Anda di halaman 1dari 24

Kelompok 6

IDE DAN PELUANG KEWIRAUSAHAAN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah: Kewirausahaan
Dosen: Novi Angga Safitri, S.Sy., MM

Disusun Oleh:

MUHAMMAD YUSUP
1904120027

WAHYU NURIYANTO
1904120213

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

TAHUN 2022/1443 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul “Ide dan Peluang Kewirausahaan” dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan.

Pada kesempatan kali ini izinkan penulis untuk menyampaikan rasa terima
kasih kepada Ibu Novi Angga Safitri, S.Sy., MM. selaku dosen pembimbing mata
kuliah Kewirausahaan dan semua pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian
makalah ini. Harapan penulis dengan adanya makalah ini bisa menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi kita semua, khususnya para mahasiswa/mahasiswi Ekonomi Syariah
dan semua pihak pada umumnya.

Terlepas dari itu semua, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan dalam pembuatan makalah dimasa yang akan datang.

Wassamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Palangka Raya 13 Maret


2022

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan Masalah..........................................................................2
D. Metode Penulisan.......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................3

A. Definisi Komunikasi...................................................................3
B. Faktor Keberhasilan Kewirausahaan..........................................4
C. Faktor Penghambat Kewirausahaan...........................................9
D. Keuntungan dan Kerugian Kewirausahaan..............................11
E. Asal Usul Timbulnya Ide kewirausahaan.................................14
F. Peluang dalam Kewirausahaan.................................................15

BAB III PENUTUP..................................................................................18

A. Kesimpulan...............................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memulai untuk berwirausaha tidaklah semudah yang kita bayangkan.


Mengingat di era globaliasi ini persaingan berwirausaha sangat ketat. Jika kita
ingin melakukan usaha, maka kita harus mempunyai gagasan ide yang cemerlang
untuk menembus dan memajukan wirausaha kita dan kita juga harus bisa mencari
peluang sekecil mungkin untuk mengenalkan usaha kita pada dunia. Ide akan
menjadi peluang apabila wirausaha bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang
secara terus-menerus melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda,
mengamati peluang, menganalisis proses secara mendalam, dan
memperhitumgkan resiko yang mungkin terjadi.

Untuk memperoleh peluang, wirausaha harus memiliki berbagai


kemampuan dan pengetahuan, seperti kemampuan untuk menghasilkan produk
atau jasa baru, menghasilkan nilai tambah baru, melakukan proses atau teknik
baru, dan mengembangkan organisasi baru. Ide-ide yang dimiliki akan mejadi
peluang usaha apabila seorang wirausaha bersedia melakukan pengawasan
terhadap peluang-peluang yang ada secara terus menerus melewati proses
penciptaan sesuatu yang baru dan memiliki peredaan dengan yang lain.1 Untuk
memperoleh peluang wirausaha dituntut harus memiliki berbagai keahlian dan
wawasan, seperti keahlian dalam menghasilkan produk-produk atau jasa yang
baru sehingga menghasilkan nilai tambah. Adapun proses, teknik dan
mengembangkan organisasi baru juga sangat di butuhkan sehingga memperoleh
peluang usaha.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi komunikasi?
2. Apa saja faktor keberhasilan kewirausahaan?
3. Apa saja faktor penghambat kewirausahaan?
4. Apa saja keuntungan dan kerugian kewirausahaan?
1
Suryana, Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta:
Salemba Empat, 2003), hlm. 3.

1
5. Bagaimana asal usul timbulnya ide kewirausahaan?
6. Bagaimana peluang dalam kewirausahaan?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi komunikasi.
2. Mengetahui faktor keberhasilan kewirausahaan.
3. Mengetahui faktor penghambat kewirausahaan.
4. Mengetahui keuntungan dan kerugian kewirausahaan.
5. Mengetahui asal usul timbulnya ide kewirausahaan.
6. Mengetahui peluang dalam kewirausahaan.
D. Metode Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan metode literatur buku elektronik (e-


book) terhadap buku-buku yang berhubungan dengan tema makalah dan juga
dari jurnal untuk melengkapi data-data yang sudah ada agar dapat dibahas secara
efisien.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikasi

Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah


komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio
yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang
bermakna umum atau bersama-sama. Para ahli mendefinisikan komunikasi
menurut sudut pandang mereka masing-masing. Ingat bahwa sejarah ilmu
komunikasi, ia dikembangkan dari ilmuwan yang berasal dari berbagai disiplin
ilmu. Ada beberapa pendapat mengenai definisi komunikasi, yaitu:

1. Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996: 4) mendefinisikan komunikasi


demikian:"A process by which a source transmits a message to a reciever
through some channel." (Komunikasi adalah suatu proses di mana sumber
mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran.) 2.
2. Hoveland (1948: 371) mendefinisikan komunikasi, demikian: "The
process by which an individual (the communicator) transmits stimuli
(usually verbal symbols) to modify, the behaviour of other individu".
(Komunikasi adalah proses di mana individu men transmisikan stimulus
untuk mengubah perilaku individu yang lain).
3. Gode (1969:5) memberi pengertian mengenai komunikasi, sebagai berikut:
"It is a process that make common to or more what is the monopoly of one
or some." (Komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan
bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang.)
4. Raymond S. Ross (1983: 8) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu
proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian
rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons
dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang
komunikator.
5. Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (1981: 18) menyatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk

3
atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada
gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
6. Sedangkan Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (1964: 527)
mendefinisikan komunikasi, sebagai berikut: "Communication: the
transmission of information, ideas, emotions, skills, etc. by the uses of
symbol..." (Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi,
keterampilan dan sebagainya, dengan meng gunakan simbol-simbol, dan
sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut
komunikasi.)

Definisi-definisi sebagaimana dikemukakan di atas, tentu belum


mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli.2 Melihat berbagai
komunikasi yang telah diberikan para ahli sangatlah beragam tergantung atas
pendekatan yang digunakan dalam menelaah pengertian komunikasi itu sendiri.
Saefullah menyatakan pada dasarnya secara terminologis para ahli berusaha
mendefinisikan komunikasi dari berbagai perspektif, mulai dari perspektif filsafat,
sosiologi, dan psikologi.3

Walaupun demikian dari berbagai definisi yang diungkapkan para ahli di


atas maka secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai suatu penyampaian
pesan baik verbal maupun non verbal yang mengandung arti atau makna tertentu
atau lebih jelasnya dapat dikatakan penyampaian informasi atau gagasan dari
seseorang kepada orang lain baik itu berupa pikiran dan perasaan-perasaan
melalui sarana atau saluran tertentu.

B. Faktor Keberhasilan Kewirausahaan

Keberhasilan usaha menurut Noor (2017) adalah keberhasilan dari bisnis


mencapai tujuannya, bila mendapatkan laba suatu bisnis dapat dikatakan berhasil,
karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis. Dalam mengukur
kriteria keberhasilan suatu usaha, ada enam kriteria untuk mengukur keberhasilan
tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:

2
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 5-7.
3
Ujang Saefullah, Kapita Selekta Komunikasi Pendekatan Budaya dan Agama Cet. I,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007) hlm. 2.

4
1. Laba penjualan,
2. Pangsa pasar,
3. Pencapian keuntungan penjualan,
4. Laba setelah pajak,
5. Laba bersih,
6. Pencapaian keuntungan bersih.

Hal tersebut berbeda dengan kriteria keberhasilan usaha yang


diungkapkan oleh Smallbone dkk. (1995) yang menyatakan bahwa ukuran
keberhasilan dapat dilihat dengan tiga kriteria yaitu: kemampuan dalam mencapai
penjualan minimum, laju pertumbuhan dan kestabilan keuangan. Penelitian yang
dilakukan oleh Suyatno (2010) yang meneliti tentang faktor penentu keberhasilan
usaha menemukan bahwa keberhasilan dari usaha kecil ditandai oleh perilaku mau
mengambil resiko dan inovasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha menurut


Tambunan (2002) dapat dilihat dari dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha dapat
dibagi menjadi dua, yaitu faktor pemerintah dan non pemerintah. Faktor
pemerintah yang mempengaruhi diantaranya adalah kebijakan ekonomi, birokrat,
politik dan tingkat demokrasi. Faktor non pemerintah yang mempengaruhi
diantaranya adalah sosio-kultur, kondisi perburuhan dan sistem perburuhan,
sistem perekonomian, budaya masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, kondisi
infrastruktur dan lingkungan global.

Faktor internal yang mempengaruhi diantaranya adalah kualitas SDM,


partisipasi, penguasaan organisasi, kultur/budaya bisnis, struktur organisasi,
tingkat entrepreneurship, jaringan bisnis dengan pihak luar, sistem manajemen,
dan kekuatan modal. Keberhasilan suatu usaha di pengaruhi oleh beberapa faktor,
menurut Storey (2004). Keberhasilan usaha dapat dilihat dari karakteristik usaha
kecil menengah yang meliputi:

1. Lama beroperasi
2. Ukuran usaha
3. Sumber modal

5
4. Lokasi

Faktor keberhasilan UMKM terdiri dari enam faktor yaitu promosi,


branding, minat berwirausaha, passion, jiwa entrepreneur dan kekuatan jaringan.

1. Promosi

Faktor pertama keberhasilan UMKM kreatif adalah promosi. Menurut


sebagian besar responden, promosimemainkan peran yang sangat signifikan
dalam kemajuan usaha. Promosi dapat merubah sikap dan tingkah laku
pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal menjadi mengenal, dan ketika
calon konsumen memiliki daya beli maka dengan adanya kesadaran dan
mengenal sebuah produk maka calon konsumen akan menjadi pembeli dan
mengingat produk tersebut. Promosi faktor yang sangat penting, di era digital
saya menggunakan media sosial sebagai tempat promosi.

Dengan promosi, UMKM dapat mengkomunikasikan dan memberi


penjelasan sekaligus meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa
mereka. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh perhatian, mendidik,
mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen. Penggunaan elemen-elemen
promosi seperti iklan, promosi penjualan, tenaga penjualan, dan hubungan
masyarakat diyakini mampu meningkatkan kinerja penjualan sebagai bagian
dari program pemasaran terintegrasi (Rehman dan Ibrahim, 2011).

Promosi merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan yang


dilakukan baik oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan memberikan
informasi mengenai produk, harga dan tempat. Informasi dapat bersifat
memberitahukan, membujuk, mengingatkan kembali kepada konsumen, para
perantara atau kombinasi keduanya. Pesatnya perkembangan dunia teknologi
dan informasi beberapa tahun terakhir, menjadikan internet sebagai alat
komunikasi yang banyak diminati oleh masyarakat. Perkembangan ini pun
menjadi semakin pesat setelah internet mulai dapat diakses melalui telephon
selular dan muncul istilah telepon cerdas (smartphone).

2. Branding

6
Faktor kunci keberhasilan UMKM kreatif yang kedua adalah
branding atau menciptakan merek. Branding adalah bagian penting dalam
kegiatan pemasaran. Merekadalah nama, istilah, tanda, symbol, atau desain,
atau kombinasi dari kesemuanya yang bertujuan untuk mengidentifikasikan
suatu barang atau jasa dan akhirnya dapat membedakan diri sendiri dengan
yang lainnya (Kotler dan Keller, 2016). Horan (2011) berpendapat bahwa
membangun merek (branding) diperlukan oleh usaha kecil dan menengah
untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan, diferensiasi, dan meningkatkan
pertumbuhan usaha. Lebih lanjut, branding pada usaha kecil dan menengah
yang bergerak di bidang jasa, menurut Horan (2011), harus disesuaikan
dengan karakteristik UKM. Selain itu, UKM juga perlu memperhatikan
pentingnya peran konsumen, peran manajemen, dan ekuitas merek.

3. Minat Berwirausaha

Minat berkaitan erat dengan motivasi. Motivasi adalah dorongan dasar


yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri
seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan
dorongan dalam dirinya. Menurut Forsman (2008) minat memainkan peranan
yang sangat penting dalam keberhasilan UMKM disamping dimensi-dimensi
lainya yang saling berkaitan seperti dimensi perubahan manajemen, dimensi
manajemen proyek. Minat berwirausaha yang kuat akan menghasilkan inovasi
produk yang orisinal dan berorientasi pada kebutuhan konsumen (Forsman,
2008).

4. Passion

Kewirausahaan dapat ditumbuhkembangkan melalui semangat, gairah


ingin berwirausaha, kemampuan mengambil risiko, dan kemampuan membaca
peluang. Seseorang wirausaha dituntut untuk memiliki kompetensi dan
pengetahuan dalam bisnis yang akan dikembangkannya.

5. Jiwa Entrepreneur

Ada pendapat yang mengatakan bahwa kewirausahaan tidak dapat


diajarakan, tetapi sekarang ini kewirausahaan merupakan mata pelajaran yang

7
dapat diajarkan di sekolah-sekolah maupun di masyarakat, termasuk dalam
menumbuhkan jiwa wirausaha. Karakteristik sifat ing harus dimiliki oleh
seorang wirausaha menurut Subanar di antaranya memiliki tanggung jawab
pribadi, dinamis dan mampu memimpin, memunyai sikap optimis atas suatu
peluang, mampu mengantisipasi resiko, ulet dan gigih, bertekad-penuh,
enerjik dan cerdas.

Salah satu hal yang bisa mengurangi pengangguran adalah masyarakat


harus menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain dengan
jalan berwirausaha (enterpreneurship). Seorang wirausaha tidak hanya
menyediakan pekerjaan bagi dirinya sendiri tetapi juga bisa mengurangi
tingkat pengangguran di sekitar lingkungannya. dengan mempekerjakan orang
lain (Wijanarko, 2016).

6. Jaringan Bisnis

Jaringan dapat diartikan dalam bentuk organisasi digunakan untuk


mengatur koordinasi serta mewujudkan kerjasama antar unsur dalam
organisasi. Unsur-unsur tersebut pada umumnya berupa unit usaha. Jaringan
dapat juga berupa non unit usaha, tetapi merupakan unsur dalam rangkaian
yang memfasilitasi penyelenggaraan unit usaha. Organisasi yang dimaksud
dapat bersifat formal maupun non informal. Salah satu responden menyatakan
bahwa memiliki jaringan usaha bagi UMKM kreatif sangat penting untuk
keberhasilan usaha.

Istilah "Jaringan" mempunyai banyak definisi, tetapi sebagian besar


orang setuju bahwa jaringan terlebih jaringan usaha diharapkan dapat
mengatasi permasalahan permodalan dan kedisiplinan pelaku usaha. Salah
satu strategi pengembangan ekonomi masyarakat adalah membentuk jaringan
kelompok kerja yang kuat. Dalam pemasaran, jaringan usaha dapat dibentuk
dengan melibatkan usahausaha yang bergerak dalam rangkaian ke depan
kegiatan produksi. Rangkaian ke depan tersebut untuk mewujudkan atau

8
membentuk berbagai fasilitas yang mendukung distribusi dan penyampaian
hasil produksi kepada konsumen (Wijanarko, 2016).4

C. Faktor Penghambat Kewirausahaan

Menurut Zimmerer, ada beberapa faktor yang menyebabkan


wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu sebagai berikut:

1. Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak


memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan
faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik,
memvisualisasikan usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya
manusia maupun mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berjalan
dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara
aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan secara cermat.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksaaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis
mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannnya dengan
efisiensi dengan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efisien dan tidak
efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,
kemungkinan terjadinya gagal akan lebih besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan
4
Asnawati, Kewirausahaan: Teori dan Contoh-Contoh Rencana Bisnis, ( Malang: CV.
Literasi Nusantara Abadi, 2021), hlm. 45-49.

9
tidak akan menjadi wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausahanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan
mampu membuat peralihan setiap waktu.

Beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dalam


kewirausahaan menurut Zimmerer adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan yang tidak menentu. Baik pada tahap awal maupun


pertumbuhan, dalam bisis tidak pernah jaminan untuk terus memperoleh
pendapatan yang berkesinambungan. Kondisi yang tidak menentu dapat
membuat seseorang mundur dari kegiatan kewirausahawan.
2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi. Tingkat kegagalan bagi usaha
baru sangatlah tinggi. Menurut Yuyun Wirasmita (1994), tingkat
mortalitas/kegagalan usaha kecil di Indonesia mencapai 78 %. Kegagalan
invsetasi mengakibatkan sesorang mundur dari kegiatan wirausahaan. Bagi
seorang wirausahawan, kegagalan sebaiknya di pandang sebagai pelajaran
berharga.
3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama.. Wirausahawan biasanya bekerja
sendiri, mulai dari pembelian, pengolahan, penjulan dan pembukuan.
Waktu yang lama dan keharusan bekerja keras dalam kewirausaan
mengakibatkan orang mengurungkan niatnya untuk menjadi
wirausahawan. Wirausahawan yang berhasil pada unumunya mendapatkan
tantangan seperti itu sebagai suatu peluang yang harus dihadapi dan
ditekuni.
4. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya telah berhasil.
Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam usahanya akan
mengakibatkan seseorang mundur dalam kegiatan wirausahawan.
Misalnya, pedagang yang kualitas kehidupannya tidak meningkat akan
mundur dari usaha dagangnya dan masuk ke dalam usaha lain. Kegagalan
juga dapat timbul oleh dasar yang bersumber pada sifat pribadi yang
bersifat keraguan, dan hidup tanpa pedoman atau orientasi yang tegas
misalnya, sebagai berikut.

a. Meremehkan mutu,

10
b. Tidak memiliki kepercayaan diri,
c. Tidak berdisiplin,
d. Suka mengabaikan tanggung jawab.5
D. Keuntungan dan Kerugian Kewirausahaan

Setiap profesi yang dijalankan oleh seseorang pasti memiliki keuntungan


dan kerugian, tidak terkecuali jika menjadi wirausahawan, pasti juga ada
keuntungan dan kerugian. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai
keuntungan dan kerugian menjadi wirausawahan.

1. Keuntungan Menjadi Wirausahawan


a. Keuntungan Usaha Menjadi Milik Sendiri

Jika seseorang menjadi wirausahawan, maka seseorang tersebut


akan menjadi pemilik sekaligus direktur dari usaha yang dibangunnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka secara finansial pendapatan akan
memperoleh dua sumber, yaitu dari keuntungan perusahaan maupun gaji
sebagai direktur.

b. Memperoleh Status dan Kepuasan

Status sebagai seorang pemilik perusahaan tentunya akan


memberikan kebanggaan tersendiri yang tidak dirasakan jika dia bekerja
kepada orang lain sebagai karyawan. Motivasi kuat akan memunculkan
berbagai ide baru dan strategi jitu untuk meraih kesuksesan yang pada
akhirnya meningkatkan rasa puas kepada pengusaha tersebut.

c. Tidak Diperintah Orang Lain

Sehubungan posisinya sebagai pemilik usaha, maka tidak ada


orang lain yang akan memerintahnya. Sebaliknya justru pemiliki usaha
akan memerintah dan mengendalikan semua karyawannya. Namun, dalam
memimpin usaha haruslah bersifat bijaksana agar dihormati oleh
bawahannya sebagai pemimpin yang kharismatik dan mengayomi para
karyawan.

5
Sufyati H.S, dkk, Teori dan Konsep Kewirausahaan, (Cirebon: Penerbit Isania, 2021),
hlm. 103-105.

11
d. Berhak Mengambil Keputusan

Kecepatan mengambil keputusan akan lebih mudah diambil jika


tidak banyak keterlibatan orang lain. Wirausahawan dapat meminta
pendapat atau pertimbangan dari konsultan sebelum mengambil keputusan
penting. Semua masukan dari pihak lain merupakan bahan pertimbangan
yang pada akhirnya wirausahawan itu sendiri yang berhak mengambil
keputusan.

e. Dapat memilih Jenis Usaha Sendiri

Seorang wirausahawan berhak memiliki jenis usaha yang akan


dijalani sesuai dengan minat, bakat, dan peluang yang ada. Berbagai
pertimbangan untuk memilih jenis usaha haruslah dilakukan oleh
wirausahawan agar usaha yang akan dibangun dapat berjalan dengan baik
dan dapat diterima oleh masyarakat sebagai konsumen.Mempunyai
kesempatan berjiwa social

Wirausahawan sebagai mahkluk social dapat turut memperhatikan


lingkungan sekitarnya. Dia dapat membantu masyarakat sekitar dengan
cara merekrut dan memperkerjakan anggota masyarakat dengan tetap
memperhatikan spesifikasi jabatan yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Selain itu, wirausahawan juga dapat membantu kegiatan
tertentu yang diselenggarakan oleh masyarakat.

2. Kerugian Menjadi Wirausahawan


a. Kerja Panjang dan Tidak Pasti

Salah satu kerugian yang dapat dialami oleh wirausahawan adalah


harus bekerja di perusahaan sendiri dengan jam kerja panjang. Pada saat
sebagian orang telah tidur lelap pada malam hari, seorang wirausahawan
kadang masih harus bergelut dengan aktivitasnya. Hal ini dilakukan
semata-mata agar keesokan harinya dapat berbisnis dengan mitranya atau
melayani para pelanggan dengan baik. Di samping jam kerja panjang, jam
kerja wirausahawan juga cenderung tidak pasti. Seorang wirausahawan

12
tidak jarang mengisi jam makan siang untuk berbincang masalah bisnis
dengan mitranya.

b. Pendapatan Tidak Stabil

Pada umumnya karyawan akan mendapatkan gaji secara rutin


dengan jumlah yang relatif pasti. Namun, menjadi wirausahawan akan
berbeda karena setiap bulannya akan memperoleh pendapatan yang
berbeda- beda dari waktu ke waktu. Pada saat tertentu akan memperoleh
pendapatan besar, dan pada waktu lainnya akan memperoleh pendapatan
relatif kecil. Tidak menutup kemungkinan pada suatu ketika akan
menderita kerugian usaha.

c. Menanggung Risiko

Keberhasilan dan kegagalan usaha sangat dipengaruhi oleh


wirausahawan. Jika wirausahawan sebagai pemilik dan sebagai direktur
mengambil keputusan yang tidak tepat dapat berakibat kerugian bagi
perusahaan tersebut. Jika wirausahawan memiliki tanggungjawab kepada
pihak ke 3 dan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo
maka harta yang ada di perusahaan akan disita. Jika hartanya belum cukup
untuk menutup semua kewajiban finansialnya, maka harta di luar
perusahaan juga harus digunakan untuk menyelesaikan semua kewajiban
tersebut.

d. Sering Terlibat Masalah Keuangan

Seorang wirausahawan harus selalu memutar otak. Banyak


masalah yang dihadapi dalam operasi perusahaan. Masalah keuangan
kerap kali muncul di perusahaan. Wirausahawan harus mempunyai
kemampuan untuk mengelola dan mengalokasi uang yang ada untuk
berbagai kepentingan. Pengalokasian uang tersebut haruslah cermat dan
tepat agar tidak terjadi kesalahan alokasi yang dapat berdampak buruk
bagi perusahaan.6
6
Yuni Siswanti. dkk., Pemberdayaan Wanita Melalui Wirausaha Berbasis Potensi Lokal,
(Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2020), hlm. 5-8.

13
E. Asal Usul Timbulnya Ide Kewirausahaan

Ide kewirausahaan selalu muncul dari pemikiran kreatif. lde muncul


apabila kita memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas, muncullah
gagasan-gagasan dan angan-angan. Dari gagasan milih tindakan inovasi
dilakukan. Keberhasilan berwirausaha akan tercapai apabila wirausahawan
menggunakan produk proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali
perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrumen penting untuk
memberdayakan sumber. sumber agar menghasilkan sesuatu yang baru dan
bernilai.

Ketangguhan kewirausahaan sebagai penggerak perekonomian terletak


pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secara terus-menerus. Wirausahawan
dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangan menjadi
peluang. Ide-ide menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang
usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang
usaha), wirausahawan perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua risiko yang
mungkin terjadi dengan cara sebagai berikut:

1. Mengurangi kemungkinan risiko melalui strategi yang proaktif.


2. Menyebarkan risiko pada aspek yang paling mungkin.
3. Mengelola risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.

