Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENERAPAN TEKNOLOGI MESIN PENCETAK MIE UPAYA


PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UKM MIE

BIDANG KEGIATAN
PKM PENERAPAN IPTEK

Diusulkan Oleh:
ABDEWALRI RAMBE; G1D018043; 2018
M. NUR KHOLIS; G1D019060; 2019
NELVITA FEBRIANTI; C1B019137; 2019

UNIVERSITAS BENGKULU
BENGKULU
2022
Daftar Isi

BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 3
1.4 Luaran Yang Diharapkan ............................................................................. 3
1.5 Manfaat ......................................................................................................... 3
BAB II Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 4
BAB III Metode Pelaksanaan ................................................................................. 4
BAB IV Biaya Dan Jadwal Kegiatan ..................................................................... 5
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................. 5
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 6
Lampiran 1 .............................................................................................................. 7
Lampiran 3 ............................................................................................................ 15
Lampiran 4 ............................................................................................................ 16
Lampiran 5 ............................................................................................................ 17
Lampiran 6. ........................................................................................................... 18
Lampiran 7. ........................................................................................................... 19

i
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mie merupakan salah satu pilihan makanan pokok kedua setelah nasi di
Indonesia. Bahkan menurut data World Instan Noodles Association (WINA),
penjualan di Indonesia pada 2010 mencapai 14,4 miliar di bawah China sebesar
42,3 miliar. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara kedua di dunia dalam
mengkonsumsi mie terbanyak setelah China.(Tabloid Pasar, 2011)

Gambar 1. Konsumsi Mie di Dunia (Sumber : Estimasi World Instan


Noodles Association (WINA) )

Makanan yang berbahan dasar tepung terigu ini memang menjadi


pilihan masyarakat karena pengolahannya yang relatif mudah dan dapat
menggantikan nasi. Menurut data BPS tahun 2008 UMKM di Indonesia
tercatat sekitar 44,69 juta unit usaha dan 20% sebagai pedagang mie dan
bakso ( Mendag, 2008: 1). Namun pada umumnya pembuatan mie ditingkat
pedagang masih menggunakan cara manual, yaitu dengan menggunakan
tenaga manusia dalam prose produksinya. Hal ini kurang efisien mengingat
lamanya waktu yang digunakan untuk membuat adonan mie tersebut menjadi
pulen dan terbentuk kecil. Waktu yang cukup lama untuk memproduksi mie
sebagai bahan utama mie ayam yang dijual dipasaran menimbulkan
problematika. Dengan waktu yang lama, produksi mie dalam sehari tidak
dapat ditingkatkan. Sehingga hal tersebut tidak dapat mengimbangi
permintaan mie yang cukup besar.

Ketidakseimbangan antara jumlah produsen mie dan permintaan mie


sebagai bahan dasar mie ayam, diakibatkan oleh beberapa faktor. Salah satunya
2

adalah pengelolaan yang sebagian besar masih menggunakan cara sederhana.


Dengan menggunakan cara sederhana, kapasitas produksi tidak dapat
ditingkatkan sesuai dengan permintaan pasar. Hal ini mengakibatkan beberapa
pedagang memilih untuk memproduksi mie sendiri dengan alat seadanya.

Dalam beberapa kasus sebagian pedagang telah menggunakan alat bantu


pembuatan mie sehingga pembuatan mie menjadi lebih mudah, namun dilihat
dari dimensi alat tersebut yang relatif kecil dan penggeraknya masih
menggunakan tenaga manusia membuat penggunaan alat ini masih kurang
efektif bila digunakan untuk skala produksi dagang. Untuk mencegah mie
menempel satu dengan yang lain maka adonan yang dibuat harus sangat pulen
dan proses tersebut manghabiskan waktu. Adonan harus dilipat beberapa kali
dan dilumuri tepung setiap kali akan dilipat agar adonan benar-benar pulen dan
dapat membentuk mie. Jika dibandingkan antara produsen mie dengan pedagang
mie ayam yang menjamur maka tentunya produksi mie yang sangat diharapkan
masih belum dapat memenuhi kebutuhan pedagang mie ayam yang ada. Seperti
yang telah diungkapkan sebelumnya, tidak terpenuhinya permintaan diakibatkan
pengolahan yang masih sangat sederhana.

