Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM IPDMIP

(INTEGRATED PARTICIPATORY MANAGEMENT DEVELOPMENT


PROJECT ) DAERAH IRIGASI BARON KECAMATAN NGRAMBE
KABUPATEN NGAWI

DISUSUN OLEH:

TEGUH KURNIAWAN.,S.T.P

DINAS PERTANIAN
KABUPATEN NGAWI
2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................3
1.2 Tujuan..................................................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM....................................................................................4
2.1 Profil Desa/Lokasi Staf Lapangan..................................................................4
2.2 Diskripsi Kegiatan..........................................................................................4
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN...................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan...........................................................7
3.2 Peserta Kegiatan...................................................................................................7
3.3 Rincian Kegiatan..................................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................8
BAB V PENUTUP.....................................................................................................18
5.1 Kesimpulan........................................................................................................18
5.2 Saran..................................................................................................................18
LAMPIRAN...............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam upaya peningkatan produksi padi sawah atau pangan secara umumnya
sekaligus meningkatkan pendapatan petani program IPDMIP telah menjadi
program nasional. Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi salah satu daerah yang
mendapatkan program tersebut, kecamatan ngrambe yang memiliki ketinggian 200
mdpl sebagian besar lahan pertanian yang ada di ngrambe kebutuhan mengairi
sawah dari air irigasi. Kecamatan ngrambe yang mendapatkan program IPDMIP
Tahun 2020 di Daerah Irigasi Baron, DI Baron berada di 2 Desa yaitu Pucangan,
dan Sidomulyo.
Salah satu kegiatan IPDMIP yaitu Sekolah Lapang. Sekolah Lapangan adalah
proses pembelajaran non-formal bagi para petani untuk meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan dalam mengenali potensi, menyusun rencana usahatani, identifikasi
masalah dan pemecahannya, mengambil keputusan, menerapkan praktek-praktek
budidaya dan manajemen risiko yang lebih baik. Sekolah Lapangan dirancang
sedemikian rupa sehingga kesempatan belajar petani terbuka selebar-lebarnya agar
para petani berinteraksi dengan realita mereka secara langsung, serta menemukan
sendiri ilmu dan prinsip yang terkandung di dalamnya.

1.2 Tujuan

Mempercepat diseminasi inovasi teknologi padi sawah melalui Sekolah


Lapang, sharing antar petani, temu usaha untuk meningkatkan nilai tambaha pada
hasil pertanian, serta praktek lapang pengendalian HPT dengan teknologi organik,
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan petani dan produksi padi sawah di
Kelompok tani yang ada di Daerah Irigasi Baron Kecamatan Ngrambe.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Profil Desa/Lokasi Staf Lapangan


Kecamatan ngrambe Kabupaten Ngawi merupakan salah satu wilayah yang
mendapatkan program IPDMP Tahun 2020 hanya 2 desa yaitu desa Sidomulyo dan
Pucangan, adapun daerah irigasi yang akan di rehab adalah DI Baron, Di Baron
melewati 4 desa yang ada di kecamatan Ngrambe yaitu: Desa Ngrambe, Desa
Sidomulyo, Desa Pucangan, dan Desa Cepoko. DI Baron mengaliri area sawah irigasi
seluas 324 Ha.
Desa Cepoko merupakan wilayah terluas yang teraliri DI baron dan yang
paling sedikit teraliri desa sidomulya. Berikut adalah luas sawah irigasi yang teraliri
DI Baron: ds. Ngrambe 113 Ha, ds. Sidomulyo 2 Ha, ds. Pucangan 64 Ha dan ds.
Cepoko 145 Ha.
Berdasarkan jenis keanggotaannya, kelompoktani di Wilayah Kerja pendamping/
staff lapangan IPDMIP Pertanian Kecamatan Ngrambe adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Keadaan Kelompoktani di Wilayah Kerja pendamping/ staff lapangan


IPDMIP Kecamatan Ngrambe berdasarkan keanggotaannya.
Jumlah Jumlah
Belum
No Desa KK Kelompok Anggota Seluruh
Penduduk KK menjadi
tani tani kelompok petani
anggota
1 Cepoko 6 132 1 690 84 7 472 0 472
2 Ngrambe 5 329 1 370 685 5 300 0 300
3 Sidomulyo 2 478 795 397 4 457 0 457
4 Pucangan 4 019 1 166 583 5 196 0 196

2.2 Diskripsi Kegiatan


a. Sekolah Lapang
Kegiatan Sekolah Lapang dilakukan dua tahap, pada musim penghujan
dan pada musim kering, dengan dilakukan dua tahap Sekolah Lapang di beda
musim bisa membandingkang hasil produksi padi dan analisa usaha tani.
Kegiatan Sekolah Lapang di laksanakan 12 kali. Adapun materi Sekolah
Lapang sebanyak tujuh yaitu : Persiapan Benih, Persemaian, Tanam,
Pemupukan, Pengaturan air, Pengendalian OPT, Panen dan Pasca Panen.
Pelaksanaan Sekolah Lapang tahap satu di bulan Februari – Mei 2020 dan
tahap 2 di bulan Agustus - Oktober 2020.

4
Kegiatan SL TAHAP 1 dilaksakan pada saat pandemi Covid 19
sehingga tidak dimungkinkan tatap muka sehingga dilakuan penyuluhan
langsung lahan ke lahan pada peserta sekolah lapang. Dan SL TAHAP 2 di
lakukan dengan tatap muka tetapi tetap mematuhi protokol Kesehatan COVID
19.

b. Forum Sharing Antar Petani


Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk diskusi dan berbagi pengalaman
antar petani peserta Sekolah Lapang (SL). Kegiatan ini diharapkan dapat
mendorong percepatan proses adopsi teknologi di antara petani. Pokok bahasan
dalam forum ini meliputi berbagai permasalahan yang ditemui selama mengikuti
SL, rencana tindak lanjut setelah SL, pembiayaan usahatani, organisasi petani
dan hal-hal yang terkait dengan peririgasian.

c. Kunjungan Lintas Desa


Kegiatan ini merupakan perjalanan bersama yaitu petani dalam
kelompok dengan penyuluh, untuk belajar dari petani di desa yang dikunjungi.
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan Kunjungan Lapang antar Desa
antara lain adalah terbangunnya keakraban antar petani dan antara petani dengan
penyuluh, memudahkan proses adopsi teknologi, dan terbukanya wawasan
petani karena melihat langsung hasil dari suatu penerapan teknologi dalam
keadaan sesungguhnya atau melihat suatu akibat tidak diterapkannya teknologi
yang dianjurkan di suatu tempat.

d. Temu Usaha
Belajar dari pengalaman proyek IFAD lainnya, dalam konteks
pengembangan jaringan kerjasama usaha dan transfer teknologi antara petani
dengan pelaku usaha, proyek memandang perlu adanya fasilitasi untuk
membangun kemitraan dengan pihak swasta. Fasilitasi yang diberikan antara
lain dapat berupa kegiatan pelatihan, pendampingan, pembelian bahan untuk
proses alih teknologi atau lainnya. Kegiatan ini pada dasarnya berangkat dari
keinginan agar pemerintah dan sektor swasta bersama-sama meningkatkan
efisiensi pembiayaan pertanian. Di sisi lain kegiatan ini juga ingin mendorong
petani agar lebih mampu memperluas jaringan usahanya.
e. Pelatihan Penyuluh swadaya
Penyuluh Pertanian Swadaya pada hakekatnya adalah pelaku utama yang
berhasil dalam usahataninya. Namun demikian agar dapat menjalankan perannya

5
sebagai penyuluh lebih efektif dan efisien, para Penyuluh Pertanian Swadaya
tersebut perlu ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan teknik penyuluhan
pertanian dan teknik pertanian.

Pelatihan penyuluh swadaya, meningkatkan pengetahuan, sikap dan


keterampilan teknis penyuluhan Penyuluh Pertanian Swadaya, dan
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan teknis pertanian Penyuluh
Pertanian Swadaya.

f. Forum Rantai Nilai


Melalui kegiatan pemetaan awal ini diharapkan agar diperoleh
gambaran mengenai panjangnya rantai pemasaran dari petani ke konsumen
sebelum adanya perlakuan dari Proyek. Pemetaan awal rantai nilai (Initial Value
Chain Mapping) perlu dilakukan secara rinci untuk melihat kedalaman
permasalahan dari masing-masing tingkatan pasar, mulai dari pasar di tingkat
desa, kecamatan, kabupaten, hingga ke provinsi.

6
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Sekolah Lapang dilaksanakan 2 tahap. Tahap pertama dilaksanakan
pada bulan Februari - Mei 2020 dan tahap kedua dilaksanakan pada bulan Agustus -
Oktober 2020. Kegiatan forum antar petani kunjungan lintas desa dilaksanakan pada
Bulan September 2020, kunjungan lintas desa dilaksanakan pada Bulan Agustus
2020, pelatihan penyuluh swadaya dilaksanakan pada Bulan Oktoer 2020, temu
usaha dilaksanakan pada Bulan Juni dan Oktoer 2020, forum rantai nilai
dilaksanakan pada Bulan September 2020

3.2 Peserta Kegiatan


Peserta kegiatan diikuti oleh 3 kelompok tani yang terdapat di Kecamatan
Ngrambe. Masing-masing kelompok tani berjumlah 25 orang yang terdiri dari laki-
laki dan perempuan. Rincian peserta kegiatan dapat dijelaskan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Peserta kegiatan Sekolah Lapang Kecamatan Ngrambe

Jumlah Peserta Jumlah Total


No Nama Kelompok Tani
Laki-laki Perempuan Peserta

1 Margo Rejeki 19 6 25

2 Nakulo 17 8 25

3 Widu Satrio 23 2 25

3.3 Rincian Kegiatan


Kegiatan pendampingan IPDMIP antara lain :
1. Sekolah Lapang
2. Forum antar petani
3. Kunjungan lintas desa
4. Temu Usaha
5. Pelatihan Penyuluh Swadaya
6. Forum Rantai Nilai
7. Peningkatan Provitas Padi
8. Monitoring Demplot
9. Pemasangan Rubuha
10. Monitoring Alat Demonstrasi

