Anda di halaman 1dari 5

Review Jurnal

Judul : PERLINDUNGAN HUKUM RAHASIA DAGANG DALAM PERJANJIAN


FRANCHISE COCOYO
Jurnal : Ilmu Hukum
Penulis : Tanaya, V., Marpaung, J., & Djohan, A.
Penerbit : Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana

Abstrak
Waralaba makanan dan minuman merupakan salah satu peluang bisnis yang
berkembang di Indonesia. Salah satu unsur penting dalam industri ini adalah rahasia dagang.
Dalam prakteknya, semua perjanjian waralaba memiliki satu atau beberapa pasal yang
mengatur ketentuan mengenai pemberian hak rahasia dagang dan pelanggaran rahasia dagang.
Namun pada kenyataannya, dalam perjanjian waralaba Cocoyo tidak ada pengaturan mengenai
rahasia dagang sehingga tidak memberikan perlindungan hukum bagi rahasia dagang Cocoyo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif. Penelitian ini akan
menganalisis bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap rahasia dagang dalam
perjanjian waralaba Cocoyo. Kesepakatan untuk memberikan dan merahasiakan rahasia
dagang Cocoyo bersifat lisan. Walaupun bersifat lisan, rahasia dagang Cocoyo tetap dilindungi
oleh hukum.

Pendahuluan
waralaba atau franchise sebagai bentuk usaha yang memiliki peran penting dalam
perkembangan ekonomi di Indonesia. Franchise adalah hak khusus yang dimiliki oleh individu
atau badan usaha untuk menggunakan sistem bisnis yang telah terbukti berhasil dan dapat
dimanfaatkan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian franchise.

Perkembangan usaha franchise di Indonesia dapat dilihat dari masuknya merek-merek


franchise asing seperti KFC, Wendy's, dan McDonald's sejak tahun 1970an, serta munculnya
franchise lokal seperti Es Teler 77. Pada tahun 2019, tercatat ada sekitar 2.000 merek franchise
asing maupun lokal di Indonesia dengan omzet sekitar Rp.150 triliun, dan hal ini diharapkan
masih terus bertambah di masa depan.

Untuk menjaga ketertiban dan perlindungan bagi pihak franchisor dan franchisee, pemerintah
Indonesia telah mengatur franchise dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007 tentang
Waralaba (PP Waralaba). PP Waralaba mengatur beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan perjanjian franchise, seperti perjanjian harus dalam bentuk tertulis, keterangan yang
diberikan oleh franchisor kepada franchisee sebelum membuat perjanjian, klausula yang wajib
ada dalam perjanjian franchise, jangka waktu perjanjian, dan pendaftaran perjanjian franchise
kepada Direktur Jendral Perdagangan Dalam Negeri.

PP Waralaba juga mengacu pada Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
(diubah dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah), karena sebagian usaha franchise di Indonesia tergolong sebagai Usaha Kecil.
Sebelum adanya pengaturan khusus mengenai franchise, franchise di Indonesia merujuk pada
UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Istilah franchise dalam UU No. 9 Tahun 1995
didefinisikan sebagai hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan
besar, dimana franchisor memberikan hak penggunaan lisensi, merek dagang, dan saluran
distribusi perusahaannya kepada franchisee dengan bantuan bimbingan manajemen.

Perjanjian franchise sendiri merupakan salah satu bentuk perjanjian innominaat atau perjanjian
tidak bernama, yang artinya belum diatur secara detail dalam undang-undang seperti Kitap
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD). Perjanjian ini timbul dan berkembang dalam kehidupan bermasyarakat berdasarkan
asas kebebasan berkontrak dalam mengadakan perjanjian sesuai dengan Pasal 1338
KUHPerdata. Dasar hukum untuk perjanjian tidak bernama ini adalah partij autonomi yang
berlaku dalam perjanjian menurut Mariam Darus Badrulzaman seperti yang dikutip oleh Salim
HS dalam bukunya

PEMBAHASAN
Rahasia dagang adalah informasi di bidang teknologi atau bisnis yang bersifat rahasia dan
memiliki nilai ekonomis, yang membedakan karakteristik dari satu pelaku usaha dengan pelaku
usaha lainnya. Rahasia dagang harus dijaga kerahasiaannya dari pihak luar. Unsur-unsur
penting dalam suatu rahasia dagang adalah:

1. Informasi: Rahasia dagang harus merupakan suatu informasi baik di bidang teknologi ataupun
bisnis, seperti daftar pelanggan, resep makanan dan minuman, komposisi obat, dan proses-
proses internal untuk menghasilkan suatu produk atau jasa.
2. Nilai ekonomis: Rahasia dagang harus memiliki nilai ekonomis yang berguna dalam kegiatan
usaha.
3. Kerahasiaan: Rahasia dagang harus dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang.
Kerahasiaan tersebut harus dijaga sebagaimana mestinya, yang memiliki arti semua langkah
yang menurut ukuran kewajaran, kelayakan, dan kepatutan yang harus dilakukan.

Apabila ketiga unsur ini dipenuhi, suatu rahasia dagang dapat memperoleh perlindungan
hukum. Perlindungan rahasia dagang bersifat secara otomatis tanpa harus didaftarkan apabila
memenuhi ketiga unsur yang telah disebutkan di atas. Perlindungan rahasia dagang juga tidak
memiliki ketentuan yang membatasi tentang jangka waktu berlakunya perlindungan rahasia
dagang. Selama pemilik rahasia dagang tetap merahasiakan dan melakukan usaha-usaha untuk
melindungi kerahasiaan rahasia dagang, maka selama itu pula berlaku perlindungan hukum.
Rahasia dagang juga tidak perlu didaftarkan untuk mendapatkan perlindungan hukum, karena
undang-undang secara langsung melindungi rahasia dagang tersebut apabila informasi tersebut
bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya melalui upaya
sebagaimana mestinya.

Pemilik rahasia dagang dapat menggunakan rahasia dagangnya sendiri atau memberikan lisensi
kepada orang lain untuk menggunakan rahasia dagang tersebut. Pemilik juga dapat melarang
orang lain untuk membocorkan rahasia dagang milik pemilik kepada pihak yang tidak
bersangkutan. Hak rahasia dagang dapat dialihkan kepada orang lain melalui pewarisan, hibah,
wasiat, perjanjian, atau sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Pengalihan hak ini harus dalam bentuk tertulis dalam bentuk dokumen pengalihan hak dan
wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Pemilik rahasia dagang
yang memberikan lisensi kepada pihak lain juga harus dicatatkan dalam Direktorat Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual

Perlindungan Hukum Rahasia Dagang

Menurut Henry Soelistyo Budi, rahasia dagang tidak perlu didaftarkan kepada instansi
manapun untuk mendapatkan perlindungan dan apabila rahasia dagang memiliki ketiga unsur
yang terdapat dalam Pasal 1 angka 1 UU Rahasia Dagang, maka rahasia dagang akan secara
otomatis mendapatkan perlindungan. Apabila rahasia dagang didaftarkan, maka hal tersebut
dapat men-disclose kerahasiaan dari rahasia dagang tersebut dengan menjelaskan rahasia
dagang yang dimiliki. Sehingga, hal tersebut bertentangan dengan konsep dasar dari rahasia
dagang sendiri.
Ringkasnya, perlindungan hukum terhadap rahasia dagang didasarkan pada hubungan
keperdataan antara pemilik rahasia dagang dan penerima hak atau lisensi rahasia dagang.
Pemilik rahasia dagang dapat menggunakan perjanjian tertulis atau lisan untuk menjaga
kerahasiaan rahasia dagang, dan perjanjian lisan juga dapat dilindungi oleh hukum. Dalam hal
pembuktian pelanggaran rahasia dagang, pemilik rahasia dagang harus membuktikan
kewajiban penerima rahasia dagang untuk menjaga kerahasiaan tersebut berdasarkan
kesepakatan yang telah dibuat antara kedua belah pihak.
Perjanjian Franchise Cocoyo

• Cocoyo adalah usaha F&B yang menjual minuman kelapa murni dan minuman kelapa variasi
dengan tambahan buah-buahan lain.
• Perjanjian franchise ini antara David Unsulangi sebagai pihak pertama (Principal) dan Ariska
Visono sebagai pihak kedua (Partner), untuk gerai Cocoyo di Mall Living World Alam Sutera.
• Perjanjian franchise ini diatur dalam empat syarat sahnya perjanjian menurut Pasal 1320
KUHPerdata dan merupakan perjanjian innominaat bersifat khusus yang tunduk pada
perundang-undangan yang mengatur franchise.
• Perjanjian franchise Cocoyo memenuhi definisi franchise dalam Pasal 1 PP Waralaba karena
Principal memiliki hak khusus terhadap sistem bisnis dan merek dagang Cocoyo, dan telah
berhasil dalam bisnis sehingga menawarkan mereknya untuk franchise.
• Perjanjian franchise Cocoyo mengandung unsur merek dagang dan rahasia dagang, serta
mencakup pemberian izin kepada franchisee untuk menggunakan hak kekayaan intelektual
dalam menjalankan bisnis franchise.
• Perjanjian franchise Cocoyo mencakup pembayaran royalty fee kepada franchisor, kewajiban
franchisee untuk mendesain perusahaannya mirip dengan franchisor, serta asistensi dan
pengawasan franchisor terhadap franchisee.
• Perjanjian franchise Cocoyo juga mencakup klausula mengenai quality control, di mana
Principal melakukan pengawasan terhadap bahan baku, produk penjualan, desain outlet, dan
packaging franchisee.
Perlindungan Hukum Rahasia Dagang Perjanjian Franchise Cocoyo

