Anda di halaman 1dari 18

ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN TIDAK SEHAT

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis yang diampu oleh
Dr. Dailibas.,se.,ak.,m.Ak.,mm.,ca.,pia.,CFrA

Disusun oleh :
KELOMPOK 5
Siti Humayah 1810631030102
Zahra Zetira 1810631030111
Khania Putri Utami 1810631030113
Yonaya Salma 1810631030187
Yuliana Fitri 1810631030228

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena izin-Nya penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa penyusun
kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan penyusun yakni Nabi
Muhammad SAW. beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh insan
yang dikehendaki-Nya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas makalah
mata kuliah Hukum Bisnis yang berjudul “Anti Monopoli dan persaingan
tidak sehat”. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun tugas makalah ini. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para
pembaca.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Penyusun
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun, demi perbaikan
tugas yang akan penyusun buat dimasa mendatang. Penyusun memohon maaf
jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
Wasaalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Karawang, 6 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................5
2.1 Pengertian anti Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat................................5
2.2 Asas dan tujuan monopoli...............................................................................5
2.3 Kegiatan yang dilarang dalam monopoli........................................................6
2.4 Perjanjian yang dilarang dalam monopoli dan persaingan tidak sehat.......6
2.5 Hal - hal yang dikecualikan dalam Undang – undang anti monopoli...........9
2.6 Sanksi dalam monopoli dan persaingan usaha............................................10
BAB III PENUTUP........................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangan dunia ekonomi saat ini, praktik monopoli dan

persaingan tidak sehat merupakan permasalahan dunia ekonomi yang selalu

timbul dalam kegiatan bisnis. Sehingga diperlukan adanya pemisahan aturan

hukum yang mengatur permasalahan tersebut. Dalam kegiatan ekonomi,

hukum sangat diperlukan untuk mencegah timbulnya konflik antar warga

yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi, menciptakan keadilan bagi

masyarakat dalam kegiatan jual beli, dan dalam rangka memenuhi kebutuhan

dan kesejahteraan masyarakat.

Pada tanggal 5 Maret 1999, Pemerintah membuat peraturan mengenai

Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat yang diatur dalam

UU No.5 Tahun 1999, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terlibat

dalam berbagai perundingan kerjasama perdagangan Indonesia dengan

berbagai negara atau organisasi internasional seperti Jepang, Australia,

Selandia Baru, ASEAN, OPEC dan sebagainya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penyusun pun

tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “Anti Monopoli dan

Persaingan Tidak Sehat”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun dapat merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud anti monopoli dan persaingan tidak sehat ?

4
5

2. Apa asas dan tujuan monopoli dan persaingan tidak sehat ?

3. Apa saja kegiatan yang dilarang dalam monopoli ?

4. Bagaimana perjanjian yang dilarang daam monopoli dan persaingan

tidak sehat ?

5. Apa saja hal-hal yang dikecualikan dalam undang–undang monopoli ?

6. Bagaimana sanksi dalam monopoli dan persaingan usaha ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun dapat merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Mengetahui apa yang dimaksud anti monopoli dan persaingan tidak

sehat.

2. Mengetahui apa asas dan tujuan monopoli dan persaingan tidak sehat.

3. Mengetahui apa saja kegiatan yang dilarang dalam monopoli.

4. Mengetahui bagaimana perjanjian yang dilarang dalam monopoli dan

persaingan tidak sehat.

5. Mengetaui apa saja hal - hal yang dikecualikan dalam undang- undang

monopoli.

6. Mengetahui bagaimana sanksi dalam mnopoli dan persaingan usaha.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian anti Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat

Menurut UU nomor 5 tahun 1999 pasal 1 butir 1 UU Antimonopoli,

Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang

dan/atau atas penggunaan jasa tertentu oleh suatu pelaku usaha atau suatu

kelompok usaha. Persaingan usaha tidak sehat (curang) adalah suatu

persaingan antara pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan

atau pemasaran barang atau jasa dilakukan dengan cara melawan hukumatau

menghambat persaingan usaha.

Dalam UU nomor 5 tahun 1999 pasal 1 butir 6 UU Antimonopoli,Persaingan

curang (tidak sehat ) adalah persaingan antara pelaku usaha dalam

menjalankan kegiatan produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang

dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat

persaingan usaha.

2.2 Asas dan tujuan monopoli

1. Asas

Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya

berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan

antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum.

2. Tujuan

Undang-Undang (UU) persaingan usaha adalah Undang-undang No. 5

Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

6
Usaha Tidak Sehat (UU No.5/1999) yang bertujuan untuk memelihara

pasar

7
8

kompetitif dari pengaruh kesepakatan dan konspirasi yang cenderung

mengurangi dan atau menghilangkan persaingan. Kepedulian utama

dari UU persaingan usaha adalah promoting competition dan

memperkuat kedaulatan konsumen.

2.3 Kegiatan yang dilarang dalam monopoli

Yaitu melakukan kontrol produksi dan/atau pemasaran melalui pengaturan

pasokan, pengaturan pasar yang dapat menyebabkan praktek monopoli

dan/atau persaingan usaha tidak sehat.

2.4 Perjanjian yang dilarang dalam monopoli dan persaingan tidak sehat

1. Oligopoli

Keadaan pasar dengan produsen dan pembeli barang hanya berjumlah

sedikit, sehingga mereka atau seseorang dari mereka dapat mempengaruhi

harga pasar.

2. Penetapan Harga

Dalam rangka penetralisasi pasar, pelaku usaha dilarang membuat

perjanjian antara lain :

1) Perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan

harga atas barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh

konsumen pada pasar bersangkutan yang sama.

2) Perjanjian yang mengakibatkan pembeli yang harus membayar

dengan harga yang berbeda dari harga yang harus dibayar oleh

pembeli lain untuk barang dan jasa yang sama.


9

3) Perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan

harga dibawah harga pasar.

4) Perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan

bahwa penerima barang dan atau jasa tidak menjual atau memasok

kembali barang dan atau jasa yang diterimanya dengan harga lebih

rendah daripada harga yang ttelah dijanjikan.

3. Pembagian Wilayah

Mengenai pembagian wilayah, pelaku usaha dilarang membuat perjanjian

dengan pelaku usaha pesaingnya yang bertujuan untuk membagi wilayah

pemasaran atau alokasi pasar terhadap barang dan atau jasa.

4. Pemboikotan

Pelaku usaha dilarang untuk membuat perjanjian dengan pelaku usaha

pesaingnya yang dapat menghalangi pelaku usaha lain untuk melakukan

usaha yang sama, baik untuk tujuan pasar dalam negeri maupun pasar luar

negeri.

5. Kartel

Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha

pesaingnya yang bermaksud untuk mempengaruhi harga dengan mengatur

produksi dan atau pemasaran suatu barang dan atau jasa.

6. Trust

Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain

untuk melakukan kerja sama dengan membentuk gabungan perusahaan

atau perseroan yang lebih besar, dengan tetap menjaga dan

mempertahankan kelangsungan hidup masing – masing perusahaan yang


10

bertujuan untuk mengontrol produksi dan atau pemasaran atas barang dan

atau jasa.

7. Oligopsoni

Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang

bertujuan untuk secara bersama- sama menguasai pembelian atau

penerimaan pasokan agar dapat mengendalikan harga atas barang dan atau

jasa dalam pasar bersangkutan. Pelaku usaha patut diduga secara

bersama- sama menguasai pembelian atau penerimaan pasokan, apabila

dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih

dari 75 % pangsa pasar satu jenis barang/ jasa tertentu.

8. Integrasi vertikal

Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usah lain yang

bertujuan untuk menguasai produksi sejumlah produk yang termasuk

dalam rangkaian produksi barang dan atau jasa tertentu yang mana setiap

rangkaian produksi merupakan hasil pengelolaan atau proses lanjutan baik

dalam satu rangkaian langsung maupun tidak langsung.

9. Perjanjian tertutup

Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang

memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa

hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang dan atau jasa

tersebut kepada pihak tertentu dan atau pada tempat tertentu. Pelaku usaha

dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain yang memuat persyaratan

bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu harus bersedia
11

membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku. Pelaku usaha dilarang

membuat perjanjian mengenai harga atau potongan harga tertentu atas

barang dan atau jasa.

10. Perjanjian dengan pihak luar negeri

Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak luar negeri yang

memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli

dan atau persaingan usaha tidak sehat.

2.5 Hal - hal yang dikecualikan dalam Undang – undang anti monopoli

1. Pasal 50

1) Perbuatan dan atau perjanjian yang bertujuan melaksanakan

peraturan perundang-undangan yang berlaku; atau

2) perjanjian yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual


seperti lisensi, paten, merek dagang, hak cipta, desain produk

industri, rangkaian elektronik terpadu, dan rahasia dagang, serta

perjanjian yang berkaitan dengan waralaba; atau

3) Perjanjian penetapan standar teknis produk barang dan atau jasa


yang tidak mengekang dan atau menghalangi persaingan; atau

4) Perjanjian dalam rangka keagenan yang isinya tidak memuat

ketentuan untuk memasok kembali barang dan atau jasa dengan

harga yang lebih rendah.

2. Pasal 51
12

Monopoli dan atau pemusatan kegiatan yang berkaitan dengan

produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang menguasai

hajat hidup orang banyak serta cabang-cabang produksi yang penting

bagi negara diatur dengan undang-undang dan diselenggarakan oleh

Badan Usaha Milik Negara dan atau badan atau lembaga yang

dibentuk atau ditunjuk oleh Pemerintah.

2.6 Sanksi dalam monopoli dan persaingan usaha

Tindakan Administratif UU Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 47 :

1. Komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif

terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan Undang-undang ini.

2. Tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat

berupa:

a. Penetapan pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 sampai dengan Pasal 13, Pasal 15, dan Pasal 16; dan

atau

b. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi

vertikal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14; dan atau

c. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan

yang terbukti menimbulkan praktek monopoli dan atau

menyebabkan persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan

masyarakat; dan atau

d. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan

penyalahgunaan posisi dominan; dan atau


13

e. Penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan

badan usaha dan pengambilalihan saham sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 28; dan atau

f. Penetapan pembayaran ganti rugi; dan atau

g. Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1.000.000.000,00

(satu miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp

25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah).

Pidana Pokok Pasal 48:

1. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 4, Pasal 9 sampai dengan Pasal 14,

Pasal 16 sampai dengan Pasal 19, Pasal 25, Pasal 27, dan Pasal 28

diancam pidana denda serendah-rendahnya Rp 25.000.000.000,00 (dua

puluh lima miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp 100.000.000.000,00

(seratus miliar rupiah), atau pidana kurungan pengganti denda selama-

lamanya 6 (enam) bulan.

2. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 5 sampai dengan Pasal 8, Pasal 15,

Pasal 20 sampai dengan Pasal 24, dan Pasal 26 Undang-undang ini

diancam pidana denda serendah-rendahnya Rp 5.000.000.000,00 ( lima

miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh

lima miliar rupiah), atau pidana kurungan pengganti denda selama-

lamanya 5 (lima) bulan.

3. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 41 Undang-undang ini diancam

pidana denda serendah-rendahnya Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar


14

rupiah). dan setinggi-tingginya Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah),

atau pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 3 (tiga) bulan.

Pidana Tambahan Pasal 49:

Dengan menunjuk ketentuan Pasal 10 Kitab Undang-undang Hukum Pidana

terhadap pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 48 dapat dijatuhkan pidana

tambahan berupa:

1. Pencabutan izin usaha; atau

2. Larangan kepada pelaku usaha yang telah terbukti melakukan

pelanggaran terhadap undang-undang ini untuk menduduki jabatan direksi

atau komisaris sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan selama-lamanya 5

(lima) tahun; atau penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang

menyebabkan timbulnya kerugian pada pihak lain.


15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan


Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, bahwa Monopoli
adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas
penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok
pelaku usaha.
Secara umum, materi dari Undang-Undang Tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ini bagian pengaturan yang
terdiri dari :
a. perjanjian yang dilarang;
b. kegiatan yang dilarang;
c. ketentuan lain-lain.
Agar implementasi undang-undang ini serta peraturan pelaksananya dapat
berjalan efektif sesuai asas dan tujuannya, maka perlu dibentuk Komisi
Pengawas Persaingan Usaha, yaitu lembaga independen yang terlepas dari
pengaruh pemerintah dan pihak lain, yang berwenang melakukan
pengawasan persaingan usaha dan menjatuhkan sanksi. Sanksi tersebut
berupa tindakan administratif (Pasal 47), sanksi pidana adalah wewenang
pengadilan yang meliputi sanksi pidana pokok (Pasal 48), dan sanksi
pidana tambahan (Pasal 49).

DAFTAR PUSTAKA

16
Lubis, Andi Fahmi, et al. 2017. Hukum Persaingan Usaha. Edisi Kedua. Jakarta: Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
http://campideal.wordpress.com/2010/08/16/ringkasan-hukum-anti-monopoli-dan-
persaingan-usaha/
http://alicyborg.blog.com/2011/09/20/undang-undang-anti-monopoli-dan-
dampaknyahttp://alicyborg.blog.com/2011/09/20/undang-undang-anti-monopoli-
dan-dampaknya-terhadap-bisnis-usaha-kecil-dan-menengah/terhadap-bisnis-
usaha-kecil-dan-menengah/
http://rujakcom.blogspot.com/2012/04/anti-monopoli-dan-persaingan-tidak.html

17

Anda mungkin juga menyukai