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Sekolah Lapang


Sistem Sekolah Lapang system belajar langsung di lahan dapat mempercepat
peralihan teknologi dan cara budidaya padi yang dibudidayakan menggunakan
pendekatan teknologi, karena dinilai dapat meningkatkan Produksi serta
mengedepankan efisiensi input. Sehingga meningkatkan pendapatan petani. Sekolah
Lapang dalam kegiatan merupkan bentuk sekolah non formal dimana sistem
pembelajarannya tidak hanya dengan pemberian meteri mengenai teknologi saja
tetapi juga penerapan langsung di lapang. Sehingga petani tidak hanya diberikan
materi tetapi juga melakukan kegiatan atau praktek lapang yang dilakukan sendiri
oleh petani. Dengan demikian akan memberikan pengalaman yang berharga bagi
petani.
Proses belajar dalam Sekolah Lapang berlangsung secara periodik menurut
musim tanaman, aktivitas pengelolaan hama dan penyakit tanaman padi dan
kemungkinan terjadinya perubahan iklim. Sehingga pertemuan periodik dimulai
beberapa minggu sebelum tanam untuk melihat potensi dan kendala yang ada.
Kemudian untuk pertemuan berikutnya dilakukan pada saat pengolahan tanah,
pembuatan persemaian, pemupukan, pengairan, pengendalian OPT, panen dan pasca
panen.
Jumlah kelompok tani yang menjadi peserta Sekolah Lapng di 2 desa di Desa
Sidomulyo, dan Desa Pucangan, sebanyak 3 Kelompok Tani. Pertemuan kegiatan
Sekolah Lapang sebanyak 12 kali setiap musim, sedangkan untuk waktu pertemuan
kegiatan Sekolah Lapang disesuaikan dengan kesepakatan bersama peserta dan
pertemuan kegiatan Sekolah Lapang dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 9.00 WIB
sampai dengan selesai. Kegiatan SL TAHAP 1 dilaksakan pada saat pandemi Covid
19 sehingga tidak dimungkinkan tatap muka sehingga dilakuan penyuluhan
langsung lahan ke lahan pada peserta sekolah lapang. Dan SL TAHAP 2 di lakukan
dengan tatap muka tetapi tetap mematuhi protokol Kesehatan COVID 19.

Tabel 4.1 Topik Pertemuan dalam Kegiatan Sekolah Lapang


No Topik / Materi Pertemuan
1 Sosialilsasi program sekolah lapang
2 Teknik pengolahan tanah sesuai dengan tipologi dan komoditi
3 Teknik penanaman padi
4 Pemupukan berimbang yang sesuai dengan spesifik lokasi

8
5 Pengelolaan air
6 Pengendalian OPT dengan prinsip PHT
7 Penanganan panen dan pasca panen dengan cara yang tepat
8 Diskusi pemecahan masalah dan langkah yang diambil

A. Output Pelaksanaan Kegiatan Sekolah Lapang


a. Jangka Pendek
Keadaan petani setelah adanya kegiatan Sekolah Lapang untuk jangka pendek
seperti yang diungkapkan oleh bapak Sucipto, bahwa :
”Sekolah lapang IPDMIP sangat meningkatkan skill petani baik dalam budidaya
pertanian sampai bisa menjual hasil pertanian dah sehingga mendapatkan nilai
tambah dari proses tersebut”

Gambar 4.1 Kegiatan Sekolah Lapang


Perubahan perilaku yang dialami petani di Wilayah Daerah Irigasi Baron
dipengaruhi oleh hasil yang diperoleh dibandingkan dengan hasil-hasil panen
sebelumnya. Keadaan demikian pula yang memicu ketertarikan petani terhadap
kegiatan Sekolah Lapang, bukan hanya kegiatan sekolahnya tetapi teknologi
budidayanya yang lebih menarik perhatian petani. Prinsip efisiensi input produksi
yang diterapkan yang semakin menarik perhatian petani karena melihat kelangkaan
pupuk yang ada serta ketidakstabilan harga jual dan harga beli yang ada sehingga
mendorong petani untuk lebih terbuka dengan inovasi yang ada.
b. Jangka Panjang
Keadaan petani setelah adanya kegiatan sekolah lapang untuk jangka panjang
diharapkan terjadi peningkatan produksi padi seperti yang diharapkan pemerintah
sehingga kebutuhan beras nasional tercukupi. Dengan hasil yang diperoleh dari
kegiatan sekolah IPDMIP TAHUN 2020 dapat dikatakan berhasil, dan diharapkan

9
menunjukan dampak positif yaitu memberi dorongan kepada petani yang bukan
menjadi peserta sekolah lapang untuk menerapkan teknologi pada usaha tani padinya
sehingga produksi padi di wilayah daerah irigasi Baron dan meningkat serta
memberikan gambaran untuk kegiatan sekolah lapang berikutnya agar lebih baik lagi.
Adanya peningkatan pendapatan. Dengan peningkatan hasil secara perlahan dan
terus-menerus diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan
petani juga meningkat.

B. Output Pengukuran Peningkatan Kemampuan Petani dan Pelaku Agribisnis


Kegiatan Sekolah lapang menyatakan bahwa kegiatan sekolah lapang sangat
berguna bagi petani karena dengan adanya kegiatan tersebut petani lebih mengetahui
teknik budidaya yang efektif dan efisien input produksi tetapi tetap mendapatkan
hasil yang maksimal. Kegiatan sekolah lapang juga perlu diteruskan dan
ditindaklanjuti lebih lagi. Untuk mengetahui hasil sekolah lapang padi yang telah
dilaksanakan di Kecamatan Ngrambe.
Pengukuran peningkatan kemampuan petani dan pelaku agribisnis dapat
dilihat dari pendapatan panen. Hasil keuntungan panen pada Musim Penghujan 2
(MP-2) dan pada Musim Kering (MK) dari 3 kelompok tani dapat dijelaskan pada
bagan 4.1.

Gambar 4.1 Hasil Pengukuran Peningkatan Kemampuan Petani dan Pelaku


Agribisnis.

Bagan Rata rata Keuntungan Petani Panen


pada Musim Panen 2 (MP-2) dan Musim Ker-
ing (MK)
MP-2 MK
20,000,000
18,000,000
16,000,000
Keuntungan Panen

14,000,000
12,000,000
10,000,000
8,000,000
6,000,000
4,000,000
2,000,000
0
Nakulo Widu Satrio Margo Rejeki

Kelompok Tani

10
Tabel 4.1 Produktivitas dan produksi kelompok tani pogram IPDMIP kec Ngrambe
Produksi Produksi
Luas sebelum sesudah
No Desa Kelompok Tani
(ha) sekolah sekolah
lapang lapang
1 Pucangan Margo rejeki 1 6,1 7.2
2 Sidomulyo Nakulo 1 6,3 6,5
3 Sidomulyo Widu Satrio 1 5,8 6,9

Dilihat dari table 4.1 tersebut diatas sudah jelas terlihat bahwa terjadi
peningkatan produksi sekitar 0.5-1 Ton/ha. Dari rata-rata produksi sebelum Sekolah
Lapang.
Kegiatan IPDMIP sudah sesuai dengan harapan, meskipun terdapat beberapa
permasalahan, tetapi hasilnya tetap seperti yang diharapkan yaitu terjadi peningkatan
produksi. Menurut hasil wawancara dengan salah satu petani yaitu bapak Sugito,
bahwa” dengan hasil yang meningkat siapa sih yang tidak tertarik ”

11
4.2 Kegiatan Forum antar Petani
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk diskusi dan berbagi pengalaman
antar petani peserta Sekolah Lapang (SL). Kegiatan ini diharapkan dapat
mendorong percepatan proses adopsi teknologi di antara petani. Pokok
bahasan dalam forum ini meliputi berbagai permasalahan yang ditemui selama
mengikuti SL, rencana tindak lanjut setelah SL.

Gambar 4.2 Kegiatan Forum antar petani


Kegiatan sharing antar petani dilaksanakan di kelompok tani Nakulo
yang di hadiri oleh kelompok Tani Widu Satrio. Hasil yang didapat
membahas pertanian organik.
4.3 Kegiatan Kunjungan Lintas Desa
Kegiatan kunjungan merupakan salah satu metoda penyuluhan yang
dinilai efektif karena petani dapat melihat hasil dan mendengar penjelasan
secara langsung dari petani yang telah berhasil setelah menerapkan teknologi
yang direkomendasikan di desa yang dikunjungi. Sebaliknya, dengan kegiatan
kunjungan ini, terjalin interaksi antar petani sehingga petani juga dapat
memperoleh wawasan dan belajar dari pengalaman petani lain apabila tidak
menerapkan teknologi yang direkomendasikan.
Kegiatan ini merupakan perjalanan bersama yaitu petani dalam
kelompok dengan penyuluh, untuk belajar dari petani di desa yang dikunjungi.
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan Kunjungan Lapang antar Desa
antara lain adalah terbangunnya keakraban antar petani dan antara petani
dengan penyuluh, memudahkan proses adopsi teknologi, dan terbukanya
wawasan petani karena melihat langsung hasil dari suatu penerapan teknologi
dalam keadaan sesungguhnya atau melihat suatu akibat tidak diterapkannya
teknologi yang dianjurkan di suatu tempat.

12
4.4 Kegiatan Temu Usaha
Dalam konteks pengembangan jaringan kerjasama usaha dan transfer
teknologi antara petani dengan pelaku usaha, proyek memandang perlu adanya
fasilitasi untuk membangun kemitraan dengan pihak swasta. Fasilitasi yang
diberikan antara lain dapat berupa kegiatan pelatihan, pendampingan, pembelian
bahan untuk proses alih teknologi atau lainnya. Kegiatan ini pada dasarnya
berangkat dari keinginan agar pemerintah dan sektor swasta bersama-sama
meningkatkan efisiensi pembiayaan pertanian. Di sisi lain kegiatan ini juga ingin
mendorong petani agar lebih mampu memperluas jaringan usahanya.
Kegiatan temu usaha 1 dilaksanakan di kurnia convention hall dengan
perusahaan pabrik beras PT. Wilmar. Hasil yang didapat dari kegiatan tersebut
salah satu kelompok tani di kec. Ngrambe mendapatkan MOU dengan PT.
Wilmar dalam menyuplai gabar kering panen (GKP).

Gambar 4.4 Kegiatan Temu usaha dengan PT. Wilmar

Temu usaha 2 di laksanakan di desa Sambirejo Kec. Ngrambe , forum


tersebut menjalin kerjama dengan kelompok tani margo kencono yang telah bisa
mempasarkan produknya sendiri yang dimana produk unggulannya beras merah,
hitam dan beras liwet instan. Output forum temu usaha tahap 2 peserta forum
tersebut bisa bekerjasama menyuplai bahan baku beras merah dan hitam.

4.5 Kegiatan Pelatihan Penyuluh Swadaya


Pelatihan penyuluh swadaya, meningkatkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan teknis penyuluhan Penyuluh Pertanian Swadaya, dan
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan teknis pertanian Penyuluh
Pertanian Swadaya.

13
Peserta Pelatihan penyuluh swadaya 4 kecamatan yaitu Ngrambe ,
Kendal, Geneng, dan Gerih dilaksanakan di BPP Kec. Ngrambe dilaksanakan
selama 5 hari, hari 1-4 penyampain materi dan hari ke 5 praktek penyuluhan

Gambar 5.1 Pelatihan penyuluh swadaya di BPP Kec Ngrambe

Output pelatihan swadaya yang dilaksanakan di BPP Kec. Ngrambe para


peserta bisa melakukan penyuluhan serta meningkatnya skill dalam
penyampaian materi penyuluhan.

4.6 Kegiatan Forum Rantai Nilai


Kegiatan ini adalah agar Proyek memperoleh gambaran mengenai alur
distribusi dan pihak/pelaku yang berperan dalam pemasaran di setiap
tingkatan pasar, serta adanya peluang untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas produk yang dihasilkan oleh petani baik untuk komoditas padi
maupun komoditas tanaman bernilai tinggi (sayuran/tanaman lain).
Berdasarkan hasil pemetaan, diharapkan dapat dikembangkan strategi dan
langkah kegiatan bagi Proyek untuk memfasilitasi petani di daerah irigasi agar
memperoleh pendapatan yang lebih baik dari hasil usaha taninya.
Hasil pemetaan rantai nilai padi di kecamatan Ngrambe kabupaten
Ngawi setiap proses yang ada di rantai nilai tersebut mendapat nilai tambah
dari proses tersebut. Sehingga petani bisa menjual hasil padi dalam bentuk
beras konsumsi, sehingga meningkatkan mendapatan petani.

4.7 Kegiatan Peningkatan Provitas Padi


Salah satu tujuan program IPDMIP meningkatkan pendapatan petani.
Dengan peningkatan provitas padi, pendapatan petani akan meningkat.

14
Tabel 4.7 Data provitas kegiatan SL IPDMIP 2020

Dari data diatas menunjukan setiap tahunnya mengalami peningkatan


proitas. Provitas padi yang paling besar di musim kering di karenakan
intensitas cahaya tinggi dan rendahnya serangan hama dan penyakit.

4.8 Kegiatan Monitoring Demplot Padi


Kegiatan monitoring demplot percontohan dilaksanakan dari
persiapan saprodi sampai panen, adanya demplot salah satu bentuk untuk
menarik minat petani menanam sistem jajar legowo. Dalam demplot tersebut
perlakuan semi organik. Pada demplot percontohan ini sistem tanam yang
digunakan sistem jajar legowo 4:1.
Tujuan menggunakan sistem jajar legowo adalah memanfaatkan sinar
matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan. Hasil yang
diperoleh pada demplot padi dilakukan pengubinan di peroleh hasi 6.8 kg. Jika
dikonversi ke hektar di peroleh hasil 10.8 ton/ha. Dalam proses pengubinan
tersebut di lakukan oleh tim penilai lomba ubinan se Ngawi. Dari hasil tersebut
mendapatkan juara ke 2 se kabupaten Ngawi.

Gambar 4.8 Ubinan padi di lahan demplot kelompok tani Margo rejeki

4.9 Kegiatan Pemasangan Rubuha


Kelompok tani yang mengikuti program IPDMIP 2020 Setiap
kelompok tani mendapatkan bantuan rumah burung hantu (rubuha) sebanyak
satu buah, Kegiatan pemasangan rumah burung hantu (rubuha) merupakan

15
salah satu upaya pelestarian burung hantu (Tyto alba) yang dimanfaatkan untuk
menekan perkembangan hama tikus sawah agar produksi padi meningkat
secara berkelanjutan. Burung Hantu adalah salah satu musuh alami tikus yang
memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengendalikan populasi tikus.
Pemanfaatannya relatif murah dan tidak memiliki dampak negatif pada
pencemaran lingkungan, sehingga perlu terus dikembangkan.

Gambar 4.9 Kegiatan pemasangan Rubuha di poktan widu satrio Ds.


Sidomulyo
Kebutuhan akan rubuha di tengah-tengah sawah sudah sangat
diperlukan. Rubuha tersebut dibuat agar burung hantu secara alamiah dapat
menempati dan berkembang di rumah burung hantu tersebut. Pembuatan
rubuha harus memperhatikan potensi burung hantu di setiap wilayah. Apabila
di wilayah tersebut telah ada potensi burung hantu, maka rubuha dapat
dilakukan, karena kemungkinan besar akan ditempati burung hantu.Pembuatan
rubuha ini memudahkan burung hantu berburu tikus di sawah. Masalahnya
kandang yang terbuat dari bambu dan papan kayu bekas tersebut tidak
permanen, maka sering mudah rusak dan roboh terkena hujan dan panas serta
diterpa angin di tengah sawah. Sehingga pada kegiatan ini kelompok
mendapatkan bantuan rubuha yang lebih baik berupa tiang besi dan rumah dari
papan yang dilapisi terpal.

4.10 Kegiatan Monitoring Alat Demonstrasi


Alat  Demonstrasi pada kegiatan Pengembangan dan
Pemberdayaan Petani/Kelompok Tani. Adapun alat yang diberikan kepada
kelompok adalah Paddy Mower dan Mesin penjahit karung. Alat ini di
harapkan dapat mempermudah petani dalam budidaya, untuk paddy mower
untuk mempermudah pemotongan sisa jerami panen sehingga mudah untuk

16
olah tanah dan sisa jerami mudah di dekomposisi sedangkan untuk mesin jahit
petani dapat memanfaatkannya jika petani mau menjual hasil panen mereka
berupa beras.

17
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kegiatan IPDMIP sudah sesuai dengan harapan, meskipun terdapat
beberapa permasalahan, tetapi hasilnya tetap seperti yang diharapkan yaitu
terjadi peningkatan produksi.
Kegiatan Sekolah lapang menyatakan bahwa kegiatan sekolah lapang
sangat berguna bagi petani karena dengan adanya kegiatan tersebut petani lebih
mengetahui teknik budidaya yang efektif dan efisien input produksi tetapi tetap
mendapatkan hasil yang maksimal. Kegiatan sekolah lapang juga perlu
diteruskan dan ditindaklanjuti lebih lagi. Untuk mengetahui hasil sekolah
lapang padi yang telah dilaksanakan di Kecamatan Ngrambe.

5.2 Saran
1. Perlu meningkatkan pemberdayaan dan peran serta petani yang telah mengikuti
kegiatan program IPDMIP dalam penerapan dan menyebarluaskan konsep
pertanian padi terpadu yang telah diperoleh dari kegiatan sekolah lpang sehingga
aplikasi konsep pertanian padi terpadu pada budidaya padi tercapai secara
maksimal.
2. Penyuluh dan staff pendamping perlu melakukan pendekatan yang lebih intensif
kepada petani, dan memberikan pengertian agar petani aktif dalam mengikuti
pertemuan. Serta perlu penambahan materi mengenai hama penyakit tanaman
padi serta cara pengendaliannya. Agar petani mampu mengatasi masalah hama
yang sedang dihadapi.

18
LAMPIRAN

19
A. Analisssa Usaha Tani MP-2 2020
Kegiatan : Peningkatan Kemampuan Petani dan Pelaku Agribisnis
IPDMIP Kabupaten Ngawi
DI : Baron
Kelompok Tani : Nakulo
Desa : Sidomulyo
Kecamatan : Ngrambe

No Urian Jumlah (Rp)


A Modal
1 Sewa Tanah 1 Musim 10.000.000
2 Benih, 30 kg @ Rp 8000 240.000
3 Pupuk Urea 150 kg @ Rp 1300 195.000
4 Pupuk SP36, 100 kg @ Rp 2200 220.000
5 Pupuk NPK Phonska 300 kg @Rp 2300 690.000
6 Petroganik, 1000 kg @ Rp 500 500.000
7 Pestida/Insektisida, 3 liter@ Rp 75.000 225.000
JUMLAH MODAL 12.070.000
B Biaya Orprasional / Upah Kerja
1 Pengolahan Lahan Traktor 900.000
2 Pencabutan bibit + penanaman 20 HOKw @ Rp 45.000 900.000
3 Penyiangan + pemupukan ke 1, 4 HOKp @50.000 200.000
4 Penyiangan + pemupukan ke 1, 4 HOKp @50.000 200.000
5 Penyemprotan 4 HOKp @50000 200.000
6 Panen dan pasca panen 12 HOKp@50.000 600.000
7 Biaya Pengairan 8 HOKp @50.000 400.000
JUMLAH BIAYA OPRASIONAL 3.400.000
PENGELUARAN (A+B) 15.470.000
C Pendapatan
Hasil panen 6.7 Ton GKP, Harga GKP Rp 4300 28.810.000
D Keuntungan
Pendapatan – Biaya pengeluaran 13.340.000
E Analisis
Return and Cost (R/C ratio) = pendapatan / total biaya 1,86

