Disusun Oleh :
NPM : 2174201035
Dosen Pengampu :
Dr.Novran Harisan,SH,M
FAKULTAS HUKUM
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Akhirnya saya bisa menyelesaikan
tugas makalah saya mata kuliah Al ternative Depute Resol yang di ampu oleh bapak
Dr. Novran Harisan,SH,M, M.M dengan judul “Tinjauan Haki Terhadap
Franchise”.
Ucapan terima kasih kepada bapak Dr. Novran Harisan,SH,M, M.M yang
telah memberikan banyak ilmu kepada saya sehingga saya akhirnya bisa
menyelesaikan tugas ini. Di dalam penulisan makalah ini saya menyadari terdapat
banyakkesalahan dan kekeliruan. Oleh sebab itu saya berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi. Demikian kami ucapkan terima kasih.
Dovi Mandiri
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Era globalisasi seperti sekarang ini, mau tidak mau berdampak pada
kegiatan perekonomian dunia, Indonesia yang tengah membangun
perekonomiannya harus mencari cara untuk mempertahankan diri untuk dapat
bersaing. Salah satu cara yang dapat dianggap efektif adalah dengan melalui
waralaba (franchise). Waralaba atau franchise mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat dan menjadi metode yang banyak di gunakan untuk memasuki dunia
bisnis, bagi jutaan bisnis yang didirikan di Amerika Serikat dan Eropa.1
1
Salim, H.S. 2005. Perkembangan Hukum Kontrak Innomuat Indonesia.Jakarta: Sinar Grafika.
Hal, 167
2
Michele Lee. 2003. Franchising in China: Legal Challenges When First Entering the Chinese
Market.American University International Law. Hal 955
1
2
1.3 Tujuan
3
Juajir Sumardi.1995. Aspek-aspek Hukum franchise dan Perusahaan Transnasional, Bandung:
PT.Citra Aditya Bakti. Hal 18.
3
4
unsur-unsur pokok perjanjian yang harus ada dalam klausa perjanjian franchise
antara lain:
a. Ada beberapa pihak Para pihak dalam perjanjian ini disebut subyek
perjanjian.Subyek perjanjian dapat berupa orang atau badan
hukum.Subyekperjanjian ini harus berwenang untuk melaksanakan
perbuatanhukum seperti yang ditetapkan oleh undang-undang.
b. Ada persetujuan antara para pihak Persetujuan antara para pihak bersifat
tetap, bukan suatu perundingan. mengenaisyarat-syarat dan obyek
perjanjian itu timbul perjanjian.
c. Adanya tujuan yang hendak dicapai Mengenai tujuan yang hendak dicapai
tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban
umum. Tujuan dalam perjanjian ini adalah memperluas usaha franchisor
dengan memberikan lisensi kepada franchisee, dengan tidak melanggar
undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum.
5
Perjanjian franchise dibuat oleh para pihak yaitu franchisor dan franchisee
yang kedua belah pihak berlaku sebagai subjek hukum baik perorangan ataupun
badan hukum. Franchisee berhak menggunakan nama, cap dagang, dan logo milik
franchisor yang sudah lebih dahulu dikenal dalam dunia perdagangan.
Pembayaran-pembayaran yang dilakukan antara lain; pembayaran awal,
pembayaran selama berlangsungnya franchisee, pembayaran atas pengoperan hak
franchisee kepada pihak ketiga, Franchisor berkewajiban menyediakan bahan
baku, serta alat-alat perlengkapan yang dibutuhkan.
a. Hak Merek
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar,
logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/
atau 3 {tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur
tersebut untuk membedakan barang dan atau jasa yang diproduksi oleh orang atau
badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/ atau jasa. Berdasarkan Pasal
1 angka 5 Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis, hak atas merek merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh negara
kepada pemilik Merek yang terdaftar untuk jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya.
7
b. Hak Paten
c. Hak Cipta
Ciptaan yang dimaksud adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu
pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran,
imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk
nyata. Seseorang yang dapat menjadi pemegang hak cipta antara lain, pencipta
sebagai pemilik hak cipta, pihak yang menerima hak tersebut secara sah dari
pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima
hak tersebut secara sah.
Hak Cipta dapat beralih atau dialihkan, baik seluruh maupun sebagian
karena, pewarisan, hibah, wakaf, wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab lain yang
dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Hak Cipta
dalam perjanjian franchise antara lain adalah logo, atau billboard yang menjelaskan
produk yang bersangkutan, pihak francisee akan mengikuti bentuk logo, billboard,
warna yang telah ditentukan sesuai dengan standar pihak franchisor. Selain itu
pihak franchisee dapat menyelenggarakan promosi dan iklan yang pantas dan
memadai sesuai standard dan persyaratan yang ditentukan oleh pihak franchisor.
Terkait dengan promosi yang biasanya berbentuk pamflet atau iklan yang
merupakan aspek hak cipta yang termasuk dalam bidang seni rupa dan
sinematografi.
d. Rahasia Dagang
kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang”. Dilihat dari definisi tersebut terdapat
unsur-unsur, maka dapat ditarik pengertian rahasia dagang terdiri dari unsur-
unsurdan penjelasannya sebagai berikut: 4
4
Tomi Suryo Utomo 2010. .Hak Kekayaan Intelektual [HKI] di Era Global. Yogyakarta: Graha
Ilmu. hlm. 168
5
Ermansyah Djaja. 2009. Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: Sinar Grafika. Hlm 363
10
Hak milik intelektual (intellectual property right) atau disebut juga hak
milik immaterial adalah hak milik yang tercipta dari karya, kreasi, daya pikir
intelektualita seseorang. Waralaba dalam perspektif Hak Kekayaan Intelektual
adalah suatu pemberian lisensi atau hak untuk memanfaatkan, menggunakan secara
bersama-sama dua jenis Hak Kekayaan Intelektual tertentu, yaitu Merek (termasuk
merek dagang, merek jasa dan indikasi asal) dan Rahasia Dagang. Hak pemanfaatan
dan penggunaan kedua jenis Hak Kekayaan Intelektual tersebut tidak dapat
dipisahkan. Para pihak yang melaksanakan kewajiban-kewajiban akan terlindungi
secara hukum. Perjanjian mitra dalam waralaba tersebut merupakan salah satu
aspek perlindungan hukum kepada para pihak dari perbuatan merugikan pihak lain,
termasuk dalam memberikan perlindungan hukum terhadap Hak Kekayaan
Intelektual. Hal ini dikarenakan perjanjian tersebut dapat menjadi dasar hukum
yang kuat untuk menegakkan perlindungan hukum bagi para pihak yang terlibat
dalam sistem waralaba. Jika salah satu pihak melanggar isi perjanjian, maka pihak
lain dapat menuntut pihak yang melanggar tersebut sesuai dengan hukum yang
berlaku.
6
Kadek Agus Arnawa Pariwesa Putra, Nyoman Putu Budiartha dan Ni Made Puspasutari Ujiant.
2022. Kajian Yuridis Waralaba Dalam Persfektif Hak Kekayaan Intelektual. Jurnal Analogi
Hukum, 4 (3): 305–310.
14
7
Sutedi, A. (2008). Hukum Waralaba. Jakarta: Ghalia Indonesia.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Ermansyah Djaja. 2009. Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: Sinar Grafik.
Kadek Agus Arnawa Pariwesa Putra, Nyoman Putu Budiartha dan Ni Made
Puspasutari Ujiant. 2022. Kajian Yuridis Waralaba Dalam Persfektif Hak
Kekayaan Intelektual. Jurnal Analogi Hukum, 4 (3): 305–310.
Lee, Michele. 2003. Franchising in China: Legal Challenges When First Entering
the Chinese Market. American: University International Law Juajir.
Salim, H.S. 2005. Perkembangan Hukum Kontrak Innomuat Indonesia. Jakarta:
Sinar Grafika.
Sumardi. 1995. Aspek-aspek Hukum franchise dan Perusahaan Transnasional,
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Sutedi, A. (2008). Hukum Waralaba. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tomi Suryo Utomo. 2010. Hak Kekayaan Intelektual [HKI] di Era Global.
Yogyakarta: Graha Ilmu
16