Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya kami
dapat menyelesaikan makalah hukum bisnis ini. Selain sebagai tugas, Makalah ini dibuat untuk
menambah pengetahuan dan ilmu kita tentang pengertian Waralaba, cara mengetahui dasar
hukum waralaba, istilah istilah yang terdapatdalam waralaba, cara agar mendapat pengetahuan
yang lebih tentang perkembangan waralaba di masyarakat.
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini baik itu masalh waktu, sarana,
dan lain lain. Oleh sebab itu, Selesainya Makalah ini bukan semata mata karena kemampuan
kami, Banyak pihak yang mendukung dan membantu kami. Dalam kesempatan ini, penyusu
mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak pihak yang telah membantu.
Kami harapkan makalah ini nantinya akan berguna bagi para pembaca, jika ada kesalahan
dalam makalh ini kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat lebih baik.
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
KESIMPULAN……………………………………………………………………………………
…………………………..14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Syahrin Naihasy mengatakan lebih lanjut bahwa sejak perekonomian dunia telah
mengalami perubahan yang sangat dahsyat dan kini dunia, termasuk Indonesia,
menyaksikan fase ekonomi global yang bergerak cepat dan telah membuka tabir lintas
batas antar Negara. Dapat dikatakan bahwa dunia usaha adalah sebagai tumpuan utama
yang dipergunakan sebagai pilar dan dilaksanakan dengan berbagai macam cara yang
sekiranya dapat memupuk.
1.1. Rumusan Masalah
1. Sejarah Waralaba
2. Pengertian Waralaba
3. Waralaba Sebagai Bentuk Perjanjian
4. Perbedaan Pemberian Waralaba dan Lisensi
BAB II
PEMBAHASAN
Waralaba mulai ramai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1970-an dengan mulai
masuknya franchise luar negeri seperti Kentucky Fried Chicken, Swensen, Shakey Pisa
dan kemudian diikuti pula oleh Burger King dan Seven Eleven, Walaupun sistem
franchise ini sebetulnya sudah ada di Indonesia seperti yang diterapkan oleh Bata
dan yang hampir menyerupainya ialah SPBU (pompa bensin).
Pengertian Franchise berasal dari bahasa Perancis affranchir yang berarti to free yang
artinya membebaskan. Dengan istilah franchise di dalamnya terkandung makna, bahwa
seseorang memberikan kebebasan dari ikatan yang menghalangi kepada orang untuk
menggunakan atau membuat atau menjual sesuatu. Dalam bidang bisnis franchise berarti
kebebasan yang diperoleh seorang wirausaha untuk menjalankan sendiri suatu usaha tertentu
di wilayah tertentu.
Franchise ini merupakan suatu metode untuk melakukan bisnis, yaitu suatu metode
untuk memasarkan produk atau jasa ke masyarakat. Selanjutnya disebutkan pula bahwa
franchise dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa,
di mana sebuah perusahaan induk (franchisor) memberikan kepada individu / perusahaan lain
yang berskala kecil dan menengah (franchisee), hak- hak istimewa untuk melaksanakan suatu
sistem usaha tertentu dengan cara yang sudah ditentukan, selama waktu tertentu, di suatu
tempat tertentu.
Dari segi bisnis dewasa ini, istilah franchise dipahami sebagai suatu bentuk kegiatan
pemasaran dan distribusi. Di dalamnya sebuah perusahaan besar memberikan hak untuk
menjalankan bisnis secara tertentu dalam waktu dan tempat tertentu kepada individu atau
perusahaan yang relatif lebih kecil. Franchise merupakan salah satu bentuk metode produksi
dan distribusi barang atau jasa kepada konsumen dengan suatu standard dan sistem
eksploitasi tertentu. Pengertian standar dan eksploitasi tersebut meliputi kesamaan dan
penggunaan nama perusahaan, merek, serta sistem produksi, tata cara pengemasan, penyajian
dan pengedarannya.
Sementara itu Munir Fuady menyatakan bahwa Franchise atau sering disebut juga
dengan istilah waralaba adalah suatu cara melakukan kerjasama di bidang bisnis antara 2
( dua ) atau lebih perusahaan, di mana 1 ( satu ) pihak akan bertindak sebagai franchisor dan
pihak yang lain sebagai franchisee, di mana di dalamnya diatur bahwa pihak – pihak
franchisor sebagai pemilik suatu merek yang terkenal, memberikan hak kepada franchisee
untuk melakukan kegiatan bisnis dari / atas suatu produk barang atau jasa, berdasar dan
sesuai rencana komersil yang telah dipersiapkan, diuji keberhasilannya dan diperbaharui
dari waktu ke waktu, baik atas dasar hubungan yang eksklusif ataupun noneksklusif, dan
sebaliknya suatu imbalan tertentu akan dibayarkan kepada franchisor sehubungan dengan
hal tersebut. Selanjutnya Munir Fudy mengatakan lagi bahwa Franchisee adalah suatu
lisensi kontraktual diberikan oleh franchisor kepada franchisee yang :
Hukum bisnis waralaba idealnya untuk melindungi kepentingan para pihak namun
kenyataan di lapangan belum tentu sesuai seperti yang diharapkan. Seperti yang
dikemukakan oleh Roscoe Pound yang membagi 3 ( tiga ) golongan yang harus
dilindungi olehhukum, yaitu, kepentingan umum, kepentingan sosial dan
kepentingan perseorangan. Akan tetapi posisi pemberi waralaba yang secara ekonomi
lebih kuat akan memberikan pengaruhnya pula bagi beroperasinya hukum di masyarakat.