Ada tiga risiko yang dapat dievaluasi. yaitu:

1. Risiko pasar atau persaingan,


2. Risiko finansial,
3. Risiko teknik.

Risiko pasar terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar. Risiko finansial


terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya. Risiko teknik terjadi
akibat adanya kegagalan teknik. Pada hakikatnya, ketidakpastian pasar terjadi
akibat dari berbagai faktor, seperti lingkungan ekonomi, teknologi, demografi,
dan sosial politik. Kreativitas sering muncul dalam bentuk ide untuk
menghasilkan barang dan jasa baru. Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi

14
sebagian besar peluang tercipta ketika wirausahawan memiliki cara pandang baru
terhadap ide yang lama.

1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau


metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam
memenuhi kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan
atau cara melakukan suatu pekerjaan.

Hasil dari ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam


bentuk arahan atau petunjuk bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang
dihasilkan perusahaan. Banyak wirausaha yang berhasil bukan ata ide sendiri
tetapi hasil pengamatan dan penerapan ide-ide orang lain dan bisa menjadi
peluang.7

F. Peluang dalam Kewirausahaan

Ada ide–ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka
wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-
menerus. Proses penjaringan ide (skrining) merupakan suatu cara terbaik untuk
menuangkan ide potensial menjadi produk jasa riil. Adapun langkah-langakh
dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Menciptakan Produk Baru dan Berbeda

Ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata, misal dalam bentuk
barang dan jasa baru, maka produk baru tersebut harus berbeda dengan produk
dan jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus
menciptakan nilai bagi pembeli dan pengunanya. Agar berguna tentu saja
barang dan jasa itu bernilai bagi konsumen pelanggan maupun konsumen
potensial lainnya. Oleh sebab itu, wirausaha harus mengetahui betul perilaku
konsumen di pasar dengan memperhatikan atau mengamati dua unsur pasar
yaitu

a. Permintaan terhadap baramng dan jasa yang dihasilkan.


7
Suryana, Kewirausahaan, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm. 51-63.

15
b. Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang dan jasa.

Selain itu, masalah segmentasi pasar merupakan hal penting yang pelu
diperhatikan. Karena secara spesifik peluang itu amat tergantung pada
perilaku segmen pasar. Yang akan dianalisis dari pasar adalah: kemampuan
untuk menganalisis demografi pasar, kemampuan utnuk menganalisis sifat
serta tingkah laku pesaing, kemampuan untuk menganalisis keunggulan
bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang dianggap dapat menciptakan
peluang.

2. Mengamati Pintu Peluang

Wirausaha harus pandai mengamati potensi-potrensi yang dimiliki


pesaing. Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisis pasar dapat
dievaluasi dengan mengamati kelemahan dan resiko pesaing dalam
menanamkan modal baru. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan dan
peluang yang dimiliki pesaing yang dapat kita peroleh, ada beberapa
pertanyaan penting.

a. Pertanyaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing dalam


mengembangkan produk.
b. Pertanyaan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pesaing tentang
kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki.
c. Pertanyaan untuk menentukan apakah pintu peluang ada atau tidak.
3. Analisis Produk dan Proses Produksi Secara Mendalam

Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan


kualitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang
dikeluarkan untuk membuat produk tersebut. Apakah biaya yang dikeluarkan
lebih efesien daripada biaya yang dikeluarkan pesaing.

4. Menaksir Biaya Awal

16
Menaksir biaya awal yaitu beberapa biaya awal yang diperlukan oleh
usaha baru. Darimana sumbernya dan untuk apa digunakan. Berapa yang
diperlukan untuk operasi, untuk perluasan dan untuk biaya lainnya.

5. Mempertimbangkan Resiko yang Mungkin Terjadi

Resiko yang dimaksud adalah resiko teknik, finansial dan resiko


pesaing. Resiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk
mempertahankan posisinya di pasar. Resiko teknik adalah berhubungan
dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan
atau menyangkut suatu objek penentu apakah ide secara aktual dapat
ditransformasikan menjadi produk yang siap di pasarkan dengan kapabilitas
dan karakteristiknya.

Sedangkan resiko finansial merupakan resiko yang muncul sebagai


akibat ketidakcukupan finansial baik dalam phase pengembangan produk baru
maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan dalam
memberikan dukungan biaya produk. Analisis kelemahan, kekuatan, peluang
dan ancaman atau analisis SWOT sangat penting dalam menciptakan
keberhasilan perusahaan baru.8

BAB III

PENUTUP

8
Harfandi Asyari, “Kewirausahaan Membangun Jiwa Entrepreneurship dengan
Pendekatan Ajaran Islam”. Stain Press, 2014, hlm. 95-97.

17
A. Kesimpulan

Walaupun demikian dari berbagai definisi yang diungkapkan para ahli di


atas maka secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai suatu penyampaian
pesan baik verbal maupun non verbal yang mengandung arti atau makna tertentu
atau lebih jelasnya dapat dikatakan penyampaian informasi atau gagasan dari
seseorang kepada orang lain baik itu berupa pikiran dan perasaan-perasaan
melalui sarana atau saluran tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha menurut


Tambunan (2002) dapat dilihat dari dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha dapat
dibagi menjadi dua, yaitu faktor pemerintah dan non pemerintah. Faktor
pemerintah yang mempengaruhi diantaranya adalah kebijakan ekonomi, birokrat,
politik dan tingkat demokrasi. Faktor non pemerintah yang mempengaruhi
diantaranya adalah sosio-kultur, kondisi perburuhan dan sistem perburuhan,
sistem perekonomian, budaya masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, kondisi
infrastruktur dan lingkungan global.

Menurut Zimmerer, ada beberapa faktor yang menyebabkan


wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu sebagai berikut:

1. Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak


memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan
faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik,
memvisualisasikan usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya
manusia maupun mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berjalan
dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara
aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan secara cermat.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksaaan.

18
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis
mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannnya dengan
efisiensi dengan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efisien dan tidak
efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,
kemungkinan terjadinya gagal akan lebih besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan
tidak akan menjadi wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausahanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan
mampu membuat peralihan setiap waktu.\

Setiap profesi yang dijalankan oleh seseorang pasti memiliki keuntungan


dan kerugian, tidak terkecuali jika menjadi wirausahawan, pasti juga ada
keuntungan dan kerugian. Berikut ini mengenai keuntungan dan kerugian menjadi
wirausawahan.

1. Keuntungan Menjadi Wirausahawan


a. Keuntungan usaha menjadi milik sendiri,
b. Memperoleh status dan kepuasan,
c. Tidak diperintah orang lain,
d. Berhak mengambil keputusan, dan
e. Dapat memilih jenis usaha sendiri.
2. Kerugian Menjadi Wirausahawan
a. Kerja panjang dan tidak pasti,
b. Pendapatan tidak stabil,
c. Menanggung risiko, dan
d. Sering terlibat masalah keuangan.

19
Ide kewirausahaan selalu muncul dari pemikiran kreatif. lde muncul
apabila kita memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas, muncullah
gagasan-gagasan dan angan-angan. Dari gagasan milih tindakan inovasi
dilakukan. Keberhasilan berwirausaha akan tercapai apabila wirausahawan
menggunakan produk proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali
perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrumen penting untuk
memberdayakan sumber. sumber agar menghasilkan sesuatu yang baru dan
bernilai.

Ada ide–ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka
wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-
menerus. Proses penjaringan ide (skrining) merupakan suatu cara terbaik untuk
menuangkan ide potensial menjadi produk jasa riil. Adapun langkah-langakh
dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Menciptakan produk baru dan berbeda,


2. Mengamati pintu peluang,
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam,
4. Menaksir biaya awal, dan
5. Mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

20
Asnawati. 2021. Kewirausahaan: Teori dan Contoh-Contoh Rencana Bisnis.
Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi.
Asyari, Harfandi. 2014. Kewirausahaan Membangun Jiwa Entrepreneurship
dengan Pendekatan Ajaran Islam. Stain Press.
H.S, Sufyati, dkk. 2021. Teori dan Konsep Kewirausahaan. Cirebon: Penerbit
Isania.
Saefullah, Ujang, 2007. Kapita Selekta Komunikasi Pendekatan Budaya dan
Agama Cet. I. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Siswanti, Yuni, dkk. 2020. Pemberdayaan Wanita Melalui Wirausaha Berbasis
Potensi Lokal. Yogyakarta: Global Pustaka Utama.
Suryana. 2001. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju
Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

21

Anda mungkin juga menyukai