Analisa Usaha Tani MK 2020


Kegiatan : Peningkatan Kemampuan Petani dan Pelaku Agribisnis
IPDMIP Kabupaten Ngawi

20
DI : Baron
Kelompok Tani : Nakulo
Desa : Sidomulyo
Kecamatan : Ngrambe

No Urian Jumlah (Rp)


A Modal
1 Sewa Tanah 1 Musim 10.000.000
2 Benih, 30 kg @ Rp 8000 240.000
3 Pupuk Urea 150 kg @ Rp 1300 195.000
4 Pupuk SP36, 100 kg @ Rp 2200 220.000
5 Pupuk NPK Phonska 300 kg @Rp 2300 690.000
6 Petroganik, 1000 kg @ Rp 500 500.000
7 Pestida/Insektisida, 1 liter@ Rp 75.000 75.000
JUMLAH MODAL 11.920.000

B Biaya Orprasional / Upah Kerja


1 Pengolahan Lahan Traktor 900.000
2 Pencabutan bibit + penanaman 20 HOKw @ Rp 45.000 900.000
3 Penyiangan + pemupukan ke 1, 4 HOKp @50.000 200.000
4 Penyiangan + pemupukan ke 1, 4 HOKp @50.000 200.000
5 Penyemprotan 4 HOKp @50000 200.000
6 Panen dan pasca panen 12 HOKp@50.000 600.000
7 Biaya Pengairan 8 HOKp @50.000 400.000
JUMLAH BIAYA OPRASIONAL 3.400.000
PENGELUARAN (A+B) 15.320.000

C Pendapatan
Hasil panen 7 Ton GKP, Harga GKP Rp 4600 32.200.000

D Keuntungan
Pendapatan – Biaya pengeluaran 16.880.000

E Analisis
Return and Cost (R/C ratio) = pendapatan / total biaya 2,10

Analisa Usaha Tani MP-2 2020


Kegiatan : Peningkatan Kemampuan Petani dan Pelaku Agribisnis
IPDMIP Kabupaten Ngawi

21
DI : Baron
Kelompok Tani : Widu Satrio
Desa : Sidomulyo
Kecamatan : Ngrambe

No Urian Jumlah (Rp)


A Modal
1 Sewa Tanah 1 Musim 10.000.000
2 Benih, 30 kg @ Rp 8000 240.000
3 Pupuk Urea 150 kg @ Rp 1300 195.000
4 Pupuk SP36, 100 kg @ Rp 2200 220.000
5 Pupuk NPK Phonska 300 kg @Rp 2300 690.000
6 Petroganik, 1000 kg @ Rp 500 500.000
7 Pestida/Insektisida, 3 liter@ Rp 75.000 225.000
JUMLAH MODAL 12.070.000

B Biaya Orprasional / Upah Kerja


1 Pengolahan Lahan Traktor 900.000
2 Pencabutan bibit + penanaman 20 HOKw @ Rp 45.000 900.000
3 Penyiangan + pemupukan ke 1, 4 HOKp @50.000 200.000
4 Penyiangan + pemupukan ke 1, 4 HOKp @50.000 200.000
5 Penyemprotan 4 HOKp @50000 200.000
6 Panen dan pasca panen 12 HOKp@50.000 600.000
7 Biaya Pengairan 8 HOKp @50.000 400.000
JUMLAH BIAYA OPRASIONAL 3.400.000
PENGELUARAN (A+B) 15.470.000

C Pendapatan
Hasil panen 6.2 Ton GKP, Harga GKP Rp 4200 26.040.000

D Keuntungan
Pendapatan – Biaya pengeluaran 10.570.000

E Analisis
Return and Cost (R/C ratio) = pendapatan / total biaya 1,68

Analisa Usaha Tani MK 2020


Kegiatan : Peningkatan Kemampuan Petani dan Pelaku Agribisnis
IPDMIP Kabupaten Ngawi
DI : Baron

22
Kelompok Tani : Widu Satrio
Desa : Sidomulyo
Kecamatan : Ngrambe

No Urian Jumlah (Rp)


A Modal
1 Sewa Tanah 1 Musim 10.000.000
2 Benih, 30 kg @ Rp 8000 240.000
3 Pupuk Urea 150 kg @ Rp 1300 195.000
4 Pupuk SP36, 100 kg @ Rp 2200 220.000
5 Pupuk NPK Phonska 300 kg @Rp 2300 690.000
6 Petroganik, 1000 kg @ Rp 500 500.000
7 Pestida/Insektisida, 1 liter@ Rp 75.000 75.000
JUMLAH MODAL 11.920.000

