Anda di halaman 1dari 11

Lex Privatum Vol. VIII/No.

2/Apr-Jun/2020

HUBUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM Kata kunci: hubungan hukum; perjanjian kerja
PERJANJIAN KERJASAMA DAGANG ANTAR sama; antarperusahaan;
PERUSAHAAN MENURUT HUKUM PERDATA1
Oleh : Cheren Shintia Pantow2 PENDAHULUAN
Djefry W. Lumintang3 A. Latar Belakang Masalah
Anastasya E. Gerungan4 Dalam kenyataan, perjanjian kerjasama
hubungan dagang antar perusahaan banyak
ABSTRAK bentuknya, dari yang berupa hubungan jual
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk beli barang, pengiriman dan penerimaan
mengetahui bagaimanakah hubungan hukum barang, produksi barang dan jasa berdasarkan
para pihak dalam suatu perjanjian kerjasama suatu kontrak dan lain-lain. Semua transaksi
dagang antar perusahaan dan bagaimana tersebut sarat dengan potensi untuk
konsekwensi hukum apabila salah satu pihak melahirkan suatu persoalan atau sengketa.
melakukan wanprestasi, yang dengan Umumnya sengketa-sengketa dagang kerap
menggunakan metode penelitian hukum didahului dengan penyelesaian sengketa
normatif disimpulkan bahwa: 1. Hubungan dengan cara negosiasi. Jika cara penyelesaian
hukum para pihak dalam suatu perjanjian negosiasi gagal atau tidak berhasil, barulah
kerjasama dagang antar perusahaan yaitu ditempuh cara-cara lainnya seperti
bahwa ketika melakukan suatu perjanjian, ada penyelesaian sengketa melalui pengadilan atau
hak & kewajiban yang melekat masing-masing arbitrase.
pihak yang harus dilaksanakan supaya
perjanjian tersebut terlaksana, bahwa B. Rumusan Masalah
perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana 1. Bagaimanakah hubungan hukum para
satu pihak berjanji untuk mengikatkan diri pihak dalam suatu perjanjian
kepada pihak lain, perjanjian tersebut kerjasama dagang antar perusahaan ?
berisikan janji-janji yang sebelumnya telah 2. Bagaimana konsekwensi hukum
disetujui, yaitu berupa hak dan kewajiban yang apabila salah satu pihak melakukan
melekat pada para pihak yang membuatnya wanprestasi ?.
dalam bentuk tertulis maupun lisan,
sebagaimana diatur dalam Pasal 1313 C. Metode Penulisan
KUHPerdata. 2. Dalam melaksanakan suatu Penelitian ini merupakan bagian dari
perjanjian yang menjadi sasaran pokok suatu penelitian hukum yakni dengan cara meneliti
perjanjian atau persetujuan adalah prestasi. bahan pustaka yang dinamakan penelitian
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum hukum normatif atau penelitian hukum
Perdata Indonesia, Pemenuhan perjanjian atau kepustakaan.
hal-hal yang harus dilaksanakan disebut
prestasi, sebagaimana diatur dalam PEMBAHASAN
KUHPerdata Pasal 1234, prestasi dapat berupa A. Hubungan Hukum Para Pihak Dalam
memberikan sesuatu, berbuat sesuatu dan Perjanjian Kerjasama Dagang Antar
tidak berbuat sesuatu. Konsekwensi hukum Perusahaan
apabila salah satu pihak melakukan Terdapat beberapa macam bentuk
wanprestasi dapat berupa pembatalan kontrak kerjasama dalam kegiatan usaha yang sering
disertai tuntutan ganti rugi dan pemenuhan dilakukan oleh perusahaan yaitu:
kontrak disertai tuntutan ganti rugi 1. Merger
sebagaimana tersebut di dalam Pasal 1243 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
KUHPerdata. Tentang Perseroan Terbatas (UUPT)
menggunakan istilah “Penggabungan” sebagai
pengganti terminologi “Merger”. UUPT
1
memberikan pengertian penggabungan adalah
Artikel Skripsi.
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM :
perbuatan hokum yang dilakukan oleh dua
15071101312 Perseroan atau lebih untuk meleburkan diri
3 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum dengan cara mendirikan satu
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum

5
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

Perseroan baru yang karena hukum yang saling melengkapi ingin menciptakan
memperoleh aktiva dan pasiva dari barang atau jasa yang akan saling memperkuat
Perseroan yang menggabungkan diri beralih posisi masing-masing perusahaan. Suatu joint
Karena hukum kepada Perseroan yang venture biasanya dibatasi pada suatu proyek
menerima penggabungan dan selanjutnya Investasi dalam joint venture.
status badan hukum Perseroan yang Kepemilikan atas investasi dalam joint
menggabungkan diri berakhir karena hukum. venture dapat dilakukan secara bervariasi.
Menurut Abdulkadir Muhammad Pada umumnya kepemilikan mayoritas ada
istilah Merger di Indonesiakan menjadi pada pihak asing, dan kepemilikan minoritas
Penggabungan. Penggabungan sama halnya ada di tangan pihak nasional. Kepemilikan
dengan akuisisi merupakan pengembangan dapat juga ditentukan seimbang, dapat pula
perusahaan yang sudah ada. Pengembangan 100% pemilikan dipegang oleh salah satu
ini terjadi karena ada beberapa (minimal dua) partner, sedangkan partner yang lain
perusahaan yang bergabung, tetapi salah mempunyai hak opsi untuk mendapatkan
satunya tetap berdiri, sedangkan yang lainnya sebagian atau keseluruhan saham.8
bubar karena dilebur kedalam perusahaan 4. Waralaba
yang masih ada.5 Waralaba (Inggris: Franchising; Prancis:
Merger memiliki tujuan yaitu: Franchise) untuk kejujuran atau kebebasan
1) Memperbesar modal adalah hak-hak untuk menjual suatu produk
2) Menyelamatkan kelangsungan produksi atau jasa maupun layanan. Sedangkan
3) Mengembangkan jalur produksi menurut versi pemerintah Indonesia, yang
4) Menciptakan system pasar dimaksud dengan waralaba adalah perikatan
monopolisitik6 dimana salah satu pihak diberikan hak
2. Konsolidasi memanfaatkan dan atau menggunakan hak
Konsolidasi atau yang disebut juga sebagai darikekayaan intelektual (HAKI) atau
peleburan perusahaan, merupakan perbuatan pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki
hukum yang dilakukan oleh satu atau lebih pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan
perseroan untuk meleburkan diri dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain
perseroan lain dengan membentuk satu tersebut dalam rangka penyediaan dan atau
perseroan baru, yang masing-masing penjualan barang dan jasa.
perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang
(tanpa proses likuidasi), sehingga perseroan- dimaksud dengan Waralaba ialah:Suatu sistem
perseroan yang telah membubarkan diri pendistribusian barang atau jasa kepada
membentuk perusahaan baru. Singkat kata, pelanggan akhir, dimana pemilik merek
konsolidasi merupakan penggabungan (franchisor) memberikan hak kepada individu
perusahaan yang bergabung menjadi satu dan atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis
membentuk perusahaan baru.7 dengan merek, nama, sistem, prosedur dan
3. Joint Venture cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya
Menurut Engga Prayogi, Joint Venture dalam jangka waktu tertentu meliputi area
adalah suatu persetujuan diantara dua pihak tertentu.9
atau lebih, untuk melakukan kerjasama dalam Berkaitan dengan hubungan hukum para
suatu kegiatan. Joint Venture atau usaha pihak dapat diuraikan sebagai berikut :
patungan merupakan persetujuan diantara 1. Hak dan kewajiban para pihak menurut KUH
dua pihak atau lebih untuk melakukan Perdata
kerjasama di dalam suatu proyek, seringkali Sebagaimana yang dikemukakan oleh M.
suatu joint venture dilakukan apabila Yahya Harahap, bahwa suatu perjanjian
perusahaan-perusahaan dengan teknologi merupakan suatu hubungan hukum kekayaan
antara dua orang/pihak atau lebih, yang
5 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan
Indonesia, 2010, PT. Citra Aditya Bakti Bandung, hlm. 378 8 http://fumarolla.wordpress.com/2009/11/22/join-
6 Rr. Dijan Widijowati, Hukum Dagang, 2012, Andi venture- di- indonesia/
Yogyakarta, hlm. 141 9 http://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba. diunduh pada 4
7 Ibid. hlm 145 pebruari 2020

6
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

memberikan kekuatan hak pada suatu pihak tatacara serta pelaksanaan suatu urusan atau
untuk memperoleh prestasi dan sekaligus untuk kegiatan perdagangan, keuangan atau
mewajibkan pada pihak lain untuk industri yang memiliki dampak pada
melaksanakan prestasi.10 Dari pengertian pertukaran barang dan jasa. Anda juga bisa
diatas menegaskan tentang hubungan hak dan memberikan arti bahwa hukum perdata ini
juga kewajiban bagi orang atau pihak yang bisa saja berkaitan dengan aktifitas
melaksanakan perjanjian. Jadi, ketika perdagangan.
melakukan suatu perjanjian, ada hak dan Perjanjian kerjasama dagang antar
kewajiban yang melekat masing-masing pihak perusahaan dibuat untuk melindungi para
yang harus dilaksanakan supaya perjanjian pihak dari kemungkinan risiko di kemudian
tersebut terlaksana. hari. Lebih dari itu, ternyata surat perjanjian
Selanjutnya, dalam kontrak kita mengenal kerja sama perusahaan juga memiliki manfaat
penghormatan dan pengakuan terhadap lainnya. Di bawah ini adalah beberapa alasan
prinsip konsensus dan kebebasan para pihak kenapa harus membuat perjanjian kerja sama.
syarat-syarat perdagangan dan hak serta Ketika kedua belah pihak telah sepakat untuk
kewajiban para pihak seluruhnya diserahkan menjalin kerja sama, perjanjian kerja sama
kepada para pihak dan hukum menghormati dibutuhkan sebagai aturan yang mengikat
kesepakatan ini yang tertuang dalam kedua belah pihak. Dengan disepakatinya
perjanjian. perjanjian kerjasama menandakan terjadinya
Meskipun kebebasan para pihak sangatlah hubungan hukum diantara para pihak dalam
essensial, namun kebebasan tersebut ada hal ini antar perusahaan, yang dibarengi
batas-batasanya, yaitu ; dengan adanya hak dan kewajiban diantara
(1) pembatasan yang umum adalah para pihak.
kebebasan tersebut tidak boleh Salim H.S menyebutkan bahwa kontrak
bertentangan dengan undang-undang, atau perjanjian merupakan hubungan hukum
dan dalam taraf tertentu, dengan antara subjek hukum yang satu dengan subjek
ketertiban umum, kesusilaan dan hukum yang lain dalam bidang harta kekayaan,
kesopanan, dimana subjek hukum yang satu berhak atas
(2) status dari kontrak itu sendiri. Kontrak prestasi dan begitu juga subjek hukum yang
dalam perdagangan internasional lain berkewajiban untuk melaksanakan
misalnya, tidak lain adalah kontrak prestasinya sesuai dengan yang telah
nasional yang ada unsure asingnya, disepakatinya.12
artinya kontrak tersebut meskipun di Dengan adanya perjanjian ini, dapat
bidang perdagangan internasional paling mengatur dan memperoleh kejelasan atas
tidak tunduk dan dibatasi oleh hukum pembagian hak dan kewajiban yang jelas
nasional (suatu Negara tertentu), sesuai dengan posisi masing-masing pihak.
(3) pembatasan lain yang juga penting dan Selain itu, para pihak juga bisa mengatur
mengikat para pihak adalah kesepakatan- beberapa hal yang dapat menimbulkan
kesepakatan atau kebiasaan-kebiasaan pemutusan kerja sama atau konsekuensi yang
dagang yang sebelumnya dilakukan oleh akan diterima pihak yang melanggar
para pihak yang bersangkutan.11 perjanjian.
Hukum perdata bisa dikatakan sebagai Banyak perusahaan yang mengabaikan
ketentuan yang sudah mengatur hak serta surat perjanjian kerja sama dengan modal
kepentingan tiap individu di masyarakat. saling percaya. Selain membiarkan risiko yang
Maka, jika dikaitkan dengan aktifitas tinggi, hal ini juga bisa memberikan dampak
perdagangan, maka bisa dikatakan sebagai menurunnya tingkat profesionalitas
perangkat hukum yang dibuat untuk mengatur perusahaan. Dengan adanya surat perjanjian
kerja sama perusahaan, Anda dan rekan bisnis
10
akan lebih mudah menunjukkan sikap
Syahmin, Hukum Perjanjian Internasional, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2006 , hal 2
profesional dalam bekerja sama, di mana
11 Ade Maman Suherman. 2004. Aspek Hukum Dalam

Ekonomi Global. Bogor : Ghalia 12 Salim HS. 2015. Hukum Kontrak (buku kesebelas).
Indonesia.hal. 183 Jakarta : Sinar Grafika. Hlm. 26.

7
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

kedua belah pihak harus bisa bekerja sesuai 2. Surat perjanjian di bawah tangan adalah
dengan hak dan kewajiban yang telah surat perjanjian yang dalam proses
disepakati dan tertulis dalam perjanjian pembuatannya tidak menggunakan saksi
tersebut. dari pejabat pemerintahan.
Perjanjian Kerja Sama antar perusahaan Perlu diketahui bahwa penggolongan surat
berisi penjabaran mengenai syarat dan perjanjian diatas tidak berkaitan dengan
ketentuan dari hubungan kerja sama antara keabsahan surat perjanjian yang telah dibuat.
para pihak, tanggung jawab masing-masing Misalnya saja, sebuah surat perjanjian yang
pihak, serta larangan bagi para pihak selama dibuat tanpa notaris, surat tersebut dapat
kerja sama berlangsung. Format dan Isi dari dianggap sah jika memenuhi syarat-syarat
perjanjian kerja sama tidak diatur secara tegas sahnya sebuah surat perjanjian. Berdasarkan
dalam KUHPerdata, sehingga sesuai penjelasan diatas mengenai pengertian dari
13
dengan Pasal 1338 KUHPerdata, para pihak surat perjanjian, surat perjanjian ini berfungsi
diberikan kebebasan untuk menentukan hal- sebagai sebuah bukti yang outentik bahwa
hal yang diatur dalam perjanjian, selama hal terdapat pihak-pihak tertentu yang telah
yang diperjanjikan tidak melanggar hukum melakukan sebuah kesepakatan atau
yang berlaku. perjanjian. Selain itu surat perjanjian ini juga
Berikut ini adalah contoh klausul yang dapat menjadi sebuah dasar dalam
umumnya ada dalam suatu perjanjian kerja melaksanakan hal-hal yang telah menjadi
sama:14 kesepakatan oleh pihak-pihak yang telah
a. Komparisi (identitas para pihak) membuat perjanjian.
b. maksud dan tujuan Sebuah surat perjanjian akan dianggap sah
c. ruang lingkup kerja sama jika memenuhi beberapa syarat tertentu.
d. jangka waktu atau durasi kerja sama Berikut merupakan beberapa syarat agar surat
e. hak dan kewajiban para pihak perjanjian dapat dianggap sah :
f. harga dan tata cara pembayaran 1. Sebuah surat perjanjian harus ditulis
g. larangan bagi para pihak selama kerja diatas kertas segel atau dapat
sama berlangsung (jika ada) menggunakan sebuah kertas biasa yang
h. kerahasiaan dilengkapi dengan materai.
i. ganti rugi dan pembatasan tanggung 2. Dalam pembuatan surat perjanjian
jawab harus dilandasi dengan rasa ikhlas, rela
j. pengakhiran perjanjian dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
k. penyelesaian sengketa 3. Isi dari sebuah surat perjanjian harus
l. pasal lain-lain. dipahami betul-betul oleh kedua belah
Surat perjanjian adalah sebuah surat yang pihak yang melakukan perjanjian atau
berisikan tentang perjanjian ataupun kesepakatan.
kesepakatan antara dua belah pihak mengenai 4. Pihak-pihak yang sepakat dalam
kewajiban dan hak dari masing-masing pihak membuat sebuah perjanjian harus
yang bersifat mengikat diri untuk melakukan sudah dewasa serta harus dalam
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Perlu keadaan waras dan sadar saat membuat
diketahui bahwa secara umum, surat sebuah surat perjanjian.
perjanjian ini terbagi menjadi 2 yaitu : 5. Isi dari surat perjanjian harus jelas dan
1. Surat perjanjian autentik adalah surat sangat terperinci.
perjanjian yang dalam proses 6. Isi dari surat perjanjian harus tetap
pembuatannya dihadiri atau diketahui tunduk terhadap undang-undang serta
oleh pejabat pemerintahan yang norma-norma susila yang berlaku.15
ditunjuk sebagai saksi. Seseorang dapat mengenali sebuah surat
perjanjian dari karakteristiknya atau dari ciri-
13
cirinya. Berikut adalah beberapa ciri-ciri dari
Pasal 1338 Ayat (1) KUH Perdata, yang berbunyi:
“semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
surat perjanjian :
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”.
14 https://libera.id/blogs/contoh-perjanjian-kerja-sama- 15 https://www.romadecade.org/contoh-surat-
perusahaan/diakses Januari 2020 perjanjian/#

