Anda di halaman 1dari 13

PERJANJIAN WARALABA

DISUSUN OLEH : NUNIK HANDAYANI


ANGGUN RISKA AMALITA
Pengertian Waralaba

Waralaba adalah suatu pengaturan bisnis dimana sebuah perusahaan memberi


hak pada pihak independen untuk menjual produk atau jasa perusahaan tersebut
dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemberi waralaba. Penerima waralaba
menggunakan nama, goodwill, produk dan jasa, prosedur pemasaran, keahlian,
sistem prosedur operasional, dan fasilitas penunjang dari perusahaan franchisor.
Sebagai imbalannya penerima waralaba membayar royalti (biaya pelayanan
manajemen) pada perusahaan franchisor seperti yang diatur dalam perjanjian
waralaba.
Menurut Pasal 1 angka 1 PP Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba, waralaba
adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha
terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan
barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan
dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.
Perjanjian waralaba adalah suatu perjanjian yang diadakan antara
pemberi waralaba dengan Penerima waralaba dimana pihak
pemberi waralaba memberikan hak kepada pihak penerima
waralaba untuk memproduksi atau memasarkan barang barang
(produk) dan atau jasa (pelayanan) dalam waktu dan tempat
tertentu yang disepakati di bawah pengawasan pemberi waralaba,
sementara penerima waralaba membayar sejumlah uang tertentu
atas hak yang diperolehnya.
Kriteria waralaba

Kriteria waralaba diatur dalam Pasal 3 PP Nomor 42 Tahun 2007


tentang waralaba bahwa Waralaba harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. memiliki ciri khas usaha;
b. terbukti sudah memberikan keuntungan;
c. memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang
ditawarkan yang dibuat secara tertulis;
d. mudah diajarkan dan diaplikasikan;
e. adanya dukungan yang berkesinambungan; dan
f. Hak Kekayaan Intelektual yang telah terdaftar
Jenis-jenis waralaba

Berdasarkan produk yang ditawarkan


Ada 3 jenis waralaba berdasarkan produk yang ditawarkan yaitu
- Waralaba produk
Merupakan waralaba yang menawarkan produk seperti pakaian, makanan.
Contohnya chatime, miniso
- Waralaba jasa
Merupakan waralaba yang menawarkan jasa seperti laundry, pendidikan,
kursus, agen perjalanan. Contoh melia laundry, gracious preschool
- Waralaba gabungan
Merupakan waralaba yang tidak hanya menawarkan produk namun juga jasa
dalam pelayanan contoh marta tilaar salon day spa
Unsur-unsur perjanjian waralaba

Unsur-unsur yang terdapat dalam perjanjian waralaba :


1. Adanya suatu perjanjian yang disepakati
2. Penjualan produk / jasa dengan merek dagang pemberi
waralaba
3. Pemberi waralaba membantu pemakai waralaba di bidang
pemasaran, manajemen dan bantuan tehnik lainnya
4. Penerima waralaba membayar fee atau royalty atas penggunaan
merek pemberi waralaba.
Syarat syarat sah perjanjian waralaba

Syarat sah perjanjian waralaba sama dengan syarat sah perjanjian


yang terdapat pada Pasal 1320 KUHPer yaitu:
a. Adanya kata sepakat diantara para pihak.
b. Kecakapan para pihak dalam hukum.
c. Suatu hal tertentu.
d. Kausa yang halal.
Subjek Hukum Perjanjian Waralaba

Berdasarkan ketentuan Pasal 4 PP Nomor 42 Tahun 2007 tentang


waralaba, ada 2 subjek hukum dalam perjanjian waralaba yaitu:
1. Pemberi waralaba adalah perusahaan yang memberi lisensi,
baik berupa paten, merk perdagangan,
merk jasa maupun lainnya kepada penerima
waralaba
2. Penerima waralaba adalah perusahaan yang menerima
lisensi dari pemberi waralaba
Objek perjanjian waralaba

Objek dalam perjanjian waralaba yaitu lisensi


Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemberi waralaba kepada
penerima waralaba.
Bentuk perjanjian waralaba

Berdasarkan ketentuan Pasal 4 PP Nomor 42 Tahun 2007 tentang


waralaba dan Pasal 5 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor :
31/M-DAG/PER/8/2008 Tentang Penyelenggaraan Waralaba
telah ditentukan bentuk waralaba atau perjanjian waralaba yaitu
bentuknya tertulis dan dibuat dalam Bahasa Indonesia dan
terhadapnya berlaku Hukum Indonesia.
Jangka waktu berlakunya perjanjian waralaba

Berdasarkan ketentuan Pasal 12 PP Nomor 42 Tahun 2007


tentang waralaba, jangka waktu berlakunya perjanjian waralaba
adalah 5 tahun, jangka waktu itu dapat diperpanjang.
Sanksi

Sanksi hukum diberikan kepada pemberi waralaba dan penerima


waralaba apabila tidak memenuhi masing-masing hak dan kewajiban
sehingga menimbulkan kerugian.
Berdasarkan PP Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba, sanksi
tersebut berupa peringatan tertulis sebanyak tiga kali jika tidak
dilaksanakan dikenakan denda sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta
rupiah) serta pencabutan surat tanda pendaftaran waralaba.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai