Anda di halaman 1dari 11

BUKU PEDOMAN PENGAPLIKASIAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN UMBI PORANG MENJADI TEPUNG

“Rancang Bangun Teknologi Pengolahan Umbi Porang Menjadi Tepung


Sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Petani Kampung Bonti”
PKM-PI

Tim Penyusun :
Ketua
Nama : Rikah Octaviana
NIM : D071181006
Prodi : Teknik Industri
Angkatan : 2018
Anggota 1 Anggota 2
Nama : Muhammad Rijal Nama : Haykal Dilfansyah
NIM : D021181341 NIM : D041181031
Prodi : Teknik Mesin Prodi : Teknik Elektro
Angkatan : 2018 Angkatan : 2018

Anggota 3 Anggota 4
Nama : Zhuhrah Rizqah Pratiwi Sainal Nama : Andi Fadhillah Aulia Ramadhani
NIM : G021201072 NIM : H031191049
Prodi : Agribisnis Prodi : Kimia
Angkatan : 2020 Angkatan : 2019
Dosen Pendamping
Nama : Dr. Ir. Syarifuddin Mabe Parenreng, ST., MT., CSRS
NIP/NIDN : 19761021 200812 1 002/0021107608
Prodi : Teknik Industri

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI

SAMPUL………………………….......……………………………………………….i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................2
1.1 Latar Belakang................................................................................................2
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat bagi mitra..........................................................................................2
BAB II. HASIL IMPLEMENTASI IPTEK....................................................................2
2.1 Kondisi existing mitra.....................................................................................2
2.2 Detail Iptek (Spesifikasi dan gambar teknik produk).....................................2
2.3. Petunjuk Operasional dan Perawatan.............................................................2
2.4 Hasil pengujian langsung atau simulasi..........................................................2
BAB III. PENUTUP..........................................................................................................2
LAMPIRAN.......................................................................................................................2

ii
1

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rancang Bangun Teknologi Pengolahan Umbi Porang Menjadi Tepung
Sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Petani Kampung Bonti yang merupakan
judul PKM-PI tahun 2020 yang berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan mitra
terkait dengan harapan dapat menjadi solusi atas permasalahan yang sedang
dialami oleh mitra. Oleh karena itu, buku ini hadir sebagai pedoman atau panduan
mengenai tata cara penggunaan dan perawatan dari teknologi pengolahan umbi
porang menjadi tepung porang yang telah diuji dan dikembangkan oleh
Mahasiswa Universitas Hasanuddin. Teknologi ini didesain khusus untuk dapat
mengolah umbi porang dengan skala UMKM yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan mitra. Namun, pedoman ini masih terbatas pada pengujian dan hasil
penelitian kuantitatif yang mana belum mencakup ragam penelitian lainnya yang
akan dikembangkan secara bertahap. Jadi, tidak menutup kemungkinan akan
adanya penambahan dan pengurangan di masa yang akan datang dalam rangka
memodifikasi agar mesin ini agar dapat menjadi lebih baik.
Buku pedoman pengaplikasian teknologi ini berlaku untuk semua pihak yang
telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan teknologi
ini. Dengan adanya buku pedoman ini diharapkan dapat menjadi panduan untuk
semua pengguna agar tidak mengalami kesulitan dalam pengaplikasiannya dan
tujuan yang diharapkan dengan adanya mesin pengolah porang menjadi tepung ini
dapat tercapai dan terlaksana dengan baik.
Terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan buku pedoman ini, oleh karena
itu, diharapkan kedepannya buku pedoman ini dapat disempurnakan oleh pihak-
pihak yang memiliki ketertarikan dalam bidang ini. Atas terbitnya Buku Panduan
ini kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua anggota tim penyusun serta pihak-pihak yang berperan
dan berkontribusi mulai dari menggagas dan menyusun sampai dengan
pencetakan buku pedoman ini.
1.2 Tujuan
Dengan pembuatan pedoman pengaplikasian ipteks ini diharapkan dapat
mengoptimalkan penerapan ipteks berupa teknologi pengolahan umbi porang
menjadi tepung bagi mitra. Buku ini juga dapat menjadi pegangan dan sumber
informasi bagi petani Kampung Bonti untuk mengoperasikan teknologi secara
tepat dan cara pengolahan lanjutan umbi porang menjadi tepung.
1.3 Manfaat bagi mitra
Diharapkan dengan adanya buku panduan ini dapat memberikan dampak dan
manfaat yang berkelnjutan terhadap penerapan ipteks berupa teknologi
pengolahan umbi porang dan hasil dari penerapan ipteks ini dapat menjadi solusi
mitra dalam pemenuhan teknologi percontohan dan pengetahuan dalam
pengolahan umbi porang menjadi tepung.
2

BAB II. HASIL IMPLEMENTASI IPTEKS


2.1 Kondisi Existing Mitra
Survei dan Observasi yang dilaksanakan secara luring terbatas pada tanggal 5
Juni 2021 yang dilakukan oleh ketua tim dan dua orang anggota tim serta dosen
pendamping.

Dilakukan observasi langsung dan wawancara dengan pak Usman selaku mitra
yang merupakan petani porang Kampung Bonti. Informasi lebih lanjut yang
diperoleh mengenai kondisi eksisting mitra, dirangkum pada poin-poin berikut:
1. Lokasi Mitra
Mitra dalam PKM-PI ini adalah Kampung Bonti, Kelurahan Balocci Baru,
Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep. Untuk menjangkau lokasi mitra dari
Universitas Hasanuddin harus ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 1 jam
kemudian satu-satunya akses yang harus dilanjut adalah dengan berjalan kaki
selama kurang lebih 2 jam dari kaki gunung dengan jalur berbatu dan menanjak.
Karena aksesnya sulit dan terpencil, sehingga fasilitas umum di daerah ini belum
memadai. Setelah rusaknya Pembangkit Listrik Tenaga Surya selama 3 tahun
terakhir, listrik baru bisa dirasakan masyarakat di pertengahan tahun 2021 dengan
kapasitas yang masih terbatas, jaringan telepon seluler di kampung ini hampir
tidak ada. Ketika ingin mencari jaringan, masyarakat harus pergi ke titik-titik
tertentu seperti diatas pegunungan.

2. Kondisi Sosial dan Ekonomi


Kampung Bonti dihuni sekitar 200 penduduk, dimana sebagian besar mata
pencaharian masyarakat adalah sebagai petani dan salah satu komoditas yang
mendapat perhatian khusus petani adalah tanaman porang. Di Kampung Bonti,
3

porang tumbuh subur di hutan namun seiring dengan tingginya permintaan porang
itu sendiri, masyarakat berinisiasi untuk membudidayakan porang dan
pembudidayaan ini sudah berlangsung selama 2 tahun terakhir. Kampung Bonti
mampu menghasilkan sekitar 20 ton porang tiap tahunnya dan masyarakat disana
juga memiliki antusias yang baik terhadap pengetahuan dan hal baru.

3. Permasalahan yang dihadapi dan solusi yang diharapkan


Meskipun petani porang Kampung Bonti mampu menghasilkan porang yang
banyak tetapi hingga saat ini belum mampu membantu secara maksimal
perekonomian penduduk sekitar dikarenakan harga jual dari umbi porang yang
tidak stabil dan relatif rendah. Umbi porang hanya dihargai Rp 7.000/kg, padahal
ini tidak sejalan dengan perkembangan global porang saat ini. Diketahui bahwa
umbi porang ketika diolah menjadi chip porang dapat dihargai sekitar Rp
35.000/kg dan ketika diolah menjadi tepung dihargai sekitar Rp 80.000/kg.
Porang memiliki permintaan ekspor yang cukup besar karena kegunaannya di
bidang industri dan manfaatnya bagi kesehatan, namun di Kampung Bonti, porang
belum dikonsumsi masyarakat dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang cara
menghilangkan kadar oksalat pada porang yang bisa membuat kulit gatal. Mitra
yaitu petani porang Kampung Bonti berharap bisa mengolah porang secara
mandiri tetapi hingga saat ini mitra belum memiliki teknologi pengolah umbi
porang menjadi tepung. Sehingga dapat disimpulkan permasalahan dan solusi
yang diperlukan mitra adalah sebagai berikut :
No Permasalahan Solusi
1 Mitra tidak mengetahui cara Penyuluhan tentang pengolahan
mengolah umbi porang menjadi umbi porang
tepung
2 Tidak ada bentuk teknologi yang Perancangan dan pengadaan
dapat digunakan mitra untuk teknologi yang dirancang khusus
mengolah porang menjadi tepung untuk pengolahan umbi porang
menjadi tepung.
4

2.2 Detail Mesin (Spesifikasi dan gambar teknik produk)


Teknologi pengolah tepung porang didesain dan direkayasa sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan mitra, dimana terdiri dari dua mesin utama yang saling
terintegrasi satu sama lain yaitu mesin pemotong (Slicer) yang didesain khusus
untuk porang dan mesin penepung yang dapat membuat porang kering dengan
kadar air dibawah 15% menjadi tepung dengan tingkat kehalusan sebesar 100
mesh.
Berikut merupakan gambaran desain alat dan dimensiya:

Komponen utama mesin terdiri dari motor bensin sebagai penggerak utama,
motor bensin digunakan dengan pertimbangan kurangnya daya listrik rata-rata di
lokasi mitra, sehingga penggunaan motor bensin sangat efektif. Komponen
lainnya yang digunakan adalah mata pisau slicer yang khusus dibuat untuk dapat
memotong porang basah dengan ketebalan 2 mm dan dengan dimensi porang
hingga diameter 16 cm, dimana ini adalah ukuran rata-rata porang hasil panen.
Teknologi ini didesain dapat bekerja untuk dua fungsi sekaligus yang dapat
digunakan bersamaan atau terpisah, sehingga biaya produksi dapat ditekan dengan
penggunaan energi yang lebih efisien.
2.3. Petunjuk Operasional dan Perawatan
1. Petunjuk oprasional
Adapun tahap pembuatan tepung porang ialah:
1) Umbi tanaman porang dicuci hingga bersih dari tanah yang menempel dikulit
umbi porang.
2) Setelah bersih, umbi porang kemudian dimasukkan ke dalam mesin
pemotong. Cara pengoperasian mesin pemotong adalah sebagai berikut :
5

No Pengoperasian Mesin Pemotong


Langkah-Langkah Gambar
1 Pastikan penutup mesin pemotong porang
sudah tertutup rapat dengan mengeratkan
pengunci pada 3 sisi alat.

2 Nyalakan motor bensin dengan menarik


tali power motor bensin

3 Atur kecepatan sesuai yang diinginkan

4 Cuci bersih porang yang akan dipotong


dan belah terlebih dahulu porang yang
akan dimasukkan, setidaknya sampai muat
dengan corong pemasukan.

5 Siapkan wadah pada corong pengeluaran


untuk menampung hasil porang yang
sudah dipotong tipis.

6 Masukkan porang ke dalam corong


pemasukan sedikit demi sedikit.

Tekan porang dengan menggunakan alat


penekan untuk menghindari terpentalnya
porang keluar.
7

8 Ulangi langkah pada poin 6 dan 7 sampai


porang yang dihasilkan cukup. 6 7
6

9 Setelah selesai digunakan, matikan motor


bensin dengan memutar saklar power
menjadi off.

10 Cuci bersih mesin pemotong porang


dengan membuka tutupnya.

11 Porang siap diproses pada mesin


selanjutnya.

3) Kemudian umbi porang yang sudah terpotong, dicuci dan direndam


menggunakan larutan air dengan konsentrasi NaCl sebesar 30% di dalam
sebuah wadah untuk mengurangi kandungan oksalat di dalamnya. Agar lebih
mudah dipahami, berikut contoh perbandingannya:
Berat Porang (Kg) Volume Air (Liter) Berat Garam (Kg) Lama
Pencucian
(Menit)
20 40 12
10 20 6
30
5 10 3
3 5 0.15

4) Kemudian tiriskan air larutan pada porang.


5) Selanjutnya dikeringkan di bawah sinar matahari.
Umbi dikeringkan hingga kadar airnya hanya berkisar 15% atau porang
benar-benar sudah kering dengan tekstur yang getas dan tidak basah lagi.
7

6) Irisan umbi porang yang sudah kering kemudian dimasukkan ke dalam mesin
penghalus hingga menjadi tepung porang. Adapun cara pengoperasian mesin
penepung adalah sebagai berikut:
No Pengoprasian Mesin Pemotong
Langkah-Langkah Gambar
1 Nyalakan motor bensin dengan menarik
tali power motor bensin

2 Atur kecepatan sesuai yang diinginkan

3 Siapkan wadah tepung berupa kantong


atau karung untuk menampung tepung

4 Simpan wadah tersebut di bawah


corong pengeluaran

5 Ambil porang yang sudah kering dan


masukkan ke dalam corong
pemasukkan

6 Tunggu hasil tepung hingga porang


kering yg dimasukkan ke mesin
penepung habis.

2. Pentunjuk perawatan
1) Tempatkan mesin di lokasi yang bersih dan kering.
2) Keluarkan bahan bakar dari tangki dan dari karbulator.
3) Keluarkan minyak pelumas bila mesinnya masih lama ingin digunakan.
4) Pastikan tidak menggunakan bensin campur atau bensin yang kotor.
8

5) Pastikan sebelum dan setelah memakai mesin dalam kondisi bersih dan
bebas gangguan.
6) Periksa isi minyak pelumas sebelum di gunakan.
7) Tutup setiap corong mesin setelah pemakaian untuk menghindari masuknya
material yang dapat merusak mesin saat mesin tidak sedang digunakan.
8) Jangan membanting atau membalikkan mesin dari posisi yang semestinya.
9) Lakukan pembersihan mesin secara rutin.
2.4 Hasil pengujian langsung atau simulasi
Hasil pengujian langsung didapati dengan menggunakan teknologi ini pada
bagian mesin pemotong porang (slicer) untuk memotong porang ukuran 1.26 kg
dengan ketebalan 2 mm, waktu yg dibutuhkan 1 menit 15 detik sehingga, jika
dikalkulasi dalam waktu 1 jam pengoprasian mesin ini dapat memotong porang
hingga 60.48 kg. Dengan menggunakan mesin pemotong porang ini, hasil irisan
yang dihasilkan meningkat 10 (sepuluh) kali lipat. Artinya apabila satu porang
diiris dengan manual, dalam waktu yang sama didapatkan sepuluh porang yang
teriris dengan menggunakan mesin ini dan juga dengan hasil irisan yang lebih
baik karena memiliki ketebalan yang relatif sama dan konstan, sehingga dalam
proses pengeringan akan lebih merata. Sedangkan pada bagian mesin penggiling
didapati tepung yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik karena di desain
khusus untuk menggiling porang menjadi tepung dengan tambahan proses
penyaringan sehingga ukuran tepung yang dihasilkan pun seragam.
BAB III. PENUTUP
Rekayasa dan pembuatan teknologi ini telah didesain khusus untuk mengolah
umbi porang menjadi tepung yang telah diterapkan di Kampung Bonti, Kelurahan
Balocci Baru, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep. Dengan penerapan ipteks
ini akhirnya telah menjadi solusi bagi mitra untuk dapat mengolah porang secara
mandiri melalui pemenuhan kebutuhan informasi dan teknologi. Porang yang kini
menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan di Indonesia melalui penerapan
ipteks ini, dapat menjadi langkah paling tepat dalam mempersiapkan petani secara
khusus untuk mengambil peluang terhadap tingginya permintaan ekspor serta
luasnya pemanfaatan dari tanaman porang. Jika dimanajemen dengan baik maka
ini akan menjadi batu loncatan serta start pack yang baik bagi para petani ataupun
pelaku usaha mikro dan menengah dalam meningkatkan perekonomiannya.
9

LAMPIRAN
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai