Anda di halaman 1dari 105

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Modul ini merupakan modul Agribisnis Tanaman Perkebunan KK-J yang
berisikan tentang kompetensi Menganalisis Penentuan Komoditas
Tanaman Terkebunan dan Penyusunan Proposal Usaha Tanaman
Perkebunan.

Kompetensi yang terdapat dalam modul ini merupakan kompetensi inti


dari kegiatan agribisnis tanaman perkebunan mengingat penentuan
komoditas yang akan diusahakan merupakan kegiatan awal dari kegiatan
agribisnis tanaman perkebunan, sedangkan penyusunan proposal usaha
merupakan rancangan pembiayaan untuk kegiatan ini.

Rangkaian kegiatan pada kompetensi ini sangat menentukan sehingga


dapat mententukan komoditas tanaman yang akan diusahakan sekaligus
dapat memprediksi hasil yang akan diperoleh. Oleh karena itu
kegiatan/kompetensi dari modul ini menjadi sangat penting jika ingin
memperoleh hasil yang maksimal dan keuntungan yang besar.

Dengan mempelajari modul ini diharapkan anda dapat mempelajari


kompetensi yang ada dalam modul ini untuk selanjutnya dapat digunakan
baik untuk anda sendiri mapun anak didik dimana anda mengajar
sehingga anak didik anda memiliki kompetensi seperti yang asa dalam
modul ini untuk selajutnya dapat digunakannya sebagai pengelola
perkebunan dikemudian hari.

B. Tujuan
Tujuan dari mempelajari modul ini adalah :
1. Memiliki kompetensi penentuan komoditas tanaman yang akan
diusahakan.

1
2. Mampu menyusun proposal usaha agribisnis tanaman perkebunan.
3. Mampu mengimplementasikan hasil diklat untuk pembelajaran di
sekolah.

C. Peta Kompetensi

JENJANG DIKLAT KK JUDUL MODUL

A Penerapan SMK3 dan Pengelolaan


Pelestarian Lingkungan Hidup pada
Agribisnis Tanaman Perkebunan

B Penyiapan Alat Mesin Pertanian dan


Penyiapan Lahan Produksi Tanaman
Perkebunan
DASAR
C Pengelolaan Pembibitan Tanaman
Perkebunan

D Pengelolaan Penanaman Tanaman


Perkebunan dan Tanaman Penutup Tanah

E Pengelolaan Penyerbukan dan


Pemangkasan Tanaman Perkebunan

F Pengelolaan Pengendalian Gulma dan


Pengelolaan kesuburan Tanah pada
LANJUT Tanaman Perkebunan

G Pengelolaan Pengendalian Hama dan


Penyakit pada Tanaman Perkebunan
H Pengelolaan Sensus dan Pemanenan

MENENGAH Tanaman Perkebunan

I Pengelolaan Pekerjaan Agribisnis

2
Perkebunan dan Pasca Panen Tanaman
Perkebunan
J Proposal Usaha dan Pemasaran Hasil
TINGGI
Tanaman Perkebunan

KK-A

KK-B

KK-C

KK-D

KK-E

MODUL AGRIBISNIS
KK-F
TANAMAN PERKEBUNAN

KK-G

KK-H

KK-I

KK-J : Proposal Usaha dan


Pemasaran Hasil
Tanaman Perkebunan

D. Ruang Lingkup

3
Ruang lingkup modul ini berisikan tentang Menganalisis penentuan
komoditas tanaman perkebunan dan Penyusunan proposal usaha
agribisnis tanaman perkebunan. Kompetensi penentuan komoditas akan
mempelajari potensi unggulan daerah komoditas tanaman perkebunan
teknis kesesuaian, kelayakan ekonomi persyaratan, kelayakan
sosial/hukum sedang kompetensi penyusunan proposal usaha agribisnis
tanaman perkebunan akan mempelajari telaah agribisnis tanaman
perkebunan, perencanaan agribisnis tanaman perkebunan ditinjau dari
aspek teknis, ekonomi dan sosial budaya. Sehingga diharapkan peserta
diklat memiliki kompetensi di atas.

E. Saran Cara Penggunaan Modul

Tata cara penggunaan modul yaitu dengan mempelajari terlebih dahulu


indikator pencapaian kompetensi sehingga dalam mempelajri modul ini
akan sistematis sehingga akan tercapai kompetensi analisis penentuan
komoditas tanaman yang akan diusahakan dan penyusunan proposal
usaha.

4
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pembelajaran 1. Menganalisis Penentuan


Komoditas Tanaman Perkebunan
Yang Akan Diusahakan

A. Tujuan
1. Mampu menganalisis kondisi suatu daerah untuk melaksanakan
agribisnis tanaman perkebunan
2. Mampu menentukan komoditas tanaman perkebunan yang akan
diusahakan.
3. Mampu mengimplementasikan kompetensi hasil diklat di sekolah
masing-masing.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Menganalisis potensi
unggulan daerah
komoditas tanaman

Menentukan
kesesuaian persyaratan
teknis sesuai
komoditas yang akan
diusahakan.

Menganalisis kelayakan
Penentuan Komoditas
ekonomis sesuai
Tanaman Perkebunan
kebutuhan pasar. yang akan Diusahakan

Menganalisis kelayakan
sosial/hukum sesuai
budaya masyarakat.

Menentukan tanaman
yang akan diusahakan
berdasarkan hasil studi
kelayakan. 5
C. Uraian Materi

Penentuan komoditas tanaman perkebunan yang akan diusahakan,


merupakan pertimbangan awal dalam merencanakan suatu usaha. Setelah
komoditi tanaman ditentukan, maka seluruh proses mengacu pada komoditi
tanaman yang akan diusahakan. Ruang lingkup materi meliputi:
• Mengidentifikasi kesesuaian persyaratan teknis
• Mengidentifikasi kelayakan ekonomis
• Mengidentifikasi kelayakan sosial/hukum
• Pemilihan tanaman yang akan diusahakan

Identifikasi Persyaratan Usaha dari Aspek Teknis


Gagasan atau keinginan membuat suatu usaha/proyek perkebunan mungkin
timbul setelah melakukan aktivitas seperti: membaca, muhibah, komunikasi an
diskusi, mengikuti dan mengunjungi pameran, pendidikan, searching di
internet, penelitian/ riset, dan lain-lain. Dari sekian banyak gagasan mungkin
tinggal beberapa bahkan mungkin hanya satu usaha yang akan diteruskan.

Ada 3 macam bentuk usaha yang biasa dilakukan , yaitu:

a. Pembelian usaha yang sudah ada (business acquisition). Ide membeli


perusahaan" menjadi salah satu alternatif gagasan untuk memiliki usaha baru.
Alternatif bentuk ini relatif lebih mudah.

b. Pengembangan usaha (developing of business). Pengembangan usaha


berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian dari entitas usaha yang
sudah ada sebelumnya.

c. Pendirian usaha baru (create newbusiness). Maksud pendirian usaha baru


adalah bahwa usaha yang akan didirikan benar-benar tidak pernah ada
sebelumnya. Sesuatu yang baru ini dapat diartikan "produk" atau "usaha" baru
karena sebelumnya belum/tidak dimiliki sipenggagas.

6
Dalam mewujudkan gagasan baru tersebut diperlukan langkah (action) nyata
dan salah satu langkah awal yang penting adalah kegiatan kajian atau studi.
Ada berbagai macam kajian yang dapat dilakukan untuk maksud tersebut di
atas. Mengingat jenis dan lingkup serta keperluan studi dapat berbeda antara
satu dengan yang lain, maka pandangan dan cara pendekatannya juga dapat
berbeda.

1. Siklus Pengembangan Usaha

Dalam siklus pemgembangan usaha ada tiga tahapan yaitu:


1. Tahap Pra-investasi
2. Tahap investasi dan
3. Tahap Operasional

Tahapan diatas secara umum dapat berlaku hampir untuk semua proses
perencanaan sampai implementasi usaha/proyek. Namun, mengingat jenis
dan skala industri yang ada bervariasi, maka jenis kegiatan masing-masing
proyek dapat beragam pula. Beberapa kegiatan mungkin berjalan seiring
(paralel), namun mungkin juga ada yang bersamaan (tumpang-tindih) dengan
kegiatan pada tahap lebih lanjut.

Kegiatan pada tahap awal, yaitu pada tahap Pra-investasi lebih banyak
dilakukan dalam bentuk penjajagan dan kajian atau studi, sementara tahap
selanjutnya yaitu investasi lebih banyak dilakukan untuk melakukan kontak,
pembangunan sarana fisik, dan akhirnya pada tahap ketiga barulah berupa
kegiatan awal operasional yang sebenarnya.
Kegiatan pada tahap awal, yaitu pada tahap Pra-investasi terdiri dari
beberapa kegiatan meliputi:
a. Identifikasi peluang investasi,umumnya dilakukan dalam bentuk studi
peluang (Opportunity studies).
b. Pemilihan dan kejelasan awal atas proyek (preliminary project selection and
definition) umumnya dilakukan dalam bentuk Pra-Studi Kelayakan (Pre-
Feasibility Studies).

7
c. Formulasi proyek (project formulation) umumnya dilakukan dalam bentuk
studi kelayakan (feasibility studies). Studi pendukung (support sudies) atau
pun studi fungsional (Functional studies) masih termasuk dalam tahap ini.
d. Evaluasi dan keputusan akhir untuk melakukan investasi (final project
evaluation and investment decision).

Tahap Investasi dilakukan setelah dari hasil studi peluang dan studi kelayakan
diperoleh gambaran yang cukup meyakinkan bahwa investasi dapa dilakukan.
Kegiatan tahap ini meliputi:
a. Pembuatan rujukan untuk perencanaan desain pembangunan fisik
(engineering).
b. Pembuatan desain fisik. Jika tidak mampu melakukannnya sendiri, maka
kiranya perlu mencari dan mengontrak konsultan perencanaan untuk
membuat desain dan dokumen tender.
c. Pembuatan dokumen tender dan persiapan tender
d. Penawaran tender, penentuan pemenang tender, negosiasi dan kontrak
e. Pengerjaan fisik (konstruksi) disusul oleh pemasangan mesin dan.peralatan
pabrik dan kantor
f. Recruitment tenaga kerja dan pelatihan
g. Pengoperasian awal biasanya masih dalam jaminan pemborong.

Pada tahap operasional, agribisnis tanaman perkebunan ini telah diuji coba
dan setelah itu memasuki tahap operasional yang sebenarnya.
Pada awalnya mungkin belum mampu mencapai kapasitas penuh. Cepat atau
lambat agribisnis mencapai kapasitas penuh bergantung banyak faktor,seperti
faktor teknis (bahan baku dan bahan lain, peralatan/ perlengkapan) maupun
faktor sosial-ekonomis (yakni tenaga kerja, mana jemen, dan keuangan)
Faktor, finansial sering merupakan faktor kritis pada fase ini karena, pada fase
inilah umumnya terasa "berat" dalam hal pembiayaan mengingat modal atau
dana yang ditanam telah banyak. dan masih harus dikeluarkan lagi untuk
biaya operasional produksi. Beban pembiayaan akan makin terasa berat jika
pemasukan uang (cash) sulit misalnya karena hasil produksi tidak dapat
segera terjual. Keadaan ini sering menyebabkan beberapa proyek terhambat
atau bahkan terbengkalai.

8
Mengingat hal tersebut, maka semua aspek dalam fase operasi onal ini harus
diperhatikan untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka
pendek hendaknya diperhatikan semua hal teknis; sosial-ekonomis, maupun
finansial yang terkait.

Hal yang menyangkut teknis opera sional peralatan dan mesin yang
digunakan, tenaga kerja yang menanganinya, masalah administrasi,
keamanan; dan sebagainya. Semua analisis ini pada akhirnya akan
menyangkut aspek finansial. Oleh karena itu jika ada cacat pada studi pra
investasinya, maka analisis tekno-ekonomis yang menyusul juga akan cacat
dan sangat beresiko bagi usaha bersangkutan.

2. Studi Kelayakan

Suatu kegiatan agribisnis hanya dapat memberikan keuntungan atau manfaat


jika kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai target/tujuan yang ditetapkan.
Pencapaian tujuan usaha harus memenuhi beberapa kriteria kelayakan
usaha. Artinya, jika diihat dari segi usaha, suatu usaha sebelum dijalankan
harus dinilai pantas atau tidak untuk dijalankan.
Pantas artinya layak atau akan memberikan keuntungan dan manfaat yang
maksimal

Tingkat kelayakan dapat diukur dan diketahui maka perlu dilakukan studi
kelayakan, yaitu suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang
suatu kegiatan usaha atau usaha yang akan dijalankan dalam rangka
menentukan layak atau tidak suatu usaha tersebut dijalankan, dan kegiatan ini
merupakan bagian dari pra investasi.
Studi kelayakan usaha dalam arti sempit, bahwa pengkajian tentang dapat
tidaknya suatu usaha dilaksanakan dengan berhasil dengan pertimbangan
mendapatkan manfaat finansial.

Pengertian dalam arti luas adalah pengkajian tentang berhasil tidaknya


usaha/proyek investasi diilaksanakan secara mengagungkan (penyerapan

9
tenaga kerja), pemanfaatan akses sumber daya, penghematan devisa, dan
peluang usaha.

Dari pengertian tersebut, maka studi kelayakan merupakan kegiatan untuk


mempelajari secara mendalam, artinya meneliti secara sungguhsungguh data
dan informasi yang ada, yang kemudian mengukur, menghitung dan
menganalisis hasil pengkajian tersebut dengan menggunakan metode-metode
tertentu.
Dan pengkajian yang dilakukan terhadap usaha yang akan dijalankan
menggunakan ukuran tertentu,sehingga diperoleh hasil yangmaksimal.
ertan mendapatkan manfaat finansial
Dengan kata lain, kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang dijalankan akan
memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Lebih lanjut, istilah layak juga berarti bahwa suatu usaha juga
dapat memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang
menjalankan, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat
luas.

Dengan demikian dalam suatu studi kelayakan akan menyangkut tiga aspek,
yaitu:
• Manfaat ekonomis bagi usaha itu sendiri (sering disebut sebagai manfaat
finansial). Artinya apakah usaha tersebut dipandang cukup menguntungkan
apabila dibandingkan dengan risiko usaha tersebut.
• Manfaat ekonomis usaha tersebut bagi Negara tempat usaha itu
dilaksanakan (sering disebut sebagai manfaat ekonominasional). Hal ini
menunjukkan manfaat usaha tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.
• Manfaat sosial usaha tersebut bagi masyarakat di sekitar lokasi usaha.

Dalam melakukan studi kelayakan mempunyai tujuan sebagai berikut:


a. Menghindari risiko kerugian.

Studi kelayakan bertujuan untuk menghindari resiko kerugian keuangan di


masa datang yang penuh ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat
diramalkan akan terjadi atau terjadi tanpa dapat diramalkan.

10
Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan risiko yang
tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan maupunyang tidak dapat
dikendalikan.

b. Memudahkan perencanaan

Ramalan tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, dapat
mempermudah dalam melakukan perencanaan. Perencanaan tersebut,
meliputi :
 Berapa jumlah dana yang diperlukan
• Kapan usaha akan dijalankan
• Dimana lokasi usaha akan dibangun
• Siapa yang akan melaksanakan
• Bagaimana cara melaksanakannya
• Berapa besar keuntungan yangakan diperoleh
• Bagaimana cara mengawasinyajika terjadi penyimpangan

Dengan adanya perencanaan yang baik, maka suatu usaha akan mempunyai
jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai pada waktu
tertentu.

c. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

Berbagai rencana yang sudah disusun akan memudahkan dalam


pelaksanaan usaha. Rencana yang sudah disusun akan dijadikan acuan
dalam mengerjakan setiap tahap usaha, sehingga suatu pekerjaan dapat
dilakukan secara sistematis dan dapat tepat sasaran serta sesuai rencana.

d. Memudahkan pengawasan

Pelaksanaan usaha yang sesuai rencana akan memudahkan untuk


melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu
dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan dari rencana yang telah disusun. Di

11
samping itu, pelaksanaan usaha dapat dilakukan secara sungguh-sungguh,
karena adayang mengawasi.

e. Memudahkan pengendalian

Adanya pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat terdeteksi


terjadinya suatu penyimpangan, sehingga dapat dilakukan pengendalian atas
penyimpangan tersebut.
Tujuan pengendalian adalah untuk mengendalikan pelaksanaan agar
pekerjaan tidak melenceng, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.

a) Pihak-pihak Berkepentingan

Perusahaan yang melakukan studi kelayakan usaha akan mempertanggung


jawabkan hasilnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:

1. Investor

Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk
direalisasikan, pendanaan dapat mulai dicari dengan mencari investor atau
pemilik modal yang mau menanamkan modalnya. Bagi investor, hasil studi
kelayakan memiliki arti tersendiri, karena investor akan mempelajari laporan
tersebut untuk memastikan keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan
keselamatan atas modal yang akan diinvestasikannya.

2. Lembaga keuangan

Jika modal perusahaan berasal dari dana pinjaman bank atau lembaga
keuangan lainnya, maka lembaga lembaga tersebut akan berkepentingan
terhadap hasil studi kelayakan. Bank dan lembaga keuangan lainnya tidak
mau memberi kredit atau pinjaman, bila suatu usaha tersebut dikemudian hari
mempunyai masalah (kredit macet).

12
Oleh karena itu, untuk usaha-usaha tertentu pihak perbankan akan melakukan
studi kelayakan terlebih dahulu secara mendalam sebelum pinjaman
dikucurkan kepada pihak peminjam.

3. Pemerintah

Bagi pemerintah pentingnya studi kelayakan adalah untuk meyakinkan


apakah usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat, baik bagi
perekonomian secara umum maupun bagi masyarakat luas, seperti
penyediaan lapangan pekerjaan. Pemerintah juga berharap usaha yang akan
dijalankan tidak merusak lingkungan sekitarnya, baik terhadap manusia dan
lingkungan hidup lainnya.

4. Masyarakat luas

Bagi masyarakat luas, adanya usaha akan memberikan manfaat seperti


tersedia lapangan kerja, baik bagi pekerja di sekitar lokasi proyek maupun
bagi masyarakat lainnya. Manfaat lain adalah terbukanya wilayah tersebut dari
ketertutupan.
Dengan adanya usaha akan memancing munculnya sarana dan prasarana
bagi masyarakat.

5. Manajemen

Hasil studi kelayakan usaha merupakan ukuran kinerja bagi pihak manajemen
perusahaan untuk menjalankan tugasnya. Kinerja tersebut dapat dilihat dari
hasil yang telah dicapai, sehingga terlihat prestasi kerja pihak manajemen
yang menjalankan usaha.

Tahapan Studi Kelayakan

Langkah-langkah studi kelayakan adalah sebagai berikut :

13
Penemuan ide atau perumusan gagasan, wirausahan memiliki ide untuk
merintis usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi
dalam bentuk pemikiran dan kemungkinan-kemungkinan usaha apa saja yang
paling memberikan peluang menguntungkan dalam jangka waktu panjang.

a. Memformulasikan tujuan

Dalam tahap ini adalah merumuskan visi dan misi. Perumusan visi dan misi,
sebelumnya diawali perumusan nilai-nilai yang disepakati bersama.
Sistim nilai yang telah disepakati dandiyakini bersama akan menuju kearah
lebih baik/ keberhasilan organisasi/perusahaan. Kemudian nilai nilai tersebut
dijadikan inspirasi dalam perumusan visi dan misi organisasi/perusahaan.

b. Analisis

Merupakan tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk


membuat suatu keputusan apakah usaha tersebut layak dilaksanakan atau
tidak.
Adapun aspek-aspek yang diamati dan dicermati antara lain adalah:
• Aspek teknis
• Aspek ekonomi
• Aspek hukum dan sosial

c. Pengambilan Keputusan

Merupakan tahap akhir yang merupakan pembuatan keputusan untuk


melaksanakan atau tidaksuatu usaha.

3. Aspek Teknis

Aspek-aspek teknis yang harus diperhatikan dan dikaji dalam kegiatan


agribisnis perkebunan antara lain:

3.1. Lokasi Usaha

14
Lokasi usaha merupakan salah satu faktor terpenting dalam setiap usaha,
terutama jika menyangkut usaha dibidang pertanian. Oleh karena itu faktor
lokasi harus dipertimbangkan dan dilakukan pengkajian agar dapat
ditentukanapakah suatu lokasi yang akan dijadikan tempat usaha tersebut
dapat dikatakan layak digunakan.
Dalam banyak hal justru faktor ini (terutama jika menyangkut lahan yang luas
misalnya untuk perkebunan atau industri) sering kali menghambat karena
menyangkut berbagai aspek permasalahan.

Ketersediaan lahan untuk di Jawa dan di kawasan perkotaan relatif lebih sulit
di bandingkan di luar Jawa sehingga usaha perkebunan yang membutuhkan
lokasi yang relatif luas cenderung dilakukan di luar Jawa.

Lokasi merupakan tempat melayani pelanggan. Dengan demikian, maka perlu


dicari lokasi yang tepat sebagai tempat usaha, karena akan memberikan
keuntungan sebagai berikut :

a. Pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dapat lebih memuaskan


b. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan, baik jumlah
dan kualitasnya
c. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam
jumlah yang diinginkan secara terus-menerus
d. Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha karena biasanya sudah
diperhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu-waktu.
e. Memiliki nilai atau harga ekonomi yang lebih tinggi di masa yang akan
datang
f. Meminimalkan terjadinya konflik,terutama dengan masyarakat dan
pemerintah setempat

Dalam memilih dan menetukan lokasi perlu dilakukan penilaian dengan tujuan
untuk memaksimalkan keuntungan pemilihan lokasi. Lokasi sangat
mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel.

15
Lokasi berpengaruh besar pada laba keseluruhan perusahaan. Misalnya,
biaya transportasi sendiri hampir mendekati 25% dari harga jual produk
(bergantung pada produk dan jenis produksi atau jasa yang diberikan). Angka
25% ini mengandung arti bahwa seperempat pendapatan total perusahaan di
butuhkan untuk menutup biaya pengangkutan bahan-bahan baku yang masuk
dan barang jadi yang keluar. Biaya lain yang dipengaruhi faktor lokasi di
antaranya adalah pajak, upah, biaya bahan baku, dan sewa.

Pilihan lokasi mencakup


a. Tidak pindah, tetapi memperluas fasilitas yang ada;
b. Menentukan lokasi baru;
c. Mempertahankan lokasi sekarang, tetapi menambahkan fasilitas lain di
lokasi yang berbeda; atau
d. Menutup fasilitas yang sekarang dan pindah ke lokasi lain.

Memilih lokasi menjadi semakin sulit dengan adanya globalisasi tempat kerja.
Globalisasi terjadi karena :

a. Perkembangan ekonomi pasar


b. Komunikasi internasional yang lebih baik
c. Perjalanan (udara, laut, darat) dan pengangkutan barang yanglebih cepat
serta lebih dapat diandalkan,
d. Semakin mudahnya arus kas antar negara, dan
e. Perbedaan biaya tenaga kerja yang tinggi.

Selain globalisasi, sejumlah faktor lainnya yang mempengaruhi keputusan


pemilihan lokasi di antaranya adalah :

a. Tenaga Kerja

Masalah ketenagakerjaan menjadi perhatian utama investor karena jika terjadi


kesalahan dalam menilai faktor ini, akibatnya akan fatal.

16
Berbagai kasus pindahnya investor asing diduga akibat tidak kondusifnya
persoalan ketenagakerjaan di Indonesia. Kondisi ketenagakerjaan yang perlu
dipertimbangkan antara lain (1) moral dan etika kerja, (2) etos kerja, (3) kedisi
plinan, (4) loyalitas dan dedikasi terhadap pekerjaan, (5) tingkatpendidikan,
dan (6) tingkat rata-rata upah di daerah tersebut (UMR). Keenam faktor
tersebut akan menimbulkan perbedaan produktivitas pada tiap-tiap daerah.

b. Tingkat suku bunga

Tingkat suku bunga turut menentukan gairah investasi di daerah. Keberadaan


lembaga keuangan di suatu daerah ikut mempengaruhi keadaan
perekonomian daerah tersebut. Daerah yang tidak mempunyai lembaga
keuangan mikro, biasanya investor lokal, akan mengalami kesulitan dalam
mengakses modal pinjaman. Pengusaha mikro dan kecil dengan keterbatasan
aset dan pengetahuan yang dimiliki sering kali kesulitan dalam mendapatkan
pinjaman modal usaha dari bank umum, karena persyaratan dan prosedurnya
terlalu sulit. Kecenderungan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap
investasi nasional. Tingkat suku bunga yang tidak stabil dalam periode
tertentu akan berdampak buruk pada iklim investasi nasional.

Namun, bagi seorang analis studi kelayakan yang mengambil objek di daerah,
kondisi kedaerahanlah yang menjadi perhatian utamanya. Kecuali proyek/
bisnis yang akan dijalankan bersifat Nasional, misalnya jangkauan sasaran
pasarnya Nasional, bahan baku dan tenaga kerjanya dipasok dari daerah/
pulau lain.

c. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita antara daerah satu dan daerah yang lain relatif
berbeda. Tingkat pendapatan perkapita daerah maju relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah tertinggal. Jika lokasi usaha yang akan didirikan
di daerah maju, seperti Semarang, pasti UMRnya akan lebih tinggi

17
dibandingkan dengan Ambarawa. Namun, jika usaha/ proyek tersebut
berorientasi pada market/pasar, tentu bisnis tersebut akan mencari lokasi
yang mempunyaipendapatan per kapita tinggi. Korelasinya ada pada daya beli
masyarakat yang cenderung tinggi (konsumtif). Sebaliknya kegiatan
abribisnisberorientasi pada skala usaha yang luas sehingga pemilihan lokasi
di daerah-daerah dengan tingkat pendapatan per kapita relatif rendah.

d. Biaya

Biaya lokasi dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu biaya yang terlihat dan
biaya yang tidak terlihat. Biaya yang terlihat adalah biaya-biaya yang langsung
dapat diidentifikasi dan secara tepat ditentukan jumlahnya.
Biaya-biaya ini mencakup biaya tenaga kerja, biaya utilitas, bahan baku,
pajak, dan penyusutan yang dapat diidentifikasi oleh manajemen dan bagian
akuntansi. Selain itu, ada biaya-biaya lain, seperti transportasi bahan baku,
transportasi bahan jadi, dan sebagainya.

Biaya tidak terlihat adalah biaya biaya yang tidak mudah ditentukan angkanya.
Biaya-biaya ini mencakup kualitas pendidikan, fasilitas angkutan umum, sikap
masyarakat terhadap industri dan terhadap perusahaan itu sendiri, serta mutu
dansikap karyawan yang akan dipekerjakan.

e. Sikap Pemerintah

Sikap pemerintah pusat ataupun daerah dapat tercermin dari peraturan dalam
bidang investasi yang terindikasi dari peraturan perizinan,yang meliputi:
• Persetujuan/ izin penanaman modal non fasilitas PMDN/PMA (untuk usaha
tertentu)
• Izin lokasi, pengeringan, mendirikan bangunan (IMB), usahajasa konstruksi,
usaha industri.
• Tanda daftar perusahaan.
• Tanda daftar gudang.
Sikap pemerintah pada saat membuat keputusan lokasi mungkin tidak
bertahan lama.

18
Pemilihan lokasi dan site perlu juga diinventarisasi dan dikaji sebagai per
timbangan dalam penentuan tingkat kelayakan di antaranya seperti:

• Gambar peta dengan skala ukuran yang tepat dengan keterangan


menyangkut; keadaan lingkungan, batas-batasnya dan tetangga yang ada,
topografi, garis kontur (contour lines), elevasi/tinggi dari permukaan laut, jalan
yang ada, sarana sekeliling, bangunan dan rintangan yang ada, dan kondisi
bawah tanah)

• Letak lokasi ditinjau dari segi adminstrasi geografi seperti: Jalan nomor desa,
kecamatan, dan seterusnya

• Harga lahan

Penentuan tata letak/ layout perlu dilakukan secara cermat, dengan


mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan, keindahan, efisiensi,
biaya, fleksibilitas. Dengan pertimbangan di atas, maka akan diperoleh
keuntungan sebagai berikut:

• Ruang gerak untuk beraktivitas dan pemeliharaan memadai.


Artinya suatu ruangan didesainsedemikian rupa, sehingga tidak terkesan
sempit. Kemudian layout juga harus memudahkan untuk melakukan
pemeliharaan ruangan atau gedung.

• Pemakaian ruangan menjadi efisien. Artinya pemakaian ruangan harus


dilakukan secara optimal, jangan sampai ada ruangan yang menganggur atau
tidak terpakai karena hal ini akan menimbulkan biaya bagi perusahaan.

• Aliran material menjadi lancar.


Artinya jika layout dibuat secara benar, maka produksi menjadi tepat waktu
dan tepat sasaran.

• Layout yang tepat memberikan keindahan, kenyamanan, kesehatan dan


keselamatan kerja yang lebih baik, sehingga memberikan motivasi yang tinggi

19
kepada karyawan. Di samping itu, pelangganpun betah untuk bertransaksi
atau berurusan dengan perusahaan.

3.2. Kondisi Lokal

Salah satu faktor penting yang tidak boleh dilupakan karena sering menjadi
penghambat adalah kondisi setempat di antaranya seperti:

1. Iklim

Agribisnis tanaman perkebunan, iklim adalah unsur yang tidak dapat


dipengaruhi artinya dengan jalan bagaimanapun tak dapat diubah sekehendak
manusia. Karena adanya ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam tentang
hal iklim, maka pengusaha perkebunan harus dapat mempergunakan
sumberdaya lokal sebaik mungkin. Karena iklim sangat berpengaruh pada
pemilihan kultur, produktivitas hasil tanaman, dan pelaksanaan panen hasil
pertanian/perkebunan. Hal-hal yang perlu diinventarisasi dan dikaji antara lain:
a. Suhu udara (khususnya suhu maksimumminimum, rata-rata per hari,
bulan, tahun dan 10 tahun).

Contoh: Persyaratan suhu udara rata-rata 17-21o C, untuk kopi arabika, dan
Suhu udara rata rata 21-24o C, untuk robusta.

Suhu optimal untuk persayaratan tanaman karet berkisar antara 250C sampai
350C, untuk perkebunan tanaman kelapa sawit komersial dapat tumbuh
dengan baik pada kisaran suhu 24-28o C, sedangkan suhu ideal bagi
pertumbuhan kakao adalah 300-320C (maksimum) dan 180-210(minimum).
Suhu lebih rendah dari 100C akan mengakibatkan gugur daun dan
mengeringnya bunga.

b. Kelembaban (khususnya kelembaban maksimum, minimum, rata-rata


perhari, bulan, tahun dan 10 tahun).

20
Contoh persyaratan kelembapan udara tanaman kelapa sawit berkisar 80%.
Penyinaran mata hari (khususnya penyinaran rata rata setahun, 10 tahun).

Contoh untuk kelapa sawit, panjang penyinaran yang diperlukan5-12 jam/hari.


Untuk fotosintesis tanaman kakao maksimum diperoleh pada saat penerimaan
cahaya pada tajuk sebesar 20%dari pencahayaan penuh.

c. Curah hujan (khususnya curah hujan bulanan, tahunan, kondisi ekstrim).

Contoh untuk tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500
mm sampai 4.000 mm/tahun, dengan hari hujan berkisar antara 100 sd.
150HH/tahun. Namun demikian, jikasering hujan pada pagi hari, produksi
akan berkurang. Untuk kebutuhan tanaman kelapa sawit curah hujannya
sekitar 2000 mmper tahun yang merata sepanjang tahun tanpa adanya bulan
kering yang nyata.

Untuk tanaman kopi curah hujan yang dipersyaratkan 1.500 s/d 2.500 mm/th,
bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1-3 bulan.

d. Angin (khususnya arah, kekuatan/ kecepatan, durasi, angin perusak).

Contoh: angin yang sangat baik untuk kelapa sawit khususnya membantu
dalam penyerbukaan berkisar 5-6 km/jam.

Pohon tanaman kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kencang, lebih-
lebih dimusim kemarau. Karena angin itu mempertinggi penguapan air pada
permukaan tanah perkebunan.

Selain mempertinggi penguapan, angin dapat juga mematahkan dan


merebahkan pohon pelindung yang tinggi, sehingga merusak tanaman di
bawahnya.

e. Debu dan asap (khususnya arah, frekuensi, keadaan/ kotoran)

21
f. Banjir (khususnya tinggi, waktu/musim, lama) dan catatan gempa setempat
(khususnya frekuensi dan kedahsyatan/skala Richter)

2. Kondisi tanah

Tanah adalah lapisan atas bumi yang dapat diolah menurut kepentingannya,
karena tanah dipandang sebagai sarana produksi tanaman yang mampu
menghasilkan berbagai tanaman. Setiap komoditi tanaman membutuhkan
persyaratan tanah untuk hidup secara optimal. Untuk itu kondisi tanah yang
ada agar sesuai dengan peruntukan jenis tanaman hal ini tidak dapat
dianggap ringan maka perlu dibutuhkan data yang riil seperti :

a. Kandungan hara (makro dan mikro).

Contoh pada tanaman kopi menghendaki tanah yang dalam, gembur dan
banyak mengandung humus berarti banyak mengandung zat-zat makanan
yang dibutuhkan oleh tanaman untukpertumbuhan dan produksi.

Untuk tanaman karet tanah harus gembur, kedalaman antara 1-2 meter, tidak
bercadas. Untuk tanaman kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah,asal
persyaratan fisik dan kimia tanahyang berperan terhadap pertumbuhan dan
produksi kakao terpenuhi.

b. Sifat fisik (khususnya tekstur dan struktur)

Contoh pada tanaman kopi umumnya menghendaki tanah lapisan atas (top
soil) dalam, gembur, subur, banyak mengandung humus, dan permeabel,atau
dengan kata lain tekstur tanah harus baik.
Tanaman karet umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah
dibandingkan dengan sifat kimianya, tekstur tanah remah, porus dan dapat
menahan air. Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir.

Tanaman kakao, tekstur tanah yang baik adalah lempung liat berpasir dengan
komposisi 30 -40 % fraksi liat, 50% pasir, dan 10 - 20 persen debu.

22
Tanaman kelapa sawit, dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol,
Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol.

c. Derajat keasaman (pH) tanahnya (khususnya asam, netral, dan basa).

Contoh pada tanaman kopi menghendaki reaksi yang agak asam dengan PH
5,5 - 6,5.
Tanaman karet reaksi tanahnya dengan pH 4,5 - pH 6,5.

Tanaman kakao dapat tumbuh dengan pH 6 - 7,5; tidak lebih tinggi dari 8
serta tidak lebih rendah dari 4; paling tidak pada kedalaman 1 meter. Hal ini
disebab

kan terbatasnya ketersediaan hara pada pH tinggi dan efek racun dari Al, Mn,
dan Fe pada pH rendah.

Kelapa sawit, nilai pH yang optimum adalah 5,0–5,5.

3. Fasilitas Transportasi

Selain itu ada faktor yang secara umum harus dipertimbangkan untuk setiap
usaha, yaitu sarana jalan dan transportasi dari dan ke tempat usaha tersebut.
Faktor transportasi inilah yang umumnya merupakan kunci keberhasilan atau
penyebab kegagalan suatu usaha karena menyangkut biaya transportasi dan
bagi usaha jasa akan menyangkut kedatangan pelanggan. Kondisi
transportasi yang meliputi ;

a. Jalan darat (kelas jalan, lebar, kondisi dan kekuatan, jaringan jalan dan
jarak ke kota)

b. Kereta api (jaringan, kekuatan dan kondisi, lokasi/ kondisi fasilitas muat
dan bongkar, pergudangan, peraturan berlaku dan tarif, dan sebagainya)

23
c. Angkutan air (jaringan jalan air, lebar, dalam dan kondisi jaringan, fasilitas
muat dan bongkar, pergudangan, kapasitas dan kondisi dermaga,
peraturan berlaku dari tarif)

d. Angkutan udara (tipe dan panjang lapangan terbang, pergudangan dan


ongkos-ongkos)

e. Angkutan umum penumpang(bus, angkutan kota/ pedesaan, taksi, dan


lain-lain)

Banyak usaha pertanian yang gagal hanya karena hasil yang berlimpah tidak
dapat diangkut untuk dipasarkan karena jarak yang jauh atau karena kondisi
jalan tidak baik.
Akibatnya produk yang dihasilkan tidak terjual atau jika laku harganya sangat
rendah. Usaha jasa sangat tergantung atas jumlah dan jenis pelanggan.
Pelanggan tentu akan enggan datang ke tempat yang jauh, sulit di datangi
atau tempat yang"tidak enak".

4. Pasokan Air

Karakteristik (kesadahan, sifat korosif, kandungan gas dan unsur kimia


berperan, rata-rata suhu minimum dan maksimal harian, bulanan dan
tahunan, tekanan minimum dan maksimum.

Sumber dari fasilitas umum (jumlah maksimum, tempat yang mungkin untuk
penyam bungan, jenis dan tipe saluran yang ada, tekanan, dan biaya).
Pengadaan sendiri dari mata air, air permukaan (sungai, danau), air tanah
(sumur) atau dari hasil reklamasi.

Kegiatan terkait antara lain studi sumber air dan cara memperolehnya, ijin
pemompaan, ijin penggunaan sumber air, pembebasan atau ganti rugi
penggunaan lahan untuk penyaluran air, usaha pengamanan dan perlakuan
seperti pembersihan (kotoran organik, non organik) dan penjernihan,

24
pengurangan bahkan penghilangan bau dan kesadahan, serta sterilisasi jika
diperlukan.

3.3. Proses Produksi

Di dunia usaha dikenal beberapa tipe proses produksi. Proses produksi


berdasarkan kontinuitasnya dibagi menjadi 3 tipe, yaitu proses produksi
terputus-putus (batch process), proses produksi terus-menerus (continuous
process), dan gabungan keduanya.

1. Proses Produksi Terputus-Putus

Suatu usaha menggunakan sistem produksi yang tidak kontinu atau terputus-
putus karena beberapa kondisi antara lain:
a. Permintaan konsumen bersifat musiman.
b. Karakteristik alami alat produksi.
c. Karakteristik alat produksi yang dipengaruhi iklim.
d. Bahan baku tersedia secara musiman.

2. Proses Produksi Terus Menerus

Proses ini merupakan kegiatan proses produksi yang dilaksanakan suatu


usaha yang berjalan secara terus-menerus dengan interval produksi yang
relatif pendek dan jumlah produksi yang relatif tetap. Pada umumnya,
produknya bersifat massal dan sejenis. Usaha yang menggunakan proses ini
biasanya karena beberapa faktor, antara lain:

• Jumlah permintaan relatif sama sepanjang tahun.


• Bahan baku dan sarana produksi tersedia setiap waktu.

Ciri-ciri proses produksi secara kontinyu dapat diketahui dari jenis dan ragam
mesin yang digunakan serta susunan penempatan setiap mesin (layout). Di
samping itu, biasanya mesin yang digunakan merupakan satu kesatuan/paket
yang tidak terpisahkan. Proses produksi ini memerlukan dana investasi yang

25
relatif besar, sedangkan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
mengoperasikannya relatif sedikit/kecil karena menggunakan otomatisasi dan
komputerisasi. Misal, industri otomotif, industri air mineral, industri portland
cement, dan sebagainya.

Setiap produk dalam suatu usaha yang akan dijalankan harus memiliki pasar
yang jelas. Dalam aspek pasar dan pemasaran, hal-hal yang perlu dijabarkan
adalah;
• Ada-tidaknya pasar (konsumen)
• Seberapa besar pasar yang ada
• Peta kondisi pesaing, terutamauntuk produk yang sejenis
• Perilaku konsumen
• Strategi yang dijalankan untuk memenangkan persaingan dan merebut
pasar yang ada.

