Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMAN RISIKO

ANALISIS RISIKO PADA FILM INSIDE JOB (2010)

OLEH:
VIDYA GUSFARINDA
RISKI KURNIAWAN
RAMA ANDRIANSA
NURIAWANI URFIA
MOHAMMAD ALFIAN
CHELSY YOLANDA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Analisis Risiko Pada Film Inside
Job (2010) ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Risiko. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Analisis Risiko bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan
makalah ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Penulis menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tanjungpinang, 04 Januari 2021

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Resensi Film...................................................................................................................2
B. Analisis Risiko yang akan dihadapi................................................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen risiko adalah segala proses kegiatan yang dilakukan semata untuk
meminimalkan bahkan mencegah terjadinya risiko perusahaan. Di dalamnya ada
kegiatan identifikasi, perencanaan, strategi, tindakan, pengawasan dan evaluasi
terhadap hal-hal negatif yang kemungkinan akan menimpa usaha. Bisa dibilang juga
jenis manajemen ini adalah satu metode untuk mencegah perusahaan mengalami
masalah. Seperti kolaps, kerugian yang besar, gulung tikar, dijauhi klien dan
semacamnya. Tentu strategi sistematis ini perlu dijalankan terutama untuk pebisnis
pemula.

Penerapan manajemen risiko dan prediksi risiko dapat membantu perusahaan


menghemat pengeluaran sekaligus melindungi masa depan. Sebab rencana
manajemen risiko yang tepat akan membantu perusahaan menetapkan prosedur untuk
menghindari ancaman, meminimalkan dampak negatif, serta mengatasi ancaman
tersebut. Walaupun peluang penghapusan risiko terbilang kecil, strategi penghindaran
risiko dapat dirancang untuk mencegah ancaman semaksimal mungkin. Sehingga
perusahaan bisa menghindari konsekuensi mahal dan mengganggu yang disebabkan
oleh suatu risiko.

Penilaian risiko menjadi hal yang sangat penting yang harus dipahami sebleum
kita dapat memahami tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi risiko
tersebut. Penilaian risiko dapat kita pelajari dengan cara mempertajam pemahaman
ktentang risiko. Dilatar belakangi oleh hal tersebut penulis membuat sebuah makalah
yang memuat analisis risiko dalam sebuah film yang berjudul Inside Job yang rilis
pada 2010.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana analisis risko
yang terdapat dalam film yang berjudul Inside Job yang rilis pada 2010?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana


analisis risko yang terdapat dalam film yang berjudul Inside Job yang rilis pada 2010.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Resensi Film

Mengisahkan tentang kronologi krisis yang terjadi di Amerika Serikat di tahun


2008, film Inside Job yang digarap oleh Charles Ferguson ini memang
menghadirkannya dengan singkat namun lengkap, dan boleh saya katakan menarik.
Adapun di awal film, kita disuguhkan oleh fakta bahwa 40 tahun sejak Depresi Besar,
ekonomi AS telah tumbuh selama 40 tahun tanpa pernah mengalami krisis finansial.
Sejarah menyebutkan bahwa pada saat itu terdapat regulasi yang ketat terhadap
industry finansial. Sebuah perubahan yang saya lihat cukup radikal terjadi di tahun
1982 saat dilakukan deregulasi pada perusahaan-perusahaan di bidang finansial, yang
membuat perusahaan-perusahaan tersebut dengan mudah menginvestasikan dana
deposito yang dimilikinya pada untuk hal-hal yang berisiko tinggi. Benar saja, di
akhir decade tersebut ratusan perusahaan yang bergerak dalam bidang itu tercatat
bangkrut. Deregulasi terus berlanjut hingga beberapa tahun ke depannya dan
merangsang pertumbuhan di sector finansial. Seiring berjalannya waktu hingga tahun
1990 an, sector finansial terkonsolidasi hingga menjadi beberapa perusahaan besar
saja yang apabila di antaranya mengalami masalah, maka akan bisa mempengaruhi
sistem secara keseluruhan. Perusahaan-perusahaan finansial besar tersebut yang juga
menjadi penyebab krisis ini adalah: Goldman Sachs, Morgan Stanley, Lehman
Brothers, Merryl Lynch, dan Bear Stearns. Terkait juga tiga perusahaan asuransi
sekuritas, dan tiga rating agency.

