Makalah
Di ajukan untuk tugas matakuliah bahasa indonesia
diampu oleh : Zein Muttaqin, S.E.I., M.A.
Di susun oleh:
Nama: Wardoyo Sosro Sujoko
NIM: 13423029
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah ini kami membahas “Bisnis waralaba (franchise) dan jurus jitu memilihnya”
Makalah ini dibuat dalam rangka mencari nilai tugas bahasa indonesia agar mendapatkan
nilai yang maksimal dandapat lulus dengan memuaskan amin.
Untuk rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan :
ALLOH SWT
Penutup para Nabi dan Rosul, Nabi Muhammad saw
Bapak dan Ibu saya
Dosen saya bapak Zein Muttaqin, S.E.I., M.A.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat.
Pemakalah
Ttd
ii
Daftar isi
cover........................................................................................................................................................ 1
Kata Pengantar ........................................................................................................................................ ii
Bab I ....................................................................................................................................................... iv
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. iv
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... iv
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... iv
C. Tujuan Makalah................................................................................................................... iv
D. Manfaat ................................................................................................................................. iv
Bab II ...................................................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 1
A. Definisi ................................................................................................................................... 1
B. Kilas Balik Waralaba. .......................................................................................................... 2
C. Jenis Waralaba ...................................................................................................................... 2
D. Istilah-Istilah Dalam Waralaba ........................................................................................... 3
E. Hukum Waralaba di Indonesia. .......................................................................................... 6
F. Asas-Asas Perjanjian Franchise .......................................................................................... 7
G. Hak dan Kewajiban, Pemberi Waralabah dan Penerima Waralaba ........................... 7
H. Jurus Jitu Memilih Waralaba .......................................................................................... 8
I. Memburu Franchise Asing................................................................................................. 11
Bab III ................................................................................................................................................... 13
Penutup ............................................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 15
iii
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya usaha-usaha waralabah (franchise) mendorong minatnya pengusaha muda
indonesia untuk mulai berbisnis waralaba, dalam hal berbisnis tentunya pengusaha akan
mengedepankan keamanan dan keuntungan yang besar. Pada makalah kali ini penulis ingin
mengangkat pembahasan “Bisnis waralaba (franchise) dan jurus jitu memilihnya” sehingga
pengusaha pemula akan mengetahui bagaimana cara mulai berbisnis waralaba ini.
"Dari 63% waralaba dan business opportunity (BO) lokal serta 37% waralaba asing.
Omzetnya Rp 172 triliun per tahun," jelas Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam acara
Indonesia Franchise and SME Expo (IFSE) 2016 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta
Selatan, Jumat (25/11/2016). (Chandra, 2016)
Dari data diatas diketahui bahwa banyaknya peluang dan omzet usaha franchise di negeri
ini, tidak menutup kemungkinan para pengusaha pemula tertarik, tetapi meraka akan bertanya
tanya bagaimana cara mulai bisnis waralaba ini ?. Mulai dairi sinilah penulis terinspirasi untuk
membuat makalah tentang “bisnis waralaba (franchise) dan jurus jitu memilihnya”.
B. Rumusan Masalah
Dari data di latar belakang penulis mengidentifikasi masalah yang harus di bahas pada
makalah kali ini.
iv
Bab II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Menurut pasal 1 PP No. 16 Tahun 1997 tentang tata cara pelaksanaan pendaftaran
waralaba, pengertian waralaba (franchise) adalah: “perikatan di mana salah satu pihak diberikan
hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan
atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan/atau penjualan barang atau jasa”.
Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah: Suatu
sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir dengan Pemberi waralaba yang
memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek,
nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu
tertentu meliputi area tertentu. (Wikipedia bahasa Indonesia, 2016). Sedangkan menurut para ahli
waralabah (franchise) yaitu :
Charles L. Vauhn istilah franchise dipahami sebagai bentuk kegiatan pemasaran dan
distribusi yang didalamnya sebuah perusahaan memberikan hak atau priviledge untuk
menjalankan bisnis secara tertentu dalam waktu dan tempat tertentu kepada individu atau
perusahaan yang relatif lebih kecil.
Douglas J. Queen memberikan pengertian franchise sebagai suatu metode perluasan
pemasaran dan bisnis. Pemegang franchise yang membeli suatu bisnis menarik manfaat
dari kesadaran pelanggan akan nama dagang, sistem teruji dan pelayanan lain yang
disediakan pemilik franchise.
Rooseno Harjowidigdo mengemukakan mengenai franchise sebagai, kerjasama di bidang
perdagangan atau jasa yang dipandang sebagai salah satu cara untuk mengembangkan
sistem usaha di lain tempat, dimana franchisor secara ekonomi sangat untung karena ia
mendapatkan management fee dari franchisee, barang produknya bisa tersebar ke tempat
lain dimana franchisee mengusahakan franchisenya, dan bagi konsumen yang
memerlukan barang hasil produksinya franchisee cepat didapat serta dalam keadaan fresh
dan belum atau tidak rusak.
Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa yang dimaksud dengan pemberi
waralaba dan penerima waralaba. Pemberi waralaba (franchisor) adalah badan usaha atau
perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan
hak atas kekayaan intelektual atau penemuan, atau ciri khas usaha yang dimilikinya. Penerima
waralaba (franchisee), adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk
memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan, atau ciri
khas yang dimiliki pemberi waralaba. (Wikipedia bahasa Indonesia, 2016)
1
B. Kilas Balik Waralaba.
Waralabah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh isaac singer, ketika ingin
meningkatkan distribusi penjualan mesinjahit. Kemudian, cara ini diikuti oleh pewaralaba lain
yang lebih sukses, john s pemberton, pendiri coca cola. Namun, menurut sumber lain, yang
mengikuti singer bukanlah coca-cola, melainkan sebuah industri otomotif AS, general motor
industry pada tahun 1898.
Waralaba saat ini lebih di dominasi oleh waralaba rumah makan siap saji. Kecendurungan
ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat saji. Pada tahun
1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprage untuk memonopoli usaha
restauran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekan-rekan mereka untuk mandiri
menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan desain pembangunan
yang sama sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. (sumarsono, 2009)
Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemberi waralaba dalam menyeleksi calon
mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA.
Seperti kita ketahui waralaba (franchise) dipopulerkan di Amerika Serikat, tetapi asal
mula kata franchise berawal dari Eropo, yaitu Perancis dan Inggris. Kata franchise sendiri
bermakna “kebebasan” (freedom).
C. Jenis Waralaba
Waralaba dapat dibagi menjadi dua yaitu waralaba luar negri dan waralaba dalam negri.
Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima
diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi. Sedangkan Waralaba dalam negeri, juga menjadi
salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak
memiliki pengetahuan cukup peranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik
waralaba. (Wikipedia bahasa Indonesia, 2016)
Waralaba (franchise) salah satu format bisnis yang sangat digemari karena resiko
kegagalan yang kecil dibandingkan mendirikan suatu usaha atau bisnis yang baru di tengah
persaingan pasar bebas terutama bagi pebisnis pemula.