8
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

1. Isi dari surat perjanjian pasti yang tidak ingin dicantumkan di dalam isi
berdasarkan hukum, kesusilaan serta perjanjian, tetapi bukan berarti tanpa batas.
terikat dengan kepentingan umum dan Dalam KUHPerdata, asas kebebasan
ketertiban.16 berkontrak ini diatur dalam Pasal 1338
2. Obyek dari sebuah surat perjanjian KUHPerdata yang dirumuskan sebagai: (a)
disebutkan dengan jelas. Semua persetujuan yang dibuat secara sah
3. Penulisan identitas dari pihak-pihak yang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
terkait ditulis dengan lengkap dan jelas. yang membuatnya; (b) Persetujuan itu tidak
4. Terdapat saksi-saksi yang menyaksikan dapat ditarik kembali selain dengan sepakat
serta menandatangani surat perjanjian. kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan
5. Terdapat tanda tangan dan nama terang yang oleh undang-undang dinyatakan cukup
dari kedua belah pihak. untuk itu; (c) Persetujuan-persetujuan harus
6. Pada hakekatnya isi dari surat perjanjian dilaksanakan dengan iktikad baik.
terdiri dari pasal-pasal dan juga ayat- 2. Asas Konsensualitas.
ayat, sehingga surat tersebut dapat Suatu perjanjian timbul apabila telah ada
dipahami oleh kedua belah pihak. konsensus atau persesuaian kehendak antara
7. Isi dari surat perjanjian adalah tentang para pihak. Dengan kata lain, sebelum
mekanisme penyelesaian bila terjadi tercapainya kata sepakat, perjanjian tidak
sengketa. mengikat. Konsensus tersebut tidak perlu
8. Dalam surat perjanjian terdapat ditaati apabila salah satu pihak menggunakan
penjelasan tentang latar belakang paksaan, penipuan ataupun terdapat
kesepakatan (retical) kekeliruan akan objek kontrak.
Hukum perjanjian menganut system 3. Asas Kebiasaan.
terbuka. Dalam pengertian ini, hukum Suatu perjanjian tidak mengikat hanya
perjanjian memberikan kebebasan kepada untuk hal-hal yang diatur secara tegas saja
masyarakat untuk mengadakan perjanjian dalam peraturan perundang-undangan,
yang berisi apa saja, asalkan tidak melanggar yurisprudensi dan sebagainya, tetapi juga hal-
ketertiban umum dan kesusilaan.17 hal yang menjadi kebiasaan yang diikuti
2. Asas – asas yang berlaku dalam kontrak masyarakat umum. Jadi, sesuatu yang menurut
dagang sifat persetujuan diharuskan oleh kepatutan.
Dalam menyusun suatu kontrak atau Dengan kata lain, hal-hal yang menurut
perjanjian yang dilakukan antar perusahaan, kebiasaan selamanya diperjanjikan dianggap
dalam lingkup nasional, regional dan secara diam-diam dimasukan dalam
internasional harus didasari pada prinsip persetujuan meskipun tidak dengan tegas
hukum dan klausul tertentu. Dalam hukum dinyatakan. 19
perdata dikenal beberapa prinsip dasar yang 4. Asas Peralihan Resiko.
harus diterapkan dalam penyusunan kontrak Dalam sistem hukum Indonesia, beralihnya
sehingga akan terhindar dari unsur-unsur yang suatu resiko atas kerugian yang timbul
dapat merugikan para pihak pembuat suatu merupakan suatu prinsip yang berlaku untuk
kontrak yang mereka sepakati. Prinsip atau jenis-jenis perjanjian tertentu seperti pada
Asas dalam kontrak dimaksud adalah sebagai persetujuan jual beli, tukar menukar, pinjam
berikut:18 pakai, sewa menyewa, pemborongan
1. Asas Kebebasan Berkontrak. pekerjaan, dan lain sebagainya, walaupun
Berdasarkan prinsip ini, para pihak berhak tidak perlu dicantumkan dalam perjanjian yang
menentukan apa saja yang ingin mereka bersangkutan. Meskipun demikian, para pihak
sepakati, sekaligus untuk menentukan apa boleh mengaturnya sendiri mengenai
peralihan resiko itu, sepanjang tidak
bertentangan dengan undang undang,
16Lihat Pasal 1337 KUH Perdata
17
kesusilaan, dan ketertiban umum.
Ahmad Miru, Hukum Perjanjian dan Perancangan
Perjanjian. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Pesada, 2008),
5. Asas Ganti kerugian.
Hal. 13
18 Sudargo Gautama , Kontrak Dagang Internasional,

Bandung: Alumni, 1976. Hal. 47 19 Lihat, Pasal 1339 BW

9
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

Penentuan ganti kerugian merupakan tugas prestasi tidak dilaksanakan sesuai dengan
para pembuat perjanjian untuk memberikan batas waktu yang telah disepakati, salah satu
maknanya serta batasan ganti kerugian pihak telah wanprestasi atau telah melakukan
tersebut karena prinsip ganti rugi dalam sistem cidera janji yang menjadikan pihak lainnya
hukum Indonesia mungkin berbeda dengan berhak untuk menuntut pemenuhan prestasi
prinsip ganti kerugian menurut sistem hukum ataupun ganti kerugian.
asing. Dalam KUHPerdata Indonesia, prinsip 8. Asas Keadaan darurat (Force Majeure).
ganti kerugian ini diatur dalam pasal 1365, Force majeure principle ini merupakan salah
yang menentukan; “Setiap perbuatan satu prinsip yang sangat penting dicantumkan
melanggar hukum yang menmbawa kerugian dalam setiap naskah kontrak, baik yang
kepada seorang lain mewajibkan orang yang berskala nasional, regional, maupun kontrak
karena salahnya menimbulkan kerugian internasional. Hal ini penting untuk
tersebut.” Dengan demikian, untuk setiap mengantisipasi situasi dan kondisi yang
perbuatan yang melawan hukum karena melingkupi objek kontrak. Jika tidak dimuat
kesalahan mengakibatkan orang lain dirugikan, dalam naskah suatu kontrak, maka bila terjadi
maka ia harus mengganti kerugian yang hal-hal yang berada di luar kemampuan
diderita orang lain, tetapi harus dibuktikan manusia, misalnya gempa bumi, banjir, angin
adanya hubungan sebab akibat antara topan, gunung meletus, dan lain sebagainya,
perbuatan melawan hukum dengan kerugian siapa yang bertanggung jawab atas semua
dimaksud sebab tidak akan ada kerugian jika kerugian yang ditimbulkan oleh bencana alam
tidak terdapat hubungan antara perbuatan tersebut.
melawan hukum yang dilakukan oleh si pelaku
dengan timbulnya kerugian tersebut. B. Konsekwensi hukum akibat salah satu
6. Asas Kepatutan (Equity Principle). pihak melakukan wanprestasi
Prinsip kepatutan ini menghendaki bahwa Dalam praktik pelaksanaan perjanjian
apa saja yang akan dituangkan di dalam naskah kerjasama, ada kalanya para pihak tidak dapat
suatu perjanjian harus memperhatikan prinsip melaksanakan kewajibannya karena adanya
kepatutan (kelayakan/ seimbang), sebab wanprestasi (ingkar janji). Wanprestasi artinya
melalui tolak ukur kelayakan ini hubungan adalah tidak memenuhi prestasi yang
hukum yang ditimbulkan oleh suatu merupakan kewajiban debitur yang telah
persetujuan itu ditentukan juga oleh rasa ditetapkan dalam suatu perikatan.
keadilan dalam masyarakat (KUH-Perdata: Umumnya semua kontrak diakhiri dengan
pasal 1339). Dengan begitu, setiap persetujuan pelaksanaan dari kontrak tersebut, hal ini
tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang berarti bahwa para pihak memenuhi
secara tegas dimuat dalam naskah perjanjian, kesepakatan berdasarkan persyaratan yang
tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut tercantum dalam perjanjian atau kontrak.
sifat persetujuan diharuskan oleh “kepatutan”, Pemenuhan perjanjian atau hal-hal yang harus
kebiasaan atau undang undang. dilaksanakan disebut prestasi, sebagaimana
7. Asas Ketepatan Waktu. diatur dalam KUHPerdata Pasal 1234 bahwa
Setiap kontrak, apapun bentuknya harus prestasi diartikan dengan memberikan
memiliki batas waktu berakhirnya, yang sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau tidak
sekaligus merupakan unsur kepastian berbuat sesuatu.
pelaksanaan suatu prestasi (obyek kontrak). Dengan terlaksananya prestasi, kewajiban-
Prinsip ini sangatlah penting dalam kontrak- kewajiban para pihak berakhir. Sebaliknya,
kontrak tertentu, misalnya kontrak-kontrak apabila si berutang atau debitur tidak
yang berhubungan dengan proyek konstruksi melaksanakannya, ia disebut melakukan
dan proyek keuangan, di mana setiap kegiatan wanprestasi. Secara sederhana wanprestasi
yang telah disepakati harus diselesaikan tepat adalah tidak melakukan prestasi, atau
waktu. Prinsip ini penting untuk menetapkan melakukan prestasi, tetapi yang dilaksanakan
batas waktu berakhirnya suatu kontrak. Dalam tidak tepat waktu dan tidak sesuai dengan
setiap naskah kontrak harus dimuat secara yang seharusnya .
tegas batas waktu pelaksanaan kontrak. Jika Jadi, debitur telah melakukan wanprestasi

10
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

karena dia tidak atau terlambat melaksanakan Dalam sebuah kontrak dagang biasanya
prestasi dari waktu yang ditentukan, atau tidak telah disepakati sebelumnya oleh para pihak
sesuai menurut apa yang semestinya, dan ini besaran dari kompensasi atau ganti rugi.
merupakan suatu pelanggaran hukum atau Apabila jumlah uang yang telah disepakati
tindakan melawan hukum terhadap hak merupakan pra-estimasi kerugian murni yang
kreditur, yang lebih dikenal dengan istilah mungkin akan diderita akibat pelanggaran,
onrecthmatigedaad. Akibatnya debitur maka pengadilan akan menetapkan jumlah
diharuskan untuk membayar ganti rugi, atau uang kompensasi tersebutlah yang harus
pihak kreditur dapat meminta pembatalan dibayar sebagai ganti rugi yang ditentukan
perjanjian. 20 sebelumnya/liquidated damages. Namun,
Berdasarkan Pasal 1365 KUH Perdata apabila suatu jumlah uang dimaksudkan
dikatakan : “Setiap perbuatan melanggar sebagai denda untuk menghukum pihak yang
hukum yang membawa kerugian terhadap melakukan pelanggaran, maka pengadilan
orang lain, mewajibkan orang yang karena akan menetapkan besaran ganti rugi yang
kesalahannya menimbulkan kerugian itu tidak ditentukan sebelumnya sebagai
mengganti kerugian tersebut1. 21 kompensasi terhadap pihak yang telah
Wanprestasi sulit ditentukan kapan dirugikan sebelumnya.23
terjadinya, namun KUHPerdata memuat Sebuah surat perjanjian juga dapat
ketentuan yang dapat dirujuk, khususnya bagi dijadikan acuan, saat digunakan untuk
kontrak yang prestasinya memberikan sesuatu, menggugat pihak yang melanggar
yaitu Pasal 1237 KUHPerdata. Menurut pasal kesepakatan yang telah dibuat dalam surat
tersebut, wanprestasi telah terjadi saat debitur perjanjian. Masih banyak lagi kegunaan dari
tidak melaksanakan prestasinya, dalam arti dia surat perjanjian ini seperti:
lalai menyerahkan benda/barang yang jumlah, - Pihak-pihak yang telah membuat perjanjian
jenis, dan waktu penyerahannya telah akan merasa tenang karena terdapat
ditentukan secara tegas dalam kontrak.22 kepastian dalam surat perjanjian tersebut.
Kerja sama yang dilakukan antara para - Dapat digunakan untuk mengetahui dengan
pihak termasuk antar perusahaan mungkin jelas mengenai batas hak dan kewajiban
tidak selalu berjalan dengan mulus. Ada antara pihak-pihak yang melakukan sebuah
kemungkinan terjadinya perselisihan yang kesepakatan ataupun perjanjian.
disebabkan oleh berbagai hal, misalnya - Dapat menghindari perselisihan antara
karena salah satu pihak tidak melaksanakan pihak-pihak yang melakukan perjanjian
kewajibannya sesuai dengan yang telah yang kemungkinan timbul di masa depan.
disepakati. Jika dibiarkan terlalu lama, - Digunakan sebagai acuan dalam
perselisihan tersebut membawa dampak menyelesaikan sebuah perselisihan atau
buruk bagi kerja sama antara para pihak. perkara yang kemungkinan muncul akibat
Bahkan, tidak menutup kemungkinan masalah sebuah perjanjian.
ini bisa sampai pengadilan. Namun, dengan Dalam sebuah perjanjian, fakta telah
adanya surat perjanjian yang telah terjadinya wanprestasi oleh mitra berkontrak
ditandatangani para pihak, masalah seperti ini merupakan ukuran yang sangat penting bagi
dapat diatasi lebih mudah, karena di pihak yang dirugikan untuk terlebih dahulu
dalam surat perjanjian yang benar, akan membuktikan terjadinya wanprestasi tersebut,
dicantumkan hal-hal untuk mengantisipasi karena tanpa adanya pembuktian akan adanya
risiko tersebut dan cara penyelesaiannya wanprestasi maka tidak ada alasan bagi pihak
apabila perselisihan terjadi agar tidak terjadi yang dirugikan untuk meminta ganti kerugian
berlarut-larut. yang telah di deritanya. Hal ini secara tegas
dikatakan dalam pasal 1243 KUH Perdata yang
berbunyi:24
20 I.G. Rai Widjaya, S.H., M.A., Merancang Suatu Kontrak,
Kesaint Blanc, Jakarta 2003, hal. 77
21 Ibid, hal. 78 23 Budiono
22 Muhammad Syaifuddin, Hukum Kontrak (Memahami Kusumohamidjojo, op.
Kontrak dalam Perspektif Filsafat, Teori, Dogmatik, dan cit., hlm. 82.
Praktik Hukum), Mandar Maju, Bandung: 2012. hlm. 339. 24 Abdul Rasyid Saliman, op. cit., hlm. 33.

