Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BISNIS WARALABA

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Nilam Anggraini (2261201071)


2. Nala Ratih (2261201072)
3. Muhamad Agumfalu A. (2261201073)
4. Meida Anggraini (2261201074)
5. Devia Genne (2261201075)
6. Chinta Dewinta Prasasti (2261201077)

Dosen Pengampu :

Riri Tri Mayasari, S.H., M.H

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas berkat dan rahmat dari Allah SWT akhirnya kami bisa
menyelesaikan makalah kami pada mata kuliah Hukum Bisnis yang di ampu oleh
ibu Riri Tri Mayasari, S.H., M.H dengan judul “Bisnis Waralaba”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Riri Tri Mayasari, S.H., M.H
yang telah memberikan banyak ilmu serta masukan kepada kami sehingga saya
akhirnya bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Penulisan makalah ini
tidaklah sempurna kami menyadari terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan
yang tanpa disengaja. Oleh sebab itu kami berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kedepannya makalah
ini dapat lebih baik lagi. Demikian kami ucapkan terima kasih.

Bengkulu, 09 Mei 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................

1.3 Tujuan...........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................

2.1 Pengertian Waralaba dan Franchise.............................................................................

2.2 Bagaimana Hubungan Kerja Sama Waralaba...............................................................

2.3 Bentuk-Bentuk Franchise.............................................................................................

2.4 Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Bisnis Waralaba...............................................

2.5 Keuntungan dan Kerugian Bisnis Waralaba.................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................................

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi seperti sekarang ini, mau tidak mau berdampak pada
kegiatan perekonomian dunia, Indonesia yang tengah membangun
perekonomiannya harus mencari cara untuk mempertahankan diri untuk dapat
bersaing. Salah satu cara yang dapat dianggap efektif adalah dengan melalui
waralaba (franchise). Waralaba atau franchise mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat dan menjadi metode yang banyak di gunakan untuk memasuki dunia
bisnis, bagi jutaan bisnis yang didirikan di Amerika Serikat dan Eropa.

Sistem franchise ini pada dasarnya merupakan sebuah metode


pendistribusian barang dan jasa kepada konsumen, seperti yang disebutkan oleh
Michele Lee yaitu, A franchise exists when a franchisor grants to a franchisee the
right to market goods and services following established marketing and
distribution practices with the assistance of the franchisor. Bentuk usaha
waralaba atau franchising merupakan bentuk usaha yang cukup mendapat
perhatian para pelaku bisnis. Hal ini dikarenakan sistem franchise dinilai dapat
menjadi suatu cara untuk meningkatkan kegiatan perekonomian dan memberikan
kesempatan kepada golongan ekonomi lemah untuk berusaha.

Franchise berasal dari bahasa Perancis yang artinya kejujuran atau


kebebasanuntuk menjual suatu produk, jasa maupun layanan. Sedangkan menurut
versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan
dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak
dari kekayaan intelektual (HKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki
pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh
pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.

Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007 tentang waralaba,


memberikan pengertian waralaba yaitu, “hak khusus yang dimiliki oleh orang
perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha
2

dalam rangka memasarkan barang dan atau/jasa yang telah terbukti berhasil dan
dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian
waralaba.” Waralaba atau franchising dilakukan melalui perjanjian lisensi, yaitu
izin untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu obyek yang dilindungi HKI
untuk jangka waktu tertentu, dengan membayar sejumlah royalty.

Franchise sebagai suatu perjanjian harus berdasarkan pada ketentuan


umum mengenai perikatan yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata. Mengingat pada praktiknya tidak sedikit pihak-pihak dalam perjanjian
franchise mengalami kendala dalam menerapkan isi perjanjian, maka dari itu pada
pembuatan perjanjian lisensi franchise hendaknya unsur-unsur pokok perjanjian,
persyaratan, hak dan kewajiban para pihak yang harus dituangkan secara jelas
didalam klausul-klausul perjanjian franchise. Selain itu, aspek-aspek yang
berhubungan dengan HKI juga harus tertuang dalam perjanjian franchise, karena
dalam pelaksanaannya melibatkan hak pemanfaatan dan penggunaan hak atas
intelektual.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian waralaba dan franchise?
2. Bagaimana hubungan kerja sama waralaba?
3. Apa saja bentuk-bentuk franchise?
4. Apa hal yang harus diperhatikan dalam bisnis waralaba?
5. Apa keuntungan dan kerugian bisnis waralaba?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian waralaba dan franchise


2. Mengetahui hubungan kerja sama waralaba
3. Mengetahui bentuk-bentuk franchise
4. Mengetahui hal yang harus diperhatikan dalam bisnis waralaba
5. Mengetahui keuntungan dan kerugian bisnis waralaba
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Waralaba dan Franchise

Waralaba (Franchise) berasal dari bahasa Perancis, yaitu franchir yang


mempunyai arti memberi kebebasan kepada para pihak. PH. Collin, dalam Law
Dictionary memberikan difinisi franchise sebagai, Lincense to trade using and
paying a royalty for it dan Franchising sebagai act of selling a license to trade as
a Franchisee. Definisi tersebut menekankan pada pentingnya peran nama dagang
dalam pemberian waralaba dengan imbalan royalti.
Dengan pemberian royalti berarti ada pemberian lisensi yang merupakan,
suatu bentuk hak untuk melakukan satu atau serangkaian tindakan atau perbuatan
yang diberikan oleh mereka yang berwenang dalam bentuk izin. Tanpa adanya
izin tersebut, maka tindakan atau perbuatan tersebut merupakan tindakan atau
perbuatan yang terlarang, yang tidak sah yang merupakan perbuatan melawan
hukum. Dalam Black’s Law Dictionary, Franchise diartikan sebagai :
A special privilege granted or sold, such as to use a name or to sell
products or service.In its simple terms, a Franchise is a license from owner of a
trade mark or trade name permitting another to sell a product or service under
that name or mark. More bradly stated, a Franchise has evolved into an elaborate
agreement under whice the Franchise undertakes to conduct a business or sell a
product or service in accordance with methods and procedures prescribed by the
Franchisor, and the Franchisor under takes to assist the Franchisee thorugh
advertising promotion and other advisory service.
Dari rumusan Black’s Law Dictionary tersebut menunjukan bahwa
Waralaba (Franchise) ternyata juga mengandung unsur-unsur sebagaimana yang
diberikan kepada lisensi hanya saja lebih menekankan kepada pemberian hak
untuk menjual produk berupa barang-barang atau jasa dengan memanfaatkan
merek dagang Franchisor (pemberi waralaba) dengan kewajiban kepada
Frinchisee (penerima waralaba) untuk mengikuti metode dan tata cara atau
prosedur yang telah ditetapkan.
4

Dari seluruh pengertian di atas, Waralaba (Franchise) dapat dilihat dari


dua aspek, yaitu aspek yuridis dan bisnis. Pengertian franchise dari segi yuridis,
dapat dilihat dalam ketentuan peraturan perundang undangan, berbagai pendapat,
dan pandangan ahli. Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintahan nomor 42 tahun
2007 tentang Waralaba, Waralaba (Franchise) diartikan sebagai : Waralaba
adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha
terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang
dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau
digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.
Pasal 1 ayat (1) Keputusan Menteri Perdagangan No.
12/M-DAG/PER/3/2006 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat
Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba, Waralaba (franchise) adalah perikatan antara
Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba dimana Penerima Waralaba
diberikan hak untuk menjalankan usaha dengan memanfaatkan dan/atau
menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang
dimiliki Pemberi Waralaba dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan oleh Pemberi Waralaba dengan sejumlah kewajiban menyediakan
dukungan konsultasi operasional yang berkesinambungan oleh Pemberi Waralaba
kepada Penerima Waralaba.
Dari definisi Keputusan Menteri Perdagangan di atas, maka unsur-unsur
yang dapat dirumuskan dari Waralaba adalah:
1) adanya perikatan;
2) adanya hak dan pemanfaatan dan/atau penggunaan;
3) adanya objek, yaitu hak atas kekayaan intelektual atau penemuan baru atau
ciri khas usaha;
4) adanya imbalan atau jasa; dan
5) adanya persyaratan dan penjualan barang.
Bryce Webster mengemukakan pengertian Waralaba (Franchise) dari
aspek yuridis, yaitu: lisensi yang diberikan oleh franchisor dengan pembayaran
tertentu, lisensi yang diberikan itu bisa berupa lisensi paten, merek perdagangan,
merek jasa, dan lain-lain yang digunakan untuk tujuan perdagangan tersebut di
atas.
5

