AKAD IJARAH
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
JURUSAN AKUNTANSI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG.............................................................................................................. 1
1.2. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................... 2
1.3. TUJUAN................................................................................................................................... 2
1.4. MANFAAT PENULISAN....................................................................................................... 2
iii
3.3.1.1. Al – Qur’an.....................................................................................8
3.3.1.2. As – Sunnah....................................................................................9
3.3.1.3. Ijma.................................................................................................9
3.3.2. Rukun dan Ketentuan Syariah Akad Ijarah.............................................9
3.3.3. Berakhirnya Akad Ijarah.......................................................................12
3.4. PERLAKUAN AKUNTANSI PADA AKAD IJARAH (PSAK ED 107).................12
3.4.1. Akuntansi Untuk Pemberi Sewa (Mu’jir)..............................................12
3.4.2. Akuntansi Untuk Penyewa (Musta’jir)..................................................14
3.5. ILUSTRASI KASUS AKAD IJARAH................................................................................. 15
BAB IV PENUTUP..............................................................................................18
4.1. KESIMPULAN....................................................................................................................... 18
4.2. SARAN................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................v
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial yang tak dapat hidup tanpa bantuan
orang lain. Dalam hidupnya, manusia bersosialisi dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, yang termasuk di dalamnya merupakan kegiatan ekonomi.
Segala bentuk interaksi social guna memenuhi kebutuhan hidup manusia
memerlukan ketentuan-ketentuan yang membatasi dan mengatur kegiatan tersebut.
Selain dipandang dari sudut ekonomi, sebagai umat muslim, kita juga perlu
memandang kegiatan ekonomi dari sudut pandang islam. Ketentuan-ketentuan
yang harus ada dalam kegiatan ekonomi sebaiknya juga harus didasarkan pada
ssumber-sumber hukum islam, yaitu Al’Qur’an dan Al-Hadits.
1
menjadi rambu-rambu kita dalam bermuamalah dan harus dipatuhi sepenuhnya.
Oleh karena itu, penulis berminat untuk menulis makalah ini yang berjudul “Akad
Ijarah”.
Dari latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut ini:
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pada
makalah ini adalah sebagai berikut ini:
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Akad
2.2. Ijarah
Al Ijarah berasal dari kata Al Ajru yang berarti Al ‘Iwaḍu (ganti). Ijarah
menurut arti bahasa adalah nama upah. Menurut pengertian syara’, Al Ijarah ialah
suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Akad ijarah
merupakan akad yang memfasilitasi transaksi pemindahan hak guna (manfaat)
atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah
tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang.
3
BAB III
PEMBAHASAN
Salah satu bentuk kegiatan manusia dalam muamalah adalah ijarah atau
sewa- menyewa, kontrak, menjual jasa, upah-mengupah dan lain-lain. Al Ijarah
berasal dari kata Al Ajru yang berarti Al ‘Iwaḍu (ganti). Ijarah menurut arti bahasa
adalah nama upah. Menurut pengertian syara’, Al Ijarah ialah suatu jenis akad
untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian.
Akad ijarah mewajibkan pemberi sewa untuk menyediakan aset yang dapat
digunakan atau dapat diambil manfaat darinya selama periode akad dan
memberikan hak kepada pemberi sewa untuk menerima upah sewa. Apabila
terjadi kerusakan yang mengakibatkan penurunan nilai kegunaan dari aset yang
disebabkan dan bukan disebabkan kelalaian penyewa, pemberi sewa berkewajiban
menanggung biaya pemeliharaannya selama periode atau menggantinya dengan
aset sejenis lainnya.
4
Penyewa merupakan pihak yang menggunakan atau mengambil manfaat
atau aset sehingga penyewa berkewajiban membayar sewa dan menggunakan aset
sesuai dengan kesepakatan, tidak bertentangan dengan syariah dan merawat atau
menjaga keutuhan aset tersebut. Apabila kerusakan aset terjadi karena kelalaian
penyewa maka ia berkewajiban menggantinya atau memperbaikinya. Selama
masa perbaikan, masa sewa tidak bertambah. Pemberi sewa dapat meminta
penyewa untuk menyerahkan jaminan atau sejarah untuk menghindari resiko
kerugian. Pembayaran sewa dapat dibayar dimuka, ditangguhkan ataupun
diangsur sesuai kesepakatan antara pemberi sewa dan menyewa.
Jenis – jenis akad Ijarah dapat dibedakan beberapa jenis. Dalam makalah
ini, jenis – jenis akad Ijarah dapat dibedakan berdasarkan objek yang disewakan
dan berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan ED 107.
5
manfaat. Ulama Hanabilah dan Syafi’iyah berpendapat bahwa hukum
ijarah tetap pada keberadaannya, dan hukum tersebut menjadikan
masa sewa seperti benda yang tampak.
3.2.2.1. Ijarah
6
untuk memindahkan kepemilikan dari pemilik (mu’jir) kepada penyewa
(musta’jir) pada saat tertentu.
7
Ibn Rusyd berpendapat bahwa kemanfaatan walaupun tidak berbentuk,
dapat dijadikan alat pembayaran menurut kebiasaan (adat). Jumhur ulama
berpendapat bahwa Ijarah disyariatkan berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah
dan Ijma’.
3.3.1.1. Al – Qur’an
8
mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik
dari apa yang mereka kumpulkan (QS. Az – Zukhruf : 32).
3.3.1.2. As – Sunnah
“ Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.” (HR.
Ibnu Majah dari Ibnu Umar).
3.3.1.3. Ijma
9
1. Pelaku yang terdiri atas pemberi sewa/pemberi
jasa/lessor/mu'jjir dan penyewa/pengguna jasa/lesse/musta'jir
10
darinya sama saja dengan memilikinya atau
menguasainya.
3) Bersifat fleksibel.
11
3.3.3. Berakhirnya Akad Ijarah
12
1) biaya perbaikan tidak rutin objek ijarah pada saat
terjadinya; dan
2) jika penyewa melakukan perbaikan rutin objek ijarah
dengan persetujuan pemilik, maka biaya tersebut
dibebankan kepada pemlik dan diakui sebagai beban pada
saat terjadinya.
4. Pada akhir periode dilakukan alokasi untuk beban penyusutan.
Jika berupa aset yang dapat disusutkan atau diamortisasi, sesuai
dengan kebijakan penyusutan atau amortisasi untuk aset sejenis
selama umur manfaatnya (umur ekonomis). Kebijakan
penyusutan atau amortisasi yang dipilih harus mencerminkan
pola konsumsi yang diharapkan dari manfaat ekonomi di masa
depan dari objek ijarah.
5. Perpindahan kepemilikan objek ijarah dari pemilik kepada
penyewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik dengan cara:
1) Hibah
2) Penjualan sebelum berakhirnya masa akad
3) Penjualan setelah selesai masa akad
4) Penjualan secara bertahap.
6. Pada saat akhir kontrak aset ijarah dikembalikan kepada
pemberi sewa.
7. Penyajian. Pendapatan ijarah disajikan sebesar nilai neto setalah
dikurangi beban-beban yang terkait, misalnya beban
penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dsb.
8. Pangungkapan. Pemberi sewa mengungkapkan beberapa poin
dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan IMBT,
tetapi tidak terbatas pada :
1) Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi
tetapi tidak terbatas pada:
i. Keberadaan wa’ad pengalihan kepemilikan dan
mekanisme yang digunakan (jika ada wa’ad
pengalihan kepemilikan);
13
ii. Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut;
iii. Agunan yang digunakan (jika ada);
2) Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan untuk setiap
kelompok aset ijarah;
3) Keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ada)
14
6. Pengungkapan. Penyewa mengungkapkan dalam laporan
keuangan tentang transaksi ijarah antara lain tetapi tidak
terbatas, pada:
1) Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi
tetapi tidak terbatas pada:
i. Keberadaan wa’ad pengalihan kepemilikan dan
mekanisme yang digunakan (jika ada wa’ad pengalihan
kepemilikan);
ii. Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut;
iii. Agunan yang digunakan (jika ada);
2) Keberadaan transaksi jual dan ijarah dan keuntungan atau
kerugian (jika ada).
Bank BSM sepakat bertransaksi IMBT dengan Pak Saleh, dengan kondisi
sebagai berikut:
Diminta :
15
tidak ada menyebut Bank akan menyerahkan barang. Wa’ ad adalah
lembaran yang terpisah, bank berjanji menyerahkan barang apabila
telah disewa selama 20 bulan.
Jawab:
Rp. 133.200.000,-
= Rp. 6.660.000,-
Pada saat pengakuan pendapatan Ijarah pada tanggal laporan (31 Maret
16
Pada saat pengakuan penyusutan/amortisasi pada tanggal laporan (31 Maret
15)
17
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
18
Pelaku yang terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa/lessor/mu'jjir dan
penyewa/pengguna jasa/lesse/musta'jir.
Objek akad ijarah berupa manfaat aset/ma'jur dan pembayaran sewa atau
manfaat jasa dan pembayaran upah.
4.2. Saran
Makalah mengenai Akad Ijarah ini diharapkan bisa menjadi bahan literature
dan dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca mengenai Akuntansi
Syariah, khususnya materi Akad Ijarah. Diharapkan juga pada pembaca makalah
ini dapat dengan mudah memahami tentang Akad Ijarah dan agar sekiranya mau
memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan
penulisan makalah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri, (2004), Akuntansi Islam, Edisi 1, Cetakan 4, Jakarta: Bumi
Aksara.
Murabahah (Studi di bank BNI Syariah Cabang Kendari). Li Falah Jurnal Studi
Nurhayati, Sri dan Warsilah. 2013. Akuntansi Syariah di Indonesia. Edisi Keduabelas
Empat.
Jakarta.
2022