MAKALAH Kel 6 KWU Waralaba
MAKALAH Kel 6 KWU Waralaba
KEWIRAUSAHAAN 1
“ WARALABA”
Dosen Pengampuh :
Kelompok 6
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Waralaba" dengan tepat waktu.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
1.1........................................................................................................................................
Latar Belakang .............................................................................................................. 4
1.2........................................................................................................................................Rum
usan Masalah ................................................................................................................ 5
1.3........................................................................................................................................Tuju
an .................................................................................................................................. 5
2.1........................................................................................................................................
Pengertian dan Terminologi Waralaba ......................................................................... 6
2.2........................................................................................................................................
Model-model Analisis Para Pembeli Usaha Waralaba (Pewaralaba) ........................... 7
2.3........................................................................................................................................
Jenis-jenis Usaha Waralaba .......................................................................................... 10
2.4........................................................................................................................................
Prinsip Dasar Usaha Waralaba ..................................................................................... 11
2.5........................................................................................................................................ Hal
yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Membeli Usaha Waralaba ............................. 12
2.6........................................................................................................................................
Kiat-kiat Memilih Pewaralaba ...................................................................................... 13
2.7........................................................................................................................................
Proses Mendirikan Usaha dengan Sistem Waralaba .................................................... 15
3
2.8........................................................................................................................................
Kriteria Untuk Mengajukan Sistem Waralaba .............................................................. 16
2.9........................................................................................................................................
Dampak Positif dan Negatif Usaha Waralaba .............................................................. 17
3.1........................................................................................................................................
Kesimpulan ................................................................................................................... 19
3.2........................................................................................................................................
Saran ............................................................................................................................. 20
REFERENSI ..................................................................................................................... 21
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Istilah waralaba dalam bahasa asing disebut dengan franchise. Asal katanya berasal dari
bahasa Prancis kuno yang berarti bebas. Sekitar abad pertengahan, pemerintah atau
bangsawan di Inggris menggunakan franchise untuk memberikan hak khusus seperti untuk
mengoperasikan kapal feri atau berburu di tanah milik pemerintah atau bangsawan tersebut.
Franchise di Indonesia disebut dengan waralaba. Kata waralaba sendiri berasal dari
2(dua) kata yaitu wara dan laba. Wara memiliki arti istimewa dan laba berarti keuntungan.
Kata waralaba pertama kali diperkenalkan oleh LPPM (Lembaga Pembinaan dan
Pengembangan Manajemen) sebagai padanan kata franchise.
Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba menjelaskan bahwa
waralaba memiliki arti berupa hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan
usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan
atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan atau digunakan oleh pihak
lain berdasarkan perjanjian waralaba.
Ada setiap jenis perjanjian waralaba sekurang-kurangnya harus memuat beberapa unsur,
diantaranya adalah:
c. Adaya kerjasama dalam bentuk pengelolaan unit usaha antara pihak franchisor dengan
franchisee.
5
tersebut dapat menjadi dasar hukum yang kuat untuk menegakkan perlindungan hukum bagi
para pihak yang terlibat dalam sistem waralaba. Jika salah satu pihak melanggar isi
perjanjian, maka pihak lain dapat menuntut pihak yang melanggar tersebut sesuai dengan
hukum yang berlaku. Perjanjian Waralaba telah mengatur tentang perlindungan HAKI secara
spesifik, yakni dengan memperjanjikan batasan-batasan tertentu yang harus dipatuhi oleh
franchisee, yang secara langsung maupun tidak langsung ditujukan untuk melindungi hak
kekayaan intelektual dari pemberi waralaba.
1.2. Rumus
an Masalah
1.3........................................................................................................................................ Tuj
uan
Tujuan dibentuknya makalah ini adalah untuk mengetahui Pengertian dan Terminologi
Waralaba, Bagaiaman Model-model Analisis Para Pembeli Usaha Waralaba (Pewaralaba),
Apa saja kah Jenis-jenis Usaha Waralaba, Bagaimana Prinsip Dasar Usaha Waralaba, Hal
yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Membeli Usaha Waralaba, Bagaiamana Kiat-kiat
Memilih Pewaralaba, Bagaiamana Proses Mendirikan Usaha dengan Sistem Waralaba,
6
Bagaimana Kriteria Untuk Mengajukan Sistem Waralaba, Apa Dampak Positif dan Negatif
Usaha Waralaba.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian waralaba menurut PP RI No. 42 Tahun 2007 tentang waralaba, (Revisi atas
PP No. 16 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.
259/MPR/Kep/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha
Waralaba), waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perorangan atau badan
usaha terhadap sistem dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa
yang telah terbukti hasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain
berdasarkan perjanjian waralaba.
Definisi waralaba secara umum dapat diartikan sebagai pengaturan bisnis di mana
yang memiliki perusahaan (pewaralaba atau franchisor) memberi/menjual hak kepada pihak
pembeli atau penerima hak (terwaralaba atau franchisee) untuk menjual produk dan atau jasa
perusahaan pewaralaba tersebut dengan peraturan dan syarat syarat lain yang telah ditetapkan
oleh pewaralaba.
Definisi waralaba lainnya adalah suatu strategi sistem, format bisnis, dan pemasaraan
yang bertujuan untuk mengembangkan jaringan usaha untuk mengemas suatu produk atau
jasa. Waralaba juga dapat pula diartikan sebagai suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi
keinginnan atau kebutuhan konsumen yang lebih luas.
Franchising adalah suatu sistim pemasaran berkisar tentang perjanjian dua belah
pihak, di mana terwaralaba menjalankan bisnis sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan
7
oleh pewaralaba. Franchising dapat pula berarti sistem pemasaran yang melibatkan dua belah
pihak yang terikat perjanjian, sehingga usaha waralaba harus dijadikan sesuai dengan aturan-
aturan dari pewaralaba.
8
a. Tahap 1: Analisis Potensi Diri sebagai Terwaralaba
Analisis apakah diri anda memiliki potensi besar sebagai pembeli bisnis. dengan
sistem waralaba sebagai terwaralaba dengan berbagai konsekuensi dan kemungkinan risiko
yang harus ditanggung. Dalam fase ini, menurut Ir.Budi Utoyo (2009), cara mudah dan aman
untuk membeli franchise perlu melihat kesiapan diri anda dari sisi waktu, fasilitas dan modal.
Pastikan anda memilih usaha waralaba yang telah memiliki merek terkenal dan sudah
memiliki Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang terdaftar pada instansi yang
berwenang. Memang biasanya biaya mendirikan waralaba lebih mahal daripada
menggunakan brand yang diciptakan sendiri, tetapi ada kemungkinan jaminan sukses lebih
besar. Calon terwaralaba harus memperoleh kepastian bahwa produk dan atau jasa usaha
waralaba yang akan dibeli telah memperoleh hak kekayaan intelektual dari instansi
berwenang.
Usaha waralaba yang anda pilih sebaiknya produk atau jasa yang memiliki
keunggulan, keunikan, atau perbedaan yang tidak mudah ditiru ketimbang dengan usaha
sejenis dan membuat konsumen selalu mencari ciri khas yang dimaksud.
Untuk calon terwaralaba hendaknya hati-hati jika akan membeli usaha waralaba,
sebab banyak perusahaan yang baru satu tahun tetapi sudah terlalu berani untuk menawarkan
usahanya dengan sistem waralaba. Pastikan bahwa usaha waralaba yang anda pilih telah
memiliki sistem atau format pemasaran yang mantap, teruji dan tahan terhadap krisis minimal
telah berumur lima tahun. Jika analisis pasar dan pemasaran tidak jelas, prospek usaha
waralab juga tidak akan jelas dan kemungkinan risiko kegagalan bisnis 6/19 besar. Jangan
memilih waralaba yang hanya memiliki satu produk.
Pilih usaha waralaba yang telah memiliki ciri khas usaha, keuntungan sudah terbukti
dan laba perusahaan waralaba tersebut selalu meningkat. Telah memiliki prosedur
operasional. Pastikan bahwa usaha waralaba yang akan anda beli memiliki prospek yang
tidak diragukan.
9
e. Tahap 5: Analisis Support dan Sistem Pewaralaba
Pastikan bahwa usaha waralaba yang akan anda pilih memiliki SOP secara tertulis
untuk pelayanan dan kualifikasi barang atau jasa yang ditawarkan sebagai sarana kendali
mutu pelayanan atau kendali mutu lainnya secara terpadu.
Secara tertulis terwaralaba harus memperoleh berbgai bantuan dan sistem apa saja
yang akan diperjualbelikan. Support dan system yang diberikan oleh pewaralaba kepada
terwaralaba mulai dari pra-operasional, pra-peluncuran (launching), ada supervisi saat
peluncuran dan pasca-peluncuran. Hal inilah yang paling sulit dipenuhi oleh para pewaralaba,
tetapi justru itulah ciri utama waralaba.
Ketika anda tertarik untuk membeli usaha waralaba, mintalah perhitungan jumlah
biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha, potensi kerugian yang mungkin akan anda
tanggung dan juga potensi pendapatan dalam jangka tertentu yang akan diterima. Biaya-biaya
yang harus dianalisis adalah besarnya biaya sewa tanah dan ruangan, biaya bahan baku,
tenaga kerja, energi listrik, ait, telepon. Perlu dilakukan pula analisis mengenai berapa
lamakah waktu yang diperlukan untuk balik modal (break event point- BEP) atas sejumlh
modal yang tertanam atau akan diinvestasikan. Anda juga harus sadar bahwa setiap tawaran
waralaba mempunyai variasi risiko yang berbeda-beda.
1. Fase investigasi:
10
e) Memastikan adanya hak paten, banyak bisnis yang belum dipatenkan tetapi sudah
diwaralabakan, hal ini tentu akan merugikan karena banyak hal akan mudah ditiru
dan sangat bahaya jika kelak hak patennya dipegang oleh orang lain.
f) Kontrak, tanyakan isi kontrak atau perjanjian waralaba secara lengkap dari
pewaralaba guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Fase evaluasi:
Melakukan evaluasi dari 6 tahap pada fase investigasi. Jika semuanya visible maka
selanjutnya adalah berkonsultasi kepada ahli hukum atau pihak-pihak yang kompeten
lainnya.
3. Fase pemilihan:
a) Pilihlah bisnis waralaba yang cocok dengan waktu, fasilitas dan modal anda.
b) Pilihlah waralaba yang paling cocok dengan perasaan, kepercayaan, kemauan, hobi
atau hal-hal lain yang anda tentukan baik secara individu maupun pertimbangan
keluarga.
h. Tahap 8: Pembukaan
a) Training. Anda berhak menanyakan materi, metode dan berapa lama training yang
akan diberikan oleh pihak pewaralaba kepada anda sebagai terrwaralaba.
b) Marketing. Anda perlu menanyakan srategi, sistem pemasaran, serta marketing tools
seperti apa yang akan diberikan oleh pewaralaba kepada terwaralaba.
c) Team force. Anda perlu memastikan apakah ada juga tim intidari pewaralaba pada
saat awal pembukaan.
Menurut Longenecker, dkk., (2005) edisi 12. jenis-jenis usaha waralaba ada tujuh, yaitu:
1) Waralaba nama dagang dan produk (product and trade name franchise). Bantuan-
bantuan hak menggunakan/menjuai nama dagang dan produk yang telah dikenal luas
(grants the right to use a widely recognized product or name).
2) Waralaba unit tunggal (single unit franchise). Waralaba jenis ini merupakan waralaba
paling sederhana dan paling banyak digunakan karena kemudahannya. Pewaralaba
memberikan hak kepada terwaralaba untuk menjalankan usaha atas nama usahanya
11
dengan panduan prosedur yang telah ditetapkan umnya. Terwaralaba hanya diperke
untuk menjalankan usahanya di sebuah gerai yang telah disepakati.
3) Waralaba format bisnis (business format franchise). Menyediakan seluruh sistem
pemasaran dan petunjuk yang terus-menerus dari pewaralaba (providesan entire
marketing system and ongoing guidance from the franchisor).
4) Waralaba dukung-mendukang (piggyback franchising). Operasi suatu waralaba ritel
dalam fasilitas fisik/bangunan toko terwaralaba (the operation of a ritelfranchise
within the plrysical facilities of a host store).
5) Waralaba pemegang lisensi pemilik (master licensee). Perusahaan independent atau
individu yang bertindak sebagai agen penjualan produk dengan tanggung jawab untuk
menemukan terwaralaba baru dengan batasan suatu teritorial khusus. (An independent
firm or individual acting as a sales agent with the responsibility for finding new
franchises within a specified territory). Format master francftise memberikan hak
pada pemegangnya untuk menjalankan usahanya di eritorial ataupun sebuah sistem,
dan bukan hanya membuka usaha, pemegang hak dapat menjual lisensi kepada sub
waralaba dengan ketentuan yang telah disepakati kedua belah pihak.
6) Waralaba kepemilikan multiunit/kelipatan (multiple-unit ownership). Mengangkat
penerima hak (terwaralaba) tunggal untuk memiliki lebih dari satu gerai waralaba atau
dapat membuka beberapa gerai dari perusahaan yang sama (holding by a single
franchisee of more than one franchise from the same company).
7) Waralaba pengembang wilayah (area developers). Perora au perusahaan yang
memperoleh hak untuk membuka beberapa gerai waralaba dalam wilayah yang telah
ditentukan (individuals or firms that obtain the legal right to open several frqnchised
outlets in a given area).Padawaralaba jenis ini, terwaralaba memperoleh hak untuk
menjalankan usahanya dalam sebuah teritoriai tertentu, misalkan pada sebuah propinsi
ataupun kota, dengan jumlah cabang yang lebih dari 1 gerai.
Prinsip dasar atau syarat utama dalam pelaksanaan usaha waralaba, antara lain:
1) Pewaralaba harus hidup dari royalti (bagi keuntungan) yang dibayarkan oleh
terwaralaba sebagai pemakai format bisnis yang telah diciptakan oleh pewaralaba.
12
2) Pewaralaba harus bersedia memberikan informasi yang berkaitan dengan produk dan
atau jasa yang akan diwaralabakan secara jujur, benar, lengkap, transparan, serta tidak
ada unsur kesengajaan dalam menyembunyikan informasi atau ketidakbenarannya.
3) Jaringan waralaba harus besar agar royalti yang didapat mampu membiayai
operasional bisnis dari pewaralaba, sehingga dapat mengembangkan usaha lebih baik.
4) Seluruh distribusi bahan baku sebaiknya dijagaoleh pewaralaba untuk mengukur
volume bisnis dan menjaga kualitas bahan baku.
5) Secara prinsip, terwaralaba bisa mendapatkan harga beli yang lebih murah dari harga
jual pewaralaba kepada pelanggan.
6) Terwaralaba menlukai bisnis yang dibelinya, memiliki komitmen penuh, dan percaya
akan potensi itu.
7) Terwaralaba sebaiknya bekerja keras berpengabdian dan percaya bahwa sukses
berasal dari dirinya sendiri bukan dari pewaralaba.
8) Terwaralaba sebaiknya memiliki tipe owner-operator, yakni bersedia terlibat dalam
pengelolaan gerainya minimal 45 jam per minggu..
9) Terwaralaba harus memahami bahwa bergabung dengan sistem waralaba bukan untuk
mencari kambing hitam bila usaha gagal atau merugi.
10) Terwaralaba sebaiknya memahami setiap usaha pasti ada risiko gagal dan
memiliki/membeli bisnis dengan sistem usaha waralaba tidak selalu menjamin
kesuksesan.
11) Terwaralaba sebaiknya memahami keunggulan dan kelemahan jika bergabung pada
usaha waralaba.
12) Terwaralaba harus memiliki kemampuan manajemen yang memadai, termasuk
mengelola sumber daya manusia (SDM) dan pelayanan pelanggan sepenuh hati.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh terwaralaba sebelum membeli usaha
sistem waralaba yaitu:
1) Berapa lama usaha waralaba tersebut telah berjalan dan berapa lama usaha tersebut
telah diwaralabakan.
2) Kesehatan keuangan dan rekam jejak (track record) yang baik. Sebelum memutuskan
untuk membeli, kenali dengan baik rekam jejak perusahaan yang akan Anda beli.
Banyak-banyaklah membaca majalah ataupun tabloid yang berhubungan dengan
13
usaha dan bisnis, simak rubrik opini dan pertanyaan dari pembaca karena sering kali
dapat diperoleh insight yang bermanfaat mengenai sebuah usaha waralaba yang
sedang diteiaah. Misalnya tabloid Peluang Usaha, majalah Franchising, dan lain-lain.
3) Berapa banyak jumlah terwaralaba yang telah berjalan atau juga berapa banyak
jumlah gerai yang telah beroperasi dan berjalan sehat.
4) Nilai atas produk dan atau jasa daiam hubungannya dengan kemampuan bertahan atas
produk/jasa dalam jangka panjang, apakah akan terpengaruh oleh teknologi, atau
seberapa banyak pesaing yang ingin memasuki pasar yang sama, dan sebagainya.
5) Keharusan untuk membeli bahan baku dari pewaralaba. Unt produk tertentu, ada
kalanya pewaralaba mengharuskan bahan baku dibeli dari pihak mereka, tergantung
dari jenis produk mereka, hal ini dapat menguntungkan atau malah merugikan.
6) Jenis promosi yang dilakukan oleh pihak pewaralaba, apakah memadai dan apakah
metode komunikasinya dirasakan telah sesuai dengan target pasar.
7) Ada baiknya bila calon terwaralaba dapat melihat lebih dahulu contoh isi kontrak
yang akan disetujui.
8) Estimasi keuntungan dan bahkan estimasi kerugian yang diproyeksikan dengan
realistis.
9) Batasan-batasan yang diberlakukan oleh pewaralaba untuk kegiatan operasi dan
keuangan perusahaan.
10) Adanya target penjualan ataupun omzet yang diterapkan pada terwaralaba.
Sebagai calon terwaralaba anda tidak boleh mengandalkan informasi satu arah dari
pewaralaba saja sepenuhnya. Menurut Bambang N. Rachmadi (2007), sebelum anda memilih,
sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut.
1) Jangan mudah percaya dengan brosur, lebih-lebih kepada calo usaha waralaba.
2) Jangan berharap ingin cepat kaya yang berlebihan.
3) Jangan memilih waralaba hanya karena harganya yang murah.
4) Tentukan tujuan anda memasuki bisnis waralaba.
5) Perhatikan tingkat risiko usaha waralaba yang anda pilih.
6) Hati-hati dengan factor subjektivitas atau emosional.
7) Hindari pewaralaba yang hanya memiliki satu jenis produk.
8) Hindari waralaba yang membutuhkan banyak karyawan.
14
9) Hindaari pewaralaba yang terjerat masalah hukum.
10) Selidiki seberapa banyak terwalaba yang gagal.
11) Pelajari dukungan promosi pewarabala selama ini.
12) Kunjungi beberapa pewaralaba sebagai perbandingan.
13) Pelajari dokumen dan informasi yang sudah diperoleh.
14) Mengunjungi atau bertukar pikiran dengan pewaralaba lain yang sudah membelinya
terlebih dahulu.
15) Pelajari laporan keuangan pewaralaba.
16) Bandingakan tingkat penghasilan usaha waralaba yang akan anda beli dengan
penghasilan deposito atas rencana investasi anda.
17) Pertimbangkan besarnya franchise fee, royalty, dan fee lainnya.
1. Pewaralaba akan mengirim brosur dan bahan-bahan lan pada anda. Banyak pula
pewaralaba yang memberikan pertanyaan/kuesioner yang lengkap. Permintaan anda
akan diproses berdasarkan pertukaran informasi yang dating pada pewaralaba.
c. Status hokum
e. Biaya-biaya lain
f. Investasi awal
h. Obligasi terwaralaba
15
3. Ketahui berapa banyak terwaralaba yang telah ikut pewaralaba yang akan anda beli.
Temui secara langsung pemik perusahaan pewaralaba dan para tewaralaba tersebut,
dan perhatikan secara detail segala opini dari pewaralaba dan terwaralaba. Tanyakan
pada pemilik bisnis itu mengenai dukungan (support) apa saja yang akan anda
peroleh, seperti pelatihan, promosi dan panduan yang akan diterima ketika mereka
pertama kali mengikuti waralaba ini.
4. Lihat rencana bisnis pewaralaba, manual pengoperasian, dan analisis pasar. Cobalah
untuk bertemu dengan pewaralaba secara perorangan. Buatlah pertemuan dengan
personel operasi waralaba yang akan bertransaksi dengan anda. Simpan semua
pertanyaan berikut ini:
a. Apakah berbagai informasi yang diberikan kepada anda sudah benar, jujur,
lengkap, transparan dan jelas ?
b. Apakah visi dan misinya sama dengan visi dan misi anda?
d. Apakah hal-hal yang dia katakana sesuai dengan apa yang terwaralaba lain
katakana?
Kriteria untuk mengajukan Franchise menurut PP. No.42 Tahun 2007 tentang waralaba:
1. Terbukti memberi keuntungan. Hati-hati sebab banyak perusahaan yang baru satu
tahun, tetapi sudah terlalu berani untuk menawarkan system waralaba.
2. Memiliki SOP manual tertulis untuk pelayanan dan kualifikasi barang dan atau jasa
yang ditawarkan. Banyak pewaralaba yang tidak mampu merumuskan SOP secara
tertulis dan tidak jarang yang SOP-nya dirahasiakan oleh pihak pewaralaba dan masih
dianggap sebaga scret (rahasia) bisnis.
3. Manajemennya mudah diajarkan dan diterapkan. Pelajari dengana saksama apakah
system manajemennya bersedia untuk diajarkan dan dapat dengan mudah diterapkan.
16
4. Memberikan dukungan berkesinambungan kepada terwaralabaa. Hindari pewaralaba
yang tinggi, sehingga menyulitkan keuangan bagi terwaralaba di kemudian hari.
5. Memiliki hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar di instansi berwenang.
Pastikan bahwa produk dan atau jasa usaha waralaba yang akan anda beli telah
memperoleh HAKI dari instansi berwenang tidak sekedar "katanya" atau informasi
menurut versi franschisor atau pewaralaba sendiri.
1. Kemungkinan sukses lebih tinggi dibandingkan bila mulai usaha dari nol.
2. Merek bisnis sudah terbukti dikenal luas.
3. Tuntutan syarat khusus (prakualifikasi) bagi terwaralaba.
4. Tersedia pelatihan oleh pewaralaba bagi calon terwaralaba.
5. Percepatan perluasan usaha dengan modal relative rendah.
6. Efesiensi dalam meraih target pasar melalui promosi bersama.
7. Terbentuknya kekuatan ekonomi dalam jaringan distribusi.
8. Menggantikan kebutuhan personel pewaralaba dengan para operator yang dimiliki
oleh terwaralaba (slim organization)
9. Pemilik gerai memiliki motivasi tinggi karena menyangkut pengembalian investasi
dan keuntungan usaha yang cepat.
10. Disediakan bantuan atau pinjaman keuangan oleh pewaralba kepada terwaralaba.
11. Bantuan manfaat operasi dari pewaralaba kepada terwaralaba.
17
5. Perlu peruabahan paradoigma (paradigm shift) atas materi yang dijual.
6. Untuk membentuk system usaha yang baku, perlu adanya proses yang lebih
birokratis.
2.10. Dampak Positif dan Negatif Usaha Waralaba.
18
9. Dalam waralaba, lisensi, dan atau royalty fee sebagai suatu system dan atau format
bisnis yang dituangkan dalam suatu perjanjian waralaba antara pewaralaba (sebagai
pemilik dari intelektual, brand, logo dan system operasi) dan terawalaba (sebagai
penerima konsep, system, penemuan, proses, HAKI, logo, dan merek), royalty fee
wajib dibayarkan oleh terwaralaba kepada pewaralaba setiap bulan/triwulan atau
sesuai dengan perjanjian.
10. Mengenai beberapa besarnya hak waralaba, lisensi, dana tau royalty fee: bergantung
jenis usaha serta hitung-hitungan dari pewaralaba yang mencakup aspek feasibility
atau kelayakan suatu usaha waralaba. Namun menurut penulis, besarnya franchise,
lisensi, dana tau royalty fee yang wajarbseperti diluar negeri, yakni antara 1 - 12
persen. Jika lebih dari itu, dapat dikatakan sudah tidak wajar, dan presentase
waralaba, lisensi, dana tau royalty fee tersebut sebaiknya disepakati dihitung dari net
profit bukan dari omzet kotor seperti yang banyak ditawarkan oleh para pewaralaba di
Indonesia.
11. Keberadaan waralaba, lisensi, dana tau royalty fee sudah seharusnya dijadikan.
sumber uatama pendapatan pewaralaba demi kelangsungan hidup usahanya, karena
bagaimana pun juga pewaralaba membutuhkan dana tersebut untuk membiaya segala
pengeluaran untuk mendukung usahanya seperti; membiayar biaya supervise, biaya
pengawasan dan biaya on going assistant secara terus menerus.
12. Meskipun hak waralaba, lisensi, dana tau royalty fee sewajarnya ada dan harus ada
dalam waralaba, namun sebaiknya fee atau biaya atas waralaba, lisensi dana tau
royalty harus sama atau proposional untuk setiap terwaralaba sepperti tercantum pada
peraturan pemerintah dan undang-undang. Jadi, tidak boleh ada diskriminasi waralaba
asing dan local, meskipun pewaralaba, memiliki terwaralaba di beberapa daerah
dengan omzetnya yang berbeda - beda. Misalnya, jika pihak oewaralaba di beberapa
mematok fee atas waralaba, lisensi, dana tau royalty sebesar 5 persen, semua
terwaralaba seharusnya juga membayar 5 persen. Oleh karena itu, usaha waralaba
harus memiliki omzet yang memadai.
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
20
Untuk itu pengusaha UKM perlu meningkatkan profesionalismenya agar mampu meraih
sukses dalam mengelola waralaba. Faktor kemampuan, motivasi, hubungan UKM franchisor
dan struktur manajemen, merupakan faktor kristikal yang sangat mempengaruhi keberhasilan
bisnis waralaba dan penerapannya.Dalam rangka memberikan kepastian hukum dalam bisnis
waralaba maka perlu adanya perangkat perundang-undangan dan sistem pendanaan yang
memungkinkan KUKM lebih berperan dalam pengembangan usaha waralaba. Oleh karena itu
pemerintah berkewajiban.
Untuk mendorong sistem waralaba khususnya paket-paket usaha yang diciptakan oleh
pengusaha dalam negeri (hak kekayaan intelektualnya) dan diterapkan kepada pengusaha
UKM yang merupakan fondasi perekonomian Indonesia jangka Panjang Waralaba
(Franchise) merupakan suatu bentuk bisnis kerjasama yang dilakukan oleh dua belah pihak,
dimana pihak pertama (franchisor) memberikan hak kepada pihak kedua (franchisee) untuk
menjual produk atau jasa dengan memanfaatkan merk dagang yang dimiliki oleh pihak
pertama (franchisor) sesuai dengan prosedur atau sistem yang diberikan.
3.2. Saran
Adapun yang harus dilakukan oleh calon franchisee untuk dapat mengetahui propek
franchise yang akan dibelinya antara lain:
Pertama, lihatlah bisnis yang sudah berjalan, apakah sukses atau tidak. Sukses atau
tidaknya suatu bisnis secara detail dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan.
Kedua, lihatlah apa yang menjadi daya tarik dari bisnis tersebut. Apakah kelebihan bisnis
tersebut yang dapat menarik pengunjung labih banyak dibandingkan dengan bisnis sejenis.
Hal ini penting karena dalam memasarkan sebuah barang atau jasa, differensiasi atau
keunikan menjadi hal utama dalam menarik minat pengunjung.
Ketiga, telitilah apakah perusahaan tersebut sudah memiliki sebuah sistem dan prosedur
standar dalam menjalankan bisnisnya. Sistem ini harus sudah teruji mampu mengatasi
masalah yang mungkin terjadi dilapangan. Selain itu program promosi yang dilakukan oleh
franchisor harus diketahui oleh franchisee, karena promosi ini sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan bisnis.
Keempat, cari tahu sudah berapa banyak franchisee yang menjalankan franchise tersebut,
dan jika memungkinkan carilah informasi dari para franchisee itu mengenai bisnis yang
21
sudah berjalan, dukungan dari franchisor dalam mengatasi masalah dan prospek kedepan
mengenai bisnis tersebut.
Kelima, cari tahu mengenai franchise lain yang bergerak di bidang usaha yang sama, apa
saja kelebihan dan kekurangan franchise tersebut dibandingkan franchise yang sedang kita
bidik, untuk mendapatkan pandangan yang lebih objektif dalam menentukan pilihan. Siapa
tahu ada franchise lain yang memiliki prospek lebih baik.
REFENSI
22