A. Latar Belakang
Modul ini merupakan modul Agribisnis Tanaman Perkebunan KK-J yang
berisikan tentang kompetensi Menganalisis Penentuan Komoditas
Tanaman Terkebunan dan Penyusunan Proposal Usaha Tanaman
Perkebunan.
B. Tujuan
Tujuan dari mempelajari modul ini adalah :
1. Memiliki kompetensi penentuan komoditas tanaman yang akan
diusahakan.
1
2. Mampu menyusun proposal usaha agribisnis tanaman perkebunan.
3. Mampu mengimplementasikan hasil diklat untuk pembelajaran di
sekolah.
C. Peta Kompetensi
2
Perkebunan dan Pasca Panen Tanaman
Perkebunan
J Proposal Usaha dan Pemasaran Hasil
TINGGI
Tanaman Perkebunan
KK-A
KK-B
KK-C
KK-D
KK-E
MODUL AGRIBISNIS
KK-F
TANAMAN PERKEBUNAN
KK-G
KK-H
KK-I
D. Ruang Lingkup
3
Ruang lingkup modul ini berisikan tentang Menganalisis penentuan
komoditas tanaman perkebunan dan Penyusunan proposal usaha
agribisnis tanaman perkebunan. Kompetensi penentuan komoditas akan
mempelajari potensi unggulan daerah komoditas tanaman perkebunan
teknis kesesuaian, kelayakan ekonomi persyaratan, kelayakan
sosial/hukum sedang kompetensi penyusunan proposal usaha agribisnis
tanaman perkebunan akan mempelajari telaah agribisnis tanaman
perkebunan, perencanaan agribisnis tanaman perkebunan ditinjau dari
aspek teknis, ekonomi dan sosial budaya. Sehingga diharapkan peserta
diklat memiliki kompetensi di atas.
4
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan
1. Mampu menganalisis kondisi suatu daerah untuk melaksanakan
agribisnis tanaman perkebunan
2. Mampu menentukan komoditas tanaman perkebunan yang akan
diusahakan.
3. Mampu mengimplementasikan kompetensi hasil diklat di sekolah
masing-masing.
Menganalisis potensi
unggulan daerah
komoditas tanaman
Menentukan
kesesuaian persyaratan
teknis sesuai
komoditas yang akan
diusahakan.
Menganalisis kelayakan
Penentuan Komoditas
ekonomis sesuai
Tanaman Perkebunan
kebutuhan pasar. yang akan Diusahakan
Menganalisis kelayakan
sosial/hukum sesuai
budaya masyarakat.
Menentukan tanaman
yang akan diusahakan
berdasarkan hasil studi
kelayakan. 5
C. Uraian Materi
6
Dalam mewujudkan gagasan baru tersebut diperlukan langkah (action) nyata
dan salah satu langkah awal yang penting adalah kegiatan kajian atau studi.
Ada berbagai macam kajian yang dapat dilakukan untuk maksud tersebut di
atas. Mengingat jenis dan lingkup serta keperluan studi dapat berbeda antara
satu dengan yang lain, maka pandangan dan cara pendekatannya juga dapat
berbeda.
Tahapan diatas secara umum dapat berlaku hampir untuk semua proses
perencanaan sampai implementasi usaha/proyek. Namun, mengingat jenis
dan skala industri yang ada bervariasi, maka jenis kegiatan masing-masing
proyek dapat beragam pula. Beberapa kegiatan mungkin berjalan seiring
(paralel), namun mungkin juga ada yang bersamaan (tumpang-tindih) dengan
kegiatan pada tahap lebih lanjut.
Kegiatan pada tahap awal, yaitu pada tahap Pra-investasi lebih banyak
dilakukan dalam bentuk penjajagan dan kajian atau studi, sementara tahap
selanjutnya yaitu investasi lebih banyak dilakukan untuk melakukan kontak,
pembangunan sarana fisik, dan akhirnya pada tahap ketiga barulah berupa
kegiatan awal operasional yang sebenarnya.
Kegiatan pada tahap awal, yaitu pada tahap Pra-investasi terdiri dari
beberapa kegiatan meliputi:
a. Identifikasi peluang investasi,umumnya dilakukan dalam bentuk studi
peluang (Opportunity studies).
b. Pemilihan dan kejelasan awal atas proyek (preliminary project selection and
definition) umumnya dilakukan dalam bentuk Pra-Studi Kelayakan (Pre-
Feasibility Studies).
7
c. Formulasi proyek (project formulation) umumnya dilakukan dalam bentuk
studi kelayakan (feasibility studies). Studi pendukung (support sudies) atau
pun studi fungsional (Functional studies) masih termasuk dalam tahap ini.
d. Evaluasi dan keputusan akhir untuk melakukan investasi (final project
evaluation and investment decision).
Tahap Investasi dilakukan setelah dari hasil studi peluang dan studi kelayakan
diperoleh gambaran yang cukup meyakinkan bahwa investasi dapa dilakukan.
Kegiatan tahap ini meliputi:
a. Pembuatan rujukan untuk perencanaan desain pembangunan fisik
(engineering).
b. Pembuatan desain fisik. Jika tidak mampu melakukannnya sendiri, maka
kiranya perlu mencari dan mengontrak konsultan perencanaan untuk
membuat desain dan dokumen tender.
c. Pembuatan dokumen tender dan persiapan tender
d. Penawaran tender, penentuan pemenang tender, negosiasi dan kontrak
e. Pengerjaan fisik (konstruksi) disusul oleh pemasangan mesin dan.peralatan
pabrik dan kantor
f. Recruitment tenaga kerja dan pelatihan
g. Pengoperasian awal biasanya masih dalam jaminan pemborong.
Pada tahap operasional, agribisnis tanaman perkebunan ini telah diuji coba
dan setelah itu memasuki tahap operasional yang sebenarnya.
Pada awalnya mungkin belum mampu mencapai kapasitas penuh. Cepat atau
lambat agribisnis mencapai kapasitas penuh bergantung banyak faktor,seperti
faktor teknis (bahan baku dan bahan lain, peralatan/ perlengkapan) maupun
faktor sosial-ekonomis (yakni tenaga kerja, mana jemen, dan keuangan)
Faktor, finansial sering merupakan faktor kritis pada fase ini karena, pada fase
inilah umumnya terasa "berat" dalam hal pembiayaan mengingat modal atau
dana yang ditanam telah banyak. dan masih harus dikeluarkan lagi untuk
biaya operasional produksi. Beban pembiayaan akan makin terasa berat jika
pemasukan uang (cash) sulit misalnya karena hasil produksi tidak dapat
segera terjual. Keadaan ini sering menyebabkan beberapa proyek terhambat
atau bahkan terbengkalai.
8
Mengingat hal tersebut, maka semua aspek dalam fase operasi onal ini harus
diperhatikan untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka
pendek hendaknya diperhatikan semua hal teknis; sosial-ekonomis, maupun
finansial yang terkait.
Hal yang menyangkut teknis opera sional peralatan dan mesin yang
digunakan, tenaga kerja yang menanganinya, masalah administrasi,
keamanan; dan sebagainya. Semua analisis ini pada akhirnya akan
menyangkut aspek finansial. Oleh karena itu jika ada cacat pada studi pra
investasinya, maka analisis tekno-ekonomis yang menyusul juga akan cacat
dan sangat beresiko bagi usaha bersangkutan.
2. Studi Kelayakan
Tingkat kelayakan dapat diukur dan diketahui maka perlu dilakukan studi
kelayakan, yaitu suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang
suatu kegiatan usaha atau usaha yang akan dijalankan dalam rangka
menentukan layak atau tidak suatu usaha tersebut dijalankan, dan kegiatan ini
merupakan bagian dari pra investasi.
Studi kelayakan usaha dalam arti sempit, bahwa pengkajian tentang dapat
tidaknya suatu usaha dilaksanakan dengan berhasil dengan pertimbangan
mendapatkan manfaat finansial.
9
tenaga kerja), pemanfaatan akses sumber daya, penghematan devisa, dan
peluang usaha.
Dengan demikian dalam suatu studi kelayakan akan menyangkut tiga aspek,
yaitu:
• Manfaat ekonomis bagi usaha itu sendiri (sering disebut sebagai manfaat
finansial). Artinya apakah usaha tersebut dipandang cukup menguntungkan
apabila dibandingkan dengan risiko usaha tersebut.
• Manfaat ekonomis usaha tersebut bagi Negara tempat usaha itu
dilaksanakan (sering disebut sebagai manfaat ekonominasional). Hal ini
menunjukkan manfaat usaha tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.
• Manfaat sosial usaha tersebut bagi masyarakat di sekitar lokasi usaha.
10
Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan risiko yang
tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan maupunyang tidak dapat
dikendalikan.
b. Memudahkan perencanaan
Ramalan tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, dapat
mempermudah dalam melakukan perencanaan. Perencanaan tersebut,
meliputi :
Berapa jumlah dana yang diperlukan
• Kapan usaha akan dijalankan
• Dimana lokasi usaha akan dibangun
• Siapa yang akan melaksanakan
• Bagaimana cara melaksanakannya
• Berapa besar keuntungan yangakan diperoleh
• Bagaimana cara mengawasinyajika terjadi penyimpangan
Dengan adanya perencanaan yang baik, maka suatu usaha akan mempunyai
jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai pada waktu
tertentu.
d. Memudahkan pengawasan
11
samping itu, pelaksanaan usaha dapat dilakukan secara sungguh-sungguh,
karena adayang mengawasi.
e. Memudahkan pengendalian
a) Pihak-pihak Berkepentingan
1. Investor
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk
direalisasikan, pendanaan dapat mulai dicari dengan mencari investor atau
pemilik modal yang mau menanamkan modalnya. Bagi investor, hasil studi
kelayakan memiliki arti tersendiri, karena investor akan mempelajari laporan
tersebut untuk memastikan keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan
keselamatan atas modal yang akan diinvestasikannya.
2. Lembaga keuangan
Jika modal perusahaan berasal dari dana pinjaman bank atau lembaga
keuangan lainnya, maka lembaga lembaga tersebut akan berkepentingan
terhadap hasil studi kelayakan. Bank dan lembaga keuangan lainnya tidak
mau memberi kredit atau pinjaman, bila suatu usaha tersebut dikemudian hari
mempunyai masalah (kredit macet).
