Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian Bisnis.
Disusun Oleh :
2022
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Penerapan Pecatatan Akuntansi dan
Penyusunan Laporan Bisnis Franchise” dengan lancar tanpa ada halangan apapun.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang
pencatatan serta penyusunan laporan akuntansi pada bisnis franchise. Selain itu tujuan
penulisan proposal ini juga sebagai pembelajaran cara membuat skripsi pada Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Mahardhika untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di jurusan Akuntansi.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan sehingga proposal penelitian ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :
1. Ibu Nanik Kustiningsih, SE., MM selaku dosen yang telah mendidik dan memberikan
bimbingan selama masa perkuliahan.
2. Pemilik Franchise Berindonesia, Ibu Indah Ayu dan seluruh staff atas kesempatan dan
bantuan yang diberikan kepada penulis dalam melakukan penelitian dan memperoleh
informasi yang diperlukan selama penulisan proposal penelitian ini.
3. Orang tua serta kakak yang telah memberikan doa, dorongan dan semangat selama
penyusunan proposal ini.
4. Teman-teman satu kelas yang telah berjuang bersama-sama serta saling membantu
penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini dengan sebaik mungkin,
penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Penulis
2
ABSTRAK
Waralaba atau franchise adalah suatu perjanjian yang mengikat kedua belah pihak,
dimana satu pihak dalam perjanjian akan mendapatkan hak untuk memanfaatkan kekayaan
intelektual termasuk menjual barang atau jasa dengan memberikan imbalan kepada pihak
lainnya berdasarkan perjanjian tertentu. Kata waralaba sendiri diambil dari dua kata yaitu
wara yang berarti lebih sedangkan laba yang berarti keuntungan.
Franchising is an agreement that binds both parties, where one party to the
agreement will get the right to utilize intellectual property including selling goods or services
by providing an imbalance to the other party based on a certain agreement. The word
franchise itself is taken from two words, namely wara which means more while profit which
means profit.
With the development of the franchise industry in Indonesia, every franchisor must be
able to present financial reports that are in accordance with general accounting standards.
This is a franchise business so that prospective franchisors are interested and don't believe in
investing their capital in. In general, financial statements are the main accounting reports
that communicate financial information to interested parties for consideration in decision
making.
3
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................................2
ABSTRAK...............................................................................................................................................3
Daftar Isi..............................................................................................................................................4
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................................................8
BAB II................................................................................................................................................10
KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................................................10
2.1 Definisi Bisnis Franchise.............................................................................................................10
2.2 Definisi Penerapan Pencatatan Akuntansi................................................................................11
2.3 Cara Penyusunan Laporan Keuangan yang Sesuai Standar Akuntansi.................................13
2.4 Pentingnya Laporan Keuangan pada Bisnis Franchise............................................................16
2.5 Penelitian Terdahulu...................................................................................................................21
2.6 Kerangka Berfikir.......................................................................................................................22
BAB III...............................................................................................................................................24
METODE PENELITIAN..................................................................................................................24
3.1 Jenis Penelitian............................................................................................................................24
3.2 Lokasi Penelitian.........................................................................................................................24
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel........................................................................24
3.4 Sumber dan Pengumpulan Data.................................................................................................26
BAB IV...............................................................................................................................................30
ANALISIS HASIL PENELITIAN...................................................................................................30
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian..........................................................................................30
4.2 Karakteristik Responden............................................................................................................32
BAB V.................................................................................................................................................35
KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................................35
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................................35
4.2 Saran.............................................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................37
4
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan usaha melalui sistem franchise atau waralaba di Indonesia saat ini
mulai berkembang dengan pesat. Franchise merupakan salah satu alternatif lain untuk
memiliki perusahaan sendiri. Cara ini memungkinkan untuk mengembangkan saluran eceran
yang berhasil tanpa harus mengeluarkan investasi besar-besaran dari perusahaan induknya.
Bisnis franchise bagaimanapun bentuknya pasti memiliki tujuan untuk memperlebar atau
memperluas dunia bisnis dan industri.
Dalam perkembangan ekonomi pasar di banyak negara, penjualan barang dan jasa
berbentuk franchising tumbuh dengan pesat sejak tahun 1950-an. Misalnya, di Amerika
Serikat yang terdapat lebih dari tiga digit retail sales yang berkembang. Serta di Australia
diperkirakan ada 90% franchise fast food yang terdapat dalam suatu pasar.
Cepatnya perkembangan dan suksesnya waralaba ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor yang paling mendasar adalah bisnis ini merupakan kombinasi dari pengetahuan dan
kekuatan satu usaha bisnis yang sudah ada atau sudah mapan dan bisa disebut juga sudah
memiliki nama yang besar.
Konsep franchise sendiri pertama kali berkembang di Indonesia pada tahun 1970-an
dengan berdirinya KFC, Swensen dan Shakey Pisa yang kemudian diikuti oleh Buger King
dan Steven Eleven. Pada tahun 1990, pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin membaik
sehingga membuat para investor dari luar negeri mulai tertarik untuk menanamkan modalnya
untuk membuka bisnis franchise di pasar Indonesia.
Pada tahun 1992, terdapat 29 franchise yang berkembang di Indonesia yang berasal
dari luar negeri dan terdapat 6 franchise lokal. Jika dihitung secara keseluruhan maka sudah
5
tersebar sekitar 300 outlet. Pada tahun 1997, jumlah franchise di Indonesia mengalami
peningkatan hingga mencapai 265 franchise, dimana terdapat 235 franchise internasional dan
30 franchise lokal. Namun, pada tahun 1997 terjadi krisis moneter di Indonesia yang tentunya
berpengaruh terdapat pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut mengakibatkan jatuhnya industri
franchise di Indonesia. Banyak franchisor asing yang meninggalkan Indonesia dan hampir
sekitar 500 outlet terpaksa tutup dikarenakan kondisi negara yang tidak medukung.
Pada saat terjadinya krisis moneter, jumlah franchise dari luar negeri yang beroperasi
di Indonesia mengalami penurunan dari 230 hingga 170-180 franchise. Tetapi justru pada
saat itu franchise lokal mulai memadati pasar franchise Indonesia sehingga mengalami
peningkatan dari 30 hingga mencapai 85 merk produk yang berkembang.
Salah satu bentuk bisnis yang sedang berkembang saat ini adalah bisnis food and
beverage. Trend yang muncul di kalangan food and beverage ini pun beragam. Salah satunya,
beberapa tahun belakangan ini trend konsumsi kopi di Indonesia sedang berkembang pesat.
Kopi yang dulunya identik sebagai minuman orang tua justru menjadi minuman yang sangat
di gemari oleh generasi muda saat ini. Tak hanya penghilang rasa kantuk, kopi juga di
manfaatkan sebagai sarana bercengkrama dengan kawan hingga sebagai teman saat bekerja.
Berindonesia ini merupakan salah satu brand franchise yang bergerak di bidang
minuman. Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun franchise tersebut telah memiliki 6
cabang yang tersebar di Indonesia. Namun demikian, penyusunan laporan keuangan yang
dihasilkan oleh franchise tersebut masih belum memenuhi standar pencatatan akuntansi
secara umum. Pencatatan akuntansi pada perusahaan tersebut masih menggunakan cash basic
6
sehingga pendapatan pada franchise diakui dan dicatat pada waktu para franchise
membayarkan joint fee dan royalty fee.
Pencatatan laporan keuangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Hal ini
dikarenakan laporan keuangan merupakan pokok atau hasil akhir dari proses akuntansi yang
menjadi bahan informasi sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam proses pengambilan
keputusan, tak hanya itu laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai indikator penilaian
kinerja keuangan dari suatu entitas serta yang dapat digunakan untuk menunjukkan
kesuksesan suatu entitas dalam mencapai tujuannya.
Semakin banyaknya bisnis franchise ini, maka persaingan diantara waralaba pun
semakin kuat. Seiring dengan perkembangan usahanya, penyusunan laporan keuangan
berdasarkan pencatatan akuntansi tentunya mempunyai peran yang cukup penting dalam
menyediakan informasi bagi pihak-pihak yang terkait dalam perkembangan usaha franchise
untuk mencapai keberhasilan usaha. Pencatatan akuntansi yang berupa laporan keuangan
dapat menjadi dasar bagi pengambilan keputusan dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
7
Laporan Keuangan Bisnis Franchise (Studi Kasus pada Franchise Berindonesia di Suko
Ketapang Sidoarjo)”.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para usaha waralaba
dengan menerapkan standar pencatatan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan nya,
sehingga dapat melihat secara detail tentang keuntungan perusahaan yang diharapkan dapat
meningkatkan laba pada usaha tersebut.
1. Aspek Akademis
Bagi mahasiswa, sebagai bahan informasi dan memberikan rekomendasi tentang
penyusunan laporan keuangan dengan benar, bagaimana cara menyusun laporan
keuangan berdasarkan standar akuntansi.
2. Aspek Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Sebagai sarana untuk perkembangan ilmu pengetahuan, sebab dapat mengetahui
penelitian yang dijalankan sehingga dapat menemukan sesuatu yang baru ataupun
untuk menyempurnakan pengetahuan yang telah ada. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai sumber rujukan tambahan dalam penelitian lanjutan tentang
8
“Penerapan Pencatatan Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan Bisnis
Franchise”.
3. Aspek Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dan
referensi untuk penelitian di masa depan yang berkaitan dengan Pencatatan Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan pada Bisnis Franchise.
4. Aspek Peneliti
Peneliti dapat melatih keterampilan dan menerapkan teori yang telah dipelajari
selama perkuliahan serta memperoleh pengalaman sebab telah melakukan sebuah
penelitian.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), waralaba atau bisnis franchise
memiliki arti kerja sama dalam bidang usaha dengan bagi hasil yang sesuai dengan
kesepakatan yang mencakup dengan hak kelola serta hak pemasaran.
Secara umum dan mendetail, bisnis franchise adalah sebuah bentuk kerja sama usaha
antara pemilik merk dagang, produk atau sistem operasional. Kerja sama ini didelegasikan
kepada pihak kedua yang berhak mendapatkan izin untuk pemakaian merk, produk serta
sistem operasional tersebut dalam menjalankan usaha.
Bisnis franchise atau yang bisa juga disebut waralaba ini dapat diartikan sebagai
sebuah metode bisnis dengan membuka nama, merk dagang hingga produk dan bahan dari
bisnis yang sudah ada. Contohnya seperti Janji Jiwa, Kopi Kenangan, Chatime dan masih
banyak lagi.
Jadi, secara dasar dapat dipahami jika bisnis franchise merupakan sebuah bisnis atau
usaha yang berlandaskan atas kesepakatan untuk mengelola serta menjalankan segala aspek
pada bisnis tersebut termasuk promosi dan operasionalnya.
