MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis yang diampu oleh
Dr. Dailibas.,SE.,Ak.,M.Ak.,MM.,CS.,PIA.,CFrA
Disusun oleh :
KELOMPOK 3
Siti Humayah 1810631030102
Zahra Zetira 1810631030111
Khania Putri Utami 1810631030113
Yonaya Salma 1810631030187
Yuliana Fitri 1810631030228
Evelin Bertauli 1810631030203
HUKUM BISNIS 6 D
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-
Nya, sehingga kami selaku kelompok penyusun dapat menyelesaikan makalah “Aspek Hukum Waralaba
(Franchise)” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Hukum Bisnis”, Dalam makalah ini kami
banyak mendapat bantuan dari berbagai referensi buku dan website, selain itu makalah ini berisikan
tentang Aspek Hukum Waralaba (Franchise) yang merupakan suatu bentuk bisnis kerjasama yang
dilakukan oleh dua belah pihak, dimana pihak pertama (franchisor) memberikan hak kepada pihak kedua
(franchisee) untuk menjual produk atau jasa dengan memanfaatkan merk dagang yang dimiliki oleh pihak
pertama (franchisor) sesuai dengan prosedur atau system yang diberikan.
Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kelemahan dan kekurangan, maka saran dan
kritik yang membangun sangat kami butuhkan dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai acuan
pembuatan makalah yang sama dikemudian hari.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, para bisnisman dan orang-orang
yang ingin terjun langsung didunia bisnis hendaknya terlebih dahulu mengetahui dan memahami
hukum bisnis secara detail agar bisnis yang ditekuni berjalan dengan baik dan memberikan
manfaat bagi dirinya dan menyejahterakan masyarakat pada umumnya.
Di Indonesia seperti kebanyakan negara berkembang yang lain, berusaha semaksimal mungkin
untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Untuk itu pengembangan pada sektor ekonomi
menjadi tumpuan utama agar taraf hidup rakyat menjadi lebih mapan. Pembangunan ekonomi
merupakan pengolahan kekuatan ekonomi riil dimana dapat dilakukan melalui penanaman
modal, penggunaan teknologi dan kemampuan berorganisasi atau manajemen.
4
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dari franchisor dan franchise.
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan kepada para pembaca mengenai aspek hukum waralaba (Franchise),
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dari segi bisnis dewasa ini, istilah franchise dipahami sebagai suatu bentuk kegiatan
pemasaran dan distribusi. Di dalamnya sebuah perusahaan besar memberikan hak atau privelege
untuk menjalankan bisnis secara tertentu dalam waktu dan tempat tertentu kepada individu atau
perusahaan yang relative lebih kecil. Franchise merupakan salah satu bentuk metode produksi dan
distribusi barang atau jasa kepada konsumen dengan suatu standard dan system eksploitasi
tertentu. Pengertian standar dan eksploitasi tersebut meliputi kesamaan dan penggunaan nama
perusahaan, merek, serta system produksi, tata cara pengemasan, penyajian dan pengedarannya.
Sementara itu Munir Fuady menyatakan bahwa Franchise atau sering disebut juga dengan
istilah waralaba adalah suatu cara melakukan kerjasama dibidang bisnis antara 2 (dua) atau lebih
perusahaan, dimana 1 (satu) pihak akan bertindak sebagai franchisor dan pihak yang lain sebagai
franchisee, di mana di dalamnya diatur bahwa pihak - pihak franchisor sebagai pemilik suatu
merek dari know - how terkenal, memberikan hak kepada franchisee untuk melakukan kegiatan
bisnis dari atas suatu produk barang atau jasa, berdasar dan sesuai rencana komersil
yang telah dipersiapkan, diuji keberhasilannya dan diperbaharui dari waktu ke waktu, baik atas
dasar hubungan yang eksklusif atau pun noneksklusif, dan sebaliknya suatu imbalan tertentu
akan dibayarkan kepada franchisor sehubungan dengan hal tersebut.
Selanjutnya Munir Fudy mengatakan lagi bahwa Franchisee adalah suatu lisensi kontraktual
diberikan oleh franchisor kepada franchisee yang :
6
2. Memberikan hak kepada franchisor untuk melaksanakan pengawasan berlanjut selama jangka
waktu franchise terhadap aktivitas bisnis franchise oleh franchisee.
3. Mewajibkan pihak franchisor untuk menyediakan bantuan kepada franchisee dalam hal
melaksanakan bisnis franchise tersebut semisal memberikan bantuan pendidikan,
perdagangan, manajemen, dan lain-lain.
Adapun definisi franchise menurut Asosiasi Franchise International adalah “suatu hubungan
berdasarkan kontrak antara franchisor dengan franchisee. Pihak franchisor menawarkan dan
berkewajiban memelihara kepentingan terus–menerus pada usaha franchise dalam aspek–aspek
pengetahuan dan pelatihan. Sebaliknya franchisee memiliki hak untuk beroperasi dibawah
mereka atau nama dagang yang sama, menurut format dan prosedur yang ditetapkan oleh
franchisor dengan modal dan sumber daya franchisee sendiri”.
