Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN HUKUM TERHADAP WANPRESTASI ROYALTY RAHASIA

DAGANG DALAM PERJANJIAN WARALABA

Bella Katrinasari
bellakatrinasari@yahoo.com
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Hernawan Hadi
hernawanhadi@gmail.com
Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Abstract

Keywords:

Abstrak
Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui akibat hukum dari kelalaian dalam perjanjian serta perlindungan
hukum rahasia dagang dalam bisnis waralaba kuliner di Indonesia. Dengan mengumpulkan bahan
hukum primer dan sekunder melalui teknik studi kepustakaan. Perjanjian diatur dalam buku III KUH
Perdata tentang Perikatan. Perjanjian waralaba Komala restaurant terdapat akibat hukum dalam hal
terjadi wanprestasi, yaitu apabila pihak penerima waralaba tidak membayar royalty fee yang menjadi
hak pihak pemberi waralaba, maka diwajibkan membayar royalty fee yang belum dibayarkan kepada
pihak pemberi waralaba/franchisor serta bunga keterlambatan dalam pembayaran royalty fee. Dalam
suatu perusahaan kuliner yang diwaralabakan pasti memiliki rahasia perusahaan berupa resep rahasia
serta metode pelaksanaan bisnis tersebut. Rahasia dagang perlu dilindungi untuk mencegah pencurian
resep dan persaingan usaha yang tidak sehat. Pihak penerima waralaba diwajibkan mengganti
kerugian terhadap hak kemilikan rahasia perusahaan. Perjanjian waralaba merupakan salah satu
aspek perlindungan hukum. Hal ini dikarenakan perjanjian dapat menjadi dasar hukum yang kuat untuk
menegakkan perlindungan hukum rahasia dagang dan bagi para pihak.
Kata Kunci: Waralaba, Rahasia Dagang, Wanprestasi.

A. Pendahuluan hukum yang mengatur hubungan hukum antara


orang yang satu dengan orang lain dalam hidup
Indonesia merupakan negara hukum
bermasyarakat (Abdulkadir Muhammad, 2010:2).
sesuai yang tercantum dalam Pasal 1 ayat
(3) Amandemen ke IV Undang-Undang Dasar Hubungan hukum tersebut dapat terjadi
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. karena beberapa hal, salah satunya karena
Konsekuensi dari negara hukum tersebut, adanya kontrak (perjanjian) antara pihak satu
maka Indonesia memiliki beberapa bidang dengan pihak lain. Kontrak pada dasarnya
ilmu hukum, salah satunya bidang ilmu hukum merupakan perikatan antar manusia atau subjek
perdata. Hukum perdata adalah segala aturan hukum yang berwujud hak dan kewajiban hukum

Privat Law Vol. V No. 1 Januari-Juni 2017 85


yangmana timbul sebagai konsekuensi dari samping itu, pengembangan sumber daya
kesepakatan atau persetujuan atas kehendak manusia berkualitas menjadi penting melalui
pihak-pihak pembuatnya (Bayu Seto H, 2013:16). pelatihan keterampilan menjalankan bisnis
Akibat dari kesepakatan itu menimbulkan waralaba yang diselenggarakan oleh pihak
kekuatan mengikat perjanjian antara para pihak pengusaha kecil. Para penerima waralaba tidak
sebagaimana layaknya undang-undang (pacta perlu bersusah payah menciptakan sendiri
sunt servanda). Kekuatan mengikat ini menjadi sistem bisnis, sudah cukup dengan menyediakan
dasar penting dalam hukum kontrak bahwa sejumlah modal kemitraan usaha dan membayar
setiap orang harus mematuhi janji dan terikat royalti dengan memanfaatkan sistem waralaba
untuk melaksanakan perjanjian, maka pihak asing melalui perjanjian bisnis.
ketiga tidak dapat mencampuri isi perjanjian yang Pengaturan mengenai franchise diatur
dibuat para pihak tersebut (Ridwan Khairandy, secara khusus dalam Peraturan Pemerintah
2011:37). Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007
Munculnya kecenderungan globalisasi tentang Waralaba. Sebagai pelaksana Peraturan
di bidang ekonomi ataupun perdagangan Pemerintah tersebut, pemerintah melalui
pada saat ini tidak dapat dihindarkan lagi. Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Terjadinya globalisasi ditandai dengan semakin Indonesia Nomor 31/MDAG/PER/8/2008 tentang
transparannya dunia. Seolah-olah negara Penyelenggaraan Waralaba. Peraturan Menteri
berdaulat menjadi tanpa batas dengan negara ini kemudian di cabut dan di ganti dengan
berdaulat yang lain di dunia ini, telah mengubah Peraturan Menteri Perdagangan Republik
wajah kehidupan perekonomian di seluruh dunia, Indonesia Nomor 53/MDAG/ PER/8/2012 tentang
termasuk Indonesia. Globalisasi ekonomi dengan Penyelenggaraan Waralaba.
pasar bebasnya mau tidak mau akan menjadi Pasal 1 Peraturan Pemerintah Republik
bagian dari kehidupan sehari-hari dalam waktu Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 tentang
dekat (Nindyo Pramono, 2006:150). Waralaba menyebutkan bahwa waralaba adalah
Waralaba merupakan salah satu bentuk hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan
format bisnis dimana pihak pertama yang disebut atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan
pemberi waralaba memberikan hak kepada pihak ciri khas usaha dalam rangka memasarkan
kedua yang disebut penerima waralaba untuk barang dan/atau jas yang telah terbukti berhasil
mendistribusikan barang/jasa dalam lingkup area dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan
oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.
mempergunakan merek, logo dan sistem operasi Pasal 3 menegaskan bahwa salah satu kriteria
yang dimiliki dan dikembangkan oleh pemberi waralaba adalah Hak Kekayaan Intelektual
waralaba. Pemberian hak ini dalam bentuk kemudian disebut HKI yang telah terdaftar, yang
perjanjian waralaba antara subyek hukum yang dimaksud dengan Hak Kekayaan Intelektual yang
satu dengan subyek hukum yang lain untuk telah terdaftar tersebut adalah Hak Kekayaan
mendistribusikan barang/jasa dalam lingkup Intelektual yang terkait dengan usaha seperti
merek, hak cipta, paten, dan rahasia dagang,
dengan mempergunakan merek, logo dan
sistem operasi yang dimiliki dan dikembangkan sedang dalam proses pendaftaran di instansi
oleh pemberi waralaba dimana subyek hukum yang berwenang.
yang satu berhak atas prestasi dan begitu juga Para pihak yang akan menyelenggarakan
subyek hukum yang lain berkewajiban untuk usaha waralaba harus berdasarkan perjanjian
melaksanakan prestasinya sesuai dengan yang tertulis yang dibuat antara pihak pemberi waralaba
telah disepakati. dan penerima waralaba. Pemberi waralaba yaitu
Melalui sistem waralaba ini, kegiatan usaha badan usaha atau perorangan yang memberikan
pengusaha kecil di Indonesia dapat berkembang hak kepada pihak lain utuk memanfaatkan dan
secara wajar dengan menggunakan resep, atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual
teknologi, kemasan, manajemen pelayanan, dan atau penemuan atau khas usaha yang dimiliki,
merek dagang/jasa pihak lain dengan membayar sedangkan penerima waralaba yaitu badan
sejumlah royalti berdasarkan perjanjian. Di usaha atau perorangan yang diberikan hak
untuk memanfaatkan dan atau menggunakan

86 Privat Law Vol. V No. 1 Januari-Juni 2017


hak atas kekayaan intelektual atau penemuann pemberi waralaba yaitu imbalan atau royalty
atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba. fee sampai jangka waktu perjanjian yang telah
Perjanjian waralaba memuat klausula pemberian disepakati berakhir, kemudian pihak penerima
hak bagi penerima waralaba untuk menunjuk waralaba tetap menjalankan usahanya dengan
penerima waralaba lain. Pemberi waralaba wajib meniru usaha sejenis menggunakan metode
memberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan, pelaksanaan usaha yang merupakan kerahasiaan
bimbingan operasional manajemen, pemasaran, perusahaan tersebut tanpa ijin tertulis atau tanpa
dan pengembangan kepada penerima waralaba. kesepakatan perpanjangan perjanjian. Hal ini
Salah satu bisnis usaha yang ingin termasuk dalam wanprestasi dalam perjanjian.
mengembangkan usahanya yang sama di Artikel ini membahas bagaimana
wilayah lain dengan konsep waralaba adalah perlindungan rahasia dagang saat jangka waktu
Komala Restaurant. Komala restaurant bergerak perjanjian kontrak berakhir dan membahas
dibidang usaha kuliner, dimana usaha bisnis bagaimana akibat hukum yang ditimbulkan jika
kuliner dimasa sekarang sangat menjamin salah satu pihak melanggar perjanjian atau
karena termasuk kebutuhan pokok. Komala wanprestasi pada perjanjian waralaba komala
restaurant sebagai pemberi waralaba berada restaurant?
di negara tetangga Singapura, kemudian pihak
PT Graha Bhakti sebagai penerima waralaba
B. Metode Penelitian
ingin membuka usaha dengan sama diwilayah
berbeda yaitu Jakarta menggunakan prinsip Jenis penelitian yang digunakan penulis
waralaba dengan hukum Indonesia. adalah penelitian hukum normatif atau biasa
Bisnis waralaba berbeda dengan dikenal dengan penelitian hukum doctrinal
bisnis lainnya karena bisnis ini tidak hanya (doctrinal research), yaitu penelitian yang
sekedar menjual produk tetapi lebih luas lagi dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka
menjual HKI (Hak Kekayaan Intelektual). Hak atau data sekunder yang terdiri dari bahan
Kekayaan Intelektual merupakan kekayaan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan
bagi pemberi waralaba, karena dapat dialihkan bahan hukum tersier. Menurut Peter Mahmud
pemanfaatannya atau penggunaannya kepada marzuki semua penelitian yang berkaitan dengan
pihak lain (penerima waralaba) yang didasarkan hukum (legal research) adalah selalu normative
pada diperolehnya ijin dari pemberi waralaba. (Peter Mahmud Marzuki,2014:66-56). Penelitian
Salah satu kekayaan intelektual dalam bisnis ini bersifat preskriptif dengan menggunakan
waralaba adalah rahasia dagang dimana pendekatan Undang-Undang (statue approach)
rahasia dagang merupakan aset perusahaan dan pendekatan kasus (case approach). Sumber
yang sangat berharga karena bersifat komersial penelitian ini menggunakan bahan hukum
dan harus dijaga kerahasiaannya tidak primer dan sekunder yang terkait dengan isu
sembarang pihak dapat mengetahui kerahasiaan hukum yang diangkat. Teknik pengumpulan
perusahaan tersebut. Untuk itu perlu dijaga data yang akan digunakan dalam penelitian ini
sifat kerahasiaannya dan perlu mendapatkan adalah studi kepustakaan. teknik analisis data
perlindungan. yang digunakamn penulis dalam penulis hukum
ini adalah silogisme dan interprestasi (Peter
Perjanjian waralaba Komala antara pemberi
Mahmud Marzuki:2014:91).
waralaba dengan penerima waralaba akan
menimbulkan akibat hukum yang mengikat para
pihak, sehingga para pihak harus melaksanakan C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
isi perjanjian tersebut yang berupa hak dan 1. Akibat Hukum Kelalaian Dalam Perjanjian
kewajiban masing-masing pihak serta akibat Waralaba
hukum yang dikendakinya, namun dalam
Perjanjian dalam Pasal 1313
pelaksanaan perjanjian terkadang mengalami
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
hambatan atau terdapat pihak yang tidak
menyatakan bahwa Suatu perbuatan
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan isi
dengan mana seseorang satu lebih
perjanjian yang telah disepakati. Dalam kasus
mengikatkan dirinya terhadap satu
ini pihak penerima waralaba tidak melaksanakan
orang lain atau lebih. Suatu kontrak atau
kewajibannya dengan tidak membayarkan hak

Privat Law Vol. V No. 1 Januari-Juni 2017 87


perjanjian harus memenuhi syarat sahnya mudah ditiru, dibandingkan dengan usaha
perjanjian, yaitu kata sepakat, kecapakan, lain sejenis, dan membuat konsumen selalu
hal tertentu dan suatu sebab yang halal,
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320 di atas adalah:
Kitab Undang-undang Hukum Perdata. a. Adanya hak khusus
Dengan dipenuhinya empat syarat sahnya
b. Pelakunya perseorangan maupun
perjanjian tersebut, maka suatu perjanjian
badan usaha
menjadi sah dan mengikat secara hukum
bagi para pihak yang membuatnya c. Adanya obyek sistem bisnis dengan
(Suharnoko,2004:1). ciri khas usaha

Pasal 1319 KUH Perdata menentukan d. Tujuannya memasarkan barang dan/


dua kelompok perjanjian, yaitu: atau jasa yang telah terbukti berhasil
dan dapat dimanfaatkan dan/ atau
a. Perjanjian bernama nominaat
digunakam oleh pihak lain.
contracten, disebut demikian karena
merupakan perjanjian yang diberi e. Dasarnya perjanjian waralaba.
nama dan pengaturan secara khusus Perjanjian waralaba yang
dalam undang-undang, seperti dilaksanakan oleh pihak pemberi waralaba
perjanjian jual beli, sewa menyewa yaitu pemilik Komala Restaurant dan
dan lain-lain. penerima waralabanya merupakan
b. Perjanjian tidak bernama atau perjanjian tidak bernama atau perjanjian
innominaat contracten, disebut innominat, karena perjanjian waralaba
demikian karena merupakan perjanjian merupakan perjanjian yang tidak bernama,
yang belum mempunyai nama tertentu sumber perjanjian adalah pasal 1338 KUH
Perdata yang dalam pasal ini mengandung
dan belum diatur secara khusus dalam
asas kebebasan berkontrak. ini berarti
undang-undang, seperti perjanjian
sewa beli, perjanjian kerjasama dan hukum perjanjian yang berisi apa saja yang
lain sebagainya (Salim, 2003: 1). dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya
Salah satu perjanjian tidak bernama
selama tidak bertentangan dengan undang-
adalah perjanjian waralaba komala
undang, kesusilaan dan ketertiban umum
restaurant. Perjanjian waralaba merupakan
(Munir Fuady,2015:181).
perjanjian jenis baru yang tumbuh dan
Perjanjian waralaba menganut asas
berkembang dalam praktek sehari-hari,
kebebasan berkontrak sebagaimana
sehingga belum diatur secara khusus
dalam KUH perdata, melainkan diatur tercantum dalam Pasal 1338 ayat 1 KUH
sendiri di dalam Peraturan Pemerintah Perdata. Asas kebebasan kontrak meliputi:
Nomor 42 Tahun 2007 tentang waralaba. a. Orang bebas untuk membuat kontrak.
Menurut pasal 1 ayat 1 Peraturan b. Bebas untuk mengatur sendiri isi
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang perjanjian yang akan mengikat
waralaba, menyebutkan bahwa waralaba perbuatan-nya.
merupakan hak khusus yang dimiliki oleh c. Bahkan orang dapat memperjanjikan
orang perseorangan atau badan usaha bahwa ia hanya bertanggung
terhadap bisnis dengan ciri khas usaha jawab sampai batas-batas tertentu
dalam rangka memasarkan barang dan saja. Dengan pembatasan tidak
atau jasa yang telah terbukti berhasil dan bertentangan dengan undang-
dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan undang, kesusilaan dan ketertiban
oleh pihak lain berdasarkan perjanjian umum
waralaba. berdasarkan penjelasan pasal
Dianutnya asas kebebasan berkontrak
3 huruf a Peraturan Pemerintah nomor 42
dianggap relevan bila dihubungan dengan
tahun 2007 yang dimaksud dengan ciri khas
kebutuhan masyarakat, sebab tidak
usaha adalah suatu usaha yang memiliki
mungkin semua perjanjian dapat diatur
keunggulan atau perbedaan yang tidak

88 Privat Law Vol. V No. 1 Januari-Juni 2017


dalam peraturan perundang-undangan. (Ahmadi Miru,2007:74), Dalam hal ini adalah
Hal tersebut antara lain disebabkan oleh pihak penerima waralaba tidak melakukan
perkembangan masyarakat yang sering kewajibannya yang sudah disepakati dalam
kali menuntut kepraktisan serta kemudahan perjanjian yaitu pembayaran imbalan atau
dalam bertindak, selain juga didorong oleh Royalty fee. Alasan debitur tidak memenuhi
kebutuhan masyakarakat yang semakin prestasi karena:
komplek. a. Debitur menghadapi keadaan
Waralaba meliputi bentuk-bentuk memaksa (overmacht)
metode produksi dan distribusi barang b. Kesalahan baik sengaja atau lalai
atau jasa kepada konsumen dengan ( ).
suatu standard dan sistem eksploitasi
Wanprestasi adalah tidak memenuhi
tertentu. Standar dan eksploitasi tersebut
kewajiban yang telah disepakati dalam
meliputi kesamaan dan penggunaan nama
perikatan. Untuk menentukan saat terjadi
perusahaan, merek, serta sistem produksi,
wanprestasi, maka pertama Pemberi
tata cara pengemasan, penyajian dan
waralaba wajib memberikan teguran atau
pengedarannya sehingga pihak penerima
somasi, berupa surat tagihan agar penerima
waralaba diwajib membayar imbalan
waralaba dapat melakukan prestasinya
pemakaian hak terwaralaba karena pemberi
sebagaimana yang diharapkan.
waralaba telah mengijinkan menggunakan
nama dagang serta metode pelaksanaan Somasi diatur dalam Pasal 1238 KUH
usahanya kepada penerima waralaba yang Perdata dan Pasal 1243 KUH Perdata.
komersial. Dalam Pasal 1238 KUH Perdata dijelaskan
bahwa “si berutang adalah lalai, apabila ia
Dalam setiap perjanjian termasuk
dengan surat perintah atau dengan sebuah
perjanjian waralaba terdapat hak dan
akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau
kewajiban yang harus dipenuhi oleh para
demi perikatannya sendiri, ialah jika ini
pihak dengan itikad baik. Salah satu hak yang
menetapkan, bahwa si berutang harus
harus dilaksanakan oleh penerima waralaba
dianggap lalai dengan lewatnya waktu
adalah dengan membayar royalty fee
yang ditentukan”. Somasi adalah teguran
setiap bulannya. Royalty fee adalah jumlah
dari si berpiutang (kreditor) kepada si
uang yang dibayarkan secara periodik oleh
berutang (debitor) agar dapat memenuhi
terwaralaba kepada pewaralaba sebagai
prestasi sesuai dengan isi perjanjian yang
imbalan dari pemakaian hak waralaba oleh
telah disepakati oleh para pihak. Surat
terwaralaba yang merupakan pendapatan
teguran harus dilakukan paling sedikit tiga
dari omset penjualan. Biaya royalty dihitung
kali (HS salim, 2003:178). Akibat tidak
dari pendapatan omset yang didapat setiap
dilaksanakannya prestasinya dan telah
bulannya.
ditegur selama tiga kali, maka si berutang
Ada kalanya dalam pelaksanaan (debitor) dinyatakan wanprestasi. Apabila
perjanjian mungkin saja akan menghadapi penerima sudah diperingatkan atau sudah
hal-hal yang menghambat bahkan dengan tegas ditagih janjinya ia tetap
menyebabkan tidak terpenuhinya perjanjian tidak melaksanakan prestasinya, maka
tersebut. Apabila dalam suatu perjanjian ia berada dalam keadaan lalai atau alpa
pihak yang mempunyai kewajiban tidak dan terhadapnya dapat diberikan sanksi.
melaksanakan kewajibannya, tentu akan Sebagaimana tercantum dalam Pasal:
menimbulkan kerugian bagi kreditur. Suatu
Pasal 1236 KUH Perdata menyatakan
kesepakatan perjanjian tidak dilaksanakan
bahwa:
dengan baik oleh salah satu pihak dalam
suatu perjanjian waralaba, pihak yang tidak “Debitur wajib memberi ganti biaya,
sengaja wanprestasu dapat terjadi karena kerugian dan bunga kepada kreditur
bila ia menjadikan dirinya tidak mampu
memang tidak mampu untuk memebuhi
prestasi tersebut atau juga karena terpaksa untuk menyerahkan barang itu atau tidak
untuk tidak melakukan prestasu tersebut merawatnya dengan sebaik-baiknya untuk
menyelamatkannya”. sedangkan,

Privat Law Vol. V No. 1 Januari-Juni 2017 89


Pasal 1243 KUH Perdata menyatakan belum dibayarkan kepada pihak pemberi
bahwa: waralaba/franchisor, bunga keterlambatan
“Penggantian biaya, kerugian dan sesuai sepakatan dalam perjanjian dan
bunga karena tak dipenuhinya suatu mengganti rugi semua kerugian yang
perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, ditanggung oleh pemberi waralaba.
walaupun telah dinyatakan Ialai, tetap 2. Perlindungan Rahasia Dagang Dalam
Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau Perjanjian Waralaba
jika sesuatu yang harus diberikan atau Waralaba merupakan bentuk khusus
dilakukannya hanya dapat diberikan atau dari perjanjian lisensi. Melalui perjanjian
dilakukannya dalam waktu yang melampaui waralaba sistem bisnis tertentu menjadi
waktu yang telah ditentukan”. objek perjanjian yang tidak terpisahkan
Ketentuan kedua pasal tersebut dari perjanjian lisensinya. Di Indonesia,
di atas menentukan bahwa dalam hal perlindungan hukum terhadap waralaba
debitur lalai untuk memenuhi kewajiban secara eksplisit diatur dalam berbagai
prestasinya, kreditur berhak untuk menuntut undang-undang antara lain yaitu:
penggantian kerugian, biaya dan bunga. a. Undang-undang Nomor 14 Tahun
Sanksi bagi seorang debitur yang lalai 2001 tentang Paten;
dalam berprestasi, yaitu :
b. Undangundang Nomor 15 Tahun 2001
a. Membayar kerugian yang diderita tentang Merek;
oleh kreditur atau ganti rugi
c. Undang-undang Nomor 19 Tahun
b. Pembatalan perjanjian atau juga 2002 tentang Hak Cipta: dan
dinamakan pemecahan perjanjian
d. Undang-undang Nomor 30 Tahun
c. Peralihan resiko 2000 tentang Rahasia Dagang;
d. Membayar biaya perkara kalau sampai Di Indonesia, perlindungan rahasia
diperkarakan di depan pengadilan. dagang diatur dalam Undang-Undang
Ada dua sebab timbulnya ganti rugi, Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia
yaitu ganti rugi karena wanprestasi dan ganti
rugi karena perbuatan melawan hukum. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Rahasia
Ganti rugi karena wanprestasi diatur dalam Dagang, Rahasia Dagang adalah informasi
Buku III KUH Perdata dimulai dari Pasal yang tidak diketahui oleh umum di bidang
1243 KUH Perdata sampai dengan Pasal teknologi dan/atau bisnis, mempunyai
1252 KUH Perdata, sedangkan ganti rugi nilai ekonomi karena berguna dalam
karena perbuatan melawan hukum diatur kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya
dalam Pasal 1365 KUH Perdata. Ganti rugi oleh pemilik Rahasia Dagang. Pasal 2
karena perbuatan melawan hukum adalah menyebutkan ruang lingkup perlindungan
suatu bentuk ganti rugi yang dibebankan Rahasia Dagang meliputi metode produksi,
kepada orang menimbulkan kesalahan metode pengolahan, metode penjualan,
kepada pihak yang dirugikannya. Ganti atau informasi lain di bidang teknologi dan/
rugi itu timbul karena adanya kesalahan. atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan
Ganti rugi karena wanprestasi adalah tidak diketahui oleh masyarakat umum,
suatu bentuk ganti rugi yang dibebankan termasuk resep makanan/minuman,
karena tidak memenuhi isi perjanjian yang formula, proses produksi, metode
telah dibuat antara pemberi waralaba dan pelaksanaan atau pemasaran.
penerima. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Berdasarkan hasil penelitian akibat RI Nomor 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba
hukum dalam hal salah satu pihak untuk dapat menyelenggarakan bisnis
wanprestasi, yaitu apabila pihak penerima waralaba di Indonesia maka usaha tersebut
waralaba tidak membayar royalty fee yang harus memiliki kriteria-kriteria sebagai
menjadi hak pihak pemberi waralaba, maka berikut:
diwajibkan membayar royalty fee yang

90 Privat Law Vol. V No. 1 Januari-Juni 2017


a. Memiliki ciri khas usaha; penerima waralaba berkewajiban untuk
b. Terbukti sudah memberikan tidak membocorkan atau melanggar hak-
keuntungan; hak kekayaan intelektual milik pemberi
waralaba yang dilindungi.
c. Memiliki standar atas pelayanan dan
barang dan/atau jasa yang ditawarkan Adapun perbedaan antara rahasia dagang
yang dibuat secara tertulis; dengan Hak Kekayaan Intelektual lainnya seperti
hak cipta, paten, dan merek. perbedaannya
d. Mudah diajarkan dan diaplikasikan;
antara lain:
e. Adanya dukungan yang
1. Bentuk HKI lain tidak bersifat rahasia.
berkesinambungan;dan
Bentuk HKI lain mendapat perlindungan
f. Hak Kekayaan Intelektual yang telah karena merupakan sejenis kekayaan yang
terdaftar. dimiliki orang lain. Informasi mengenai
Ciri khas usaha menjadi sebuah suatu penemuan tidak diungkapkan,
rahasia dagang perusahaan yang menjadi perlindungan paten tidak dapat diproleh
aset perusahaan yang sangat berharga dan dari Negara. Kalau karya hak cipta atau
harus dijaga kerahasiaanya karena dari sebuah merek tidak digunakan secara
situlah sebuah perusahaan berkembang umum, maka tidak ada nilai komersialnya.
dan menghasilkan keuntungan. Apabila Rahasia dagang mendapat perlindungan
rahasia tersebut sampai terungkap kepada karena sifat rahasianya menyebabkan
pihak lain, baik perusahaan yang melakukan informasi itu bernilai. Rahasia dagang
perdagangan yang sejenis, maupun yang terdiri dari informasi yang hanya bernilai
tidak sejenis akan tetap membawa kerugian komersial kalau kerahasiaannya hilang.
bagi pemilik dan sifat kerahasiaanya suatu 2. Rahasia dagang mendapat perlindungan
informasi tersebut hilang sehingga bukan meskipun tidak memiliki kreativitas atau
lagi menjadi sebuah rahasia dagang. Untuk pemikiran baru. Yang penting adalah
itu perlu dijaga sifat kerahasiaannya dan rahasia dagang tidak diketahui secara
perlu mendapatkan perlindungan. umum.
Dalam Pasal 3 ayat 1 Undang-undang 3. Bentuk HKI lain selalu berbentuk tertentu
Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia yang dapat ditulis, digambar atau dicatat
Dagang dikatakan bahwa Rahasia dagang secara persis sesuai dengan syarat
mendapatkan perlindungan apabila: pendaftran yang ditetapkan oleh instansi
a. Informasi bersifat rahasia; pemerintah. Rahasia dagang tidak
b. Mempunyai nilai ekonomis; dan semestinya ditulis, yang penting bukan
c. Dijaga kerahasiaannya. bentuk tulisan atau pencatatan informasi
yang persis, tetapi penggunaan konsep,
Pentingnya suatu rahasia dagang
ide, atau informasinya sendiri yang dapat
dalam bisnis dengan waralaba memiliki
diberikan kepada pihak lain secara lisan.
potensi kehilangan rahasia yang dapat
Hal ini berbeda dengan hak paten atau
diakibatkan oleh kurangnya atau tidak
merek (H.OK. Saidin. 2013:453)
ada tindakan pencegahan dalam
mempertahankan kerahasiaanya. Pemberi Dalam yang penulis teliti perjanjian waralaba
waralaba harus mengambil tindakan antara pihak penerima waralaba dan pemberi
pencegahan untuk melindungi rahasia waralaba yang perjanjian tersebut mempunyai
dagang dalam sistem waralabanya. waktu kontrak selama 10 (sepuluh) tahun telah
Perlindungan rahasia dagang dalam berakhir. Sesuai perjanjian waralaba komala
bisnis waralaba dilaksanakan berdasarkan pada Pasal 25 ayat 1 dan 2 saat berakhirnya
perjanjian waralaba yang disepakatinya perjanjian pihak penerima waralaba wajib
dimana dalam perjanjian waralaba dengan segera dan selamanya menghentikan
dinyatakan bahwa setiap kekayaan penggunaan, dalam setiap cara apapun, setiap
intelektual yang berasal dari pemberi rahasia dagang, metode rahasia, prosedur dan
waralaba merupakan hak dari pemberi teknik-teknik yang berkaitan dengan system
waralaba sebagai pemilik rahasia dan komala dalam wilayah atau dimanapun.