B Biaya Orprasional / Upah Kerja


1 Pengolahan Lahan Traktor 900.000
2 Pencabutan bibit + penanaman 20 HOKw @ Rp 45.000 900.000
3 Penyiangan + pemupukan ke 1, 4 HOKp @50.000 200.000
4 Penyiangan + pemupukan ke 1, 4 HOKp @50.000 200.000
5 Penyemprotan 4 HOKp @50000 200.000
6 Panen dan pasca panen 12 HOKp@50.000 600.000
7 Biaya Pengairan 8 HOKp @50.000 400.000
JUMLAH BIAYA OPRASIONAL 3.400.000
PENGELUARAN (A+B) 15.320.000

C Pendapatan
Hasil panen 7 Ton GKP, Harga GKP Rp 4700 32.900.000

D Keuntungan
Pendapatan – Biaya pengeluaran 17.580.000

E Analisis
Return and Cost (R/C ratio) = pendapatan / total biaya 2,15

Analisa Usaha Tani MP-2 2020


Kegiatan : Peningkatan Kemampuan Petani dan Pelaku Agribisnis
IPDMIP Kabupaten Ngawi
DI : Baron
Kelompok Tani : Margo Rejeki

23
Desa : Pucangan
Kecamatan : Ngrambe

No Urian Jumlah (Rp)


A Modal
1 Sewa Tanah 1 Musim 10.000.000
2 Benih, 30 kg @ Rp 8000 240.000
3 Pupuk Urea 150 kg @ Rp 1300 195.000
4 Pupuk SP36, 100 kg @ Rp 2200 220.000
5 Pupuk NPK Phonska 300 kg @Rp 2300 690.000
6 Petroganik, 1000 kg @ Rp 500 500.000
7 Pestida/Insektisida, 3 liter@ Rp 74.000 222.000
JUMLAH MODAL 12.067.000

B Biaya Orprasional / Upah Kerja


1 Pengolahan Lahan Traktor 900.000
2 Pencabutan bibit + penanaman 20 HOKw @ Rp 45.000 900.000
3 Penyiangan + pemupukan ke 1, 4 HOKp @50.000 200.000
4 Penyiangan + pemupukan ke 1, 4 HOKp @50.000 200.000
5 Penyemprotan 4 HOKp @50000 200.000
6 Panen dan pasca panen 12 HOKp@50.000 600.000
7 Biaya Pengairan 8 HOKp @50.000 400.000
JUMLAH BIAYA OPRASIONAL 3.400.000
PENGELUARAN (A+B) 15.467.000

C Pendapatan
Hasil panen 6.8 Ton GKP, Harga GKP Rp 4300 29.240.000

D Keuntungan
Pendapatan – Biaya pengeluaran 13.773.000

E Analisis
Return and Cost (R/C ratio) = pendapatan / total biaya 1,89

Analisa Usaha Tani MK 2020


Kegiatan : Peningkatan Kemampuan Petani dan Pelaku Agribisnis
IPDMIP Kabupaten Ngawi
DI : Baron
Kelompok Tani : Margo Rejeki

24
Desa : Pucangan
Kecamatan : Ngrambe

No Urian Jumlah (Rp)


A Modal
1 Sewa Tanah 1 Musim 10.000.000
2 Benih, 30 kg @ Rp 8000 240.000
3 Pupuk Urea 150 kg @ Rp 1300 195.000
4 Pupuk SP36, 100 kg @ Rp 2200 220.000
5 Pupuk NPK Phonska 300 kg @Rp 2300 690.000
6 Petroganik, 1000 kg @ Rp 500 500.000
7 Pestida/Insektisida, 1 liter@ Rp 75.000 75.000
JUMLAH MODAL 11.920.000

B Biaya Orprasional / Upah Kerja


1 Pengolahan Lahan Traktor 900.000
2 Pencabutan bibit + penanaman 20 HOKw @ Rp 45.000 900.000
3 Penyiangan + pemupukan ke 1, 4 HOKp @50.000 200.000
4 Penyiangan + pemupukan ke 1, 4 HOKp @50.000 200.000
5 Penyemprotan 4 HOKp @50000 200.000
6 Panen dan pasca panen 12 HOKp@50.000 600.000
7 Biaya Pengairan 8 HOKp @50.000 400.000
JUMLAH BIAYA OPRASIONAL 3.400.000
PENGELUARAN (A+B) 15.320.000

C Pendapatan
Hasil panen 7,3 Ton GKP, Harga GKP Rp 4600 33.580.000

D Keuntungan
Pendapatan – Biaya pengeluaran 18.260.000

E Analisis
Return and Cost (R/C ratio) = pendapatan / total biaya 2,19

25
B. Sekolah Lapang

26
C. Forum Sharing antar petani

27
D. Temu Usaha

28
E. Pelatihan Penyuluh swadaya

29
F. Pemasangan Rubuha

30
G. Alat Demontrasi

31
H. Lintas desa

32
I. Ubinan Demplot

33
34

Anda mungkin juga menyukai