah dengan memberi tekanan pada PK menggunakan mesin press
sehingga menyababkan minyak yang terkandung dalam PK keluar. Setelah proses
pengepresan selesai maka dilakukan pemurnian untuk mendapatkan minyak yang
sesuai dengan standar.
Adapun alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Palm Kernel Loading Ramp
2. Distributing Kernel Convenyor
3. Cyclone Bunker
4. Kernel Weigher
5. Palm Kernel Elevator
6. Palm Kernel Distributing Convenyor
7. Bak Penampung Sementara
8. Palm Kernel Screw Press
9. Press Cake Convenyor
10. Meal Hopper
11. Screw Press 2
12. Final cake elevator
13. Final cake convonyor
14. Palm kernel meal warehouse
15. Sendimentation tank 1
16. Vibrating screen pump
17. Vibrating screen
18. Unfiltreted tank
19. Transfer pump leaf filter
20. Leaf filter
21. Clean oil tank
22. Transfer pump to storage tank
23. Storage tank

11
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Bidang atau unit kerja


Bidang atau unit kerja yang dilaksanakan di PMKS Taman Raja PT. Dasa
Anugrah Sejati adalah mengamati dan mempelajari proses pengolahan tandan
buah segar kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO). Proses pengolahan
tandan buah segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) terdiri dari beberapa
stasiun, yaitu :
1. Timbangan
2. Stasiun Sortasi
3. Stasiun Loading Ramp
4. Stasiun Sterilizer
5. Stasiun Tippler
6. Stasiun Thereshing
7. Stasiun Empt Bunch Press
8. Stasiun Press
9. Stasiun Klarifikasi
10. Stasiun Pendukung
a. Stasiun Water Treatment
b. Stasiun Engineroom
c. Stasiun Boiler
d. Laboratorium
e. Stasiun Pengolahan Limbah

3.2 Pelaksanaan PKL Kerja


3.2.1 Proses pengolahan Minyak Kelapa Sawit di PT. Dasa Anugrah Sejati
Proses pengolahan tandan buah segar menjadi crude palm oil terdiri atas
beberapa tahapan yaitu, penimbangan, penyortiran, perebusan, pencacahan,
pelumatan, pengepresan dan klarifikasi. Dalam setiap proses yang dilakukan
didukung oleh stasiun-stasiun tertentu yang berhubungan dengan proses tersebut.

12
A. Timbangan
Stasiun timbangan merupakan salah satu stasiun penerimaan, Penimbangan
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah TBS yang akan diterima oleh
PT. Dasa Anugrah Sejati untuk diolah menjadi CPO. Fungsi timbangan adalah
untuk mendapatkan nilai berat (kg) dari bahan baku TBS berdasarkan hasil
penimbangan gross dan tarra sehingga diperoleh : Netto = Gross – Tarra. Selain
itu, tandan buah segar (TBS) yang telah ditimbang di bagi atas buah besar, sedang
dan kecil. Dalam penimbangan TBS, hal-hal yang perlu di catat adalah asal buah
(baik dari perkebunan sendiri maupun dari perkebunan luar), nomor polisi
kendaraan pengangkut TBS, serta berat TBS. Penimbangan dilakukan dengan
menggunakan alat avery weightdengan kapasitas 50 ton yang dapat bekerja secara
otomatis menggunakan peralatan komputerisasi yang mana data hasil dari
penimbangan tersebut langsung bisa disimpan dalam komputer tersebut.

G
ambar 2Timbangan

Di PT. Dasa Anugrah Sejatimemiliki dua timbangan otomatis, Semua


produk atau barang yang masuk dan keluar pabrik harus melewati timbangan.
Misalnya seperti TBS, Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel Oil (PKO), dan
Janjangan Kosong. Seluruh angka-angka yang diperoleh dlam penimbangan
lagsung dicatat oleh petugas timbangan untuk tujuan kontrol pengolahan, hasil
rendemen, kapasitas olahan pabrik,dan data produksi tanaman.

13
Cara penimbangan di PT. Dasa Anugrah Sejati adalah truk yang masuk
ditimbang berat kotornya (berat truk + berat TBS) untuk selanjutnya kebagian
sortasi, setelah TBS disortasi dan diterima pabrik, truk kosong ditimbang kembali,
berat TBS yang diterima pabrik merupakan selisih antara berat kotor truk dan
berat kosongnya.Penimbangan ini dilakukan pemotongan berat untuk janjang
kosong, kotoran, TBS busuk dan tangkai panjang.

B. Stasiun Sortasi
Stasiun sortasi adalah tempat untuk melakukan penyortiran. Sortasi
dilakukan untuk mengetahui kriteria persyaratan TBS yang masuk kedalam pabrik
sebelum diolah. Tujuan dari sortasi yaitu untuk menjamin bahan baku TBS yang
diterima pabrik sesuia kriteria yang sudah ditetapkan.

Tabel 1 Kriteria penerimaan buah di PMKS Taman Raja PT. Dasa Anugra Sejati:

No Uraian Kriteria Keterangan

1 Buah Masak Buah warna merah


daging, warna jingga
(kuning tua) terdapat Diterima
brondolan dipinggir

2 Buah Mentah Warna buah hitam,


daging buah warna Tidak Diterima
pucat,dan belum ada
brondolan
dipinggiranm
3 Tangkai Panjang Tangkai panjang dari Diterima, dikenakan
tandan 3 – 4 cm potongan 0,18 Kg
perpotongan dan 0,18 Kg
pertandan
Tangkai panjang dari Diterima, dikenakan
tandan >4 cm potongan o,18 Kg
perpotongan dan 0,27 Kg

14
pertandan
4 Tandan kecil tetapi Berat tandan ≤ 5 Kg Tidak Diterima
masak sesui kriterian
Berat tandan 6 Kg Tidak Diterima
point 1
Berat tandan 7 Kg Tidak Diterima

Berat tandan 8 Kg Diterima dengan potongan


5%
5 Tandan Kosong Tandan kosong yang Tidak Diterima
membrondol ≥ 75%
6 Brondolan Busuk Warna berondolan Tidak Diterima
kecoklat-coklatan atau
hitam dan bau

7 TBS basah kena TBS lembab Diterima dengan potongan


hujan mengandung air 0,5 – 1 %
8 Sampah TBS bongkar dimeja Samaph dikembalikan
tidak dikenakan potongan
TBS bongkar dilantai Dengan potongan 0,5 – 1
%
Sumber: PMKS Taman Raja

Proses sortasi di PT. Dasa Anugrah Sejati dilakukan secara manual, TBS
hanya disortasi dengan proses pengamatan kriteria. TBS yang masuk di PT. Dasa
Anugrah Sejati bisa mencapai ± 840 ton/hari, sortasi dilakukan secra manual
dengan menurunkan TBS ke meja sortir dan selanjutnya dilakukan penyortiran
satu persatu. Buah yang tidak masuk kriteria buah yang baik dikembalikan karena
akan mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan. Selanjutnya buah yang
telah disortasi akan langsung diterima oleh stasiun loading ramp. Sistem
pengaturan pengangkutan mengikuti First In First Out (FIFO).