Definisi ini belum memperlihatkan adanya hubungan hukum antara


franchisor dan franchisee karena yang ditonjolkan di sini adalah pemberian lisensi
dari franchisor kepada franchisee, sementara fokus pada pembuatan kontrak
antara para pihak adalah adanya hubungan hukum di antara mereka tidaklah
tampak.
Berdasarkan hal tersebut, dapatlah dirumuskan bahwa Waralaba
(Franchise)adalah suatu kontrak yang dibuat antara franchisor dan franchisee,
dengan ketentuan pihak franchisor memberikan lisensi kepada franchisee untuk
menggunakan merek barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu dan
pembayaran sejumlah royalti tertentu kepada franchisor. Sehingga unsur-unsur
secara yuridis dari franchise adalah :
1. adanya subjek hukum, yaitu franchisor dan franchisee;
2. adanya lisensi atas merek barang atau jasa;
3. untuk jangka waktu tertentu;
4. adanya pembayaran royalti.
Selanjutnya, pengertian Waralaba (Franchise) dari aspek bisnis
sebagaimana dikemukakan oleh Bryce Webster, adalah salah satu metode
produksi dan distribusi barang dan jasa kepada konsumen dengan suatu standar
dan sistem eksploitasi tertentu. Pengertian standar dan eksploitasi tersebut
meliputi kesamaan dan penggunaan nama perusahaan, merek, sistem produksi,
tata cara pengemasan dan penggunaan nama pengedarnya.
Definisi Waralaba (Franchise) ini ada kesamaan dengan difinisi yang
tercantum dalam kamus Black’s Law Dictionary, yaitu Lisensi atau izin dari
pemilik suatu merek atau nama dagang kepada pihak lain untuk menjual produk
atau jasa di bawah merek atau nama dagangannya. Dari difinisi menurut aspek
bisnis tersebut, dapat diperleh unsurunsur franchise sebagai berikut: 1
1. metode produksinya;
2. adanya izin dari pemilik, yaitu franchisor kepada franchisee;
3. adanya suatu merek atau nama dagang;
4. untuk menjual produk barang atau jasa;
5. di bawah merek atau dagang dari franchise
6

2.2 Hubungan Kerja Sama Waralaba

Mekanisme kerja sama dalam waralaba berdasarkan prinsip kesetaraan dan


saling menguntungkan. Dalam sistem ini terdapat pelaku bisnis yang sukses dan
kemudian menyebarluaskan kesuksesannya kepada pihak lain. Hubungan
kemitraan pemberi waralaba dengan penerima waralaba dapat digambarkan
sebagai berikut:

Gambar 1. Hubungan kemitraan pemberi dan penerima waralaba

Model kemitraan dalam bisnis waralaba mempunyai pola yang telah


disediakan oleh pemberi waralaba selaku pemilik merek. Pemberi waralaba sudah
menyediakan segala sesuatunya untuk mendukung investor (penerima waralaba),
termasuk bantuan manajemen, teknis dan pemasaran kepada penerima waralaba
selama keduanya terikat kerja sama. Selanjutnya, penerima waralaba membeli
waralaba dari perusahaan tersebut dengan membayar sejumlah biaya yang dikenal
sebagai initial fee atau franchise fee.

Sebagai imbalannya penerima waralaba berhak untuk berdagang di bawah


nama dan sistem yang sama, pelatihan, serta berbagai keuntungan lainnya. Sama
halnya dengan memulai bisnis secara mandiri, penerima waralaba
bertanggungjawab untuk semua biaya yang muncul guna memulai usahanya ini.
Perbedaannya adalah adanya kemungkinan untuk mengeluarkan uang lebih
rendah karena kekuatan jaringan yang dimiliki oleh pemberi waralaba. Berikut
digambarkan beberapa hak dan kewajiban yang diberikan pemberi waralaba
kepada penerima waralaba atau sebaliknya:
7

Format yang dibangun dalam kemitraan bisnis waralaba menuntut adanya


kerjasama yang jelas, transparan untuk tujuan keadilan sesuai dengan prinsip
dasar dari sistem ekonomi Islam.

