Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH EKONOMI

LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

GURU PEMBIMBING:

MUCHAMAD FATONI, M.Pd

DISUSUN OLEH:

1. Anastasya Ayu Tias Islami (04)


2. Devilah Arribaath (12)
3. Farikha Nur’Aini Sumarto (15)
4. Sayyid Falih Dhoifullah (26)
5. Zahira Nashatarasari (35)

KELAS: XH
SMA NEGERI 2 LUMAJANG

JALAN H.O.S. COKROAMINOTO 159, TOMPOKERSAN,

KEC. LUMAJANG, KAB. LUMAJANG, JAWA TIMUR 67316

TAHUN AJARAN 2022\2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan


makalah yang berjudul “ LEMBAGA KEUANGAN NON BANK “. Kami mengakui
bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam segala hal. Oleh
karena itu tidak ada hal yang diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula
dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami
deskripsikan dengan sempurna dalam karya ilmiah ini.
Maka dari itu seperti yang telah yang dijelaskan bahwa kami memiliki
keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan sarandari
pembaca. Kami akan menerima semua kritik dan saran dapat memperbaiki makalah
kami dimasa yang akan datang, sehingga makalah berikutnya dapat diselesaikan
dengan hasil yang baik. Dengan menyelesaikan makalah ini kami mengharapkan
banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari makalah ini.
Dan semoga bermanfaat bagi pembaca.

Lumajang, 11 April 2023

1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................1
1.3 TUJUAN................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN MASALAH


2.1 PEGADAIAN........................................................................................2
2.2 LEMBAGA PEMBIAYAAN/LEASING..............................................3
2.3 DANA PENSIUN..................................................................................3
2.4 ASURANSI............................................................................................3-4
2.5 PERUSAHAAN MIKRO......................................................................4
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................6
3.2 DOKUMENTASSI...............................................................................6
DARTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 7

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari- hari baik bank maupun lembaga keuangan non bank
bukanlah sesuatu yang asing, yang dimana Lembaga keuangan adalah badan usaha
yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan (claims)
dibandingkan aset nonfinancial atau aset riil. Lembaga keuangan memberikan kredit
kepada nasabah dan menanamkan dananya dalam surat-surat berharga.

Di samping itu, lembaga keuangan juga menawarkan berbagai jasa keuangan


antara lain menawarkan berbagai jenis skema tabungan, proteksi asuransi, program
pension, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana. Lembaga
keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang
melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan. Dalam masyarakat sederhana,
aktivitas seperti gambar di atas tidak adanya peran Bank dan lembaga keuangan,
mungkin tidak terlalu menjadi masalah. Namun dalam masyarakat yang semakin
berkembang saat ini, peran Bank dan Lembaga keuangan lainnya sangatlah penting,
khusunya sebagai lembagai mediasi antara pihak yang memiliki dana dan yang
membutuhkan dana.

Non bank adalah sejarah dan perkembangan lembaga keuangan yang tidak
termasuk dalam kategori bank, seperti perusahaan asuransi, perusahaan sekuritas, dan
perusahaan leasing. Dalam perkembangan ekonomi global, industri non bank semakin
berkembang pesat dan menawarkan berbagai produk dan layanan keuangan yang
berbeda.

Lembaga non bank muncul karena adanya kebutuhan pasar yang tidak dapat
dipenuhi oleh lembaga keuangan tradisional seperti bank, misalnya kebutuhan akan
asuransi jiwa, reksa dana, obligasi, dan layanan perbankan elektronik. Perusahaan

3
non bank juga memberikan alternatif pembiayaan bagi individu dan perusahaan
dalam bentuk leasing dan pembiayaan konsumen.

Namun, keberadaan lembaga non bank juga menimbulkan beberapa risiko seperti
risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional yang harus dikelola dengan baik.
Oleh karena itu, regulator pasar keuangan seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus
melakukan pengawasan dan regulasi terhadap lembaga non bank untuk menjaga
kestabilan pasar keuangan.

Non bank merupakan lembaga keuangan yang tidak bergerak dalam bidang
perbankan, namun tetap memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Beberapa
jenis lembaga non bank antara lain asuransi, pasar modal, dana pensiun, leasing,
koperasi, dan lain sebagainya. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai peran,
fungsi, dan tantangan yang dihadapi oleh lembaga non bank.

 Peran dan Fungsi Lembaga Non Bank


1. Asuransi

Asuransi merupakan lembaga non bank yang bergerak dalam bidang proteksi
dana dan harta dari risiko yang mungkin timbul. Asuransi memiliki beberapa fungsi,
diantaranya:

a. Melindungi: Asuransi melindungi kepentingan pemegang polis melalui


penggantian kerugian yang mungkin timbul akibat suatu risiko tertentu.

b. Mengatur risiko: Asuransi dapat mengatur risiko dalam jumlah besar yang belum
tentu dapat ditanggung oleh individu.

c. Investasi: Asuransi juga berfungsi sebagai tempat investasi, dimana premi yang
dibayarkan oleh nasabah akan diinvestasikan dan dikelola oleh perusahaan asuransi.

d. Memberikan pendapatan: Asuransi juga dapat memberikan pendapatan tambahan


dari hasil investasi kepada nasabahnya.

2. Pasar Modal

4
Pasar modal merupakan lembaga non bank yang bergerak dalam bidang investasi
dengan memperjualbelikan surat berharga. Pasar modal memiliki beberapa fungsi,
diantaranya:

a. Memungkinkan pemilik modal untuk berinvestasi dalam jangka panjang.

b. Memberikan alternatif investasi yang terdiversifikasi.

c. Memberikan likuiditas bagi pemegang saham dan obligasi.

d. Memberikan pendanaan jangka panjang bagi perusahaan.

3. Dana Pensiun

Dana pensiun merupakan lembaga non bank yang bergerak dalam bidang
pengelolaan dana pensiun bagi karyawan suatu perusahaan. Dana pensiun memiliki
beberapa fungsi, diantaranya:

a. Menyediakan jaminan pensiun bagi karyawan yang telah pensiun.

b. Memberikan tunjangan kematian dan cacat bagi ahli waris karyawan yang telah
berhenti bekerja atau meninggal dunia.

c. Mengumpulkan dan mengelola dana pensiun secara efektif dan efisien.

d. Memastikan keberlanjutan dana pensiun yang cukup hingga jangka waktu pensiun.

4. Leasing

Leasing merupakan lembaga non bank yang bergerak dalam bidang penyediaan
dan pengambilan alat-alat produksi. Leasing memiliki beberapa fungsi, diantaranya:

a. Menyediakan finansial bagi perusahaan yang belum memiliki modal cukup untuk
membeli alat produksi yang diperlukan.

b. Mengurangi beban modal kerja bagi perusahaan, dimana perusahaan tidak perlu
menanggung pembayaran pembelian alat produksi dalam jangka waktu pendek.

c. Memberikan kepastian atas biaya operasional selama sewa, karena biaya sewa
sudah termasuk biaya perawatan dan perbaikan.

d. Mengurangi risiko kepemilikan karena pada akhirnya alat produksi akan


dikembalikan kepada leasing.

5
5. Koperasi

Koperasi merupakan lembaga ekonomi yang bergerak di bidang produksi,


distribusi, dan pemasaran barang atau jasa. Koperasi memiliki beberapa fungsi,
diantaranya:

a. Menyediakan modal usaha bagi anggota koperasi.

b. Memberikan pelatihan dan pendidikan tentang manajemen, produksi, dan


pemasaran.

c. Meningkatkan daya saing anggota koperasi.

d. Membangun solidaritas dan kerja sama antara anggota koperasi.

 Tantangan Lembaga Non Bank


 Kompetisi

Lembaga non bank harus bersaing dengan lembaga keuangan lainnya, baik bank
maupun non bank. Persaingan yang ketat bisa menyebabkan harga yang turun dan
meningkatkan risiko gagal bayar.

 Teknologi

Perkembangan teknologi yang begitu pesat dapat membuat lembaga non bank
tidak terpakai atau ketinggalan dengan teknologi

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mekanisme tata cara kerja lembaga keuangan non bank?
2. Apa prinsip kerja operasional non bank tersebut?
3. Apa saja produk yang ditawarkan non bank tersebut?
4. Apa saja hambatan yang ditemui oleh Lembaga keuangan non bank tersebut?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui lokasi Lembaga keuangan non bank, memahami mekanisme
tata kerja di non bank, cara pendaftarannya, produk yang ditawarkan, serta
hambatan yang terjadi di dalam lemabaga keuangan non bank.

6
BAB II

PEMBAHASAN MASALAH
2.1 Pegadaian
2.1.1 Profil Pegadaian
Pegadaian adalah lembaga keuangan yang bergerak di bidang
pemberian pinjaman dengan jaminan barang berharga. Pegadaian
pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1746 oleh Pemerintah
Hindia Belanda sebagai solusi untuk mengatasi masalah keuangan
masyarakat di masa itu. Pegadaian pada awalnya dikenal sebagai
"Mont-de-Piété" atau "lembaga pemberian pinjaman berdasarkan
gadaian" yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam
mengatasi kesulitan keuangan dengan memberikan pinjaman yang
aman dan berbasis pada jaminan barang berharga, seperti emas,
perhiasan, dan barang berharga lainnya.Pada perkembangannya,
Pegadaian berkembang menjadi salah satu lembaga keuangan yang
penting di Indonesia, dengan cakupan layanan yang luas dan memiliki
cabang di berbagai daerah di Indonesia. Pegadaian juga menghadirkan
berbagai produk dan layanan yang beragam, seperti gadai emas, gadai
barang elektronik, pinjaman modal usaha, pinjaman dana tunai, serta
produk tabungan emas dan investasi emas.Seiring dengan berjalannya
waktu, Pegadaian telah mengalami berbagai transformasi dan
modernisasi dalam operasionalnya untuk tetap relevan dengan
kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi. Saat ini,
Pegadaian terus berupaya memberikan layanan yang terbaik dan
berkomitmen untuk membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan finansial mereka dengan solusi yang aman, cepat, dan
terpercaya.

2.1.2 Kegiatan perusahaan/mekanisme tata cara kerja

7
Ketika ada orang gadai sistemnya cuma butuh KTP orang
yang akan menggadaikan barangnya beserta barang yang akan
digadaikan. Setelah itu langsung menuju ke meja CS, dicatat di
formular aplikasi pengajuan gadai, lalu barang dan formular tadi
diserahkan ke bagian penafsir. Penafsir adalah bagian untuk
menafsir barang yang akan digadaikan seperti dapat berapa
gramnya, tafsirannya berapa. Ketika barangnya keluar, otomatis
akan keluar nominalnya berapa orang akan dapat gadainya. Setelah
itu orangnya dipanggil maju ke penafsir, misalkan dapatnya
Rp.5.000.000 orangnya ambil Rp.5.000.000 nanti orangnya tinggal
ambil uangnya saja di kasir.

Untuk barang yang diterima untuk digadai itu ada perhiasan


emas, mencakup emas putih ataupun emas yang kuning juga bisa,
terus juga barang elektronik seperti televisi, kipas angin juga bisa
ataupun kendaraan mobil, sepeda motor juga bisa untuk
digadaikan. Khusus gadai mobil harus cek fisik dulu ke samsat dan
biayanya ditanggung nasabah. Kalau gadai kendaraan yang dibawa
KTP, BPKB, dan STNK, sedangkan untuk perhiasan tidak usah
suratnya tidak apa-apa cukup KTP sama barangnya perhiasan itu.
Meskipun kayak televisi dan kipas angin juga sama tidak pakai
surat pembelian, cukup pakai KTP. Untuk daftar haji tanpa survei
hanya melengkapi persyaratan saja, lalu diproses dan langsung
terdaftar di kementerian agama.

2.1.3 Prinsip Kegiatan Operasional

Untuk Standart Operasional masing-masing jabatan ataupun


individu ada tersendiri. Misalnya Customer Relationship Officer
harus melayani nasabah dengan ramah senyum, Marketing Officer
tugasnya delegasi diluar seperti ada pertemuan dengan instansi-
instansi (PEMDA, Sekolah, dan lain-lain) cara memperkenalkan

8
produk pegadaian ke masyarakat. Selain itu pegadaian adalah
lembaga jasa keuangan yang memberikan fasilitas pembiayaan
dengan jaminan gadai kepada masyarakat. Prinsip operasional
Pegadaian adalah "amanah", "terpercaya", "transparan", dan
"berkelanjutan". Pegadaian berkomitmen untuk memberikan
layanan yang aman dan terpercaya dalam memberikan solusi
keuangan yang cepat dan efektif kepada nasabahnya. Pegadaian
juga berupaya untuk memberikan transparansi dalam hal informasi
mengenai produk dan layanan yang mereka tawarkan, serta dalam
melaksanakan proses gadai secara terbuka dan jujur. Selain itu,
Pegadaian juga berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan dengan
memperhatikan aspek lingkungan dan sosial dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya.

2.1.4 Produk yang ditawarkan di Pegadaian

Produk pegadaian dibagi menjadi dua :

a. Produk Gadai
 Gadai Kredit Cepat Aman (KCA)
 Gadai Krasida berbulanan
 Arum Haji atau daftar haji
 Cicilan Mulia atau beli emas antam dengan system
angsuran atau nyicil
 Emas
 Peralatan elektronik
 Kendaraan seperti mobil ataupun sepeda motor
b. Produk Non-Gadai
 Pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa jaminan
dan juga ada yang namanya pinjaman kreasi dengan
jaminan

9
 Multiguna khusus untuk guru, karyawan, PNS,
pegawai kalau pinjam
 Fleksi untuk para petani
 RTT pakai sertifikat, seperti sertifikat rumah ataupun
tanah
 Tabungan Emas dimulai dari SMP SMA bisa
 Amanah untuk cicil kendaraan bisa kendaraan baru
bisa kendaraan bekas dengan bunga hanya 0,9%
tidak sampai 1%.

2.1.5 Hambatan yang ditemui selama pelayanan

Hambatan selama pelayanan yaitu:

1. Ada orang yang mau menggadaikan barangnya tetapi tidak


membawa KTP dan terkadang membawa identitas lain
seperti SIM atau Kartu Keluarga yang di foto di handphone.
Itu tidak bisa diterima soalnya yang dibutuhkan itu KTP
karena nanti di formulir belakangnya belakangnya harus
dilampirkan fotocopy KTP.
2. Orang mau gadai itu yang datang bukan orang aslinya,
misalkan barang yang dibawa milik ibunya tetapi yang
datang untuk menggadaikan adik ibunya bawa KTP ibunya,
itu tidak bisa harus orang aslinya yang menggadaikan.
Karena di pegadaian tidak boleh di wakilkan entah itu
keluarganya ataupun saudaranya tidak boleh di wakilkan.
2.2 Lembaga Pembiayaan / Leasing

2.2.1 Profil Perusahaan

Bussan Auto Finance (BAF) adalah perusahaan pembiayaan


otomotif yang beroperasi di Indonesia. BAF didirikan pada tahun
1997 sebagai perusahaan patungan antara PT. Bank Bussan

10
Indonesia Tbk dan Yamaha Motor Co., Ltd., perusahaan
manufaktur sepeda motor terkemuka di dunia. BAF didirikan
dengan visi untuk menjadi perusahaan pembiayaan otomotif
terpercaya di Indonesia, yang menyediakan solusi pembiayaan
yang inovatif dan komprehensif bagi konsumen dan dealer
otomotif.

2.2.2 Mekanisme Tata Kerja

1. Pengajuan Aplikasi: Calon nasabah mengajukan


aplikasi pembiayaan kepada Bussan Auto Finance.
Pengajuan ini dapat dilakukan melalui cabang atau
dealer yang bekerja sama dengan Bussan Auto
Finance.
2. Verifikasi Dokumen: Bussan Auto Finance akan
melakukan verifikasi dokumen yang diajukan oleh
calon nasabah, seperti identitas, slip gaji, dan
dokumen kepemilikan kendaraan yang akan dibiayai.
3. Penilaian Kredit: Bussan Auto Finance akan
melakukan penilaian kredit terhadap calon nasabah
berdasarkan data yang diajukan dan analisis terhadap
risiko kredit. Proses penilaian ini melibatkan
pengecekan histori kredit, kemampuan bayar, dan
profil risiko calon nasabah.
4. Persetujuan Pembiayaan: Jika pengajuan pembiayaan
disetujui, Bussan Auto Finance akan memberikan
persetujuan pembiayaan kepada calon nasabah, yang
berisi informasi tentang besaran pembiayaan, suku
bunga, tenor, dan ketentuan lainnya.
5. Penandatanganan Kontrak: Setelah persetujuan
pembiayaan diberikan, calon nasabah dan Bussan

11
Auto Finance akan menandatangani kontrak
pembiayaan yang berisi perjanjian antara kedua
belah pihak, termasuk ketentuan mengenai
pembayaran angsuran, biaya-biaya, dan hak serta
kewajiban masing-masing pihak.
6. Pencairan Pembiayaan: Setelah kontrak pembiayaan
ditandatangani, Bussan Auto Finance akan
melakukan pencairan pembiayaan kepada dealer atau
penjual kendaraan yang telah disepakati. Pencairan
pembiayaan ini akan digunakan untuk membayar
harga kendaraan kepada dealer atau penjual.
7. Pelunasan Pembiayaan: Calon nasabah akan
melunasi pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang
telah disepakati dalam kontrak, seperti pembayaran
angsuran rutin setiap bulan. Pelunasan pembiayaan
dapat dilakukan melalui transfer bank atau
pembayaran tunai ke kantor Bussan Auto Finance
atau mitra pembayaran yang telah ditentukan.
8. Layanan Pelanggan: Selama masa pembiayaan, calon
nasabah dapat menghubungi layanan pelanggan
Bussan Auto Finance untuk mendapatkan informasi
atau bantuan terkait pembiayaan, termasuk
perubahan data pribadi, restrukturisasi, atau
pengajuan pelunasan dini.

2.2.3 Prinsip Operasional

Prinsip kegiatan operasional Bussan Auto Finance melibatkan


beberapa aspek, antara lain:

 Keberlanjutan: Bussan Auto Finance berkomitmen untuk


menjalankan kegiatan operasional secara berkelanjutan,

12
dengan memastikan keberlanjutan dalam pemberian
pembiayaan kendaraan secara profesional dan bertanggung
jawab.
 Kepercayaan: Bussan Auto Finance berprinsip untuk
membangun kepercayaan dengan para nasabah, mitra bisnis,
serta pemangku kepentingan lainnya melalui pelayanan yang
baik, transparansi, dan integritas dalam setiap aspek
operasionalnya.
 Kepuasan Nasabah: Bussan Auto Finance menjadikan
kepuasan nasabah sebagai prioritas utama dalam setiap
kegiatan operasionalnya, dengan memberikan layanan yang
cepat, efisien, dan berkualitas, serta mengutamakan
kebutuhan dan kepentingan nasabah dalam pengambilan
keputusan.
 Kepatuhan: Bussan Auto Finance berkomitmen untuk
beroperasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, serta mengikuti prinsip-prinsip tata kelola yang
baik, termasuk etika bisnis, integritas, dan peraturan internal
perusahaan.
 Inovasi: Bussan Auto Finance mengedepankan inovasi dalam
setiap aspek operasionalnya, termasuk dalam pengembangan
produk, proses, dan teknologi, guna terus meningkatkan
kualitas layanan, efisiensi, dan efektivitas operasional.
 Keberagaman: Bussan Auto Finance menghargai dan
menghormati keberagaman dalam tim kerja dan dalam
layanan kepada nasabah, serta berkomitmen untuk
memberikan kesempatan yang adil dan setara bagi seluruh
anggota tim kerja tanpa memandang perbedaan jenis kelamin,
suku bangsa, agama, atau latar belakang lainnya.

13
 Pengelolaan Risiko: Bussan Auto Finance melibatkan
pengelolaan risiko yang baik dalam kegiatan operasionalnya,
dengan melakukan identifikasi, penilaian, pengendalian, dan
mitigasi risiko secara berkelanjutan untuk menjaga
keberlanjutan dan keberhasilan operasional perusahaan.

2.2.4 Produk Yang Ditawarkan

Bussan Auto Finance (BAF) adalah perusahaan pembiayaan yang


berfokus pada pembiayaan kendaraan bermotor di Indonesia.
Beberapa produk yang ditawarkan oleh Bussan Auto Finance antara
lain:

 Pembiayaan Mobil Baru: BAF menyediakan pembiayaan


untuk pembelian mobil baru, baik untuk individu maupun
perusahaan, dengan beragam pilihan tenor dan suku bunga
yang kompetitif.
 Pembiayaan Mobil Bekas: BAF juga memberikan
pembiayaan untuk pembelian mobil bekas, baik mobil bekas
yang dijual oleh dealer maupun dari individu, dengan proses
yang cepat dan mudah.
 Pembiayaan Motor Baru: BAF menyediakan pembiayaan
untuk pembelian motor baru dengan berbagai merek dan tipe,
serta tenor yang fleksibel sesuai kebutuhan konsumen.
 Pembiayaan Motor Bekas: BAF memberikan pembiayaan
untuk pembelian motor bekas dengan proses yang mudah dan
cepat, serta pilihan tenor yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen.
 Asuransi Kendaraan: BAF juga menawarkan produk asuransi
kendaraan, seperti asuransi kendaraan bermotor dan asuransi
kredit pembiayaan, untuk melindungi kendaraan dan investasi
Anda.

14
 Refinancing Kendaraan: BAF juga menyediakan layanan
refinancing kendaraan, yaitu menggantikan pembiayaan
kendaraan yang sudah ada dengan pembiayaan baru yang
lebih menguntungkan, seperti dengan suku bunga yang lebih
rendah atau tenor yang lebih panjang.

2.2.5 Hambatan yang Ditemui

Beberapa hambatan yang mungkin dihadapi oleh Bussan Auto


Finance antara lain:

 Persaingan yang Ketat: Industri pembiayaan kendaraan


bermotor di Indonesia sangat kompetitif, dengan banyak
perusahaan pembiayaan yang beroperasi di pasar yang
sama. Persaingan yang ketat dapat menjadi hambatan bagi
BAF untuk memperoleh pangsa pasar yang cukup besar dan
menarik minat konsumen.
 Regulasi dan Kebijakan Pemerintah: Perubahan regulasi dan
kebijakan pemerintah, termasuk peraturan terkait sektor
keuangan dan pembiayaan, dapat mempengaruhi
operasional BAF. Ketidakpastian regulasi dan perubahan
kebijakan dapat mempengaruhi strategi bisnis, proses
operasional, dan kelayakan usaha BAF.
 Risiko Kredit dan Pengelolaan Risiko: Sebagai perusahaan
pembiayaan, BAF berhadapan dengan risiko kredit, seperti
risiko kualitas kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar.
Pengelolaan risiko yang efektif menjadi penting bagi BAF
untuk menjaga kualitas portofolio pembiayaannya dan
menghadapi potensi risiko yang dapat mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan.
 Ketergantungan pada Pasar Otomotif: Kinerja BAF dapat
dipengaruhi oleh kondisi pasar otomotif di Indonesia,

15
termasuk permintaan kendaraan bermotor, perubahan tren
konsumen, dan fluktuasi harga kendaraan. Perubahan dalam
pasar otomotif dapat mempengaruhi volume pembiayaan
yang diberikan oleh BAF dan berdampak pada hasil
keuangan perusahaan.
 Kualitas Data Konsumen: Kualitas data konsumen yang
kurang akurat atau tidak lengkap dapat menjadi hambatan
dalam proses penilaian kredit dan pengambilan keputusan
pembiayaan. Ketidakakuratan data konsumen dapat
berdampak pada risiko kredit dan pengelolaan risiko yang
efektif bagi BAF.
 Perubahan Perilaku Konsumen: Perubahan perilaku
konsumen dalam memilih dan menggunakan pembiayaan
kendaraan bermotor, termasuk perubahan preferensi dan
kebiasaan pembelian, dapat mempengaruhi permintaan dan
kebijakan produk BAF. BAF perlu terus beradaptasi dengan
perubahan ini untuk tetap relevan dan memenuhi kebutuhan
konsumen.

2.3 Dana Pensiun


2.3.1 Profil Perusahaan
BPJS Ketenagakerjaan Indonesia didirikan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang mulai berlaku pada
1 Juli 2015. BPJS Ketenagakerjaan merupakan hasil
penggabungan dari dua lembaga sebelumnya, yaitu Jamsostek
(Jaminan Sosial Tenaga Kerja) dan Askes (Asuransi Kesehatan)
yang berfungsi untuk memberikan perlindungan kepada pekerja
dan keluarganya terkait risiko ketenagakerjaan.BPJS

16
Ketenagakerjaan Indonesia memberikan pelayanan kepada
peserta dalam bentuk
pembiayaan kesehatan, perlindungan jaminan kecelakaan kerja,
dan penyelenggaraan program pensiun yang bertujuan untuk
memberikan jaminan sosial yang layak bagi pekerja dan
keluarganya.BPJS Ketenagakerjaan dalam pelayanan program
pensiun bertanggung jawab dalam mengelola dana pensiun bagi
peserta yang merupakan pekerja yang telah menjadi peserta
program BPJS Ketenagakerjaan, yang mencakup pengumpulan
dana, investasi dana, dan pembayaran manfaat pensiun kepada
peserta.
2.3.2 Mekanisme Tata Kerja Perusahaan
BPJS Ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan) adalah lembaga yang bertanggung
jawab untuk mengelola program jaminan pensiun bagi pekerja
di Indonesia. Berikut adalah mekanisme tata kerja klaim dana
pensiun BPJS di Indonesia:
1. Persiapan Dokumen: Peserta pensiun BPJS harus
mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk
mengajukan klaim pensiun. Dokumen tersebut meliputi
identitas diri, seperti kartu tanda penduduk (KTP), nomor
pokok wajib pajak (NPWP), dan kartu keluarga (KK).
Selain itu, dokumen yang berkaitan dengan status pekerjaan
dan riwayat kerja, seperti surat keputusan pengangkatan
kerja, surat pengunduran diri, surat keterangan bekerja, dan
surat 2keterangan penghasilan, juga harus disiapkan.
2. Pengajuan Klaim: Setelah dokumen persiapan selesai,
peserta pensiun BPJS harus mengajukan klaim pensiun ke
BPJS Ketenagakerjaan. Pengajuan klaim dapat dilakukan
secara online melalui portal resmi BPJS Ketenagakerjaan

17
atau datang langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan
terdekat.
3. Verifikasi Dokumen: BPJS Ketenagakerjaan akan
melakukan verifikasi terhadap dokumen-dokumen yang
diajukan oleh peserta pensiun. Verifikasi ini meliputi
pengecekan kelengkapan dokumen, keabsahan dokumen,
dan kesesuaian dokumen dengan ketentuan yang berlaku.
4. Penilaian Hak: Setelah dokumen-dokumen diverifikasi,
BPJS Ketenagakerjaan akan melakukan penilaian hak
peserta pensiun. Penilaian ini melibatkan perhitungan
jumlah dana pensiun yang akan diterima oleh peserta
pensiun berdasarkan ketentuan yang berlaku, seperti masa
kerja, besaran upah terakhir, dan masa pensiun yang
diambil.
5. Pengumuman Hasil Penilaian: BPJS Ketenagakerjaan akan
mengumumkan hasil penilaian hak kepada peserta pensiun.
Pengumuman ini dapat dilakukan secara tertulis atau
melalui portal resmi BPJS Ketenagakerjaan.
6. Pencairan Dana: Jika hasil penilaian hak dinyatakan
memenuhi syarat, BPJS Ketenagakerjaan akan melakukan
pencairan dana pensiun kepada peserta pensiun. Dana
pensiun dapat dicairkan melalui transfer bank atau dapat
ditarik langsung di kantor BPJS Ketenagakerjaan terdekat
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7. Tindak Lanjut: Peserta pensiun BPJS harus memantau status
klaim mereka dan melakukan tindak lanjut jika ada
permasalahan atau kelengkapan dokumen yang diminta oleh
BPJS Ketenagakerjaan. Jika terjadi perselisihan atau
keluhan terkait klaim pensiun, peserta pensiun dapat

18
mengajukan gugatan atau keluhan ke BPJS Ketenagakerjaan
atau lembaga yang berwenang.
2.3.3 Prinsip Operasional
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) beroperasi
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Kepesertaan wajib dan sukarela: Kepesertaan wajib
diberlakukan untuk seluruh pekerja yang memiliki
penghasilan atau upah dan kepesertaan sukarela untuk
masyarakat umum yang ingin mendapatkan perlindungan
jaminan sosial.
 Iuran berdasarkan kemampuan: Besarnya iuran yang
harus dibayarkan oleh peserta BPJS ditentukan
berdasarkan kemampuan ekonomi masing-masing
individu atau keluarga.
 Diversifikasi produk jaminan sosial: BPJS menyediakan
beberapa jenis produk jaminan sosial, seperti jaminan
kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan pensiun,
dan lain sebagainya. Peserta bebas memilih produk yang
sesuai dengan kebutuhan mereka.
 Pelayanan prima: BPJS juga berkomitmen untuk
memberikan pelayanan yang prima dan memuaskan bagi
para peserta, seperti pelayanan cepat, akurat, dan
responsif.
 Transparansi dan akuntabilitas: BPJS menerapkan prinsip
transparansi dan akuntabilitas dalam setiap kegiatan
operasionalnya, sehingga peserta dapat memahami
seluruh unsur-unsur yang terlibat dalam pembayaran
iuran dan klaim jaminan sosial.
 Kemitraan dengan pihak lain: BPJS menjalin kemitraan
dengan pihak lain, seperti rumah sakit, apotek, dan dokter

19
spesialis, untuk memperluas jaringan layanan yang
tersedia bagi para peserta.
2.3.4 Produk yang Ditawarkan
BPJS merupakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
yang menawarkan program jaminan kesehatan dan jaminan
sosial. Program jaminan kesehatan dikenal sebagai BPJS
Kesehatan dan mencakup pelayanan kesehatan seperti rawat
jalan, rawat inap, persalinan, obat-obatan dan beberapa jenis
operasi. Sedangkan program jaminan sosial, atau BPJS
Ketenagakerjaan, mencakup jaminan hari tua, jaminan kematian,
jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan pensiun.
2.3.5 Hambatan

Hambatan yang ditemui di BPJS antara lain:

 Kapasitas dan kualitas pelayanan kesehatan yang terbatas


di beberapa daerah.
 Tingginya biaya pelayanan kesehatan yang membuat
BPJS harus membatasi jenis dan jumlah pelayanan yang
dapat ditanggung.
 Kesulitan dalam mengelola keuangan BPJS karena
adanya hutang tunda dari peserta BPJS.
 Adanya pemboikotan dari sejumlah rumah sakit yang
menolak membayar klaim BPJS.
 Pengelolaan data yang belum maksimal sehingga sering
terjadi kesalahan dalam penghitungan klaim.
 Koordinasi yang belum optimal antara BPJS dengan
sejumlah pihak terkait seperti RS, dokter, dan apotek.

20
2.4 Asuransi
2.4.1 Profil Perusahaan
AJB Bumiputera 1912 merupakan satu-satunya perusahaan
asuransi jiwa di Indonesia yang berbentuk badan hukum usaha
bersama/mutual. Usaha bersama Asuransi ini berdiri sejak 1912
dan berkantor pusat di Jakarta. AJB Bumiputera 1912 adalah
perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia. Didirikan 109
tahun yang lalu untuk memenuhi kebutuhan spesifik
masyarakat Indonesia, AJB Bumiputera 1912 telah berkembang
untuk mengikuti perubahan kebutuhan masyarakat. Pendekatan
modern, produk yang beragam, serta teknologi mutakhir yang
ditawarkan didukung oleh nilai-nilai tradisional yang melandasi
pendirian AJB Bumiputera 1912. AJB Bumiputera 1912 telah
merintis industri asuransi jiwa di Indonesia dan hingga saat ini
tetap menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di
Indonesia. AJB Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi
mutual, dimiliki oleh pemegang polis Indonesia, dioperasikan
untuk kepentingan pemegang polis Indonesia, dan dibangun
berdasarkan tiga pilar 'mutualisme', 'idealisme' dan
'profesionalisme'.
2.4.2 Mekanisme Tata Kerja Perusahaan
Mekanisme tata kerja klaim asuransi jiwa Bumiputera di
Indonesia umumnya mengikuti prosedur dan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi serta sesuai dengan
regulasi yang berlaku di bawah pengawasan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Berikut adalah langkah-langkah umum dalam
mekanisme tata kerja klaim asuransi jiwa Bumiputera:
1. Pelaporan Klaim: Pemegang polis atau ahli waris yang
memenuhi syarat harus melaporkan klaim kepada
Bumiputera Life sesegera mungkin setelah terjadinya risiko

21
yang dipertanggungkan, seperti kematian atau cacat tetap
total. Pelaporan klaim dapat dilakukan melalui kantor
cabang Bumiputera Life atau melalui agen asuransi yang
bertanggung jawab atas polis tersebut.
2. Pengumpulan Dokumen: Bumiputera Life akan meminta
pemegang polis atau ahli waris untuk mengumpulkan
dokumen-dokumen yang diperlukan, seperti formulir klaim,
sertifikat polis asli, bukti identitas, surat keterangan
kematian atau cacat tetap total, serta dokumen pendukung
lainnya sesuai dengan ketentuan perusahaan.
3. Evaluasi Klaim: Setelah dokumen-dokumen lengkap
diterima, Bumiputera Life akan melakukan evaluasi
terhadap klaim yang diajukan. Evaluasi klaim meliputi
penilaian terhadap keabsahan klaim, kelayakan klaim
berdasarkan ketentuan polis asuransi, serta penilaian risiko
dan investigasi yang diperlukan.
4. Keputusan Klaim: Bumiputera Life akan mengambil
keputusan mengenai klaim yang diajukan dan memberikan
pemberitahuan tertulis kepada pemegang polis atau ahli
waris mengenai status klaim, baik itu disetujui atau ditolak.
Jika klaim disetujui, Bumiputera Life akan melakukan
pembayaran klaim sesuai dengan ketentuan polis asuransi
dan peraturan yang berlaku.
5. Pelaporan dan Pengawasan: Bumiputera Life wajib
melaporkan klaim yang diajukan kepada OJK sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku. Selain itu, OJK juga
melakukan pengawasan terhadap mekanisme tata kerja
klaim asuransi jiwa Bumiputera serta memastikan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam hal penyelesaian klaim.

22
2.4.3 Prinsip Operasional
Prinsip operasional asuransi adalah sebagai berikut:
 Insurable Interest: Asuransi harus memiliki insurable
interest atau kepentingan yang sah untuk diasuransikan.
Jika tidak ada kepentingan yang sah, pengajuan asuransi
tidak akan diterima.
 Utmost Good Faith: Asuransi harus jujur dan terbuka
dalam memberikan informasi mengenai risiko yang akan
diasuransikan. Hal ini penting untuk menentukan premi
yang tepat dan menentukan risiko yang lebih baik.
 Indemnity: Prinsip ini menjamin bahwa jika terjadi
kerugian, asuransi hanya akan membayar untuk kerugian
yang sebenarnya terjadi dan tidak lebih.
 Subrogation: Asuransi memiliki hak untuk mengambil
tindakan hukum atas nama nasabah untuk memperoleh
ganti rugi dari pihak ketiga yang bertanggung jawab atas
kerugian yang diasuransikan.
 Contribution: Apabila nasabah diasuransikan pada lebih
dari satu polis asuransi, setiap perusahaan asuransi harus
berkontribusi sesuai dengan proporsi premi yang
ditentukan dengan masing-masing perusahaan asuransi.
 Loss minimization: Asuransi harus mengambil tindakan
yang tepat untuk meminimalkan kerugian yang dialami
oleh nasabah saat terjadi risiko yang diasuransikan.
Contohnya, memberikan perintah evakuasi kepada
nasabah pada saat bencana alam terjadi.
 Causa Proxima: Asuransi hanya akan membayar klaim
yang diakibatkan oleh risiko yang diasuransikan. Causa
Proxima adalah istilah yang digunakan untuk
menentukan penyebab kerugian atau klaim.

23
Prinsip-operasional-asuransi ini adalah penting untuk diikuti dan
harus dipegang teguh oleh perusahaan asuransi untuk
memastikan proteksi dan kepercayaan nasabah.
2.4.4 Produk yang Ditawarkan
Beberapa produk yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi
diantaranya adalah:
 Asuransi Jiwa: Melindungi kepala keluarga dari risiko
meninggal dunia atau cacat tetap. Produk asuransi jiwa
juga bermanfaat sebagai investasi jangka panjang.
 Asuransi kesehatan: Melindungi dari biaya medis yang
mahal dan membantu meringankan beban finansial
keluarga saat terkena penyakit.
 Asuransi mobil: Melindungi kendaraan dari kerusakan
atau kehilangan akibat kecelakaan, pencurian, atau
bencana alam.
 Asuransi rumah: Melindungi properti dari risiko
kebakaran, bencana alam, dan pencurian.
 Asuransi perjalanan: Melindungi selama dalam
perjalanan di luar negeri dari kerugian dan risiko
kesehatan.
 Asuransi bisnis: Melindungi bisnis dari risiko yang
berkaitan dengan operasi perusahaan, seperti kecelakaan
kerja, kerusakan properti, dan tanggung jawab hukum.
 Asuransi pensiun: Menyediakan jaminan finansial bagi
pensiunan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
setelah pensiun dari pekerjaan.
2.4.5 Hambatan
Beberapa hambatan yang dapat ditemui di asuransi antara lain:

24
 Premi Mahal: Premi yang dibayarkan oleh nasabah dapat
menjadi hambatan bagi orang yang tidak memiliki
banyak uang.
 Keterbatasan Kepesatan Asuransi: Beberapa jenis
asuransi menawarkan perlindungan yang sangat terbatas,
sehingga tidak memberikan banyak manfaat.
 Klaim ditolak atau terlambat: Terkadang klaim dapat
ditolak atau diabaikan, yang dapat menyebabkan
ketidakadilan bagi nasabah asuransi.
 Beberapa Syarat yang sulit dipenuhi: Beberapa jenis
asuransi mungkin memiliki persyaratan khusus,
contohnya meliputi penyakit tertentu, usia tertentu, atau
profesi tertentu.
 Biaya tambahan: Terkadang, asuransi mungkin memiliki
biaya tambahan yang harus dibayar oleh nasabah selain
dari premi, misalnya biaya administrasi.
 Adanya Jangka Waktu Pengajuan: Terkadang, nasabah
harus menunggu beberapa waktu setelah mengajukan
klaim sebelum klaim tersebut dicairkan, yang dapat
menimbulkan masalah bagi mereka yang membutuhkan
uang segera.
2.5 Lembaga Perusahaan Mikro
2.5.1 Profil Perusahaan

Koperasi Indra Kusuma, lahir di wilayah kabupaten Lumajang


propinsi Jawa Timur, berawal dari komitment beberapa orang untuk
memberi warna pada perekonomian dan dalam upaya membantu
Pemerintah dalam rangka mengembangkan sektor riil khususnya kepada
para pelaku UKM di wilayah kabupaten Lumajang khususnya dan wilayah
propinsi Jawa Timur ke depannya. Berawal dari komitment beberapa orang

25
untuk menggairahkan sektor riil dan memberikan layanan kepada
pengusaha kecil (UKM), maka lahirlah Koperasi Serba Usaha Indra
Kusuma yang beralamat di Jl. PB. Sudirman 124 Lumajang telp. 0334 882
602.

2.5.2 Mekanisme Tata Kerja Perusahaan


Berikut adalah mekanisme tata kerja klaim simpan pinjam di
KIK (Koperasi Indra Kusuma) Lumajang, Indonesia:
1. Pengajuan Klaim: Anggota KIK Lumajang yang ingin
mengajukan klaim simpan pinjam harus mengisi formulir
klaim yang telah disediakan oleh koperasi. Formulir
tersebut biasanya memuat informasi mengenai data pribadi
anggota, rincian klaim yang diajukan, seperti jumlah
pinjaman yang dilunasi atau bunga yang dibayarkan, serta
dokumen pendukung yang relevan, seperti bukti
pembayaran atau dokumen kontrak pinjaman.
2. Verifikasi Dokumen: Setelah formulir klaim diajukan, pihak
KIK Lumajang akan melakukan verifikasi terhadap
dokumen yang telah diajukan oleh anggota. Tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa klaim yang diajukan sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh koperasi,
serta untuk memeriksa keabsahan dokumen-dokumen yang
diberikan.
3. Penilaian Klaim: Setelah dokumen diverifikasi, KIK
Lumajang akan melakukan penilaian terhadap klaim simpan
pinjam yang diajukan. Penilaian ini melibatkan pemeriksaan
terhadap data atau informasi yang ada di sistem internal
koperasi, seperti catatan pinjaman dan pembayaran anggota,
serta perbandingan dengan informasi yang diberikan oleh
anggota.

26
4. Keputusan Klaim: Setelah penilaian selesai, KIK Lumajang
akan mengambil keputusan terkait klaim simpan pinjam
yang diajukan. Keputusan tersebut bisa berupa persetujuan
klaim, penolakan klaim, atau permintaan informasi atau
dokumen tambahan kepada anggota. Keputusan tersebut
akan disampaikan secara tertulis kepada anggota yang
mengajukan klaim.
5. Pembayaran Klaim: Jika klaim disetujui, KIK Lumajang
akan melakukan pembayaran kepada anggota sesuai dengan
jumlah klaim yang diajukan dan persyaratan yang telah
ditetapkan. Pembayaran akan dilakukan dalam bentuk
transfer bank, cek, atau cara lain yang telah disepakati
sebelumnya antara anggota dan koperasi.
6. Pengajuan Banding: Jika klaim ditolak, anggota berhak
untuk mengajukan banding. Proses banding biasanya
melibatkan pengajuan permohonan banding secara tertulis
kepada pihak yang berwenang di koperasi, yang akan
melakukan peninjauan ulang terhadap klaim yang diajukan
dan mengambil keputusan akhir.
2.5.3 Prinsip operasional
Prinsip perusahaan mikro antara lain:
 Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Prinsip ini mengandung arti bahwa untuk menjadi
anggota koperasi, seseorang tidak oleh dipaksa,
melainkan atas dasar kesadaran dan keinginan sendiri.
Selain itu, bersifat sukarela juga berarti bahwa seorang
anggota dapat mengundurkan diri dari koperasi sesuai
dengan syarat yang telah ditentukan. Sementara itu,
bersifat terbuka bermakna bahwa dalam keanggotaan
koperasi tidak ada dilakukan pembatasan atau

27
diskriminasi dalam bentuk apapun. Keanggotaan koperasi
terbuka bagi siapa saja yang memenuhi syarat.
 Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Prinsip ini mengandung arti bahwa pengelolaan koperasi
dilakukan atas kehendak dan keputusan anggota. Setiap
anggota menjadi pemegang dan pelaksana kekuasaan
tertinggi dalam koperasi. Prinsip ini didasarkan pada
kesamaan hak suara bagi setiap anggota dalam mengelola
koperasi. Pemilihan para pengelola koperasi dilakukan
oleh seluruh anggota saat rapat. Setiap anggota memiliki
hak yang sama untuk memilih dan dipilih menjadi
anggota.
 Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan
jasa usaha anggota
Sisa hasil usaha atau SHU merupakan keuntungan yang
diperolah oleh koperasi. Adapun makna dari prinsip ini,
yaitu bahwa koperasi bukanlah badan usaha kapitalis
sehingga SHU yang dibagi kepada anggota bukan
berdasarkan modal anggota tersebut melainkan kontribusi
jasa usaha yang ia berikan kepada koperasi. Dengan
begitu, semakin banyak seorang anggota melakukan
transaksi jual beli dengan koperasi, maka semakin besar
SHU yang diterima.
 Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Prinsip ini menegaskan bahwa fungsi modal dalam
koperasi bukan sekadar untuk mencari keuntungan,
namun digunakan juga untuk kemanfaatan anggota.
Dalam koperasi, pada dasarnya, modal digunakan untuk
melayani anggota dan masyarakat sekitarnya dengan
mengutamakan pelayanan bagi anggota. Oleh karena itu,

28
balas jasa terhadap modal yang diberikan anggota tidak
hanya didasarkan pada besarnya modal yang diberikan.
Pemberian balas jasa atas modal yang ditanamkan pada
koperasi akan disesuaikan dengan kemampuan yang
dimiliki koperasi.
 Kemandirian
Prinsip ini berarti bahwa koperasi harus mampu berdiri
sendiri dalam hal pengambilan keputusan usaha dan
organisasi. Agar koperasi dapat mandiri, peran serta
anggota sebagai pemilik sebagai pengguna jasa sangat
menentukan. Pada hakikatnya, prinsip ini merupakan
faktor pendorong bagi koperasi untuk meningkatkan
keyakinan akan kekuatan sendiri dalam mencapai tujuan.
 Pendidikan perkoperasian
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat
penting dalam memajukan koperasinya. Dengan kualitas
SDM yang baik, cita-cita dan tujuan koperasi dapat
diwujudkan. Pendidikan perkoperasian menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam mewujudkan kehidupan
berkoperasi agar sesuai dengan jati dirinya. Melalui
pendidikan, anggota disiapkan dan dibentuk untuk
menjadi anggota yang memahami serta menghayati nilai
dan prinsip, serta praktik koperasi.
 Kerja sama antarkoperasi
Kerja sama antara koperasi dimaksudkan untuk saling
memanfaatkan kelebihan dan menghilangkan kelemahan
masing-masing sehingga dapat mencapai hasil akhir yang
maksimal. Banyak keuntungan yang didapatkan jika
kerja sama antara koperasi berjalan dengan baik,
misalnya kerja sama dalam promosi hasil produksi

29
anggota koperasi, kerja sama dalam penetrasi pasar, dan
lain-lain.
2.5.4 Produk Yang Ditawarkan
Salah satu unit usaha potensial yang dimiliki oleh Koperasi
Indra Kusuma, adalah unit simpan pinjam yang khusus melayani
anggota koperasi dengan produk sebagai berikut :
 Simpanan Tabungan : Layaknya tabungan seperti biasa,
anggota dapat bebas menyimpan dan mengambilo
simpanannya sewaktu-waktu. Anggota penyimpan akan
diberikan jasa sesuai jasa yang telah disepakati bersama.
 Simpanan Berjangka : Simpanan berjangka yang dapat
dipilih sendiri oleh anggota berapa lama mau menyimpan
dananya di Koperasi, dengan dasar pilihan : 1 bulan, 3
bulan, 6 bungan dan 12 bulan. Anggota penyimpan akan
diberikan jasa sesuai jasa yang telah disepakati bersama.
 Pinjaman Modal Kerja (Angsuran) : Diperuntukkan bagi
anggota yang mempunyai usaha dengan kategori
penghasilan rutin, seperti pedagang dan sebagainya.
Angsuran pinjaman dilakukan dengan membayar Pokok
dan Jasanya setiap bulan secara tetap (Flat). Anggota
peminjam diwajibkan menyerahkan agunan berupa
BPKB kendaraan bermotor atau Sertifikat Hak Milik
sebagai jaminan.
 Pinjaman Modal Kerja (Musiman) : Diperuntukkan bagi
anggota yang mempunyai usaha bidang pertanian atau
yang berpenghasilan musiman. Setiap bulan anggota
peminjam hanya diwajibkan membayar jasa nya saja,
sedangkan pokok pinjaman akan dibayarkan ketika masa
panen. Untuk mendapatkan layanan ini anggota

30
diwajibkan menyerahkan agunan berupa BPKB knaraan
bermotor atau Sertifikat Hak Milik sebgai jaminan.
 Pinjaman Instan Keemasan : Mengakomodasi anggota
yang membutuhkan pinjaman dana cepat tetapi tidak
mempunyai agunan yang di syaratkan. Layanan ini di
design instan tanpa proses survey kelayakan usaha dan
diproses secara cepat. Anggota hanya menjaminkan
perhiasan emas yang dipunyai dengan system gadai.
 Pinjaman Profsi : Diperuntukkan anggota yang berstatus
sebagai karyawan/Pegawai baik swasta maupun PNS,
dalam memenuhi kebutuhan keuangan yang mendesak.
Anggota tidak diwajibkan menyerahkan agunan fisik,
Angsuran dilakukan system potong gaji otomatis dari
instansi tempat anggota bekerja, sehingga menjamin
ketepatan angsuran dan membantu anggota
merencanakan anggaran keuangannya.
2.5.5 Hambatan
Ada beberapa hambatan yang sering dihadapi oleh perusahaan
mikro. Beberapa diantaranya adalah:
 Keterbatasan Sumber Daya: Perusahaan mikro seringkali
memiliki keterbatasan sumber daya baik dari segi tenaga
kerja, finansial, maupun aset fisik yang dimiliki.
 Persaingan yang Ketat: Karena ukurannya yang kecil,
perusahaan mikro harus bersaing dengan perusahaan
besar dan kurangnya akses ke pasar dan pelanggan.
 Regulasi yang Ketat: Perusahaan mikro seringkali
berhadapan dengan regulasi yang ketat, yang
membutuhkan biaya dan waktu untuk memenuhi
persyaratan hukum.

31
 Teknologi yang terbatas: Keterbatasan teknologi dan
infrastruktur merupakan hambatan yang sering dihadapi
oleh perusahaan mikro dalam meningkatkan
produktivitas dan daya saing.
 Outsourcing: Beberapa perusahaan mikro menghadapi
kendala dalam outsourcing karena kurangnya modal dan
keahlian dalam mengelola outsourcing.

32
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lembaga keuangan Non Bank adalah semua badan yang melakukan


kegiatan di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung
menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan
menyalurkan dalam masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.
Lembaga keuangan non bank terdiri dari beberapa jenis, yaitu pasar modal, pasar
uang, perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan modal ventura, lembaga
pembiayaan.

Jika Indonesia ingin mengembalikan perekonomiannya pada keadaan yang


lebih baik, Negara harus concern pada perbaikan sector keuangan atau sector
perbankan. Bank Indonesia harus dapat mengembalikan fungsi bank sebagai
intermediasi disektor riil, dan mengurangi setinggi mungkin transaksi-transaksi
yang sifatnya spekulatif di pasar keuangan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk
antisipasi resiko.

3.2 Dokumentasi

33
34
DAFTAR PUSTAKA

 https://koperasiindrakusuma.blogspot.com/2008/
 https://nasional.kompas.com/read/2022/11/26/01000091/prinsip-
prinsip-koperasi-di-indonesia
 https://www.baf.id/?utm_source=SEM-
LVRT&utm_medium=cpc&utm_campaign=sem-ds-
aon&utm_term=baf&gclid=CjwKCAjw3POhBhBQEiwAqTCuBhCw
8sOl_0SR93wsTwsKU2GIxdj3IoO8_VWak3NTnOQCBSEbfJGqSRo
CXxsQAvD_BwE

35

Anda mungkin juga menyukai