11
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

“penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak menyepakati tata cara penentuan
tidak dipenuhinya suatu perikatan, barulah wanprestasi dalam kontrak yang telah mereka
mulai diwajibkan, apabila si berutang, sepakati. Dan dalam penentuan wanprestasi
setelah dinyatakan lalai memenuhi secara hukum, kreditur diwajibkan untuk
perikatannya, tetap melalaikannya, atau membangun dasar telah terjadinya
jika sesuatu yang harus diberikan atau wanprestasi dengan terlebih dahulu
dibuatnya, hanya dapat diberikan atau memberikan peneguran dalam bentuk surat
dibuat dalam tenggang waktu yang telah peneguran (somasi/sommatie) kepada debitur.
dilampaukannya.” Dan apabila hal tersebut telah dilakukan oleh
Pernyataan lalai sebagai syarat terjadinya si kreditur, maka alasan itu akan memberikan
wanprestasi disimpulkan dari substansi Pasal hak baginya untuk menuntut debitur di
1243 KUHPerdata. Wanprestasi baru terjadi pengadilan untuk memaksanya melakukan
jika debitur dinyatakan lalai (in mora stelling, prestasi yang belum diselesaikannya serta
ingebreke stelling) untuk melaksanakan mengganti kerugian yang telah diderita oleh
prestasinya, atau dengan kata lain, kreditur.27
wanprestasi ada jika debitur tidak dapat Selanjutnya, apabila seorang debitur telah
membuktikan bahwa ia telah melakukan diperingatkan atau sudah dengan tegas ditagih
wanprestasi itu diluar kesalahannya, atau janjinya, tetapi ia tetap tidak melakukan
karena keadaan memaksa.25 prestasinya, maka si debitur berada dalam
Untuk membuktikan bahwa telah terjadi keadaan lalai atau alpa dan terhadap debitur
wanprestasi, terdapat 2 (dua) cara yang bisa dapat diperlakukan sanksi-sanksi sebagaimana
digunakan untuk membuktikannya, seperti sanksi yang dapat diterapkan kepada pihak
yang tercantum dalam pasal 1238 KUH yang telah melakukan wanprestasi.28
Perdata, yaitu wanprestasi yang akan Atau dengan kata lain debitur baru
ditentukan secara hukum dan wanprestasi dikatakan wanprestasi apabila ia telah
yang ditentukan berdasarkan perjanjian. diberikan somasi oleh kreditur atau juru sita
Dalam hal ini, pasal 1238 KUH Perdata dan pemberian somasi minimal telah dilakukan
memberikan keleluasaan bagi para pihak yang sebanyak 3 (tiga) kali oleh kreditur atau juru
mengikatkan dirinya dalam kontrak untuk sita. Dan apabila prosedur seperti diatas telah
menyepakati tata cara penentuan wanprestasi dilakukan dan kreditur tetap tidak
yang mana yang akan diterapkan. Meskipun mengindahkannya, maka kreditur berhak
mendapat kebebasan, tetapi penentuan membawa persoalan itu ke pengadilan dan
wanprestasi yang dilakukan secara hukum pengadilan akan memutuskan apakah debitur
berlaku sebagai lex generalis terhadap wanprestasi atau tidak.29
penentuan wanprestasi yang dengan tegas Penerapan somasi dalam hukum perjanjian
disepakati dalam kontrak sebagai suatu hukum dapat diterapkan pada semua jenis perjanjian.
yang bersifat lex specialis.26 Namun, seperti yang telah dijelaskan
Wanprestasi ini merupakan bidang hukum sebelumnya bahwa terdapat pengecualian
perdata. Apabila telah terjadi wanprestasi untuk penerapan somasi yang terdapat pada
maka langkah yang dapat diambil adalah pasal 1238 KUH Perdata, yakni apabila para
melakukan somasi/teguran atas tindakan pihak yang mengikatkan dirinya dalam kontrak
ingkar janji tersebut. Somasi/teguran ini telah menyepakati secara bersama-sama saat
bermanfaat untuk mengingatkan pihak yang kapan sebuah perbuatan dapat dikatakan
telah wanprestasi terhadap kewajiban yang sebagai sebuah pelanggaran kontrak. Selain
harus dipenuhi sesuai perjanjian. itu, apabila tidak ada diatur lebih khusus
Penentuan telah terjadinya wanprestasi mengenai tata cara penentuan wanprestasi
secara hukum, umumnya dilakukan apabila dalam kontrak, maka pemberlakuan somasi
para pihak yang berkontrak pada akhirnya seperti yang diatur dalam pasal 1243 KUH
Perdata harus diberlakukan.
25Muhammad Syaifuddin, op-cit, hal. 340
26 Ricardo Simanjuntak, Ricardo Simanjuntak, Teknik 27 Ibid., hlm. 186.
Perancangan Kontrak Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia, 28 Subekti, op. cit., hlm. 47.
2006), hlm. 185. 29 Firman Floranta Adonara, op. cit., hlm. 63.

12
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

Selanjutnya berkaitan dengan akibat hukum ganti rugi) dan pemenuhan kontrak (disertai
dari wanprestasi, secara singkat dapat atau tidak disertai dengan ganti rugi). Namun,
dijelaskan dari KUH Perdata yang juga apabila kedua kemungkinan pokok tersebut
mengatur mengenai akibat hukum yang terjadi dijabarkan, bentuk akibat dari terjadinya
apabila tidak terpenuhinya kewajiban atau wanprestasi dapat menjadi 4 (empat) bentuk,
dengan kata lain telah terjadi wanprestasi yaitu:32
dalam sebuah perjanjian, akibat hukum yang 1. Pembatalan
dapat dirumuskan dalam KUH Perdata dapat kontrak
dilihat dalam pasal berikut:30 2. Pembatalan kontrak disertai tuntutan
1. Pasal 1243 KUH Perdata yang berisi, ganti rugi
“penggantian biaya, rugi dan bunga 3. Pemenuhan
karena tidak terpenuhinya suatu kontrak
perikatan, barulah mulai diwajibkan, 4. Pemenuhan kontrak disertai tuntutan
apabila si berutang, setelah dinyatakan ganti rugi
lalai memenuhi perikatannya, tetap Sebagaimana tersebut di dalam Pasal 1267
melalaikannya, atau jika sesuatu yang KUHPer, kemungkinan tuntutan gugatan
harus diberikan atau dibuatnya, hanya wanprestasi antara lain: pemenuhan
dapat diberikan atau dibuat dalam perikatan; pemenuhan perikatan dengan ganti
tenggang waktu yang telah kerugian; ganti kerugian; pembatalan
dilampaukannya.” perjanjian timbal balik; dan pembatalan
2. Pasal 1237 KUH Perdata yang berisi, dengan ganti kerugian. Patut diingat bahwa
“dalam hal adanya perikatan untuk penggugat harus menyatakan tuntutan secara
memberikan suatu kebendaan tertentu, jelas dan lengkap. Kalau hanya mencantumkan
kebendaan itu semenjak perikatan pemenuhan perikatan, maka hanya dapat
dilahirkan, adalah atas tanggungan si dikabulkan perikatan yang ada untuk dipenuhi.
berpiutang.” Kalau hanya minta ganti rugi, maka hanya
3. Pasal 1266 KUH Perdata yang berisi, dikabulkan ganti rugi. Jika mau keduanya maka
“syarat batal dianggap selalu tuntut pemenuhan perikatan dan ganti
dicantumkan dalam persetujuan- kerugian.33
persetujuan yang bertimbal balik, Pada dasarnya ada 4 (empat) akibat yang
manakala salah satu pihak tidak akan muncul setelah terjadinya wanprestasi,
memenuhi kewajibannya.” yaitu:34
Akibat yang sangat penting dari tidak 1. Penuntutan pelaksanaan prestasi oleh
dipenuhinya perjanjian ialah bahwa kreditur kreditur;
dapat meminta ganti rugi atas ongkos, rugi dan 2. Pembayaran ganti rugi oleh debitur
bunga yang di deritanya. Untuk adanya kepada kreditur (pasal 1243 KUH
kewajiban ganti rugi bagi debitur maka Perdata);
undang-undang menentukan bahwa debitur 3. Beban risiko beralih untuk kerugian
harus terlebih dahulu dinyatakan berada rebitur, apabila halangan tersebut
dalam keadaan lalai (ingerbrekestelling). timbul setelah debitur wanprestasi,
Pernyataan lalai ini adalah merupakan upaya kecuali bila ada kesengajaan atau
hukum untuk sampai kepada suatu fase, kesalahan besar dari pihak kreditur.
dimana debitur dinyatakan ingkar janji Oleh karena itu, debitur tidak
(wanprestasi).31 dibenarkan untuk berpegang pada
Sementara menurut Ahmadi Miru, akibat keadaan memaksa;
dari adanya wanprestasi pada dasarnya hanya 4. Kreditur dapat membebaskan diri dari
terdapat dua bentuk saja, yaitu pembatalan kewajiban memberikan kontra prestasi
kontrak (disertai atau tidak disertai dengan
32 Ahmadi Miru (2), op. cit., hlm. 75
30 Ines Age Santika, dkk., op. cit., hlm. 60. 33 https://smartlegal.id/smarticle/2018/11/16/
31 Mariam Darus Badrulzaman (2), KUH Perdata Buku III: pengusaha –wajib -ketahui-soal wanprestasi/ Diakses,
Hukum Perikatan Dengan Penjelasan, (Bandung: Alumni, Desember 2019
1983), hlm. 24. 34 Firman Floranta Adonara, op. cit.

13
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

dalam perjanjian timbal balik dengan diinginkan dalam perjanjian. Dalam hal
dasar pasal 1266 KUH Perdata. demikian, pihak yang memiliki posisi
lebih kuat biasanya menggunakan
PENUTUP kesempatan tersebut untuk
A. Kesimpulan menentukan klausul-klausul tertentu
1. Hubungan hukum para pihak dalam yang hanya menguntugkan sepihak.
suatu perjanjian kerjasama dagang antar 2. Pihak yang dirugikan akibat adanya
perusahaan yaitu bahwa ketika wanprestasi diharapkan untuk menuntut
melakukan suatu perjanjian, ada hak & pihak yang melakukan wanprestasi
kewajiban yang melekat masing-masing untuk menanggung akibat hukum
pihak yang harus dilaksanakan supaya dengan memberikan ganti rugi,
perjanjian tersebut terlaksana, bahwa sehingga oleh hukum diharapkan agar
perjanjian merupakan suatu peristiwa tidak ada satu pihak pun yang dirugikan
dimana satu pihak berjanji untuk karena wanprestasi tersebut, amat
mengikatkan diri kepada pihak lain, terlebih jika ada unsur kesengajaan atau
perjanjian tersebut berisikan janji-janji kelalaian yang dapat
yang sebelumnya telah disetujui, yaitu dipertanggungjawabkan kepadanya.
berupa hak dan kewajiban yang melekat Kelalaian adalah peristiwa dimana
pada para pihak yang membuatnya seorang debitur seharusnya tahu atau
dalam bentuk tertulis maupun lisan, patut menduga, bahwa dengan
sebagaimana diatur dalam Pasal 1313 perbuatan yang dilakukan olehnya akan
KUHPerdata. timbul kerugian.
2. Dalam melaksanakan suatu perjanjian
yang menjadi sasaran pokok suatu DAFTAR PUSTAKA
perjanjian atau persetujuan adalah Asikin Zainal Dan Pria Suhartana, Pengantar
prestasi. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perusahaan, Jakarta,
Hukum Perdata Indonesia, Pemenuhan Prenadamdia Group. 2016.
perjanjian atau hal-hal yang harus A Yudha Hernoko, “Prespektif Pendekatan
dilaksanakan disebut prestasi, Sistem terhadap Kebebasan
sebagaimana diatur dalam KUHPerdata Berkontrak dalam Kontrak
Pasal 1234, prestasi dapat berupa Standard”, Pro Justitia Th. XVIII. No.
memberikan sesuatu, berbuat sesuatu 4 Oktober 2000.
dan tidak berbuat sesuatu. Konsekwensi Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata
hukum apabila salah satu pihak Indonesia, Bandung : PT Citra
melakukan wanprestasi dapat berupa Aditya Bakti, 2014.
pembatalan kontrak disertai tuntutan ---------- Hukum Perdata Indonesia. Bandung :
ganti rugi dan pemenuhan kontrak PT. Citra Aditya Bakti, 2000
disertai tuntutan ganti rugi sebagaimana ---------- Hukum Perikatan Indonesia. Bandung
tersebut di dalam Pasal 1243 : PT. Citra Aditya Bakti. 1993.
KUHPerdata. Ade Maman Suherman. Aspek Hukum Dalam
Ekonomi Global. Bogor : Ghalia
B. Saran Indonesia. 2004.
1. Sesuai dengan kebebasan berperjanjian Badrulzaman Mariam Darus (2), KUH Perdata
sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 Buku III: Hukum Perikatan Dengan
(1) maka diharapkan para pihak yang Penjelasan, Bandung: Alumni, 1983.
terlibat dalam suatu perjanjian posisi Engga Prayogi, 233 Tanya Jawab Seputar
tawarannya harus seimbang antara satu Hukum Bisnis, Pustaka Yustisia
dengan yang lain. Karena apabila dalam Yogyakarta. 2011.
suatu perjanjian, kedudukan para pihak Fuady Munir, Hukum Kontrak Dari sudut
tidak seimbang, pihak lemah biasanya Pandang Hukum Bisnis. Citra Aditya
tidak berada dalam keadaan yang betul- Bhakti, Jakarta, 2003.
betul bebas menentukan untuk apa yang

14
Lex Privatum Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020

Gautama Sudargo , Kontrak Dagang Syahmin, Hukum Perjanjian Internasional,


Internasional, Bandung: Alumni, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1976. 2006.
Purwosutjipto. H.M.N, Pengertian Pokok Salim HS. Hukum Kontrak (buku kesebelas).
Hukum Dagang Indonesia, Jilid I, Jakarta : Sinar Grafika. 2015.
Jakarta, Djambatan. 1981. Syaifuddin Muhammad, Hukum Kontrak
Harahap M Yahya. Segi-Segi Hukum Perjanjian. (Memahami Kontrak dalam
Bandung : Alumni. 1986. Perspektif Filsafat, Teori, Dogmatik,
Hasanudin Rahman, Legal Drafting, Bandung : dan Praktik Hukum), Mandar Maju,
PT Citra aditya Bakti, 2000. Bandung: 2012.
I.G. Rai Widjaya., Merancang Suatu Kontrak, Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata,
Kesaint Blanc, Jakarta 2003 Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan 1996.
Tata Hukum Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1989. Sumber Lain :
Miru Ahmadi, Hukum Kontrak & Perancangan - Kitab Undang-Undang Hukum
Kontak, Jakarta : Raja Grafindo Perdata (KUH Perdata/BW)
Persada, 2010. - http://ntaankintaan.blogspot.com/
------------ , Hukum Perjanjian dan Perancangan 2012/01/kontrak-dagang.html,
Perjanjian. Jakarta : PT. Raja - https://smartlegal.id/smarticle/201
Grafindo Pesada, 2008. 8/11/16/ pengusaha –wajib -
Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum ketahui-soal wanprestasi/ Diakses
Perikatan, Bandung : Mandar Maju, - http://www.areabaca.com/2015/03
1994. /pengertian-hukum-perdata.html
Projodikoro, Wiryono. Asas-asas Hukum http
Perjanjian. Bandung : Sumur, 1993.
Richard Buton Simatupang, Aspek Hukum
Dalam Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta:
2007
R. Dijan Widijowati, Hukum Dagang, Andi
Yogyakarta, 2012.
Ricardo Simanjuntak, Ricardo Simanjuntak,
Teknik Perancangan Kontrak Bisnis,
Jakarta: PT Gramedia, 2006.
Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta :
PT. Intermasa, 2001.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian
Hukum Normatif, Rajawali, Jakarta,
1985.
Subekti. Hukum Perjanjian. Jakarta : Intermasa.
1994.
Setiawan, Rahmat. Pokok-Pokok Hukum
Perikatan. Bandung : Bina Cipta.
1987.
Salim HS. Perkembangan Hukum Kontrak
Innominaat Di Indonesia (buku
kesatu).Jakarta : Sinar Grafika.
2014.
Sophar Maru Hutagalung, Hukum Kontrak di
ASEAN Pengaruh SIstem Hukum
Common Law dan Civil Law, Jakarta:
Sinar Grafika, 2013.

15

Anda mungkin juga menyukai