Untuk mengetahui ada tidaknya pasar dan seberapa besarnya pasar, serta
perilaku konsumen, maka perlu dilakukan riset pasar, dengan cara:
• Melakukan survei dengan terjun langsung ke pasar untuk melihat kondisi
pasar yang ada. Dalam hal ini untuk mengetahui jumlah pembeli dan
pesaing.
• Melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang dianggap memegang
peranan. Dalam hal ini melakukan wawancara kepada pesaing secara diam
diam.
• Menyebarkan kuesioner ke berbagai calon konsumen untuk mengetahui
keinginan dan kebutuhan konsumen saat ini.Dalam hal ini untuk mengetahui
jumlah konsumen, daya beli dan selera.
• Menawarkan produk dengan pemasangan iklan, seolah-olah produknya
sudah ada. Dalam hal iniwalaupun produknya harus pesanterlebih dahulu.
.

3.4. Penyusunan Rencana Kapasitas

Konsep dan teknik perencanaan kapasitas harus diketahui oleh calon


pengelola perusahaan. Pertama, perusahaan dapat mengelola permintaannya

26
jika ada tingkat kapasitas tertentu. Kedua, hasil peramalan digunakan untuk
membantu dalam mengevaluasi kebutuhan kapasitas.

Kapasitas adalah hasil produksi (output) maksimal dari sistem pada periode
tertentu. Kapasitas dapat diartikan sebagai ukuran kemampuan produktif
suatu fasilitas. Kapasitas biasanya dinyatakan dalam angka persatuan waktu,
misalnya jumlah buah tandan segar (TBS) yang dapatdiproduksi setiap hari,
setiap minggu,setiap bulan, atau setiap tahun. Untukbeberapa perusahaan,
pengukuran kapasitas dapat dilakukan secaralangsung. Ukuran kapasitas
merupakan jumlah maksimal unit yang dapatdiproduksi pada jangka tertentu.

Kebanyakan organisasi mengoperasikan fasilitasnya pada tingkat yang


kurang dari kapasitasnya. Merekamelakukan hal tersebut karena sadar bahwa
mereka dapat beroperasi secara lebih efisien, bila sumber daya mereka tidak
dimanfaatkan sampai titikbatas akhir. Oleh karena itu, mereka beroperasi
pada tingkat mungkin 92%kapasitas. Konsep tersebut disebut kapasitas yang
efektif atau utilisasi efektif.

Kapasitas efektif atau utilisasi efektif


= Kapasitas yang diharapkan
Kapasitas total

Kapasitas atau pemanfaatan (utilisasi) efektif adalah kapasitas yang dapat


diharapkan perusahaan untuk menghasilkan berbagai produk dengan metode
penjadwalan, cara pemeliharaan, dan standar mutu tertentu.

Pertimbangan lain adalah efisiensi. Efisiensi bergantung pada bagai mana


fasilitas digunakan dan dikelola, namun kemungkinan besar sulit untuk
mencapai efisiensi sebesar 100%. Biasanya, efisiensi diwujudkan sebagai
persentase kapasitas efektif.
Efisiensi adalah ukuran output aktual (yang sebenarnya) dihasilkan dengan
kapasitas efektif.

27
Kapasitas yang dijadikan patokan(rated capacity) adalah ukuran kapasitas
dengan fasilitas tertentu yang sudah digunakan secara maksimal. Kapasitas
yang dijadikan patokan tersebut akan selalu kurang atau sama dengan
kapasitas riilnya.

Rumus yang diguna kan untuk menghitung kapasitas tersebut adalah:

Rated capacity = kapasitas x pemanfaatan x efisiensi

Aspek teknis produksi menekankan pentingnya dimensi waktu kapasitas. Dari


sudut pandang inilah umumnya dapat dibedakan antara perencanaan jangka
pendek, menengah, dan panjang.

3.5 Teknologi Produksi

Teknologi adalah cara/teknik proses produksi dengan alat produksi serta


bahan baku dan penolong untuk menghasilkan suatu produk atau komoditi,
baik hasil industri, pertanian, maupun jasa. Berdasarkan jenis alat, cara
proses, dan kualitas bahan baku suatu jenis produk baik industri, pertanian,
maupun jasa dikenal beberapa tingkat teknologi, yaitu:

1. Teknologi Maju (advanced technology)

Teknologi maju sering disebut teknologi mutakhir di bidang industri


manufaktur atau teknologi sangat intensif/supra intensif, di bidang pertanian
contohnya dalam pengelolaan hidroponik, pemberian nutrisinya diatur
sedemikian rupa dengan menggunakan komputer. Mengingat perkembangan
sarana produksi yang sangat cepat, teknologi maju bisa menjadi teknologi
madya.
Misalnya, mesin tik yang tadinya dikatakan teknologi maju menjadi teknologi
madya karena digantikan komputer.

2. Teknologi Madya (intermediate technology)

28
Teknologi madya adalah pengem bangan dari teknologi sederhana dengan
muatan teknologi yang intensif seperti dalam persiapan lahan sampai
terbentuknya bedengan melakukan penanaman, pemeliharaan menggunakan
serba mekanis/mesin traktor dengan peralatan tambahannya. Pemetikan daun
teh menggunakan alat mekanis.

3. Teknologi Sederhana (simple technology)

Tingkatan teknologi ini lebih tinggi dari teknologi tradisional karena sudah
menggunakan cara modern.

Contoh, pemupukan dengan cara menggunakan alat tugal yangsudah dihitung


cara pengeluaran pupuknya, atau dalam pemberantasan hama penyakit
menggunakan alat penyemprot.

4. Teknologi Tradisional

Teknologi ini sudah dilaksanakan berabad-abad lalu tanpa terpengaruh cara-


cara modern. Contoh, penggunaan cangkul, garpu dalam pengolahan tanah.

Peralatan produksi tiap-tiap jenis produksi akan berbeda-beda karena


karakteristik usaha yang berbeda.
Demikian pula, pada jenis usaha yang sama, namun pada tingkat teknologi
yang berbeda, bisa terjadi perbedaan sebagian atau seluruh alat produksi.
Dengan demikian, modal investasi yang diperlukan untuk alat produksi dan
nilai penyusutannya akan berlainan.

3.6. Manajemen

Untuk menyusun studi kelayakan dan mengoperasikan bisnis diperlukan


manajemen. Proses pemanfaatan sumber daya yang memiliki organisasi atau
perusahaan tidak akan optimal apabila prinsip-prinsip manajemen tidak
diterapkan secara konsisten. Pada setiap kegiatan, perencanaan,

29
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian harus dijalankan secara
berkesinambungan.

Aspek manajemen dalam pem bahas an ini dibatasi pada dua kegiatan,yaitu:

1. Manajemen Studi Kelayakan

Manajemen studi kelayakan yaitu proses manajemen yang di lakukan untuk


menyusun studi kelayakan.
Dalam menyusun studi kelayakan diperlukan perencanaan yang meliputi
pembentukan tim kerja, pembagian kerja, pembuatan rencana kerja,
penyusunan anggaran, dan penyusunan jadwal (scheduling)

a. Pembentukan tim kerja

Sebelum kegiatan studi kelayakan dilakukan, langkah awal yang terlebih


dahulu dilakukan adalah membentuk tim manajemen yang solid. Untuk
menyusun studi kelayakan yang baik, tim biasanya terdiri atas beberapa
orang yang ahli di bidangnya masingmasing. Jumlah tim disesuaikan de
ngan kebutuhan dan kemampuan anggota yang ada. Idealnya, masing
masing aspek dibahas dan dianalisis oleh orang-orang yang ahli.

b. Pembagian kerja

Tim kerja yang sudah terbentuk terbagi menjadi dua bagian tim, yaitu (1) tim
pengarah dan (2) tim pelaksana. Tim pengarah merupa kan pemilik ide
(gagasan), bisa dalam bentuk perorangan ataupun kelompok (perusahaan).

c. Pembuatan rencana kerja

Rencana kerja (action plan) dibuat bersama-sama antara tim pengarah dan
tim pelaksana untuk mendapatkan sinergi yang tinggi. Rencana kerja meliputi:
sistematika studi kelayakan, pengumpulan data, pengolahan data, dan
penyusunan laporan.

30
d. Penyusunan anggaran

Untuk menyelesaikan studi kelayakan diperlukan anggaran dalam jumlah


tertentu. Penyusunan anggaran disesuaikan dengan besar kecilnya objek
studi kelayakan.

e. Penyusunan jadwal

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembuatan studi kelayakan langkah


terakhir yang perlu dilakukan adalah membuat jad wal. Beberapa bagian
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jadwal adalah sebagai berikut:

• Kegiatan yang akan dilaksanakan dengan skala prioritas


• Pelaksanaan dan penanggung jawab kegiatan
• Biaya yang dibutuhkan
• Target
• Waktu pelaksanaan
• Realisasi (kolom pengendalian)

2. Manajemen Bisnis

Manajemen bisnis yaitu proses mengelola sumber-sumber ekonomi untuk


menyediakan barang bagi masyarakat dengan tujuan mem peroleh
keuntungan dan memberikan kepuasan. Untuk menyiapkan infra struktur
bisnis biasanya ada kegiatan manajemen proyek dalam hal ini tidak diuraikan.

Manajemen bisnis disusun untuk menjadi acuan bagi pelaksanaan


operasional perusahaan di waktu yang akan datang. Penyusunan manajemen
bisnis ini hampir sama dengan pembuatan business plan. Akan tetapi,
rangkaian studi kelayakan hanya fokus pada análisis organisasi dan sumber
daya manusia.

31
Beberapa aspek yang disusun dalam manajemen bisnis ini, antara
lain:struktur organisasi,tim manajemen, dan perencanaan personel.
Dalam aspek studi kelayakan, anális jarang membuat manajemen bisnis.
Mereka lebih berkonsentrasi pada penyusunan tim studi kelayakan
(manajemen studi kelayakan) dan manajemen proyek. Manajemen bisnis
disusun setelah studi kalayakan terealisasi sebagai rencana bisnis (business
plan).

a. Identifikasi SDM

• Job analysis, yaitu menganalisis jabatan yang diperlukan untuk


menyelesaikan jenis pekerjaan tertentu. Untuk membantu pembuatan job
description.

• Job specification, yaitu menentukan persyaratan dan kualifikasi


yangbdiperlukan untuk mengisi suatu jabatan.

• Mendisain struktur organisasi, yaitu menyusun struktur organisasi yang


menggambarkan jenjang manajemen, kedudukan jabatan dan struktur
pertanggungjawaban.

• Job Description, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang pekerjaan


teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu. Uraian ini
meliputi nama jabatan langsung, dan wewenang.

• Mendesain sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur penggajian


secara lengkap untuk semua jabatan dalam pekerjaan berdasarkan garis
strukturar danfungsional. Pada umumnya, struktur gaji meliputi gaji tetap,
tunjangan hari tua, tunjangan transpor, dll. Untuk jabatan tertentu, seperti
yang berkaitan langsung dengan penjualan, biasanya diterapkan punishment
dan reward, yaitu memberikan insentif berupa bonus, fee, dan insentif lain
apabila pemegang jabatan tersebut berhasil mencapai target dan memenuhi
Key Performance Indicator (KPI) perusahaan tersebut.

32
• Sistem pengembangan karyawan, yaitu menyusun rencana pendidikan dan
pelatihan untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, produktivitas,
dan kinerja karyawan secara keseluruhan. Bentuk pengembangan dapat
bersifat in house training atau diikutsertakan dalam kegiatan pengembangan
SDM yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga yang bergerak dalam
diklat dan sertifikasi.

Aspek ekonomi dan finansial merupakan bagian tahapan analisis dalam studi
yang perlu diamati dan dicermati dalam rangka untuk melihat suatu investasi
dalam usaha dikatakan layak atau tidak. Dalam banyak hal aspek ekonomis
dan finansial rnerupakan tolok ukur utama keberhasilan atau dominan
terutama jika usaha tersebut dijalankan secara komersial, selain itu untuk
melihat seberapa besar pengaruhnya terutama terhadap pertumbuhsn
ekonomi masyarakat secara keseluruhan, seperti pengaruh terhadap jumlah
tenaga kerja yang tertampung, baik yang bekerja di tempat usaha maupun
masyarakat yang di luar, dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Analisis finansial dan ekonomi hendaknya mencakup semua beban biaya,


baik biaya investasi maupun total biaya produksi yang diperbadingkan dengan
perkiraan hasil revenue yang akan diperoleh.

Berdasarkan nisbah biaya dan penerimaan tersebut, selanjutnya dianalisa


berapa lama modal investasi akan kembali dan berapa besar nilai usaha yang
akan diperoleh pada akhir masa usaha.

Analisis finansial tersebut hendaknya digambarkan berdasarkan metode


diskonto (discounting methode) dan analisis sensitivitas untuk melihat apakah
usaha tersebut layak dan relatif lebih menguntungkan dibandingkan jika modal
disimpan dalam bentuk deposito atau surat berharga lainnya (saham di bursa
saham). Akhirnya, analisis finansial hendaknya juga memberikan gambaran
dampak dan kontribusi usaha bersangkutan secara langsung ataupun tidak
langsung terhadap perekonomian regional dan nasional.

2.1. Jenis-jenis Biaya

33
Semua kegiatan yang dilakukan untuk mendukung operasional perusahaan
pada hakikatnya tidak bisalepas dari biaya. Biaya-biaya yang dikeluarkan ini
dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut:
1. Biaya Modal Investasi Tetap

Dana yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap yang akan digunakan
perusahaan untuk menjalankan aktivitas bisnisnya. Contohnya:

a. Biaya pembelian lahan

Jika lahan harus dibeli, maka biaya pembelian lahan termasuk modal tetap.
Biaya pembelian lahan terdiri dari:
• Biaya pembebasan dan pembelian lahan
• Pajak yang harus dibayar sehubungan dengan pembelian tersebut
• Biaya pengukuran
• Biaya urusan hukum
• Biaya lain yang terkait

b. Biaya penyiapan lahan

Biaya penyiapan lahan terdiri dari:


• Biaya pembukaan lahan jika lahan ternyata belum terbuka (masih banyak
pohon, dan semak)
.
• Biaya pengukuran ulang yang rinci, pemberian tanda-tanda dan lain-lain
untuk pekerjaan sipil ataupun pekerjaan terkait dengan tanaman.

 Biaya meratakan, menutup atau menggali lahan untuk pekerjaan sipil, atau
pun membuat petak, rorak, guludan, bedengan, saluran air, dan sejenisnya
untuk pekerjaan pertanian.

34
c. Biaya bangunan dan pekerjaan

Biaya bangunan dan pekerjaan sipil terdiri dari:


• Biaya komunikasi, konsultasi dan pembuatan perencanaan gambar
bangunan atau pun dokumen tender
• Biaya tender, penentuan pemenang, kontrak dengan pe menang
tender (pemborong)
• Biaya pembangunan gedung dan bangunan non gedung, seperti taman,
jalan di dalam, reservoir air, bangunan pengendali limbah, saluran air, dan
sebagainya.

d. Biaya tetap kerjasama

Dalam persiapan dan pembangunan usaha sering diperlukan kerjasama


dengan perusahaan atau instansilain. Biaya untuk itu tergolong sebagai biaya
kerjasama.

e. Biaya pabrik dan peralatan

Biaya untuk pembuatan disain pabrik dan pembangunannya, termasuk


penyiapan daftar, pemesanan dan pemasangan mesin. Peralatan pabrik
merupakan biaya pabrik dan peralatan, termasuk peralatan untukperawatan
rutin dan perlatan penunjang yang diperlukan.

f. Biaya kantor dan perlengkapan

Biaya untuk kantor dan perlengkapannya seperti meja kursi, lemari, mesin
tulis, komputer, perlengkapan komunikasi (telepon, fax, radio), dan lain-lain
ternasuk biaya investasi tetap.

g. Biaya mobilitas

35
Untuk menunjang kelancaran bisnis diperlukan sarana transportasi, terutama
untuk barang dan mungkin juga untuk staf. Biaya untuk itu termasuk biaya
mobilitas.

2. Modal Investasi Pra produksi/Biaya Start-up

Biaya ini digunakan untuk:


a. Biaya persiapan dan studi prainvestasi
b. Biaya persiapan awal dan biaya untuk kajian atau penyelidikan awal, baik
melalui studi umum atau pun studi awal yang agak intensif tergolong
sebagai salah satu biaya modal pra-produksi.
c. Biaya manajemen implementasi Usaha
d. Perencanaan tender yang rinci
e. Penyeliaan dan koordinasi pekerjaan sipil
f. Biaya pemasangan mesin dau uji olah awal (Test Run)
g. Recruitment dan pelatihan staf/karyawan
h. Persiapan pemasokan pertama
i. Persiapan pemasaran pertama
j. Mengadakan poneksi
k. Biaya berkaitan pencairan modal

Dalam praktik sering juga para pengusaha, terutama pengusaha golongan


ekonomi lemah tidak mampu menjalankan usahanya karena tidak mempunyai
modal operasi atau modal kerja. Oleh karena itu selain modal investasi
diperlukan juga modal kerja atau modal operasi.

Besar modal operasi tentu saja bergantung pada jenis dan besar usaha yang
ditangani serta laju atau cepat tidaknya usaha menghasilkan uang.

3. Biaya Operasi

36
Total biaya produksi dihitung berdasarkan kapasitas normal yang nyata
dicapai dalam kondisi normal dengan mempertimbangkan kapasitas ter
pasang dan kondisi normal pabrik seperti hari dan jam kerja, hari-hari
libur dan perawatan, pergantian alat, pola pergantian kerja (shift), dan lain
lain.

Berikut adalah komponen penting untuk perhitungan biaya produksi :


Biaya pabrik ( bahan baku, pekerja, overhead pabrik), Overhead administrasi,
penjualan dan distribusi, operasional, finansial, penyusutan, biaya total.

Biaya operasi atau biaya produksi dapat digolongkan ke dalam dua golongan,
yaitu :

a. Biaya tetap yang tidak bergantung pada besar kecilnya produksi


seperti gaji dan upah tetap, pemeliharaan (gedung, peralatan dan mesin,
kendaraan perusahaan), penyusutan (gedung, peralatan, kendaraan),
asuransi, promosi, bunga modal investasi, dan biaya umum (keamanan,
hadiah lebaran, dan lain-lain).
Biaya pemeliharaan, penyusutan, promosi, asuransi, dan bunga modal
dapat diperhitungkan dengan persentase, misal penyusutan gedung di
perhitungkan 5% jika umur ekonomis gedungdiperkirakan 20 tahun,
penyusutan mesin di perhitungkan 20% jika umur ekonomis mesin
diperkirakan 5 tahun, dan seterusnya.

b. Biaya tidak tetap yang besarnya bergantung dari volume kegiatan, antara
lain meliputi tenaga kerja (borongan), bahan baku, bahan penolong,
kemasan, listrik, transportasi, biaya distribusi, bonus dan yang sejenis, dan
sebagainya.

Dalam praktek mungkin juga besar biaya yang dikeluarkan akan melebihi
yang diperkirakan semula. Beberapa biaya tidak terduga mungkin saja
terjadi pada saat pelaksanaannya kelak. Selain itu para pengusaha juga
harus memperhitungkan masalah "time lag" antara saat memulai kegiatan

37
usaha dengan datangnya dana pinjaman, atau antara kesiapan teknis
finansial berproduksi dengan masalah administrasi perijinan menjual
barang atau penggunaan merek bagi barang yang telah siap dijual ke
pasar. Usaha harus segera dilaksanakan jika "Surat Perintah Kerja" (SPK)
telah keluar. Keterlambatan penyediaan biaya (uang) untuk melaksanakan
usaha bukan hanya akan memperlambat penyelesaian usaha, tetapi juga
akan rugi dari segi waktu dan bunga modal. Kerugian serupa juga akan
dialami jika misalnya suatu pabrik telah siap berproduksi, tetapi ijin
penggunaan merek atau ijin menjual barangnya terhambat.

Biaya promosi sangat bervariasi dan sering bergantung pada sifat produk
yang dijual dan kondisi persainganyang ada. Untuk produk yang baru,
mungkin diperlukan biaya cukup besar untuk mengenalkannya kepada
masyarakat agar dapat diterima. Promosi kurang perlu dilakukan jika
produk cukup dikenal dan diperkirakan untuk masa kini dan mendatang
prospeknya tetap cerah serta diperkirakan juga masih dapat bersaing dengan
barang sejenis atau barang penggantinya (substitusi) dari perusahaan lain.
Promosi adalah penting, bahkan untuk beberapa produk yang tergolong
kebutuhan sekunder, sering menentukan kelangsungan hidup perusahaan
yang bersangkutan.