12
Oleh karena itu, untuk usaha-usaha tertentu pihak perbankan akan melakukan
studi kelayakan terlebih dahulu secara mendalam sebelum pinjaman
dikucurkan kepada pihak peminjam.
3. Pemerintah
4. Masyarakat luas
5. Manajemen
Hasil studi kelayakan usaha merupakan ukuran kinerja bagi pihak manajemen
perusahaan untuk menjalankan tugasnya. Kinerja tersebut dapat dilihat dari
hasil yang telah dicapai, sehingga terlihat prestasi kerja pihak manajemen
yang menjalankan usaha.
13
Penemuan ide atau perumusan gagasan, wirausahan memiliki ide untuk
merintis usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi
dalam bentuk pemikiran dan kemungkinan-kemungkinan usaha apa saja yang
paling memberikan peluang menguntungkan dalam jangka waktu panjang.
a. Memformulasikan tujuan
Dalam tahap ini adalah merumuskan visi dan misi. Perumusan visi dan misi,
sebelumnya diawali perumusan nilai-nilai yang disepakati bersama.
Sistim nilai yang telah disepakati dandiyakini bersama akan menuju kearah
lebih baik/ keberhasilan organisasi/perusahaan. Kemudian nilai nilai tersebut
dijadikan inspirasi dalam perumusan visi dan misi organisasi/perusahaan.
b. Analisis
c. Pengambilan Keputusan
3. Aspek Teknis
14
Lokasi usaha merupakan salah satu faktor terpenting dalam setiap usaha,
terutama jika menyangkut usaha dibidang pertanian. Oleh karena itu faktor
lokasi harus dipertimbangkan dan dilakukan pengkajian agar dapat
ditentukanapakah suatu lokasi yang akan dijadikan tempat usaha tersebut
dapat dikatakan layak digunakan.
Dalam banyak hal justru faktor ini (terutama jika menyangkut lahan yang luas
misalnya untuk perkebunan atau industri) sering kali menghambat karena
menyangkut berbagai aspek permasalahan.
Ketersediaan lahan untuk di Jawa dan di kawasan perkotaan relatif lebih sulit
di bandingkan di luar Jawa sehingga usaha perkebunan yang membutuhkan
lokasi yang relatif luas cenderung dilakukan di luar Jawa.
Dalam memilih dan menetukan lokasi perlu dilakukan penilaian dengan tujuan
untuk memaksimalkan keuntungan pemilihan lokasi. Lokasi sangat
mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel.
15
Lokasi berpengaruh besar pada laba keseluruhan perusahaan. Misalnya,
biaya transportasi sendiri hampir mendekati 25% dari harga jual produk
(bergantung pada produk dan jenis produksi atau jasa yang diberikan). Angka
25% ini mengandung arti bahwa seperempat pendapatan total perusahaan di
butuhkan untuk menutup biaya pengangkutan bahan-bahan baku yang masuk
dan barang jadi yang keluar. Biaya lain yang dipengaruhi faktor lokasi di
antaranya adalah pajak, upah, biaya bahan baku, dan sewa.
Memilih lokasi menjadi semakin sulit dengan adanya globalisasi tempat kerja.
Globalisasi terjadi karena :
a. Tenaga Kerja
16
Berbagai kasus pindahnya investor asing diduga akibat tidak kondusifnya
persoalan ketenagakerjaan di Indonesia. Kondisi ketenagakerjaan yang perlu
dipertimbangkan antara lain (1) moral dan etika kerja, (2) etos kerja, (3) kedisi
plinan, (4) loyalitas dan dedikasi terhadap pekerjaan, (5) tingkatpendidikan,
dan (6) tingkat rata-rata upah di daerah tersebut (UMR). Keenam faktor
tersebut akan menimbulkan perbedaan produktivitas pada tiap-tiap daerah.
Namun, bagi seorang analis studi kelayakan yang mengambil objek di daerah,
kondisi kedaerahanlah yang menjadi perhatian utamanya. Kecuali proyek/
bisnis yang akan dijalankan bersifat Nasional, misalnya jangkauan sasaran
pasarnya Nasional, bahan baku dan tenaga kerjanya dipasok dari daerah/
pulau lain.
Pendapatan per kapita antara daerah satu dan daerah yang lain relatif
berbeda. Tingkat pendapatan perkapita daerah maju relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah tertinggal. Jika lokasi usaha yang akan didirikan
di daerah maju, seperti Semarang, pasti UMRnya akan lebih tinggi
17
dibandingkan dengan Ambarawa. Namun, jika usaha/ proyek tersebut
berorientasi pada market/pasar, tentu bisnis tersebut akan mencari lokasi
yang mempunyaipendapatan per kapita tinggi. Korelasinya ada pada daya beli
masyarakat yang cenderung tinggi (konsumtif). Sebaliknya kegiatan
abribisnisberorientasi pada skala usaha yang luas sehingga pemilihan lokasi
di daerah-daerah dengan tingkat pendapatan per kapita relatif rendah.
d. Biaya
Biaya lokasi dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu biaya yang terlihat dan
biaya yang tidak terlihat. Biaya yang terlihat adalah biaya-biaya yang langsung
dapat diidentifikasi dan secara tepat ditentukan jumlahnya.
Biaya-biaya ini mencakup biaya tenaga kerja, biaya utilitas, bahan baku,
pajak, dan penyusutan yang dapat diidentifikasi oleh manajemen dan bagian
akuntansi. Selain itu, ada biaya-biaya lain, seperti transportasi bahan baku,
transportasi bahan jadi, dan sebagainya.
Biaya tidak terlihat adalah biaya biaya yang tidak mudah ditentukan angkanya.
Biaya-biaya ini mencakup kualitas pendidikan, fasilitas angkutan umum, sikap
masyarakat terhadap industri dan terhadap perusahaan itu sendiri, serta mutu
dansikap karyawan yang akan dipekerjakan.
e. Sikap Pemerintah
Sikap pemerintah pusat ataupun daerah dapat tercermin dari peraturan dalam
bidang investasi yang terindikasi dari peraturan perizinan,yang meliputi:
• Persetujuan/ izin penanaman modal non fasilitas PMDN/PMA (untuk usaha
tertentu)
• Izin lokasi, pengeringan, mendirikan bangunan (IMB), usahajasa konstruksi,
usaha industri.
• Tanda daftar perusahaan.
• Tanda daftar gudang.
Sikap pemerintah pada saat membuat keputusan lokasi mungkin tidak
bertahan lama.
18
Pemilihan lokasi dan site perlu juga diinventarisasi dan dikaji sebagai per
timbangan dalam penentuan tingkat kelayakan di antaranya seperti:
• Letak lokasi ditinjau dari segi adminstrasi geografi seperti: Jalan nomor desa,
kecamatan, dan seterusnya
• Harga lahan
19
kepada karyawan. Di samping itu, pelangganpun betah untuk bertransaksi
atau berurusan dengan perusahaan.
Salah satu faktor penting yang tidak boleh dilupakan karena sering menjadi
penghambat adalah kondisi setempat di antaranya seperti:
1. Iklim
Contoh: Persyaratan suhu udara rata-rata 17-21o C, untuk kopi arabika, dan
Suhu udara rata rata 21-24o C, untuk robusta.
Suhu optimal untuk persayaratan tanaman karet berkisar antara 250C sampai
350C, untuk perkebunan tanaman kelapa sawit komersial dapat tumbuh
dengan baik pada kisaran suhu 24-28o C, sedangkan suhu ideal bagi
pertumbuhan kakao adalah 300-320C (maksimum) dan 180-210(minimum).
Suhu lebih rendah dari 100C akan mengakibatkan gugur daun dan
mengeringnya bunga.
20
Contoh persyaratan kelembapan udara tanaman kelapa sawit berkisar 80%.
Penyinaran mata hari (khususnya penyinaran rata rata setahun, 10 tahun).
Contoh untuk tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500
mm sampai 4.000 mm/tahun, dengan hari hujan berkisar antara 100 sd.
150HH/tahun. Namun demikian, jikasering hujan pada pagi hari, produksi
akan berkurang. Untuk kebutuhan tanaman kelapa sawit curah hujannya
sekitar 2000 mmper tahun yang merata sepanjang tahun tanpa adanya bulan
kering yang nyata.
Untuk tanaman kopi curah hujan yang dipersyaratkan 1.500 s/d 2.500 mm/th,
bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1-3 bulan.
Contoh: angin yang sangat baik untuk kelapa sawit khususnya membantu
dalam penyerbukaan berkisar 5-6 km/jam.
Pohon tanaman kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kencang, lebih-
lebih dimusim kemarau. Karena angin itu mempertinggi penguapan air pada
permukaan tanah perkebunan.
21
f. Banjir (khususnya tinggi, waktu/musim, lama) dan catatan gempa setempat
(khususnya frekuensi dan kedahsyatan/skala Richter)
2. Kondisi tanah
Tanah adalah lapisan atas bumi yang dapat diolah menurut kepentingannya,
karena tanah dipandang sebagai sarana produksi tanaman yang mampu
menghasilkan berbagai tanaman. Setiap komoditi tanaman membutuhkan
persyaratan tanah untuk hidup secara optimal. Untuk itu kondisi tanah yang
ada agar sesuai dengan peruntukan jenis tanaman hal ini tidak dapat
dianggap ringan maka perlu dibutuhkan data yang riil seperti :
Contoh pada tanaman kopi menghendaki tanah yang dalam, gembur dan
banyak mengandung humus berarti banyak mengandung zat-zat makanan
yang dibutuhkan oleh tanaman untukpertumbuhan dan produksi.
Untuk tanaman karet tanah harus gembur, kedalaman antara 1-2 meter, tidak
bercadas. Untuk tanaman kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah,asal
persyaratan fisik dan kimia tanahyang berperan terhadap pertumbuhan dan
produksi kakao terpenuhi.
Contoh pada tanaman kopi umumnya menghendaki tanah lapisan atas (top
soil) dalam, gembur, subur, banyak mengandung humus, dan permeabel,atau
dengan kata lain tekstur tanah harus baik.
Tanaman karet umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah
dibandingkan dengan sifat kimianya, tekstur tanah remah, porus dan dapat
menahan air. Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir.
Tanaman kakao, tekstur tanah yang baik adalah lempung liat berpasir dengan
komposisi 30 -40 % fraksi liat, 50% pasir, dan 10 - 20 persen debu.
22
Tanaman kelapa sawit, dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol,
Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol.
Contoh pada tanaman kopi menghendaki reaksi yang agak asam dengan PH
5,5 - 6,5.
Tanaman karet reaksi tanahnya dengan pH 4,5 - pH 6,5.
Tanaman kakao dapat tumbuh dengan pH 6 - 7,5; tidak lebih tinggi dari 8
serta tidak lebih rendah dari 4; paling tidak pada kedalaman 1 meter. Hal ini
disebab
kan terbatasnya ketersediaan hara pada pH tinggi dan efek racun dari Al, Mn,
dan Fe pada pH rendah.
3. Fasilitas Transportasi
Selain itu ada faktor yang secara umum harus dipertimbangkan untuk setiap
usaha, yaitu sarana jalan dan transportasi dari dan ke tempat usaha tersebut.
Faktor transportasi inilah yang umumnya merupakan kunci keberhasilan atau
penyebab kegagalan suatu usaha karena menyangkut biaya transportasi dan
bagi usaha jasa akan menyangkut kedatangan pelanggan. Kondisi
transportasi yang meliputi ;
a. Jalan darat (kelas jalan, lebar, kondisi dan kekuatan, jaringan jalan dan
jarak ke kota)
b. Kereta api (jaringan, kekuatan dan kondisi, lokasi/ kondisi fasilitas muat
dan bongkar, pergudangan, peraturan berlaku dan tarif, dan sebagainya)
23
c. Angkutan air (jaringan jalan air, lebar, dalam dan kondisi jaringan, fasilitas
muat dan bongkar, pergudangan, kapasitas dan kondisi dermaga,
peraturan berlaku dari tarif)
Banyak usaha pertanian yang gagal hanya karena hasil yang berlimpah tidak
dapat diangkut untuk dipasarkan karena jarak yang jauh atau karena kondisi
jalan tidak baik.
Akibatnya produk yang dihasilkan tidak terjual atau jika laku harganya sangat
rendah. Usaha jasa sangat tergantung atas jumlah dan jenis pelanggan.
Pelanggan tentu akan enggan datang ke tempat yang jauh, sulit di datangi
atau tempat yang"tidak enak".
4. Pasokan Air
Sumber dari fasilitas umum (jumlah maksimum, tempat yang mungkin untuk
penyam bungan, jenis dan tipe saluran yang ada, tekanan, dan biaya).
Pengadaan sendiri dari mata air, air permukaan (sungai, danau), air tanah
(sumur) atau dari hasil reklamasi.
Kegiatan terkait antara lain studi sumber air dan cara memperolehnya, ijin
pemompaan, ijin penggunaan sumber air, pembebasan atau ganti rugi
penggunaan lahan untuk penyaluran air, usaha pengamanan dan perlakuan
seperti pembersihan (kotoran organik, non organik) dan penjernihan,
24
pengurangan bahkan penghilangan bau dan kesadahan, serta sterilisasi jika
diperlukan.
Suatu usaha menggunakan sistem produksi yang tidak kontinu atau terputus-
putus karena beberapa kondisi antara lain:
a. Permintaan konsumen bersifat musiman.
b. Karakteristik alami alat produksi.
c. Karakteristik alat produksi yang dipengaruhi iklim.
d. Bahan baku tersedia secara musiman.
Ciri-ciri proses produksi secara kontinyu dapat diketahui dari jenis dan ragam
mesin yang digunakan serta susunan penempatan setiap mesin (layout). Di
samping itu, biasanya mesin yang digunakan merupakan satu kesatuan/paket
yang tidak terpisahkan. Proses produksi ini memerlukan dana investasi yang
25
relatif besar, sedangkan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
mengoperasikannya relatif sedikit/kecil karena menggunakan otomatisasi dan
komputerisasi. Misal, industri otomotif, industri air mineral, industri portland
cement, dan sebagainya.
Setiap produk dalam suatu usaha yang akan dijalankan harus memiliki pasar
yang jelas. Dalam aspek pasar dan pemasaran, hal-hal yang perlu dijabarkan
adalah;
• Ada-tidaknya pasar (konsumen)
• Seberapa besar pasar yang ada
• Peta kondisi pesaing, terutamauntuk produk yang sejenis
• Perilaku konsumen
• Strategi yang dijalankan untuk memenangkan persaingan dan merebut
pasar yang ada.
Untuk mengetahui ada tidaknya pasar dan seberapa besarnya pasar, serta
perilaku konsumen, maka perlu dilakukan riset pasar, dengan cara:
• Melakukan survei dengan terjun langsung ke pasar untuk melihat kondisi
pasar yang ada. Dalam hal ini untuk mengetahui jumlah pembeli dan
pesaing.
• Melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang dianggap memegang
peranan. Dalam hal ini melakukan wawancara kepada pesaing secara diam
diam.
• Menyebarkan kuesioner ke berbagai calon konsumen untuk mengetahui
keinginan dan kebutuhan konsumen saat ini.Dalam hal ini untuk mengetahui
jumlah konsumen, daya beli dan selera.
• Menawarkan produk dengan pemasangan iklan, seolah-olah produknya
sudah ada. Dalam hal iniwalaupun produknya harus pesanterlebih dahulu.
.
26
jika ada tingkat kapasitas tertentu. Kedua, hasil peramalan digunakan untuk
membantu dalam mengevaluasi kebutuhan kapasitas.
Kapasitas adalah hasil produksi (output) maksimal dari sistem pada periode
tertentu. Kapasitas dapat diartikan sebagai ukuran kemampuan produktif
suatu fasilitas. Kapasitas biasanya dinyatakan dalam angka persatuan waktu,
misalnya jumlah buah tandan segar (TBS) yang dapatdiproduksi setiap hari,
setiap minggu,setiap bulan, atau setiap tahun. Untukbeberapa perusahaan,
pengukuran kapasitas dapat dilakukan secaralangsung. Ukuran kapasitas
merupakan jumlah maksimal unit yang dapatdiproduksi pada jangka tertentu.
27
Kapasitas yang dijadikan patokan(rated capacity) adalah ukuran kapasitas
dengan fasilitas tertentu yang sudah digunakan secara maksimal. Kapasitas
yang dijadikan patokan tersebut akan selalu kurang atau sama dengan
kapasitas riilnya.
28
Teknologi madya adalah pengem bangan dari teknologi sederhana dengan
muatan teknologi yang intensif seperti dalam persiapan lahan sampai
terbentuknya bedengan melakukan penanaman, pemeliharaan menggunakan
serba mekanis/mesin traktor dengan peralatan tambahannya. Pemetikan daun
teh menggunakan alat mekanis.
Tingkatan teknologi ini lebih tinggi dari teknologi tradisional karena sudah
menggunakan cara modern.
4. Teknologi Tradisional
3.6. Manajemen
29
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian harus dijalankan secara
berkesinambungan.
Aspek manajemen dalam pem bahas an ini dibatasi pada dua kegiatan,yaitu:
b. Pembagian kerja
Tim kerja yang sudah terbentuk terbagi menjadi dua bagian tim, yaitu (1) tim
pengarah dan (2) tim pelaksana. Tim pengarah merupa kan pemilik ide
(gagasan), bisa dalam bentuk perorangan ataupun kelompok (perusahaan).
Rencana kerja (action plan) dibuat bersama-sama antara tim pengarah dan
tim pelaksana untuk mendapatkan sinergi yang tinggi. Rencana kerja meliputi:
sistematika studi kelayakan, pengumpulan data, pengolahan data, dan
penyusunan laporan.
30
d. Penyusunan anggaran
e. Penyusunan jadwal
2. Manajemen Bisnis
31
Beberapa aspek yang disusun dalam manajemen bisnis ini, antara
lain:struktur organisasi,tim manajemen, dan perencanaan personel.
Dalam aspek studi kelayakan, anális jarang membuat manajemen bisnis.
Mereka lebih berkonsentrasi pada penyusunan tim studi kelayakan
(manajemen studi kelayakan) dan manajemen proyek. Manajemen bisnis
disusun setelah studi kalayakan terealisasi sebagai rencana bisnis (business
plan).
a. Identifikasi SDM
32
• Sistem pengembangan karyawan, yaitu menyusun rencana pendidikan dan
pelatihan untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, produktivitas,
dan kinerja karyawan secara keseluruhan. Bentuk pengembangan dapat
bersifat in house training atau diikutsertakan dalam kegiatan pengembangan
SDM yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga yang bergerak dalam
diklat dan sertifikasi.
Aspek ekonomi dan finansial merupakan bagian tahapan analisis dalam studi
yang perlu diamati dan dicermati dalam rangka untuk melihat suatu investasi
dalam usaha dikatakan layak atau tidak. Dalam banyak hal aspek ekonomis
dan finansial rnerupakan tolok ukur utama keberhasilan atau dominan
terutama jika usaha tersebut dijalankan secara komersial, selain itu untuk
melihat seberapa besar pengaruhnya terutama terhadap pertumbuhsn
ekonomi masyarakat secara keseluruhan, seperti pengaruh terhadap jumlah
tenaga kerja yang tertampung, baik yang bekerja di tempat usaha maupun
masyarakat yang di luar, dan peningkatan pendapatan masyarakat.
33
Semua kegiatan yang dilakukan untuk mendukung operasional perusahaan
pada hakikatnya tidak bisalepas dari biaya. Biaya-biaya yang dikeluarkan ini
dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut:
1. Biaya Modal Investasi Tetap
Dana yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap yang akan digunakan
perusahaan untuk menjalankan aktivitas bisnisnya. Contohnya:
Jika lahan harus dibeli, maka biaya pembelian lahan termasuk modal tetap.
Biaya pembelian lahan terdiri dari:
• Biaya pembebasan dan pembelian lahan
• Pajak yang harus dibayar sehubungan dengan pembelian tersebut
• Biaya pengukuran
• Biaya urusan hukum
• Biaya lain yang terkait
Biaya meratakan, menutup atau menggali lahan untuk pekerjaan sipil, atau
pun membuat petak, rorak, guludan, bedengan, saluran air, dan sejenisnya
untuk pekerjaan pertanian.
34
c. Biaya bangunan dan pekerjaan
Biaya untuk kantor dan perlengkapannya seperti meja kursi, lemari, mesin
tulis, komputer, perlengkapan komunikasi (telepon, fax, radio), dan lain-lain
ternasuk biaya investasi tetap.
g. Biaya mobilitas
35
Untuk menunjang kelancaran bisnis diperlukan sarana transportasi, terutama
untuk barang dan mungkin juga untuk staf. Biaya untuk itu termasuk biaya
mobilitas.
