Dibuat oleh:
201710120311025
2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan proposal
penelitian tentang penggunaan mesin pemotong kerupuk hemat energi untuk
meningkatkan produksi dan kwalitas kerupuk rambak singkong.
Proposal ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan proposal ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki proposal ini.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan saya berharap semoga proposal
penelitian ini dapat berguna bagi saya maupun pembaca proposal ini.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I: PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan 5
1.3 Batasan Masalah 5
1.4 Manfaat 5
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Prospek Usaha Kerupuk 6
2.2 Mekanisme Kerja Mesin 7
2.3 Kapasitas Mesin 8
2.4 Efisiensi Kerja Mesin 9
BAB III: METODE 10
3.1 Diagram Alir dan Langkah Percobaan 10
3.2 Alat dan Bahan 11
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian 12
Daftar Pustaka 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mengatasi kendala tersebut, maka perlu diciptakan alat pencetak kerupuk
rambak singkong dengan kapasitas 50 kg/jam, pada akhirnya dapat memenuhi
kebutuhan konsumen. Keuntungan dengan penggunaan mesin pencetak atau mesin
pemotong ini adalah kapasitas produksi dapat ditingkatkan menjadi 1,5 - 3
kwintal/hari atau sekitar 5-6 ton/bulan, kualitas kerupuk rambak singkong terjamin.
Dengan demikian akan meningkatkan keuntungan sampai 300%.
4
1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang terurai diatas maka dapat disimpulkan rumusan
masalah yang akan dibahas pada proposal penelitian ini, yaitu:
(1) Bagaimana memulai usaha kerupuk dengan prospek yang bagus?
(2) Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produk serta
kualitasnya secara efisien?
(3) Bagaimana mekanisme kerja mesin yang akan dibuat untuk penghematan
energi serta metode seperti apa yang dilakukan?
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pasar di dalam negeri sendiri masih sangat besar. Sekarang ini, Mahyan masih
memproduksi kerupuk sebanyak 2,5 kuintal sehari untuk pasar dalam negeri.
Perusahaan kerupuknya sekarang ini juga lebih sehat karena telah menerapkan
manajemen modern, yang dilakukan oleh seorang anaknya yang sudah jadi sarjana
ekonomi. Sementara anaknya yang lain, yang juga sarjana, memiliki usaha kerupuk
sendiri, yang jauh lebih besar dari perusahaan Mahyan. Kenyataannya, Mahyan
hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak pengusaha sukses yang menangguk
banyak untung dari usaha kerupuk. H. Suganda, yang merintis usaha kerupuk pada
1982, sekarang sudah mampu memproduksi sebanyak 28 ribu biji kerupuk sehari.
Produksi sebanyak itu, menghabiskan 4 kuintal tepung (Mitra Wacana, 2008-a).
6
berlokasi di Tangerang tersebut, sejak setahun lalu dilengkapi mesin pencetak
kerupuk yang dibeli seharga Rp 16 juta. Sedangkan karyawan yang membatunya
sebanyak 15 orang. Melalui 30 orang pedagangnya, kerupuk Samsuri dipasarkan
dengan merek SHD sama seperti merek punya Suganda ke daerah Depok, Parung,
Senayan sampai Cinere. Masih di daerah Tangerang, tepatnya di Pamulang, Endi
Suhendi juga tercatat sebagai pengusaha kerupuk yang sukses. Dia berhasil membeli
sebuah pabrik kerupuk lengkap dengan peralatannya senilai Rp 20 juta. Dari pabrik
itulah, setiap harinya menghabiskan tidak kurang dari 4 kuintal tepung untuk
produksi kerupuknya Para produsen yang menghabiskan tepung dalam jumlah
kuintalan, pada umumnya sudah menggunakan mesin khusus untuk membuat adonan
dan mencetak kerupuk (Mitra Wacana, 2008-a).
Mesin pencetak krupuk atau mesin potong krupuk bekerja dengan sumber
energi dari motor listrik berkekuatan 200 watt. Adonan bahan baku krupuk yang telah
dimasak dan siap untuk dipotong disekitar mesin tersebut, kemudian dimasukkan
kedalam cetakan, baru di beri tekanan, dimana tekanan bisa diatur sesuai dengan
ketebalan krupuk yang diinginkan pada saat dipotong. Ketika tombol on maka mesin
siap memotong krupuk setelah itu kerupuk baru dijemur pada sinar matahari atau
dengan pengering yang lain.
7
Gambar 2.2 Komponen bagian Mesin Pemotong
Mesin ini dirancang hemat energi, karena bahan yang digunakan adalah bahan
yang cukup ringan tetapi tetap kuat, sehingga dengan tenaga yang kecilpun cukup
kuat untuk memotong bahan adonan krupuk, dan mesin potong ini dirancang dengan
kapasitas 40 kg / jam. Dengan perhitungan bahwa putaran poros pisau potong
dirancang 100 rpm (100 putaran tiap menit), karena mata pisau potong ada 1 yang
berarti sekali putaran poros pisau mesin dapat memotong 1 kali, setiap menit mesin
dapat memotong sebanyak 1 x 100 = 100 potong krupuk, yang berarti tiap jam mesin
dapat memotong sebanyak 100 x 60 = 6000 potong krupuk.
8
atau sekitar 40 kg/ jam, jika satu hari mesin potong beroperasi 5 jam maka kapasitas
potong menjadi 200 kg/hari, sehingga dalam satu bulan mampu memproduksi 6000
kg atau 6 ton tiap bulan.
9
BAB III
METODE
10
didalamnya meliputi : pengukuran, pemotongan, pembubutan, penggerindaan,
pengeboran, penelasan dan terakhir perakitan antar bagian. Secara
keseluruhan dapat dilihat pada skema sebagai berikut:
11
d. Mesin las
Proses pengelasan pada bahan dilakukan dengan penyatuan logam
melalui pencairan bahan dasar dengan tujuan agar kedua bahan tersebut dapat
menyatu. Untuk menghasilkan penyambungan diperlukan beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi yakni bahwa benda padat tersebut harus
dapat cair/lebur oleh panas, antara benda-benda padat yang disambung
tersebut terdapat kesesuaian sifat lasnya sehingga tidak melemahkan atau
mengagalkan sambungan tersebut, dan cara-cara penyambungan sesuai
dengan sifat benda padat dan tujuan penyambungannya. Untuk menghasilkan
sambungan las yang kuat, maka benda kerja minimal harus mempunyai sifat-
sifat tersebut.
e. Cat
Cat yang digunakan pada pelapisan rangka utama adalah cat epoksi
sebagai cat dasar kemudian dilapisi lagi menggunakan cat minyak yang
dicampur menggunakan tiner sebagi bahan pengencernya.
f. Logam
Umumnya bentuk mula suatu bahan adalah batangan yang diperoleh
sebagai hasil proses pengolahan bijih logam. Bijih logam dicairkan
menggunakan temperatur tinggi, kemudian bijih logam cair dituangkan dalam
cetakan logam yang kemudian akan menghasilkan batangan dengan ukuran
tertentu.
Penjelasan bahan dan alat diatas merupakan penjelasan secara garis
besar, namun tidak menutup kemungkinan adanya alat dan bahan pendukung
seperti palu, paku, penggaris, penitik, dan lain sebagainya.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang dilakukan yaitu di UKM UD KERUPUK ENAK, di
Desa Druju Kabupaten Malang yang diselenggarakan pada tahun 2010.
12
DAFTAR PUSTAKA
Emma, S., dan Arie, W. 2014. Modifikasi Mesin Produksi di UKM sebagai
Implementasi dari Ecodesign. Jurnal Spektrum Industri. Vol. 12 No.1: 107-
112.
Mokhtar, Ali., dan Kresno, Agus. 2010. Penggunaan Mesin Pemotong Hemat Energi.
Jurnal Dedikasi. Vol. 7: 110-124.
Muzani, Akhmad. 2011. Proses Pembuatan Rangka Utama pada Mesin Pemotong
Kerupuk Rambak. Laporan Proyek Akhir. Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
13