2.2. Modal dan Kredit

Dalam membicarakan peranan modal dalam pertanian/perkebunan orang


selalu sampai pada soal kredit, sehingga pengertian modal dan kredit dapat
dikacaukan. Dari uraian tersebut di atas dapat dibedakan dengan jelas kedua
pengertian ini.

Modal merupakan salah satu faktor produksi dalam pertanian/perkebunan


disamping tanah, tenaga kerja dan pengusaha. Sedangkan kredit, suatu alat
untuk membantu penciptaan modal. Memang ada pengusaha/petani yang
dapat memenuhi semua keperluan modalnya dari kekayaan yang dimilikinya.
Bahkan pengusaha/ petani kaya dapat meminjamkan modal kepada petani
lain yang memerlukan. Tetapi secara ekonomi dapatlah dikatakan bahwa

38
modal pertanian/perkebunan dapat berasal dari milik sendiri atau pinjaman
dari luar. Dan modal yang berasal dari luar usaha ini biasanya merupakan
kredit
.
Dalam arti aslinya kredit adalah suatu transaksi antara dua fihak dimana yang
pertama disebut kreditor (menyediakan sumber-sumber ekonomi berupa
barang, jasa atau uang) dengan janji bahwa fihak kedua (debitor) akan
membayar kembali pada waktu yang telah ditentukan.

Karena kredit merupakan alat untuk menciptakan modal maka jenis dan
macam kredit dapat dibagi sesuai dengan jenis dan macam modal yang
diperoleh dari kredit tersebut.

Kredit investasi adalah kredit yang dipakai untuk membiayai pembelian


barang-barang modal yang bersifat tetap yaitu yang tidak habis dalam suatu
proses produksi, misalnya tanah, ternak, mesin mesin dan lain-lain. Kredit
yang tidak untuk investasi disebut kredit modal kerja, misalnya untuk mem
beli pupuk, bibit, pestisida atau untuk membayar upah tenaga kerja.

Penggunaan modal sendiri dan kredit perbankan untuk mengembangkan


usaha mempunyai tujuan beragam, namun secara umum adalah untuk
mendapatkan laba atau profit oriented. Studi analisis perlu mengetahui bahwa
melalui analisis berbagai aspek dalam studi akan dapat diketahui bahwa dana
yang ditanamkan akan tersalurkan ke berbagai sektor, antara lain:
• Sektor usaha yang paling menguntungkan bagi investor untuk mendapatkan
pengembalian/balikan investasi yang memadai.
• Sektor yang hasil produksinya atau keluarannya (output) diperlukan oleh
masyarakat sehingga disatu sisi keluaran tersebut mempunyai permintaan
efektif yang memadai, di sisi lain masyarakat memperoleh kemudahan
dalam mendapatkan komoditas yang diperlukan.
 Sektor yang akan menghemat devisa (berupa produk substitusi impor) atau
menaikan devisa, yakni menghasilkan produk ekspor atau sektor yang
dapat memperluas kesempatan kerja.

39
Strategi pengembangan usaha yang berpengaruh terhadap besarnya nilai
investasi, antara lain :

1. Ekstensifikasi Usaha

Merupakan perluasan usaha dengan cara menambah ukuran atau luas usaha
dan tetap memerhatikan bahwa per hitungan usahanya masih cukup layak
baik dalam segi pemasarannya, tersedianya bahan baku/sarana produksi,
kemudahan tenaga kerja, tersedianya alat produksi, maupun apakah usaha
tersebut masih memberikan laba yang cukup besar atau me madai.
Strategi ini biasanya dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut:
• Mengoptimalkan penggunaan alat produksi sesuai dengan kapasitas
terpasang.
• Menambah jumlah alat produksi untuk meningkatkan kapasitas atau jumlah
produksi.
• Membeli usaha lain yang sejenis

2. Intensifikasi Usaha

Merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dan atau kuantitas produksi


tanpa adanya penambahan luas atau ukuran usaha. Strtitegi ini dilakukan
dengan salah satu atau beberapa cara berikut:
• Memperbaiki kualitas prosedur proses produksi atau operasinya,misalnya
memperbaiki jangka waktu proses, penyimpanan material, penyesuaian
temperatur,dan sebagainya.
• Mengganti kualitas sebagian atau seluruh alat produksi/ mesin sehingga
lebih efisien dan lebih produktif dan meningkatkan kualitas produk.
• Menggunakan bahan baku industri atau sarana produksi pertanian
(bibit, pupuk, pakan) yang lebih berkualitas sehinga kuantitas dan kualitas
produk yang dihasilkan lebih meningkat.
• Memperbaiki sistem pengelola andan administrasi usaha agar lebih efektif
dan efisien.
• Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang ada dengan memberikan
pelatihan memadai.

40
• Meningkatkan sistem kerja sama dengan usaha sejenis lainnya dalam pola
kemitraan usaha, dan lain-lain.

3. Diversifikasi usaha

Merupakan strategi untuk meningkatkan laba sambil memperkecil risiko


kerugian akibat adanya fluktuasi harga (terutama di sektor pertanian) dengan
cara memperbanyak jenis usaha.

Diversifikasi usaha ini bisa bersifat (1) Vertikal, yakni pengembangan usaha
disisi hulu dan atau hilir usaha induk. Misalnya, usaha induknya adalah pabrik
tepung coklat. Jadi, usaha hulunya adalah perkebunan kakao (sebagai bahan
baku tepung coklat) dan usaha hilirnya adalah industri permen coklat (yang
menggunakan bahan tepung coklat), dan sebagainya; (2) Horizontal, yakni
pengembangan usaha lain yang tidak terkait dengan usaha induknya,misalnya
usaha induk berupa minyak kalapa sawit dan usaha lain yang akan
dikembangkan adalah transportasi angkut an umum atau perdagangan hasil
perkebunan lainnya.

4. Replacement (Penggantian)

Merupakan strategi peremajaan usaha yang terkait dengan semakin


rendahnya produktivitas alat produksi/ mesin karena pemakaian yang sudah
terlalu lama. Dengan demikian, mesin perlu diganti dengan mesin yang lebih
baru yang mampu menghasilkan produk dengan kualitas dan kuantitas yang
lebih besar.

Semua strategi yang digunakan untuk pengembangan usaha dipastikan


memerlukan dana baik berupa investasi untuk membeli harta tetap (tanah,
bangunan, kendaraan, mesin, peralatan produksi, dan sebagainya), maupun
modal operasional/kerja untuk pengadaan bahan baku, bahan penolong,
sarana produksi pertanian/ perkebunan, upah, dan biaya operasional lain.

41
Berapa jumlah dana yang diperlukan untuk investasi, modal operasional/kerja,
dan start-up? Bagaimana memastikan bahwa dana tersebut efisien dan
mampu memberikan manfaat bagi investor? Semuanya akan dikaji dengan
piranti analisis aspek keuangan.

2.3. Kebutuhan Investasi

Ketika mengadakan proses analisis keuangan pengembangan usaha, tahap


pertama yang dilakukan ada lah menentukan kebutuhan investasi untuk
pengadaan harta tetap dan kebutuhan modal kerja untuk operasional usaha
atau sering disebut eksploitasi
Pada setiap sektor usaha pasti diperlukan investasi awal berupa harta tetap
perusahaan, tapi tentu dengan jenis yang mungkin berbeda atau bisa juga
sama. Secara umum investasi ini antara lain digunakan untuk tanah,
bangunan, mesin dan peralatan produksi, kendaraan transportasi, peralatan
kantor serta jasa lainnya (penyediaan energi listrik, air, jalan, irigasi atau sewa
alat berat dalam waktu lebih dari satu tahun, dan sebagainya.)

Besarnya kebutuhan investasi tersebut bergantung pada volume atau skala


usaha yang akan dikembangkan. Misalnya, dalam sektor
perkebunan.mengusahakan penanaman kelapa sawit minimal 10.000 ha
atau lebih. Karena dikaitkan dengankapasitas pabrik pengolah Crude Palm Oil
(CPO)

Setelah menentukan skala usaha, lain yang memengaruhi jumlah investasi


antara lain sebagai berikut:
• Luas dan harga tanah yang akan dibeli atau diadakan.
• Biaya pematangan tanah (pengurukan, pengolahan, akta jual beli, sertifikasi
tanah, pembuatan batas tanah, dan sebagainya).
• Jumlah dan luas bangunan, termasuk desain dan jenis konstruksi.
• Jumlah unit dan jenis mesin serta peralatan produksi ter masuk merek.
• Jumlah unit dan jenis mesin dan peralatan kantor termasuk mebelair, lemari
arsip, komputer dan printer mesin ketik, dan sebagainya
• Jumlah unit dan jenis kendaraan bermotor.

42
• Jumlah unit dan jenis alat berat yang disewa lebih dari setahun.
 Pada sektor perkebunan tahunan dikenal investasi yang dikeluarkan untuk
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) mulai daripembibitan, penanaman,
dan pemeliharaan baik yang menggunakan tenaga kerja maupun sarana
produksi.
• Pada sektor industri dan perkebunan yang memerlukan masapembangunan
cukup lama dikenal istilah Interest During Construction (IDC), yakni bunga
kredit selama masa pembangunan tidak dibayarkan oleh perusahaan,
tetapi dimasukkan dalam pokok pinjaman berupa kreditinvestasi.
• Jumlah unit dan jenis pembuatan jalan, instalasi listrik, instalasi air bersih
dan pembuangan air kotor, instalasi pemadam kebakaran, dan sebagainya
dapat ditentukan.
• Investasi untuk perizinan pembangunan pabrik, penggunaan lahan
pertanian, pendirian usaha (akta notaris), dan sebagainya.

Jumlah investasi dana dan jumlahpenyusutan merupakan komponen yang


digunakan dalam analisis keuangan selanjutnya.

2.4. Modal Kerja

Selain investasi untuk harta tetap, dana yang tersedia juga dapat digunakan
untuk Modal Kerja bagi keperluan biaya operasional atau biaya eksploitasi
usaha seperti yang sudah dijelaskan di atas. Penentuan jumlah kebutuhan
modal kerja dalam suatu pengembangan usaha dapat dilakukan dengan:
• Menentukan kegiatan-kegiatan kerja atau proses produksi, yang dimulai dari
pengadaan bahan baku, bahan penolong, atau sarana produksi lain,
pengolahan hingga terciptanya barang jadi, dan penjualan barang dagangan.
• Menentukan kebutuhan tenaga kerja langsung dalam setiapproses kegiatan.
• Memastikan satuan harga beli setiap bahan baku, bahan penolong, serta
upah kerja langsung.
• Menentukan besarnya biaya operasional tak langsung untuk setiap periode
tertentu, biasanyadalam satuan bulan.

43
• Menentukan lama periode perputaran uang tunai/kas mulai dari pengadaan
bahan, pemrosesan barang dagangan hingga terjual menjadi uang tunai
kembali.
• Menentukan besarnya cadangan uang kas minimum.
• Menghitung besarnya kebutuhanmodal kerja minimum, dengan formula:

Modal Kerja = Periode perputaran x Biaya pengadaan setiap periode

2.5. Proyeksi Arus Kas

Proyeksi arus kas merupakan salah satu perangkat penting dalam kajian studi
khususnya aspek keuangan. Dengan proyeksi arus kas ini, calon investor
termasuk bank kreditor akan dapat melihat sejauh mana kemampuan
perusahaan dalam segi keuangan. Selain itu, sebagian besar alat analisis
keuangan berpedoman pada arus kas ini karena arus kas ini menyajikan
anggaran keuangan perusahaan untuk semua penerimaan dan pengeluaran
pada masa depan.
Dengan arus kas ini calon investor akan dapat melihat kemampuan usaha
menciptakan surplus atau defisit keuangan serta memberikaninformasi
mengenai sisa uang tunai (kas) pada akhir periode. Calon investor juga dapat
melihat kapan dia harus menambah setoran kepada perusahaan untuk
membayar kewajiban baik berupa pokok dan bunga pinjaman maupun utang-
utangkepada pemasok. Mengingat sedemikian pentingnya alat ini, estimator
atau perencana keuangan perusahaan juga analis kredit harus jeli dan teliti
dalam memperkirakan semua penerimaan dan pengeluaran usaha.

Rencana penjualan produk yang tertuang dalam aspek pemasaran,investasi


barang modal serta produksi yang direncanakan dalam aspek produksi serta
semua rekayasa yang terkait dengan adanya pemulihan dampak sosial
ekonomi dan lingkungan akan terangkum dalam bentuk nilai uang pada usaha
aruskas. Bahkan, dalam arus kas juga dapat ditambahkan rincian rencana
pembayaran angsuran pokok dan bunga pinjaman.

44
Untuk menyusun proyeksi arus kas, hal-hal yang perlu diperhatikan serta
tahapannya adalah:
1. Membuat asumsi dasar yang sesuai dengan aspek pasar dan aspek teknik
produksi, antara lain rencana besarnya volume penjualan baik dalam unit
maupun harga unit. Kemungkinan adanya kenaikan harga unit, peningkatan
biaya produksi, jumlah persediaan barang, dan sebagainya. Contoh
penyusunan beberapa asumsi kenaikan harga, biaya, dan tingkat bunga yang
berlaku.
2. Memastikan bahwa semua barang modal dan sarana produksi bisa
diperoleh baik dalam jenis, harga, kuantitas maupun kualitasnya, termasuk
waktu untuk rencana.
3. Membuat daftar pengadaan barang modal (investasi berupa harta tetap).
4. Menyusun rencana kebutuhan modal kerja dalam periode tertentu (hari,
minggu, bulan, tahun) sesuai dengan jenis usaha dan rencana pembelanjaan
sarana produksi dan eksploitasi.
5. Menetapkan struktur dan sumber dana untuk membiayai usaha yang terdiri
atas modal sendiri dan kredit bank atau lainnya.
6. Menyusun format usaha arus kasuntuk periode bulanan, triwulanan,
semesteran, atau tahunan bergantung pada kebutuhan.
7. Mengisikan angka-angka sesuai kebutuhan masing-masing posyang ada
dalam format usahaarus kas.
8. Memerhatikan sistem cek silanghasil untuk memastikan kebenaran
perhitungan usaha arus kas.

Pemilihan tanaman yang akan diusahakan

Potensi daerah adalah kemampuan suatu daerah yang mempunyai


kemungkinan menjadi aktual untuk dikembangkan. Misalnya didaerah Anda
dilalui sungai yang airnya bisa dimanfaatkan untuk pengairan pertanian bisa
jadi tempat Anda berpotensi untuk kegiatan usaha pertanian artinya berbagai
kegiatan komoditas pertanian seperti budidaya ikan, ternak dan tanaman
sangat mungkin dikembangkan sebagai usaha atau agribisnis. Dari
pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa adanya potensi usaha pertanian
karena didukung adanya air yang memadai namun daya dukung dalam

45
bidang pertanian tidak sekedar oleh air saja tetapi banyak faktor lainnya
seperti iklim (suhu, kelembaban panjang penyinaran dan curah hujan), jenis
tanah, topografi, transpotasi, sumber daya manusia (SDM) yang trampil,
biaya dan lai-lain.

Walaupun suatu komoditas kelihatannya berpotensi untuk dikembangkan


karena banyak didukung oleh berbagai faktor, tetapi perlu juga dilakukan
analisis melalui proses sistematis yaitu studi kelayakan. Dalam melakukan
studi kelayakan apakah komoditas tersebut layak diusahakan atau tidak perlu
melalui beberapa tahapan kegiatan.
Sebelum kita melakukan kegiatan studi pengamatan terlebih dahulu marilah
kita mengagungkan nama Tuhan Yang Maha Esa (YME) karena suatau
daerah ternyata Tuhan memberikan potensi yang luar biasa apabila kita dapat
menggali potensi tersebut akan mendatangkan dan meningkatkan sikap,
ketrampilan, pengetahuan sekaligus meningkatkan kesejahteraan.

a. Kelayakan teknis

Untuk menentukan tanaman yang akan dipilih sebagai sarana agribisnis


salah satu pertimbangan yang digunakan adalah hasil studi aspek
teknis, aspek ini sebagian besar adalah kondisi riil yang ada di alam
dan merupakan daya dukung untuk kegiatan agrisbis tersebut, antara
lain meliputi;

1) Lokasi
Ada beberapa pertimbangan dalam melihat lokasi yang akan digunakan
sebagai tempat agribisnis seperti:
- Letak lokasinya apakah di Pulau jawa atau di luar jawa? Kalau dipulau
jawa, seperti kalau memilih lokasi di jawa tengah dan jawa timur yang
relatif padat penduduknya akan mempengaruhi luasan yang akan
diusahakan dan ini akan berpengaruh pada hasil akhirnya, biasanya
yang dipilih cenderung termasuk tanaman buah semusim seperti
semangka, melon, timun suri, dll. Berbeda kalau lokasi yang dipilih di
jawa barat yang topografi dan perilaku iklimnya mendekati P. Sumatera

46
pemilihan tanamannya cenderung tanaman buah tahunan seperti
durian, rambutan, papaya dll. Berbeda lagi apabila lokasinya di P.
Kalimantan yang tanahnya relative masam karena didominasi tanah
gambut. Dapat ditanami jeruk dengan menggunakan bibit akucang
- Elevasi tanah atau permukaan tanah dari atas permukaan laut harus
diukur dengan benar karena tanaman tertentu memperlukan
persyaratan tersebut, seperti tanaman buah stroberi membutuhkan
ketinggian diatas 1000 meter di atas permukaan laut (dpl).
- Topografi areal ialah keadaan muka bumi pada suatu daerah juga
dapat mempengaruhi pemilihan jenis tanaman seperti pada tanaman
buah semusim membutuhkan areal yang relatif datar sehingga
penanganannya mudah dan lancar.

2) Iklim

Tanaman menuntut jenis iklim tertentu. Tidak semua tanaman dapat


ditanam di sembarang tempat pada iklim yang berbagai macam.
Sebaliknya pada iklim tertentu (yang sama) tidak semua jenis tanaman
dapat hidup/produktif ditempat tersebut. Untuk menyelesaikan lingkaran
hidupnya, tanaman membutuhkan jumlah panas dan jumlah air sesuai
dengan kebutuhannya.

Setiap jenis dan varietas harus disesuaikan dengan panjang penyinaran


seperti tanaman melon atau semangka membutuhkan panjang
penyinaran ± 11 jam dibanding tanaman yang lain. Dan kebutuhan
jumlah airnya tinggi tetapi apabila pada jumlah curah hujannya yang
tinggi tanaman tersebut justru kurang baik karena proses
pertumbuhannya lambat dan waktu panennya juga akan mundur.

Daerah suatu kultur tanaman tertentu, janganlah dianggap mutlak,


sehingga keadaan itu dianggap tidak dapat dipengaruhi. Sebagai contoh
kita ambil saja kultur klengkeng, di mana dahulu kala dianggap hanya
dapat tumbuh di daerah dataran tinggi. Kenyataannya sekarang ini
dapat ditanam dan berhasil istimewa sampai di dataran rendah. Karena

47
majunya teknologi, dengan adanya seleksi tanaman, dapat diketemukan
tanaman yang sesuai dengan keadaan iklim yang baru.

Suatu tempat, walaupun tanah dan pemeliharaannya sama, belum tentu


hasil setiap tahunnya akan sama, hal ini semata-mata disebabkan
karena keadaan cuaca saja. Berbagai macam cara kita bisa
menyesuaikan diri dengan cuaca, tetapi pada umumnya manusia tidak
dapat mengatasi pengaruhnya. Kurang lebih 30% produksi panenan
tergantung dari keadaan cuaca, kadang bahkan panenan bisa gagal
total hanya karena akibat cuaca buruk, termasuk banjir, erosi dan lain
sebagainya.
Cuaca tidak hanya mempengaruhi kuantitas produksi (jumlahnya)
melainkan juga kualitas produksi (mutunya). Karena perbedaan cuaca
itulah, dalam satu tahun, tidak semua produksi tanaman
kuantitas/kualitasnya sama baik/buruknya hal ini akan saling berbeda.
Cuaca tidak hanya mempengaruhi produksi secara langsung,
melainkan ada yang tidak langsung, misalnya akan timbul hama dan
penyakit. Maka dengan adanya hama dan penyakit, secara langsung
ataupun tidak langsung akan besar pula pengaruhnya terhadap produksi
tanaman. Maka bisa terjadi bahwa musim kemarau hanya dinilai negatif
saja, karena orang tidak bisa menanam. Musim kemarau sebenarnya
mempunyai nilai positif pula, karena terjadinya panas dan kekeringan
akan menghancurkan hama dan penyakit.

Seperti yang telah dilakukan pada kegiatan studi kelayakan, data-data


iklim seperti suhu, sinar matahari, curah hujan, angin, kelembaban dan
tingkat penguapan pada calon areal agribisnis buah semusim yang telah
diperoleh sebagai dasar untuk memberikan alternatif-alternatif jenis
komoditas yang akan ditanam. Selain itu dapat juga diberikan gambaran
jenis komoditas mana yang resikonya kecil dan besar, komoditas mana
yang menguntungkan dan sangat menguntungkan, keuntungan dapat
dilihat dari aspek profit maupun sosial.

3) Keadaan lahan/tanah

48
Lahan merupakan media tempat tumbuh bagi tanaman. Lahan adalah
alat produksi untuk menghasilkan hasil pertanian/buah, tanpa lahan
tanaman buah tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara komersial.
Sebegai alat produksi maka lahan dalam hal ini tanah sebagai tempat
tegak tanaman, tempat untuk persediaan unsur-unsur makanan
tanaman, tempat persediaan air bagi tanaman dan udara sehingga akar
dapat bernapas dan menghisap makanan dari dalam tanah. Oleh
sebab itu lahan harus disediakan sesuai peruntukkannya.

Informasi dan kondisi riil tanah merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan dalam memilih suatu tanaman yang akan diusahakan.
Informasi tersebut bisa dilakukan dengan pengamatan langsung seperti
kondisi topografi, geografi, dll, namun untuk melihat sifat fisik, kimia dan
biologi tanah (kedalaman solum, ketinggian muka air tanah, tekstur,
struktur, konsistensi, permeabilitas, dan keasaman) perlu adanya
penelitian laboratorium. Selain itu diperlukan juga persyaratan tanaman
mengenai kondisi lahan yang diinginkan, apakah tanah tersebut dalam
katagori baik, kurang baik, atau tidak baik untuk tanaman yang dipilih.
Dapat juga disajikan dengan kriteria kesesuaian lahan seperti
kesesuaiannya tinggi, sedang, terbatas dan tidak sesuai

Setiap pengusaha tanaman pasti ingin mencari hasil kuantitas dan


kualitas yang setinggi-tingginya. Keinginan tersebut dapat tercapai salah
satunya adalah memperbaiki lingkungan hidup tanaman yang akan
diusahakan atau mempenuhi persyaratan tumbuh tanaman tersebut
(Tabel 1). Pengaruh faktor lingkungan seperti iklim khususnya jumlah
curah hujan per tahun dan keadaan tanah sangat dominan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Di bawah ini data-data persyaratan tumbuh untuk beberapa tanaman


buah semusim
Tabel 1. Persyaratan Tumbuh Tanaman Perkebunan.
Ketinggian
Jenis
Iklim Media tanah tempat (m
Tanaman dpl)

49
Curah hujan Penyinaran
Suhu harian
yang Kelembaban Matahari pH tanah Jenis tanah
(⁰C)
dibutuhkan

Dari data diatas coba lakukan di daerah sekitar anda untuk mendapatkan
infomasi tentang Iklim (curah hujan, suhu kelembaban, dan panjang
penyinaran), kondisi tanah ( jenis tanah, dan pHnya), dan ketinggian tanah
dari permukaan laut (dpl).

b. Aspek Pasar

Setiap usaha yang akan dijalankan harus memiliki pasar yang jelas.
Dalam aspek pasar dan pemasaran, hal-hal yang perlu dicermati
adalah;
1) Ada-tidaknya pasar (konsumen)
2) Seberapa besar pasar yang ada
3) Peta kondisi pesaing, terutama untuk produk yang sejenis
4) Perilaku konsumen
5) Strategi yang dijalankan untuk memenangkan persaingan dan
merebut pasar yang ada.
Untuk mengetahui ada tidaknya pasar dan seberapa besarnya pasar,
serta perilaku konsumen, maka perlu dilakukan pengamatan pasar,
dengan cara:
a)Melakukan survey dengan terjun langsung ke pasar untuk melihat
kondisi pasar yang ada. Dalam hal ini untuk mengetahui jumlah pembeli
dan pesaing.

50
b)Melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang dianggap
memegang peranan. Dalam hal ini melakukan wawancara kepada
pesaing secara diam-diam.
c)Menyebarkan kuesioner ke berbagai calon konsumen untuk mengetahui
keinginan dan kebutuhan konsumen saat ini. Dalam hal ini untuk
mengetahui jumlah konsumen, daya beli dan selera. (Lihat Form
kuesioner aspek pasar di bagian lembar kerja ini)

Permintaan pasar pada dasarnya menunjukkan besarnya kuantitas


permintaan konsumen atas produk, segmentasi pasar juga merupakan
bagian penting dalam menetukan golongan konsumen yang potensial,
dan persaingan dari perusahaan lain, merupakan unsur -unsur yang
penting dalam menetukan perilaku pasar dalam hal ini sebagai
pertimbangan untuk menentukan produk komoditas yang akan
ditawarkan
Diharapkan dengan mempertimbangkan aspek pasar ini pemilihan
penetuan jenis tanaman yang akan diusahakan dapat memperoleh
keuntungan, dapat berkembang dan berkelanjutan.

c. Kelayakan Ekonomis

Tujuan utama dari suatu usaha adalah memperoleh keuntungan atau


laba finansial. Karena itu, penentuan layak tidaknya suatu rencana
usaha akan ditentukan oleh perhitungan-perhitungan dalam analisis
ekonomis. Apabila analisis kelayakan dilakukan dengan benar dan
hasilnya menunjukkan layak untuk dilaksanakan, maka pelaksanaannya
jarang mengalami kegagalan. Kecuali analisis kelayakan usaha
dilakukan dengan data yang tidak benar dan atau karena adanya faktor-
yang tidak terkontrol misalnya terjadi bencana alam.

Sebelum menguraikan berbagai hal tentang analisis ekonomis, perlu


terlebih dahulu memahami masalah pembiayaan, pendapatan, dan
penyusutan.

1) Pembiayaan

51
Untuk mampu menghitung pembiayaan, terlebih dahulu Anda
memahami pengelompokan dalam pembiayaan.

Biaya dikelompokan menjadi 2, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya
tidak tetap (variabel cost).

a) Fixed Cost (biaya tetap), yaitu biaya yang besarnya tidak berubah
walaupun terjadi penambahan pada volume produksi. Termasuk dalam
kelompok ini adalah: gaji dan tunjangan, peralatan/perlengkapan
(sprayer, cangkul, bak penampung air, gembor dsb), biaya penyusutan
(depreciation), biaya perawatan mesin dan gedung, biaya perijinan,
bunga kredit, asuransi, pajak perusahaan, dan biaya tak terduga, dan
lain-lain.
b) Variabel Cost (biaya tidak tetap), yaitu: biaya yang besarnya berubah
sesuai dengan penambahan dari volume produksi. Termasuk dalam
kelompok ini adalah: sarana produksi (bibit, pupuk dan obat -obatan)
dan Upah harian tenaga kerja.

Selain kedua kelompok pembiayaan diatas, dalam penerapannya masih


terdapat pengeluaran pembiayaan lain seperti halnya untuk pengadaan
tanah, bangunan, peralatan, maupun pembiayaan lainnya.

Sehingga apabila dikelompokan, maka kelompok pembiayaan ini masuk


kedalam kelompok Modal Investasi dan Modal Kerja.

c) Modal investasi, yaitu modal yang dipergunakan untuk keperluan


pengadaan atau pembelian fasilitas yang tidak langsung habis pakai,
namun apablia akan digantipun dalam waktu relatif lama. Termasuk
kedalam kelompok modal investasi adalah: tanah, bangunan, mesin,
peralatan pabrik, perijinan, pengadaan alat-alat transportasi, peralatan
kantor, perabot kantor, instalasi air dan listrik dan lain lain.
d) Modal kerja, yaitu: modal yang dipergunakan untuk membiayai
keseluruhan kegiatan agar usaha berjalan lancar sesuai dengan
rencana setelah investasi dianggap memadai. Termasuk kedalam
kelompok modal kerja antara lain: bahan baku, bahan penolong, bahan

52
bakar dan bahan pelumas, bahan pembungkus (packing), bahan untuk
pembersih air (zat kimia), gaji, lembur, biaya administrasi, dan lain-lain.

2) Pendapatan

Pendapatan suatu usaha meliputi semua produk atau unsur yang


dapat dijual dari kegiatan usaha tersebut. Produk atau unsur yang dapat
dijual tidak hanya produk utama, namun dapat juga produk afkir atau
produk ikutan yang dapat berupa limbah. Untuk dapat menghitung
pendapatan haruslah mampu menghitung harga pokok per unit dan
harga jual.

Perkiraan Laba Perusahaan

- Harga pokok/unit = Fixed Cost + Variabel Cost


Kapasitas Normal

- Harga jual = Harga pokok + Biaya Overhead


Biaya Overhead, meliputi:

o Bahan penolong/pembantu
o Biaya pemeliharaan
o Biaya tenaga kerja tak langsung
o Biaya penyusutan (Depresiasi)
- Kapasitas Normal, diperkirakan 10% lebih kecil dari hasil yang
diramalkan.

Pada tahun pertama sejak beroperasi komersial misalkan mula-mula


perusahaan bekerja dengan kapasitas 50% untuk triwulan pertama, 75%
untuk triwulan kedua dan 100% untuk keempat dan seterusnya.

Laba untuk pertama, pajak pendapatan = X%

= (75% ramalan) (% pajak) (Harga jual - Harga pokok)

Laba untuk tahun kedua dan seterusnya.

= (kapasitas normal) (% pajak) (Harga jual - Harga pokok).

53
3) Penyusutan (Depresiasi)

Untuk berjalannya suatu kegiatan usaha diperlukan pengadaan fasilitas


kantor, peralatan, gedung ataupun lainnya yang sejenis. Fasilitas-
fasilitas tersebut pada waktu tertentu habis masa pakainya karena
usang/rusak, sehingga harus diganti. Untuk itu sebelum saatnya diganti,
perlu menyisihkan dana setiap bulan untuk pengadaan fasilitas.
Sehingga apabila pada saatnya harus diganti, maka telah tersedia
fasilitas baru sebagai pengganti yang telah rusak/usang.

4) Bagaimana kita menilai kelayakan usaha yang direncanakan?

Untuk menilai apakah suatu usaha yang direncanakan layak (feasible)


atau tidak dilaksanakan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya melalui analisis ekonomis/finansial. Ada beberapa kriteria
yang umumnya digunakan, seperti:Break Event Point (BEP) dan net
benefit cost ratio (Net B/C).

Break Even Point (BEP) atau titik pulang pokok, yaitu suatu
keseimbangan di mana pada titik tersebut jumlah hasil penjualan sama
dengan jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga perusahaan yang
bersangkutan pada tingkat omzet dan biaya-biaya tersebut di atas tidak
memperoleh laba maupun rugi.

Rumus;

Analisis net B/C merupakan perbandingan antara presen value dari arus
kas bersih dengan present value investasi yang dikeluarkan. Net B/C
sering juga disebut sebagai profitability indeks. Kriteria penilaian
dilakukan sebagai berikut: jika net B/C .> 1, maka usaha yang

54
direncanakan layak untuk dilaksanakan, dan jika net B/C < 1 maka
usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan. Selanjutnya
dapat dipahami contoh analisis usaha budidaya semangka berikut ini:

d. Aspek Hukum

Aspek yang tidak kalah penting dari tahapan analisis dalam studi
kelayakan agribisnis adalah aspek hukum. Usaha, dalam bentuk apa
pun, memerlukan keabsahan legalitas karena faktor ini yang
menentukan keberlanjutan hidupnya. Sebaik apa pun prospek bisnis,
secanggih apa pun teknologi produksi dan operasi, seprofesional apa
pun personalia, dan sesolid apa pun sumber keuangan legalitas
usahaya, namun jika legalitas usaha tidak ada atau tidak dapat
diperoleh dari otoritas pemerintah melalui instansi/departemen terkait,
usaha tersebut tidak akan dapat beroperasi secara berkelanjutan

Sebelum melakukan investasi di suatu daerah/wilayah secara simultan,


pada saat menganalisis aspek-aspek studi kelayakan di awal pra-studi,
terlebih dahulu dilakukan identifikasi tentang peraturan hukum dan ke-
tentuan-ketentuan legalitas/perizinan yang berlaku di daerah/wilayah
tersebut, seperti: bentuk usahanya perorangan, koperasi, firma, atau
perseroan; legalitas usaha dan proses perijinannya; pengelolaan
lingkungan dan lain lain.

Berbagai analisis tersebut diatas (teknis, pasar, ekonomis, dan hukum)


diharapkan dapat mengantarkan pemilihan atau penentuan jenis
tanaman yang lebih akurat sehingga dalam melakukan agribisnis lebih
maksimal hasilnya.

d. Aktivitas Pembelajaran

55
Materi Praktik Tugas : Analisis
Pembelajaran Pembelajaran Penentuan
Komoditas

Rencana Tindak Prensentasi Portofolio


Lanjut

Keterangan :
 Materi Pembelajaran = pemberian pembelajaran dan informasi baik
melalui modul, buku dan referensi, internet dan bahan tayang serta
shearing antar peserta diklat.
 Praktik Pembelajaran = diskusi kelompok tentang analisis penentuan
komoditas yang akan diusahakan.
 Analisis Penentuan Komoditas = merupakan tugas untuk menganalisis
penentuan komoditas di daerah masing-masing peserta diklat.
 Portofolio = merupakan hasil tugas.
 Presentasi = hasil tugas yang dipresentasikan antar peserta diklat.
 Rencana Tindak Lanjut = membuat RTL yang diimplementasikan di
tempat tugas masing-masing.

e. Latihan/Kasus/Tugas

1. Tugas Aplikasi Konsep

1. Mungkinkah pekerjaan studi kelayakan dilakukan tanpa melakukan


identifikasi peluang investasi dan studi kelayakan?.

Diskusikan dengan teman anda!

56
2. Dalam agribisnis perkebunan dihadapkan pilihan komoditi yang akan
diusahakan yaitu karet dan kelapa sawit. Diskusikan mana yang Anda
pilih diantara kedua komoditi tersebut dan jelaskan alasan-alasan anda!

3. Menurut anda struktur bagan organisasi seperti apa yang paling ideal
untuk tahapan awal memulai usaha? Berikan alasannya!

4. Buatlah quisioner untuk studi kelayakan yang mengakaji tentang lokasi


usaha dan kondisi lokal!
Presentasikan hasil kerja anda didepan kelas, dan buatlah laporannya.

2. Lembar proyek :

Menentukan Komoditas Yang Sesuai Potensi Daerah.

a) Tujuan : Setelah melakukan pekerjaan ini peserta didik akan mampu


melakukan penetuan komoditas yang berpotensi sesuai standar Industri
tanaman perkebunan.

b) Bahan dan Alat

(1) Form pengambilan data


(2) Alat tulis kantor (ATK)

c) Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(1) Gunakan pakaian yang rapih
(2) Hati-hati dalam perjalanan khususnya menggunakan
kendaraan motor sendiri.

d) Langkah Kerja
(1) siapkan form untuk aspek teknis, pasar, ekonomi.
(2) lakukan wawancara pada orang yang mempunyai kapasitas
untuk memberi informasi yang benar.

57
(3) kumpulkan data hasil wawancara.
(4) simpulkan secara kasar komoditas apa yang berpotensi di
daerah anda.

Form untuk mendapatkan data dari aspek teknik, pasar, ekonomi, dan hukum.

 Form Aspek Teknis

Form . Data panjang penyinaran, jenis tanah, Iklim, dan ketinggian


tanah (aspek teknis)
1. Panjang penyinaran:
2. Jenis tanah

Wilayah/blok/komplek Jenis tanah keterangan


1. ……………
2. ……………
3. ....................
4.
Tabel 2. Format Data Tanah

Tabel 3. Format Data Curah Hujan.

Harian Bulanan Tahunan Maksimal Minimal Rata- Keterangan


Rata

Tabel 4. Format Data Kelembaban

Harian Bulanan Tahunan Maksimal Minimal Rata- Keterangan


Rata

Tabel 5. Format Data Suhu

Harian Bulanan Tahunan Maksimal Minimal Rata- Keterangan


Rata

58
Tabel 6. Data Ketinggian tempat dari permukaan laut
Tertinggi Terendah Rata-Rata Keterangan

Tabel 7. Format Data Topografi

Wilayah/blok/komplek datar Kemiringan Tingkat hidrologi


lahan (%) kesuburan
1……………
Dst ……

Tabel 8. Format Aspek Pasar


Produksi tanaman perkebunan di daerah ……………
Jenis Tingkat Tingkat Di jual Perilaku Perilaku
buah pembeli penjualan ke luar penjual konsu
lokal didaerah daerah (sedikit, men
(kecil, sendiri (kecil, cukup, (senang
sedang, (kecil, sedang, banyak) kurang
besar) sedang, dan senang,
dan besar) sangat
besar) senang)

1. ………
2………..
Dst
………

Tabel 9. Format Aspek Ekonomi

Tingkat Kelayakan Usaha

JENIS Tingkat kelayakan keterangan


KOMODITAS rendah sedang tinggi
1. ……. Ambil
sampel
beberapa
petani
Dst ………

 Quesioner Aspek Hukum

59
Untuk Dinas Pertanian (data ini untuk recheck kesimpulan dari data lokasi,
pasar dan ekonomi. Diusahakan datanya diambil setelah disimpulkan!)
a) Komoditas apa yang sedang dikembangkan?
b) Bentuk bantuan apa saja untuk komoditas yangdikembangkan?
c) Jenis buah apa yang berpotensi?
d) Berapa rata-rata produksi per hektar
e) Berapa produksi yang dicapai per tahun?
f) Bagaimana tingkat kelayakan usahanya?
g) Bagaimana kondisi pasarnya?

f. Rangkuman

Dalam menganalisis penentuan komoditas yang akan diusahakan


sangat ditentukan berberapa aspek diantaranya :
1) Aspek teknis (lokasi, iklim, tanah, varietas dan teknik budidaya)
2) Aspek pasar (konsumen dan perilakunya, pasar yang ada, peta
pesaing dan strategi pemasaran)
3) Kelayakan ekonomi (pembiayaan, pendapatan, penyusunan dll)
g.4) Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Aspek hukum

Setelah mengikuti diklat dari kompetensi penentuan komoditas tanaman


perkebuan yang ada di modul ini apakah anda dapat melaksanakannya di
sekolah dimana anda mengajar? Buatlah rencana tindak lanjut sebagai diklat
di sekolah sehingga anda mempunyai rencana pada pasca diklat sekaligus
dapat menentukan komoditas tanaman perkebunan di sekolah anda.

60
Kegiatan Pembelajaran 2. Mengembangkan Penyusunan
Proposal Usaha Tanaman
Perkebunan

A. Tujuan
1. Melakukan kegiatan agribisnis tanaman perkebunan.
2. Mengetahui tujuan penyusunan proposal agribisnis tanaman
perkebunan tahunan.
3. Mengetahui perencanaan ekonomi agribisnis tanaman perkebunan
tahunan.
4. Mengetahui perencanaan teknis agribisnis tanaman perkebunan
tahunan.
5. Menyusun proposal agribisnis tanaman perkebunan tahunan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Menelaah kegiatan
agribisnis tanaman
perkebunan.

Merencanakan
agribisnis tanaman
perkebunan
berdasarkan aspek
ekonomi. Mengembangkan
Penyusunan Proposal Usaha
Merencanakan Tanaman Perkebunan
agribisnis tanaman
perkebunan
berdasarkan aspek
teknis.

61
Merencanakan
agribisnis tanaman
perkebunan
berdasarkan aspek
sosial budaya.
C. Uraian Materi

Berdasarkan sifat biaya, didalam perhitungan dibedakan menjadi dua


yaitu biaya tetap (fix cost) dan biaya tidak tetap (variable cost)

1. Biaya Tetap (Fix cost)

Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada


kapasitas produksi. Contoh: peralatan/perlengkapan (sprayer, cangkul,
bak penampung air, gembor dan sebaianya), gaji tenaga kerja tetap,
bunga modal, biaya perijinan usaha, biaya peralatan (penyusutan/sewa),
biaya bangunan (penyusutan/sewa), dan lain-lain.

2. Biaya Tidak Tetap (variable cost)

Biaya tidak tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan dan habis
pakai selama satu kali proses produksi. Besarnya biaya akan mengikuti
besarnya rencana kapasitas produksi yang akan diusahakan selama satu
kali proses produksi. Contoh: sarana produksi (bibit, pupuk dan obat-
obatan), upah harian tenaga kerja.

Untuk perencanaan suatu usaha produksi tanaman herbal, besarnya


biaya dapat dihitung dengan beberapa rumus berikut sehingga dapat
diketahui tingkat kelayakannya. Perhitungan/analisa biaya dapat
dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

Revenue Cost Ratio atau dikenal dengan istilah R/C

62
R/C rasio adalah salah satu alat ukur statistik guna menentukan apakah
perencanaan usaha yang akan dikembangkan, layak atau tidak layak.
Cara perhitungannya adalah dengan melihat perbandingan antara
penerimaan (revenue) terhadap pengeluaran (cost). Semakin besar nilai
R/C rasio maka semakin baik prospek keuntungan usaha produksi
tanaman herbal/atsiri yang direncanakan.

Dalam penilaian R/C rasio ini ada tiga katagori pernyataan.

R/C < 1 Dinyatakan tidak layak dan tidak boleh dilanjutkan.

R/C = 1 Dinyatakan tidak layak, namun kalau ada tujuan atau keuntungan
lain yang diharapkan maka bisa dikatakan layak.

R/C > 1 Dinyatakan layak dan boleh dilanjutkan

Break Even Point (BEP)

Break Even Point adalah perhitungan untuk mengetahui berapa batasan


minimal luasan usaha jika ditargetkan besarnya keuntungan yang akan
dicapai menentukan batasan tidak untung dan tidak rugi. Didit dan Agus
(2008) menjelaskan bahwa BEP sering disebut titik balik modal, terjadi
jika besarnya penerimaan sama dengan modal yang telah dikeluarkan.
Titik balik modal dapat dilihat dari volume dan harga produksi.

Biaya Produksi
𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =
Harga Produksi

Biaya Produksi
𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 =
Harga Produksi

B/C rasio

63
B/C rasio adalah ukuran perbandingan antara hasil penjualan dan biaya
operasional. Dengan kata lain B/C rasio merupakan cara untuk melihat
ukuran kelayakan usaha. Jika B/C rasio = 1, artinya rencana usaha
dinyatakan layak.

Hasil penjualan
𝐵/𝐶 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 =
Biaya operasional

a. Return of Invesment (ROI)

RoI merupakan perbandingan antara keuntungan dan biaya operasional,


dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal. RoI biasa
dipergunakan untuk kegiatan usaha produksi tanaman perkebunan
tahunan yang umurnya lebih 2 tahun (jangka panjang/ beberapa kali
siklus produksi).

Keuntungan
𝑅𝑂𝐼 = x 100%
Biaya Operasional

Analisis Usaha

1. Asumsi
Analisis usaha budidaya tanaman karet dibuat dengan asumsi sebagai
berikut ;
a) Luas lahan 1 (satu) hektar.
b) Jarak tanam 3 x 6 meter, sehingga menampung 555 tanaman.
c) Hasil panen berupa lateks segar dijual ke tengkulak atau .pabrik
pengolahan
d) Harga lateks dan saprodi serta tenaga kerja hanya contoh semata.

64
e) Perhitungan dilakukan selama 15 tahun masa tanam.

2. Pengeluaran

Uraian Harga Tahun ke (dalam ribuan)


Satuan 1 2 3 4 5 6-15
(Rp)

1. Bibit 3.500 2.100


sebanyak 600
pohon
2. Pupuk
- Urea 1.050 147 288,750 393,750 480 472,5 1.636,635
- SP36 1.600 192 360 480 750 480 1.401,760
- KCL 2.500 300 562,5 750 420 750 2.497,500
3. Pestisida
- Insektisida 25.000 25 25 25 25 25 250
- Fungisida 40.000 40 40 40 40 40 400
4. Alat-alat
- Cangkul dan 200.000 200 200 200
sabit
- Alat sadap 450.000 450
- Sprayer 300.000 300 300
5. Tenaga kerja
- Buka lahan 20.000 500
- Olah tanah 20.000 500
- Lubang tanam 20.000 600
dan
penanaman 20.000
- Penyulaman 20.000 300 200 200 200 200 2.000
- Pemupukan 20.000 200 100 100 100 100
- Pemeliharaan 20.000 500 600 600
- Penyadapan
6. Sewa lahan 750 750 750 750 500 5.000,000
JUMLAH 6.404 2.376,25 2.988,75 3.015 3.917,5 14.285,895

65
3. Pendapatan

Penjualan lateks segar dengan harga Rp. 3000/kg


Tahun Jumlah produksi (dalam kg)
ke
(dalam 1.150 1.450 1.700 1.900 2.100 2.400
ribuan)
5 3.450
6 4.350
7 5.100
8 5.700
9 6.300
10 7.200
11 7.200
12 7.200
13 7.200
14 7.200
15 7.200

Pendapatan dari tahun ke 5 -16 adalah Rp. 68.100.000

4. Keuntungan
Keuntungan dalam budidaya karet seluas 1 (satu) hektar sebesar =
Rp. 68.100.000 – Rp. 33.987.395 = Rp. 34.112.605

5. Break Event Point (BEP)

Biaya Produksi
𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =
Harga Produksi

66
33.987.395
𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =
3000

= 11.329,13

Biaya Produksi
𝐵𝐸𝑃 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 =
Volume produksi

33.987.395
𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =
22.700

= 1.497,242

6. B/C Ratio

Hasil penjualan
𝐵/𝐶 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 =
Biaya operasional

68.100.000
𝐵/𝐶 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 =
33.987.395

= 2,003 (Layak)

7. Return of Invesment

Keuntungan
𝑅𝑂𝐼 = x 100%
Biaya Operasional

34.112.605
𝑅𝑂𝐼 = x 100%
33.987.395

= 100,368%, artinya setiap


pengeluaran sebaesar Rp. 1 akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp
1,000386.

67
Pembuatan Proposal Usaha

Mungkin Anda pernah mendengar istilah proposal pada saat suatu


kegiatan akan dilaksanakan. Lalu, apakah proposal itu? Proposal adalah
suatu rencana atau rancangan kegiatan yang ditulis formal dan terperinci,
yang menyangkut anggaran dana serta jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan. Sebuah proposal yang akan diajukan kepada calon
penyandang dana (investor ) tak dapat sembarangan. Apabila anda ingin
mengajukan proposal anda harus memahami terlebih dulu beberapa
teknik penyusunan proposal, baik dari aspek format dan isi yang baik dan
benar sehingga mendapat tanggapan positif dari pihak investor.

Secara garis besar, proposal usaha terdiri dari 3 bagian yaitu


pendahuluan, isi, dan penutup. Masing-masing bagian proposal akan
diuraikan sebagai berikut.

a. Bagian pendahuluan
Merupakan bagian yang bersifat memperkenalkan yaitu memuat latar
belakang usaha anda, visi dan misi bisnis anda, dan gambaran usaha
yang ingin anda jalankan termasuk juga bagaimana keadaan pasar saat
ini.

b. Bagian isi

Pada bagian isi proposal memuat tentang :

 Profil usaha

68
Uraian tentang profil usaha dapat dijelaskan mulai dari jenis usaha apa
yang akan Anda usahakan secara singkat dan menarik, dapat berbentuk
daftar uraian singkat. Kemudian dijelaskan pula nama perusahaan, dan
lokasi yang telah direncanakan. Lokasi yang dijelaskan dalam proposal
merupakan informasi penting bagi calon investor, terutama jika cara
penjualan dilakukan secara langsung. Karena itu, lengkapi lokasi
perusahaan Anda dengan denah atau peta.

 Struktur organisasi
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasinya masing - masing,
apakah anda berdiri sendiri atau Anda membentuk satu sistem yang
membuat perusahaan anda berjalan dengan satu sistem kerjasama
antara pemilik dengan karyawan. Jika perusahaan Anda memiliki sistem
manajerial tertentu maka sebutkan mulai dari pemilik usaha, manager
atau pengelola, pemasaran, dan personalia, dan sebagainya.

 Produk yang akan diusahakan


Dalam proposal usaha , produk merupakan inti dari bisnis Anda. Karena
itu , sebutkan jenis produk apa yang Anda produksi dan informasikan
tentang cara pembuatan produk Anda serta jelaskan keunggulan
/keunikan dan nilai positf lainnya.

 Target pasar
Untuk melengkapi proposal usaha, Anda harus menyatakan siap untuk
target pasarnya. Misalanya warga dari daerah mana, kelompok usia, dan
golongan pria serta wanita.

 Promosi dan pemasaran


Dalam proposal usaha dijelaskan pula strategi pemasaran yang Anda
lakukan serta promosi yang telah dan atau akan Anda lakukan.

69
 Laporan keuangan

 Alokasi dana
Merupakan rancangan kebutuhan dana serta pengeluaran dana yang
akan anda gunakan untuk usaha anda.

 Perhitungan laba

Buat perhitungan secara logis dan realistis mengenai keuangan anda,


target laba rugi, ancaman resiko dll.

 Perhitungan bagi hasil

Setelah semua unsur diatas selesai, maka anda tinggal menentukan


berapa rasio bagi hasil yang akan anda tetapkan. bagaimana menentukan
rasio bagi hasil tergantung dari resiko usaha, semakin kecil resiko usaha
maka semakin kecil pula pendapatan yang diberikan kepada investor dan
sebaliknya.

c. Bagian penutup

Penutup berisi kata kata terakhir anda untuk meyakinkan investor anda,
mengetuk hati investor anda agar lebih tertarik serta doa dan harapan
atas proposal anda. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas kesediaanya
membaca proposal anda.

Contoh Proposal Tanaman Perkebunan Herbal/Atsiri

Tanaman herbal dewasa ini memiliki peluang bisnis sangat baik dan
menjanjikan. Hal ini disebabkan oleh maraknya obat herbal yang terbuat dari
berbagai tanaman berkhasiat yang sudah terkenal sejak zaman nenek
moyang kita. Beberapa contoh produk obat herbal yang terbuat dari berbagai
tanaman berkhasiat dapat Anda lihat pada Gambar 1. dan Gambar 2.

70
https://www.tokopedia.com/tanjung-
herbal/binahongasam

Gambar 1. Obat herbal temulawak Gambar 2. Obat herbal binahong

Bila Anda akan menekuni bisnis usaha tanaman herbal, terlebih dahulu dibuat
dalam bentuk analisis usaha. Berdasarkan analisis usaha tersebut dapat
dipertimbangkan jumlah biaya yang dibutuhkan. Jika Anda memerlukan biaya
dari pihak penyandang dana lainnya maka Anda harus dapat membuat
proposal usaha. Proposal usaha tanaman herbal tersebut dapat ditawarkan
kepada para penyandang dana. Pihak penyandang dana dapat berbentuk
perorangan, organisasi atau institusi baik berupa bank, koperasi dan lain
sebagainya. Berikut kita bahas pembuatan proposal usaha.

Kegiatan analasis usaha di bidang produksi tanaman herbal merupakan


bagian dari aspek ekonomis. Ruang lingkup aspek ekonomis berkaitan

71
dengan permasalahan perusahaan produksi tanaman herbal/atsiri yaitu
menyangkut keuangan/pembiayaan. Biaya dalam arti luas adalah
pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
arti sempit, biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan
didalam usaha untuk memperoleh penghasilan. Biaya adalah semua
pengeluaran yang dinyatakan dengan uang, diperlukan untuk menghasilkan
suatu barang dalam satu periode produksi.

Berdasarkan sifat biaya, didalam perhitungan dibedakan menjadi dua yaitu


biaya tetap (fix cost) dan biaya tidak tetap.

Biaya Tetap (Fix cost)

Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada kapasitas
produksi. Contoh: peralatan/perlengkapan (sprayer, cangkul, bak penampung
air, gembor dan sebaianya), gaji tenaga kerja tetap, bunga modal, biaya
perijinan usaha, biaya peralatan (penyusutan/sewa), biaya bangunan
(penyusutan/sewa), dan lain-lain.

Biaya Tidak Tetap (variable cost)

Biaya tidak tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan dan habis pakai
selama satu kali proses produksi. Besarnya biaya akan mengikuti besarnya
rencana kapasitas produksi yang akan diusahakan selama satu kali proses
produksi. Contoh: sarana produksi (bibit, pupuk dan obat-obatan), upah harian
tenaga kerja.

Untuk perencanaan suatu usaha produksi tanaman herbal, besarnya biaya


dapat dihitung dengan beberapa rumus berikut sehingga dapat diketahui
tingkat kelayakannya. Perhitungan/analisa biaya dapat dilakukan dengan
beberapa cara sebagai berikut:

72
Revenue Cost Ratio atau dikenal dengan istilah R/C

R/C rasio adalah salah satu alat ukur statistik guna menentukan apakah
perencanaan usaha yang akan dikembangkan, layak atau tidak layak. Cara
perhitungannya adalah dengan melihat perbandingan antara penerimaan
(revenue) terhadap pengeluaran (cost). Semakin besar nilai R/C rasio maka
semakin baik prospek keuntungan usaha produksi tanaman herbal/atsiri yang
direncanakan.

Dalam penilaian R/C rasio ini ada tiga katagori pernyataan.

R/C < 1 Dinyatakan tidak layak dan tidak boleh dilanjutkan.

R/C = 1 Dinyatakan tidak layak, namun kalau ada tujuan atau keuntungan lain
yang diharapkan maka bisa dikatakan layak.

R/C > 1 Dinyatakan layak dan boleh dilanjutkan

Break Even Point (BEP)

Break Even Point adalah perhitungan untuk mengetahui berapa batasan


minimal luasan usaha jika ditargetkan besarnya keuntungan yang akan
dicapai menentukan batasan tidak untung dan tidak rugi. Didit dan Agus
(2008) menjelaskan bahwa BEP sering disebut titik balik modal, terjadi jika
besarnya penerimaan sama dengan modal yang telah dikeluarkan. Titik balik
modal dapat dilihat dari volume dan harga produksi.

Biaya Produksi
𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =
Harga Produksi

Biaya Produksi
𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 =
Harga Produksi

73
B/C rasio

B/C rasio adalah ukuran perbandingan antara hasil penjualan dan biaya
operasional. Dengan kata lain B/C rasio merupakan cara untuk melihat
ukuran kelayakan usaha. Jika B/C rasio = 1, artinya rencana usaha
dinyatakan layak.

Biaya Produksi
𝐵/𝐶 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 =
Harga Produksi

b. Return of Invesment (ROI)

RoI merupakan perbandingan antara keuntungan dan biaya operasional,


dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal. RoI biasa
dipergunakan untuk kegiatan usaha produksi tanaman herbal yang umurnya
lebih 2 tahun (jangka panjang/ beberapa kali siklus produksi).

Keuntungan
𝐵𝑜𝐼 = x 100%
Biaya Oprasional

Aspek ekonomi yang sangat penting dalam perencanaan usaha komoditas


tanaman herbal adalah perhitungan untuk mengetahui tingkat keuntungan dari
suatu usaha yang akan diusahakan, dalam hal ini adalah produksi tanaman
herbal/atsiri. Analisa usaha merupakan suatu alat untuk menghitung berapa
jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk melakukan suatu produksi tanaman
herbal/atsiri yang akhirnya digunakan sebagai patokan untuk menentukan nilai
jual dari suatu produk yang dihasilkan.

74
Contoh analisa usaha produksi tanaman kencur dengan menggunakan
varietas unggul anjuran Balai Penelitian Tanaman Obat. Contoh Biaya
Produksi dan Hasil Usahatani Kencur Per Hektar (selama 10 bulan) adalah
sebagai berikut:

Tabel 10. RAB Usaha Tani Tanaman Kencur per Hektar.


Biaya Jml Biaya
No. Uraian Volume
satuan (Rp.)
A. Tenaga Kerja
1. Pembukaan lahan 50 HOK 15.000 750. 000
2. Pengolahan tanah 100 HOK 15.000 1.500.000
3. Pembuatan 50 HOK 15.000 750. 000
bedengan
4. Penanaman 80 HOK 15.000 1.200.000
5. Panen 50 HOK 15.000 750. 000
6. Penanganan 50 HOK 15.000 750. 000
bahan/sortasi
Total Biaya Tenaga 530 HOK 150.000 7.950.000
Kerja
B. Sarana Produksi
1. Benih 2.000 kg 5.000 10.000.000
2. Pupuk kandang 30 Ton 80.000 2.400.000
3. Pupuk buatan:
Urea 250 kg 1.600 400.000
4. SP 36 250 kg 2.000 500.000
5. KCl 250 kg 2.000 500.000
6. Pestisida 2 paket 50.000 100.000
7. Bahan pembantu/ 2 paket 250.000 100.000
karung, rafia dll
Total biaya saprodi - - 14.450.000
Total biaya 1+2 22.450.000

75
C Hasil Penjualan
(tingkat petani) = kg 3.000 39.000.000
13.000 umbi kencur

Contoh lain dari Pembuatan Proposal Usaha

Mungkin Anda pernah mendengar istilah proposal pada saat suatu kegiatan
akan dilaksanakan. Lalu, apakah proposal itu? Proposal adalah suatu rencana
atau rancangan kegiatan yang ditulis formal dan terperinci, yang menyangkut
anggaran dana serta jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. Sebuah proposal
yang akan diajukan kepada calon penyandang dana (investor ) tak dapat
sembarangan. Apabila anda ingin mengajukan proposal anda harus
memahami terlebih dulu beberapa teknik penyusunan proposal, baik dari
aspek format dan isi yang baik dan benar sehingga mendapat tanggapan
positif dari pihak investor.

Secara garis besar, proposal usaha terdiri dari 3 bagian yaitu pendahuluan,
isi, dan penutup. Masing-masing bagian proposal akan diuraikan sebagai
berikut.

a. Bagian pendahuluan
Merupakan bagian yang bersifat memperkenalkan yaitu memuat latar
belakang usaha anda, visi dan misi bisnis anda, dan gambaran usaha yang
ingin anda jalankan termasuk juga bagaimana keadaan pasar saat ini.

b. Bagian isi

Pada bagian isi proposal memuat tentang :

76
 Profil usaha
Uraian tentang profil usaha dapat dijelaskan mulai dari jenis usaha apa yang
akan Anda usahakan secara singkat dan menarik, dapat berbentuk daftar
uraian singkat. Kemudian dijelaskan pula nama perusahaan, dan lokasi yang
telah direncanakan. Lokasi yang dijelaskan dalam proposal merupakan
informasi penting bagi calon investor, terutama jika cara penjualan dilakukan
secara langsung. Karena itu, lengkapi lokasi perusahaan Anda dengan denah
atau peta.

 Struktur organisasi
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasinya masing - masing, apakah
anda berdiri sendiri atau Anda membentuk satu sistem yang membuat
perusahaan anda berjalan dengan satu sistem kerjasama antara pemilik
dengan karyawan. Jika perusahaan Anda memiliki sistem manajerial tertentu
maka sebutkan mulai dari pemilik usaha, manager atau pengelola,
pemasaran, dan personalia, dan sebagainya.

 Produk yang akan diusahakan


Dalam proposal usaha , produk merupakan inti dari bisnis Anda. Karena itu ,
sebutkan jenis produk apa yang Anda produksi dan informasikan tentang
cara pembuatan produk Anda serta jelaskan keunggulan /keunikan dan nilai
positf lainnya.