2.3 Bentuk-Bentuk Franchise (Waralaba)

Brayce Webster mengemukakan ada tiga bentuk dari Waralaba


(Franchise), yaitu :

1. Product franchising
Product franchising, adalah suatu franchise yang franchisor-nya
memberikan lisensi kepada franchisee untuk menjual barang hasil
produksinya. Franchisee berfungsi sebagai distributor produk franchisor.
Sering kali terjadi franchisee diberi hak eksklusif untuk memasarkan
produk tersebut di suatu wilayah tertentu. Misalnya dealer mobil, stasiun
pompa bensin.
2. Manufacturing franchises
Manufacturing franchise franchisor memberikan know-how dari suatu
proses produksi. Franchisee memasarkan barang-barang itu dengan
standar produksi dan merek yang sama dengan yang dimiliki franchisor.
Bentuk franchise semacam ini banyak digunakan dalam produksi dan
distribusi minuman soft drink, seperti Coca Cola dan Pepsi.
3. Business format franchising
Business format franchising adalah suatu bentuk franchise yang
franchisee-nya mengoprasikan suatu kegiatan bisnis dengan memakai
nama franchisor. Sebagai imbalan dari penggunaan nama franchisor, maka
franchisee harus mengikuti metode-metode standar pengoperasian dan
berada dibawah pengawaan franchisor dalam hal bahan-bahan yang
digunakan, pilihan tempat usaha, desain tempat usaha, jam penjualan,
persyaratan karyawan, dan lain-lain. Sehingga franchisor memberikan
seluruh konsep bisnis yang meliputi strategi pemasaran, pedoman dan
standar pengoperasian usaha dan bantuan dalam mengoperasikan
8

franchise. Sehingga franchisee memiliki identitas yang tidak terpisahkan


dari franchisor.

Selain ketiga bentuk diatas, di Indonesia juga mulai berkembang group


tranding franchise, yang menunjukan pada pemberian hak toko grosir maupun
pengecer.

2.4 Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Bisnis Waralaba

Dalam bisnis waralaba, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut


adalah lima hal yang wajib diketahui terlebih dahulu jika ingin berkecimpung di
dunia bisnis dengan model franchise:
1. Periksa Kepopuleran Waralaba yang Ingin Dicoba Inti dari sistem
waralaba adalah menjual produk yang sudah benar-benar memiliki nama.
2. Cari Tahu Kebutuhan Pelanggan di Sekitar Calon Gerai Sebelum memulai
bisnis waralaba, kamu harus memahami kebutuhan pelanggan di sekitar
calon gerai.
3. Baca Ketentuan Waralaba dengan Baik Sebelum menandatangani kontrak
waralaba, harus membaca ketentuan waralaba dengan baik.
4. Kenali Waralaba Kompetitor yang Ada Sebelum memulai bisnis waralaba,
harus mengetahui waralaba kompetitor yang ada.
5. Perhatikan beberapa hal seperti lokasi dan target pasar.
2.5 Keuntungan dan Kerugian Bisnis Waralaba
Apapun sistem bisnis yang dijalankan, pasti memiliki keuntungan dan
kekurangan masing-masing. Termasuk bisnis waralaba, untuk menjalankan bisnis
waralaba ini, ada beberapa keuntungan yang akan didapatkan, yaitu adalah:
1. Manajemen bisnis telah terbangun

Tidak seperti membangun bisnis sendiri, sistem waralaba telah memiliki


manajemen bisnis yang siap dan matang. Biasanya para
pewaralaba pun mulai memberi kesempatan membuka waralaba karena
bisnis yang dijalani sudah matang, memiliki pasar yang tidak berubah-
ubah, dan juga memiliki reputasi yang baik sehingga manajemen dan
strategi bisnis yang dijalankan sudah berkelanjutan.
9

2. Merek atau brand sudah dikenal masyarakat

Brand yang sudah dikenal oleh masyarakat biasanya sudah memiliki


konsumen dan pasarnya sendiri sehingga para franchisee tidak perlu
memikirkan strategi pemasaran dan analisis pesaing. Merek yang baik
pasti juga memiliki liputan media yang luas sehingga bisnis waralaba
akan lebih mudah dikenal oleh masyarakat.

3. Kerjasama yang telah terbangun sejak awal

Orang yang membeli waralaba akan mendapatkan keuntungan kerjasama


yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya
kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan pemasaran,
dan lain sebagainya. Dengan kerjasama yang baik, franchisor biasanya
memberikan dukungan berupa pelatihan manajemen finansial, pemasaran,
dan juga pasokan sumber daya.