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia yang dimaksud dengan franchise adalah
“suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek
(franchisor) memberikan hak kepada individu perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan
merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka
waktu tertentu meliputi area tertentu”.
1. Franchise (waralaba) adalah suatu strategi pengembangan produk, jasa atau teknologi yang
saling berkerjasama secara erat antara perusahaan baik secara hukum maupun financial dan
independen yaitu franchisor (pemberi waralaba) dan franchisee ( penerima waralaba).
3. Franchisee, dalam memberikan kontribusi keuangan/finansial, baik secara langsung dan tidak
langsung, metode dan teknik komersial, prosedur, dsb.
7
2007, PP nomor 16 diperbaharui dengan PP Nomor 42 tahun 2007. Selain itu Peraturan
Menteri Perdagangan RI Nomor 12/M-dag/per/3/2006 kemudian Peraturan Menteri Nomor
31/M-DAG /PER/2008 tentang penyelenggraan waralaba.
Selanjutnya untuk sahnya suatu perjanjian menurut pasal 1320 Kitab Undang- Undang
HukumPerdata diperlukan empat syarat yaitu :
2. Kecakapan Bertindak
Selain hal tersebut, didalam peraturan menteri nomor 31 diatur juga perihal
keharusan bagi pemberi waralaba untuk menyampaikan perjanjian waralaba kepada calon
penerima waralaba paling lambat dua minggu sebelum penandatanganan perjanjian.
8
2.3 Keuntungan dan Kekurangan Waralaba (Franchise)
· Bagi para wiraswastawan yang ingin memulai usaha baru akan mendapatkan rencana
operasi bisnis dengan arah yang jelas dari pemberi franchise.
· Penerima franchise diberikan nasihat atau sebuah lokasi usaha yang telah ditetapkan.
· pemberi hak bisa mendapatkan manfaat dari ekspansi cepat dan luas tanpa meminjam
atau menanggung resiko finansial penting.
· Penerima franchise individu dapat melakukan promosi di daerah mereka sesuai dengan
persetujuan yang ada.
· Standarisasi mutu
· Tidak mandiri
9
· Pembuatan struktur yang buruk.
2. Meneliti franchise
a) Pemberi waralaba tidak perlu mempersiapkan dana sebagai modal untuk meningkatkan
kecepatan pertumbuhan usahanya.
b) Organisasi pemberi waralaba mampu memperluas jaringan usahanya secara cepat, tanpa
memerlukan modal yang besar.
c) Pemberi waralaba tidak perlu menyiapkan sumber daya manusia yang banyak karena sumber
daya manusia tanggung jawab masing-masing pemilik outlet.
d) Pemberi waralaba tidak memiliki aset berupa outlet-outlet dagang karena outlet
tanggungjawab masing-masing penerima waralaba.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup
Waralaba (Franchise) merupakan suatu bentuk bisnis kerjasama yang dilakukan oleh dua
belah pihak, dimana pihak pertama (franchisor) memberikan hak kepada pihak kedua (franchisee)
untuk menjual produk atau jasa dengan memanfaatkan merk dagang yang dimiliki oleh pihak
pertama (franchisor) sesuai dengan prosedur atau system yang diberikan.
Waralaba merupakan salah satu bentuk perikatan/atau perjanjian dimana kedua belah
pihak harus memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing. Perjanjian waralaba adalah
perjanjian yang tidak bertentangan dengan undang-undang, agama, ketertiban umum, dan
kesusilaan. Kemudian banyak orang yang mengatakan bahwa waralaba itu sama dengan lisensi,
padahal pada kenyataannya kedua istilah tersebut berbeda baik dari segi pengertian maupun dari
segi pengaplikasiannya. Lisensi merupakan pemberian hak merk/hak cipta kepada pihak tertentu
dan tidak mempunyai tanggung jawab untuk melakukan bimbingan ataupun pelatihan kepada
penerima lisensi. Sedangkan di dalam bisnis waralaba, pihak franchisor mempunyai kewajiban
untuk memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pihak franchisee.
3.2 Saran
Demikianlah makalah singkat tentang Menganalisis Franchise/Waralaba yang dapat kami
sampaikan, apabila terdapat banyak kesalahan atau kekurangan di dalam penulisan makalah ini,
sudi kiranya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami sangat mengharapkan kritik dan
sarannya dari pembaca yang budiman sekalian yang bersifat membangun bagi kami demi
kesempurnaan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Silondoe, Arus Akbar, dkk. 2013. Aspek Hukum dalam Ekonomi dan Bisnis (Edisi Revisi).
Jakarta:Mitra Wacana Media
http://subaripemuda.blogspot.co.id/2015/06/makalah-franchise-waralaba-lengkap.html
http://al-poenya.blogspot.co.id/2012/04/makalah-pelaksanaan-bisnis-waralaba.html.
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/103122antisipasi.kasus.mcd.waralaba.html
12