 Target pasar
Untuk melengkapi proposal usaha, Anda harus menyatakan siap untuk target
pasarnya. Misalanya warga dari daerah mana, kelompok usia, dan golongan
pria serta wanita.

 Promosi dan pemasaran


Dalam proposal usaha dijelaskan pula strategi pemasaran yang Anda
lakukan serta promosi yang telah dan atau akan Anda lakukan.

 Laporan keuangan

77
 Alokasi dana

Merupakan rancangan kebutuhan dana serta pengeluaran dana yang akan


anda gunakan untuk usaha anda.

 Perhitungan laba

Buat perhitungan secara logis dan realistis mengenai keuangan anda, target
laba rugi, ancaman resiko dll.

 Perhitungan bagi hasil

Setelah semua unsur diatas selesai, maka anda tinggal menentukan berapa
rasio bagi hasil yang akan anda tetapkan. bagaimana menentukan rasio bagi
hasil tergantung dari resiko usaha, semakin kecil resiko usaha maka semakin
kecil pula pendapatan yang diberikan kepada investor dan sebaliknya.

c. Bagian Penutup

Penutup berisi kata kata terakhir anda untuk meyakinkan investor anda,
mengetuk hati investor anda agar lebih tertarik serta doa dan harapan anda
atas proposal anda. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas kesediaanya
membaca proposal anda.

Lampiran
 Biodata pemiliki usaha
 Surat perjanjian
 Surat Ijin Usaha
 Sertifikat Usaha atatu kepelatihan

Perencanaan usaha

Dalam suatu kegiatan usaha, merencanakan merupakan suatu aspek yang


sangat penting dalam proses pengembangan sebuah usaha. Dengan
perencanaan yang benar, maka dapat membantu seseorang wirausaha

78
dapat menetapkan target jangka panjang dan jangka pendek dari bisnis baru
yang diinginkan.

a) Rencana usaha ini secara khusus dimaksudkan untuk :

 Meningkatkan peluang keberhasilan suatu usaha

 Secara jelas menentukan kegiatan-kegiatan agar bisnis dapat


beroperasi dengan sukses

 Mengidentifikasi semua sumber daya yang tersedia untuk bisnis


tersebut dan cara menggabungkan sumber daya ini untuk hasil yang
maksimal

 Mengidentifikasi standar-standar kinerja untuk setiap segmen


pengoperasian bisnis yang dapat dibandingkan dengan kinerja aktual.
Hal ini merupakan pengendalian untuk menjaga agar bisnis beroperasi
pada jalur yang benar.

Adapun pihak-pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis


adalah sebagai berikut:

 pihak investor. Investor adalah pemilik modal yang memiliki kepentingan


langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan
keselamatan atas modal yang ditanamkannya;

 pihak kreditor, dari pihak ini dana bisa dipinjamkan yang pada akhirnya
keputusan pemberian pinjaman dipertimbangkan setelah melakukan
kajian ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat sebelumnya;

 pihak manajemen perusahaan, sebagai pihak yang memberikan


kebijakan terhadap langkah perencanaan dari studi kelayakan bisnis
tersebut sebagai bentuk realisasi dari ide proyek dalam rangka
meningkatkan laba perusahaan

 pihak pemerintah dan masyarakat, ini disebabkan karena adanya


kebijakan pemerintah yang akan mempengaruhi kebijakan perusahaan

79
baik secara langsung maupun tidak langsung terkait prioritas pemerintah
sebagai unsur pendukung rencana yang akan dijalankan;

b) Alasan membuat perencanaan usaha adalah :

 Dipakai sebagai alat pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha


sehari-hari.

- Perencanaan usaha yang telah disusun dengan baik akan


memudahkan para pelaksana untuk mengetahui apakah tindakan
mereka menyimpang atau sesuai dengan rencana.

- Dengan adanya perencanaan usaha yang disusun (tentunya sebelum


suatu kegiatan dilakukan) dengan cermat dapatlah dipilih dan
ditetapkan kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan mana yang
tidak.

- Dengan adanya perencanaan usaha, maka segala kegiatan dapat


dilakukan secara tertib dan teratur sesuai dengan tahap-tahap yang
semestinya.

 Untuk mendapatkan pembiayaan dari Lembaga Pemberi Pinjaman

Dengan adanya perencanaan usaha yang jelas akan memudahkan kita


untuk mencari bantuan kerjasama dari berbagai pihak karena didalam
perencanaan usaha menunjukkan aspek keuangan, dan aspek
pemasaran yang mana hal tersebut akan memudahkan pengelola usaha
mendapat dukungan berupa pinjaman melalui lembaga pemberi
pinjaman.

 Untuk mendapatkan dana investasi

Perencanaan usaha yang jelas juga memungkinkan kita untuk


mendapatkan pinjaman melalui pihak-pihak lain yang potensial yang
akan mendukung pemenuhan investasi usaha kita.

 Untuk mengatur dengan siapa harus bekerjasama

80
Mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan
lain yang sudah ada dan saling menguntungkan misalnya dari para
produsen yang dapat diharapkan memasok sarana produksi buat
perusahaan kita.

 Untuk mendapatkan kontrak

Perencanaan yang baik menarit minat perusahaan-perusahaan yang


lebih besar memberi pekerjaan atau kontrak yang dapat dikerjakan oleh
perusahaan kita.

 Untuk menarik tenaga kerja inti

Perencanaan yang baik mengundang orang-orang tertentu yang


potensial atau mempunyai keahlian untuk bergabung bekerja sama
dengan perusahaan. Mungkin saja perusahaan memerlukan orang-
orang yang mempunyai kemampuan untuk menduduki posisi kunci
dalam perusahaan namun harus berhati-hati menerima orang-orang
tertentu yang dapat pula menjerumuskan perusahaan yang baru berdiri.

 Untuk memotivasi dan fokus

Perencanaaan yang baik menjamin adanya perhatian yang fokus pada


tujuan dari berbagai personil yang ada dalam perusahaan. Sebab
sebuah perusahaan akan bertumbuh makin lama makin komplek
sehingga perencanaan usaha akan menjadi komponen yang sangat
penting bagi setiap orang untuk tetap berpijak pada arah yang benar.

c) Manfaat dari perencanaan usaha

Sedangkan manfaatnya dalam perencanaan usaha adalah sebagai bahan


pertimbangan dalam pengambilan keputusan, baik persetujuan ataupun
penolakan terhadap kelayakan suatu rencana usaha yang akan
direalisasikan sesuai dengan kepentingan pihak yang terkait didalamnya.
Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat
tersebut antar lain ditinjau dari aspek kebijakan pemerintah, distribusi nilai
tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja,
pengaruh sosial, serta analisis kemanfaatan dan beban sosial.

81
d) Langkah-langkah dalam perencanaan usaha

 Analisis pasar
Analisis pasar adalah suatu penganalisasisan atau penyelenggaran
untuk mempelajari berbagai masalah pasar. Analisis pasar dilakukan
setelah produk sudah ditentukan, dan menejemen sudah siapkan, maka
langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan analisa
pasar. Maksudnya agar ketika produk tanaman yang kita usahakan
sudah berproduksi dengan baik dan manajemen yang dilakukan sudah
benar maka kita tidak akan bingung mau di kemanakan produk yang
telah kita produksi.

Keberhasilan usaha perusahaan dapat ditentukan oleh ketepatan


strategi pemasaran yang di terapkannya dengan dasar memeperhatikan
situasi dan kondisi dari analisis pasarnya. Dengan melakukan analisis
pasar maka dapat diketahui berapa kebutuhan barang yang kita
produksi pada saat ini, harga maupun tata niaganya. Besarnya pasar
dapat di tentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran terhadap
barang atau jasa yang di butuhkan para konsumen. Sedangkan
mengenai ruang lingkup pasar, biasanya mencakup luasnya pasar,
misalnya luas pasar menurut geografis, pendidikan para konsumen,
profesi para konsumen, tingkat umur para konsumen, dan lain
sebagainya.
 Mencari informasi harga sarana produksi
Informasi harga yang utama harus diketahui oleh seorang pengusaha
agribisnis tanaman perkebuanan adalah harga peralatan, pupuk,
pestisida dll.
 Menghitung biaya produksi
Biaya produksi dapat dibedakan dua yaitu biaya investasi atau biaya
tetap dan biaya variabel atau biaya tidak tetap
- Biaya investasi adalah biaya yang pada umumnya dikeluarkan pada
awal kegiatan proyek dalam jumlah yang cukup besar. Biaya
investasi atau biaya tetap (Fix cost) adalah biaya untuk investasi
yang tidak habis pakai. Komponen biaya tetap terdiri dari tanah,

82
bangunan yang terdiri atas bak air, gudang sarana produksi, gudang
peralatan serta peralatan.
- Biaya variabel/ tidak tetap
Biaya tidak tetap atau sering disebut variable cost merupakan biaya
yang habis pakai dan bisa berubah-ubah tergantung jumlah produksi.
Komponen biaya tidak tetap terdiri dari pupuk, pestisida, tenaga
kerja, pemasaran dll.

 Menghitung pendapatan
Pendapatan dari usaha budidaya tanaman perkebunan adalah hasil
tanaman sesuai dengan karakteristik hasil dari tanaman masing-masing.
 Menghitung hasil usaha
Hasil usaha dapat dihitung setelah diketahui total dari pendapatan dan
biaya. Suatu usaha dikatakan untung apabila pendapatan lebih besar
daripada biaya produksi.

1. Menyusun program produksi

Sebelum melakukan produksi, menyusun progam produksi sangat penting.


Dalam program berisi rencana-rencana apa yang akan dilakukan dalam
budidaya yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Program yang baik akan
sangat membantu dalam pengkajian ulang seandainya suatu ketika ada
sesuatu yang perlu diperbaharui. Merencanakan program produksi budidaya
tanaman perkebunan mempunyai tujuan :
1) Agar jenis tanaman yang diusahakan sesuai dengan kondisi iklim.
2) Agar jumlah bibit yang disiapkan sesuai dengan luas lahan yang akan
ditanami.
3) Agar waktu pelaksanaan tepat dengan kondisi iklim.
4) Menyesuaikan dana yang tersedia dengan volume produksi yang
ditargetkan.
5) Mengefektifkan dan mengefisienkan pengelolaan sarana - prasarana.
6) Menekan resiko kerugian seminimal mungkin.
7) Mempermudah melakukan evaluasi secara keseluruhan.

83
Untuk menyusun program produksi budidaya tanaman perkebuanan
diperlukan hal-hal sebagai berikut :
a. Penentuan skala usaha
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan jumlah
produksi yang ingin diusahakan, diantaranya:
1) Data dan informasi pasar
Untuk sebuah usaha yang dimaksud pasar adalah seluruh orang yang
ada di sebuah wilayah geografis tertentu yang membutuhkan barang
atau jasa serta, bersedia dan mampu membelinya. Calon konsumen
dapat digambarkan sebagai orang yang membutuhkan atau
menginginkan jenis produk yang akan diusahakan, orang yang mampu
membeli barang/produk dan orang yang ingin membeli produk..

Tidak sedikit pelaku usaha yang kurang menguasai informai pasar,


kurang berkoordinasi dan kurang kebersamaan dalam menguasai
pasar. Akibatnya pelaku usaha menerima informasi yang salah. Salah
satunya dapat dilihat dari paniknya para pelaku usaha ketika
mendengar isu membanjirnya pasokan/produk. Akibatnya, posisi
transaksi sangat lemah dan harga dapat menjadi lebih buruk lagi.
Kekurangan informasi inilah yang merupakan titik lemah pelaku usaha
sehingga pedagang pengumpul dapat menekan posisi penawaran.

 Mengenal pasar
Sebelum menentukan jenis tanaman, ada hal penting yang harus
diperhatikan yaitu pasar atau pembeli produk yang kita hasilkan.
Adapun yang harus kita ketahui adalah mengenal konsumen,
mengetahui apa yang diinginkan konsumen, mengetahui dimana
konsumen melakukan pembelian dan mengetahui cara konsumen
melakukan pembelian. Produk tanaman adalah mempunyai sifat
cepat rusak, sehingga apabila produk tidak laku terjual maka akan
merugi. Oleh sebab itu sebelum melakukan suatu usaha, harus
sudah ada yang siap menerima hasil produksinya, oleh sebab itu
pasar yang akan dituju harus sudah jelas. Apakah mau dijual
melalui pedagang pengumpul, koperasi atau langsung ke pabrik

84
pengolahan. Apabila kita mampu, tidak ada salahnya kita
memasarkan sendiri produk yang kita hasilkan ke pabrik pengolahan.
Namun apabila tidak mampu maka dapat menggunakan peran
lembaga pemasaran seperti pedagang pengumpul atau koperasi.

Permintaan yang kita kuasai secara mantap menyebabkan penjualan


hasil peternakan sudah pasti. Artinya tidak ada lagi keraguan bahwa
hasil yang diproduksi yang akan di jual tidak laku di pangsa pasar
yang sudah ada. Oleh sebab itu pangsa pasar harus sudah diduga
atau diramalkan sebelum kegiatan produksi dimulai. Fungsinya untuk
memantapkan penjualan hasil produksi, sehingga harus sudah ada
bayangan banyaknya hasil yang akan di jual pada taraf perencanaan
produksi.

 Harga
Selain pasar hal lain yang perlu diperhatikan adalah harga. Hal ini
perlu diperhatikan dan dicermati betul, karena sekali menanam
tanaman perkebunan tahunan berarti akan memproduksi hasil
selama bertahun-tahun. Sehingga sebelum menentukan jenis
tanaman harus melakukan analisis harga beberapa tahun ke
belakang. Untuk menjaga agar harga tetap stabil, maka perlu
dilakukan penjajakan untuk kerjasama dengan pabrik pengolahan.

 Transportasi
Selain pasar dan harga, lokasi usaha, masalah transportasi juga
perlu dipertimbangkan. Faktor transportasi inilah yang biasanya
merupakan kunci keberhasilan atau penyebab kegagalan dalam
suatu usaha pertanian. Hal ini dikarenakan menyangkut biaya
transportasi dan ketersediaannya setiap saat diperlukan. Berapa
jarak lokasi usaha tanaman dengan pasar tempat penjualan,
bagaimana ketersediaan alat transportsi serta bagaimana kondisi
sarana jalan. Kesemua faktor tersebut akan mempengaruhi dalam
menyusun rencana usaha budidaya tanaman perkebunan. Semakin

85
lengkap data dan informasi pasar di lapangan akan semakin tepat
dalam menyusun rencana usaha tersebut.

2) Penyiapan Sarana dan prasarana


Sarana produksi yang tersedia sangat menentukan keberhasilan dalam
usaha budidaya tanaman perkebuanan. Semakin lengkap dan
terpenuhinya sarana produksi untuk kegiatan produksi, kemungkinan
berhasil dalam usaha budidaya semakin tinggi. Beberapa sarana
produksi yang biasa dipergunakan untuk agribisnis tanaman
perkebuanan sebagai berikut :
 Ketersediaan lahan akan berpengaruh dalam penentuan skala
produksi yaitu jumlah tanaman yang mampu ditanam.

 Penyediaan peralatan budidata tanaman sangat penting dalam


melakukan budidaya. Peralatan budidata tanaman yang tidak
memadai tentu akan sulit untuk mendapatkan hasil produksi yang
optimal. Kecukupan jumlah peralatan yang disediakan tentu akan
berpengaruh pada kondisi tanaman, baik kesehatan maupun
pertumbuhannya yang akhirnya akan menurunkan kualitas dan
kwantitas hasil produksi.

Tidak kalah pentingnya adalah peralatan transportasi, yang berfungsi


sebagai alat angkutan bibit, pupuk, pestisida dan hasil panen serta
kegiatan administrasi lainnya. Peralatan transportasi pendukung
kegiatan usaha budidaya tanaman perkebunan misalnya truk,
kendaraan roda dua, baik milik pribadi maupun kendaraan umum.

Kebutuhan peralatan baik jumlah maupun jenisnya tentu saja


disesuaikan dengan jenis, umur dan populasi tanaman yang akan
diusahakan. Berbeda jenis tanaman yang diusahakan, ada
kemungkinan ada perbedaan pada beberapa jenis peralatan
seharusnya disediakan, contohnya alat panen. Untuk memilih
peralatan mana yang akan digunakan (apakah manual atau otomatis)
tentu saja ini tergantung anggaran dana anda, karena tentu saja yang

86
otomatis membutuhkan investasi yang jauh lebih mahal. Namun
untuk hasil tentu saja baik yang otomatis.

 Penyediaan bibit tanaman


Penyediaan bibit tanaman yang dipelihara disesuaikan dengan
ketersediaan bibit tanaman di masing-masing wilayah dan luas lahan
yang akan ditanami. Harga bibit akan bervariasi tergantung jenis bibit
yang diusahakan. Ada dua cara untuk menyediakan bibit tanaman,
yaitu membeli pada penangkar bibit atau penyediaan bibit dengan
membibitkan sendiri. Dengan membibitkan sendiri tentu akan
mengeluarkan biaya yang lebih kecil dibanding dengan membeli bibit
yang siap tanam.

 Penyediaan pupuk dan pestisida


Pupuk merupakan faktor yang sangat penting dan mutlak harus ada
untuk meningkatkan produksi. Pupuk yang baik adalah pupuk yang
mengadung unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Sedangkan
penyediaan jenis pestisida harus disesuaikan dengan jenis penyakit
atau hama yang menyerang.

3) Tenaga kerja
Setiap jenis usaha pasti akan melibatkan tenaga kerja, baik itu sebagai
tenaga ahli, tenaga administrasi, tenaga pengawas dan tenaga
lapangan. Sebaiknya di dalam menempatkan tenaga kerja ini
disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi dalam menyediakan tenaga kerja khususnya dalam
usaha budidaya tanaman perkebunan antara lain jujur, ulet, tekun,
terampil, tabah, tidak mudah menyerah.
Agar diperoleh tenaga kerja atau sumber daya manusia yang sesuai
dengan kualifikasi yang ditetapkan, maka dalam penerimaan atau
rekruitmen perlu dilakukan seleksi. Sebelum kegiatan seleksi dimulai,
perlu diiventarisasi beberapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan
apa jenis pekerjaannya. Beberapa jenis pekerjaan dalam usaha
budidaya tanaman perkebunan misalnya tenaga pemeliharaan,

87
mandor, superviser, tenaga ahli/konsultan dll. Upah tenaga kerja
tersebut per bulan disesuaikan dengan UMR wilayah dimana usaha
tersebut berada.

b. Penentuan biaya, pendapatan, keuntungan


1) Penentuan Biaya
Biaya dalam usaha budidaya tanaman perkebunan mencerminkan
segala pengeluaran dan penggunaan sumberdaya untuk
menghasilkan sejumlah produk tanaman. Besar kecilnya biaya itu
tergantung pada kita sendiri sebagai pengelola usaha. Biaya yang
dikeluarkan dalam operasional budidaya tanaman perkebunan
merupakan biaya yang harus dikeluarkan secara kontan maupun kredit.
Biaya inilah yang harus tertutupi oleh hasil penjualan. Penentuan
jumlah biaya yang harus dikeluarkan tidaklah sama antara satu pelaku
usaha dengan dengan pelaku usaha lainnya. Hal ini tergantung pada :
 Biaya yang dikeluarkan tergantung pada jenis tanaman yang
dibudidayakan. Sebagi contoh, dalam jumlah yang sama, budidaya
kakao dan budidaya karet akan memerlukan biaya yang berbeda.
 Besar kecilnya populasi tanaman yang akan diusahakan akan
berpengaruh juga terhadap biaya yang akan dikeluarkan. Sebagai
contoh budidaya kelapa sawit berskala 5 ha akan mengeluarkan
biaya jauh lebih besar dibandingkan dengan usaha kelapa sawit
seluas 1 ha.
 Biaya yang dikeluarkan tergantung pada kemampuan manajemen
dan administrasi pelaku usaha. Peternakan yang administrasinya
rapih dan benar akan mengeluarkan biaya produksi yang lebih
sedikit dan lebih efisien karena mampu menekan biaya dibandingkan
dengan pelaku usaha yang administrasinya acak-acakan. Dalam
usaha budidaya dikenal dua biaya, biaya variabel dan biaya tetap.
 Biaya tetap (Fix Cost) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung
pada kapasitas produksi. Berapapun besarnya kapasitas produksi
yang akan diproduksi maka besarnya biaya yang dimaksud tetap
tidak berubah. Sekalipun demikian ada batasan kemampuan

88
maksimum produksi sehingga setelah mencapai batasan
kemampuan maksimum produksi maka biaya yang dimaksud perlu
diadakan lagi. Termasuk biaya tetap pada perusahaan perkebunan
antara lain: Peralatan/perlengkapan ( sprayer, cangkul, bak
penampung air, gembor dsb), Gaji tenaga kerja tetap, Bunga modal,
Biaya perijinan usaha, Biaya Peralatan (Penyusutan/sewa), Biaya
bangunan (Penyusutan/sewa), Dll.

 Biaya tidak tetap (Variable Cost) adalah biaya yang harus dikeluarkan
dan habis pakai selama satu kali proses produksi atau unit produksi.
Didalam perusahaan perkebunan besarnya biaya akan mengikuti
besarnya rencana kapasitas produksi yang akan diusahakan selama
satukali proses produksi. Dalam hal ini biasanya diukur dari luasan
usaha yang dikembangkan. Termasuk biaya variabel pada usaha
perkebunan adalah: Sarana produksi (bibit, pupuk dan pestisida),
upah harian tenaga kerja.

2) Pendapatan Penerimaan
Adalah jumlah hasil panen yang dijual dikalikan dengan harga.
Sedangkan pendapatan adalah penerimaan dikurangi dengan biaya
produksi .

3) Keuntungan
Suatu usaha dikatakan untung apabila penerimaan dikurangi dengan
biaya tetap ternyata ada sisa dari penerimaan dikurangi penyusutan,
bunga bank.

c. Melakukan analisa usaha


Salah satu alat ukur statistik guna menentukan apakah perencanaan usaha
yang akan dikembangkan layak/tidak layak untuk dikembangkan dikenal
dengan sebutan Revenue cost Ratio (R/C ratio). Cara perhitungannya
adalah dengan melihat perbandingan antara penerimaan (revenue)
terhadap pengeluaran (cost). Semakin besar nilai R/C ratio maka semakin

89
baik prospek keuntungan usaha yang direncanakan. Dalam penilaian ini
ada tiga katagori pernyataan yaitu:
 R/C < 1 Dinyatakan tidak layak dan tidak boleh dilanjutkan.
 R/C = 1 Dinyatakan tidak layak namun kalau ada tujuan atau
keuntungan lain yang diharapkan maka bisa dikatakan layak.
 R/C > 1 Dinyatakan layak dan boleh dilanjutkan.
Rumus yang digunakan adalah :

Masih berkaitan dengan analisa biaya adalah menentukan batasan tidak


untung dan tidak rugi. Secara umum dinyatakan dengan sebutan Break
Even Point (BEP). BEP merupakan titik impas usaha. Dari nilai BEP dapat
diketahui pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha budidaya
tanaman tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami
kerugian.
Rumus yang digunakan untuk menghitung BEP adalah :

2. Teknik pembuatan proposal

90
Proposal mengandung pengertian sebagai rencana yang dituangkan
dalam bentuk rancangan kerja. Jenis proposal tergantung dari tujuan
penggunaannya, misalkan proposal kerja, proposal usaha, proposal
penelitian, proposal teknis, dan proposal lainnya. Meskipun memiliki
karakteristik masing-masing, proposal mempunyai tujuan sama yaitu
memberikan informasi mengenai tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Proposal merupakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang
menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun
eksternal mengenai perusahaan untuk memulai suatu usaha. Isinya sering
merupakan perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan,
manufaktur, dan sumber daya lainnya.

Secara garis besar isi dari perencanaan (proposal) usaha adalah :

1) Nama Perusahaan
Membuat nama perusahaan perlu dipikirkan secara cermat, karena
nama perusahaan tidak dipakai satu atau dua tahun, namun untuk
selamanya. Poin ini sederhana namun sangat menentukan. Menurut
Canon dan Wichert, ciri-ciri nama yang baik adalah :
 Pendek
 Sederhana
 Mudah dieja
 Mudah diingat
 Enak dibaca
 Tidak ada nada sumbang
 Tidak ketinggalan jaman
 Ada hubungan dengan barang dagangan
 Bila diekspor gampang dibaca oleh orang luar negari
 Tidak menyinggung perasaan kelompok/orang lain atau tidak
negatif
 Dapat memberi sugesti pada pengguna produk tersebut

2) Lokasi Perusahaan

91
Seperti halnya nama perusahaan, lokasi usaha juga berkaitan dengan
masa atau jangka panjang. Artinya dampak yang timbul karena
kesalahan memilih lokasi usaha akan menjadi beban jangka panjang,
apalagi investasi untuk usaha ini tidak kecil. Kesalahan dalam
pemilihan lokasi juga dapat menimbulkan masalah di kemudian hari,
seperti kesulitas mendapatkan sarana produksi, kesulitas mencari
konsumen, kesulitan perijinan dan masih banyak lagi. Oleh karena itu,
lokasi yang baik hendaknya memperhatikan beberapa faktor di bawah
ini :
 Sumber sarana produksi
 Letak pasar/konsumen
 Sarana dan prasarana pendukung
 Perijinan
 Masyarakat, dll.

3) Komoditas yang akan diusahakan


Kesempatan memilih komoditas apa yang akan diusahakan, dapat
mempertimbangkan beberapa hal berikut ini :
 Meningkatnya permintaan, sementara suply tidak mencukupi
 Teridentifikasinya kebutuhan masyarakat akan produk tertentu
 Kurangnya saingan dalam bidang usaha yang akan ditekuni
 Adanya kemampuan yang meyakinkan untuk bersaing dan
berhasil

4) Konsumen yang dituju


Untuk poin ini, segmentasi (pembagian) pasar perlu dilakukan, akan
dijual ke segmen pasar mana produk kita.

5) Posisi di pasar yang akan dimasuki


Sebagai pendatang baru dalam sebuah unit bisnis, perlu
dipertimbangkan apakah perusahaan akan masuk sebagai pemimpin
pasar, penantang pasar, pengikut pasar. Semua pilihan tersebut
memilki konsekuensi sendiri-sendiri yang harus dihadapi.

92
6) Partner yang akan diajak kerjasama
Di banyak kasus, kerja sama dengan pihak lain sangat dan lazim
dilakukan. Banyak alasan mengapa kerja sama tersebut perlu
dilakukan. Salah satu diataranya adalah untuk memperkuat modal dan
profesionalisme pengelolaan. Hal penting yang perlu diperhatikan
dalam melakukan kerja sama adalah adanya kontrak/perjanjian kerja
yang jelas dan formal.

7) Manajemen
Manajemen menyangkut SDM yang akan mengelola dan menjalankan
bisnis yang akan ditekuni. Alternatif yang dapat dipilih diantaranya
adalah :
 Dikelola sendiri
 Diserahkan pada pihak lain dengan pengawasan
 Dikelola bersama dengan partner bisnis
 Dikelola sepenuhnya oleh pihak lain
Semua pilihan diatas tentunya memiliki konsekuensi sendiri-sendiri
yang perlu diperhatikan dan direncanakan dengan matang.

8) Permodalan (yang diharapkan dan yang tersedia) dan manajemen


keuangan
Poin ini menjadi sangat penting, karena semua sumber daya yang
dibutuhkan untuk memulai suatu usaha, ada harganya. Oleh karena
itu, modal semangat dan kejujuran saja tidaklah cukup, perlu modal
dalam arti yang sebenarnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah :
 Besarnya modal yang dibutuhkan
 Sumber modal yang dapat diharapkan
 Biaya modal
 Arus kas ( tingkat pengembalian ) dari modal tersebut

93
Beberapa tip dalam mengelola keuangan adalah :
 Bila meminjam sesuaikan dengan kemampuan mencicil
 Jika tidak dapat memproduksi, jangan meminjam
 Bila tidak butuh, jangan tergiur terhadap tawaran kredit
 Jangan menggunakan pinjaman usaha untuk keperluan pribadi
 Perhitungkan arus kas perusahaan seteliti mungkin
 Pacu kinerja perusahaan akan menghasilkan keuntungan, dll.
9) Studi Kelayakan
Poin ini sangat diperlukan untuk memberi pejelasan dari berbagai
aspek, seperti :
 aspek ekonomi
 aspek hukum
 aspek teknis
 aspek pasar, dll.
Tujuannya adalah untuk lebih memastikan bahwa unit usaha/bisnis
yang akan dijalankan adalah layak dan memiliki prospek yang baik.

Contoh sederhana proposal

I. Pendahuluan
Latar belakang
Tujuan
II. Profile Usaha
Nama dan alamat perusahaan
Nama dan alamat pemilik
Nama dan alamat penanggung jawab yang bisa dihubungi
setiap saat Informasi tentang bisnis yang akan dilaksanakan
III. Rangkuman eksekutif ( lebih kurang 2 atau 3 halaman yang
menjelaskan secara lengkap isi proposal).
IV. Analisis Industri
Prospek masa depan usaha agribisnis
Analisis Persaingan
Segmentasi pasar yang akan dimasuki
Ramalan-ramalan tentang produk yang akan dihasilkan
V. Deskripsi Usaha

94
Produk yang ditawarkan
Jasa Pelayanan
Lokasi usaha
Ruang lingkup bisnis
Personalia dan perlengkapan kantor Latar belakang identitas
pengusaha
VI. Rencana Operasi/produksi
Proses produksi
Bangunan dan perlengkapannya
Mesin dan perlengkapannya Sumber bahan baku
VII. Rencana Pemasaran
Penentapan harga
Rencana / pelaksanaan distribusi
Promosi yang akan dilakukan
Pengembangan produk

VIII. Perencanaan Organisasi


Bentuk kepemilikan dan struktur organisasi Informasi tentang
partner
Uraian tentang hak dan kewajiban
Latar belakang anggota tim manajemen
IX. Permodalan dan Manajemen
Keuangan
Neraca permulaan perusahaan
Proyek aliran kas Analisis titik impas
Sumber-sumber permodalan
X. Studi Kelayakan dan Risiko
Tinjauan aspek ekonomi
Tinjauan aspek hukum
Tinjauan aspek teknis
Tinjauan aspek pasar, dll.
Risiko-risiko yang mungkin dihadapai

95
D. Aktivitas Pembelajaran

Materi Praktik
Penyusunan Proposal
Pembelajaran Pembelajaran

Rencana Tindak Prensentasi Rangkuman Hasil


Lanjut

E. Latihan/Kasus/Tugas

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!


1. Jelaskan apa yang dimaksudkan analisa usaha budidaya pada
tanaman perkebunan tahunan ?
2. Jelaskan faktor-faktor yang harus diadakan dalam analisis usaha
tersebut?
3. Jelaskan isi dari proposal dari agribisnis tanaman perkebunan
tahunan ?
4. Mengapa proposal harus dibuat jika anda melakukan agribisnis
tanaman perkebunan tahunan? Jelaskan!

Tugas 1 :
Buatlah proposal usaha agribisnis tanaman perkebunan yang ada
di sekolah anda dengan asumsi-asumsi yang ada di sekolah
anda.

F. Rangkuman

96
Proposal usaha harus dibuat sebagai pedoman jika anda ingin
melakukan kegiatan agribisnis tanaman perkebunan sehingga
kegiatan agribisnis menjadi efektif dan efisien.
Isi dari proposal terdiri dari ;

 Bagian pendahuluan
 Bagian isi
 Bagian penutup
Lampiran-lampiran

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengikuti diklat dari kompetensi penyusunan proposal usaha


tanaman perkebuan yang ada di modul ini apakah anda dapat
melaksanakannya di sekolah dimana anda mengajar? Buatlah rencana
tindak lanjut sebagai diklat di sekolah sehingga anda mempunyai
rencana pada pasca diklat sekaligus dapat menyusun proposal tanaman
perkebunan di sekolah anda.

97
KUNCI JAWABAN LATIHAN

1. Suatu analisis tentang tentang usaha budidaya tanaman perkebunan


yang meliputi komoditas yang akan diusahakan, sarana dan prasarana,
SDM, permodalan dan pembiayaan usaha.
2. Faktor-faktor yang mendukung dalam analisa usaha adalah kebun dan
tanamannya, sarana dan prasarana, SDM, permodalan dan pembiayaan
usaha.
3. Isi proposal ; pendahuluan, bagian isi, penutup dan lampiran-lampiran.
Pendahuluan berisikan latar belakan, tujuan dan sasaran, Bagian isi
mencakup komoditas yang diusahakan, sarana dan prasarana, teknis
budidaya, permodalan dan pembiayaan.
4. Proposal dibuat sebagai pedoman dalam melakukan usaha agribisnis
tanaman perkebunan sehingga usaha ini menjadi efektif dan efisien.

98
EVALUASI

Buatlah rancangan pembelajaran untuk kompetensi analisis penentuan


komoditas dan penusunan roposal agribisnis tanaman perkebunan dengan
asumsi-asumsi yang dibuat sebelumnya dalam bentuk :
1. Rancangan/desain pembelajaran untuk kompetensi di atas.
2. Rancangan/desain pembelajaran praktik untuk kompetensi di atas.
3. RPP untuk kompetensi di atas.
Dalam bentuk kertas kerja sebagai hasil diklat sebagai portofolio dari diklat ini.

99
PENUTUP

Modul level 10 dengan kompetensi Menganalisis penentuan komoditas


tanaman perkebunan dan Penyusunan proposal usaha agribisnis tanaman
perkebunan sebagai bahan ajar untuk diklat guru pada level 10. Dengan
mempelajari modul ini diharapkan dapat membantu para guru yang telah
mempelajari modul dengan melalui diklat guru produktif bidang perkebunan
sehingga dapat meningkatkan kompetensi profesional yang merupakan bekal
dalam memgajar dan membimbing siswa nantinya di sekolah dimana guru
tersebut mengajar.

Oleh karena itu nantinya guru yang mempelajari modul ini pada diklat yang
diikuti maka diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa di sekolah
masing-masing ketika guru mampu mentansfer kompetensi ini nantinya.

100
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ( ), Karet, Budidaya dan Pengolahan Strategi Pemasaran. PT.


Penebar Swadaya, Jakarta.
Anonim. (2003), Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sawit, PTP Nusantara VIII
Bandung.
Djafaruddin. (2001). Dasar-dasar Perlindungan Tanaman, Bumi Aksara, Jakarta..
Didit Heru S. Ir dan Agus Andoko Drs.( ), Petunjuk lengkap budidaya karet.
Agromedia. Jakarta
Hardjosentono. A. (1996). Alat dan Mesin-mesin Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta.
Iyung Pahan. (2006). Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga
Hilir. Penebar Swadaya Jakarta.
Ian Rankine dan Thomas Fairhurst. (2000). Seri Tanaman Kelapa Sawit Vol.
1. Pembibitan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Ian Rankine dan Thomas Fairhurst. (2000). Seri Tanaman Kelapa Sawit Vol.
2. Tanaman Belum Menghasilkan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Medan.
Ian Rankine dan Thomas Fairhurst. (2000). Seri Tanaman Kelapa Sawit Vol.
3. Tanaman Menghasilkan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Imam Satyawibawa dan Yustina Erna Widyastuti. (1992). Kelapa Sawit Usaha
Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran, Penebar
Swadaya. Jakarta.

101
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. (2008). Panduan Lengkap
Budidaya Kakao. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Prawoto, A. A., Santoso, B. A., Wibawa, A., Santoso, B. A., Drajat, B.,
Sulistiyawati, E., Satyoso, U. H., Winarno, H., Baon, B. J., Selamet,
J., Dibyorachmanto, K., Misnawi., Jasman, P., Raharjo, P.,
Pujiyanto., Erwiyono, R., Abdoellah, S., Dahriah, S., Mulanto, S.,
Sukamto, S., Sulistyowati, Wardani, S., Widyatomo, S., Panggabean,
R. T., Wahyudi, T., Yusianto dan Zaenudin. (2008). Panduan
Lengkap Kakao. Cet-1. Penebar Swadaya. Jakarta.
PPKKI. (2004). Panduan Lengkap Budidaya Kakao. PT Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.(2008). Panduan Lengkap
Budidaya Kakao. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Razak Purba, A. dkk. _ . Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa
Sawit Medan.
Susanto, FX, (1995). Tanaman Kakao: Budidaya dan Pengolahan Hasil.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Syamsulbahri, (1996). Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan.
Cet-1. Gajah Mada Uniyersity Press. Yogyakarta
Soepadiyo Mangoensoekarjo dan Haryono Semangun. (2005). Manajemen
Agrobisnis Kelapa Sawit. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Tim Pengembangan Materi LPP. (2004). Tanaman Kelapa sawit. Lembaga
Pendidikan Perkebuan Press Yogyakarta.
Tumpal, H.S. S., Slamet, R., dan Laeli, N., (2008). Pembudidayaan,
Pengolahan, dan Pemasaran Cokelat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Herdradjat Natawidjaya, (2012). Pesoman teknis penanganan pascapanen
kakao.Direktorat pascapanen dan pembinaan usaha direktorat
jenderal perkebunan kementerian pertanian. Jakarta.
Herdradjat Natawidjaya, (2012). Pedoman teknis penanganan pascapanen
kopi.Direktorat pascapanen dan pembinaan usaha direktorat jenderal
perkebunan kementerian pertanian. Jakarta.

102
GLOSARIUM

Ekstensifikasi usaha adalah perluasan/pengembangan usaha dengan jenis


usaha yang lain/berbeda
Intensifikasi usaha adalah peningkata/pengembangan usaha dengan jenis
usaha yang sama.
Kapasitas adalah pemenuhan/wadah dari suatu kebutuhan.
Karakteristik adalah ciri-ciri khas.
Komoditas adalah jenis tanaman/varietas.
Kompetensi adalah kemampuan dan kewenangan
Konvesional adalah cara lama.
Organik adalah mahluk hidup, non organik bukan mahluk hidup
Pascapanen adalah kegiatan setelah pemanenan.
Polong adalah kulit buah kakao.
Portofolio Hasil Belajar adalah produk belajar siswa berdasarkan standar
porotfolio yang telah disepakati antara guru, institusi penjamin mutu, dan
siswa. Portofolio hasil belajar siswa dapat berupa resume, kliping, gambar,
foto, video, slide, benda kerja, dan lain-lain.
Pulp adalah daging buah kakao.

103
Populasi adalah banyaknya/jumlah tanaman per satuan luas
PMDN/PMA Singkatan dari pemilikan modal dalam negeri/pemilikan modal
asing
Recording adalah pencatatan hasil pengamatan.
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) adalah tanaman yang belum siap
untuk dipanen.
Tanaman Menghasilkan (TM) adalah tanaman yang siap untuk dipanen.
Taksasi Hasil adalah pendugaan hasil panen.
Tekstur tanah adalah perbandingan partikel tanah dari suatu kawasan lahan
seperti pasir, debu dan liat.
SDM singkatan dari sumber daya manusia.
Struktur tanah komposisi masing-masing partikel tanah menyatu sehingan
dikenal struktur tanah masif, remah dan berat.
UMR singkatan dari upah minimun regional, adalah minimum untuk tenaga
kerja di daerah dimana pekerja bekerja di daerah tersebut.

104
Ir Graito, MT., lahir tanggal 21 Pebruari 1958 di Cilacap, Jawa Tengah.
Pendidikan dasar dan menengah diselesaikan di Cilacap. Pendidikan Tinggi
(S1) di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Jawa Tengah bidang
Agronomi dan Magister (S2) di Institut Teknologi Bandung bidang
Hidrogeologi

Pada tahun 1988 bekerja di PPPPTK Pertanian Cianjur, diangkat sebagai


Widyaiswara pada tahun 1992 sampai sekarang.

Modul yang pernah ditulis, Budidaya Tanaman Karet, Budidaya Tanaman


Kelapa Sawit. Buku yang pernah ditulis ‘Kompos’ Pemamfaatan Limbah

105

Anda mungkin juga menyukai