Anda di halaman 1dari 19

cover

BISNIS WARALABA (FRANCHISE) DAN JURUS JITU


MEMILIHNYA

Makalah
Di ajukan untuk tugas matakuliah bahasa indonesia
diampu oleh : Zein Muttaqin, S.E.I., M.A.

Di susun oleh:
Nama: Wardoyo Sosro Sujoko
NIM: 13423029

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Yogyakarta
2016
Kata Pengantar

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah ini kami membahas “Bisnis waralaba (franchise) dan jurus jitu memilihnya”
Makalah ini dibuat dalam rangka mencari nilai tugas bahasa indonesia agar mendapatkan
nilai yang maksimal dandapat lulus dengan memuaskan amin.
Untuk rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan :

 ALLOH SWT
 Penutup para Nabi dan Rosul, Nabi Muhammad saw
 Bapak dan Ibu saya
 Dosen saya bapak Zein Muttaqin, S.E.I., M.A.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat.

Yogyakarta, 02 Desember 2016

Pemakalah

Ttd

Wardoyo Sosro Sujoko

ii
Daftar isi
cover........................................................................................................................................................ 1
Kata Pengantar ........................................................................................................................................ ii
Bab I ....................................................................................................................................................... iv
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. iv
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... iv
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... iv
C. Tujuan Makalah................................................................................................................... iv
D. Manfaat ................................................................................................................................. iv
Bab II ...................................................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 1
A. Definisi ................................................................................................................................... 1
B. Kilas Balik Waralaba. .......................................................................................................... 2
C. Jenis Waralaba ...................................................................................................................... 2
D. Istilah-Istilah Dalam Waralaba ........................................................................................... 3
E. Hukum Waralaba di Indonesia. .......................................................................................... 6
F. Asas-Asas Perjanjian Franchise .......................................................................................... 7
G. Hak dan Kewajiban, Pemberi Waralabah dan Penerima Waralaba ........................... 7
H. Jurus Jitu Memilih Waralaba .......................................................................................... 8
I. Memburu Franchise Asing................................................................................................. 11
Bab III ................................................................................................................................................... 13
Penutup ............................................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 15

iii
Bab I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya usaha-usaha waralabah (franchise) mendorong minatnya pengusaha muda
indonesia untuk mulai berbisnis waralaba, dalam hal berbisnis tentunya pengusaha akan
mengedepankan keamanan dan keuntungan yang besar. Pada makalah kali ini penulis ingin
mengangkat pembahasan “Bisnis waralaba (franchise) dan jurus jitu memilihnya” sehingga
pengusaha pemula akan mengetahui bagaimana cara mulai berbisnis waralaba ini.

Berdasarkan data International Franchise Association, di 2014 ada 770.368 waralaba. Di


Indonesia tercatat ada 698 waralaba dengan jumlah gerai sebanyak 24.400. Dari jumlah tersebut,
63% merupakan waralaba lokal dan 37% sisanya merupakan waralaba asing. Usaha waralaba di
Indonesia mampu menghasilkan omzet hingga Rp 172 triliun per tahunnya.

"Dari 63% waralaba dan business opportunity (BO) lokal serta 37% waralaba asing.
Omzetnya Rp 172 triliun per tahun," jelas Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam acara
Indonesia Franchise and SME Expo (IFSE) 2016 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta
Selatan, Jumat (25/11/2016). (Chandra, 2016)

Dari data diatas diketahui bahwa banyaknya peluang dan omzet usaha franchise di negeri
ini, tidak menutup kemungkinan para pengusaha pemula tertarik, tetapi meraka akan bertanya
tanya bagaimana cara mulai bisnis waralaba ini ?. Mulai dairi sinilah penulis terinspirasi untuk
membuat makalah tentang “bisnis waralaba (franchise) dan jurus jitu memilihnya”.

B. Rumusan Masalah
Dari data di latar belakang penulis mengidentifikasi masalah yang harus di bahas pada
makalah kali ini.

1. Apa itu waralabah (franchise) ?.


2. Bagaimana memilih bisnis waralabah (franchise) ?.
C. Tujuan Makalah
1. Memenuhi tugas makalah bahasa indonesia.
2. Memperkaya ilmu diri sendiri.
3. Memperkenalkan bisnis waralabah (franchise) kepada masyarakat indonesia.
4. Menarik minat masyarakat untuk berbisnis.
5. Membuat pengusaha muda tau cara memilih bisnis waralabah (franchise).
D. Manfaat
1. Selesainya tugas makalah bahasa indonesia.
2. Banyaknya masyarakat yang paham apa itu waralabah (franchise).
3. Motifasi masyarakat untuk mulai usaha atau bisnis.
4. Tambahnya pengetahuan untuk para pengusaha pemula.

iv
Bab II

PEMBAHASAN
A. Definisi
Menurut pasal 1 PP No. 16 Tahun 1997 tentang tata cara pelaksanaan pendaftaran
waralaba, pengertian waralaba (franchise) adalah: “perikatan di mana salah satu pihak diberikan
hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan
atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan/atau penjualan barang atau jasa”.

Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah: Suatu
sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir dengan Pemberi waralaba yang
memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek,
nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu
tertentu meliputi area tertentu. (Wikipedia bahasa Indonesia, 2016). Sedangkan menurut para ahli
waralabah (franchise) yaitu :

 Charles L. Vauhn istilah franchise dipahami sebagai bentuk kegiatan pemasaran dan
distribusi yang didalamnya sebuah perusahaan memberikan hak atau priviledge untuk
menjalankan bisnis secara tertentu dalam waktu dan tempat tertentu kepada individu atau
perusahaan yang relatif lebih kecil.
 Douglas J. Queen memberikan pengertian franchise sebagai suatu metode perluasan
pemasaran dan bisnis. Pemegang franchise yang membeli suatu bisnis menarik manfaat
dari kesadaran pelanggan akan nama dagang, sistem teruji dan pelayanan lain yang
disediakan pemilik franchise.
 Rooseno Harjowidigdo mengemukakan mengenai franchise sebagai, kerjasama di bidang
perdagangan atau jasa yang dipandang sebagai salah satu cara untuk mengembangkan
sistem usaha di lain tempat, dimana franchisor secara ekonomi sangat untung karena ia
mendapatkan management fee dari franchisee, barang produknya bisa tersebar ke tempat
lain dimana franchisee mengusahakan franchisenya, dan bagi konsumen yang
memerlukan barang hasil produksinya franchisee cepat didapat serta dalam keadaan fresh
dan belum atau tidak rusak.

Pada dasarnya Franchise adalah sebuah perjanjian mengenai metode pendistribusian


barang dan jasa kepada konsumen. Pemberi waralaba dalam jangka waktu tertentu memberikan
lisensi kepada Penerima waralaba untuk melakukan usaha pendistribusian barang atau jasa di
bawah nama identitas Pemberi waralaba dalam wilayah tertentu. Usaha tersebut harus dijalankan
sesuai dengan prosedur dan cara yang ditetapkan oleh Pemberi waralaba. Pemberi waralaba
memberikan bantuan (assistance) terhadap Penerima waralaba, sebagai imbalannya Penerima
waralaba membayar jumlah uang berupa initial fee dan royalty. (Yusnani, 2012)

Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa yang dimaksud dengan pemberi
waralaba dan penerima waralaba. Pemberi waralaba (franchisor) adalah badan usaha atau
perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan
hak atas kekayaan intelektual atau penemuan, atau ciri khas usaha yang dimilikinya. Penerima
waralaba (franchisee), adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk
memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan, atau ciri
khas yang dimiliki pemberi waralaba. (Wikipedia bahasa Indonesia, 2016)

1
B. Kilas Balik Waralaba.

Waralabah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh isaac singer, ketika ingin
meningkatkan distribusi penjualan mesinjahit. Kemudian, cara ini diikuti oleh pewaralaba lain
yang lebih sukses, john s pemberton, pendiri coca cola. Namun, menurut sumber lain, yang
mengikuti singer bukanlah coca-cola, melainkan sebuah industri otomotif AS, general motor
industry pada tahun 1898.

Waralaba saat ini lebih di dominasi oleh waralaba rumah makan siap saji. Kecendurungan
ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat saji. Pada tahun
1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprage untuk memonopoli usaha
restauran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekan-rekan mereka untuk mandiri
menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan desain pembangunan
yang sama sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. (sumarsono, 2009)

Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama


pada tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business
format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba
yang demikian pesat terutama di negara asalnya, AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai
suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel
yang ada di AS. Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh J. Lyons melalui
usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an. (Wikipedia bahasa Indonesia, 2016)

Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemberi waralaba dalam menyeleksi calon
mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA.

Seperti kita ketahui waralaba (franchise) dipopulerkan di Amerika Serikat, tetapi asal
mula kata franchise berawal dari Eropo, yaitu Perancis dan Inggris. Kata franchise sendiri
bermakna “kebebasan” (freedom).

C. Jenis Waralaba
Waralaba dapat dibagi menjadi dua yaitu waralaba luar negri dan waralaba dalam negri.
Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima
diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi. Sedangkan Waralaba dalam negeri, juga menjadi
salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak
memiliki pengetahuan cukup peranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik
waralaba. (Wikipedia bahasa Indonesia, 2016)

Waralaba (franchise) salah satu format bisnis yang sangat digemari karena resiko
kegagalan yang kecil dibandingkan mendirikan suatu usaha atau bisnis yang baru di tengah
persaingan pasar bebas terutama bagi pebisnis pemula.

Ada dua jenis waralaba yang bisa dijalankan oleh pembisnis di tanah air :

1. Waralabah format bisnis, franchisor memberikan hak (lisensi) kepada franchisee


untuk menjual produk/jasa menggunakan merek, identitas dari sistem yang
dimiliki franchisor. Jenis yang terbanyak digunakan oleh pebisnis indonesia ini
menawarkan sistem yang komplit dan konprehenship tentang tatacara
menjalankan bisnis. Termasuk didalamnya pelatihan dan konsultasi usaha dalam
hal pemasaran, penjualan, pengelolaan stok, akunting, personalia,
pemeliharaandan pengembangan bisnis.

2
2. Waralabah produk dan merek dagang, merupakan hak izindan pengelolaan dari
franchisor kepada franchisee untuk menjual produk dengan menggunakan merek
dagang menggunakan merek dagang dalam bentuk keagenan, distributor atau
lesensi penjualan. Pada jenis ini franchisor membantu franchisee memilih lokasi
dan menyediakan jasa orang untuk pengembalian keputusan. (sumarsono, 2009)

Imam Sjahputra Tunggal mengkategorikan menjadi tiga tipe tipe

a) Product franchising (trande-name franchising)


Dalam pengaturan ini, dealer diberikan hak untuk mendistribusikan
produk untuk papbrikan. Untuk hak tersebut, dealer (franchisee penerima
waralaba) membayar fee untuk hak menjual kepada produsen (franchisor
pemberi waralaba). Praktik ini dapat ditemukan tahun 1800, ketika Singer
mendistribusikan produk mesin jahitnya.
b) Manufacturing franchising (product- distribution franchising)
Sering digunakan oleh industri minuman ringan (pepsi, coca-cola).
Dengan menggunakan jenis franchising ini, franchisor memberikan kepada
dealer hak eksklusif memproduksi dan mendistribusikan produk di daerah
tertentu.
c) Business- format franchising (pure/comprehensive franchising)
Yaitu suatu pengaturan dimana franchisor menawarkan serangkaian jasa
yang luas kepada franchisee, mencakup pemasaran, iklan, perencanaan,
pelatihan produksi dari manual dan standar operasi, pedoman pengendalian
mutu, dan lain lain. Tipe franchising ini adalah bentuk paling populer dan
mencakup lebih kurang 75% dari outlet waralabah Amerika Serikat. (Hakim,
2008)