Bisnis franchise biasanya memiliki peluang sukses lebih cepat karena liputan media
yang baik dan tentunya sudah memiliki pasar serta konsumen yang setia. Untuk biaya modal
yang dikeluarkan juga terukur karena pasokan sumber daya dan strategi pemasaran yang
sudah matang dari franchisor. Dalam bisnis franchisor kita tidak erlu repot-repot memikirkan
merk dagang dan sebagainya karena semua itu sudah disediakan oleh franchisor.
10
1) Perkembangan Bisnis yang Relatif Cepat.
2) Minim branding.
3) Memiliki Rekan Bisnis Profesional.
4) Sebagai Tempat Pembelajaran Bisnis
Secara garis besar, definisi akuntansi adalah suatu proses yang diawali dengan
mencatat, mengkelompokkan, mengolah, menyajikan data serta mencatat transaksi yang
berhubungan dengan keuangan. Dengan demikian, informasi tersebut dapat digunakan oleh
seseorang yang ahli di bidangnya dan menjadi bahan untuk mengambil suatu keputusan.
Akuntansi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan jasa yang fungsinya
menyediakan data kuantitatif, teruama yang mempunyai sifat keuangan dari suatu usaha
ekonomi. Agar dapat menyediakan data seperti yang diinginkan, maka setiap transaksi perlu
adanya suatu penerapan sistem pencatatan akuntansi. Penerapan dapat diartikan sebagai
pelaksana sistem akuntansi. Jika dijelaskan secara rinci penerapan sistem akuntansi adalah
pelaksanaan suatu rangkaian prosedur perhitungan atau pengukuran dan penyimpanan
informasi keuangan pada perusahaan atau badan usaha tertentu dalam suatu periode.
Sedangkan untuk pengertian dari pencatatan akuntansi yaitu proses pengumpulan data secara
teratur tentang peredaran bruto dan penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung
jumlah pajak yang terutang penghasilan yang bukan objek pajak atau yang dikenakan pajak
yang bersifat final.
Sedangkan menurut Jusup (2011), akuntansi adalah sebuah sistem informasi aktivitas
bisnis yang mengolah data menjadi suatu laporan serta pengkomunikaisan hasil informasi
kepada para pengambil keputusan.
11
Dari pengertian diatas maka peneliti menyimplkan bahwa pencatatan merupakan
bagian dari sistem akuntansi. Sebab dalam menyediakan data setiap transaksi perlu
digolongkan mulai dari kegiatan pencatatan sampai penyajian laporan keuangan. Dapat
disimpulkan juga bahwa akuntansi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengolahan
data keuangan yang bertujuan untuk memberikan laporan terhadap para pengguna informasi
akuntansi.
Keuangan merupakan unsur terpenting di dalam bisnis, sebab itulah yang menjadi
penentu usaha akan berkembang atau sebaliknya. Atas dasar tersebut untuk membangun
bisnis dari awal akan membutuhkan akuntan atau seseorang yang mengelola keuangan dalam
bisnis secara terampil dan berpengalaman.
Untuk mengelola keuangan suatu perusahaan tentunya terdapat ilmu yang harus
dipelajari, salah satunya yaitu akuntansi keuangan. Secara definisi menurut Sugiarto (2002),
akuntansi keuangan adalah sebuah bidang yang terdapat dalam akuntansi yang berfokus pada
penyiapan laporan keuangan perusahaan yang dilakukan secara berkala. Sedangkan menurut
Keiso (2013), akuntansi keuangan merupakan serangkaian proses yang berkaitan dalam
pelaporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi untuk kepentingan pihak ketiga.
Masih menurut Keiso (2013), akuntansi keuangan memiliki sebuah fungsi, yaitu
untuk memberikan informasi keuangan perusahaan. Informasi tersebut dapat digunakan untuk
melihat keadaan keuangan yang terjadi pada perusahaan dan berguna bagi pihak manajemen
informasi agar dapat membuat keputusan.
Jika dilihat dari definisi tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa akuntansi
keuangan merupakan sebuah proses yang menghasilkan informasi bisnis berupa laporan
keuangan sesuai standar akuntansi dan berguna bagi beberapa pihak ketiga.
Secara umum, laporan keuangan adalah laporan yang berisi pencatatan uang dan
transaksi yang terjadi dalam bisnis, baik transaksi pembelian maupun penjualan dan transaksi
lainnya yang memiliki nilai ekonomi dan moneter. Laporan keuangan juga dapat diartikan
sebagai catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang
dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
12
Biasanya laporan ini dibuat dalam periode tertentu. Penentunya akan ditentukan oleh
kebijakan perusahaan apakah dibuat setiap bulan atau setiap satu tahun sekali. Laporan
keuangan dibuat untuk mengetahui kondisi finansial perusahaan secara keseluruhan. Tujuan
dari laporan keuangan sendiri adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat dalam pembuatan
keputusan ekonomi.
Jika melihat penjelasan diatas, penulis menarik kesimpulan jika pengertian laporan
keuangan adalah laporan yang berisi tentang data transaksi keuangan perusahaan pada
periode tertentu, yang mana laporan tersebut harus dilaporkan dan dipertanggung jawabkan
sebagai pembahasan evaluasi untuk perkembangan usaha ke depannya.
Dalam dunia bisnis, laporan keuangan merupakan sumber informasi keuangan yang
penting dandapat digunakan untuk membuat keputusan agar bisnis tetap berjalan. Pada
beberapa situasi, laporan keuangan menjadi hal yang krusial sebab menjadi salah satu bentuk
pertanggung jawaban pemilik bisnis atas pengelolaan bisnis kepada pihak-pihak yang terkait.
Menurut standar akuntansi keuangan yang dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI), laporan keuangan memiliki fungsi sebagai penyedia informasi yang berkaitan dengan
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan sebuah perusahaan yang berguna
dalam proses pengambilan keputusan.
Adanya berbagai tujuan mengapa laporan keuangan ini harus ada dan harus disusun
oleh suatu perusahaan, yaitu :
13
g. Membantu mengambil keputusan secara rasional.
Adapun komponen laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan, antara lain
yaitu :
Bukti transaksi juga termasuk kedalam hal yang sangat penting sebab dapat
digunakan sebagai bukti transaksi dan tidak boleh hilang. Bukti transaksi
merupakan dasar pencatatan, bentuknya dapat berupa nota, kuintansi, faktur
dan lain-lain. Semua transaksi yang berkaitan dengan aktivitas operasional
harus dicatat dalam jurnal dengan rinci.
14
2. Memposting Jurnal ke dalam Buku Besar.
Langkah selanjutnya yaitu menyusun neraca saldo. Neraca saldo adalah sautu
daftar rekening-rekening buku besar dengan saldo debit atau kredit. Daftar
rekening pada buku besar dikelompokkan ke dalam kelompok pasiva atau
kelompok aktiva.
Beberapa transaksi mungkin ada yang belum tercatat atau transaksi terjadi di
akhir saat tahap pembuatan laporan keuangan dan masih ada yang tidak sesuai
dengan keadaan di akhir periode, sehingga data tersebut akan dikumpulkan
untuk membuat jurnal penyesuaian. Jurnal ini dibuat pada akhir periode untuk
menyesuaikan saldo-saldo perkiraan yang akan menunjukkan keadaan
sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan.
15
Cara selanjutnya dalam membuat laporan keuanan yang sesuai dengan alur
dan urutan adalah laporan yang sudah di buat di neraca lajur tinggal ditulis
dengan rapi sesuai ketentuan atau standar laporan keuangan. Hal ini karena
dalam neraca lajur sudah dipisahkan jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam
neraca atau laporan laba rugi.
7. Jurnal Penutupan.
Setelah rekening dalam buku besar telah disesuaikan, saatnya membuat jurnal
penutup untuk menutup rekening-rekening nominal atau sementara ke
rekening laba rugi dan memindahkan saldo laba rugi ke rekening laba tidak
dibagi. Setelah itu, informasi pada jurnal tersebut dibukukan ke buku besar
sesuai rekening yang bersangkutan.
Untuk mengecek keseimbangan saldo debit dan kredit rekening yang masih
terbuka, maka harus membuat neraca saldo setelah penutupan yang berisi
rekening-rekening nyata, bukan nominal yang sudah ditutup.
Jadi, akun yang dimasukkan ke dalam neraca adalah akun yang rill atau nyata.
Akun rekening sebelumnya tidak perlu dimasukkan ke dalam neraca saldo
setelah penutupan karena sebelumnya saldo telah di-nolkan dengan bantuan
jurnal penutupan.
Apapun jenis bisnis nya memang tidak akan pernah bisa lepas dari persoalan
keuangan. Mau tidak mau, suatu bisnis harus menghitung dengan teliti mengenai kondisi
16
keuangan nya. Ada ungkapan yang mengatakan, “Jika Anda buta dengan semua laporan
keuangan, bersiaplah dengan kehancuran bisnis Anda”. Dari pernyataan tersebut dapat dilihat
jika memberi penekanan kepada kita semua tentang betapa pentingnya laporan keuangan bagi
seorang pebisnis.
Lebih-lebih pada bisnis franchise, laporan keuangan merupakan hal penting yang
harus mendapat perhatian besar, sebab dalam bisnis franchise ada banyak uang investasi yang
akan ‘dititipkan’ kepada franchisor. Pengelolaan keuangan bisnis franchise dianggap lebih
mudah karena biasanya pemilik franchise atau franchisor sudah menetapkan panduan yang
matang. Kemudian panduan tersebut dijalankan secara seragam di seluruh cabang usaha.
Bisnis franchise ini akan selalu terkait dengan investor dan nilai investasi antara
franchise kepada franchisor sebagai pemilik brand, apalagi jika investor tidak ikut campur
dalam operasional atau hanya sebagai mitra pasif yang tentunya akan menilai apakah
investasi dapat menguntungkan atau tidak akan dinilai dari laporan keuangan yang ada.
Investor yang masih ragu untuk menanamkan investasi nya di dalam sebuah franchise
juga dapat diatasi dengan menunjukkan laporan keuangan yang ada. Jika laporan keuangan
menunjukkan grafik yang positif tentunya akan menjadi nilai plus bagi calon penanam modal,
karena mereka akan semakin yakin dan percaya bahwa tidak akan rugi jika menanamkan
investasi di dalam franchise yang franchisor miliki. Jadi, laporan keuangan yang positf
tentunya menjadi point penting bagi franchisor agar dapat meyakinkan para calon franchise
untuk bermitra dan menanamkan modal ke franchisor.
Laporan keuangan juga diperlukan oleh pihak bank sebagai kreditur. Biasanya
kreditur atau banker membutuhkan laporan keuangan untuk menilai kondisi keuangan dan
hasil usaha perusahaan baik itu secara jangka panjang maupun jangka pendek. Dengan
melihat laporan keuangan sebuah franchise, bank dapat mengukur likuiditas, solvabilitas dan
rentabilitas franchise tersebut dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan kredit.
Selain itu, bank juga perlu menilai sejauh mana franchise dapat memenuhi perjanjian kredit
yang telah disepakati.
Pihak franchisor ataupun franchisee, harus paham dalam membaca laporan keuangan.
Ada tiga laporan keuangan yang perlu dipahami oleh calon franchisee sebelum menentukan
ikut atau tidak dalam bisnis. Laporan keuangan yang harus dipahami yaitu, neraca, laporan
17
laba rugi dan laporan arus kas. Hal ini bertujuan untuk menilai apakah franchisor mempunyai
kemampuan expert dalam brand yang sedang dijalankan atau dikembangkan.
Misalnya dalam kasus seperti ini, dalam laporan keuangan franchisee terdapat
kenaikan yang tidak wajar dalam nilai presentase penyusutan pada laporan laba rugi, maka
tanpa melihat pergeseran kas dari analisa laporan neraca keuangan untuk dua periode
berturut-turut, akan timbul kesimpulan sementara bahwa telah terjadi pembelian asset baru
pada outlet franchisee.
Dengan demikian pada saat kunjungan monitoring dan kontrol dilakukan, franchisor
dapat langsung meninjau keadaan di outlet milik franchisee atau penanam modal, apakah ada
pembelian asset baru. Bila benar ada pembelian aset baru, apakah dikarenakan asset lama
sudah rusak atau hal lain yang tidak berhubungan dengan bisnis yang sedang dijalankan. Dan
apabila dikarenakan asset lama yang rusak, maka dapat ditelusuri apakah kerusakan
dikarenakan kegagalan operasional asset, kesalahan pemeliharaan atau umur asset dan
penyebab lainnya.
Contoh lainnya yaitu, bila terjadi penurunan presentase dari nilai Gros Marjin (Laba
Kotor), maka kesimpulan sementara dapat menuju kepada kenaikan dari HPP (Harga Pokok
Pembelian) pada outlet franchisee. Kenaikan HPP ini dapat mengarahkan franchisor untuk
menyelidiki apakah terjadi kenaikan harga pada pembelian bahan dasar (raw material) di
lokasi franchisee atau telah terjadi kesalahan pengolahan bahan dasar atau bisa juga terjadi
kenaikan dan penimbunan pada stok bahan dasar.
18
Laporan Keuangan (financial reports) perusahaan adalah catatan informasi keuangan
pada suatu periode akuntansi tertentu yang digunakan untuk membaca kinerja dari
perusahaan tersebut. Untuk dapat membaca kinerja perusahaan, minimum laporan keuangan
meliputi laporan laba rugi suatu periode tertentu dan laporan neraca perusahaan dari periode
yang sama dalam bentuk dua periode yang berurutan (periode yang sama dengan laporan laba
rugi dan periode sebelumnya).
Untuk franchisor dengan tetap tidak menyalahi aturan standarisasi laporan keuangan
yang telah ditetapkan, masih dapat mem-personafikasikan bentuk laporan tersebut untuk
kepentingan analisa franchisor. Tentunya dalam bentuk software yang “dipinjamkan” dan
dilatih cara penggunaannya kepada para Franchisee.
Misalnya, kerusakan pada bahan baku akan diperhitungkan pada biaya Harga Pokok
Pembelian (HPP). Tetapi untuk dapat menganalisa kestabilan harga pokok pembelian serta
menelusuri kerusakan pada bahan baku, maka cara pelaporan dipisahkan. Pada pelaporan
HPP tidak dimasukan barang rusak dan atau kehilangan pada bahan baku, tetapi
kerusakan/kehilangan pada bahan baku dilaporkan (dibukukan) pada akun/pos tertentu.
Sehingga ketika laporan keuangan dicetak, maka akan terlihat berapa banyak bahan baku
(atau stok) yang rusak/ hilang. Untuk itu dapat disampaikan saran perbaikannya, apakah
pelatihan pemeliharaan dan penyimpanan, atau penggantian unit penyimpan, atau
penanggulangan pencurian, dan lain sebagainya.
Untuk menjalankan suatu usaha diperlukan yang pertama adalah modal awal
atau investasi awal yang harus dikeluarkan oleh franchisee. Tetapi selain
modal awal tersebut setelah usaha mulai berjalan maka yang dibutuhkan
kemudian adalah modal kerja untuk keperluan operasional perusahaan. Jumlah
modal kerja yang tersedia harus pas dengan luas kegiatan. Jumlah modal kerja
19
yang kurang akan menghambat operasional perusahaan dan tidak dapat
menangkap peluang pasar.
b. Analisa Break Even Point (BEP) atau Titik Impas Usaha Waralaba / Franchise
20
e. Analisa Profitabilitas Usaha Waralaba / Franchise
Untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau profit,
dengan laba perusahaan menghasilkan sumber dana yang dapat digunakan
untuk mengembangkan usahanya. Ukuran keberhasilan laba dapat dilihat dari
tinggi rendahnya profit margin serta tingkat pengembaliannya (ROI) dan
menunjukkan berapa hasil laba bersih dibandingkan dari jumlah modal sendiri.
Penelitian ini merupakan penelitian yang berdasarkan dari penelitian terdahulu atau
penelitian yang sudah ada. Meskipun sudah banyak yang meneliti tentang bisnis franchise,
namun masing-masing peneliti tentunya memiliki topik yang berbeda dalam tiap penelitian.
Adapun penelitian terdahulu yang penulis gunakan sebagai acuan dalam penyusunan proposal
yaitu penelitian terdahulu yang berjudul “Implementasi Pencatatan Akutansi pada Franchise
Bisnis Lokal” yang ditulis oleh Arda Fatah Hayim dan Endah Susilowati dan penelitian yang
berjudul “Studi Penerapan Manajemen dan Pelaporan Keuangan pada Usaha Franchise” yang
ditulis oleh Wahyu Istiqomah.
21
2.6 Kerangka Berfikir
Menurut Sugiyono tahun 2017, mengatakan bahwa kerangka berfikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Usaha franchise atau waralaba merupakan suatu bentuk usaha yang melibatkan dua
pihak yaitu franchisor sang pemberi waralaba atau yang bisa juga disebut pemilik brand dan
franchisee yaitu penerima waralaba. Usaha franchise ini memiliki andil yang cukup besar
dalam memajukan perekonomian negara sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Selain itu, usaha franchise juga dapat mendorong orang lain untuk berfikir
kreatif dan inovatif dalam menciptakan usaha kecil yang menarik minat masyarakat. Hal
tersebut dapat terjadi sebab franchise dapat membantu masyarakat umum yang ingin
membuka usaha dengan modal seadanya atau tidak membutuhkan modal yang besar. Dengan
keadaan sosial yang ada, para franchisor memberikan semua fasilitas dan produknya sehingga
dapat membantu dalam hal pemasaran produk.
Pada umumnya, pemasalahan terjadi bahwa pelaku bisnis atau franchisor menganggap
jika pelaporan keuangan dalam usahanya adalah suatu hal yang sulit untuk diterapkan karena
beranggapan yang dikerjakan adalah usahanya sendiri sehingga sebagian besar dari mereka
akan membuat pelaporan keuangan seadanya sesuai keinginan dan hanya dapat dimengerti
oleh pribadinya sendiri.
Maka dari itu pada penelitian kali ini, penulis ingin meneliti tentang pelaporan
keuangan bisnis franchise yang sesuai dengan pencatatan akuntansi yang sesuai dengan
standarnya. Dengan uraian diatas, dapat dibuat kerangka berfikir sebagai berikut :
22
Franchise
Sumber Pendanaan
Proses Produksi
Strategi Pemasaran
Pembagian Hasil
Identifikasi Pengukuran
Data Diterapkan
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan penulis kali ini adalah penelitian kualitatif (Qualitative
Research) karena penelitian ini bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.
Proses, makna dan definisi lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori
digunakan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta.
24
jumlah atau itensitas informasi mengenai orang, peristiwa, gagasan dan objek tertentu serta
yang berhubungan dengan masalah atau peluang bisnis.
Menurut Hatch dan Farhady (Sugiyono, 2015) variabel merupakan atribut atau objek
yang memilki variasi antara satu sama lain. Masih menurut Sugiyono (2017) mengatakan
bahwa variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga dapat memperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian akan ditarik sebuah kesimpulan.
Tujuan dari definisi operasional yaitu untuk memberikan informasi lebih rinci dari
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian sehingga variabel-variabel tersebut dapat
diukur. Menurut Nasrudin (2019:20) definisi operasional yaitu definisi yang berdasarkan dari
sifat-sifat suatu hal yang didefinisikan dalam penelitian. Variabelnya pun juga harus
didefinisikan secara operasional sehingga lebih mudah dicari hubungannya antara satu
variabel dengan variabel yang lainnya serta pengukurannya. Berikut adalah penjelasan dari
kedua variabel tersebut :
Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari Pengendalian Internal yang
disimbolkan dengan (X1), yaitu proses integral untuk kegiatan yang dilakukan jangka
panjang oleh pimpinan juga seluruh karyawan untuk memberi keyakinan untuk dapat
mencapai tujuan perusahaan dengan kegiatan yang efektif juga efisien, kendala
pembuatan laporan keuangan, dan lain-lain.
Variabel independen yang kedua adalah pencatatan laporan keuangan dengan standar
akuntansi yang disimbolkan dengan (X2), yaitu prosedur pembuatan laporan
keuangan agar terjadi kesamaan dalam penyajian laporan keuangan dalam
perusahaan.
Variabel dependen yang sering disebut variabel terikat ialah variabel yang
dipengaruhi variabel lain (variabel bebas) atau yang menjadi akibat dari adanya
variabel lainnya (Sugiyono, 2019:69). Pada penelitian ini yang menjadi variabel
dependen adalah Kualitas Laporan Keuangan (Y).
25
Definisi Operasional Variabel
26
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Untuk
mendapatkan informasi dan data yang lengkap, jelas, akurat serta valid mengenai objek yang
diteliti maka sangat dibutuhkan sumber dan pengumpulan data yang tepat untuk digunakan
dalam penelitian.
Menurut Sugiyono (2010:62) jika ditelisik melalui sumber data nya, maka
pengumpulan data dapat dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Metode
pengumpualn data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua metode, yaitu
Pada penelitian ini menggunakan survei dengan media angket data dari
peneliti untuk sumber primer, yaitu sumber data yang langsung memberi data
pada peneliti untuk dapat diolah menjadi data yang objektif, dapat dipercaya,
relevan, serta dapat dijadikan pedoman dalam menganalisis (Sugiyono, 2011).
Prosedur pengumpulan data sendiri digunakan untuk mendapatkan informasi
terkait dengan variabel penelitian yaitu penerapan pengendalian internal
terhadap kualitas pendapatan.
27
Terdapat instrumen pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan jenis data
kuesioner. Kuesioner ditujukan untuk mengukur variabel pengendalian
internal (X1), pencatatan laporan keuangan (X2) serta kualitas laporan
keuangan (Y). Peneliti memutuskan menggunakan kuesioner tertutup yaitu
dengan angket yang disajikan sehingga responden hanya memberikan tanda
centang pada kolom yang sesuai. Kelebihan dari model kuesioner tertutup ini
yaitu responden lebih mudah dalam memberikan pendapatnya juga mudah
dalam memberikan kode hingga responden tidak usah menulis deskripsi lebih
banyak.
Setelah mendapatkan data maka diperlukan analisis agar dapat menarik sebuah
kesimpulan. Sebab itu, penelitian ini diperlukan uji validitas dan uji reabilitas.
Untuk penyajian dan analisis data memerlukan bantuan software SPSS.
1. Uji Validitas
28
mana n merupakan jumlah sampel. Kriteria untuk penilaian uji validitas : jika r
hitung > r table maka pertanyaan ataupun indikator tersebut dinyatakan valid,
sebaliknya jika r hitung < r table maka pertanyaan ataupun indikator tersebut
dinyatakan tidak valid.
2. Uji Reabilitas
29
BAB IV
Direktur Franchise
30
c. Job Deskripsi
1. Direktur Franchise
Seseorang yang ditunjuk untuk memimpin suatu perusahaan atau bisa
disebut juga sebagai pemimpin tertinggi dalam perusahaan yang
bertugas mengurus dan mengelola kepentingan perusahaan yang sesuai
dengan maksud dan tujuan yang telah ditetapkan. Serta menjalankan
kepengurusan sesuai dengan kebijakan.
2. Manajer Pemasaran
Seseorang yang memiliki tanggung jawab untuk merencanakan,
mengarahkan dan mengkoordinasikan kebijakan dan program
pemasaran, seperti melihat permintaan untuk produk yang ditawarkan
oleh perusahaan, menganalisis produk pesaing serta mengidentifikasi
pelanggan potensial.
3. Manajer Operasional
Sebuah posisi atau jabatan di sebuah perusahaan yang bertanggung
jawab untuk meningkatkan kinerja dan mengelola potensi resiko agar
bisa ditekan dan tidak terjadi kerugian.
4. Manajer Keuangan dan Administrasi
Bertanggung jawab untuk membantu perencanaan bisnis dan
pengambilan keputusan. Manajer keuangan bertugas untuk mengurus
semua hal yang berkaitan dengan keuangan suatu perusahaan.
5. HRD
Human Resource Development atau HRD merupakan bagian dari
manajemen sumber daya manusia yang secara khusus menangani
pelatihan dan pengembangan karyawan dalam organisasi.
Pengembangan sumber daya manusia yang dimaksud mencakup
pelatihan dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
mempelajari keterampilan baru. HRD bertanggung jawab untuk
meningkatkan kinerja dan skill karyawan.
6. Research and Development
Bagian Research and Development di suatu perusahaan bertanggung
jawab pada segala aktivitas riset dan pengembangan yang terjadi pada
perusahaan tersebut. Serta memastikan kualitas performasi dalam
perusahaan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
31
7. Monitoring
Sebuah kegiatan pemantauan atau pengawasan terhadap proses kinerja
karyawan sehingga dapat mengetahui pola kerja karyawan tersebut,
apakah sudah sesuai dengan prosedur atau belum.
8. Training
Training atau yang bisa disebut juga sebagai pelatihan kerja karyawan
dibuat untuk membantu karyawan mempelajari pengetahuan dan skill
spesifik tertentu. Singkatnya, training merupakan sebuah proses
mengajarkan pengerahuan dan pengembangan keterampilan agar
karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawab
dengan baik sesuai dengan standar perusahaan.
9. Store
Setelah karyawan telah lulus dalam seleksi maka karyawan tersebut
sudah bisa ditempatkan di store atau toko atau franchise yang tersedia.
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian
yang merupakan staff dan karyawan Franchise Berindonesia Suko Ketapang, Sidoarjo
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 5 orang (17%) dan berjenis kelamin perempuan
sebanyak 25 orang (83%) yang artinya sebagian besar responden adalah perempuan,
32
yang menandakan bahwa staf dan karyawan perempuan lebih teliti dan rajin dalam
mengelola keuangan serta laporan keuangan dibanding dengan laki-laki yang kurang
teliti dalam mengelola keuangan.
b. Pendidikan
Berdasarkan tabel diatas, dapat dikatakan bahwa responden dalam penelitian yang
merupakan staf dan karyawan Franchise Berindonesia Suko Ketapang, Sidoarjo
berpendidikan SMA/SMK sebanyak 26 orang (87%) dan sedang menempuh
pendidikan kuliah sebanyak 4 orang (13%). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir SMA/SMK. Hal ini
mengindikasikan bahwa Franchise Berindonesia Suko Ketapang belum mempunyai
sumber daya manusia yang berkompeten dalam mengelola keuangan.
c. Lama Bekerja
Lama bekerja responden ini dapat mendeskripsikan keadaan responden yang menjadi
sampel dalam penelitian ini, yaitu staf dan karyawan Franchise Berindonesia Suko
Ketapang, Sidoarjo. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 30 responden
yang berkaitan dengan lamanya bekerja, maka diperoleh data yang dapat disajikan
sebagai berikut :
33
Lama Bekerja Jumlah Responden Persentase
< 1 tahun 4 orang 13%
1-3 tahun 23 orang 77%
> 3 tahun 3 orang 10%
Total 30 orang 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat dikatakan bahwa responden dalam penelitian ini
yang merupakan staf dan karyawan Franchise Berindonesia Suko Ketapang,
Sidoarjo sudah bekerja selama kurang dari satu tahun sebanyak 4 orang (13%),
karyawan yang bekerja selama satu sampai tiga tahun sebanyak 23 orang (77%)
serta staf yang sudah bekerja selama lebih dari tiga tahun sebanyak 3 orang (10%).
Hal ini mengidentifikasikan bahwa sebagian besar responden telah memiliki
pengalaman bekerja serta memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini.
34
BAB V
4.1 Kesimpulan
1. Bisnis Franchise adalah sebuah bentuk kerja sama usaha antara pemilik merk
dagang, produk atau sistem operasional. Kerja sama ini didelegasikan kepada
pihak kedua yang berhak mendapatkan izin untuk pemakaian merk, produk
serta sistem operasional tersebut dalam menjalankan usaha.
2. Laporan Keuangan adalah laporan yang berisi pencatatan uang dan transaksi
yang terjadi dalam bisnis, baik transaksi pembelian maupun penjualan dan
transaksi lainnya yang memiliki nilai ekonomi dan moneter. Laporan
keuangan juga dapat diartikan sebagai catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
3. Menurut Standar Akuntansi Keuangan atau SAK, laporan keuangan adalah
bagian dari proses pelaporan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi,
adanya laporan perubahan posisi keuangan seperti arus kas, arus dana, catatan
dan laporan lainnya).
4. Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari Pengendalian Internal
yang disimbolkan dengan (X1), yaitu proses integral untuk kegiatan yang
dilakukan jangka panjang oleh pimpinan juga seluruh karyawan untuk
memberi keyakinan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan dengan kegiatan
yang efektif juga efisien, kendala pembuatan laporan keuangan, dan lain-lain.
Sedangkan variabel independen yang kedua adalah pencatatan laporan
keuangan dengan standar akuntansi yang disimbolkan dengan (X2), yaitu
prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi kesamaan dalam penyajian
laporan keuangan dalam perusahaan.
5. Variabel dependen yang sering disebut variabel terikat ialah variabel yang
dipengaruhi variabel lain (variabel bebas) atau yang menjadi akibat dari
adanya variabel lainnya (Sugiyono, 2019:69). Pada penelitian ini yang
menjadi variabel dependen adalah Kualitas Laporan Keuangan (Y).
4.2 Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dapat mengembangkan
penelitian ini dengan menggunakan variabel lain yang dapat mempengaruhi
kualitas pendapatan. Peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan metode
lainnya untuk memperoleh data, misalnya seperti wawancara secara mendalam
35
terhadap para staff dan karyawan Franchise Berindonesia Suko Ketapang
Sidoarjo atau dapat juga menambah sampel penelitian sehingga informasi
yang dihasilkan lebih bervariasi dibandingkan menggunakan angket yang
jawabannya sudah tersedia.
2. Untuk Franchise Berindonesia Suko Ketapang Sidoarjo, hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan tolak ukur dalam upaya
untuk meningkatkan kualitas pendapatan serta perbaikan dalam hal pencatatan
keuangan dan penyusunan laporan keuangan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Oka Reza. 2017. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan. Vol 2 No.1. Journal Sikap
Erlina, Sri Mulyani. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen.
Medan: Usu Press
Sugiono, Arief, dkk. 2010. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Jakarta: Grasindo.
Istiqomah, Wahyu. 2012. Studi Penerapan Manajemen dan Pelaporan Keuangan pada Usaha
Franchise (Studi Kasus pada Usaha Franchise Donat Bakar). Surakarta: UNS.
Hasyim, Arda Fatah, dkk. 2011. Implementasi Pencatatan Akuntansi Pada Franchise Bisnis
Lokal. Jawa Timur: UPN. Jurnal Jaki
Utomo, Hendy. 2018. Analisis Pemilihan Bisnis Franchise Panties Pizza Semarang.
Semarang: UNIKA
Mekari. 2017. Memahami Seluk Beluk dan Cara Kelola Bisnis Franchise. Jakarta: Jurnal
Entrepreneur
Mulyani, Ade Sri, dkk. 2019. Penerapan Pencatatan dan Laporan Akuntansi Pada Usaha
Kecil Dan Menengah (UMKM). Jakarta: LPMM Universitas Bina Sarana Informatika &
Jurnal Indonesia
Mekari. 2019. Laporan Keuangan Menurut SAK, Komponen dan Cara Membuat. Jakarta:
Jurnal Entrepreneur
Anwari, El. 2015. Pentingnya Memahami Laporan Keuangan Franchise. Jakarta Timur: PT.
Trans Media.com
Rudiantoro, Rizki & S.S. Veronica. 2012. Kualitas Laporan Keuangan UMKM Serta Prospek
Implementasi SAK.ETAP. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Volume 9 No. 1
37