Rahasia Dagang dalam Perjanjian Franchise Cocoyo dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tidak ada klausula spesifik dalam perjanjian franchise Cocoyo yang mengatur mengenai
bentuk rahasia dagang yang diberikan kepada Partner dan larangan untuk membocorkan
rahasia dagang tersebut kepada pihak diluar perjanjian.
2. Rahasia dagang seperti resep, bahan yang digunakan, dan cara pembuatan produk diberikan
secara lisan oleh Principal kepada Partner saat melakukan training.
3. Perjanjian franchise Cocoyo memberikan hak eksklusif kepada Principal untuk
mempergunakan rahasia dagang yang dimilikinya, serta melarang siapapun untuk
menggunakan dan mengungkapkan rahasia dagang tersebut. Pelanggaran rahasia dagang dapat
diambil tindakan hukum sesuai Pasal 13 UU Rahasia Dagang.
4. Meskipun tidak ada klausula yang secara spesifik mengenai kewajiban Partner untuk
merahasiakan metode penjualan atau resep dari Cocoyo, terdapat Pasal 9 Peraturan Partnership
yang melarang Partner menjual menu Cocoyo dengan merek dagang lain. Hal ini dapat
diartikan sebagai larangan untuk menggunakan rahasia dagang Cocoyo untuk kegiatan lain
diluar dari usaha franchise Cocoyo, serta larangan untuk mengungkapkan rahasia dagang
kepada pihak lain diluar perjanjian.
5. Kewajiban untuk menjaga kerahasiaan rahasia dagang dapat dilakukan secara implisit,
misalnya dengan simbol menutupkan satu jari pada bibir. Hal ini merupakan duty of care bagi
penerima rahasia dagang untuk menjaga kerahasiaan.
6. Perlindungan hukum bagi rahasia dagang Cocoyo tetap diberikan meskipun perjanjian
franchise tidak dilaporkan kepada Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual. Rahasia
dagang Cocoyo memenuhi unsur-unsur yang membuat sebuah rahasia dagang dilindungi oleh
UU Rahasia Dagang, seperti bersifat rahasia, memiliki nilai ekonomi, dan dijaga
kerahasiaannya.
7. Pelanggaran rahasia dagang Cocoyo oleh Partner dapat mengakibatkan Partner mendapatkan
keuntungan dari rahasia dagang milik Principal dan merugikan Principal karena penggunaan
rahasia dagang diluar dari usaha franchise Cocoyo.
8. Perjanjian franchise Cocoyo tidak memiliki klausula tertulis yang secara spesifik mengatur
rahasia dagang Cocoyo dan larangan untuk mengungkapkan rahasia dagang tersebut.
9. Namun, Principal dan Partner telah melakukan kesepakatan secara lisan untuk menjaga
kerahasiaan rahasia dagang dan kesepakatan ini disaksikan oleh saksi dari kedua belah pihak.
10. Kesepakatan lisan untuk menjaga kerahasiaan rahasia dagang juga dilindungi oleh hukum
perdata, sesuai dengan Pasal 1347 KUHPerdata.
11. Rahasia dagang yang diberikan secara lisan oleh pemilik rahasia dagang kepada penerima
rahasia dagang dianggap sah dan dilindungi oleh UU Rahasia Dagang dan KUHPerdata.
12. Dalam perjanjian franchise Cocoyo, terdapat pasal yang menyiratkan larangan bagi Partner
untuk menggunakan rahasia dagang milik Principal untuk hal lain, dan Partner mengetahui
kewajibannya untuk menjaga kerahasiaan rahasia dagang secara lisan.
13. PP Waralaba yang merupakan dasar hukum pengaturan franchise di Indonesia tidak secara
spesifik mengatur mengenai rahasia dagang, namun mengatur kriteria ciri khas usaha dan hak
kekayaan intelektual yang telah terdaftar, di mana rahasia dagang Cocoyo dapat dikategorikan
sebagai ciri khas usaha.
14. Hak kekayaan intelektual yang terkait dengan usaha, termasuk rahasia dagang, diharuskan
sudah didaftarkan dan memiliki perlindungan hukum.
Kesimpulan

kesepakatan secara lisan untuk menjaga kerahasiaan rahasia dagang Cocoyo dalam perjanjian
franchise Cocoyo dilindungi oleh hukum perdata, dan rahasia dagang Cocoyo dapat
dikategorikan sebagai ciri khas usaha dan hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar dalam
PP Waralaba. Meskipun tidak terdapat klausula tertulis yang secara spesifik mengatur
mengenai rahasia dagang dalam perjanjian franchise, larangan untuk mengungkapkan rahasia
dagang dapat dianggap sebagai bagian dari perjanjian berdasarkan kesepakatan lisan antara
Principal dan Partner. Apabila Partner melanggar kesepakatan tersebut dan mengungkapkan
rahasia dagang, Principal dapat mengambil tindakan hukum sesuai dengan Pasal 13 UU
Rahasia Dagang.

bahwa rahasia dagang adalah informasi yang bernilai ekonomi dan dijaga kerahasiaannya oleh
pemiliknya, dan perlindungan terhadap rahasia dagang diatur oleh UU Rahasia Dagang dan
Pasal 1347 KUHPerdata. Meskipun PP Waralaba tidak mengatur secara khusus tentang rahasia
dagang dalam perjanjian franchise, namun perlu dilakukan amandemen terhadap PP Waralaba
untuk menambahkan pasal mengenai pengaturan rahasia dagang dalam perjanjian franchise.
Disarankan untuk menambahkan ketentuan mengenai rahasia dagang dalam perjanjian
franchise, termasuk ketentuan setelah perjanjian franchise berakhir, untuk meminimalisir kasus
penuntutan yang serupa dan memberikan kepastian hukum bagi pemilik rahasia dagang.

Anda mungkin juga menyukai