Ada dua jenis waralaba yang bisa dijalankan oleh pembisnis di tanah air :
2
2. Waralabah produk dan merek dagang, merupakan hak izindan pengelolaan dari
franchisor kepada franchisee untuk menjual produk dengan menggunakan merek
dagang menggunakan merek dagang dalam bentuk keagenan, distributor atau
lesensi penjualan. Pada jenis ini franchisor membantu franchisee memilih lokasi
dan menyediakan jasa orang untuk pengembalian keputusan. (sumarsono, 2009)
Selain tiga tipe diatas, Jackie Ambadar dan kawan- kawan menambahkan satu tipe lagi,
yaitu franchising pribadi. Jenis ini adalah pewaralabahan yang dimiliki dan dikembangkan oleh
satu orang, dan biasanya dengan “menjual” nama orang yang bersangkutan. Misalnya Stockpoint
milik KH Abdullah Gymnastiar (Hakim, 2008)
3
Conversion Franchise (Waralaba Konversi)
Waralaba konversi adalah jenis waralaba dimana franchisor memberikan lisesnsi
kepada usaha sejenis milik franchise untuk bergabung di dalam rantai usaha yang dimiliki
franchisor mempergunakan merek, logo dan sistem operasi franchisor. Format waralaba
seperti ini diterapkan oleh rantai hotel misalnya choice hotel.
Conversion Franchise (Waralaba Konversi)
Waralaba konversi adalah jenis waralaba dimana franchisor memberikan lisesnsi
kepada usaha sejenis milik franchise untuk bergabung di dalam rantai usaha yang dimiliki
franchisor mempergunakan merek, logo dan sistem operasi franchisor. Format waralaba
seperti ini diterapkan oleh rantai hotel misalnya choice hotel.
Development Agreement
Development Agreement adalah perjanjian antara franchisor dengan Master
Franchisee atau Area Franchisee berkaitan dengan komitment franchisee dalam hal target
pengembangan jaringan waralaba di area geografis yang dimilikinya.
Direktorat Perdagangan Dalam Negeri
Salah satu direktorat dalam lingkungan Departemen Perdagangan dan
Perindustrian yang membina industri waralaba di Indonesia. Direktorat ini beralamat di
Gedung Direktorat Jendral Perdagangan Dalam Negeri Jl. Ridwan Rais Jakarta Pusat.
Disclosure
Disclosure merupakan satu kewajiban dari franchisor kepada calon franchisee.
Disclosure merupakan penyajian fakta berupa kondisi penjualan, personalia maupun
keuangan dari franshisor kepada calon franchisee. Fakta-fakta yang disajikan ini
merupakan dokumen yang sifatnya rahasia, dan tidak boleh digunakan oleh calon
franchisee untuk kepentingan pribadi, selain untuk mengetahui kondisi usaha dari
farnchisor sebelum memutuskan pembelian hak waralaba. Disclosure pada awal
pembelian hak waralaba dikenal juga dengan sebutan FOC (Franchise Offering Circular).
Dalam praktek selanjutnya disclosure agreement kadang dilakukan jika franchisor
memberikan satu informasi baru berkaitan dengan usaha waralaba tersebut kepada para
franchiseenya.
Disclosure Document
Disclosure Document dikenal juga dengan sebutan FOC (Franchise Offering
Circular). Di dalam FOC harus tercantum neraca, dan P&L Statement dalam periode 3
tahun kebelakang yang sudah diaudit oleh akuntan publik. FOC diberikan paling tidak
sepuluh hari sebelum calon franchisee memutuskan untuk membeli atau tidak hak
waralaba yang ditawarkan oleh franchisor. Ketelitian dan disiplin calon farnchisee untuk
meminta FOC kepada franchisor merupakan salah satu faktor yang dapat melindungi
calon franchisee atas investasi yang akan ditanamkannya. Jangan membeli hak waralaba
dari franchisor yang tidak mau memberikan FOC kepada calon franchiseenya.
Distributorship (Dealer)
Distributorship merupakan hak yang diberikan oleh pabrikan atau wholesaleer
kepada individu/perusahaan untuk menjual produk atau jasa kepada pihak lain.
Distributorship adalah cikal bakal dari format waralaba Umumnya distributorship yang
hanya menyangkut perpindahan kepemilikan produk bukan merupakan format waralaba.
Namun demikian ditributorship yang mencantumkan adanya disclosure dalam
persyaratan kerjasamanya dapat disebut sebagai salah satu format waralaba yang paling
sederhana.
