Tentang :
“Jaminan Fidusia”
Disusun oleh :
Kelompok 1 (Satu)
FAKULTAS HUKUM
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, hidayah
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “JAMINAN
FIDUSIA”. Maksud dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai pemenuhan salah satu
tugas Hukum Perdata sekaligus sebagai pertanggung jawaban secara tertulis mengenai judul
yang dibuat pada pelaksanaan tugas ini.
Karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, penyusun sepenuhnya
menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan serta
belum mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak dalam kesempurnaan karya tulis selanjutnya.
Pembuatan makalah ini tak lepas dari dukungan dan bimbingan dari beberapa pihak yang
telah membantu demi kelancarannya pelaksanaan tugas hukum perdata ini. Pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan penghormatan serta ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada.
1. Allah SWT, yang telah memberikan umur, kesehatan, kekuatan, kemudahan dan nikmat-
nikmat lainnya yang tak dapat dihitung jumlahnya.
2. Seluruh keluarga yang selalu memberikan dorongan semangat nasihat, do’a, serta dukungan
baik moril maupun materil kepada penulis untuk meningkatkan semangat belajar.
3. Seluruh staf dosen pengajar Ilmu Hukum Universitas Langlangbuana Bandung.
4. Semua teman-teman mahasiswa jurusan Ilmu Hukum Angkatan 2022.
5. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan dan membantu melancarkan penyusunan karya tulis ilmiah ini.
i
Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ini tidak hanya dapat bermanfaat bagi penulis
tetapi juga bermanfaat bagi orang lain, khususnya bagi para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB 1 PENAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................................................1
1.3 Batasan Masalah...............................................................................................................2
1.4 Tujuan Penulisan...............................................................................................................2
1.5 Manfaat Penulisan.............................................................................................................2
BAB 2 TEORI.................................................................................................................................3
2.1 Definisi Jaminan Fidusia...................................................................................................3
2.2 Dasar Hukum Fidusia........................................................................................................3
2.3 Objek dan Subjek Jaminan Fidusia...................................................................................4
2.4 Pembebanan Fidusia.........................................................................................................5
2.5 Pendaftaran Jaminan Fidusia............................................................................................6
2.6 Hapusnya Jaminan Fidusia................................................................................................7
2.7 Eksekusi Jaminan Fidusia.................................................................................................7
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................11
3
4
BAB 1
PENAHULUAN
Terdapat kasus – kasus dimana barang objek jaminan utang masih tergolong
barang bergerak, tetapi pihak debitur enggan menyerahkan kekuasaan atas barang
tersebut kepada kreditur, sementara pihak kreditur tidak mempunyai kepentingan bahkan
kerepotan jika barang tersebut diserahkan kepadanya. Karena itu, dibutuhkanlah adanya
suatu bentuk jaminan utang yang objeknya masih tergolong benda bergerak tetapi tanpa
menyerahkan kekuasaan atas benda tersebut kepada pihak kreditur. Akhirnya munculah
bentuk jaminan dimana objeknya benda bergerak, tetapi kekuasaan atas benda tersebut
tidak beralih dari debitur kepada kreditur. Inilah yang dinamakan jaminan fidusia.
Jaminan fidusia sangatlah terkait dengan perjanjian yang dilakukan antara pihak
debitur dan kreditur. Namun, banyaknya kreditur – kreditur yang masih awam mengenai
jaminan fidusia, mengakibatkan banyaknya kendaraan yang ditarik paksa oleh pihak
leasing secara sembarang, bahkan tanpa adanya jaminan fidusia terlebih dahulu. Maka
dari itu, penulis tertarik untuk membahas mengenai jaminan fidusia.
1. Masalah yang dibahas akan bersumber dari pandangan hukum perdata Artinya
tidak menurut pandangan lainnya (Hukum Pidana, Hukum Islam, dsb).
2. Penelitian ini lebih menggunakan penalaran yang logis sebagai pembahasan dan
kesimpulan dari suata bahasan.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian makalah ini adalah sebagai
berikut:
2
BAB 2
TEORI
3
a. Bahwa kebutuhan yang sangat besar dan terus meningkat bagi dunia usaha
atas tersedianya dana, perlu diimbangi dengan adanya ketentuan hukum
yang jelas dan lengkap yang mengatur mengenai Lembaga jaminan;
b. Bahwa jaminan fidusia sebagai salah satu bentuk Lembaga jaminan masih
didasarkan pada yurisprudensi dan belum diatur peraturan perundang –
undangan secara lengkap dan komprehensif;
c. Bahwa untuk memenuhi kebutuhan hukum yang dapat lebih memacu
pembangunan nasional dan untuk menjamin kepastian hukum serta
mampu memberikan perlindungan hukum bagi pihak yang
berkepentingan, maka perlu dibentuk ketentuan yang lengkap mengenai
jaminan fidusia dan jaminan tersebut perlu didaftarkan di Kantor
pendaftaran Fidusia;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud dalam
huruf a,b, dan c dipandang perlu membentuk Undang – Undang Jaminan
Fidusia.
UU Nomor 42 Tahun 1999 terdiri atas 8 bab dan 41 pasal. Undang – Undang
ini dimaksudkan untuk :
4
(inventory), benda dagangan, piutang, peralatan mesin, dan kendaraan bermotor,
tetapi dengan berlakunya UU Nomor 42 Tahun 1999, maka objek jaminan fidusia
dibagi dua macam, yaitu :
5
c. Jaminan fidusia dapat diberikan kepada lebih dari satu penerima fidusia
atau kepada kuasa atau wakil dari penerima fidusia.
d. Jaminan fidusia dapat diberikan terhadap satu atau lebih satuan atau jenis
benda termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan
maupun yang diperoleh kemudian. Pembebanan jaminan atas benda atau
piutang yang diperoleh kemudian tidak perlu dilakukan dengan perjanjian
jaminan tersendiri kecuali diperjanjikan lain, seperti :
1) Jaminan fidusia, meliputi hasil dari benda yang menjadi objek jaminan
fidusia;
2) Jaminan fidusia, meliputi klaim asuransi, dalam hal benda yang
menjadi objek jaminan fidusia yang diasuransikan.
6
c. Membayar biaya pendaftaran fidusia
d. Kantor pendaftaran fidusia menerbitkan dan menyerahkan kepada
penerima fidusia sertifikat jaminan fidusia pada tanggal yang sama
dengan penerimaan permohonan pendaftaran. Sertifikat fidusia
merupakan Salinan dari Buku Daftar Fidusia.
e. Jaminan fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal
dicatatnya jaminan fidusia dalam Buku Daftar Fidusia.
7
adalah karena debitur atau pemberi fidusia cedera janji atau tidak memenuhi
prestasinya tepat pada waktunya kepada penerima fidusia.
Untuk melakukan eksekusi terhadap objek jaminan fidusia, maka pemberi fidusia
wajib menyerahkan benda yang menjadi objek jaminan fidusia. Apabila benda yang
menjadi objek jaminan fidusia terdiri atas benda perdagangan atau efek yang dapat dijual
di sapar atau di bursa, penjualannya dapat dilakukan di tempat – tempat tersebut sesuai
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Ada dua kemungkinan dari hasil
pelelangan aau penjualan barang jaminan fidusia, yaitu:
8
Ada dua janji yang dilarang dalam pelaksanaan eksekusi objek jaminan fidusia,
yaitu :
Namun pada Tahun 2021 keluar putusan MK Nomor 18 / PUU-XVII / 2019 dan
Putusan MK Nomor 2 / PUU-XIX / 2021, Mahkamah telah jelas menguraikan mengenai
prosedur penyerahan objek fidusia. Maka kekhawatiran para pemohon mengenai akan
timbulnya eksekusi secara sepihak atau penarikan semena – mena yang dilakukan oleh
kreditur, tidak akan terjadi. Sebab, Mahkamah juga telah mempertimbangkan mengenai
tata cara eksekusi sertifikat jaminan fidusia yang diatur dalam ketentuan lain dalam UU
No.42 Tahun 1999 agar disesuaikan dengan putusan MK Nomor 18 / PUU-XVII / 2019.
Menurut putusan Mk tersebut, pihak kreditur tidak dapat melakukan eksekusi sendiri
secara paksa misalnya dengan meminta bantuan apparat kepolisian, apabila mengenai
cidera janji (wanprestasi) oleh pemberi hak fidusia (debitur) terhadap kreditur yang masih
belum diakui oleh debitur dan debitur keberatan menyerahkan secara sukarela benda
yang menjadi objek dalam perjanjian fidusia. Dalam hal ini Mahkamah telah menegaskan
kembali dalam putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 2 / PUU-XIX / 2021 bahwa
kreditur harus mengajukan permohonan pelaksanaan eksekusi kepada Pengadilan Negeri.
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jaminan Fidusia adalah pengalihan hak atas dasar kepercayaan antara kreditur
dengan debitur dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya diadakan
tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda itu. Fidusia dibebankan kepada pemberi
dan penerima fidusia sehingga meninmbulkan hak dan kewajiban, dengan adanya
putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 2 / PUU-XIX / 2021 yang berarti pihak kreditur
tidak dapat melakukan eksekusi fidusia secara sepihak, namun harus ada izin dari
Pengadilan Negeri untuk melakukan eksekusi fidusia.
10
DAFTAR PUSTAKA
Mertokusumo Sudikno, 2003, Pengantar Hukum Perdata, Sinar Grafika Offset, Jakarta
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/peraturan/detail/
11ead07d33892490bcb8303935313134.html
BAB I_1.pdf (unissula.ac.id)
11