Lalu apa bedanya perjanjian kerja dengan perjanjian kerahasiaan? Kontrak kerja biasanya dibuat
untuk untuk menjelaskan ruang lingkup pekerjaan, remunerasi, serta hak dan kewajiban Anda sebagai
pemberi kerja dan karyawan sebagai penerima kerja. Sedangkan, Perjanjian Kerahasiaan bertujuan
untuk menjaga rahasia atau informasi penting dari usaha Anda agar tidak terjadi kebocoran informasi
yang akan merugikan perusahaan. Di bawah ini, LIBERA akan menjelaskan secara detail mengenai
Perjanjian Kerahasiaan yang harus Anda ketahui sebagai pemilik bisnis.
Oleh karena itu, selain perjanjian kerja, Anda juga perlu menandatangani perjanjian kerahasiaan
dengan karyawan yang pada intinya menegaskan jenis-jenis informasi yang termasuk dalam informasi
rahasia serta kewajiban bagi karyawan untuk menjaga informasi rahasia tersebut.
Namun, jika Anda memilih untuk tidak menandatangani dua perjanjian terpisah, Anda juga dapat
mencantumkan pasal yang mengatur tentang informasi rahasia di perjanjian kerja. Sehingga dengan
menandatangani perjanjian kerja, karyawan otomatis memiliki kewajiban untuk menjaga informasi
rahasia perusahaan.
Informasi yang Perlu Dilindungi
Kerahasiaannya
Perlindungan terhadap informasi rahasia diatur dalam UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia
Dagang (UURD), di mana berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UURD, informasi yang tidak diketahui oleh
umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, memiliki nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan
usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik informasi tersebut merupakan rahasia dagang. Lingkup
perlindungan rahasia dagang antara lain mencakup metode produksi, metode pengolahan, metode
penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan
tidak diketahui oleh publik.
Sehingga, dalam prakteknya, penting bagi perusahaan untuk mencantumkan pasal mengenai
kerahasiaan atau menandatangani perjanjian kerahasiaan dengan karyawan untuk melindungi
informasi rahasia agar tidak bocor ke pihak-pihak yang tidak diinginkan seperti pesaing bisnis.
Menurut Pasal 3 UURD, terdapat beberapa kriteria agar informasi rahasia dapat dilindungi, yaitu:
1. Bersifat rahasia, informasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebut hanya
diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat;
2. Memiliki nilai ekonomi, di mana sifat kerahasiaan informasi tersebut dapat digunakan untuk
menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan
secara ekonomi; dan
3. Dijaga kerahasiaannya melalui upaya sebagaimana mestinya, yaitu pemilik atau para pihak
yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut untuk menjaga
kerahasiaan atas informasi tersebut seperti membuat kebijakan atau prosedur internal mengenai
cara menjaga informasi rahasia tersebut dan siapa saja pihak yang berwenang untuk mengakses
serta bertanggung jawab atas informasi rahasia.
Sedangkan Anda sebagai perusahaan yang memiliki rahasia dagang atau lebih dikenal dengan
informasi rahasia perusahaan berhak untuk menggunakan rahasia dagang yang dimilikinya untuk
kepentingannya sendiri dan memberikan lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan
atau mengungkapkan rahasia dagang tersebut kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat
komersial.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perjanjian kerahasiaan atau pasal kerahasiaan dalam perjanjian kerja
dapat terus berlaku meski karyawan Anda telah berhenti bekerja di perusahaan Anda. Selain itu, jika
informasi tersebut tidak lagi memenuhi kriteria yang diatur dalam Pasal 3 UURD, maka informasi
tersebut tidak dapat dianggap sebagai rahasia dagang dan karyawan tidak memiliki kewajiban untuk
melindungi informasi tersebut. Misalnya, ketika karyawan bekerja di perusahaan, Anda memberikan
informasi mengenai produk A yang akan diluncurkan 3 bulan mendatang. Namun, karyawan tersebut
mengundurkan diri 4 bulan kemudian dan produk tersebut telah diluncurkan dan diketahui oleh
publik. Maka, informasi mengenai produk tersebut sudah tidak memenuhi unsur rahasia dagang dan
karyawan tidak memiliki kewajiban untuk menjaga kerahasiaan atas produk tersebut.
Pelanggaran terhadap rahasia dagang dapat dikenakan pidana, berdasarkan delik aduan. Artinya,
karyawan yang melanggar perjanjian kerahasiaan dapat dipidana apabila perusahaan melaporkan hal
tersebut kepada pihak yang berwenang. Hal ini diatur pada Pasal 17 UURD, yang berbunyi:
“Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan rahasia dagang pihak lain atau melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau Pasal 14 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta Rupiah).”
Selain ketentuan pidana, Anda sebagai pemilik perusahaan juga dapat menggugat secara perdata
mantan karyawan yang membocorkan rahasia dagang kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang
bersifat komersial, berupa gugatan ganti rugi dan/atau penghentian semua perbuatan menggunakan
atau mengungkapkan rahasia dagang.
Membuat perjanjian kerahasiaan memang berbeda dengan membuat perjanjian kerja pada umumnya.
Di mana, Anda sebagai pemilik bisnis harus memahami betul apa saja risiko-risiko yang mungkin
terjadi di kemudian hari. Selain itu, Anda juga diharuskan untuk menuliskan ketentuan-ketentuan
serta informasi-informasi perusahaan yang harus dilindungi kerahasiaannya. Namun, kini Anda tidak
perlu khawatir dalam, karena LIBERA siap membantu Anda membuat perjanjian kerahasiaan serta
membantu Anda mengenali risiko-risiko yang mungkin terjadi di kemudian hari untuk dituangkan
dalam perjanjian tersebut.
Selain itu, LIBERA juga membantu Anda membuat perjanjian sesuai dengan kebutuhan bisnis lebih
mudah dan cepat, serta menggunakan standar law firm yang tidak lagi diragukan kebenarannya. Jadi
tunggu apalagi? Percayakan seluruh pembuatan perjanjian bisnis Anda di LIBERA sekarang!