15
Gambar 3Stasiun Sortasi

C. Stasiun Loading Ramp


Loading Ramp merupakanmerupakan suatu bangunan dengan sudut
kemiringan 450 dan dilengkapi dengan pintu – pintu yang digerakan secara
hidrolik dan dioperasikan secara manual. Fungsi dari Loading Ramp adalah untuk
menerima dan menampung sementara TBS dari kebun yang diangkut dengan truk
ke PT. Dasa Anugrah Sejati yang telah disortasi sebelum di olah. Penggunaan
Loading Ramp bertujuan untuk menjamin kontinuitas TBS mengikuti “FIFO
System” (First In First Out).PT. Dasa Anugrah Sejati memiliki dua buah loading
ramp yang terdiri dari loading ramp 1 dengan kapasitas 180 ton yang dilengkapi
dengan 18 unit pintu dan loading ram 2 dengan kapasitas 340 ton yang dilengkapi
dengan 16 unit pintu.

Gambar 4Veron loading ramp

16
Gambar 5Stasiun Loading Ramp

Buah yang telah mengalami sortasi akan diletakkan pada Loading Ramp.
Selanjutnya operator dari Loading Ramp akan membuka pintu–pintu Loading
Ramp secara bergantian sehingga TBS akan masuk kedalam lori. Lori berfungsi
sebagai wadah TBS yang akan direbus di dalam Sterilizer. Setiap lori memiliki
kapasitas untuk memuat 7,5 ton TBS. Pada dinding lori dilengkapi lubang-
lubang (Perforated Hole) yang berfungsi untuk memudahkan keluarnya air buah.

Gambar 6Lorry

Selanjutnya lori yang telah terisi TBS digerakan menuju Transfer Carriage.
Fungsi dari Transfer Carriage adalah untuk memidahkan lori dari jalur pengisian
menuju jalur rebusan. Untuk sekali angkut Transfer Carriage hanya mampu

17
menggangkut 2 unit lori. Untuk mengerakkan lori menuju Transfer Carriage
digunakan Capstan dan Bollard. Capstan dan Bollard berfungsi untuk :
1. Memasukkan lori kedalam Transfer Carriage
2. Mengeluarkan lori dari Transfer Carriage
3. Memasukkan lori ke dalam rebusan
4. Mengeluarkan lori dari dalam rebusan.

Gambar 7Transfer Carriage

D. Stasiun Perebusan
Tandan buah segar yang telah disortasi kemudian diangkut menggunakan
lori menuju Stasiun Perebusan. Perebusan atau sterilisasi buah dilakukan dalam
sterilizer, dimana sterilizer merupakan suatu bejana uap bertekanan. Setiap
Sterilizer harus dilengkapi dengan katup pengaman (Safety Valve) untuk menjaga
agar tekanan didalamstrerilizer tidak melebihi tekanan kerja maksimum yang
diperkenankan.
Tujuan dari perebusan TBS ialah untuk menghentikan aktifitas enzim lipase
yang dapat menjadi katalisator dalam pembentukan asam lemak bebas,
memudahkan proses pemipilan karena terjadi hidrolisa hemiselulosa dan pektin
yang terdapat dipangkal buah, mengurangi kadar air karena terjadi proses
evaporasi pada saat perebusan, melepaskan serat dan biji karena penetrasi uap
akan membantu proses pemisahan serat dan biji, serta mempermudah proses

18
pelepasan inti dan cangkang karena terjadi proses evaporasi sehingga inti menjadi
susut.
PMKS Taman Raja PT. Dasa Anugrah Sejati memiliki 3 buah
sterilizer.Sterilizer yang digunakan sterilizer tipe horizontal dengansuhu
perebusan 160-180oC dan daya muat 5 lori. Penggunaan Sterilizer tipe horizontal
memiliki beberapa keuntungan diantaranya :
1. Kapasitas sterilizer untuk satu kali proses perebusan yang cukup besar.
2. Pengoperasian lebih mudah dan praktis.
3. Buah tidak bersinggungan langsung dengan dinding, sehingga bahan olah tidak
mungkin menyebabkan benjana menjadi korosi.
4. Pengisian uap masuk dan pembuangan uap keluar serta pembuangan air
kondesat lebih mudah dilakukan.

Gambar 8 Sterilizer

Proses perebusan dilakukan secara bertahap yang dikenal dengan triple


peak (tiga puncak) untuk memperoleh hasil maksimal sesuai dengan tekanan yang
diinginkan.
Bagian-bagian sterilizer terdiri dari :
1. Valve Inlet, berfungsi untuk mengontrol steam yang masuk.
2. Ex Haust, berfungsi untuk membuang steam.
3. Kondensat, berfungsi untuk membuang air, lumpu dan pasir.
4. Compressor, berfungsi untuk membuka tutup valve.

19
5. Trolly, berfungsi untuk memasukkan / mengeluarkan lorry.

E. Stasiun Tippler
Stasiun tippler merupakan stasiun untuk menuangkan buah yang telah di
rebus dari lorry. Setelah proses perebusan selesai dilakukan, maka lori yang
berisi tandan buah yang telah direbus akan diangkut menuju Tippler dengan
bantuan Capstan dan Bollard. Tippler merupakan alat yang berfungsi untuk
membongkar muatan lori dengan memutar posisi lori sampai buah tertuang habis
dan masuk ke dalam Hopper Bunch Elevator. Tippler berbentuk rangka tabung
dengan pipa besi disekelilingnya dan rel besi di bawahnya, dimana pipa besi
tersebut berfungsi sebagai penahan lori agar tidak bergeser dari dudukannnya.
Selain itu Tippler juga dilengkapi dengan rantai pemutar yang digerakkan dengan
tenaga hidrolik untuk memutar lori sewaktu proses penuangan. Proses penuangan
memerlukan waktu sekitar 7,5 menit untuk tiap satu buah lori.

Gambar 10Tippler

Stasiun tippler terdiri dari :


1. Tippler
Tippler berfungsi untuk menuangkan buah yang telah direbus dari lorry.
2. Capstan dan Bollard
Capstan dan Bollard berfungsi untuk menarik lorry dari rebusan.
3. Transfer Carriage

20
Transfer Carriage berfungsi sebagai jembatan transfer untuk memindahkan
lorry dari jalur rebusan ke jalur tippler.

4. Auto feeder
Auto feeder berfungsi untuk menahan dan mengatur masuknya buah yang telah
direbus ke bunch elevator agar proses menuju thressing tidak terlalu banyak
dan auto feeder juga digunakan untuk menggendlikan banyak buah yang
masuk ke digester agar tidak terjadi over flow.
5. Fruit Bunch Convenyor
Fruit Bunch Convenyor berfungsi untuk membawa buah yang telah direbus
dan mempermudah hasil rebusan naik stasiun ke thressing.

F. Stasiun Thresher
Thresher meupakan tempatuntuk memisahkan brondolan dari tandan dengan
membanting buah rebusan dalam drum yang berputar. Kecepatan putaran drum
thresher 23rpm. Di pabrik PT. Dasa Anugrah Sejati terdapat 3unit thresher.Buah
rebusan yang telang ditumpahkan oleh tippler akan masuk dalam drum thresher 1
dan 2 kemudian terbawa ke atas searah dengan putaran drum oleh plat
pengangkat, pada titik puncak drum buah akan terlempar dan jatuh terbanting
secara berulang-ulang sehingga brondolan yang terdapat dalam tandan akan
terlepas dari tandan dan janjangan akan terlempar keluar dan jatuh ke conveyor
dan diteruskan ke drum thresher 3. Proses yang sama juga terjadi pada drum
thresher 3, setelah itu janjangan kosong akan jatuh ke conveyor yang kemudian
diteruskan ke empty bunch press untuk di press dan diambil minyaknya dan
brondolan yang telah terpisah dri janjang akan dikirim ke digester menggunakan
fruit elevator.

21
Gambar 11Thresher
Stasiun thereshing terdiri dari :
1) Under theresher Conveyor
Under theresherConveyor berfungsi untuk membawa brondolan ke buttom
conveyor.
2) Bottom Cross Conveyor
Buttom Conveyor berfungsi untuk membawa brondolan ke incleaned
convenyor.
3) Incleaned Convenyor
Incleaned Convenyor berfungsi untuk membawa brondolan ke fruit elevator
4) Fruit Elevator
Fruit Elevator berfungsi untuk membawa brondolan naik keatas ke fruit dist
conveyor, dengan menggunakan timba-timba menuju digester
5) Fruit Dist Conveyor
Fruit Dist Conveyor berfungsi untuk membawa brondolan dari fruit elevator ke
digester.
6) Vertikal Conveyor
Vertikal Conveyor berfungsi untuk menghubungkan janjangan yang belum
bersih dari thereser 1 dan 2 ke theresher 3.
7) Horizontal Empty Bunch Conveyor
Horizontal Conveyor berfungsi untuk membawa janjangan ke inclined bunch
convenyor.
8) Inclined Bunch Convenyor

22
Inclined Elevator berfungsi untuk membawa janjangan kosong ke Empty
bunch press.
9) Cake Breaker Conveyor (CBC)
Cake braker Conveyor berfungsi untuk mengatur brondolan yang tidak masuk
kedalam digester jatuh ke cake braker conveyor menuju under bottom thresser
dan menujunkembali ke fruit elevator dan masuk ke kembali ke digester.

G. Stasiun Empty Bunch Press


Pengempaan janjang kosong bertujuan untuk mengambil minyak yang
tertinggal pada janjang kosong.Janjang kosong masih mengandung minyak
sebesar 20% dari berat tandan buah sawit yang diolah sehingga perlu dilakukan
pengepressan untuk mengambil minyak yang terkandung pada janjang kosong.

Gamabar 12.StasiunEmpti bunch press

23
Gambar 13Empty Bunch Press

Gambar 14Empty bunch convenyor

Mekanisme dari pengepressan janjang kosong adalah janjang kosong yang


dibawa melalui horizontal empty bunch convenyor akan diteruskan ke incleaned
bunch convenyor yang kenudian masuk kedalam empty bunch press. Proses
pengepresan dilakukan dengan tekanan 50 bar (kg/cm3) sehingga menyebabkan
minyak keluar dari janjang kosong.

24
Gambar 15Empty bunch vibrating screen

Minyak yang diperoleh selanjutnya dikirim langsung menuju empty bunch


vibrating screen untuk disaring.Empty bunch vibrating screen menggunakan
saringan dengan ukuran 40 mesh yang menyebabkan pengotor solid pada minyak
akan tersaring. Setelah proses penyaringan minyak yang berasal dari empty bunch
akan dikirm menuju sand trap tank pada stasiun klarifikasi. Sedangkan sludge
hasil penyaringan akan dikirim kembali menuju mesin press untuk dipress ulang
karena masih memiliki kandungan minyak.

H. Stasiun Press
Penggempaan buah atau pressing merupakan alat yang digunakan untuk
memisahkan minyak kasar (Crude oil) dari daging buah(pericarp). Alat ini terdiri
dari sebuah silinder (press silinder) yang berlubang-lubang dan didalamnya
terdapat 2 buah ulir (screw) yang berputar belawanan arah dengan kecepatan 10
rpm. Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan 40-
50 bar dengan menggunakan air pembilas screw press suhu 85 –90 0C. Minyak
kasar yang dihasilkan dialirkan ke sand trap tank vertikal untuk menyaring pasir
yang terbawa dari perebusan.Minyak kemudian dibawa menuju vibrating screen
untuk menyaring minyak kasar dari kotoran, kotoran yang tidak dapat tersaring
akan terlempar keluar menuju under bottom conveyor dan minyak yang tersaring
akan dialirkan ke crude oil tank.
Sebelum di proses di press brondolan terlebih dahulu dilumatkan didigester
untuk memisahkan daging buah dan biji, digester terdiri dari tabung silinder yang

25
berdiri tegak yang didalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk (stirring arms)
sebanyak 5 tingkatan yang diikatkan pada poros dan digerakkan oleh motor listrik.
Lima tingkatan pisau dibagian atas digunakan untuk mengaduk atau melumatkan
dan pisau bagian bawah di samping pengaduk dipakai untuk mendorong massa
keluar dari digester. Stasiun Pressing dimulai dari :
1. Fruit Elevator
Fruit elevator merupakan alat yang berfungsi untuk mengangkut brondolan yang
menuju digester.

Gamba
r 16Fruit elevator

2. Digester
Digester adalah alat yang berbentuk silinder yang berfungsi untuk melumatkan
brondolan agar mudah untuk di press. Suhunya 900C selama 30 menit. Jumlah
digester yang terdapat di PT. Dasa Anugrah Sejati terdiri dari 5 buah dengan satu
digester sebagai cadangan. Satu digester memiliki kapasitas 3500 liter/jam.
Bagian-bagian digester adalah:
a. Motor Penggerak
b. Gearbox
c. Coppling
d. Pisau pelumat
e. Bottom plat

26
Gambar 17Digester

3. Screw Press
Screw Press berfungsi untuk memisahkan nut, fiber dan minyak. Minyak hasil
pengeprasan akan langsung dialirkan menuju Crude Oil Gutter sedangkan nut
dan fiber akan menuju Cake Breaker Convenyor. Tekanan standar yang
digunakan mesin press adalah 40-50 Bar. Screw press memiliki kapasitas
produksi 15 T/H.

Gambar 18Screw press

4. Crude Oil Gutter


Gutter berfungsi untuk meneruskan minyak hasil press menuju Sand Trap
Tank.

27
I. Stasiun Klarifikasi
Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan
minyak. Minyak kasar yang keluar dari alat press agar diperoleh minyak dengan
kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak harus
melalui proses klarifikasi terlebih dahulu. Cairan yang keluar dari alat press ini
terdiri dari campuran minyak, air dan padatan bukan minyak (NOS = non oil
solid). Minyak kasar hasil stasiun press dikirim ke stasiun klsrifikasi untuk
diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak produksi CPO yang berkualitas
baik.

Proses pemurnian dimulai dari sand trap tank sebagai tempat penampung
minyak hasil pengepressan. Minyak dari sand trap tank akan dibawa menuju
vibrating screen untuk dilakukan penyaringan, pada vibrating screen akan dipisah
antara minyak dan pengotor solid. Minyak yang telah disaring akan dibawa
menuju crude oil tank sedangkan pengotor solid yang terpisah akan dibawa
menuju vibrating solid convenyor untuk dikembalikan ke incleaned convenyor.
Crude oil tank merupakan tempat penampung minyak kasar sementara yang
kemudian akan dibawa menuju Continuos Settling Tank untuk dilakukan
pemisahan antara minyak dan minyak mengandung sludge berdasarkan prinsip
massa jenis.
Minyak yang telah terpisah dari sludge akan dibawa menuju Clean Oil Tank
sebagai tempat penyimpanan minyak bersih. Minyak yang disimpan clean oil tank
masih memiliki kandungan air yang tinggi sehingga diperlukan penurunan kadar
air. Untuk menurunkan kadar air minyak dari clean oil tank akan dibawa menuju
vacum drier. Pada vacuum drier minyak akan disemprot kan melalui nozzle,
kemudian air yang terkandung dalam minyak akan menguap dan dihisap
menggunakan vacuum pump. Air yang telah terpisah dari minyak akan dibawa
menuju hot well tank. Air dari hot well tank akan dihisap menggunakan hot well
pump menuju hot water tank. Sementara itu minyak yang telah memiliki kadar air
< 0,15 akan dihisap menggunakan oil transfer pump menuju Oil Storage Tank.
Minyak yang masih mengandung sludge akan dibawa menuju sludge tank.
Setelah ditampung pada sludge tank minyak akan dibawa menuju vibrating screen

28
untuk dilakukan penyaringan kembali. Hasil penyaringan sludge akan disentrifius
pada alat sentrifuge. Proses dilakukan dengan system putaran dengan kecepatan
1200 rpm yang bertujuan untuk memisahkan minyak dengan pengotor. Minyak
yang telah terpisah dari pengotor akan dibawa kembali menuju crude oil tank
sedangkan pengotor atau sludge akan dibawa menuju sludge pit.
Adapun alat-alat yang berperan dalam proses pemurnian minyak adalah
sebagai berikut :

1. Sand Trap Tank


Sand Trap Tank adalah alat yang digunakan untuk memisahkan pasir dari
cairan minyak kasar yang berasal dari screw press.Sand trap tank yang digunakan
di PMKS Taman Raja PT. Dasa Anugrah Sejati adalah sand trap tank Vertikal.

Gambar 19Sand Trap Tank

2. Vibrating Screen
Vibrating Screen adalah saringan bergetaryang digunakan untuk
memisahkan benda-benda padat yang terikut minyak kasar. Saringan bergetar
terdiri dari 2 tingkatan saringan, tingkatan atas memakai asringan ukuran 20
mesh, sedangkan tingkatan bawah memakai saringan 40 mesh. Minyak kasar di
alirkan dari sand trap tank ke vibrating screen, dengan aliran selisih ketinggian

29
(tanpa pompa) setiap kotoran yang melebihi ukuran ayakan 20 dan 40 mesh akan
dikeluarkan dari ayakan dan dikembalikan ke digester

Gambar 20Vibrating Screen

3. Crude Oil Tank


Crude Oil Tank adalah tangki penampungan minyak kasar, yang telah
disaring, untuk dipompa ke balance tank dengan pompa cairan tetap, diberikan
penambahan panas dengan menginjeksi uap. Suhu pada crude oil tank tetap dijaga
antara 80 – 85 C. Di dalam crude oil mempunyai 3 sisi sekat yang pada setiap
sisi berfungsi untuk menyaring pasir atau material dan akan dibuang melalui kran
penguras

Gambar 2Crude Oil Tank

4. Balance Tank

30
Minyak yang berasal dari crude oil tank akan diteruskan ke balance tank.
Balance tank berfungsi untuk membagi miyak sebelum diteruskan ke Continous
Settling Tank 1 dan Continous Settling Tank 2.

Gambar 22Balance Tank

5. Continuous Settling Tank (CST)


Continuous Settling Tank adalah pemisahan pertama minyak dan sludge
secara pengendapan dilakukan di dalam tangki pisah. Untuk mempermudah
pemisahan suhu dipertahankan 90-950C dengan sistem injeksi uap pada ruangan
pertama. Jumlah CST yang ada pada PMKS Taman Raja PT Dasa Anugrah Sejati
ada 2 unit dengan kapasitas masing-masing adalah 110 ton. Sludge yang berada
dibawah membutuhkan ketenangan untuk pengendapan dengan waktu yang cukup
lama . Cairan minyak kasar dari balance tank memasuki tangki CST dan
dipanaskan sampai suhu antara 90-95 0C, cairan minyak yang berada diatas
dikutip melalui oil skimer dan di alirkan ke clean oil Tank. Tangki pemisahan ini
terdiri dari 3 ruangan yaitu :
a. Ruangan pertama : Untuk menampung minyak dari pompa minyak kasar dan
penambahan panas.
b. Ruangan kedua : merupakan ruangan pemisahan, Minyak yang mempunyai
berat jenis kecilmengapung dan di alirkan kedlalm tangki masakan minyak
(Oil Tank), sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis yang lebih besar
dari pada minyak masuk kedalam ruangan ketiga melalu lubang bawah sekat
c. Ruangan ketiga : Ruang penampung sludge sebelum di alirkan ke tangki
sludge

31
Gambar 23CST

6. Clean Oil Tank


Oil Tank adalah tempat minyak yang telah dipisah pada tangki pemisah
ditampung dalam tangki ini untuk dipanasi kembali sebelum diolah lebih lanjut,
minyak didalam Oil Tank di endapkan dan dipanaskan dengan heating coil uap
dengan suhu 80-900C dan kotoran berupa lumpur di buang melalui kran penguras.
Sistem pemanasan dilakukan dengan pipa spiral yang di aliri uap dengan tekanan
3kg/cm3. Tangki ini berbentuk silinder dengan bagian dasar berbentukkerucut.
Clean Oil Tank pada PMKS PT. Dasa Anugrah Sejati terdapat 4 unit dengan
kapasitas sebagai berikut:
Clean Oil Tank 1 : 32 Ton
Clean Oil Tank 2 : 17 Ton
Clean Oil Tank 3 : 8 Ton
Clean Oil Tank 4 :32 Ton

32
Gambar 24 Clean Oil Tank 1

Gambar 25 Clean Oil Tank 2

Gambar 26 Clean Oil Tank 3

33
Gambar 27Clean Oil Tank4

7. Fload Tank
Fload tank berfungsi untuk menurunkankadar asam pada miyak.

Gambar 28Fload tank

8. Vacum dryer
Vacum drier berfungsi untuk mengeringkan minyak dengan mengurangi
kadar air dari dalam minyak dengan dengan sistem penguapan hampa. Minyak
yang masih mengandung air perlu dikeringkan,. Keberhasilan dari tugas vacum
drier adalah kadara air di dalam CPO produksi 0.15%. Alat vacum drier terdiri
tabung hampa udara steam ejektor. Minyak terhisap kedalam tabung melalui
pemercik (nozzle) akibat adanya hampa udara dan terpencar kedalam tabung
hampa. Uap dari tabung hampa terhisap oleh enjektor, masuk kedalam kondesor

34
atmosfer. Air yang terbentuk dalam kondesor 1 dan 2 langsung di tampung dalam
tangki air panas di bawah (Hot well tank)

Gambar 29Vacum dryer

9. Sludge Tank
Sludge Tank adalah tangki yang digunakan untuk menampung sludge dari
hasil pemisahan tangki pemisahan yang masih mengandung minyak : 7-9%. Alat
ini berbentuk tabung silinder yang bagian bawahnya berbentuk kerucut. Pemasan
dalam tangki ini dilakukan dengan sisttem injeksi uap dan suhu cairan dalam
tangki 80-900C.

Gambar 30Sludge Tank

35
10. Single Deck Vibrating Scren
Single deck vibrating screen berfungsi untuk menyaring minyak yang
berasal dari sludge tank.Ukuran saringan yang digunakan adalah 40 mesh. Minyak
yang terpisah dari sludge akan masuk kedalam screned sludge tank sedangkan
sludge akan dibawa kembali menuju mesin press.

Gambar31 Single deck vibrating screen

11. Transfer Sludge Tank


Sludge buffer tank berfungsi untuk menampung minyak dari sludge tank
yang telah disentrfius. Minyak yang telah ditampung pada sludge buffer tank
selanjutnya akan dikirim menuju sand cyclone menggunakan transfer sludge
pump.

Gambar 32Transfer sludge tank

36
12. Sand Cyclone
Minyak yang telah melalaui proses penyaringan pada single deck vibrating
screen akan dibawa menuju transfer sludge tank dan kemudian dibawa menuju
sand syclone untuk dilakukan pemisan dari pasir yang terbawa oleh minyak.

Gambar 33Sand cyclone

13. Sludge Buffer Tank


Sludge buffertank merupakan tempat pengumpulan endapan-endapan dari
Minyak hasil penyaringan akan diambil kembali dan di bawa menuju sludge tank
untuk kembali di olah.Sedangkan sludge yang masih mengandung minyak akan
dibawa menuju sentrifuge untuk dilakukan penyaringan kembali.

Gambar 34 Sludge buffer tank

37
14. Centrifuge
Cairan minyak dari buffer sludge tank yang masih mengandung kotoran
dimasukkan kedalam alat centrifuge dan setelah itu diputar dalam sentrifugator
dengan kecepatan 1200 rpm, akibat gaya sentrifugal massa yang berat jenisnya
lebih berat terjadi pemisahan antara minyak dan kotaran. Minyak yang terpisah
akan terpisah akan langsung dialirkan ke light phase tank. Sementara kotoran
yang terpisah baik berupa cair atau solid akan langsung disalurkan menuju
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Gambar 35Centrifuge

15. Light Phase Tank


Light Phase Tank merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat
penampungan sementara minyak hasil centrifuge sebelum dibawa kembali menuju
crude oil tank.
Ukuran dari light phase tank adalah :
Panjang : 1,2 m
Lebar : 1,2 m
Tinggi :1m

38
Gambar 36 Light Phase Tank

16. Hot well tank


Hot well tank berfungsi untuk menampung air yang berasal dari vacum
dryer.

Gambar 37Hot Well Tank

17. Sludge pit (Bak Pit)


Bak pit atau sludge pit ini digunakan untuk menampung cairan yang masih
mengandung minyak dari stasiun parit clarifikasi untuk kemudian dipompa
dengan sludge pitpump ke sludge palm iol mill effulent.

39
Gambar 38Sludge pit

18. Drain Pit


Drain pit merupakan bak penampungan sludge yang berasal dari
penyaringan pada sand syclone untuk untuk dikirim kembali menuju sludge tank.
19. Storage Tank
Merupakan penampungan akhir sebelum minyak dikirimkan ke konsumen.
Oil storage yang terdapat pada PT. Dasa Anugrah Sejati ini terdapat 2 buah
dengan kapasitas masing-masing 1200 ton.

Gambar 39Storage tank

40
J. Stasiun Pendukung
1. Water Treatment Plant (WTP)
Instalasi pengolohan air atau water treatment plant merupakan stasiun
penyedia air yang dibutuhkan pabrik kelapa sawit untuk keperluan pengolahan,
domestik dan air umpan boiler. Air yang digunakan tersebut harus memiliki
kemurnian yang memenuhi persyaratan. Proses watertreatment adalah proses
pengolahan air untuk mengurangi dan menghilangkan pengotor atau impurities
yang terdapat dalam air. Sumber air yang digunakan oleh PMKS Taman Raja PT.
Dasa Anugrah Sejati adalah air sungai yang dialirkan ke waduk. Air yang
digunakan tersebut merupakan air yang memiliki pH rendah, berwarna keruh dan
masih mengandung faktor-faktor pengotor sehingga perlu dilakukan proses
pengolahan air (watertreatment) agar dapat memenuhi standar.
Pengolahan air pada water treatment dimulai dari air dari waduk yang
dipompa menuju water tower tank 1 yang berbentuk tabung berukuran 30 m 3,
kemudian dikirim menuju clarifier tank yang berbentuk kerucut dengan ukuran 80
m3.Sebelum masuk ke clarifier tank, air tersebut diinjeksikan bahan kimia
external water treatment seperti aluminiumsulfat(Al2SO3) atau tawas, caustic
soda dan proflog 1018.

Gambar 40Tower Tank 1 (Kanan)

41
Gambar 41Clarifier Tank

Air dari clarifier tank masuk ke dalam water basin atau bak sedimentasi
yang berfungsi untuk pengendapan flok yang masih terikut dalam air. Water basin
merupakan bak beton berbentuk persegi panjang berkapasitas + 428 m3 yang
terbagi menjadi 2 bagian bak yang dipisahkan oleh sekat.

Gambar 42Water Basin

Air dari water basin selanjutnya dipompakan menuju sand filter yang
bertujuan untuk menyaring padatan tersuspensi pada air melalui pasir-pasir
kwarsa. Pada PMKS Taman Raja PT. Dasa Anugrah Sejati terdapat 2 unit
sandfilter. Air dari sand filter selanjutnya dipompakan menuju tower water tank
2yang merupakan tangki silinder dengan kapasitas 90 m3 dan ketinggian 20 m
bertujuan untuk memudahkan pendistribusian air sesuai keperluan (keperluan

42
boiler, pengolahan, domestik, kantor dan pabrik). Kualitas air yang layak
didistribusikan adalah dimana pH air 7, jernih dan tidak berbau.

Gambar 43Sand Filter

Gambar 44Tower Tank 2 (Kiri)

Pada unit water treatment dilakukan beberapa pengolahan yaitu:


1) Koagulasi dan Flokulasi
Koagulasi merupakan proses penetralan partikel-partikel yang ada di dalam
air sehingga membentuk sebuah flok kecil. Flokulasi merupakankelanjutan dari
proses koagulasi dimana pada proses ini terjadi pembentukan partikel yang lebih
besar atau flok dengan system pengadukan sehingga flok yang terbentuk
bertambah besar, bertambah berat dan mudah mengendap. Proses koagulasi dan

43
flokulasi menggunakan koagulan dan flokulan yaitu Alumunium sulfat (Al2
(SO4)3.18H2O atau Poly Alumunium Chloride (PAC).
2) Sendimentasi
Merupakan proses pengendapan partikel-partikel yang ukurannya relatip
besar/flok yang ada didalam air pada suatu wadah sehingga pemisahan flok
dengan air jernih dapat terjadi dengan sempurna. Sedimentasi biasanya dilakukan
di water basin.
3) Penyaringan/Filtrasi
Filtrasi adalah suatu teknik pemisahan padatan-padatan tersuspensi dalam
air setelah proses penjernihan dengan melewatkan air pada media yang berpori.
Media berpori merupakan campuran pasir dan kerikil kuarsa dari yang halus
sampai yang kasar dan disusun secara berlapis-lapis. Air yang sudah diendapkan
dalam bak pengendapan kemudian dipompakan ke dalam pressure sand filter,
karena adanya tekanan air merembes kepori-pori yang terbuat dari lapisan pasir
dan kerikil sehingga kotoran yang berbentuk gumpalan akan tertinggal dilapisan
permukaan sedangkan air yang jernih kebagian bawah tabung sand filter dan
masuk ke water tank untuk di distribusikan.

Gambar 45Skema Alur Pengolahan Air di PMKS Taman Raja(Sumber: PMKS


Taman Raja)

44
2. Boiler
Sebagai sebuah unit produksi, pabrik pengolahan kelapa sawit memerlukan
sumber energi untuk menggerakkan mesin-mesin tersebut. Boiler merupakan
suatu bejana yang digunakan sebagai tempat untuk memproduksi uap sebagai
hasil pemanasan air pada temperatur tertentu. Boiler menghasilkan uap yang
digunakan untuk menggerakkan turbin sebgai pembangkit listrk di PMKS.
Di PMKS PT. Dasa Anugrah Sejati digunakan boiler dengan kapasitas
30ton/jam yang beroperasi pada tekanan 20 bar. Uap diperoleh dari hasil
pemanasan airdalam pipa-pipa yang berada didalam boiler. Bahan bakar utama
boiler adalah serabut sisa hasil pengepresan (fiber) dan ditambahkan dengan
cangkang buah kelapa sawit.
Deskripsi boiler yang digunakan di PMKS Taman Raja PT. Dasa Anugrah
Sejati adalah sebagai beikut:
a. Jenis : Takuma
b. Model : N – 1000 R Water Tube
c. Max working pressure :24 Kg/cm2
d. Max steam evaporation :35.000 Kg/h
e. Steam temperatur : 1 Ratet
Untuk menjaga agar kondisi Boiler dapat berjalan dengan baik maka air
yang digunakan sebagai pengisi Boiler harus memenuhi kondisi air Boiler.
Adapun karakteristik air umpan Boiler adalah sebagai berikut:
a. pH : 10,5 - 11,5
b. M. Alkanity :<850
c. P. Alkanity :<650
d. Total Hardness :<5
e. O. Alkanity : 300 - 500
f. PO4 : 30 – 80
g. SiO2 :½O
h. Cionde : <300
i. TDS : <2500
j. SO3 : 20 – 80

45
Untuk itu pada Stasiun Boiler dilengkapi dengan alat-alat pengolahan air.
Adapun alat-alat tersebut sebagai berikut:
a. Softener Tank
Berfungsi untuk menghilangkan hardness yang terlarut dalam air guna
menghindari pembentukan karat pada pipa-pipa Boiler. Bahan kimia yang
digunakan pada Softener Tank adalah Garam (NaCl).
b. Feed Water Tank
Berfungsi sebagai Stock umpan air Boiler dan sebagai sarana pembantu
pemanasan air awal untuk Boiler.
c. Deaerator
Berfungsi untuk menghilangkan kandungan oksigen yang terlarut dalam air
melalui Vacum Pump. Penghilangan oksigen bertujuan untuk menghindari
terjadinya korosi pada pipa-pipa Boiler.
Steam yang dihasilkan oleh Boiler selanjutnya didistribusikan menuju
Engineroom Station untuk selanjutnya digunakan untuk menggerakan Turbin
yang akan menghasilkan energi listrik. Kecepatan yang dihasilkan steam untuk
menggerakkan Turbin yaitu sekitar 1500 rpm.
3. Stasiun Engineroom
Engineroom station adalah unit pembangkit tenaga listrik untuk kebutuhan
pengolahan TBS, kantor dan perumahan karyawan, baik yang bersumber dari
turbin maupun genset. Steam yang dihasilkan oleh boiler selanjutnya
didistribusikan menuju engineroom station untuk selanjutnya digunakan untuk
menggerakan turbin. Steam dari boiler masuk kedalam Steam separator untuk
memisahkan air yang terikut, uap kering masuk ke generator turbin yang
menggerakkan gear box dan alternator turbin yang mengubah energi gerak
menjadi energi listrik dengan kecepatan putaran 1500 rpm dan menghasilkan
listrik dengan daya 1200 kwh. Power house di PMKS Taman Raja PT. Dasa
Anugrah Sejati berfungsi sebagai unit pembangkit energi listrik yang digunakan
untuk pengolahan TBS.
Steam yang telah digunakan untuk mengerakkan turbin selanjutnya
ditransfer menuju Back Pressure Vessel(BPV) atau steam receiver melalui pipa
exhaust. BPV merupakan bejana uap bertekanan yang digunakan untuk

46
pengumpulan uap yang telah digunakan dari turbin uap dan menyalurkannya ke
peralatan yang memerlukan uap serta terjadi perubahan steam bertekanan tinggi
menjadi steam bertekanan lebih rendah. BackPressure Vessel (BPV) berkapasitas
4 ton dan dilengkapi dengan satu pintu di salah satu sisi bejana, katup pengaman
tekanan uap lebih (safety valve) katup akan terbuka otomatis ketika tekanan diatas
3kg/ cm2 dan adanya pipa dan katup uap pembagi.
4. Laboratorium
Laboratorium berfungsi sebagai pusat pengendali terhadap proses dan
kualitas produk yang dihasilkan selama dan setelah proses produksi berlangsung.
Semua hasil produksi maupun hal-hal yang mempengaruhi kualitas hasil produksi
akan dianalisa laboratorium. Hasil-hasil analisa laboratorium digunakan sebagai
umpan balik bagi perusahaan untuk perbaikan dan peningkatan proses produksi.
Di laboraturium dilakukan berbagai macam analisa yang berkaitan dengan
efesiensi peralatan, losses minyak dan kualitas produk (CPO dan kernel) serta
analisa Biogas. Adapun analisa-analisa tersebut antara lain meliputi:
a. CPO Losses (Tingkat kehilangan minyak selama proses pengolahan) pada :

- Air rebusan (Sterilizer Condesat)


- Tandan Kosong (Empty Bunch)
- Unstripped Bunch (USB)
- Nut
- Press Fiber
- Heavy Phase
- Solid Decanter
b. PK Losses (Tingkat kehilagan kernel selama proses pengolahan) pada :
- Ampas Cyclone (Cyclone Fiber)
- LTDS 1
- LTDS 2
- Cangkang Basah (Wet Shell)
- Buah yang tidak terpipil (Unstripped Bunch)
c. Kualitas CPO yang meliputi :
- Tingkat asam lemak bebas (Free Fatty Acid)
- Persen kotoran
- Persen kadar air

47
- DOBI
d. Kualitas PK yang meliputi :
- Persen kotoran
- Persen kadar air
- Kernel Rusak
e. Kualitas air boiler yang meliputi :
- pH
- P-Alkalinity
- M-Alkalinity
- O-Alkalinity
- Total Hardness
- Silica
- TDS

5. Pengolahan Limbah
A. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan oleh PT Dasa Anugrah Sejati–PMKS
Taman Rajabersumber dari air kondensat,air cucian pabrik, dan sebagainya.
Limbah cair ini kesemuanya ditampung dan diolah di kolam limbah dan setelah
memenuhi syarat air buangan mdimanfaatkan untuk mengairi kebun serta untuk
pemupukan kebun kelapa sawit melalui sistem Land Application.
B. Limbah Padat
Penanganan limbah padat di lingkungan internal PT Dasa Anugrah
Sejati–PMKS Taman Raja dilaksanakan secara sistematis dan terarah sesuai
dengan komitmen yang telah dinyatakan oleh pimpinan tertinggi perusahaan.
Pengolahan limbah padat yang telah dikembangkan dan sekaligus memberikan
nilai ekonomis tinggi yaitu:
1) Penanganan dengan sistem penggunaan kembali (reused)
Fiber dan cangkang digunakan sebagai bahan bakar di boiler, dan
sebagian cangkang yang berlebih dimanfaatkan untuk pelapis jalan. Limbah padat
lainnya seperti solid dan janjangan kosong dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

48
2) TPA (Tempat Pembuangan Akhir) untuk Limbah Domestik
Limbah yang berasal dari kantor dan rumah tangga (biasa disebut dengan
limbah domestik) ditangani dengan melakukan penimbunan pada lokasi tertentu.
Lokasi tempat penimbunan harus dipastikan jauh dari sumber air masyarakat dan
dengan ketinggian tertentu pula.
3) Limbah Padat yang Dapat di Jual
Limbah padat lainnya seperti cangkang hasil pengolahan minyak kelapa
sawit dapat dijual kembali, biasanya dapat digunakan sebagai bahan pelapis jalan.
Selain itu ada limbah padat hasil pengolahan kernel yaitu PKO (Palm Kernel Oil)
yang dapat dijual, biasanya digunakan untuk makanan hewan ternak.
C. Limbah Gas
Limbah gas yang dihasilkan oleh PT Dasa Anugrah Sejati–PMKS Taman
Raja bersumber dari gas pembakaran limbah padat atau proses fermentasi. Dalam
usaha penanganan terjadi pencemaran udara oleh limbah gas yang dihasilkan dari
kegiatan yang berlangsung, PT Dasa Anugrah Sejati–PMKS Taman Rajatelah
melakukan pengontrolan dan pemantauan secara berkelanjutan dan terus-menerus
dengan mencapai baku mutu emisi buang yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

3.2.2 Permasalahan Yang Ditemukan


Permasalahan yang ditemukan pada proses pengolahan tandan buah segar
kelapa sawit menjadi CPO adalah:
1. Pada proses sortasi yang dilakukan pada stasiun sortasi masih banyak buah
mentah yang masuk kedalam loading ramp. Selain dari buah mentah juga
mendapati adanya sampah yang terikut kedalam loading ramp akan masuk
kedalam lorry dan ikut dalam proses pengolahan TBS menjadi CPO, dimana
hal ini akan menjadi penyebab berkurangnya rendemen minyak, tingginya
kadar kotoran pada minyak serta menyebabkan tingginya asam lemak bebas
pada CPO.
2. Pada stasiun loading ramp dan stasiun perebusan yang ditemukan oleh
penulis adalah banyaknya roda lorry yang tidak berfungsi dengan baik (roda
tidak berputar) pada saat berjalan, dimana hal ini dapat menyebabkan
kecelakkaan kerja. Roda lorry yang tidak berputar akan menambah gaya

49
gesek pada rel sehinga menambah beban tarik. Seperti yang diketahui tali
kapstan yang digunakan memiliki standar untuk menarik 5 buah lorry terisi
penuh TBS jadi pada saat roda lorry tidak berfungsi dengan baik maka beban
yang ditarik oleh tali kapstan akan bertambah sehingga menyebabkan tali
rentan dan cepat putus sehingga berbahaya bagi keselamatan.
3. Selanjutnya permasalahan lain yang dihadapi yaitu banyaknya peralatan yang
sering mengalami kerusakan sehingga proses produksi kurang berjalan
optimal. Misalnya Sand Cyclone yang mengalami kebocoran dan Sentrifuge
yang sering bermasalah pada nozlenya.
4. Permasalahan lain yang dihadapi yaitu kekurang pedulian para karyawan
pabrik mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) sangat berhubungan erat dengan alat pelindung diri
(APD). Para karyawan cenderung tidak mematuhi aturan untuk
menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan standar. Alat-alat
pelindung diri (APD) tersebut diantaranya : Safety Boots, Air Plug, Helm,
Masker dan Glove.

3.2.3 Solusi yang Ditawarkan


1. Pada stasiun sortasi perlu ditingkatkan proses pengawasan pada saat karyawan
bagian sortasi melakukan penyortiran tandan buah segar kelapa sawit terutama
dalam melakukan penyortiran terhadap buah yang bukan berasal dari kebun
sendiri. Selain itu perlu dilakukannya pelatihan bagi para karyawan sortir agar
lebih mengetahui standard dan kualitas buah yang baik untuk pengolahan serta
sesuai dengan standar yang ditentukan oleh perusahaan demi meningkatkan
kualitas dan kuantitas CPO yang dihasilkan.
2. Untuk permasalahn pada stasiun loading ramp yang ada pada lorry perlu
dilakukannya kontrol pada setiap lorry untuk mengetahui kelayakan lorry
tersebut. Perbaikan sangat diperlukan terhadap roda-roda lorry yang telah tidak
berfungsi demi menjaga keselamtan para pekerja.
3. Selanjutnya, untuk menghadapi peralatan pada PKS yang sering mengalami
kerusakan, maka perusahaan perlu lebih meningkatkan kinerja pada bagian
Maintenance. Maintenance adalah kegiatan melayani pemeliharaan
mesin/peralatan pabrik sehingga dapat berfungsi dengan baik. Hal-hal yang

50
dapat dilakukan bagian Maintenance yaitu dengan membagi kegiatan
perawatan alat dan mesin menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance merupakan maintenance rutin yang dilakukan
untuk mencegah terjadinya kerusakan sebelum usia pakai (Life Time) peralatan
tersebut berakhir. Preventive Maintenance sangatlah penting karena
kegunaannya sangat efektif didalam menghadapi peralatan produksi yang
termasuk golongan Critical Unit. Sebuah peralatan termasuk dalam Critical
Unit apabila kerusakan peralatan tersebut akan membahayakan keselamatan
manusia, mempengaruhi kualitas produksi, meneyebabkan kemacetan seluruh
proses produksi (stagnasi) dan apabila modal yang ditanamkan dalam peralatan
tersebut cukup mahal . Preventive Maintenance dapat dibedakan atas 2
kegiatan yaitu yang pertama adalah pemeliharaan rutin yang meliputi
pembersihan instalasi/mesin/peralatan, pemeriksaan dan penambahan pelumas,
pengencangan baut yang menerima getaran, dan lain-lain.Selanjutnya
pemeliharaan yang kedua, yaitu pemeliharaan berkala yang meliputi perbaikan
dalam rel rebusan, perbaikan Ripple Mill, Penambahan oli Gearbox, pencucian
Purifier dan lain – lain.
b. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance bertujuan untuk mengetahui lebih dini kemungkinan
terjadinya kerusakan pada suatu unit. Dengan diketahuinya kondisi peralatan
tersebut dapat dilakukan tindakan untuk pencegahan peralatan tersebut
Breakdown pada saat beroperasi yang dapat menyebabkan terjadinya stagnasi
proses produksi. Predictive Maintenance terdiri dari :

a. Menyusun rencana kebijakan sistem kerja


Meliputi : membuat prosedur dan rencana pemakaian sumber daya.
b. Menerapkan sistem kebijakan kerja
Meliputi : pelaksanaan prosedur dan produktifitas sumber daya.
c. Mengontrol dan perbaiki sistem kerja
Meliputi : Review prosedur apakah sesuai dengan kondisi dan alat kerja,
evaluasi pemakaian dan produktifitas kerja.

51
d. Program untuk perbaikan kerja
Meliputi : perbaikan terhadap penyimpangan prosedur, serta pelaksanaan
kalibrasi dan verifikasi alat.
4. Selanjutnya solusi yang dapat ditawarkan untuk menyikapi masalah K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang erat hubungannya dengan APD
(Alat Pelindung Diri). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu
program yang dibuat karyawan maupun pengusaha sebagai upaya mencegah
timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-
hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Sedangkan alat pelindung diri (APD) adalah alat yang digunakan oleh
karyawan selama menjalankan pekerjaan sesuai dengan kriteria pekerjaan
masing-masing dengan maksud dan tujuan untuk melindungi karyawan agar
selama bekerja mendapat kenyamanan, kesehatan dan keselamatan.
Alat pelindung diri yang digunakan pada pabrik pengolahan kelapa
sawit PMKS Taman Raja PT. Dasa Anugrah Sejati meliputi sebagai berikut :
a.Safety Boots (Sepatu Pengaman) berfungsi melindungi bagian kaki dari
benda-benda tajam yang ada dilantai yang dapat melukai kaki, melindungi
kaki dari benda-benda yang berjatuhan dari atas pabrik, serta berfungsi
melindungi pekerja dari resiko terpeleset saat bekerja karena permukaan lantai
yang licin.
b. AirPlug (Penyumbat Telinga) berfungsi melindungi pekerja dari suara
berfrekuensi tinggi yang ditimbulkan dari alat -alat yang beroperasi pada
pabrik.
c. Helm (Pelindung Kepala) berfungsi melindungi kepala pekerja dari benturan
akibat terjatuh atau tertimpa benda-benda yang berjatuhan dari atas pabrik.
d. Masker (Penutup Hidung dan Mulut) berfungsi melindungi saluran
pernafasan dari bahan-bahan yang dapat masuk dan membahayakan saluran
pernafasan (gas beracun, debu, dan asap).
e. Glove (Sarung Tangan) berfungsi melindungi tangan pekerja dari kondisi
ekstrim (suhu tinggi, benda-benda yang tajam, dan bahaya bahan kimia) saat
bekerja pabrik.

52
Berdasarkan proses pengamatan yang dilakukan saat pelaksanaan
PKL, para karyawan cenderung tidak menggunakan alat pelindung diri
(APD) yang sesuai dengan standar. Akibat dari tidak dikenakannya APD
yang sesuai standar, maka keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat
terpenuhi. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya agar karyawan pada
pabrik pengolahan kelapa sawit PMKS Taman Raja PT.Dasa Anugrah Sejati
dapat lebih memperhatikan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
tersebut. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :
a. Publikasi
Publikasi yang dimaksud adalah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
pemberian informasi-informasi mengenai keselamatan kerja karyawan.
Publikasi dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada karyawan
mengenai pentingnya K3. Publikasi dapat dilakukan dengan memasang
gambar atau poster yang berhubung dengan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3).
b. Kontrol lingkungan kerja
Kontrol lingkungan kerja yang dimaksud adalah pemeriksaaan atau
pengendalian yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja, diantaranya
penerangan, kebersihan tempat kerja, ketersediaan perlengkapan keamanan
dan keselamatan kerja, serta fasilitas P3K di lingkungan kerja.
c. Pengawasan dan disiplin
Pengawasan yang dimaksud adalah pemeriksaan secara seksama mengenai
pelaksanaan peraturan, tugas, dan sebagainya yang berhubungan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Disiplin berupa kepatuhan karyawan
terhadap peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
ditetapkan perusahaan. Adanya pengawasan terhadap lingkungan kerja dan
perilaku kerja karyawan dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

53
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa proses pengolahan buah kelapa sawit di PMKS Taman Raja
PT. Dasa Anugrah Sejati untuk menghasilkanproduk Crude Palm Oil(CPO)
melalui stasiun-stasiun pengolahan yangmeliputi :
1. Stasiun Penerimaan Buah
2. Stasiun Sortasi
3. Stasiun Loading Ramp
4. Stasiun Sterilizer
5. Stasiun Tippler
6. Stasiun Thresher
7. Stasiun Press
8. Stsiun Klarifikasi
9. Stasiun Penunjang Pengolahaan meliputi :
a. Stasiun Water Treatment
b. Stasiun Boiler
c. Stasiun Enginer
d. Pengendalian Limbah
e. Laboratorium

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan demi peningkatan mutu ataupun kualitas


pengolahan kelapa sawit pada PMKS Taman Raja di PT. Dasa Anugrah Sejati
adalah :
1. Sebaiknya perusahaan memberikan pelatihan lebih lanjut kepada pekerja guna
peningkatan ilmu atau pengetahuan pekerja mengenai kegiatan operasional
pabrik.
2. Pihak perusahaan perlu lebih memperhatikan mengenai kualitas Tandan Buah
Segar (TBS) yang akan diolah pada Pabrik.

54
3. Sebaiknya perawatan alat dan mesin dilakukan secara berkala, terutama pada
mesin yang sering mengalami ganguan dan kerusakan sehingga efisiensi mesin
dapat terus dijaga.
4. Perlu ditingkatnya kesadaran para pekerja untuk menggunakan Alat Pelindungi
Diri (APD) demi menjamin terlaksananya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3).

55
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit Produk Turunannya.Medan.


Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Fauzi Y. dkk. 2008. Kelapa Sawit Edisi Revisi Budidaya Pemanfaatan Hasil dan
Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta. Penebar Swadaya.

Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan.Jakarta.


Universitas Indonesia Press (UIP).

Marlina L. 1998. Pemanfaatan Tanah Liat Sebagai Adsorben Beta Karoten Pada
Minyak Kelapa Sawit Mentah. Skripsi. Universitas Jambi.

Nasution M.K. 2008. Teknologi Pengolahan Palm Oil Mill.Kisaran. PT. Bakrie
Sumatra Plantations, Tbk.

56

Anda mungkin juga menyukai