Dalam franchise ada dua pihak yang terlibat yaitu franchisor atau pemberi
waralaba dan franchisee atau penerima waralaba di mana masing-masing pihak terikat
dalam suatu perjanjian yaitu perjanjian waralaba. Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun
2007 dalam pasal 1 ayat ( 2 ) yang dimaksud franchisor atau pemberi waralaba adalah
orang perseorangan atau badan usaha yang memberikan hak untuk memanfaatkan dan /
atau menggunakan waralaba yang dimilikinya kepada penerima waralaba dan dalam
pasal 1 ayat ( 3 ) yang dimaksud franchisee atau penerima waralaba adalah orang
perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak oleh pemberi waralaba untuk
memanfaatkan dan / atau menggunakan waralaba yang dimiliki pemberi waralaba.
Sementara itu dalam pasal 3 ada enam syarat yang harus dimiliki suatu usaha
apabila ingin diwaralabakan yaitu :
Ada beberapa syarat untuk kontrak yang berlaku umum tetapi di atur di luar pasal
1320 KUH Perdata, yaitu sebagai berikut :
Setiap orang bebas untuk mengadakan perjanjian baik yang sudah diatur
maupun yang belum diatur dalam undang-undang.
B. Asas Konsensualisme
Asas pacta sunt servanda merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus
menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya
sebuah undang-undang.
Asas itikad merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur
harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan
yang teguh atau kemauan baik dari para pihak.
E. Asas Kepribadian
A. Keagenan
1) Agen manufaktur
2) Agen penjualan
3) Agen pembelian
4) Agen umum
5) Agen khusus
6) Agen tunggal/eksklusif
Berikut ini penjelasan bagi masing-masing jenis agen tersebut, yaitu sbb :
1. Agen manufaktur
Agen maufaktur adalah agen yang berhubungan lansung dengan pabrik
untuk melakukan pemasaran atas seluruh atau sebagian barang-barang hasil
produksi pabrik tersebut.
2. Agen penjualan
Agen penjualan adalah agen yang merupakan wakil dari pihak penjual,
yang bertuga untuk menjual barang-barang milik pihak principal kepada pihak
konsumen.
3. Agen pembelian
Agen pembelian adalah agen yang merupakan wakil dari pihak pembeli,
yang bertugas untuk melakukan seluruh transaksi atas barang-barang yang telah
ditentukan.
4. Agen umum
Agen umum adalah agen yang diberikan wewenang secara umum untuk
melakukan seluruh transaksi atas barang-barang yang telah ditentukan.
5. Agen khusus
Agen khusus adalah agen yang diberikan wewenang khusus kasus per kasus
atau melakukan sebagian saja dari transaksi tersebut.
6. Agen tunggal/eksklusif.
Agen tunggal/eksklusif adalah penunjuka hanya satu agen untuk mewakili
principal untuk suatu wilayah tertentu.
B. Distributor
Distributor adalah suatu Perusahaan / Pihak yang ditunjuk oleh Pihak Principal
untuk memasarkan dan menjual barang-barang principal dalam wilayah tertentu dan
jangka waktu tertentu, dimana pihak Distributor dalam menjalankan kegiatannya tidak
bertindak selaku wakil dari Distributor. Distributor bertindak untuk dan atas namanya
sendiri.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Kemudian banyak orang yang mengatakan bahwa waralaba itu sama dengan
lisensi, padahal pada kenyataannya kedua istilah tersebut berbeda baik dari segi
pengertian maupun dari segi pengaplikasiannya. Lisensi merupakan pemberian
hak merk/hak cipta kepada pihak tertentu dan tidak mempunyai tanggung jawab
untuk melakukan bimbingan ataupun pelatihan kepada penerima lisensi.
Sedangkan di dalam bisnis waralaba, pihak franchisor mempunyai kewajiban
untuk memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pihak franchisee.
DAFTAR PUSTAKA
Fuady, Munir. 2005. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Khairandy, Ridwan. 2000. Perjanjian Franchise Sebagai Sarana Alih Teknologi. Jakarta:
Pusat Studi Hukum UII Yogyakarta bekerjasama dengan yayasan Klinik Haki
Naihasy, Syahrin. 2005. Hukum Bisnis (Bisnis Law). Yogyakarta: Mida Pustaka
Sastroresono, Tukirin Sy. 1998. Hukum Dagang Dan Hukum Perdata. Jakarta:
Universitas Terbuka
Simatupang, Richard Burton. 2003. Aspek Hukum dalam Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta