Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

WARALABA

MATA KULIAH : KEWIRAUSAHAN

DOSEN: Evi Fitrianingrum, M.Pd

DISUSUN OLEH:

1. MAKSIMA VALENA

(2112062051)

2. VIVI FEBRIYANTI

(2112062067)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

STKIP PERSADA KHATULISTIWA SINTANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“WARALABA” ini dengan baik Adapun menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah kewirausahaan.

Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan penulis, namun sebagai manusia biasa, penyusun tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi
walaupun demikian, penyusun berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah meskipun
tersusun sangat sederhana.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca
pada umumnya. Penyusun mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun.

Sintang, 24 maret 2023

penulis

1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………………………………………………...........…..1

DAFTAR ISI…………………………………………………………….….......2

BAB I PENDAHULUAN…

A. Latar Belakang ……………………………………………….….................3

B. Rumusan Masalah…………………………………………….…................4

C. Tujuan penulisan...................………………………………...…................5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian waralaba………………………………………….....................6

2.2 kriteria waralaba ………………………………………..............................6

2.3 jenis waralaba…………………………………………...............................7

2.4 keunggulan dan kekurangan dalam membeli waralaba……………….…..9

2.5 cara tepat membeli waralaba………………………...................................10

BAB III

A. Kesimpulan…………………………………………………........................12

B. Saran……………………………………………………………….............. 12

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................13

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Istilah waralaba dalam bahasa asing disebut dengan franchise. Asal katanya berasal dari
bahasa prancis kuno yang berarti bebas. Sekitar abad pertengahan, pemerintah atau
bangsawan di inggris menggunakan franchise untuk memberikan hak khusus seperti untuk
mengoperasikan kapal feri atau berburu di tanah milik pemerintah atau bangsawan tersebut.

Franchise di indonesia disebut dengan waralaba. Kata waralaba sendiri berasal dari 2(dua)
kata yaitu wara dan laba. Wara memiliki arti istimewa dan laba berarti keuntungan. Kata
waralaba pertama kali diperkenalkan oleh LPPM (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan
manajemen) sebagai padanan kata franchise.

Pasal 1 peraturan pemerintah No. 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba menjelaskan bahwa
waralaba memiliki arti berupa hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan
usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan
atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan atau digunakan oleh pihak
lain berdasarkan perjanjian waralaba.

Pada setiap jenis perjanjian waralaba sekurang-kurangnya harus memuat beberapa unsur,
diantaranya adalah.

a. adanya 2 pihak yaitu frachisor (pemberi) dan franchisee (penerima)

b. adanya penawaran dalam wujud paket usaha franchisor

c. adanya kerjasama dalam bentuk pengelolaan unit usaha antara pihak franchisor dengan
franchisee.

d. memiliki outlet daripada franchisee

e. kontrak tertulis dari para pihak.

Susilowati menjelaskan bahwa waralaba (franchisee) adalah kontrak perjanjian pemakaian


nama, merek dagang, dan logo perusahaan tertentu dari pemberi waralaba (franchisor) yang
didalamnya dicantumkan ikhtisar peraturan pengoperasioannya oleh perusahaan yang
menggunakan (franchise) jasa yang disediakan oleh pemberi waralaba (franchisor) dan
persyaratan keuangan.

Para pihak yang melaksanakan kewajiban-kewajiban akan terlindungi secara hukum.


Perjanjian mitra dalam waralaba tersebut merupakan salah satu aspek perlindungan hukum
kepada para pihak dari perbuatan merugikan pihak lain, termasuk dalam memberikan
perlindungan hukum terhadap Hak Kekayaan Intelektual. Hal ini dikarenakan perjanjian
tersebut dapat menjadi dasar hukum yang kuat untuk menegakan perlindungan hukum bagi

3
para pihak yang terlibat dalam sistem waralaba. Jika salah satu pihak melanggar isi
perjanjian,maka pihak lain dapat menuntut pihak yang melanggar tersebut sesuai dengan
hukum yang berlaku. Perjanjian waralaba telah mengatur tentang perlindungan HAKI secara
spesifik, yakni dengan mempejanjikan batasan-batasan tertentu yang harus dipatuhi oleh
franchisee, yang secara langsung maupun tidak langsung ditujukaan untuk melindungi hak
kekayaan intelektual dari pemberian waralaba.

Pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 20 Tahun 2016 Tentang Merk dan indikasi geografis
menjelaskan bahwa merek dagang adalah “Merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan barang sejenis lainnya”.

Waralaba sebagai konsep bisnis mengenai pemberian penggunaan hak atas kekayaan
intelektual dan sistem kegiatan operasional oleh pemberi waralaba kepada penerima waralaba
merupakan suatu hubungan hokum antara pemberi waralaba dan penerima waralaba yang
diatur dalam sebuah perjanjian waralaba, yaitu suatu perjaanjian yang mendokumentasikan
hubungan hukum tentang kewajiban yang ada antara pemberi waralaba (franchisor) dan
penerima waralaba (franchisee).