Selain tiga tipe diatas, Jackie Ambadar dan kawan- kawan menambahkan satu tipe lagi,
yaitu franchising pribadi. Jenis ini adalah pewaralabahan yang dimiliki dan dikembangkan oleh
satu orang, dan biasanya dengan “menjual” nama orang yang bersangkutan. Misalnya Stockpoint
milik KH Abdullah Gymnastiar (Hakim, 2008)

D. Istilah-Istilah Dalam Waralaba


 Area Franchise
Hak waralaba yang diberikan kepada individu atau perusahaan meliputi wilayah
geografis yang telah ditentukan dalam perjanjian waralaba (Franchise Agreement). Pada
prakteknya Area Franchisee dapat diberikan target dan dead line berkaitan dengan jumlah
outlet yang harus dibuka dalam kurun waktu tertentu. Area Franchisee dapat menjual hak
waralaba yang dimilikinya kepada Individual atau Multiple Franchisee.
 Assosiasi Franchise Indonesia (AFI)
AFI adalah assosiasi waralaba yang berada di Indonesia, berkedudukan di
Jakarta.
 Business Format Franchising (Waralaba Format Bisnis)
Waralaba format bisnis merupakan jenis waralaba yang paling maju. Dalam
waralaba format bisnis, Franchisor memberikan hak (lisensi) kepada franchisee untuk
menjual produk/jasa menggunakan merek, identitas dari sistem yang dimiliki franchisor.
Selain itu franchisor juga melatih franchisee dalam hal pemasaran, penjualan,
pengelolaan stock, akunting, personalia, pemeliharaan, pengembangan bisnis dan semua
aspek berkaitan dengan pengelolaan usaha bersangkutan. Selain itu dalam waralaba
format bisnis franchisor juga memberikan dukungan yang berkesinambungan kepada para
franchisee-nya dalam bentuk konsultansi usaha, internal audit, pemusatan pembelian
untuk mendapatkan harga terbaik, pengembangan produk dan advertising.

3
 Conversion Franchise (Waralaba Konversi)
Waralaba konversi adalah jenis waralaba dimana franchisor memberikan lisesnsi
kepada usaha sejenis milik franchise untuk bergabung di dalam rantai usaha yang dimiliki
franchisor mempergunakan merek, logo dan sistem operasi franchisor. Format waralaba
seperti ini diterapkan oleh rantai hotel misalnya choice hotel.
 Conversion Franchise (Waralaba Konversi)
Waralaba konversi adalah jenis waralaba dimana franchisor memberikan lisesnsi
kepada usaha sejenis milik franchise untuk bergabung di dalam rantai usaha yang dimiliki
franchisor mempergunakan merek, logo dan sistem operasi franchisor. Format waralaba
seperti ini diterapkan oleh rantai hotel misalnya choice hotel.
 Development Agreement
Development Agreement adalah perjanjian antara franchisor dengan Master
Franchisee atau Area Franchisee berkaitan dengan komitment franchisee dalam hal target
pengembangan jaringan waralaba di area geografis yang dimilikinya.
 Direktorat Perdagangan Dalam Negeri
Salah satu direktorat dalam lingkungan Departemen Perdagangan dan
Perindustrian yang membina industri waralaba di Indonesia. Direktorat ini beralamat di
Gedung Direktorat Jendral Perdagangan Dalam Negeri Jl. Ridwan Rais Jakarta Pusat.
 Disclosure
Disclosure merupakan satu kewajiban dari franchisor kepada calon franchisee.
Disclosure merupakan penyajian fakta berupa kondisi penjualan, personalia maupun
keuangan dari franshisor kepada calon franchisee. Fakta-fakta yang disajikan ini
merupakan dokumen yang sifatnya rahasia, dan tidak boleh digunakan oleh calon
franchisee untuk kepentingan pribadi, selain untuk mengetahui kondisi usaha dari
farnchisor sebelum memutuskan pembelian hak waralaba. Disclosure pada awal
pembelian hak waralaba dikenal juga dengan sebutan FOC (Franchise Offering Circular).
Dalam praktek selanjutnya disclosure agreement kadang dilakukan jika franchisor
memberikan satu informasi baru berkaitan dengan usaha waralaba tersebut kepada para
franchiseenya.
 Disclosure Document
Disclosure Document dikenal juga dengan sebutan FOC (Franchise Offering
Circular). Di dalam FOC harus tercantum neraca, dan P&L Statement dalam periode 3
tahun kebelakang yang sudah diaudit oleh akuntan publik. FOC diberikan paling tidak
sepuluh hari sebelum calon franchisee memutuskan untuk membeli atau tidak hak
waralaba yang ditawarkan oleh franchisor. Ketelitian dan disiplin calon farnchisee untuk
meminta FOC kepada franchisor merupakan salah satu faktor yang dapat melindungi
calon franchisee atas investasi yang akan ditanamkannya. Jangan membeli hak waralaba
dari franchisor yang tidak mau memberikan FOC kepada calon franchiseenya.
 Distributorship (Dealer)
Distributorship merupakan hak yang diberikan oleh pabrikan atau wholesaleer
kepada individu/perusahaan untuk menjual produk atau jasa kepada pihak lain.
Distributorship adalah cikal bakal dari format waralaba Umumnya distributorship yang
hanya menyangkut perpindahan kepemilikan produk bukan merupakan format waralaba.
Namun demikian ditributorship yang mencantumkan adanya disclosure dalam
persyaratan kerjasamanya dapat disebut sebagai salah satu format waralaba yang paling
sederhana.
 Fee
Fee merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh penerima waralaba
(franchisee) kepada pemberi waralaba (franchisor) yang umumnya dihitung berdasarkan
persentase penjualan.
 Franchise
Waralaba, adalah perikatan dimana satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan
menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI).

4
 Franchisee (Pewaralaba)
Franchisee adalah individu/perusahaan yang diberikan hak oleh franchisor
dengan cara membeli hak tersebut untuk area dan periode tertentu.
 Franchisor (Perusahaan Waralaba)
Franchisor adalah perusahaan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk
mendistribusikan satu produk/jasa mempergunakan merek, logo dan sistem operasi yang
dimilikinya.
 Franchise Fee (Biaya Pembelian Hak Waralaba)
Franchise Fee adalah biaya pembelian hak waralaba yang dikeluarkan oleh
pembeli waralaba (franchisee) setelah dinyatakan memenuhi persyaratan sebagai
franchisee sesuai kriteria franchisor. Umumnya franchise fee dibayarkan hanya satu kali
saja. Franchisee fee ini akan dikembalikan oleh franchisor kepada franchisee dalam
bentuk fasilitas pelatihan awal, dan dukungan set up awal dari outlet pertama yang akan
dibuka oleh franchisee.
 Franchise Offering Circular (FOC)
FOC merupakan disclosure document yang diberikan oleh franchisor kepada
kandidat franchisee yang telah terkualifikasi, sebelum ia memutuskan penandatanganan
perjanjian waralaba. FOC berisi fakta-fakta fiansial maupun non finansial berkaitan
dengan franchisor dan para franchisee yang ada saaat ini dan yang telah berhenti. Di
Amerika Serikat, untuk melindungi investor (calon franchisee), FOC harus dipelajari oleh
calon franchisee paling tidak selama 10 hari. Dalam waktu ini franchisor tidak didijinkan
untuk mempengaruhi dan calon franchisee belum diijinkan untuk menandatangani
perjanjian waralabanya. Untuk kondisi Indonesia, FOC baru merupakan satu kewajiban
yang harus diberikan oleh franchisor, tanpa ada batas waktu yang jelas seperti halnya di
Amerika Serikat.
 Housemark
Housemark adalah merek dagang yang digunakan sebagai identitas untuk
membedakan perusahaan dengan perusahaan lainnya. Housemark dapat berupa nama
perusahaan, nama produk atau kumpulan produk atau bahkan nama gabungan dengan
merek dagang (trademark/servicemark) lainnya.
 Hak Cipta (Copyright)
Hak cipta adalah hak eklusif sesesorang untuk menggunakan dan memberikan
lisensi kepada orang lain untuk menggunakan kepemilikan intelektual tersebut misalnya
sistem kerja, buku, lagu, logo, merek, materi publikasi dan sebagainya.
 Identify Items
Identify items adalah item-item seperti kemasan, seragam, POS materials,
signage, bahan baku dan sebagainya yang harus digunakan oleh franchisee. Item-item ini
terdaftar sebagai merek dagang yang dimiliki oleh franchisor.
 Individual Franchisee
Individual Franchisee adalah franchisee yang bertindak atas nama sendiri yang
memegang hak waralaba untuk satu outlet saja, dan tidak dapat menjual hak waralaba
yang dimilikinya.
 Initial Investment
Initial investment adalah modal awal yang harus disetorkan dan dimiliki oleh
franchisee pada saat memulai usaha waralabanya. Initial investment terdiri atas franchise
fee, investasi untuk fixed asset dan modal kerja untuk menutup operasi selama bulan-
bulan awal usaha waralabanya.
 Kuestioner Kualifikasi Pewaralaba (Franchisee’s Qualification Questionnaire)
Kuestioner Kualifikasi Pewaralaba adalah dokumen yang disiapkan oleh
franchisor untuk dilengkapi oleh kandidat franchisee. Dokumen ini berisi informasi untuk
meentukan apakah kandidat mampu dan memiliki motivasi untuk memulai usaha seperti
yang dimiliki franchisor. Isi dari dokumen ini misalnya tentang siapa, dan mengapa
kandidat tertarik membeli hak waralaba dari franchisor. Kemudian berapa besar
kemampuan finansial dari kandidat dan sebagainya.

