METODOLOGI
– langkah yang sistematis sesuai dengan peraturan struktur beton bertulang SNI – 2847
2. Menentukan spesifikasi mutu desain balok, pelat, kolom, dinding geser, dan
pondasi.
pondasi.
pondasi.
9. Gambar Kerja.
START
Perhitungan Pembebanan
Struktur
Input data
dengan
Staad.Pro
Analisis Perhitungan
Struktur
Gambar Kerja
SELESAI
Bangunan 30 lantai ini terletak di wilayah Jakarta yaitu pada area gempa dengan
1. Elevasi tiap lantai dari lantai 1 sampai dengan lantai 30, yaitu:
Lantai 1 :5m
Lantai 2 – 30 : 4 m
3. Perencanan Pondasi
Qc = 200 kg/cm2
Dalam perenacanaan ini pondasi yang digunakan adalah pondasi Tiang Pancang,
karena pondasi tiang pancang memiliki waktu pekerjaan yang lebih cepat
4. Material yang digunakan dalam perencanaan ini adalah struktur beton bertulang
yang di cetak dari pabrik (precast) untuk balok dan plat lantai. Adapaun mutu
a. Mutu beton:
Kolom fc = 35 Mpa
Balok fc = 30 Mpa
Pelat fc = 30 Mpa
Corewall fc = 30 Mpa
b. Mutu baja:
Perencanaan tebal pelat lantai berdasarkan asumsi pada gaya-gaya pelat dengan
tebal medium, dimana pelat menahan beban-beban melalui aksi lentur. Pada
perhitungan tebal pelat lantai bangunan ini diambil dengan ukuran terbesar 700cm
Dimensi balok:
700
h= 400 = 38,95 cm ~ 45 cm
18,5(0,4+ )
700
b = 0,6 x 40 = 27 cm ~ 35 cm
6,65
β= =1
6,65
Fy 250
ln maks(0,8+ ) 6650(0,8+ )
h min = 1500 = 1500 = 142,85 ~ 150 cm
36+ 9. β 36+ 9.(1)
Fy 250
ln maks(0,8+ ) 6650(0,8+ )
h maks = 1500 = 1500 = 178,56 ~ 180 cm
36 36
MEP = 15 = 15 kg/m2 +
DL = 435 kg/m2
LL = 150 kg/m2
= 762 kg/m2
MEP = 15 = 15 kg/m2 +
DL = 483 kg/m2
= 979,6 kg/m2
Wu = 7,62 kN/m
Mo = 1/8 x qu x ln maks2
= 42,12 kN.m
Wu = 9,80kN/m
Mo = 1/8 x qu x ln maks2
= 54,17 kN.m
Tabel 3.2 - Tebal minimum balok non prategang atau pelat satu arah bila lendutan
tidak dihitung
= 1468 kg/m2
Wu = 1,2 DL + 1,6 LL
sebagai trial and error untuk memasukkan parameter-parameter pada bangunan dengan
a. Lantai 30 – 15
Fy = 4000 kg/m
ρ =8%
= 422,50 Mpa
b. Lantai 14 – 5
Fy = 4000 kg/m
ρ =8%
= 422,50 Mpa
70cm
c. Lantai 1 – 4
Fy = 4000 kg/m
ρ =8%
= 422,50 Mpa
Jadi untuk lantai 1 dan 4 direncanakan kolom dengan ukuran 80cm x 80cm
Pada setiap bangunan bertingkat diperlukan penghubung antar lantai dari lantai
satu ke lantai yang lainnya, dimana penghubung tersebut dikenal dengan sebutan
tangga.
Optrade : 18 cm
Antrade : 25 cm
Syarat: = 2T + P = 57 – 65 cm
= 2 x18 + 25 = 61 ~ OK
= √ 182 +252
= 30,8 cm
h optrade
Sudut kemiringan tangga : arc tan ( ¿
h antrade
Syarat kemiringan: 25 – 40
t’ x l = Op x An
t’x 30,8 = 18 x 25
t’ = 14,6 cm
tc’ = t + t’/ 2
= 12 + 14,6/2
19,3 cm ~ 20 cm
Optrade : 18 cm
Antrade : 25 cm
Syarat: = 2T + P = 57 – 65 cm
= 2 x18 + 25 = 61 ~ OK
= 30,8 cm
h optrade
Sudut kemiringan tangga : arc tan ( ¿
h antrade
Syarat kemiringan: 25 – 40
t’ x l = Op x An
t’x 30,8 = 18 x 25
t’ = 14,6 cm
tc’ = t + t’/ 2
= 12 + 14,6/2
19,3 cm ~ 20 cm
a. Dead Load
0,2 x 2400
Berat sendiri = = 591,44 kg/m2
cos 35,75
DL = 657,44 kg/m2
b. Live Load
Wu = 1,2 DL + 1,6 LL
a. Dead Load
DL = 354 kg/m2
b. Live Load
Wu = 1,2 DL + 1,6 LL
Analisa gaya gempa dilakukan dengan 2 metode seperti yang telah dipelajari dalam
rekayasa gempa, yaitu metode statik ekuivalen dan respons spectrum. Pada perencanaan
ini dipakai metode respons spectrum. Perencanaan bangunan bertingkat ini terletak di
wilayah Jakarta dengan Ss menurut SNI – 1726 – 2012, gempa maksimum yang
Berdasarkan SNI – 1726 – 2012 pasal 4.1.2 tabel 1 dan tabel 2, yaitu untuk struktur
bangunan kantor termasuk dalam kategori resiko II dengan faktor keutamaan I e = 1,0.
= 2/3 . Fa . Ss
= 0,6 g
= 2/3 . Fv . S1
= 0,36 g
To = 0,2 . SD1/SDS
= 0,12 dt
Ts = SD1/SDS
= 0,36 x 0,6
= 0,6 dt
T1 = 1 detik
To = 0 dt
Sa = 1,5 . SD1
= 1,5 x 0,36
= 0,54 g
CS = Sa / (R/Ie)
= 0,11
Untuk To = 12 dt
Sa = 1,5 SDS
= 1,5 x 0,6
= 0,9 g
CS = Sa / (R/Ie)
= 0,9 / (5/0,1)
= 0,18 ~ 0,20
Untuk Ts = 0,6 dt
Sa = 1,5 SDS
= 1,5 x 0,6
= 0,9 g
CS = Sa / (R/Ie)
= 0,9 / (5/1,0)
= 0,18 ~ 0,20
Untuk To = 1 dt
Sa = 1,5 SD1
= 0,54 g
CS = Sa / (R/Ie)
= 0,54 / (5/1,0)
= 0,11