Disusun Oleh:
Npm: B1A019442
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Persaingan dalam dunia bisnis kian semakin ketat setiap harinya. Peristiwa
ini semakin menyadarkan para pengusaha untuk dapat mencari
pendekatan-pendekatan baru serta terobosan yang inovatif dalam dunia
bisnis. Hal itu semata-mata dilakukan supaya bisnis yang dijalankan dapat
terus bertahan, yang mana ekspansi atau pengembangan usaha ini harus
menjadi pilihan wajib bagi para pelaku usaha. Berhasil atau tidaknya
ekspansi usaha sangat ditentukan oleh efektif atau tidaknya strategi
pemasaran yang dilakukan. 1
Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau
badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka
memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat
dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian
waralaba.”
3
Sutedi, A. Hukum Waralaba, ( Jakarta: Ghalia Indonesia,2008), Hal 23.
4
PP Nomor 42 Tahun 2007.
5
Asuan, “Eksistensi Waralaba (Franchise) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007
sebagai Perjanjian Innominaat”, Jurnal Hukum Universitas Palembang Vol.13 No. 3, (2017).
B.Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.Bentuk pelaksanaan perjanjian waralaba sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
Dari pemberian hak atau kerjasama yang terjalin antara franchisor dengan
franchisee, maka saat itu terbentuklah perjanjian waralaba yang dibuat oleh
pihak franchisor yang kemudian disetujui oleh franchisee. Perjanjian
waralaba itu sendiri harus memuat kumpulan persyaratan, ketentuan, dan
komitmen yang dibuat dan dikehendaki oleh franchisor bagi para franchisee-
nya. Di dalam perjanjian waralaba tercantum ketentuan yang berkaitan
dengan hak dan kewajiban franchisee, persyaratan lokasi, ketentuan
pelatihan, biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh franchisee kepada
franchisor, ketentuan yang berkaitan dengan lama perjanjian waralaba dan
perpanjangannya, serta ketentuan lain yang mengatur hubungan antara
franchisor dengan franchisee.8
6
Fuady, M. Pembiayaan Perusahaan Masa Kini: Tinjauan Hukum Bisnis, (Bandung: Citra Aditya Bakti,
1997), Hal 15.
7
Hasyim, F. Hukum Dagang, Cetakan Ketiga, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hal 32.
8
Kadek Agus Arnawa Pariwesa Putra, Nyoman Putu Budiartha dan Ni Made Puspasutari Ujianti
“Kajian Yuridis Waralaba Dalam Persfektif Hak Kekayaan Intelektual” , Vol.4, No. 3 (2022).
Di dalam ketentuan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia, dasar
peraturan waralaba dapat di bagi menjadi :
Dasar hukum yang bersifat administratif yaitu dasar hukum yang memuat
mengenai ketentuan pelaksanaan dari sebuah ketentuan peraturan
perundang-undangan. Yang termasuk ketentuan dasar peraturan waralaba
yang bersifat administratif yaitu :
Dasar hukum yang bersifat substantif yaitu dasar hukum yang memuat
mengenai isi dari ketentuan sebuah peraturan perundang-undangan. Yang
termasuk ketentuan dasar peraturan waralaba yang bersifat subtansi yaitu :
Perlindungan hukum adalah suatu kepastian hukum. Dalam hal ini para
pihak yang bersengketa dapat dihindarkan dari kesewenangan penghakiman.
Ini berarti adanya kepastian hukum juga membatasi pihak-pihak yang
mempunyai kewenangan yang berhubungan dengan kehidupan seseorang,
yaitu hakim dan pembuat peraturan.10
10
Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, ( Jakarta : Kencana,2005), hal 60.
11
Zil Aidi, Hasna Farida, “Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Waralaba Makanan”,
Vol.4, No.2, (2019).
pengawasannya tersebut memang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Mentri
Perdagangan RI Nomor 71 Tahun 2019 pasal 25 dan 26.
A.Kesimpulan
1.Perjanjian waralaba itu sendiri harus memuat kumpulan persyaratan,
ketentuan, dan komitmen yang dibuat dan dikehendaki oleh franchisor bagi
para franchisee-nya. Di dalam perjanjian waralaba tercantum ketentuan yang
berkaitan dengan hak dan kewajiban franchisee, persyaratan lokasi,
ketentuan pelatihan, biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh franchisee
kepada franchisor, ketentuan yang berkaitan dengan lama perjanjian
waralaba dan perpanjangannya, serta ketentuan lain yang mengatur
hubungan antara franchisor dengan franchisee. Dengan didasarkan
ketentuan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia yang terkait
dengan waralaba yang terbagi menjadi 2 dasar hukum yaitu dasar hukum
yang bersifat administratif dan dasar hukum yang bersifat subtantif.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Sutedi, A. Hukum Waralaba, Jakarta: Ghalia Indonesia,2008.
Siti Malikhatun Badriyah, Aspek Hukum Perjanjian Franchise, Semarang: Cv. Tiga
Media Pratama,2019.
Jurnal
Zil Aidi , Hasna Farida “Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian
Kadek Agus Arnawa Pariwesa Putra, Nyoman Putu Budiartha dan Ni Made
Peraturan Perundang-Undangan
Penyelenggaraan Waralaba
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 12/M-
Waralaba