Fee
Fee merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh penerima waralaba
(franchisee) kepada pemberi waralaba (franchisor) yang umumnya dihitung berdasarkan
persentase penjualan.
Franchise
Waralaba, adalah perikatan dimana satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan
menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI).
4
Franchisee (Pewaralaba)
Franchisee adalah individu/perusahaan yang diberikan hak oleh franchisor
dengan cara membeli hak tersebut untuk area dan periode tertentu.
Franchisor (Perusahaan Waralaba)
Franchisor adalah perusahaan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk
mendistribusikan satu produk/jasa mempergunakan merek, logo dan sistem operasi yang
dimilikinya.
Franchise Fee (Biaya Pembelian Hak Waralaba)
Franchise Fee adalah biaya pembelian hak waralaba yang dikeluarkan oleh
pembeli waralaba (franchisee) setelah dinyatakan memenuhi persyaratan sebagai
franchisee sesuai kriteria franchisor. Umumnya franchise fee dibayarkan hanya satu kali
saja. Franchisee fee ini akan dikembalikan oleh franchisor kepada franchisee dalam
bentuk fasilitas pelatihan awal, dan dukungan set up awal dari outlet pertama yang akan
dibuka oleh franchisee.
Franchise Offering Circular (FOC)
FOC merupakan disclosure document yang diberikan oleh franchisor kepada
kandidat franchisee yang telah terkualifikasi, sebelum ia memutuskan penandatanganan
perjanjian waralaba. FOC berisi fakta-fakta fiansial maupun non finansial berkaitan
dengan franchisor dan para franchisee yang ada saaat ini dan yang telah berhenti. Di
Amerika Serikat, untuk melindungi investor (calon franchisee), FOC harus dipelajari oleh
calon franchisee paling tidak selama 10 hari. Dalam waktu ini franchisor tidak didijinkan
untuk mempengaruhi dan calon franchisee belum diijinkan untuk menandatangani
perjanjian waralabanya. Untuk kondisi Indonesia, FOC baru merupakan satu kewajiban
yang harus diberikan oleh franchisor, tanpa ada batas waktu yang jelas seperti halnya di
Amerika Serikat.
Housemark
Housemark adalah merek dagang yang digunakan sebagai identitas untuk
membedakan perusahaan dengan perusahaan lainnya. Housemark dapat berupa nama
perusahaan, nama produk atau kumpulan produk atau bahkan nama gabungan dengan
merek dagang (trademark/servicemark) lainnya.
Hak Cipta (Copyright)
Hak cipta adalah hak eklusif sesesorang untuk menggunakan dan memberikan
lisensi kepada orang lain untuk menggunakan kepemilikan intelektual tersebut misalnya
sistem kerja, buku, lagu, logo, merek, materi publikasi dan sebagainya.
Identify Items
Identify items adalah item-item seperti kemasan, seragam, POS materials,
signage, bahan baku dan sebagainya yang harus digunakan oleh franchisee. Item-item ini
terdaftar sebagai merek dagang yang dimiliki oleh franchisor.
Individual Franchisee
Individual Franchisee adalah franchisee yang bertindak atas nama sendiri yang
memegang hak waralaba untuk satu outlet saja, dan tidak dapat menjual hak waralaba
yang dimilikinya.
Initial Investment
Initial investment adalah modal awal yang harus disetorkan dan dimiliki oleh
franchisee pada saat memulai usaha waralabanya. Initial investment terdiri atas franchise
fee, investasi untuk fixed asset dan modal kerja untuk menutup operasi selama bulan-
bulan awal usaha waralabanya.
Kuestioner Kualifikasi Pewaralaba (Franchisee’s Qualification Questionnaire)
Kuestioner Kualifikasi Pewaralaba adalah dokumen yang disiapkan oleh
franchisor untuk dilengkapi oleh kandidat franchisee. Dokumen ini berisi informasi untuk
meentukan apakah kandidat mampu dan memiliki motivasi untuk memulai usaha seperti
yang dimiliki franchisor. Isi dari dokumen ini misalnya tentang siapa, dan mengapa
kandidat tertarik membeli hak waralaba dari franchisor. Kemudian berapa besar
kemampuan finansial dari kandidat dan sebagainya.
5
Manual Operasi (Operating Manual)
Manual Operasi dibuat oleh franchisor sebagai panduan operasional bagi
franchisee. Manual operasi merupakan panduan yang komprehensif dan detail tentang
bagaimana cara-cara melakukan fungsi-fungsi operasional dalam menjalankan bisnis
franchisor. Di dalam manual ini dapat tercantum bab berkaitan dengan operasional,
personalia, marketing, keuangan, kehumasan, customer service, perawatan dan
sebagainya. Penyimpangan terhadap manual operasioanl dapat menyebabkan franchisee
kehilangan hak waralabanya.
Master Franchisee
Master Franchisee adalah franchisee yang mendapatkan hak waralaba langsung
dari Franchisor meliputi area geografis tertentu yang umumnya meliputi satu wilayah
hukum (negara). Master Franchisee dapat menjual hak waralabanya kepada Area,
Multiple maupun Individual Franchisee.
Mystery Shoppers
Mystery Shopper adalah satu alat yang digunakan oleh franchisor atau franchisee
untuk menilai seberapa baik penerapan standar operasional di satu outlet dilihat dari sisi
pelanggan.
Multiple Franchisee
Multiple Franchisee adalah franchisee yang memegang hak waralaba untuk lebih
dari satu outlet di area geografis tertentu, namun tidak dapat menjual hak waralaba yang
dimilikinya.
Outlet Milik Franchisor (Company Owned Outlet, Pilot Store)
Franchisor yang terpercaya adalah franchisor yang telah terbukti sukses dan
mengoperasikan outlet milik mereka sendiri yang dinamakan Company Owned Outlet
atau Pilot Store. Jangan pernah membeli hak waralaba dari franchisor yang tidak
memiliki outlet yang sejenis dengan outlet yang dipasarkan hak waralabnya.
Penawaran (Offer)
Penawaran merupakan komunikasi lisan atau tertulis dari franchisor kepada calon
franchisee. Komunikasi tertulis dapat berupa prospektus dan sebagainya. (sumarsono,
2009)
E. Hukum Waralaba di Indonesia.
Kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba
berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang. Tonggak kepastian hukum akan format waralaba
di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang
waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Selanjutnya
ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba adalah
sebagai berikut:
6
F. Asas-Asas Perjanjian Franchise
Franchise agreement atau perjanjian waralaba adalah kontak tertulis franchisor dan
franchisee. Perjanjian waralaba menjelaskan setiap hal yang tidak boleh dan boleh dilakukan.
Perjanjian tersebut mencantumkan kewajiban dan tanggung jawab setiap pihak franchisee/
franchisor. Perjanjian tersebut memberikan detail yang penting tentang hubungan antara
penerima waralaba dengan pemberi waralaba. Hal-hal dalam perjanjian mencakup seperti biaya,
persyaratan, kewajiban kedua belah pihak, kondisi-kondisi yang menentukan penghentian
waralaba dan keterbatasan waralaba. Perjanjian tersebut adalah dokumen pemberi waralabah
karena dipersiapkan oleh pemberi waralaba dan mencantumkan apa yang diinginkan pemberi
waralaba. Asas-asas perjanjian waralaba hendaknya di dasarkan pada :
7
Sedangkan menurut Iman Sjahputra Tunggal hak penerima waralaba disebutkan antaranya :
Upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi kegagalan bisnis waralaba yaitu
memulai dengan kewaspadaan yang tinggi dan perhitungan yang teliti. Seperti kata Lewis
Paul, “membeli dengan tepat lebih penting daripada menjual dengan benar”. Karena itu
sukses tidaknya waralabah kita tergantung dari pemilihan kita kepada franchisor.
1. Mempersiapkan Diri
Sebelum memilih salah satu usaha franchise, pahami dulu visi, konsep
dan nilai-nilai bisnis yang ada dalam diri. Ini adalah jawaban atas pernyataan
akan menjadi pengusaha macam apa kelak. Kemudian, pertimbangkan apakah
visi bisnis anda sesuai dengan karakteristik sistem waralaba.
8
2. Kiat Memilih Franchisor
Banyaknya tawaran waralaba tentu memberikan banyak pilihan bagi
masnyarakat yang hendak membuka bisnis baru. Tentu ini menjadi angin segar
bagi negara yang sedang dirundung masalah pengangguran ini.
Supaya tidak terperosok membeli “kucing dalam karung” calon investor
sendirilah yang harus menyaring mana waralaba yang layak dan mana yang
harus dijahui. Sikap yang paling baik adalah ekstra hati hati dalam memilih.
Jangan sampek calon investor tertipu dengan penampilan luar dari perusahaan
pewaralaba.
Menurut praktisi waralaba yang berpengalaman, Bambang N. Rachmadi,
sebelum memilih waralaba yang hendak dibeli, anda sebaiknya :
a) Jangan mudah percaya pada brosur, lebih-lebih pada calon
Franchisor.
b) Jangan ingin cepat kaya.
c) Jangan menilih Franchise hanya karena harganya yang murah.
d) Tentukan tujuan andan masuk kepada bisnis Franchise.
e) Perhatikan tingkat resiko yang ada.
f) Hati-hatilah dengan faktor subyektivitas/ emosional.
g) Hindari Franchisor yang hanya mempunyai satu produk.
h) Hindari Franchise yang membutuhkan banyak karyawan.
i) Hindari Franchisor yang terjerat dalam hukum.
j) Selidiki dan pelajari berapa banyak Franchisee yang gagal.
k) Pelajari dukungan promosi Franchisor.
l) Kunjungi beberapa Franchisor lain sebagai perbandingan.
m) Pelajari dokumen dan informasi yang sudah diperoleh.
n) Mengunjungi atau bertukar pikiran dengan Franchisee lain.
o) Pelajari laporan keuangan Franchisor.
p) Bandingkan tingkat penghasilanyang akan anda peroleh dengan
deposito.
q) Pertimbangkan besarnya Franchise fee dan royalty. (Hakim,
2008)
9
3. Investigasi Terhadap Franchisor
Meriset dan melakukan investigasi terhadap franchisor tidak bisa
diremehkan. Ada tiga keuntungan yang bisa di dapatkan franchisee dengan
melakukan investigasi terlebih dahulu :
Calon franchisee akan mendapatkan informasi yang lenbih akurat
sebagai bahan perencanaan dan keputusan bisnisnya.
Calon franchisee akan mengetahui sebanyak mungkin informasi
sehingga ketika ada permasalahan akancepat dicari solusinya sekaligus
antisipasi masalah yang akan timbul.
Secara pisikologi, informasi yang akurat akan membantu franchisee
lebih percaya diri dan mantap menjalankan bisnisnya.
10
Lamanya waktu harus berbanding lurus dengan prestasi perusahaan. Jadi
harus ada bukti positif tentang kemampuan menciptakan laba dan pertumbuhan.
Hindari perusahaan berumur panjang tapi penjualannya kecil, pertumbuhan
lamban dan tingkat labanya rendah jika dibandingkan dengan rata-rata industri
yang sama.Hindari juga perusahaan yang baru berdiri, walaupun growth-nya
bagus dan labanya menggiurkan. (Hakim, 2008)
Memburu usaha franchise terutama dari luar negri banyak lika likunya. Jika kebetulan
franchisor-nya tidak berbelit-beli, upaya mendapatkannya semakin mudah. Tapi,umumnya
franchisor luar negeri lebih berhati hati dan ketat untuk melepas hak waralabanya kepada master
franchise.
Berikut beberapa panduhan yang bisa anda pakai untuk berburu dan mengembangkan
bisnis franchise.
1. Keuangan.
2. Market survei.
3. Kompetensi atau kemampuan calon pembeli hak waralaba.
4. Pengalaman menjalankan usaha.
5. Marketing skill.
11
Kendala Yang Biasanya Di Hadapi
Memang prosedurnya lumayan berbelit dan tingkat kesulitanya tinggi. Namun jika anda
tipe arang yang tidak tanggung tanggun bergelut di bidang waralaba, carilah franchise asing yang
bonafid. (Hakim, 2008)
12
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat di simpulkan bahwa waralabah (franchise)
dipopulerkan di Amerika Serikat, tetapi asal mula kata franchise berawal dari Eropo, yaitu
Perancis dan Inggris. Kata franchise sendiri bermakna “kebebasan” (freedom).
Cara bagaimana memilih bisnis waralabah dalam makalah ini di jabarkan menjadi 3
bagian yaitu mempersiapkan diri, memilih Franchisor, Investigasi Terhadap Franchisor. Untuk
memper siapkan diri kita bisalontarkan pertanyakan pertanyakan pda diri kita contohnya :
Tanyakkan apakah anda memang benar benar berminat dengan bisni franchise
ini?. Apakah waralaba sesuai dengan visi anda?.
Apakah kepribadian anda cocok untuk mengelola bisnis waralaba?.
Apakah anda tidak jenuh mengurusi sesuatu yang bersifat rutinitas?.
Tanyakan pada diri sendiri, apakah anda bisa mampu meraih keberhasilan di
bidang bisnis waralaba di tengah persaingan yang ketat?.
Apakah rencana anda dalam bisnis waralaba dapat persetujuan dari pihak kedua.
Berapa besar kerugian yang bisa anda tanggung?. Pastikan bahwa meskipun anda
rugi anda dapat tidur nyenyak dan tidak kapok bisnis lagi. (Hakim, 2008)
Sedangkan hal hal yang harus kita perhatikan sebelum memilih calon Franchisor :
13
Durasi waktu perusahaan beroprasi menunjukkan kopentensi telah teruji. Apalagi jika
perusahaan tersebut telah melampaui saat-saat yang sulit, misalnya resis atau krisis ekonomi.
Idealnya minimal perusahaan sudah berdiri lebih dari 3 tahun, dengan begitu franchisor sudah
memahami seluk beluk bisnisnya.
Lamanya waktu harus berbanding lurus dengan prestasi perusahaan. Jadi harus ada bukti
positif tentang kemampuan menciptakan laba dan pertumbuhan. Hindari perusahaan berumur
panjang tapi penjualannya kecil, pertumbuhan lamban dan tingkat labanya rendah jika
dibandingkan dengan rata-rata industri yang sama.Hindari juga perusahaan yang baru berdiri,
walaupun growth-nya bagus dan labanya menggiurkan. (Hakim, 2008)
B. Saran
Dari kesimpulan yang di jabarkan diatas, maka dapat diberikan saran antaralain:
14
Daftar Pustaka
Chandra, A. A. (2016, 11 25). Tumbuh Pesat, Omzet Waralaba di RI Capai Rp 172 T/Tahun.
Dipetik 12 11, 2016, dari detikFinance: http://finance.detik.com/ekonomi-
bisnis/3354501/tumbuh-pesat-omzet-waralaba-di-ri-capai-rp-172-t-tahun
Wikipedia bahasa Indonesia, e. b. (2016, November 22). Waralaba. Retrieved 12 11, 2016, from
Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba
Yusnani. (2012). SISTEM BISNIS FRANCHISE DALAM PANDANGAN. Akuntansi & Manajemen, 116.
15