Besar modal operasi tentu saja bergantung pada jenis dan besar usaha yang
ditangani serta laju atau cepat tidaknya usaha menghasilkan uang.
3. Biaya Operasi
36
Total biaya produksi dihitung berdasarkan kapasitas normal yang nyata
dicapai dalam kondisi normal dengan mempertimbangkan kapasitas ter
pasang dan kondisi normal pabrik seperti hari dan jam kerja, hari-hari
libur dan perawatan, pergantian alat, pola pergantian kerja (shift), dan lain
lain.
Biaya operasi atau biaya produksi dapat digolongkan ke dalam dua golongan,
yaitu :
b. Biaya tidak tetap yang besarnya bergantung dari volume kegiatan, antara
lain meliputi tenaga kerja (borongan), bahan baku, bahan penolong,
kemasan, listrik, transportasi, biaya distribusi, bonus dan yang sejenis, dan
sebagainya.
Dalam praktek mungkin juga besar biaya yang dikeluarkan akan melebihi
yang diperkirakan semula. Beberapa biaya tidak terduga mungkin saja
terjadi pada saat pelaksanaannya kelak. Selain itu para pengusaha juga
harus memperhitungkan masalah "time lag" antara saat memulai kegiatan
37
usaha dengan datangnya dana pinjaman, atau antara kesiapan teknis
finansial berproduksi dengan masalah administrasi perijinan menjual
barang atau penggunaan merek bagi barang yang telah siap dijual ke
pasar. Usaha harus segera dilaksanakan jika "Surat Perintah Kerja" (SPK)
telah keluar. Keterlambatan penyediaan biaya (uang) untuk melaksanakan
usaha bukan hanya akan memperlambat penyelesaian usaha, tetapi juga
akan rugi dari segi waktu dan bunga modal. Kerugian serupa juga akan
dialami jika misalnya suatu pabrik telah siap berproduksi, tetapi ijin
penggunaan merek atau ijin menjual barangnya terhambat.
Biaya promosi sangat bervariasi dan sering bergantung pada sifat produk
yang dijual dan kondisi persainganyang ada. Untuk produk yang baru,
mungkin diperlukan biaya cukup besar untuk mengenalkannya kepada
masyarakat agar dapat diterima. Promosi kurang perlu dilakukan jika
produk cukup dikenal dan diperkirakan untuk masa kini dan mendatang
prospeknya tetap cerah serta diperkirakan juga masih dapat bersaing dengan
barang sejenis atau barang penggantinya (substitusi) dari perusahaan lain.
Promosi adalah penting, bahkan untuk beberapa produk yang tergolong
kebutuhan sekunder, sering menentukan kelangsungan hidup perusahaan
yang bersangkutan.
38
modal pertanian/perkebunan dapat berasal dari milik sendiri atau pinjaman
dari luar. Dan modal yang berasal dari luar usaha ini biasanya merupakan
kredit
.
Dalam arti aslinya kredit adalah suatu transaksi antara dua fihak dimana yang
pertama disebut kreditor (menyediakan sumber-sumber ekonomi berupa
barang, jasa atau uang) dengan janji bahwa fihak kedua (debitor) akan
membayar kembali pada waktu yang telah ditentukan.
Karena kredit merupakan alat untuk menciptakan modal maka jenis dan
macam kredit dapat dibagi sesuai dengan jenis dan macam modal yang
diperoleh dari kredit tersebut.
39
Strategi pengembangan usaha yang berpengaruh terhadap besarnya nilai
investasi, antara lain :
1. Ekstensifikasi Usaha
Merupakan perluasan usaha dengan cara menambah ukuran atau luas usaha
dan tetap memerhatikan bahwa per hitungan usahanya masih cukup layak
baik dalam segi pemasarannya, tersedianya bahan baku/sarana produksi,
kemudahan tenaga kerja, tersedianya alat produksi, maupun apakah usaha
tersebut masih memberikan laba yang cukup besar atau me madai.
Strategi ini biasanya dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut:
• Mengoptimalkan penggunaan alat produksi sesuai dengan kapasitas
terpasang.
• Menambah jumlah alat produksi untuk meningkatkan kapasitas atau jumlah
produksi.
• Membeli usaha lain yang sejenis
2. Intensifikasi Usaha
40
• Meningkatkan sistem kerja sama dengan usaha sejenis lainnya dalam pola
kemitraan usaha, dan lain-lain.
3. Diversifikasi usaha
Diversifikasi usaha ini bisa bersifat (1) Vertikal, yakni pengembangan usaha
disisi hulu dan atau hilir usaha induk. Misalnya, usaha induknya adalah pabrik
tepung coklat. Jadi, usaha hulunya adalah perkebunan kakao (sebagai bahan
baku tepung coklat) dan usaha hilirnya adalah industri permen coklat (yang
menggunakan bahan tepung coklat), dan sebagainya; (2) Horizontal, yakni
pengembangan usaha lain yang tidak terkait dengan usaha induknya,misalnya
usaha induk berupa minyak kalapa sawit dan usaha lain yang akan
dikembangkan adalah transportasi angkut an umum atau perdagangan hasil
perkebunan lainnya.
4. Replacement (Penggantian)
41
Berapa jumlah dana yang diperlukan untuk investasi, modal operasional/kerja,
dan start-up? Bagaimana memastikan bahwa dana tersebut efisien dan
mampu memberikan manfaat bagi investor? Semuanya akan dikaji dengan
piranti analisis aspek keuangan.
42
• Jumlah unit dan jenis alat berat yang disewa lebih dari setahun.
Pada sektor perkebunan tahunan dikenal investasi yang dikeluarkan untuk
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) mulai daripembibitan, penanaman,
dan pemeliharaan baik yang menggunakan tenaga kerja maupun sarana
produksi.
• Pada sektor industri dan perkebunan yang memerlukan masapembangunan
cukup lama dikenal istilah Interest During Construction (IDC), yakni bunga
kredit selama masa pembangunan tidak dibayarkan oleh perusahaan,
tetapi dimasukkan dalam pokok pinjaman berupa kreditinvestasi.
• Jumlah unit dan jenis pembuatan jalan, instalasi listrik, instalasi air bersih
dan pembuangan air kotor, instalasi pemadam kebakaran, dan sebagainya
dapat ditentukan.
• Investasi untuk perizinan pembangunan pabrik, penggunaan lahan
pertanian, pendirian usaha (akta notaris), dan sebagainya.
Selain investasi untuk harta tetap, dana yang tersedia juga dapat digunakan
untuk Modal Kerja bagi keperluan biaya operasional atau biaya eksploitasi
usaha seperti yang sudah dijelaskan di atas. Penentuan jumlah kebutuhan
modal kerja dalam suatu pengembangan usaha dapat dilakukan dengan:
• Menentukan kegiatan-kegiatan kerja atau proses produksi, yang dimulai dari
pengadaan bahan baku, bahan penolong, atau sarana produksi lain,
pengolahan hingga terciptanya barang jadi, dan penjualan barang dagangan.
• Menentukan kebutuhan tenaga kerja langsung dalam setiapproses kegiatan.
• Memastikan satuan harga beli setiap bahan baku, bahan penolong, serta
upah kerja langsung.
• Menentukan besarnya biaya operasional tak langsung untuk setiap periode
tertentu, biasanyadalam satuan bulan.
43
• Menentukan lama periode perputaran uang tunai/kas mulai dari pengadaan
bahan, pemrosesan barang dagangan hingga terjual menjadi uang tunai
kembali.
• Menentukan besarnya cadangan uang kas minimum.
• Menghitung besarnya kebutuhanmodal kerja minimum, dengan formula:
Proyeksi arus kas merupakan salah satu perangkat penting dalam kajian studi
khususnya aspek keuangan. Dengan proyeksi arus kas ini, calon investor
termasuk bank kreditor akan dapat melihat sejauh mana kemampuan
perusahaan dalam segi keuangan. Selain itu, sebagian besar alat analisis
keuangan berpedoman pada arus kas ini karena arus kas ini menyajikan
anggaran keuangan perusahaan untuk semua penerimaan dan pengeluaran
pada masa depan.
Dengan arus kas ini calon investor akan dapat melihat kemampuan usaha
menciptakan surplus atau defisit keuangan serta memberikaninformasi
mengenai sisa uang tunai (kas) pada akhir periode. Calon investor juga dapat
melihat kapan dia harus menambah setoran kepada perusahaan untuk
membayar kewajiban baik berupa pokok dan bunga pinjaman maupun utang-
utangkepada pemasok. Mengingat sedemikian pentingnya alat ini, estimator
atau perencana keuangan perusahaan juga analis kredit harus jeli dan teliti
dalam memperkirakan semua penerimaan dan pengeluaran usaha.
44
Untuk menyusun proyeksi arus kas, hal-hal yang perlu diperhatikan serta
tahapannya adalah:
1. Membuat asumsi dasar yang sesuai dengan aspek pasar dan aspek teknik
produksi, antara lain rencana besarnya volume penjualan baik dalam unit
maupun harga unit. Kemungkinan adanya kenaikan harga unit, peningkatan
biaya produksi, jumlah persediaan barang, dan sebagainya. Contoh
penyusunan beberapa asumsi kenaikan harga, biaya, dan tingkat bunga yang
berlaku.
2. Memastikan bahwa semua barang modal dan sarana produksi bisa
diperoleh baik dalam jenis, harga, kuantitas maupun kualitasnya, termasuk
waktu untuk rencana.
3. Membuat daftar pengadaan barang modal (investasi berupa harta tetap).
4. Menyusun rencana kebutuhan modal kerja dalam periode tertentu (hari,
minggu, bulan, tahun) sesuai dengan jenis usaha dan rencana pembelanjaan
sarana produksi dan eksploitasi.
5. Menetapkan struktur dan sumber dana untuk membiayai usaha yang terdiri
atas modal sendiri dan kredit bank atau lainnya.
6. Menyusun format usaha arus kasuntuk periode bulanan, triwulanan,
semesteran, atau tahunan bergantung pada kebutuhan.
7. Mengisikan angka-angka sesuai kebutuhan masing-masing posyang ada
dalam format usahaarus kas.
8. Memerhatikan sistem cek silanghasil untuk memastikan kebenaran
perhitungan usaha arus kas.
45
bidang pertanian tidak sekedar oleh air saja tetapi banyak faktor lainnya
seperti iklim (suhu, kelembaban panjang penyinaran dan curah hujan), jenis
tanah, topografi, transpotasi, sumber daya manusia (SDM) yang trampil,
biaya dan lai-lain.
a. Kelayakan teknis
1) Lokasi
Ada beberapa pertimbangan dalam melihat lokasi yang akan digunakan
sebagai tempat agribisnis seperti:
- Letak lokasinya apakah di Pulau jawa atau di luar jawa? Kalau dipulau
jawa, seperti kalau memilih lokasi di jawa tengah dan jawa timur yang
relatif padat penduduknya akan mempengaruhi luasan yang akan
diusahakan dan ini akan berpengaruh pada hasil akhirnya, biasanya
yang dipilih cenderung termasuk tanaman buah semusim seperti
semangka, melon, timun suri, dll. Berbeda kalau lokasi yang dipilih di
jawa barat yang topografi dan perilaku iklimnya mendekati P. Sumatera
46
pemilihan tanamannya cenderung tanaman buah tahunan seperti
durian, rambutan, papaya dll. Berbeda lagi apabila lokasinya di P.
Kalimantan yang tanahnya relative masam karena didominasi tanah
gambut. Dapat ditanami jeruk dengan menggunakan bibit akucang
- Elevasi tanah atau permukaan tanah dari atas permukaan laut harus
diukur dengan benar karena tanaman tertentu memperlukan
persyaratan tersebut, seperti tanaman buah stroberi membutuhkan
ketinggian diatas 1000 meter di atas permukaan laut (dpl).
- Topografi areal ialah keadaan muka bumi pada suatu daerah juga
dapat mempengaruhi pemilihan jenis tanaman seperti pada tanaman
buah semusim membutuhkan areal yang relatif datar sehingga
penanganannya mudah dan lancar.
2) Iklim
47
majunya teknologi, dengan adanya seleksi tanaman, dapat diketemukan
tanaman yang sesuai dengan keadaan iklim yang baru.
3) Keadaan lahan/tanah
48
Lahan merupakan media tempat tumbuh bagi tanaman. Lahan adalah
alat produksi untuk menghasilkan hasil pertanian/buah, tanpa lahan
tanaman buah tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara komersial.
Sebegai alat produksi maka lahan dalam hal ini tanah sebagai tempat
tegak tanaman, tempat untuk persediaan unsur-unsur makanan
tanaman, tempat persediaan air bagi tanaman dan udara sehingga akar
dapat bernapas dan menghisap makanan dari dalam tanah. Oleh
sebab itu lahan harus disediakan sesuai peruntukkannya.
Informasi dan kondisi riil tanah merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan dalam memilih suatu tanaman yang akan diusahakan.
Informasi tersebut bisa dilakukan dengan pengamatan langsung seperti
kondisi topografi, geografi, dll, namun untuk melihat sifat fisik, kimia dan
biologi tanah (kedalaman solum, ketinggian muka air tanah, tekstur,
struktur, konsistensi, permeabilitas, dan keasaman) perlu adanya
penelitian laboratorium. Selain itu diperlukan juga persyaratan tanaman
mengenai kondisi lahan yang diinginkan, apakah tanah tersebut dalam
katagori baik, kurang baik, atau tidak baik untuk tanaman yang dipilih.
Dapat juga disajikan dengan kriteria kesesuaian lahan seperti
kesesuaiannya tinggi, sedang, terbatas dan tidak sesuai
49
Curah hujan Penyinaran
Suhu harian
yang Kelembaban Matahari pH tanah Jenis tanah
(⁰C)
dibutuhkan
Dari data diatas coba lakukan di daerah sekitar anda untuk mendapatkan
infomasi tentang Iklim (curah hujan, suhu kelembaban, dan panjang
penyinaran), kondisi tanah ( jenis tanah, dan pHnya), dan ketinggian tanah
dari permukaan laut (dpl).
b. Aspek Pasar
Setiap usaha yang akan dijalankan harus memiliki pasar yang jelas.
Dalam aspek pasar dan pemasaran, hal-hal yang perlu dicermati
adalah;
1) Ada-tidaknya pasar (konsumen)
2) Seberapa besar pasar yang ada
3) Peta kondisi pesaing, terutama untuk produk yang sejenis
4) Perilaku konsumen
5) Strategi yang dijalankan untuk memenangkan persaingan dan
merebut pasar yang ada.
Untuk mengetahui ada tidaknya pasar dan seberapa besarnya pasar,
serta perilaku konsumen, maka perlu dilakukan pengamatan pasar,
dengan cara:
a)Melakukan survey dengan terjun langsung ke pasar untuk melihat
kondisi pasar yang ada. Dalam hal ini untuk mengetahui jumlah pembeli
dan pesaing.
50
b)Melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang dianggap
memegang peranan. Dalam hal ini melakukan wawancara kepada
pesaing secara diam-diam.
c)Menyebarkan kuesioner ke berbagai calon konsumen untuk mengetahui
keinginan dan kebutuhan konsumen saat ini. Dalam hal ini untuk
mengetahui jumlah konsumen, daya beli dan selera. (Lihat Form
kuesioner aspek pasar di bagian lembar kerja ini)
c. Kelayakan Ekonomis
1) Pembiayaan
51
Untuk mampu menghitung pembiayaan, terlebih dahulu Anda
memahami pengelompokan dalam pembiayaan.
Biaya dikelompokan menjadi 2, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya
tidak tetap (variabel cost).
a) Fixed Cost (biaya tetap), yaitu biaya yang besarnya tidak berubah
walaupun terjadi penambahan pada volume produksi. Termasuk dalam
kelompok ini adalah: gaji dan tunjangan, peralatan/perlengkapan
(sprayer, cangkul, bak penampung air, gembor dsb), biaya penyusutan
(depreciation), biaya perawatan mesin dan gedung, biaya perijinan,
bunga kredit, asuransi, pajak perusahaan, dan biaya tak terduga, dan
lain-lain.
b) Variabel Cost (biaya tidak tetap), yaitu: biaya yang besarnya berubah
sesuai dengan penambahan dari volume produksi. Termasuk dalam
kelompok ini adalah: sarana produksi (bibit, pupuk dan obat -obatan)
dan Upah harian tenaga kerja.
52
bakar dan bahan pelumas, bahan pembungkus (packing), bahan untuk
pembersih air (zat kimia), gaji, lembur, biaya administrasi, dan lain-lain.
2) Pendapatan
o Bahan penolong/pembantu
o Biaya pemeliharaan
o Biaya tenaga kerja tak langsung
o Biaya penyusutan (Depresiasi)
- Kapasitas Normal, diperkirakan 10% lebih kecil dari hasil yang
diramalkan.
53
3) Penyusutan (Depresiasi)
Break Even Point (BEP) atau titik pulang pokok, yaitu suatu
keseimbangan di mana pada titik tersebut jumlah hasil penjualan sama
dengan jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga perusahaan yang
bersangkutan pada tingkat omzet dan biaya-biaya tersebut di atas tidak
memperoleh laba maupun rugi.
Rumus;
Analisis net B/C merupakan perbandingan antara presen value dari arus
kas bersih dengan present value investasi yang dikeluarkan. Net B/C
sering juga disebut sebagai profitability indeks. Kriteria penilaian
dilakukan sebagai berikut: jika net B/C .> 1, maka usaha yang
54
direncanakan layak untuk dilaksanakan, dan jika net B/C < 1 maka
usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan. Selanjutnya
dapat dipahami contoh analisis usaha budidaya semangka berikut ini:
d. Aspek Hukum
Aspek yang tidak kalah penting dari tahapan analisis dalam studi
kelayakan agribisnis adalah aspek hukum. Usaha, dalam bentuk apa
pun, memerlukan keabsahan legalitas karena faktor ini yang
menentukan keberlanjutan hidupnya. Sebaik apa pun prospek bisnis,
secanggih apa pun teknologi produksi dan operasi, seprofesional apa
pun personalia, dan sesolid apa pun sumber keuangan legalitas
usahaya, namun jika legalitas usaha tidak ada atau tidak dapat
diperoleh dari otoritas pemerintah melalui instansi/departemen terkait,
usaha tersebut tidak akan dapat beroperasi secara berkelanjutan
d. Aktivitas Pembelajaran
55
Materi Praktik Tugas : Analisis
Pembelajaran Pembelajaran Penentuan
Komoditas
Keterangan :
Materi Pembelajaran = pemberian pembelajaran dan informasi baik
melalui modul, buku dan referensi, internet dan bahan tayang serta
shearing antar peserta diklat.
Praktik Pembelajaran = diskusi kelompok tentang analisis penentuan
komoditas yang akan diusahakan.
Analisis Penentuan Komoditas = merupakan tugas untuk menganalisis
penentuan komoditas di daerah masing-masing peserta diklat.
Portofolio = merupakan hasil tugas.
Presentasi = hasil tugas yang dipresentasikan antar peserta diklat.
Rencana Tindak Lanjut = membuat RTL yang diimplementasikan di
tempat tugas masing-masing.
e. Latihan/Kasus/Tugas
56
2. Dalam agribisnis perkebunan dihadapkan pilihan komoditi yang akan
diusahakan yaitu karet dan kelapa sawit. Diskusikan mana yang Anda
pilih diantara kedua komoditi tersebut dan jelaskan alasan-alasan anda!
3. Menurut anda struktur bagan organisasi seperti apa yang paling ideal
untuk tahapan awal memulai usaha? Berikan alasannya!
2. Lembar proyek :
d) Langkah Kerja
(1) siapkan form untuk aspek teknis, pasar, ekonomi.
(2) lakukan wawancara pada orang yang mempunyai kapasitas
untuk memberi informasi yang benar.
57
(3) kumpulkan data hasil wawancara.
(4) simpulkan secara kasar komoditas apa yang berpotensi di
daerah anda.
Form untuk mendapatkan data dari aspek teknik, pasar, ekonomi, dan hukum.
58
Tabel 6. Data Ketinggian tempat dari permukaan laut
Tertinggi Terendah Rata-Rata Keterangan
1. ………
2………..
Dst
………
59
Untuk Dinas Pertanian (data ini untuk recheck kesimpulan dari data lokasi,
pasar dan ekonomi. Diusahakan datanya diambil setelah disimpulkan!)
a) Komoditas apa yang sedang dikembangkan?
b) Bentuk bantuan apa saja untuk komoditas yangdikembangkan?
c) Jenis buah apa yang berpotensi?
d) Berapa rata-rata produksi per hektar
e) Berapa produksi yang dicapai per tahun?
f) Bagaimana tingkat kelayakan usahanya?
g) Bagaimana kondisi pasarnya?
f. Rangkuman
60
Kegiatan Pembelajaran 2. Mengembangkan Penyusunan
Proposal Usaha Tanaman
Perkebunan
A. Tujuan
1. Melakukan kegiatan agribisnis tanaman perkebunan.
2. Mengetahui tujuan penyusunan proposal agribisnis tanaman
perkebunan tahunan.
3. Mengetahui perencanaan ekonomi agribisnis tanaman perkebunan
tahunan.
4. Mengetahui perencanaan teknis agribisnis tanaman perkebunan
tahunan.
5. Menyusun proposal agribisnis tanaman perkebunan tahunan.
Menelaah kegiatan
agribisnis tanaman
perkebunan.
Merencanakan
agribisnis tanaman
perkebunan
berdasarkan aspek
ekonomi. Mengembangkan
Penyusunan Proposal Usaha
Merencanakan Tanaman Perkebunan
agribisnis tanaman
perkebunan
berdasarkan aspek
teknis.
61
Merencanakan
agribisnis tanaman
perkebunan
berdasarkan aspek
sosial budaya.
C. Uraian Materi
Biaya tidak tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan dan habis
pakai selama satu kali proses produksi. Besarnya biaya akan mengikuti
besarnya rencana kapasitas produksi yang akan diusahakan selama satu
kali proses produksi. Contoh: sarana produksi (bibit, pupuk dan obat-
obatan), upah harian tenaga kerja.
62
R/C rasio adalah salah satu alat ukur statistik guna menentukan apakah
perencanaan usaha yang akan dikembangkan, layak atau tidak layak.
Cara perhitungannya adalah dengan melihat perbandingan antara
penerimaan (revenue) terhadap pengeluaran (cost). Semakin besar nilai
R/C rasio maka semakin baik prospek keuntungan usaha produksi
tanaman herbal/atsiri yang direncanakan.
R/C = 1 Dinyatakan tidak layak, namun kalau ada tujuan atau keuntungan
lain yang diharapkan maka bisa dikatakan layak.
Biaya Produksi
𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =
Harga Produksi
Biaya Produksi
𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 =
Harga Produksi
B/C rasio
63
B/C rasio adalah ukuran perbandingan antara hasil penjualan dan biaya
operasional. Dengan kata lain B/C rasio merupakan cara untuk melihat
ukuran kelayakan usaha. Jika B/C rasio = 1, artinya rencana usaha
dinyatakan layak.
Hasil penjualan
𝐵/𝐶 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 =
Biaya operasional
Keuntungan
𝑅𝑂𝐼 = x 100%
Biaya Operasional
Analisis Usaha
1. Asumsi
Analisis usaha budidaya tanaman karet dibuat dengan asumsi sebagai
berikut ;
a) Luas lahan 1 (satu) hektar.
b) Jarak tanam 3 x 6 meter, sehingga menampung 555 tanaman.
c) Hasil panen berupa lateks segar dijual ke tengkulak atau .pabrik
pengolahan
d) Harga lateks dan saprodi serta tenaga kerja hanya contoh semata.
64
e) Perhitungan dilakukan selama 15 tahun masa tanam.
2. Pengeluaran
65
3. Pendapatan
4. Keuntungan
Keuntungan dalam budidaya karet seluas 1 (satu) hektar sebesar =
Rp. 68.100.000 – Rp. 33.987.395 = Rp. 34.112.605
Biaya Produksi
𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =
Harga Produksi
66
33.987.395
𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =
3000
= 11.329,13
Biaya Produksi
𝐵𝐸𝑃 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 =
Volume produksi
33.987.395
𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =
22.700
= 1.497,242
6. B/C Ratio
Hasil penjualan
𝐵/𝐶 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 =
Biaya operasional
68.100.000
𝐵/𝐶 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 =
33.987.395
= 2,003 (Layak)
7. Return of Invesment
Keuntungan
𝑅𝑂𝐼 = x 100%
Biaya Operasional
34.112.605
𝑅𝑂𝐼 = x 100%
33.987.395
67
Pembuatan Proposal Usaha
a. Bagian pendahuluan
Merupakan bagian yang bersifat memperkenalkan yaitu memuat latar
belakang usaha anda, visi dan misi bisnis anda, dan gambaran usaha
yang ingin anda jalankan termasuk juga bagaimana keadaan pasar saat
ini.
b. Bagian isi
Profil usaha
68
Uraian tentang profil usaha dapat dijelaskan mulai dari jenis usaha apa
yang akan Anda usahakan secara singkat dan menarik, dapat berbentuk
daftar uraian singkat. Kemudian dijelaskan pula nama perusahaan, dan
lokasi yang telah direncanakan. Lokasi yang dijelaskan dalam proposal
merupakan informasi penting bagi calon investor, terutama jika cara
penjualan dilakukan secara langsung. Karena itu, lengkapi lokasi
perusahaan Anda dengan denah atau peta.
Struktur organisasi
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasinya masing - masing,
apakah anda berdiri sendiri atau Anda membentuk satu sistem yang
membuat perusahaan anda berjalan dengan satu sistem kerjasama
antara pemilik dengan karyawan. Jika perusahaan Anda memiliki sistem
manajerial tertentu maka sebutkan mulai dari pemilik usaha, manager
atau pengelola, pemasaran, dan personalia, dan sebagainya.
Target pasar
Untuk melengkapi proposal usaha, Anda harus menyatakan siap untuk
target pasarnya. Misalanya warga dari daerah mana, kelompok usia, dan
golongan pria serta wanita.
69
Laporan keuangan
Alokasi dana
Merupakan rancangan kebutuhan dana serta pengeluaran dana yang
akan anda gunakan untuk usaha anda.
Perhitungan laba
c. Bagian penutup
Penutup berisi kata kata terakhir anda untuk meyakinkan investor anda,
mengetuk hati investor anda agar lebih tertarik serta doa dan harapan
atas proposal anda. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas kesediaanya
membaca proposal anda.
Tanaman herbal dewasa ini memiliki peluang bisnis sangat baik dan
menjanjikan. Hal ini disebabkan oleh maraknya obat herbal yang terbuat dari
berbagai tanaman berkhasiat yang sudah terkenal sejak zaman nenek
moyang kita. Beberapa contoh produk obat herbal yang terbuat dari berbagai
tanaman berkhasiat dapat Anda lihat pada Gambar 1. dan Gambar 2.
70
https://www.tokopedia.com/tanjung-
herbal/binahongasam
Bila Anda akan menekuni bisnis usaha tanaman herbal, terlebih dahulu dibuat
dalam bentuk analisis usaha. Berdasarkan analisis usaha tersebut dapat
dipertimbangkan jumlah biaya yang dibutuhkan. Jika Anda memerlukan biaya
dari pihak penyandang dana lainnya maka Anda harus dapat membuat
proposal usaha. Proposal usaha tanaman herbal tersebut dapat ditawarkan
kepada para penyandang dana. Pihak penyandang dana dapat berbentuk
perorangan, organisasi atau institusi baik berupa bank, koperasi dan lain
sebagainya. Berikut kita bahas pembuatan proposal usaha.
71
dengan permasalahan perusahaan produksi tanaman herbal/atsiri yaitu
menyangkut keuangan/pembiayaan. Biaya dalam arti luas adalah
pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
arti sempit, biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan
didalam usaha untuk memperoleh penghasilan. Biaya adalah semua
pengeluaran yang dinyatakan dengan uang, diperlukan untuk menghasilkan
suatu barang dalam satu periode produksi.
Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada kapasitas
produksi. Contoh: peralatan/perlengkapan (sprayer, cangkul, bak penampung
air, gembor dan sebaianya), gaji tenaga kerja tetap, bunga modal, biaya
perijinan usaha, biaya peralatan (penyusutan/sewa), biaya bangunan
(penyusutan/sewa), dan lain-lain.
Biaya tidak tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan dan habis pakai
selama satu kali proses produksi. Besarnya biaya akan mengikuti besarnya
rencana kapasitas produksi yang akan diusahakan selama satu kali proses
produksi. Contoh: sarana produksi (bibit, pupuk dan obat-obatan), upah harian
tenaga kerja.
72
Revenue Cost Ratio atau dikenal dengan istilah R/C
R/C rasio adalah salah satu alat ukur statistik guna menentukan apakah
perencanaan usaha yang akan dikembangkan, layak atau tidak layak. Cara
perhitungannya adalah dengan melihat perbandingan antara penerimaan
(revenue) terhadap pengeluaran (cost). Semakin besar nilai R/C rasio maka
semakin baik prospek keuntungan usaha produksi tanaman herbal/atsiri yang
direncanakan.
R/C = 1 Dinyatakan tidak layak, namun kalau ada tujuan atau keuntungan lain
yang diharapkan maka bisa dikatakan layak.
Biaya Produksi
𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =
Harga Produksi
Biaya Produksi
𝐵𝐸𝑃 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 =
Harga Produksi
73
B/C rasio
B/C rasio adalah ukuran perbandingan antara hasil penjualan dan biaya
operasional. Dengan kata lain B/C rasio merupakan cara untuk melihat
ukuran kelayakan usaha. Jika B/C rasio = 1, artinya rencana usaha
dinyatakan layak.
Biaya Produksi
𝐵/𝐶 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 =
Harga Produksi
Keuntungan
𝐵𝑜𝐼 = x 100%
Biaya Oprasional
74
Contoh analisa usaha produksi tanaman kencur dengan menggunakan
varietas unggul anjuran Balai Penelitian Tanaman Obat. Contoh Biaya
Produksi dan Hasil Usahatani Kencur Per Hektar (selama 10 bulan) adalah
sebagai berikut:
75
C Hasil Penjualan
(tingkat petani) = kg 3.000 39.000.000
13.000 umbi kencur
Mungkin Anda pernah mendengar istilah proposal pada saat suatu kegiatan
akan dilaksanakan. Lalu, apakah proposal itu? Proposal adalah suatu rencana
atau rancangan kegiatan yang ditulis formal dan terperinci, yang menyangkut
anggaran dana serta jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. Sebuah proposal
yang akan diajukan kepada calon penyandang dana (investor ) tak dapat
sembarangan. Apabila anda ingin mengajukan proposal anda harus
memahami terlebih dulu beberapa teknik penyusunan proposal, baik dari
aspek format dan isi yang baik dan benar sehingga mendapat tanggapan
positif dari pihak investor.
Secara garis besar, proposal usaha terdiri dari 3 bagian yaitu pendahuluan,
isi, dan penutup. Masing-masing bagian proposal akan diuraikan sebagai
berikut.
a. Bagian pendahuluan
Merupakan bagian yang bersifat memperkenalkan yaitu memuat latar
belakang usaha anda, visi dan misi bisnis anda, dan gambaran usaha yang
ingin anda jalankan termasuk juga bagaimana keadaan pasar saat ini.
b. Bagian isi
76
Profil usaha
Uraian tentang profil usaha dapat dijelaskan mulai dari jenis usaha apa yang
akan Anda usahakan secara singkat dan menarik, dapat berbentuk daftar
uraian singkat. Kemudian dijelaskan pula nama perusahaan, dan lokasi yang
telah direncanakan. Lokasi yang dijelaskan dalam proposal merupakan
informasi penting bagi calon investor, terutama jika cara penjualan dilakukan
secara langsung. Karena itu, lengkapi lokasi perusahaan Anda dengan denah
atau peta.
Struktur organisasi
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasinya masing - masing, apakah
anda berdiri sendiri atau Anda membentuk satu sistem yang membuat
perusahaan anda berjalan dengan satu sistem kerjasama antara pemilik
dengan karyawan. Jika perusahaan Anda memiliki sistem manajerial tertentu
maka sebutkan mulai dari pemilik usaha, manager atau pengelola,
pemasaran, dan personalia, dan sebagainya.
Target pasar
Untuk melengkapi proposal usaha, Anda harus menyatakan siap untuk target
pasarnya. Misalanya warga dari daerah mana, kelompok usia, dan golongan
pria serta wanita.
Laporan keuangan
77
Alokasi dana
Perhitungan laba
Buat perhitungan secara logis dan realistis mengenai keuangan anda, target
laba rugi, ancaman resiko dll.
Setelah semua unsur diatas selesai, maka anda tinggal menentukan berapa
rasio bagi hasil yang akan anda tetapkan. bagaimana menentukan rasio bagi
hasil tergantung dari resiko usaha, semakin kecil resiko usaha maka semakin
kecil pula pendapatan yang diberikan kepada investor dan sebaliknya.
c. Bagian Penutup
Penutup berisi kata kata terakhir anda untuk meyakinkan investor anda,
mengetuk hati investor anda agar lebih tertarik serta doa dan harapan anda
atas proposal anda. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas kesediaanya
membaca proposal anda.
Lampiran
Biodata pemiliki usaha
Surat perjanjian
Surat Ijin Usaha
Sertifikat Usaha atatu kepelatihan
Perencanaan usaha
78
dapat menetapkan target jangka panjang dan jangka pendek dari bisnis baru
yang diinginkan.
pihak kreditor, dari pihak ini dana bisa dipinjamkan yang pada akhirnya
keputusan pemberian pinjaman dipertimbangkan setelah melakukan
kajian ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat sebelumnya;
79
baik secara langsung maupun tidak langsung terkait prioritas pemerintah
sebagai unsur pendukung rencana yang akan dijalankan;
80
Mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan
lain yang sudah ada dan saling menguntungkan misalnya dari para
produsen yang dapat diharapkan memasok sarana produksi buat
perusahaan kita.
81
d) Langkah-langkah dalam perencanaan usaha
Analisis pasar
Analisis pasar adalah suatu penganalisasisan atau penyelenggaran
untuk mempelajari berbagai masalah pasar. Analisis pasar dilakukan
setelah produk sudah ditentukan, dan menejemen sudah siapkan, maka
langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan analisa
pasar. Maksudnya agar ketika produk tanaman yang kita usahakan
sudah berproduksi dengan baik dan manajemen yang dilakukan sudah
benar maka kita tidak akan bingung mau di kemanakan produk yang
telah kita produksi.
82
bangunan yang terdiri atas bak air, gudang sarana produksi, gudang
peralatan serta peralatan.
- Biaya variabel/ tidak tetap
Biaya tidak tetap atau sering disebut variable cost merupakan biaya
yang habis pakai dan bisa berubah-ubah tergantung jumlah produksi.
Komponen biaya tidak tetap terdiri dari pupuk, pestisida, tenaga
kerja, pemasaran dll.
Menghitung pendapatan
Pendapatan dari usaha budidaya tanaman perkebunan adalah hasil
tanaman sesuai dengan karakteristik hasil dari tanaman masing-masing.
Menghitung hasil usaha
Hasil usaha dapat dihitung setelah diketahui total dari pendapatan dan
biaya. Suatu usaha dikatakan untung apabila pendapatan lebih besar
daripada biaya produksi.
83
Untuk menyusun program produksi budidaya tanaman perkebuanan
diperlukan hal-hal sebagai berikut :
a. Penentuan skala usaha
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan jumlah
produksi yang ingin diusahakan, diantaranya:
1) Data dan informasi pasar
Untuk sebuah usaha yang dimaksud pasar adalah seluruh orang yang
ada di sebuah wilayah geografis tertentu yang membutuhkan barang
atau jasa serta, bersedia dan mampu membelinya. Calon konsumen
dapat digambarkan sebagai orang yang membutuhkan atau
menginginkan jenis produk yang akan diusahakan, orang yang mampu
membeli barang/produk dan orang yang ingin membeli produk..
Mengenal pasar
Sebelum menentukan jenis tanaman, ada hal penting yang harus
diperhatikan yaitu pasar atau pembeli produk yang kita hasilkan.
Adapun yang harus kita ketahui adalah mengenal konsumen,
mengetahui apa yang diinginkan konsumen, mengetahui dimana
konsumen melakukan pembelian dan mengetahui cara konsumen
melakukan pembelian. Produk tanaman adalah mempunyai sifat
cepat rusak, sehingga apabila produk tidak laku terjual maka akan
merugi. Oleh sebab itu sebelum melakukan suatu usaha, harus
sudah ada yang siap menerima hasil produksinya, oleh sebab itu
pasar yang akan dituju harus sudah jelas. Apakah mau dijual
melalui pedagang pengumpul, koperasi atau langsung ke pabrik
84
pengolahan. Apabila kita mampu, tidak ada salahnya kita
memasarkan sendiri produk yang kita hasilkan ke pabrik pengolahan.
Namun apabila tidak mampu maka dapat menggunakan peran
lembaga pemasaran seperti pedagang pengumpul atau koperasi.
Harga
Selain pasar hal lain yang perlu diperhatikan adalah harga. Hal ini
perlu diperhatikan dan dicermati betul, karena sekali menanam
tanaman perkebunan tahunan berarti akan memproduksi hasil
selama bertahun-tahun. Sehingga sebelum menentukan jenis
tanaman harus melakukan analisis harga beberapa tahun ke
belakang. Untuk menjaga agar harga tetap stabil, maka perlu
dilakukan penjajakan untuk kerjasama dengan pabrik pengolahan.
Transportasi
Selain pasar dan harga, lokasi usaha, masalah transportasi juga
perlu dipertimbangkan. Faktor transportasi inilah yang biasanya
merupakan kunci keberhasilan atau penyebab kegagalan dalam
suatu usaha pertanian. Hal ini dikarenakan menyangkut biaya
transportasi dan ketersediaannya setiap saat diperlukan. Berapa
jarak lokasi usaha tanaman dengan pasar tempat penjualan,
bagaimana ketersediaan alat transportsi serta bagaimana kondisi
sarana jalan. Kesemua faktor tersebut akan mempengaruhi dalam
menyusun rencana usaha budidaya tanaman perkebunan. Semakin
85
lengkap data dan informasi pasar di lapangan akan semakin tepat
dalam menyusun rencana usaha tersebut.
86
otomatis membutuhkan investasi yang jauh lebih mahal. Namun
untuk hasil tentu saja baik yang otomatis.
3) Tenaga kerja
Setiap jenis usaha pasti akan melibatkan tenaga kerja, baik itu sebagai
tenaga ahli, tenaga administrasi, tenaga pengawas dan tenaga
lapangan. Sebaiknya di dalam menempatkan tenaga kerja ini
disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi dalam menyediakan tenaga kerja khususnya dalam
usaha budidaya tanaman perkebunan antara lain jujur, ulet, tekun,
terampil, tabah, tidak mudah menyerah.
Agar diperoleh tenaga kerja atau sumber daya manusia yang sesuai
dengan kualifikasi yang ditetapkan, maka dalam penerimaan atau
rekruitmen perlu dilakukan seleksi. Sebelum kegiatan seleksi dimulai,
perlu diiventarisasi beberapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan
apa jenis pekerjaannya. Beberapa jenis pekerjaan dalam usaha
budidaya tanaman perkebunan misalnya tenaga pemeliharaan,
87
mandor, superviser, tenaga ahli/konsultan dll. Upah tenaga kerja
tersebut per bulan disesuaikan dengan UMR wilayah dimana usaha
tersebut berada.
88
maksimum produksi sehingga setelah mencapai batasan
kemampuan maksimum produksi maka biaya yang dimaksud perlu
diadakan lagi. Termasuk biaya tetap pada perusahaan perkebunan
antara lain: Peralatan/perlengkapan ( sprayer, cangkul, bak
penampung air, gembor dsb), Gaji tenaga kerja tetap, Bunga modal,
Biaya perijinan usaha, Biaya Peralatan (Penyusutan/sewa), Biaya
bangunan (Penyusutan/sewa), Dll.
Biaya tidak tetap (Variable Cost) adalah biaya yang harus dikeluarkan
dan habis pakai selama satu kali proses produksi atau unit produksi.
Didalam perusahaan perkebunan besarnya biaya akan mengikuti
besarnya rencana kapasitas produksi yang akan diusahakan selama
satukali proses produksi. Dalam hal ini biasanya diukur dari luasan
usaha yang dikembangkan. Termasuk biaya variabel pada usaha
perkebunan adalah: Sarana produksi (bibit, pupuk dan pestisida),
upah harian tenaga kerja.
2) Pendapatan Penerimaan
Adalah jumlah hasil panen yang dijual dikalikan dengan harga.
Sedangkan pendapatan adalah penerimaan dikurangi dengan biaya
produksi .
3) Keuntungan
Suatu usaha dikatakan untung apabila penerimaan dikurangi dengan
biaya tetap ternyata ada sisa dari penerimaan dikurangi penyusutan,
bunga bank.
89
baik prospek keuntungan usaha yang direncanakan. Dalam penilaian ini
ada tiga katagori pernyataan yaitu:
R/C < 1 Dinyatakan tidak layak dan tidak boleh dilanjutkan.
R/C = 1 Dinyatakan tidak layak namun kalau ada tujuan atau
keuntungan lain yang diharapkan maka bisa dikatakan layak.
R/C > 1 Dinyatakan layak dan boleh dilanjutkan.
Rumus yang digunakan adalah :
90
Proposal mengandung pengertian sebagai rencana yang dituangkan
dalam bentuk rancangan kerja. Jenis proposal tergantung dari tujuan
penggunaannya, misalkan proposal kerja, proposal usaha, proposal
penelitian, proposal teknis, dan proposal lainnya. Meskipun memiliki
karakteristik masing-masing, proposal mempunyai tujuan sama yaitu
memberikan informasi mengenai tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Proposal merupakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang
menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun
eksternal mengenai perusahaan untuk memulai suatu usaha. Isinya sering
merupakan perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan,
manufaktur, dan sumber daya lainnya.
1) Nama Perusahaan
Membuat nama perusahaan perlu dipikirkan secara cermat, karena
nama perusahaan tidak dipakai satu atau dua tahun, namun untuk
selamanya. Poin ini sederhana namun sangat menentukan. Menurut
Canon dan Wichert, ciri-ciri nama yang baik adalah :
Pendek
Sederhana
Mudah dieja
Mudah diingat
Enak dibaca
Tidak ada nada sumbang
Tidak ketinggalan jaman
Ada hubungan dengan barang dagangan
Bila diekspor gampang dibaca oleh orang luar negari
Tidak menyinggung perasaan kelompok/orang lain atau tidak
negatif
Dapat memberi sugesti pada pengguna produk tersebut
2) Lokasi Perusahaan
91
Seperti halnya nama perusahaan, lokasi usaha juga berkaitan dengan
masa atau jangka panjang. Artinya dampak yang timbul karena
kesalahan memilih lokasi usaha akan menjadi beban jangka panjang,
apalagi investasi untuk usaha ini tidak kecil. Kesalahan dalam
pemilihan lokasi juga dapat menimbulkan masalah di kemudian hari,
seperti kesulitas mendapatkan sarana produksi, kesulitas mencari
konsumen, kesulitan perijinan dan masih banyak lagi. Oleh karena itu,
lokasi yang baik hendaknya memperhatikan beberapa faktor di bawah
ini :
Sumber sarana produksi
Letak pasar/konsumen
Sarana dan prasarana pendukung
Perijinan
Masyarakat, dll.
92
6) Partner yang akan diajak kerjasama
Di banyak kasus, kerja sama dengan pihak lain sangat dan lazim
dilakukan. Banyak alasan mengapa kerja sama tersebut perlu
dilakukan. Salah satu diataranya adalah untuk memperkuat modal dan
profesionalisme pengelolaan. Hal penting yang perlu diperhatikan
dalam melakukan kerja sama adalah adanya kontrak/perjanjian kerja
yang jelas dan formal.
7) Manajemen
Manajemen menyangkut SDM yang akan mengelola dan menjalankan
bisnis yang akan ditekuni. Alternatif yang dapat dipilih diantaranya
adalah :
Dikelola sendiri
Diserahkan pada pihak lain dengan pengawasan
Dikelola bersama dengan partner bisnis
Dikelola sepenuhnya oleh pihak lain
Semua pilihan diatas tentunya memiliki konsekuensi sendiri-sendiri
yang perlu diperhatikan dan direncanakan dengan matang.
93
Beberapa tip dalam mengelola keuangan adalah :
Bila meminjam sesuaikan dengan kemampuan mencicil
Jika tidak dapat memproduksi, jangan meminjam
Bila tidak butuh, jangan tergiur terhadap tawaran kredit
Jangan menggunakan pinjaman usaha untuk keperluan pribadi
Perhitungkan arus kas perusahaan seteliti mungkin
Pacu kinerja perusahaan akan menghasilkan keuntungan, dll.
9) Studi Kelayakan
Poin ini sangat diperlukan untuk memberi pejelasan dari berbagai
aspek, seperti :
aspek ekonomi
aspek hukum
aspek teknis
aspek pasar, dll.
Tujuannya adalah untuk lebih memastikan bahwa unit usaha/bisnis
yang akan dijalankan adalah layak dan memiliki prospek yang baik.
I. Pendahuluan
Latar belakang
Tujuan
II. Profile Usaha
Nama dan alamat perusahaan
Nama dan alamat pemilik
Nama dan alamat penanggung jawab yang bisa dihubungi
setiap saat Informasi tentang bisnis yang akan dilaksanakan
III. Rangkuman eksekutif ( lebih kurang 2 atau 3 halaman yang
menjelaskan secara lengkap isi proposal).
IV. Analisis Industri
Prospek masa depan usaha agribisnis
Analisis Persaingan
Segmentasi pasar yang akan dimasuki
Ramalan-ramalan tentang produk yang akan dihasilkan
V. Deskripsi Usaha
94
Produk yang ditawarkan
Jasa Pelayanan
Lokasi usaha
Ruang lingkup bisnis
Personalia dan perlengkapan kantor Latar belakang identitas
pengusaha
VI. Rencana Operasi/produksi
Proses produksi
Bangunan dan perlengkapannya
Mesin dan perlengkapannya Sumber bahan baku
VII. Rencana Pemasaran
Penentapan harga
Rencana / pelaksanaan distribusi
Promosi yang akan dilakukan
Pengembangan produk
95
D. Aktivitas Pembelajaran
Materi Praktik
Penyusunan Proposal
Pembelajaran Pembelajaran
E. Latihan/Kasus/Tugas
Tugas 1 :
Buatlah proposal usaha agribisnis tanaman perkebunan yang ada
di sekolah anda dengan asumsi-asumsi yang ada di sekolah
anda.
F. Rangkuman
96
Proposal usaha harus dibuat sebagai pedoman jika anda ingin
melakukan kegiatan agribisnis tanaman perkebunan sehingga
kegiatan agribisnis menjadi efektif dan efisien.
Isi dari proposal terdiri dari ;
Bagian pendahuluan
Bagian isi
Bagian penutup
Lampiran-lampiran
97
KUNCI JAWABAN LATIHAN
98
EVALUASI
99
PENUTUP
Oleh karena itu nantinya guru yang mempelajari modul ini pada diklat yang
diikuti maka diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa di sekolah
masing-masing ketika guru mampu mentansfer kompetensi ini nantinya.
100
DAFTAR PUSTAKA
101
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. (2008). Panduan Lengkap
Budidaya Kakao. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Prawoto, A. A., Santoso, B. A., Wibawa, A., Santoso, B. A., Drajat, B.,
Sulistiyawati, E., Satyoso, U. H., Winarno, H., Baon, B. J., Selamet,
J., Dibyorachmanto, K., Misnawi., Jasman, P., Raharjo, P.,
Pujiyanto., Erwiyono, R., Abdoellah, S., Dahriah, S., Mulanto, S.,
Sukamto, S., Sulistyowati, Wardani, S., Widyatomo, S., Panggabean,
R. T., Wahyudi, T., Yusianto dan Zaenudin. (2008). Panduan
Lengkap Kakao. Cet-1. Penebar Swadaya. Jakarta.
PPKKI. (2004). Panduan Lengkap Budidaya Kakao. PT Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.(2008). Panduan Lengkap
Budidaya Kakao. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Razak Purba, A. dkk. _ . Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa
Sawit Medan.
Susanto, FX, (1995). Tanaman Kakao: Budidaya dan Pengolahan Hasil.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Syamsulbahri, (1996). Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan.
Cet-1. Gajah Mada Uniyersity Press. Yogyakarta
Soepadiyo Mangoensoekarjo dan Haryono Semangun. (2005). Manajemen
Agrobisnis Kelapa Sawit. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Tim Pengembangan Materi LPP. (2004). Tanaman Kelapa sawit. Lembaga
Pendidikan Perkebuan Press Yogyakarta.
Tumpal, H.S. S., Slamet, R., dan Laeli, N., (2008). Pembudidayaan,
Pengolahan, dan Pemasaran Cokelat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Herdradjat Natawidjaya, (2012). Pesoman teknis penanganan pascapanen
kakao.Direktorat pascapanen dan pembinaan usaha direktorat
jenderal perkebunan kementerian pertanian. Jakarta.
Herdradjat Natawidjaya, (2012). Pedoman teknis penanganan pascapanen
kopi.Direktorat pascapanen dan pembinaan usaha direktorat jenderal
perkebunan kementerian pertanian. Jakarta.
102
GLOSARIUM
103
Populasi adalah banyaknya/jumlah tanaman per satuan luas
PMDN/PMA Singkatan dari pemilikan modal dalam negeri/pemilikan modal
asing
Recording adalah pencatatan hasil pengamatan.
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) adalah tanaman yang belum siap
untuk dipanen.
Tanaman Menghasilkan (TM) adalah tanaman yang siap untuk dipanen.
Taksasi Hasil adalah pendugaan hasil panen.
Tekstur tanah adalah perbandingan partikel tanah dari suatu kawasan lahan
seperti pasir, debu dan liat.
SDM singkatan dari sumber daya manusia.
Struktur tanah komposisi masing-masing partikel tanah menyatu sehingan
dikenal struktur tanah masif, remah dan berat.
UMR singkatan dari upah minimun regional, adalah minimum untuk tenaga
kerja di daerah dimana pekerja bekerja di daerah tersebut.
104
Ir Graito, MT., lahir tanggal 21 Pebruari 1958 di Cilacap, Jawa Tengah.
Pendidikan dasar dan menengah diselesaikan di Cilacap. Pendidikan Tinggi
(S1) di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Jawa Tengah bidang
Agronomi dan Magister (S2) di Institut Teknologi Bandung bidang
Hidrogeologi
105