Privat Law Vol. V No. 1 Januari-Juni 2017 91


Sehubungan dengan tidak menghentikan c. Kerangka kerja yang komprehensif
yang mencakup hal-hal sebagai
penerima waralaba telah ingkar janji untuk tidak berikut:
berkompetisi dalam bisnis yang sama selama
24 (dua puluh empat) bulan sejak perjanjian dan hal lain yang berpotensi
waralaba ini berakhir. Namun, Tidak lama menjadi rahasia dagang
kemudian atau tidak sampai dengan 24 (dua
2) Pembuatan perjanjian waralaba
puluh empat) bulan sejak berakhirnya perjanjian
yang komprehensif, perjanjian
waralaba komala, penerima waralaba merubah
harus memuat persetujuan
nama Restoran Komala Restaurant menjadi
untuk melindungi rahasia
Vegetarian Restaurant dan tetap menggunakan
dagang. perjanjian perlindungan
sistem Komala Restaurant seperti menyajikan
rahasia dagang tidak semasa
makanan yang menjadi khas Komala Restaurant
perjanjian saja tetapi juga
yaitu vegetarian food, metode pelaksanaan,
setelah perjanjian berakhir untuk
pemasaran, promosi serta metode sistem komala
mencegah adanya saingan
restaurant dalam menjalankan outlet Restaurant
tersebut. Penerima waralaba dapat dikatakan 3) Perlindungan internal seperti
melanggar Hak kekayaan Intelektual dalam menggunakan kata kunci
perjanjian khususnya Rahasia Dagang. dalam mengakses komputer
perusahaan, menyimpan
Perjanjian waralaba merupakan salah
dokumen penting dalam
satu aspek perlindungan hukum dari perbuatan
brankas, memberi tanda rahasia
merugikan pihak yang curang. Hal ini dikarenakan
pada dokumen, mengontrol
perjanjian dapat menjadi dasar hukum yang kuat
dokumen dan alat-alat produksi
untuk menegakkan perlindungan hukum bagi
dan sebagainya.
para pihak. Dalam perjanjian waralaba harus
memuat klausul untuk Pada saat perjanjian waralaba
menentukan objek yang termasuk dalam informasi telah berakhir masa kontraknya,
yang dirahasiakan seperti proses pengolahan, maka pihak penerima waralaba
proses penyajian, metode pemasaran serta wajib dengan segera dan selamanya
informasi yang memiliki nilai komersial dan menghentikan penggunaan, dalam
memuat klausul non-disclosure agreement untuk setiap cara apapun, setiap rahasia
melindungi informasi rahasia yang tidak boleh dagang, metode rahasia, prosedur
diketahui oleh umum, dan perjanjian waralaba dan teknik-teknik yang berkaitan
biasanya menyatakan bahwa setiap kekayaan dengan system komala dalam wilayah
intelektual yang berasal dari pemberi waralaba, atau dimanapun. Kemudian, pihak
penerima waralaba ataupun pekerja dalam bisnis penerima waralaba tidak dapat
waralaba merupakan hak dari pemberi waralaba menjalankan standart operating
dan penerima waralaba berkewajiban untuk procedure yang telah ditetapkan
tidak mengungkapkan kepada orang lain tanpa oleh pihak pemberi waralaba
ijin tertulis atau melanggar hak-hak kekayaan kepada pihak penerima waralaba.
intelektual milik pemberi waralaba sehingga Klausul non-compete, ketentuan
orang lain tidak akan menggunakan untuk yang menyatakan bahwa penerima
kepentingan lain diluar perjanjian waralaba. waralaba dilarang membangun,
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan menjalankan atau meniru usaha yang
untuk mencegah terjadinya pelanggaran dalam sejenis, memiliki kemiripan atau yang
perjanjian waralaba yaitu: dapat menciptakan kompetisi dengan
usaha waralaba yang diberikan dan
a. Membangun pengetahuan akan
dimiliki oleh pihak pemberi waralaba,
pentingnya rahasia dagang dengan
maka seluruh kerugian investasi
pendidikan dan pelatihan
pihak pemberi waralaba menjadi
b. Kerangka kerja yang komprehensif risiko pihak penerima waralaba. Hal
ini dapat mencegah digunakannya

92 Privat Law Vol. V No. 1 Januari-Juni 2017


rahasia dagang oleh mantan D. Simpulan
penerima waralaba untuk membuka
Perjanjian waralaba menimbulkan akibat
usaha bisnis yang sama yang timbul
hukum yang mengikat para pihak, sehingga para
terjadinya persaingan tidak sehat.
pihak harus melaksanakan perjanjian tersebut
Bentuk-bentuk perlindungan dengan itikad baik, isi perjanjian berupa hak dan
rahasia dagang: kewajiban masing-masing pihak serta akibat
1) Perlindungan hukum Preventif hukum yang dikendakinya. Akibat hukum yang
atau pencegahan ditimbulkan jika terdapat salah satu pihak yaitu
Preventif yaitu Kontrak/ penerima waralaba melakukan wanprestasi
Perjanjian. Tujuan dari sebuah terhadap perjanjian dengan tidak melakukan
kontrak atau perjanjian adalah kewajibannya, dalam kasus ini pihak penerima
mewujudkan atau menciptakan waralaba tidak melakukan kewajibannya
kepastian hukum dan keadilan membayar royalty fee sesuai kesepakatan,
baik bagi para pihak yang maka sesuai dengan Pasal 1236 KUH Perdata
membuatnya maupun bagi pihak dan Pasal 1243 KUHPerdata bila debitur lalai
ketiga oleh karena itu sebuah untuk memenuhi kewajiban prestasinya, kreditur
kontrak atau perjanjian haruslah berhak untuk menuntut penggantian kerugian,
dibuat sesuai dengan kaidah- biaya dan bunga.
kaidah hukum kontrak atau Rahasia Dagang dapat dilindungi selama
perjanjian atau sesuai dengan informasi tersebut masih terjaga kerahasiaannya
hukum yang berlaku. dan memiliki nilai komersial. Perlindungan
2) Perlindungan hukum Represif yang dapat dilakukan untuk melindungi rahasia
dagang dengan perlindungan hukum Preventif,
Tindakan atau upaya
dengan memuat klausula ,
yang diambil/ditempuh setelah
non disclosure agreement dan non compete
adanya akibat hukum tujuannya
agreement dalam perjanjian waralaba untuk
untuk menyelesaikan sengketa.
mencegah adanya kecurangan dan persaingan
Penanganan perlindungan
antara pemberi waralaba dengan penerima
hukum oleh pengadilan di
waralaba, dan perlindungan hukum Represif
Indonesia termasuk kategori
yang bertujuan untuk menyelesaikan sengketa
perlindungan hukum.
melalui pengadilan.
Perlindungan rahasia
dagang dalam bisnis waralaba
adalah tanggung jawab bersama E. Saran
daripada pemberi waralaba, 1. Perjanjian yang disepakati oleh para pihak
penerima waralaba serta harus jelas dan tegas mengatur tentang
pekerja yang berada dalam hak dan kewajiban masing-masing pihak,
bisnis usaha tersebut. untuk perlindungan hingga sanksi jika terdapat
mencegah adanya pelanggaran wanprestasi didalamnya. Pihak pemberi
yang dilakukan salah satu pihak waralaba juga harus tegas terhadap
terhadap rahasia dagang ini, perjanjian waralaba yang dibuatnya, pihak
perlu adanya upaya pencegahan penerima waralaba yang melakukan
agar pemberi waralaba dapat kesalahan pihak pemberi waralaba
melaksanakan bisnisnya tanpa harus memberi peringatan yang tegas,
khawatir akan kehilangan jika tindakan peringatan tidak dihiraukan
rahasia dagannya dari maka pihak pemberi waralaba melakukan
persaingan usaha tidak sehat tindakan pemutusan perjanjian sesuai yang
dari pihak lain atau pesaing sudah disepakati dalam perjanjian tidak
bisnis. harus menunggu jangka waktu perjanjian
berakhir.

Privat Law Vol. V No. 1 Januari-Juni 2017 93


2. Adanya pengaturan yang jelas mengenai di Indonesia agar jelas pengaturannya
batasan-batasan rahasia dagang yang serta memberikan kepastian hukum akan
mana yang diberitahu oleh pemberi perlindungan rahasia dagang kepada
waralaba kepada penerima waralaba pemilik waralaba di Indonesia. Dalam
untuk menjaga nama baik dan citra bisnis undang-undang rahasia dagang hanya
waralabanya demi melindungi rahasia mengatakan pengungkapan rahasia
dagang. Pengaturan terhadap batasan- dagang sebagai pelanggaran. hendaknya
batasan belum terdapat dalam peraturan dikatakan sebagai kejahatan mengingat
mengenai waralaba yang ada di Indonesia, sanksi di Indonesia adalah sanksi moral,
dimana pengaturan harus diatur dalam sanksi moral yang lebih besar terhadap
hukum positif yang ada mengenai waralaba pelaku tindak kejahatan.

Daftar Pustaka

Abdulkadir Muhammad. 2010. . Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.


Ahmadi Miru. 2007.
Bayu Seto Hardjowahono. 2013. . Bandung: Citra aditya.
. Bandung:
Citra Aditya Bakti.
H.OK. Saidin. 2013.
Munir Fuady
Nindyo Pramono. 2006. , Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Peter Mahmud Marzuki. 2014. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.

Edisi Khusus Volume 18 Oktober 2011: 36-55. Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas
Islam Indonesia.
Salim H.S., dkk. 2003.
Suharnoko. 2004. . Jakarta: Kencana.

94 Privat Law Vol. V No. 1 Januari-Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai