I. Latar Belakang
Hama Oryctes rhinoceros atau yang sering disebut kumbang tanduk/badak merupakan salah
satu hama utama pada tanaman kelapa sawit. Hama kumbang tanduk merupakan hama utama pada
perkebunan kelapa sawit dan menyerang tanaman kelapa sawit yang baru ditanam di lapangan
sampai umur 2,5 tahun. Kumbang ini justru jarang dijumpai menyerang kelapa sawit yang sudah
menghasilkan. Hama kumbang tanduk dapat menyerang tanaman kelapa sawit yang baru ditanam
sampai tanaman tua. Kerusakan yang diakibatkan oleh kumbang tanduk tampak pada daun muda
dan titik tumbuh berupa huruf “V” pada pelepah yang dapat menurunkan produksi sebesar 38%
per hektar. Pada areal tanam ulang (replanting), serangan hama kumbang tanduk dapat
mengakibatkan tertundanya masa produksi kelapa sawit sampai satu tahun dan kematian tanaman
hingga 25 %.
Hama kumbang tanduk dapat dikendalikan secara kimiawi maupun dengan agens hayati.
Pengendalian hayati menggunakan musuh alami menjadi salah satu pilihan untuk pengendalian
hama yang ramah lingkungan. Pengendalian hama kumbang tanduk menggunakan insektisida
sistemik granula terbilang mahal dan mencemari lingkungan, sedangkan pengendalian secara
manual/hand picking membutuhkan tenaga yang relatif banyak. Pengendalian hayati untuk hama
kumbang tanduk di lapangan dapat dilakukan dengan agens hayati yaitu Baculovirus oryctes dan
Metarhizium anisopliae. M. anisopliae merupakan salah satu agens hayati pengendalian biologis
yang dapat menginfeksi dan menyebabkan penyakit pada fase larva hama kumbang tanduk. Selain
menjadi agens hayati, aplikasi M. anisopliae di lapangan aman terhadap cacing pengurai di
tumpukan bahan organik (Gopal, 2005). Hal ini bertujuan untuk membunuh larvanya atau
memutus siklus hidup dari kumbang tanduk.
Pada kebun kelapa sawit rumpukan cacahan batang kelapa sawit sangat berpotensi menjadi
tempat menetasnya telur-telur kumbang tanduk hingga berkembang menjadi imago. Bioinsektisida
Metaribb yang mengandung strain M. anisopliae (populasi) efektif mengendalikan larva kumbang
tanduk pada rumpukan. Pengujian ulang aplikasi Metaribb perlu dilakukan untuk mengetahui
waktu infeksi, tingkat virulensi, dan tingkat mortalitas larva kumbang tanduk pada skala lapang
terbatas.
V. Pustaka
Gopal M, Gupta A, Thomas GV. 2005. Prospects of using Metarhizium anisopliae to check the
breeding of insect pest, Oryctes rhinoceros L. in coconut leaf vermicomposting sites.
Bioresource Technology. 97 (2006):1801-1806. doi:10.1016/j.biortech.2005.09.005.
Susilo FX, Hasibuan R, Nordin GL& Brown GC. 1993. The Concept of Threshold Density in Insect
Pathology: A Theoretical and Experimental Study on Tetranychus – Neozygites
mycosis. Prosiding Simposium Patologi Serangga I. Yogyakarta, 12-13 Oktober 1993.
Pp.29-37.