WARALABA
Dosen Pengampu :
Dr. Zarul Arifin, M.S.I
OLEH:
DEDI YANSYAH
NIM. 302.2019.15
Semester : V
Kelompok : 8
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Hukum Atas Kekayaan Intelektual program studi
Hukum Tata Negara. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga maupun para
pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Penulis menyadari dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini menjadi lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. Zarul Arifin. M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum Atas
Kekayaan Intelektual yang telah mempercayakan dan memberi penulis tugas
makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman :
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Waralaba.................................................................................2
B. Pengertian Waralaba (Franchise).........................................................3
C. Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Waralaba................................5
1. Syarat-syarat Sahnya Kontrak Waralaba.......................................7
2. Asas – Asas / Dasar Hukum Kontrak............................................7
D. Keagenan Dan Distributor Waralaba...................................................8
1. Keagenan.......................................................................................8
2. Distributor.....................................................................................10
E. Penganti Kerugian..............................................................................10
F. Bentuk – Bentuk Waralaba.................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................12
B. Saran...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan begitu pesatnya sektor
perekonomian yang semakin meningkat, dinamis dengan penuh persaingan
serta tidak mengenal batas-batas wilayah. Berbagai bisnis yang dijalankan
dengan mudahnya untuk dilaksanakan. Oleh karena itu bisnis di zaman
sekarang ini diperlukannya hukum untuk menaungi dan melindungi dengan
tujuan untuk mewujudkan rasa keadilan sosial dan adanya kepastian hukum,
bukan hanya sekedar mencari keuntungan (profit oriented) tetapi ada
pertanggungjawaban terhadap dampak yang ditimbulkan dari operasional
bisnis secara menyeluruh tersebut.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, para bisnisman
dan orang-orang yang ingin terjun langsung di dunia bisnis hendaknya
terlebih dahulu mengetahui dan memahami hukum bisnis secara detail agar
bisnis yang ditekuni berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi
dirinya dan menyejahterakan masyarakat pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut :
1. Bagaimna sejarah waralaba ?
2. Apa pengertian waralaba ?
3. Bagaimana perlindungan hukum bagi para pihak waralaba ?
4. Apa keagenan dan distributor waralaba ?
5. Apa penganti kerugian ?
6. Bagaimana bentuk – bentuk waralaba ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Waralaba
Waralaba mulai ramai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1970-an dengan
mulai masuknya franchise luar negeri seperti Kentucky Fried Chicken,
Swensen, Shakey Pisa dan kemudian diikuti pula oleh Burger King dan
Seven Eleven, Walaupun sistem franchise ini sebetulnya sudah ada di
Indonesia seperti yang diterapkan oleh Bata dan yang hampir
menyerupainya ialah SPBU (pompa bensin).
Sesudah perang dunia ke 2, usaha eceran mengadakan perubahan
dari orientasi produk ke orientasi pelayanan. Disebabkan kelas menengah
mulai sangat mobile dan mengadakan relokasi dalam jumlah besar ke daerah-
daerah pinggiran kota, maka banyak rumah makan / restoran atau drive in
mengkhususkan dalam makanan siap saji dan makanan yang bisa segera di
makan di perjalanan.1
Pada awal tahun 1990 – an International Labour Organization (ILO)
pernah menyarankan Pemerintah Indonesia untuk menjalankan sistem
franchise guna memperluas lapangan kerja sekaligus merekrut tenaga-tenaga
ahli franchise untuk melakukan survei, wawancara, sebelum memberikan
rekomendasi. Hasil kerja para ahli franchise tersebut menghasilkan
“Franchise Resource Center” dimana tujuan lembaga tersebut adalah
mengubah berbagai macam usaha menjadi franchise serta mensosialisasikan
sistem franchise ke masyarakat Indonesia.
Istilah franchise ini selanjutnya menjadi istilah yang akrab
dengan masyarakat, khususnya masyarakat bisnis Indonesia dan menarik
perhatian banyak pihak untuk mendalaminya kemudian istilah franchise
dicoba di Indonesiakan dengan istilah ‘waralaba’ yang diperkenalkan pertama
kali oleh Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Manajemen (LPPM)
sebagai padanan istilah franchise. Waralaba berasal dari kata wara (lebih atau
1
Fuady, Munir. 2005. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
3
istimewa) dan laba (untung), maka waralaba berarti usaha yang memberikan
laba lebih / istimewa.
2
HS, Salim. 2003. Hukum Kontrak. Jakarta: Sinar Grafika, hal 39
4
3
Ibid., hal 40
5
4
Khairandy, Ridwan. 2000. Perjanjian Franchise Sebagai Sarana Alih Teknologi. Jakarta:
Pusat Studi Hukum UII Yogyakarta bekerjasama dengan yayasan Klinik Haki, hal 61
6
5
Ibid., hal 62
7
6
Ibid., hal 63
8
7
Naihasy, Syahrin. 2005. Hukum Bisnis (Bisnis Law). Yogyakarta: Mida Pustaka, hal 77
9
8
Ibid, hal 78
10
E. Penganti Kerugian
Ganti rugi adalah sanksi yang dapat dibebankan kepada debitur yang tidak
memenuhi prestasi dalam suatu kontrak untuk memberikan penggantian
biaya, kerugian dan bunga. Menurut Tukirin Sy. Sastroresono pengertian
masing-masing berikut :
1. Biaya adalah segala pengeluaran yang telah dikeluarkan secara nyata oleh
salah satu pihak;
2. Rugi adalah hilangnya suatu keuntungan yang sudah dihitung;
3. Bunga adalah timbul dalam perikatan yang memberikan sejumlah uang
dan pelaksanaannya tidak tepat pada waktunya.
9
Ibid., hal 79
11
Kontrak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tertulis dan lisan.
Perjanjian tertulis adalah perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam bentuk
tulisan. Sedangkan perjanjian lisan suatu perjanjian yang dibuat oleh para
pihak dalam wujud lisan ( cukup kesepakatan para pihak).
Ada tiga bentuk perjanjian tertulis, sebagaimana dikemukakan berikut ini :
1. Perjanjian di bawah tangan yang ditandatangani oleh para pihak yang
bersangkutan saja.Perjanjian itu hanya mengikat para pihak dalam
perjanjian, tetapi tidak mempunyai kekuatan mengikat pihak ketiga.
2. Perjanjian dengan saksi notaris untuk melegalisir tanda tangan para
pihak.Fungsi kesaksian notaris atas suatu dokumen semata-mata hanya
untuk melegalisir kebenaran tanda tangan para pihak. Akan tetapi,
kesaksian tersebut tidaklah mempengaruhi kekuatan hukum dari isi
perjanjian;
3. Perjanjian yang dibuat di hadapan dan oleh notaris dalam bentuk akta
notariel. Akta notariel adalah akta yang dibuat di hadapan dan di muka
pejabat yang berwenang untuk itu.10
10
Rahardjo, Satjipto. 1980. Hukum dan Masyarakat. Bandung: Angkasa
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Waralaba (Franchise) merupakan suatu bentuk bisnis kerjasama yang
dilakukan oleh dua belah pihak, dimana pihak pertama (franchisor)
memberikan hak kepada pihak kedua (franchisee) untuk menjual produk atau
jasa dengan memanfaatkan merk dagang yang dimiliki oleh pihak pertama
(franchisor) sesuai dengan prosedur atau system yang diberikan.
Waralaba merupakan salah satu bentuk perikatan/atau perjanjian dimana
kedua belah pihak harus memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing.
Perjanjian waralaba adalah perjanjian yang tidak bertentangan dengan
undang-undang, agama, ketertiban umum, dan kesusilaan. Artinya perjanjian
itu menjadi sebuah aturan bagi mereka yang membuatnya, dan mengikat
kedua belah pihak. Perjanjian bisnis waralaba ini merupakan perjanjian
baku timbal balik dimana masing-masing pihak berkewajiban melakukan
prestasi sehingga akan saling menguntungkan.
Kemudian banyak orang yang mengatakan bahwa waralaba itu sama
dengan lisensi, padahal pada kenyataannya kedua istilah tersebut berbeda
baik dari segi pengertian maupun dari segi pengaplikasiannya. Lisensi
merupakan pemberian hak merk/hak cipta kepada pihak tertentu dan tidak
mempunyai tanggung jawab untuk melakukan bimbingan ataupun pelatihan
kepada penerima lisensi. Sedangkan di dalam bisnis waralaba, pihak
franchisor mempunyai kewajiban untuk memberikan pelatihan dan bimbingan
kepada pihak franchisee.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis yakin bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, sehingga mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun agar penulis mendapatkan
13
Fuady, Munir. 2005. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
HS, Salim. 2003. Hukum Kontrak. Jakarta: Sinar Grafika
Khairandy, Ridwan. 2000. Perjanjian Franchise Sebagai Sarana Alih Teknologi.
Jakarta: Pusat Studi Hukum UII Yogyakarta bekerjasama dengan yayasan
Klinik Haki
Naihasy, Syahrin. 2005. Hukum Bisnis (Bisnis Law). Yogyakarta: Mida Pustaka
Rahardjo, Satjipto. 1980. Hukum dan Masyarakat. Bandung: Angkasa
Rahardjo, Satjipto. 1982. Ilmu Hukum. Bandung: Alumni
Sastroresono, Tukirin Sy. 1998. Hukum Dagang Dan Hukum Perdata. Jakarta:
Universitas Terbuka
Setiawan, Deden. 2007. Franchise Guide Series – Ritel. Dian Rakyat
Simatupang, Richard Burton. 2003. Aspek Hukum dalam Bisnis. Jakarta: Rineka
Cipta
Subekti. 2002. Hukum Perjanjian. Jakarta: PT. Intermasa
Subekti. 2004. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta: Pradnya Paramita