4. Peluang sukses yang lebih cepat

Bisnis waralaba biasanya memiliki peluang sukses yang lebih cepat


karena liputan media yang baik dan juga sudah memiliki pasar dan
konsumen yang setia. Biaya modal yang dikeluarkan juga terukur karena
pasokan sumber daya dan strategi pemasaran yang sudah matang
dari franchisor.

5. Manajemen finansial lebih mudah

Setiap investor biasanya lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis


yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan
menggunakan bisnis waralaba, maka sistem manajemen finansial telah
ditetapkan oleh pemilik waralaba utama. Sehingga Anda tidak perlu
pusing dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.
10

Membuka bisnis waralaba memang memiliki banyak keuntungan, namun


para calon franchisee  juga perlu memerhatikan beberapa hal terutama dalam hal
kekurangan bisnis waralaba itu sendiri agar terhindar dari potensi kegagalan.
Berikut adalah beberapa kekurangan dalam menjalankan bisnis waralaba
(franchising) yang perlu diperhatikan:

1. Kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri. Hal


tersebut dikarenakan semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba.
Sehingga ruang gerak pembeli waralaba akan sangat terbatas. Ide-ide untuk
berkreatifitas pun terkadang tidak dapat diaplikasikan, karena adanya perjanjian-
perjanjian khusus.
2. Meskipun bisnis waralaba memiliki pasar yang matang, para pembeli waralaba
biasanya terjebak dalam tren pasar. Perilaku konsumen yang berubah-ubah
terhadap tren mampu memengaruhi kondisi bisnis waralaba.
Misalnya, franchise Thai Tea yang sudah mulai tergerus trennya dan digantikan
dengan minuman campuran Yakult dan juga susu gula aren.
3. Ketergantungan pada reputasi waralaba lainnya. Jika waralaba yang lain
melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal tersebut
juga akan memengaruhi waralaba yang sedang Anda kelola.
4. Membutuhkan modal yang lebih banyak. Pihak pewaralaba akan mengajukan
biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian ada juga biaya
lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba.
5. Adanya pemotongan keuntungan. Pembeli waralaba memiliki kewajiban untuk
membayar royalti dari sejumlah keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan
yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan tersebut akan dipotong untuk
menutupi biaya tersebut.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai bisnis waralaba yang telah dibahas di atas,


maka dapat diambil beberapa kesimpulan.

1. Pengertian Waralaba (Franchise) dari aspek bisnis sebagaimana


dikemukakan oleh Bryce Webster, adalah salah satu metode produksi dan
distribusi barang dan jasa kepada konsumen dengan suatu standar dan
sistem eksploitasi tertentu. Pengertian standar dan eksploitasi tersebut
meliputi kesamaan dan penggunaan nama perusahaan, merek, sistem
produksi, tata cara pengemasan dan penggunaan nama pengedarnya.
2. Bentuk-bentuk waralaba: Product franchising, Manufacturing franchise,
dan Business format franchising.
3. Keuntungan bisnis waralaba: Manajemen bisnis telah terbangun, Merek
atau brand sudah dikenal masyarakat, Peluang sukses yang lebih cepat
dan manajemen finansial lebih mudah.

4. Kerugian bisnis waralaba: Kurangnya kendali dari pembeli waralaba


terhadap bisnisnya sendiri, meskipun bisnis waralaba memiliki pasar yang
matang, para pembeli waralaba biasanya terjebak dalam tren pasar,
ketergantungan pada reputasi waralaba lainnya, membutuhkan modal
yang lebih banyak dan adanya pemotongan keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan Budi Suseno.2008. Waralaba Syariah (Yogyakarta: Cakrawala


Publishing), h. 49
Lee, Michele. 2003. Franchising in China: Legal Challenges When First Entering
the Chinese Market. American: University International Law Juajir.
Naf’an. 2014. Pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah (Yogyakarta: Graha
Ilmu), h. 95.
Salim, H.S. 2005. Perkembangan Hukum Kontrak Innomuat Indonesia. Jakarta:
Sinar Grafika.
Slamet, S.D. 2011. Waralaba (Franchise) Di Indonesia. Lex Jurnalica, 8(2): 127-
139.

Anda mungkin juga menyukai