Anda di halaman 1dari 4

PENGENDALIAN GULMA PADA PIRINGAN, GAWANGAN DAN JALAN

PANEN.

Gulma merupakan tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan. Gulma


merupakan tumbuhan yang tumbuh tidak pada tempat dan waktu yang sesuai.
Gulma merupakan tumbuhan yang dapat mengganggu tanaman kelapa sawit
dengan cara berkompetisi dalam menyerap hara dan air, menjadi sarang atau inang
bagi hama dan penyakit, mengeluarkan zat allelopati (zat racun yang menghambat
pertumbuhan tumbuhan lain disekitarnya). Gulma merupakan vegetasi yang
tumbuh secara alami dan menjadi pesaing bagi tanaman utama (kelapa sawit),
sehingga keberadaannya tidak dikehendaki karena merugikan pertumbuhan dan
produksi kelapa sawit serta dapat mengganggu kelancaran aktivitas lainnya.Gulma
juga dikatakansebagai tumbuhan pengganggu yang bernilai negatif apabila
tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila
mempunyai daya guna bagi manusia.Berdasarkan morfologinya gulma dapat
digolongkan menjadi gulma berdaun lebar, teki, dan golongan rumput
(Mangunsoekarjo, 1983).

Kegiatan pengendalian gulma pada tanaman mneghasilkan PT. MPE 3A secara


umum digolongkan menjadi 3 berdasarkan lokasi yang akan dikendalikan dan
digolongkan menjadi 2 berdasarkan teknik atau cara aplikasi. Berdasarkan lokasi
yang akan diaplikasikan, pengendalian gulma diklasifikasikan menjadi rawat
gawangan, rawat piringan, dan rawat pasar pikul. Berdasarkan teknik atau cara,
pengendalian gulma diklasifikasikan menjadi rawat secara manual dan rawat
secara chemist.
Rawat secara manual Rawat secara chemist
Rawat gawangan Rawat gawangan secara manual Rawat gawangan secara
chemist
Rawat piringan Rawat piringan secara manual Rawat piringan secara
chemist
Rawat pasar pikul Rawat pasar pikul secara manual Rawat pasar pikul secara
chemist

Rawat Gawangan Secara Manual

Rawat gawangan secara manual ialah kegiatan pengendalian gulma pada daerah
gawangan secara mekanik atau menggunakan parang. Rawat gawangan secara
manual pada suatu blok memiliki rotasi 2 kali dalam setahun. Biaya rawat
gawangan secara manual ialah Rp. 77.000,00 per hektar untuk lahan dengan tanah
mineral dan Rp. 88.000,00 untuk lahan gambut.

Pelaksanaan : dilaksanakan di blok G4 dengan tenaga kerja satu orang dengan


waktu 8 menit untuk 4 gawangan bergulma tebal dan sedang dimana satu orang
jika tenaga sehat mampu menyelesaikan 1 Ha dalam satu hari degan jam kerja 8
jam.

Rawat Gawangan secara Chemist

Rawat gawangan secara chemist ialah kegiatan pengendalian gulma pada daerah
gawangan secara kimiawi atau menggunakan herbisida. Jenis herbisida yang
digunakan dalam rawat gawangan secara chemist ialah GARLON 480 G/L dengan
dosis 0.75 liter per hektar, METIL METSULFURON 200 G/L dengan dosis
50.00 gram per hektar, dan GLYPHOSATE IPA 480 G/L dengan dosis
1.50 liter per hektar. Tidak ada perbedaan dosis untuk jenis tanah
gambut dan mineral. Rotasi rawat gawangan secara chemist ialah 2
kali per tahun. Pada divisi VII jarak antara rawat gawangan secara
manual dan rawat gawangan secara chemist ialah 3 bulan. Sedangkan
pada divisi XI rawat gawangan secara chemist dilakukan pada bulan
setelah bulan dilakukannya perawatan gawangan secara manual. Upah
tenaga kerja untuk satuan luas (hektar) berbeda untuk lahan gamut
dan lahan dengan tanah mineral. Pada lahan gambut upah tenaga
kerja ialah Rp.55.000,00 per hektar dan pada lahan dengan tanah
mineral upah tenaga kerja ialah Rp. 44.000,00 per hektar.
Pelaksanaan : dilaksanakan di blok B1, B2, B3 dan E1 dengan tenaga
kerja 5-8 orang dengan waktu menit perorang dimana jika blok
tersebut telah selesai dan jam kerja masih panjang maka di lanjutkan
pada blok berikutnya.

Rawat Piringan Secara Manual

Rawat piringan secara manual ialah kegiatan perawatan yang berupa


pengendalian gulma pada daerah piringan dan pembersihan kawasan
piringan dengan parang dan penggaruk. lebar piringan (jari-jari
piringan) yang harus dibersihkan ialah 2 2.5 meter. Rotasi rawat
piringan secara manual ialah 2 kali dalam setahun. Upah tenaga kerja
untuk rawat piringan secara manual ialah Rp. 825,00 per piringan
untuk lahan gambut maupun lahan dengan tanah mineral.

Pelaksanaan : dilaksanakan di blok B1, B2, B3 dan E1 dengan tenaga


kerja 5-8 orang dengan waktu menit perorang dimana jika blok
tersebut telah selesai dan jam kerja masih panjang maka di lanjutkan
pada blok berikutnya.

Rawat Piringan Secara Chemist

Rawat Piringan Secara Chemist ialah kegiatan perawatan yang berupa


pengendalian gulma pada area piringan secara kimiawi atau
menggunakan herbisida. Jenis herbisida yang digunakan dalam rawat
pirngan secara chemis ialah GLYPHOSATE IPA 480 G/L dengan dosis 0.5
liter per hektar untuk lahan dengan tanah mineral dan 1.0 liter per
hektar untuk lahan gambut, METIL METSULFURON 200 G/L dengan
dosis 37.5 gram per hektar untuk lahan dengan tanah mineral dan 50.0
gram per hektar untuk lahan gambut. Lebar jari-jari piringan yang
harus di aplikasikan herbisida ialah 2-2.5 meter. Upah tenaga kerja
untuk rawat piringan secara chemist ialah Rp. 330,00 untuk lahan
dengan tanah mineral dan Rp. 385,00 untuk lahan gambut.

Pelaksanaan : dilaksanakan di blok B1, B2, B3 dan E1 dengan tenaga


kerja 5-8 orang dengan waktu menit perorang dimana jika blok
tersebut telah selesai dan jam kerja masih panjang maka di lanjutkan
pada blok berikutnya.

Rawat Pasar Pikul


Rawat ialah kegiatan pengendalian gulma yang di lakukan dengan
tebasan manual dan penyemprotan pestisida atau chemist, pada jalur
panen atau jalan angkut buah ke TPH.

- Rawat pasar pikul chesmist : Rawat pasar pikul dilakukan


dengan mengunakan pestisida bersamaan dengan chemist
piringan dengan dosis yang sama atau lebih jika gulma sedikit
lebih tebal.
- Rawat pasar pikul manual : Rawat pasar pikul manual di
lakukan mengunakan parang layang(parang tipis dan panjang)
dengan cara gulma di tebas.

Anda mungkin juga menyukai