Sebagai contoh kasus soal tuntutan pidana karena penggunaan merek yang melanggar
aturan dapat kita lihat dalam putusan pengadilan Negeri Blora Nomor 4/Pid.Sus/2015/PN
Bla. PT. K-24 Indonesia selaku sebuah merek telah terdaftar pada direktorat Jendarl Hak
Kekayaan Intelektual (HAKI) PT K-24 Indonesia ini mengadakan perjanjian waralaba atas
penggunaan Hak Kekayaan Intelektual berupa Merek dan Sistem Pengelolaan Apotek K-24
dengan CV. Ramai medika yang diwakili oleh terdakwa.

Kasus ini bermula dari pihak PT K-24 Indonesia yang menyatakan terdapat perbedaan
omset penjualan yang tertera dalam komputer dengan omset yang dilaporkan, sehingga
terhadap terdakwa diwajibkan oleh PT. K-24 Indonesia untuk membayar franchise fee
sebesar kurang lebih Rp. 176.790.535,- ( seratus tujuh puluh enam juta tujuh ratus sembilan
puluh ribu lima ratus tiga puluh lima rupiah). Namun terdakwa tidak pernah mau membayar
franchise fee tersebut. Oleh karena itu, terdakwa diwajibkan untuk membongkar dan
menghilangkan senua assesoris/atribut dan perlengkapan yang berhubungan dengan merek K-
24 Indonesia.

B. Rumusan masalah

1. bagaimana pengertian dari waralaba

2. apa itu kriteria waralaba

3. apa saja jenis waralaba

4. apa saja keunggulan dan kekurangan dalam membeli waralaba

5. bagaimana cara tepat membeli waralaba.

4
C. Tujuan penulisan

1. untuk mengetahui pengertian waralaba

2. untuk mengetahui kriteria waralaba

3. untuk mengetahui jenis waralaba

4. untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan dalam membeli waralaba

5. untuk mengetahui cara tepat membeli waralaba.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN WARALABA

Pemgertian franchise dalam bahasa inggris, arti franchise berasal dari kata franchising.
Singkatnya, waralaba berarti hak atau kebebasan. Dalam arti luas, itu didefenisikan sebagai
hak antara pemilik merek suatu produk dan pengguna merek. Dalam bahasa yang lebih
umum, waralaba juga dapat diartikan sebagai usaha kemitran.

Hak ini berupa kebebasan menggunakan merek, produknya, hingga sistem operasional untuk
jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, antara pemilik merek dan pengguna merek ada
hubungan bisnis tertentu. Dalam waralaba, franchisor sering disebut sebagai franchisor.
Sedangkan sekutu yang menerima waralaba disebut franchisee.

Perjanjian waralaba agar hak dan kewajiban antara pemilik merek atau produk dan pengguna
merek atau produk dapat diketahui dengan baik, maka perlu dibuat perjanjian waralaba.

2.2 KRITERIA WARALABA

Dalam PP No. 42 tahun 2007 disebutkan bahwa waralaba harus memenuhi 6 (enam) kriteria,
yakni:

1. memiliki ciri khas usaha.

Yang dimaksud dengan ciri khas adalah suatu usaha yang memiliki keunggulan atau
perbedaan yang tidak mudah ditiru dibandingkan dengan usaha lain sejenisnya, dan
konsumen selalu mencari ciri khas yang dimaksud. Misalnya, sistem manajemen, cara
penjualan dan pelayanan, atau penataan atau cara distribusi yang merupakan karakteristik
khusus dari pemberi waralaba.

2. terbukti sudah memberikan keuntungan

Yang dimaksud sudah memberi keuntungan adalah menunjuk kepada pemberi waralaba yang
telah dimiliki kurang lebih 5 (lima) tahun dan telah mempunyai kiat-kiat bisnis untuk
mengatasi masalah-masalah dalam perjalanan usahanya. Dan ini terbukti dengan masih
bertahan dan berkembangnya usaha tersebut dengan menguntungkan.

3. memiliki standar atas pelayanan barang dan jasa yang ditawarkan yang dibuat secara
tertulis

Yang dimaksud adalah standars ecara tertulis supaya penerima waralaba dapat melaksanakan
usaha dalam kerangka yang jelas dan sama (standar operasional kerjanya).

6
4. mudah diajarkan dan diaplikasikan.

Yang dimaksud adalah mudah dilaksanakan sehingga penerima waralaba yang belum
memiliki pengalaman atau pengetahuan mengenai usaha sejenis dapat melaksanakannya
dengan baik sesuai dengan bimbingan operasional dan manajemen yang berkesinabungan
yang diberikan oleh pemberi waralaba.

5. adanya dukungan yang berkesinabungan

Yang dimaksud adalah dukungan dari pemberi waralaba secara terus menerus seperti
bimbingan operasional, pelatihan, dan promosi

6. Hak dan kekayaan intelektual yang telah terdaftar.

Yang dimaksud adalah hak kekayaan intelektual yang terkait dengan usaha seperti merek,
hak cipta, hak paten, rahasia dagang sudah di daftarkan dan mempunyai sertifikat atau sedang
dalam proses pendaftaran di instasi yang berwenang.

2.3 JENIS WARALABA

Jenis jenis bisnis waralaba secara umum

Menurut produk yang ditawarkan, bisnis waralaba terbagi ke dalam 3 jenis, yaitu:

1. waralaba produk

Sudah tentu bisnis waralaba yang satu ini akan menawarkan atau menjual sebuah produk atau
benda tertentu. Contoh yang biasa kita temui adalah minuman thai tea, coffe shop, fried
chiken, kedai kebab dan lain lain sebagainya.

2. waralaba jasa

Jika waralaba produk dalam bentuk barang, maka waralaba jasa sudah pasti menjual produk
dalam wujud layanan jasa tertentu. Contohnya: salon, tempat les atau [elatihann tertentu, dan
lain-lain.

3.waralaba gabungan

Merupakan jenis bisnis waralaba yang mencampurkan antara waralaba produk dan jasa dalam
penawaran produknya.contoh: salon yang menjual dan memiliki alat kosmetik sendiri.

7
WARALABA BERDASARKAN LOKASI ASAL

1. waralaba mancanegara

Waralaba jenis ini akan menjual brand yang berasal dari luar negri. Contohnya: McD, KFC,
dan lainnya.

2. waralaba dalam negeri

Jenis waralaba ini adalah bisnis yang menjual produk hasil karya anak negeri yang sudah
memiliki brand yang dikenal di benak masyarakat. Contohnya: indomaret, alfarmart dan
sebagainya.

JENIS WARALABA BERDASARKAN INTERNATIONAL FRANCHISE ASSOCIATION


(IFA)

1. Product franchise

Yaitu usaha waralaba dimana pemilik brand memiliki kontrol penuh terhadap pihak yang
menjual kembali atau mendistribusikan produknya. Biasanya, dalam kesepakatan antara
pihak pemilik dan distributor atau pebisnis waralaba tersebut ada kesepakatan berupa
pebisnis waralaba atau franchise bisa mendapatkan hak untuk menggunakan merekdan hak
ciptanya, namun sebelumnya membayar sejumlah uang tertentu.

2. manufacturing franchise

Jenis bisnis waralaba yang beruknya ini merupakan hak yang dimiliki franchise untuk
membuat produksi produk dari brand tertentu yang dimiliki franchisor. Kita sebagai pebisnis
waralaba memiliki hak untuk mencampur atau mengolah bahan baku yang telah disediakan
oleh pemilik brand tersebut

3. business opportunity ventures

Dalam bisnis waralaba yang satu ini, kita diwajibkan untuk membeli serta mendistribusikan
atau memasarkan berbagai produk yang berasal dari perusahaan tertentu.

4. business format franchising

Untuk jenis bisnis waralaba yang terakhir ini, bisa dibilang sebagai format yang menyeluruh
atau lengkap dimana franchise akan menjual produk milik franchisor dengan menjalankan
kesepakatan atau cara dan sistem yang disesuaikan dengan franchisor tersebut.

8
2.4 KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN DALAM MEMBELI WARALABA

KEUNGGULANNYA

1. tingkat kegagalan yang rendah

Ketika anda membeli waralaba, maka anda membeli konsep yang mapan dan telah berhasil.
Statistik menunjukkan bahwa waralaba memiliki peluang sukses yang jauh lebih baik dari
pada bisnis rintisan independen.

2. memiliki bantuan bisnis

Pemilik waralaba menerima bantuan seharga sepanjang hidup bisnis mereka. Anda juga akan
menerima berbagai peralatan, persediaan dan intruksi untuk memulai bisnis anda. Anda juga
akan menerima pelatihan, manajemen, pemasaran, dan mendapatkan keuntungan dari
kampanye pemasaran nasional.

3. memiliki “kekuatan”

Waralaba anda akan mendapat manfaat dari daya beli kolektif perusahaan induk, yang
memberikan penghematan kepada pewaralaba. Dengan demikian, persediaan dan persediaan
lebih murah untuk waralaba dari pada untuk perusahaan independen. Terdapat beberapa
waralaba terkenal yang telah diakui secara internasional. Anda juga membeli bisnis yang
telah memiliki pelanggan setia.

4. memberikan keuntungan

Bisnis waralaba bisa sangat menguntungkan. Waralaba populer yang paling terbukti dan
populer cenderung memiliki biaya waralaba yang jauh lebih tinggi tetapi juga menghasilkan
pengembalian investasi (ROI) yang tinggi.

KEKURANGANNYA

1. adanya aturan dan pedoman

Anda harus mematuhi aturan dan mengikuti pedoman pemiliki waralaba. Terdapat beberapa
control yang mungkin saja akan menyiksa bagi anda. Beberapa kontrol yang dilakukan
bertujuan untuk menjaga keseragaman produk hingga setiap lokasi waralaba dapat
memberikan tampilan dan nuansa yang sama bagi pelanggan.

2. adanya biaya yang terus berlanjut

9
Anda perlu membayarkan persentase royaliti dari pendapatan bisnis yang harus dibayarkan
kepada pemilik waralaba setiap bulan. Pemilik waralaba juga dapat membebankan biaya
tambahan untuk layanan yang diberikan seperti biaya iklan.

3. tidak melanjutkan dukungan yang berkelanjutan

Tidak semua pemilik waralaba menawarkan tingkat bantuan yang sama sepanjang umur
bisnis anda. Anda bisa saja tidak akan mendapatkan pelatihan dan dukungan berkelanjutan
setelah beberapa lama anda telah membuka toko anda.

4. perlu menyiapkan modal yang cukup besar

Membeli waralaba memang juga dikenal dengan cukup mahal. Anda perlu menyediakan
sejumlah uang dimuka bumi dan beberapa modal untuk mempersiapkan toko anda.

5. memiliki resiko

Jika anda membeli waralaba yang kurang dikenal, harga yang ditawarkan memang mungkin
tidak terlalu mahal namun dapat menimbulkan risiko. Dalam beberapa kasus, mungkin
terdapat juga operasi waralaba yang memiliki kinerja yang cukup baik, namun tidak
mencapai tingkat profitabilitas yang diinginkan pemilik.

2.5 CARA TEPAT MEMBELI WARALABA

1. lakukan riset

2. hubungi brand terkait

3. atur pertemuan langsung untuk komunikasi yang jelas

4. tinjau ulang perjanjian yang akan disetujui

5. pilih pembiayaan yang tepat

6. tentukan lokasi strategi

7. berkali diri lebih lagi

Apa Saja Tips Memilih Jenis Franchise yang Tepat?

1. pilih franchise yang dibutuhkan masyarakat

2. sudah dikenal dan memiliki ragam produk

10
3. pahami risikonya

4. pastikan brand memiliki kredibilitas tinggi

5. lakukan perhitungan.

11
BAB III

KESIMPULAN

Salah satu keuntungan bisnis franchising ini adalah penerima waralaba tidak perlu lagi
bersusah payah mengembangkan usahanya dengan membangun citra yang baik dan terkenal.
Ia cukup menumpang pada pamor yang sudah terkenal dari pemilik waralaba (franchisor),
sehingga demikian penerima waralaba ( franchise) yang umumnya adalah pengusaha kecil
akan menikmati kesuksesan dan keberuntungan dari perusahaan berskala besar tanpa harus
melaksanakan sendiri suatu riset dan pengembangan, pemasaran dan promosi yang biasanya
memerlukan biaya yang sangat besar yang tidak mungkin dipikul oleh pengusaha kecil.

SARAN

Pada pelaksanaan perjanjian franchise atau waralaba kedua belah pihak harus menuangkan
segala bentuk hak dan kewajiban sebagaimana yang disepakati bersama dalam ketentuan
franchiseagreement, dan mematuhi isi dari kontrak, jangan sampai terjadi pemutusan secara
sepihak oleh franchisor atau menolak untuk memperbaharui perjanjian dan kemudian
mendistribusikan sendiri produknya di wilayah franchise.

Dalam hal terjadi pemutusan perjanjian franchise secara sepihak oleh franchisor sebelum
berakhirnya kontrak sebaiknya diselesaikan secara arbitrase atau non ligitasi karena
prosesnya cepat, tidak memakan waktu, dan keputusan yang dibuat bersifat ptivat sehingga
dapat menghindar kerusakan hubungan antara franchisor dan franchise.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://pintek.id/blog/waralaba/

https://bisnisukm.com/waralaba-harus-memenuhi-6-kriteria-menurut-pp-no-42-tahun-
2007.html

https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/pengembangan-diri/jenis-jenis-bisnis-waralaba-yang-
paling-umum-di-indonesia

https://entrepreneur.bisnis.com/read/20211018/263/1455547/kelebihan-dan-kekurangan-
bisnis-franchise-apa-saja.

https://www.julo.co.id/blog/cara-membeli-franchise

13

Anda mungkin juga menyukai