5
 Manual Operasi (Operating Manual)
Manual Operasi dibuat oleh franchisor sebagai panduan operasional bagi
franchisee. Manual operasi merupakan panduan yang komprehensif dan detail tentang
bagaimana cara-cara melakukan fungsi-fungsi operasional dalam menjalankan bisnis
franchisor. Di dalam manual ini dapat tercantum bab berkaitan dengan operasional,
personalia, marketing, keuangan, kehumasan, customer service, perawatan dan
sebagainya. Penyimpangan terhadap manual operasioanl dapat menyebabkan franchisee
kehilangan hak waralabanya.
 Master Franchisee
Master Franchisee adalah franchisee yang mendapatkan hak waralaba langsung
dari Franchisor meliputi area geografis tertentu yang umumnya meliputi satu wilayah
hukum (negara). Master Franchisee dapat menjual hak waralabanya kepada Area,
Multiple maupun Individual Franchisee.
 Mystery Shoppers
Mystery Shopper adalah satu alat yang digunakan oleh franchisor atau franchisee
untuk menilai seberapa baik penerapan standar operasional di satu outlet dilihat dari sisi
pelanggan.
 Multiple Franchisee
Multiple Franchisee adalah franchisee yang memegang hak waralaba untuk lebih
dari satu outlet di area geografis tertentu, namun tidak dapat menjual hak waralaba yang
dimilikinya.
 Outlet Milik Franchisor (Company Owned Outlet, Pilot Store)
Franchisor yang terpercaya adalah franchisor yang telah terbukti sukses dan
mengoperasikan outlet milik mereka sendiri yang dinamakan Company Owned Outlet
atau Pilot Store. Jangan pernah membeli hak waralaba dari franchisor yang tidak
memiliki outlet yang sejenis dengan outlet yang dipasarkan hak waralabnya.
 Penawaran (Offer)
Penawaran merupakan komunikasi lisan atau tertulis dari franchisor kepada calon
franchisee. Komunikasi tertulis dapat berupa prospektus dan sebagainya. (sumarsono,
2009)
E. Hukum Waralaba di Indonesia.
Kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba
berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang. Tonggak kepastian hukum akan format waralaba
di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang
waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Selanjutnya
ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba adalah
sebagai berikut:

 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997


Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha
Waralaba.
 Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008
tentang Penyelenggaraan Waralaba
 Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.
 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.
 Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. (Wikipedia bahasa
Indonesia, 2016)

6
F. Asas-Asas Perjanjian Franchise
Franchise agreement atau perjanjian waralaba adalah kontak tertulis franchisor dan
franchisee. Perjanjian waralaba menjelaskan setiap hal yang tidak boleh dan boleh dilakukan.
Perjanjian tersebut mencantumkan kewajiban dan tanggung jawab setiap pihak franchisee/
franchisor. Perjanjian tersebut memberikan detail yang penting tentang hubungan antara
penerima waralaba dengan pemberi waralaba. Hal-hal dalam perjanjian mencakup seperti biaya,
persyaratan, kewajiban kedua belah pihak, kondisi-kondisi yang menentukan penghentian
waralaba dan keterbatasan waralaba. Perjanjian tersebut adalah dokumen pemberi waralabah
karena dipersiapkan oleh pemberi waralaba dan mencantumkan apa yang diinginkan pemberi
waralaba. Asas-asas perjanjian waralaba hendaknya di dasarkan pada :

1. Asas kerbedaan berkontrak


Pasal 1338 KUH perdata menyatakan bahwa semua persetujuan yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi merekayang membuatnya.
2. Asas konsensualitas
Perjanjian ini sudah dianggap ada saat tercapainya kesepakatan tentang hal-hal
yang diperjanjikan.
3. Asas itikad baik
Franchisor dengan itikad baik harus menjamin hak-hak yang akan diberikan
kepada franchisee itu benar-benar miliknya bukan sebagai hasil kejahatan, dan
pihak franchisee harus mewujudkan kewajiban yang harus diberikan kepada
franchisor dengan baik serta itikad baik.
4. Asas kerahasiaan
Pada dasarnya berbisnis dengan menggunakan sistem franchise sangat
mengandalkan ciri kas dari suatu produk barang/jasa. Sehingga apabila unsur
kerahasiaan tidak dijaga dengan baik hal ini akan merugikan franchisor karena
mengakibatkan ciri khas dari franchise diketahui pihak ketiga.
5. Asas persamaan hukum
Perjanjian bisnis waralaba hendaknya dibuat atas dasar kesamaan hak di depan
hukum, baik untuk pemberihak waralaba atau penerima hak waralaba.
6. Asas keseimbangan
Franchisor dinilai mempunyai kekuatan untuk menuntut prestasi namun
franchisor memikul pulabeban untuk melaksanakan perjanjian itu dengan itikad
baik. Asas keseimbangan menekankan pada keseimbangan atara hak dan
kewajiban dari para pihak secara wajar dengan tidak membebani salah satupihak
saja. (Hakim, 2008)
G. Hak dan Kewajiban, Pemberi Waralabah dan Penerima Waralaba
Dalam perjanjian waralaba, harus ada keseimbangan antara hak dan kewajiban di antara
kedua belah pihak, yaitu pemberi waralaba dan penerima waralaba. Hak franchisor menurut
Iman Sjahputra Tunggal, antara lain :

 Menerima setoran dari penerima waralaba.


 Menerima laporan secara berkala.
 Memeriksa pembukuan penerima waralaba.
 Memeriksa usaha penerima waralaba.
 Memutuskan hubungan kemitraan dengan penerima waralaba karena pelanggaran.
 Membeli kembali waralaba saat pemutusan hubungan kemitraan.
 Membeli kembali waralaba saatdijual oleh penerima waralaba

7
Sedangkan menurut Iman Sjahputra Tunggal hak penerima waralaba disebutkan antaranya :

 Memperoleh petunjuk dan bantuan dari pemberi waralaba.


 Menggunakan nama, citra dan sistem.
 Memperolehpersediaan produk.
 Menjual waralaba kepada pembeli yang disetujuhi.
 Memutuskan hubungan dengan pemberi waralaba jika perjanjian dilanggar. (Hakim,
2008)
H. Jurus Jitu Memilih Waralaba
Perkembangan waralaba di indonesia adalah sebuah fenomena. Pameran
waralaba digelar di mana-mana, dan masyarakat ramai-ramai mengunjunginya. Hampir
satu bulan sekali kita mendengar ada penewaran waralaba baru di berbagai bidang bisnis,
baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan asing.

Umumnya masyarakat menyambut antusias penawaran waralaba. mereka


menganggap tawaran waralaba dengan peluang emas, di anggap sebagai bisnis dengan
tidak adanya resiko yang besar (bangkrut). Padahal, waralaba bukan sistem bisnis yang
tidak mungkin bangkrut, banyak bisnis waralaba yang gulung tikar karena beberapa
sebab.

Upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi kegagalan bisnis waralaba yaitu
memulai dengan kewaspadaan yang tinggi dan perhitungan yang teliti. Seperti kata Lewis
Paul, “membeli dengan tepat lebih penting daripada menjual dengan benar”. Karena itu
sukses tidaknya waralabah kita tergantung dari pemilihan kita kepada franchisor.

1. Mempersiapkan Diri
Sebelum memilih salah satu usaha franchise, pahami dulu visi, konsep
dan nilai-nilai bisnis yang ada dalam diri. Ini adalah jawaban atas pernyataan
akan menjadi pengusaha macam apa kelak. Kemudian, pertimbangkan apakah
visi bisnis anda sesuai dengan karakteristik sistem waralaba.

Sudah banyak para investor yang memantabkan hatinya di bisnis ini,


tetapi mereka tidak tahu mau mulai darimana harus memulainya. Jadi mulailah
dengan pertanyakan-pertanyakan yang mudah dan sederhana seperti :

 Tanyakkan apakah anda memang benar benar berminat dengan bisni


franchise ini?. Apakah waralaba sesuai dengan visi anda?.
 Apakah kepribadian anda cocok untuk mengelola bisnis waralaba?.
 Apakah anda tidak jenuh mengurusi sesuatu yang bersifat rutinitas?.
 Tanyakan pada diri sendiri, apakah anda bisa mampu meraih
keberhasilan di bidang bisnis waralaba di tengah persaingan yang ketat?.
 Apakah rencana anda dalam bisnis waralaba dapat persetujuan dari
pihak kedua.
 Berapa besar kerugian yang bisa anda tanggung?. Pastikan bahwa
meskipun anda rugi anda dapat tidur nyenyak dan tidak kapok bisnis
lagi. (Hakim, 2008)

8
2. Kiat Memilih Franchisor
Banyaknya tawaran waralaba tentu memberikan banyak pilihan bagi
masnyarakat yang hendak membuka bisnis baru. Tentu ini menjadi angin segar
bagi negara yang sedang dirundung masalah pengangguran ini.
Supaya tidak terperosok membeli “kucing dalam karung” calon investor
sendirilah yang harus menyaring mana waralaba yang layak dan mana yang
harus dijahui. Sikap yang paling baik adalah ekstra hati hati dalam memilih.
Jangan sampek calon investor tertipu dengan penampilan luar dari perusahaan
pewaralaba.
Menurut praktisi waralaba yang berpengalaman, Bambang N. Rachmadi,
sebelum memilih waralaba yang hendak dibeli, anda sebaiknya :
a) Jangan mudah percaya pada brosur, lebih-lebih pada calon
Franchisor.
b) Jangan ingin cepat kaya.
c) Jangan menilih Franchise hanya karena harganya yang murah.
d) Tentukan tujuan andan masuk kepada bisnis Franchise.
e) Perhatikan tingkat resiko yang ada.
f) Hati-hatilah dengan faktor subyektivitas/ emosional.
g) Hindari Franchisor yang hanya mempunyai satu produk.
h) Hindari Franchise yang membutuhkan banyak karyawan.
i) Hindari Franchisor yang terjerat dalam hukum.
j) Selidiki dan pelajari berapa banyak Franchisee yang gagal.
k) Pelajari dukungan promosi Franchisor.
l) Kunjungi beberapa Franchisor lain sebagai perbandingan.
m) Pelajari dokumen dan informasi yang sudah diperoleh.
n) Mengunjungi atau bertukar pikiran dengan Franchisee lain.
o) Pelajari laporan keuangan Franchisor.
p) Bandingkan tingkat penghasilanyang akan anda peroleh dengan
deposito.
q) Pertimbangkan besarnya Franchise fee dan royalty. (Hakim,
2008)

Sedangan menurut Jackie Ambadar dan kawan-kawan menganjurakn


agar colon investor memilih Franchisor yang sistemnya sudah berkembang
dengan membentuk jaringan yang besar. Besarnya Franchisee fee tergantung dari
merek dan sistem kerja yang ditawarkan. Jadi nilai nominalnya dipengaruhi
olehtekanan atau tindakannya marek di masyarakat, serta apakah sudah memiliki
sistembaku apa belum. Hal hal yang harus kita perhatikan sebelum memilih calon
Franchisor :

a) Pilihlah Franchise no. 1 dibidangnya.


b) Plih Franchisor 10% teratas.
c) Prhatikan faktor lokasi.
d) Perhatikan setandar desain dan kontruksi.
e) Perhatikan buget iklan Franchisor.
f) Cermati penawaran Franchisor terhadap bantuan teknis.
g) Pilihlah perusahaan Franchise yang mapan.
h) Pilihlah Franchisor yang mampumemberi dukungan operasional
berkesinambungan. (Hakim, 2008)

9
3. Investigasi Terhadap Franchisor
Meriset dan melakukan investigasi terhadap franchisor tidak bisa
diremehkan. Ada tiga keuntungan yang bisa di dapatkan franchisee dengan
melakukan investigasi terlebih dahulu :
 Calon franchisee akan mendapatkan informasi yang lenbih akurat
sebagai bahan perencanaan dan keputusan bisnisnya.
 Calon franchisee akan mengetahui sebanyak mungkin informasi
sehingga ketika ada permasalahan akancepat dicari solusinya sekaligus
antisipasi masalah yang akan timbul.
 Secara pisikologi, informasi yang akurat akan membantu franchisee
lebih percaya diri dan mantap menjalankan bisnisnya.

Menurut Pietra Sarosa investigasi yang dilakukan franchisee harus


mencakub banyak aspek terutama yang bersangkutan dengan franchisor. Pietra
Sarosa menjelaskan ada beberapa tips untuk melakukan investigasi kepada
franchisor yakni :

 Tentukan dengan jelas franchisor mana yang mau di investigasi.


 Tentukan dengan jelas informasi manakah yang akan anda fakuskan
untuk di dapatkan.
 Coba cari informasi tentang pemain lain di bidang bisnis yang
sejenis dan informasi mengenai industri/bidang usaha secara
keseluruhan.
 Buat daftar pertanyakan secara rinci jangan sampai ketinggalan.
 Usahakan bertemu tatap muka.
 Lebih baik anda bertemu sekaligus di kantor atau di tempat usaha
dia, supaya anda bisa melihat langsung usahanya.
 Amati perubahan raut muka dan bahasa tubuh, biasanya orang yang
memberikan keterangan yang tidak benar akan terlihat.
 Jangan lupa minta dia menyebutkan franchisee-nya sebagai referensi
anda.

Menurut pendapat ahli lain Bambang N. Racmadi praktisi waralaba senior


dia berpendapat bahwa, ada beberapa hal yang harus di perhatikan dan di selidiki
para franchisee dalam menilai keberadaan franchisor anatara lain:

 Berapa lama franchisor menekuni bisnsi;


 Ada bukti sukses;
 Produknya bagus dan unik;
 Sistemnya sudah teruji sukses;
 Mempunyai pengetahuan yang dapat di bagikan/di tularka;
 Franchisor harus mempunyai jiwa dan orientase kewirausahaan;
 Trak record dan gaya hidup pemegang merek;
 Terbuka dalam hal keuangan;

Durasi waktu perusahaan beroprasi menunjukkan kopentensi telah teruji.


Apalagi jika perusahaan tersebut telah melampaui saat-saat yang sulit, misalnya
resis atau krisis ekonomi. Idealnya minimal perusahaan sudah berdiri lebih dari 3
tahun, dengan begitu franchisor sudah memahami seluk beluk bisnisnya.

10
Lamanya waktu harus berbanding lurus dengan prestasi perusahaan. Jadi
harus ada bukti positif tentang kemampuan menciptakan laba dan pertumbuhan.
Hindari perusahaan berumur panjang tapi penjualannya kecil, pertumbuhan
lamban dan tingkat labanya rendah jika dibandingkan dengan rata-rata industri
yang sama.Hindari juga perusahaan yang baru berdiri, walaupun growth-nya
bagus dan labanya menggiurkan. (Hakim, 2008)

I. Memburu Franchise Asing


Pada awal berkembangnya waralaba di indonesia, pasar di dominasi oleh franchise asing.
Kini,merek lokal sudah banyak beredardi pasar. Akan tetapi, bisnis waralaba mancanegara juga
tumbuh pesat.

Memburu usaha franchise terutama dari luar negri banyak lika likunya. Jika kebetulan
franchisor-nya tidak berbelit-beli, upaya mendapatkannya semakin mudah. Tapi,umumnya
franchisor luar negeri lebih berhati hati dan ketat untuk melepas hak waralabanya kepada master
franchise.

Berikut beberapa panduhan yang bisa anda pakai untuk berburu dan mengembangkan
bisnis franchise.

Prosedur Mendapatkan Bisnis Franchisor:

1. Mengisi enquiry form (sekedar data contact).


2. Mengisi application form (data yang lebih lengkap hingga kondisi keuangan
peminat, latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja).
3. Kominikasi, baik by phone maupun e-mail menyakut keseriusan peminat.
4. Kunjungan ke kantor franchisor untuk wawancara dan melihat model outlet.
5. Diskusi mengenai head of agreement atau main franchise trem.
6. Franchisee menerima draft franchise agreement (biasanya peminat diberi waktu
10 hari untuk mempelajari isi perjanjian)
7. Negosiasi perjanjian
8. Penandatanganan MOU (memorandum of understanding)

Persyaratan yang Bisa Diminta Oleh Franchisor Terhadap Franchisee

1. Keuangan.
2. Market survei.
3. Kompetensi atau kemampuan calon pembeli hak waralaba.
4. Pengalaman menjalankan usaha.
5. Marketing skill.

Yang Harus Di Telisik Oleh Peminat

1. Kelengkapan pedoman operasional dan pelatihan awal.


2. Periksa hak paten.
3. Periksa peraturan pemerintah, apakah usaha tersebut legaldi jalankan di
indonesia.
4. Kredibilitas dan reputasi franchisor.
5. Melihat model outlet.
6. Melihat potensial pasar di indonesia.
7. Mengetahui persaingan pasar di indonesia.
8. Potensi pertumbuhanya.

11
Kendala Yang Biasanya Di Hadapi

1. Halangan komunikasi (bahas).


2. Tidak punya koneksi maupun referensi franchisor.
3. Franchisor biasanya takut akan adanya “fraud”, usaha yang dipakek tanpa
merek franchisor.
4. Franchisor belum siap terhadap pasar indonesia.
5. Prospek franchisee tidak punya background qualification yang di butuhkan
franchisor.
6. Franchisor mencari franchisee, sedangkan prospek hanya mengingginkan
single unit franchise.

Memang prosedurnya lumayan berbelit dan tingkat kesulitanya tinggi. Namun jika anda
tipe arang yang tidak tanggung tanggun bergelut di bidang waralaba, carilah franchise asing yang
bonafid. (Hakim, 2008)

12
Bab III

Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat di simpulkan bahwa waralabah (franchise)
dipopulerkan di Amerika Serikat, tetapi asal mula kata franchise berawal dari Eropo, yaitu
Perancis dan Inggris. Kata franchise sendiri bermakna “kebebasan” (freedom).

Pada dasarnya Franchise adalah sebuah perjanjian mengenai metode pendistribusian


barang dan jasa kepada konsumen. Pemberi waralaba dalam jangka waktu tertentu memberikan
lisensi kepada Penerima waralaba untuk melakukan usaha pendistribusian barang atau jasa di
bawah nama identitas Pemberi waralaba dalam wilayah tertentu. Usaha tersebut harus dijalankan
sesuai dengan prosedur dan cara yang ditetapkan oleh Pemberi waralaba. Pemberi waralaba
memberikan bantuan (assistance) terhadap Penerima waralaba, sebagai imbalannya Penerima
waralaba membayar jumlah uang berupa initial fee dan royalty. (Yusnani, 2012)

Cara bagaimana memilih bisnis waralabah dalam makalah ini di jabarkan menjadi 3
bagian yaitu mempersiapkan diri, memilih Franchisor, Investigasi Terhadap Franchisor. Untuk
memper siapkan diri kita bisalontarkan pertanyakan pertanyakan pda diri kita contohnya :

 Tanyakkan apakah anda memang benar benar berminat dengan bisni franchise
ini?. Apakah waralaba sesuai dengan visi anda?.
 Apakah kepribadian anda cocok untuk mengelola bisnis waralaba?.
 Apakah anda tidak jenuh mengurusi sesuatu yang bersifat rutinitas?.
 Tanyakan pada diri sendiri, apakah anda bisa mampu meraih keberhasilan di
bidang bisnis waralaba di tengah persaingan yang ketat?.
 Apakah rencana anda dalam bisnis waralaba dapat persetujuan dari pihak kedua.
 Berapa besar kerugian yang bisa anda tanggung?. Pastikan bahwa meskipun anda
rugi anda dapat tidur nyenyak dan tidak kapok bisnis lagi. (Hakim, 2008)

Sedangkan hal hal yang harus kita perhatikan sebelum memilih calon Franchisor :

a) Pilihlah Franchise no. 1 dibidangnya.


b) Plih Franchisor 10% teratas.
c) Prhatikan faktor lokasi.
d) Perhatikan setandar desain dan kontruksi.
e) Perhatikan buget iklan Franchisor.
f) Cermati penawaran Franchisor terhadap bantuan teknis.
g) Pilihlah perusahaan Franchise yang mapan.
h) Pilihlah Franchisor yang mampumemberi dukungan operasional
berkesinambungan. (Hakim, 2008)

Investigasi Terhadap Franchisor Menurut pendapat ahli Bambang N. Racmadi praktisi


waralaba senior dia berpendapat bahwa, ada beberapa hal yang harus di perhatikan dan di selidiki
para franchisee dalam menilai keberadaan franchisor anatara lain:

 Berapa lama franchisor menekuni bisnsi;


 Ada bukti sukses;
 Produknya bagus dan unik;
 Sistemnya sudah teruji sukses;
 Mempunyai pengetahuan yang dapat di bagikan/di tularka;
 Franchisor harus mempunyai jiwa dan orientase kewirausahaan;
 Trak record dan gaya hidup pemegang merek;
 Terbuka dalam hal keuangan;

13
Durasi waktu perusahaan beroprasi menunjukkan kopentensi telah teruji. Apalagi jika
perusahaan tersebut telah melampaui saat-saat yang sulit, misalnya resis atau krisis ekonomi.
Idealnya minimal perusahaan sudah berdiri lebih dari 3 tahun, dengan begitu franchisor sudah
memahami seluk beluk bisnisnya.

Lamanya waktu harus berbanding lurus dengan prestasi perusahaan. Jadi harus ada bukti
positif tentang kemampuan menciptakan laba dan pertumbuhan. Hindari perusahaan berumur
panjang tapi penjualannya kecil, pertumbuhan lamban dan tingkat labanya rendah jika
dibandingkan dengan rata-rata industri yang sama.Hindari juga perusahaan yang baru berdiri,
walaupun growth-nya bagus dan labanya menggiurkan. (Hakim, 2008)

B. Saran
Dari kesimpulan yang di jabarkan diatas, maka dapat diberikan saran antaralain:

1. Sehubungan dengan pesatnya perkembangan waralabah di tanah air, pengusaha pemula


diharuskan berhati hati dan memilih perusahaan yang cocok dengan visi anda.
2. Memilih durasi waktu perusahaan waralaba yang sudah berdiri dan berobrasi lebih dari 3
tahun
3. Hindari perusahaan berumur panjang tapi penjualannya kecil, pertumbuhan lamban dan
tingkat labanya rendah jika dibandingkan dengan rata-rata industri yang sama.Hindari
juga perusahaan yang baru berdiri, walaupun growth-nya bagus dan labanya menggiurkan
4. Pelajari lebih lanjud apa itu waralaba dan sistemsistemnya.

14
Daftar Pustaka

Chandra, A. A. (2016, 11 25). Tumbuh Pesat, Omzet Waralaba di RI Capai Rp 172 T/Tahun.
Dipetik 12 11, 2016, dari detikFinance: http://finance.detik.com/ekonomi-
bisnis/3354501/tumbuh-pesat-omzet-waralaba-di-ri-capai-rp-172-t-tahun

Hakim, L. (2008). info lengkap waralaba. yogyakarta : MedPress.

sumarsono, s. (2009). Manajemen bisnis waralaba. yogyakarta: graha ilmu.

Wikipedia bahasa Indonesia, e. b. (2016, November 22). Waralaba. Retrieved 12 11, 2016, from
Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba

Yusnani. (2012). SISTEM BISNIS FRANCHISE DALAM PANDANGAN. Akuntansi & Manajemen, 116.

15

Anda mungkin juga menyukai