0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
157 tayangan13 halaman
Perjanjian waralaba adalah perjanjian antara pemberi waralaba dan penerima waralaba dimana pemberi waralaba memberikan lisensi untuk memproduksi atau memasarkan barang dan/atau jasa tertentu dengan membayar royalty. Perjanjian ini harus memenuhi syarat sah perjanjian dan berlaku selama 5 tahun yang dapat diperpanjang.
Perjanjian waralaba adalah perjanjian antara pemberi waralaba dan penerima waralaba dimana pemberi waralaba memberikan lisensi untuk memproduksi atau memasarkan barang dan/atau jasa tertentu dengan membayar royalty. Perjanjian ini harus memenuhi syarat sah perjanjian dan berlaku selama 5 tahun yang dapat diperpanjang.
Perjanjian waralaba adalah perjanjian antara pemberi waralaba dan penerima waralaba dimana pemberi waralaba memberikan lisensi untuk memproduksi atau memasarkan barang dan/atau jasa tertentu dengan membayar royalty. Perjanjian ini harus memenuhi syarat sah perjanjian dan berlaku selama 5 tahun yang dapat diperpanjang.
Waralaba adalah suatu pengaturan bisnis dimana sebuah perusahaan memberi
hak pada pihak independen untuk menjual produk atau jasa perusahaan tersebut dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemberi waralaba. Penerima waralaba menggunakan nama, goodwill, produk dan jasa, prosedur pemasaran, keahlian, sistem prosedur operasional, dan fasilitas penunjang dari perusahaan franchisor. Sebagai imbalannya penerima waralaba membayar royalti (biaya pelayanan manajemen) pada perusahaan franchisor seperti yang diatur dalam perjanjian waralaba. Menurut Pasal 1 angka 1 PP Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba, waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Perjanjian waralaba adalah suatu perjanjian yang diadakan antara pemberi waralaba dengan Penerima waralaba dimana pihak pemberi waralaba memberikan hak kepada pihak penerima waralaba untuk memproduksi atau memasarkan barang barang (produk) dan atau jasa (pelayanan) dalam waktu dan tempat tertentu yang disepakati di bawah pengawasan pemberi waralaba, sementara penerima waralaba membayar sejumlah uang tertentu atas hak yang diperolehnya. Kriteria waralaba
Kriteria waralaba diatur dalam Pasal 3 PP Nomor 42 Tahun 2007
tentang waralaba bahwa Waralaba harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. memiliki ciri khas usaha; b. terbukti sudah memberikan keuntungan; c. memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis; d. mudah diajarkan dan diaplikasikan; e. adanya dukungan yang berkesinambungan; dan f. Hak Kekayaan Intelektual yang telah terdaftar Jenis-jenis waralaba
Berdasarkan produk yang ditawarkan
Ada 3 jenis waralaba berdasarkan produk yang ditawarkan yaitu - Waralaba produk Merupakan waralaba yang menawarkan produk seperti pakaian, makanan. Contohnya chatime, miniso - Waralaba jasa Merupakan waralaba yang menawarkan jasa seperti laundry, pendidikan, kursus, agen perjalanan. Contoh melia laundry, gracious preschool - Waralaba gabungan Merupakan waralaba yang tidak hanya menawarkan produk namun juga jasa dalam pelayanan contoh marta tilaar salon day spa Unsur-unsur perjanjian waralaba
Unsur-unsur yang terdapat dalam perjanjian waralaba :
1. Adanya suatu perjanjian yang disepakati 2. Penjualan produk / jasa dengan merek dagang pemberi waralaba 3. Pemberi waralaba membantu pemakai waralaba di bidang pemasaran, manajemen dan bantuan tehnik lainnya 4. Penerima waralaba membayar fee atau royalty atas penggunaan merek pemberi waralaba. Syarat syarat sah perjanjian waralaba
Syarat sah perjanjian waralaba sama dengan syarat sah perjanjian
yang terdapat pada Pasal 1320 KUHPer yaitu: a. Adanya kata sepakat diantara para pihak. b. Kecakapan para pihak dalam hukum. c. Suatu hal tertentu. d. Kausa yang halal. Subjek Hukum Perjanjian Waralaba
Berdasarkan ketentuan Pasal 4 PP Nomor 42 Tahun 2007 tentang
waralaba, ada 2 subjek hukum dalam perjanjian waralaba yaitu: 1. Pemberi waralaba adalah perusahaan yang memberi lisensi, baik berupa paten, merk perdagangan, merk jasa maupun lainnya kepada penerima waralaba 2. Penerima waralaba adalah perusahaan yang menerima lisensi dari pemberi waralaba Objek perjanjian waralaba
Objek dalam perjanjian waralaba yaitu lisensi
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemberi waralaba kepada penerima waralaba. Bentuk perjanjian waralaba
Berdasarkan ketentuan Pasal 4 PP Nomor 42 Tahun 2007 tentang
waralaba dan Pasal 5 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 31/M-DAG/PER/8/2008 Tentang Penyelenggaraan Waralaba telah ditentukan bentuk waralaba atau perjanjian waralaba yaitu bentuknya tertulis dan dibuat dalam Bahasa Indonesia dan terhadapnya berlaku Hukum Indonesia. Jangka waktu berlakunya perjanjian waralaba
Berdasarkan ketentuan Pasal 12 PP Nomor 42 Tahun 2007
tentang waralaba, jangka waktu berlakunya perjanjian waralaba adalah 5 tahun, jangka waktu itu dapat diperpanjang. Sanksi
Sanksi hukum diberikan kepada pemberi waralaba dan penerima
waralaba apabila tidak memenuhi masing-masing hak dan kewajiban sehingga menimbulkan kerugian. Berdasarkan PP Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba, sanksi tersebut berupa peringatan tertulis sebanyak tiga kali jika tidak dilaksanakan dikenakan denda sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) serta pencabutan surat tanda pendaftaran waralaba. TERIMAKASIH