Banyaknya masyarakat yang menyukai mie ayam, menyebabkan


tumbuhnya industri kecil yang menghasilkan mie basah. Beberapa industri kecil
yang berkembang di Jalan Timur Indah Raya, Bengkulu adalah UKM Dapoer
N3 (mitra) tersebut memproduksi mie basah dan kemudian dipasarkan ke daerah
sekitar yang mampu meningkatkan kondisi ekonomi, baik ekonomi keluarga
maupun masyarakat sekitar.

UKM Dapoer N3 adalah industri yang berdiri sejak tahun 2021 industri
mie yang dihasilkannya masih sedikit yaitu mereka membuat 2 kali dalam
proses pembuatan mie untuk 1 sak (25 kg) tepung terigu dibuat setiap harinya,
dikarenakan mesin yang mereka gunakan masih manual sehingga menghambat
proses produksi. Produksi yang masih sedikit yang menyebabkan pendapatan
yang relatif kecil disebabkan oleh terbatasnya alat peralatan yang mampu
menghasilkan produk yang berkualitas dan higienis. Selain itu, Mesin pembuat
mie yang dimiliki UKM ini masih sederhana yaitu mixer pembuatan adonan dan
pembuatan lembaran/pemotong mie. Jadi tahap pembuatan lembaran dan
pemotongan mie hanya dilakukan dengan satu mesin sehingga dilakukan secara
bergantian dengan cara melepas pemotong mie jika membuat lembaran dan
sebaliknya. Sehingga sangat membutuhkan waktu yang lama.

Seiring dengan pesatnya perkembanngan teknologi saat ini,


penggunaan mesin-mesin hasil ciptaan manusia telah banyak digunakan
sebagai alat untuk mempercepat dan mempermudah segala hal yang
dikerjakan manusia. Selain itu mesin-mesin tersebut juga mamiliki tingkat
3

produktifitas yang lebih besar dengan waktu yang relatif lebih singkat.
Penggunaan teknologi mesin telah merambah diberbagai sektor kehidupan
termasuk dalam sektor produksi makanan. Salah satu contoh penggunaan
teknologi dalam sektor tersebut adalah industri pembuatan mie yang
memanfaatkan mesin produksi pencetak mie agar proses produksi lebih
efisien. Penggunaan mesin cetak mie dari maksindo merupakan jawaban dari
permasalahan di atas. Produksi mie dengan mesin cetak maksindo akan lebih
meningkat dibandingkan dengan produksi manual dengan tenaga manusia.
Dengan mesin mie cetak maksindo, hasil produksi mie akan lebih pulen
karena adonan ditekan dengan poros pemipih beberapa kali sehingga adonan
yang semula begitu tebal menjadi lebih tipis dan padat. Hal tersebut sangat
berpengaruh dengan hasil mie yang akan dimasak.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana cara meningkatkan produksi mie pada UKM Mie N3?
2. Bagaimana cara memberi pemahaman kepada UKM Mie N3 perihal
penerapan teknologi yang lebih canggih untuk dapat meningkatkan
produksi mie?
1.3 Tujuan
1. Meningkatkan produksi Mie pada UKM Mie N3.
2. Memberi pemahaman kepada pihak mitra Dapoer N3 penerapan
teknologi yang lebih canggih agar dapat meningkatkan produksi Mie.

1.4 Luaran yang Diharapkan


Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dari
pihak mitra Dapoer N3 dalam memproduksi mie.
1.5 Manfaat
Untuk manfaat yang akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini
ialah meningkatnya produktivitas mie pada UKM Dapoer N3 dan memudahkan
produksi mie dalam skala besar.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada jurnal (Sunardi, Soebiyanto, Dan M.E. Prasadja,2016) menyimpulkan


bahwa UKM mie pendopo telah berhasil meningkatkan hasil produksinya melalui
pengadaan mesin pengepres dan pencetak mie. Penigkatan yang dihasil yaitu 2 kali
lipat dari produksi awal. UKM mie ini awalnya hanya dapat memproduksi sebanyak
25 kg. Pengadaan mesin pencetak mie ini meningkatkan hasil yang semula 25 kg
sekarang menjadi 50 kg. Selain meningkatkan produksi mie, UKM Mie Pendopo
juga mendapatkan pelanggan yang lebih banyak. Peningkatan yang terjadi yaitu
dari 6 orang pelanggan menjadi 8 orang pelanggan. UKM Mie Pendowo dan UKM
Mie Ojo Lali telah mampu memproduksi mie basah yang memenuhi syarat mutu
yang ditetapkan dalam SNI 01-2987-1992.

Dalam pendampingan lanjutan terhadap UKM Mie Basah Prianto adalah


tugas memaksimalkan peluang konsultan memberikan kontribusi nyata dalaam
pengembangan UKM. UKM Mie basah masih memiliki prioritas pengembangan
dalam hal alat. Prospek pengembangan dan produksi yang meningkat terletak pada
keterbatasan alat produksi yang sudah lama, namun masih dapat memberikan
produksi yang cukup maksimal. Akan tetapi, untuk meningkatkan kualitas dan
jumlah volume produksi dibutuhkan alat yang lebih baik dan lebih canggih
sehingga dapat memenuhi permintaan yang makin banyak terhadap UKM Mie
Basah Prianto (P. Leiwakabessy, Fensca F.Lahallo, dkk)

BAB III
METODE PELAKSANAAN

Metode pendekatan yang dilakukan untuk transfer ipteks pada


pelaksananaan kegiatan ini adalah Tim pelaksana program PKM akan
melakukan sosialisasi, pendampingan, dan memberikan keterampilan kepada
mitra untuk pemanfaatan teknologi tepat guna melalui penerapan Mesin
Pencetak Mie. Kegiatan ini menjadi solusi dari permasalahan UKM yang kurang
efektif dalam memproduksi mie sehingga permintaan mie meningkat. Dalam
pelaksanaannya Tim Pelaksana Program PKM juga memotivasi dan membuka
wawasan mitra dengan menjelaskan tinjauan prospek ekonomis dari peluang
yang muncul dari penerapan ipteks. Kegiatan program PKM Penerapan
Teknologi Tepat Guna Mesin Pencetak Mie ini dilaksanakan dengan tahapan-
tahapan sebagai berikut:
5

1. Survey potensi maksimum dari mesin pencetak mie yang akan


digunakan.
2. Menentukan lokasi sasaran yang akan dijadikan sebagai tempat
penerapan IPTEK.
3. Mengurus perijinan kepada pihak mitra.
4. Sosialisasi, bimbingan keterampilan teknologi tepat guna, dan mesin
pencetak mie.
Evaluasi semua kegiatan. keadaan mitra, dan peluang untuk meningkatkan
produktivitas dari mitra, UKM Dapoer N3 sangat antusias untuk menerapkan
teknologi tepat guna mesin pencetak mie dengan memanfaatkan teknologi yang
sangat berguna.

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Ringkasan anggaran biaya PKM-PI dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rancangan Anggaran Biaya Kegiatan


Besaran Dana
No Jenis Pengeluaran Sumber Dana
(Rp)
1 Jasa Pembuatan Mesin Cetak Mie Belmawa 1.050.000
2 Bahan Habis Pakai Belmawa 4.010.000
3 Transport Lokal Belmawa 900.000
4 Lain – Lain Belmawa 1.040.000
Jumlah 7.000.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan PKM-PI dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rancangan Jadwal Kegiatan


Bulan
No Jenis Kegiatan Penanggung jawab
1 2 3 4
1 Pembuatan Proposal Abdewalri Rambe
2 Persiapan Teknologi Nelvita Febrianti
3 Penerapan Teknologi Nurkholis
4 Pembuatan Luaran Abdewalri Rambe
5 Pembuatan Laporan Akhir Nurkholis dan Nelvita
6

DAFTAR PUSTAKA

Andi annisa dwi rahmawati, 2021, wow! Indonesia Negara pemakan mie instan
terbanyak ke-2 di dunia, detikcom, dilihat 9 desember 2021,
<https://food.detik.com/info-kuliner/d-5678459/wow-indonesia-negara-
pemakan-mie-instan-terbanyak-ke-2-di-dunia>.
Asterina. (2008). ‘Identifikasi Dan Penentuan Kadarboraks Pada Mie Basah Yang
Beredar Dibeberapa Pasar Di Kota Padang’. Majalah Kedokteran Andalas.
174-179.
Nugrahani, M. D. (2005). Perubahan Karakteristik Dan Kualitas Protein Pada Mie
Basah Matang Yang Mengandung Formaldehid Dan Boraks. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.
Payu, M., Abidjulu, J., dan Gayatriningtyas, C. (2014). ‘Analisis Boraks Pada Mie
Basah Yang Dijual Di Kota Manado’. Pharmacon, 73-76.
Sunardi, Soebiyanto, Prasadja, Maria Endah, 2016, ‘Introduksi Teknologi Mesin
Pengepres Dan Mesin Mixer Dalam Peningkatan Protivitas’, Jurnal
SEMAR, Vol 5, No. 1, Hh. 33-34.
7

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing


8
9
10
11
12
13
14

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Harga Satuan Nilai


Jenis Pengeluaran Volume
(Rp) (Rp)

1. Sewa Dan Jasa

a. Jasa Pembuatan Mesin


1 1.050.000 1.050.000
Cetak Mie

Sub Total (Rp) 1.050.000

Volume Harga Satuan Nilai


2. Bahan Habis Pakai
(Rp) (Rp)

a. Kuota Internet 4 25.000 100.000

b. Rapid Tes Antigen 4 250.000 1.000.000

c. Masker Sensi Isi 50 60.000


1 60.000
Pcs

d. Onemed Aseptan 60.000


Liquid Antiseptic
2 120.000
Hand Sanitizer (500
Ml)

e. ATK (Satu Paket Alat 230.000


1 230.000
Tulis)

f. Bahan Pembuatan 2.500.000


1 2.500.000
Mesin Cetak Mie

Sub Total (Rp) 4.010.000

Harga Satuan Nilai


3. Bahan Habis Pakai Volume
(Rp) (Rp)

a. Transport Lokal 5 940.000 940.000

Sub Total (Rp) 940.000

Harga Satuan Nilai


4. Lain - Lain Volume
(Rp) (Rp)
15

a. Biaya Pendaftaran
1 500.000 500.000
Jurnal

b. Biaya Cetak Buku


2 100.000 100.000
Panduan

c. Publikasi di Media
1 250.000 250.000
Cetak

d. Jasa Pembuatan Video


1 150.000 150.000
PKM-PI

Sub Total (Rp) 1.000.000

Total (Rp) 7.000.000

Tujuh Juta Rupiah

Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Nama/ Program Bidang Alokasi Waktu


No Studi Ilmu (Jam/Minggu) Uraian Tugas
NPM
1 Abdewalri Teknik Teknik 10 jam/Minggu Survey Lapangan
Rambe Elektro Analisa Kerja
Produk
Sosialisasi dan
Evaluasi
Komunikasi
dengan
Pendamping dan
Pihak Universitas
Meninjau
Tinjauan Pustaka
2 M. Nur Teknik Teknik 8 Jam/Minggu Survey Lapangan
Kholis Elektro Pembelian Bahan
Pembuatan
Produk
Pengujian
Sosialisasi dan
Evaluasi
16

3 Nelvita Manajemen Teknik 8 jam/Minggu Survey Lapangan


Febrianti Pembuatan
Produk
Pembuatan
Laporan dan
proposal
Sosialisasi dan
Evaluasi

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksanaan


17

Lampiran 5. Surat pernyataan kesediaan kerjasama dari mitra


18

Lampiran 6. Gambaran Iptek yang akan Diterapkan

Tempat Bahan Mie


Di Letakkan

Tempat Bahan Mie


Di Pipihkan

Tempat Pencetakan
Mie
Untuk Spesifikasi mesin yaitu :

Type Mesin : MKS-200 Dimensi : 390x350x430 mm

Power : 750 Watt Berat : 22 Kg

Voltage : 220V / 50Hz

Roller : 200 mm

Ukuran Mie : 2 mm dan 6 mm


19

Roll Dan Cetakan : Stainles

Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra

Anda mungkin juga menyukai