Deregulasi mendorong sector finansial untuk melakukan inovasi finansial dengan


bebas, hingga lahirlah sebuah produk finansial yang menjadi inti dari kisah ini, yakni
derivative. Adapun derivative yang dimaksud ini merupakan himpunan sertifikat
pinjaman yang dijual oleh bank kepada pihak yang selanjutnya disebut investor. Di
film ini saya menangkap terdapat dua pihak yang saling bertentangan dalam
menyikapi inovasi finansial berupa derivatif, yakni pihak yang setuju dan yang tidak
setuju terhadap deregulasi derivatif. Sejak awal rupanya memang derivative
diperkirakan akan cenderung membawa perekonomian ke ketidakstabilan, untuk
itulah muncul wacana dari Commodity Futures Trading Commission(CFTC) untuk
meregulasi ketat perihal derivative ini, namun demikian wacana itu tidak disetujui
oleh sekretaris treasuri Robert E. Rubin, Kepala Federal Reserves Alan Greenspan,
dan Kepala Komisi Sekuritas dan Pertukaran Arthur Levitt melalui pernyataan
gabungan yang menolak rencana regulasi CFTC. Sehingga pada akhirnya, kita bisa
simpulkan bahwa derivative itu tidak diregulasi dengan cukup ketat sehingga
menyebabkan krisis finansial yang akan kita bicarakan di bawah.

2
Berbicara mengenai derivative yang menjadi topic utama dalam kisah ini, kita
perlu membandingkan sistem yang melatarbelakanginya. Jika dulu apabila pihak yang
meminjamkan dana kepada pihak lain akan sangat berhati-hati akan kredibilitas pihak
peminjam, maka sistem baru yang kemudian disebut rantai sekuritisasi ini akan
membuat mereka tidak perlu repot untuk itu, sebab mereka dapat menjual sertifikat
utang kepada bank. Selanjutnya, bank menggabungkan semua sertifikat utang itu
bersama-sama jenis pinjaman lainnya menjadi suatu derivative rumit yang kemudian
disebut collateralized debt obligation(CDO) untuk kemudian dijual kepada investor.
Dalam proses ini, bank juga membayar rating agency untuk menilai kredibilitas CDO
bank, dan anehnya, CDO selalu mendapatkan rating tinggi, yakni AAA. Yang penting
dicatat di sini adalah karena sistem ini, pihak yang meminjamkan dana menjadi tidak
peduli lagi akan kemampuan membayar pihak peminjam, begitu pula dengan bank,
inilah yang disebut-sebut dengan “bom waktu” yang bisa meledakkan gelembung
ekonomi Amerika.

Namun, rupanya bukan hanya itu saja “bom waktu” yang suatu saat dapat
meledak. “Bom waktu” itu tidak lain menjurus pada derivative yang disebut credit
default swap yang dijual perusahaan asuransi AIG dalam jumlah besar. Credit default
swap ini bekerja seperti halnya polis asuransi bagi para investor yang membeli CDA.
Adapun masalahnya adalah para spekulan yang tidak memiliki CDO juga berhak
memiliki credit default swap untuk turut memperoleh keuntungan dari CDO. Di
jangka pendek, AIG memang mampu memperoleh peningkatan keuntungan yang
signifikan, namun bagaimana bila CDO yang dijaminkan itu menjadi “buruk”? Tentu
AIG menghadapi risiko kebangkrutan ini di jangka panjang. Menghadapi situasi
seperti ini, tentu saja banyak pihak yang mengkritik maupun memberi peringatan
kepada bank-bank yang menjamurkan CDO dalam perekonomian, di antaranya adalah
FBI, IMF, dan ekonom-ekonom seperti Raghuram Rajab, Nouriel Rubini, dan Allan
Sloan lewat tulisan-tulisan mereka, namun sepertinya tidak mampu menghentikan
praktik yang sudah berlangsung bertahun-tahun hingga krisis yang dikhawatirkan
benar-benar terjadi.

Mulainya krisis ditandai ketika para lender sudah tidak dapat menjual loan kepada
bank, dank arena loan menjadi “buruk”, para lender pun menjadi bangkrut. Pada 7
September 2008, dua mortgage lender raksasa saat itu, Fanni Mae dan Freddie Mac,
diambil alih oleh bank sentral untuk menyelamatkannya dari kebangkrutan. Pada
tahun ini pun, berturt-turut bank-bank investasi terbesar menghadapi kebangkrutan,
seperti Lehman Brothers, Bear Stearns, tidak luput juga perusahaan asuransi AIG, dan
anehnya, CDO yang dikeluarkan semuanya memiliki rating tinggi(AAA, AA) tidak
lama sebelum mereka benar-benar bangkrut. Kebangkrutan bank-bank besar ini
memberi dampak yang sangat besar, di antaranya adalah tertahannya ribuan atau
bahkan lebih transaksi dan tertahannya aset yang penting. Kejatuhan Lehman
Brothers juga berdampak pada kejatuhan pasar commercial paper, yang sering dipakai
berbagai perusahaan untuk membayar beban operasi mereka, misalnya beban gaji. Di
minggu yang sama, AIG juga mengalami kebangkrutan dan diambil alih oleh

3
pemerintah pada saat itu. Semua krisis ini menjadi penyebab naiknya tingkat
pengangguran di AS dan eropa ke angka 10%, dan tentunya krisis ini juga berdampak
pada dunia secara keseluruhan. Ini bagaikan seluruh dunia “jatuh” bersama-sama dan
ini benar-benar fenomena yang mengerikan.

Adapun setelah bicara mengenai krisis, kita seakan-akan diberitahukan bahwa


keputusan deregulasi sistem finansial, yang mungkin juga merupakan penyebab utama
dari krisis mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk akademisi. Kita
tidak tahu, sudah seberapa pengaruh sistem finansial terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan? Namun seiring berjalannya cerita di film, ilustrasi akan pengaruh
tersebut dihadirkan dengan makin jelas. Dengan gamblang dalam wawancara yang
dilakukan oleh Ferguson kepada beberapa tokoh seperti William C. Dudley, R. Glenn
Hubbard dan Frederic Mishkin yang turut menulis buku teks yang dipakai di
perguruan tinggi atau artikel-artikel ilmiah, kita bisa melihat bahwa ada yang
dinamakan “rekayasa” yang bertujuan memuluskan perumusan suatu kebijakan di
bidang finansial, misalnya seperti deregulasi yang disebutkan tadi. Jika ingin
mengetahui lebih lanjut soal ini, mungkin kita bisa langsung memeriksa buku teks
atau artikel yang bersangkutan, di antaranya adalah artikel berjudul How Capital
Market Enhance Economic Performance oleh Dudley dan Hubbard yang ditulis pada
tahun 2004 saat gelembung ekonomi sedang besar-besarnya atau buku teks Finansial
Stability in Iceland oleh Mishkin yang sebagian isinya tidak sesuai dengan fakta yang
ada yang lebih jelasnya dapat ditonton langsung di film ini. Sebagai penutup film ini,
Ferguson dalam filmnya memaparkan bahwa hingga pertengahan tahun 2010, tidak
satupun eksekutif financial senior maupun perusahaan financial yang dijerat hukum,
baik itu karena penipuan sekuritas ataupun penipuan berkenaan akuntansi perusahaan.
Selain itu juga, bahkan jajaran administrasi yang ditunjuk Obama diisi oleh eksekutif-
eksekutif financial yang kalau kita lihat ke belakang, semuanya sedikit banyak terlibat
dalam penciptaan krisis tahun 2008 lalu seperti Larry Summers, Timothy Geithner
yang merupakan presiden New York Federal Reserves selama periode krisis, atau
Gary Gensler yang merupakan mantan eksekutif Goldman Sachs. Semua itu berarti
meski AS telah bangkit dari krisis, namun perlu diperhatikan bahwa orang-orang atau
institusi-institusi yang menyebabkan hal itu masih berkuasa. Untuk itu saya rasa kita
semua tetap harus memiliki kewaspadaan tinggi dan juga menyusun langkah-langkah
antisipasi yang kongkrit sebaik yang kita bisa untuk menyikapi semua ini.

B. Analisis Risiko yang akan dihadapi

1. Kebijakan luas diregulasi oleh pemerintah Islandia dengan memberikan


perizinan perusahaan multinasional
Diizinkannya perusahaan multinasional beoperasi mengakibatkan beberapa risiko
yang meliputi risiko keuangan dan risiko lingkungan. Risiko keuangan berupa
peamsukan dana investasi dalam jumlah besar terhadap negara yang mengakibatkan

4
tindakan penyelewengan oleh para pemerintah untuk memperkaya diri sendiri dari
hasil investasi oleh perusahaan multinasional tersebut. Risiko lingkungan berupa
kerusakan lingkungan, karena perusahaan multinasional cenderung mengeksploitasi
Sumber daya alam sepeti mineral yang pada pproses eksploitasinya mengakibatkan
kerusakan lingkungan.

2. Pemerintah memprivatisasi 3 bank besar di Islandia


Kebijakan yang dilakukan pemerintah islandia terhadap bank besar tersebut
berdampak pada ketidakterbukaan keuangan tiga bank besar tersebut yang
mengakibatkan tidak adanya perputaran dan pada bank besar tersebut kecuali dana
yang mengalir dari pemerintah yang mengakibatkan bank besar tersebut tidak bisa
melakukan sirkulasi keuangan yang pada akhirnya berdampak pada perkonomian
masyarakat islandia, selain itu privatisasi bank tersebut mempermudah
penyelewengan dana oleh pemerintah islandia.

3. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir bank kecil yang hanya beroperasi di
islandia meminjam uang 120 milyar dolar
Peminjaman uang dalam jumlah besar oleh bank kecil ini tanpa
mempertimbangkan risiko pada pembayaran nantinya, bank kecil ini hanya beroperasi
di wilayah islandia dengan jumlah penduduk yang sedikit yang tidak memungkinkan
membuat sirkulais keuangan yang hanya diharapkan dari penduduk islandia dapat
menjadi cara untuk melakukan pelunasan terhadap hutang yang dilakukan. Risiko
yang dihadapi ialah kebangkrutan yang akan dialami oleh tiga bank kecil tersebut.

4. Pinjaman terbesar oleh Jon Asgeir Johanneson dengan cara meminjam uang
milyaran dolar ke bank kecil
Keberanian bank kecil dalam memberikan pinjaman uang dalam jumlah besar
terhadap seorang pengusaha yang bergerak di bidang properti namun tidak semua
uang tersebut dihabiskan untuk usahanya melainkan untuk kepuasan pribadinya,
mengakibatkan pengusah tersebut membutuhkan uang dalam jumlah besar untuk
mengembalikan pinjaman kepada bank kecil. Pengusaha tersebut mengambil risiko
dengan cara menaikkan hrga properti yang dia jual untuk mendapatkan keuntungan.
Risiko yang ditimbulkan ialah perusaan lain yang bergerak di bidang properti akan
mengikuti cara tersebut sehingga harga properti melambung.

5. Sektor keuangan yang berkonsolidasi menjadi firma-firma besar di akhir tahun


1990
Dengan adanya kebutuhan keuangan yang besar membuat sektor-sektor keuangan
terbesar berkonsolidai dengan tujuan dapat menghasilak suatu kekuatangn keuang
terbesar yang ada di dunia untuk memperoleh keutungan dalam jumlah yang besar
agar dapat semakin memperkuat mereka menjadi badan keuangan. Dikarenakan
konsolidasi tersebut semua sektor keuang besar menyatu menjadi satu, risiko yang
dapat ditimbulkan adalah jika mereka bangkrut makan akan menghancurkan sektor

5
keuangan karena tidak ada lagi sektor keuangan lain yang dapat membantu mereka
sebagai penopang. Bank besar ini juga menghimpun dan nasabah dalam jumlah yang
sangat banyak sehingga mereka dapat mengendalikan sistem perkonomian sesuka hati
mereka.

6. Penerbitan UU Gramm Leach Billey


Dengan disahkannya Gramm - Leach - Bliley Act secara bipartisan , bank
komersial, bank investasi, perusahaan sekuritas, dan perusahaan asuransi diizinkan
untuk melakukan konsolidasi. Selain itu, ia gagal memberikan kepada SEC atau
badan pengatur keuangan lainnya wewenang untuk mengatur perusahaan induk bank
investasi besar. Undang-undang tersebut ditandatangani menjadi undang-undang oleh
Presiden Bill Clinton. Dengan adanya hal tersebut dapat mengakibatkan konsolidasi
antar perusahaan besar yang dapat memberikan risiko terhadap kendali keuangan
yang bisa mereka pegang dan gerakkan sesuai kemauan mereka dan untuk kepentinga
pribadi mereka.

7. Penipuan akuntansi Freddie Mac


Freddie Mac menyingkirkan aturan akuntansi, pengendalian internal, standar
keterbukaan, dan kepercayaan publik dalam mengejar pertumbuhan pendapatan yang
stabil. Selain itu, ia mengatakan, '' manajemen senior dan dewan gagal untuk
membangun dan memelihara sistem pengendalian internal yang memadai. Penipuan
yang dilakuakn oleh Freddie Mac ini berdampak pada terjadinya penipuan atau
rekayasa audit data akuntansi yang menimbukan risiko rekaya akuntansi

8. Bank- bank membantu Enron menutupi Penipuan Denda 385 Juta Dollar
Denda yang dijatuhkan kepada Enron dilunasi dengan bantuan oleh bank. Dengan
adanya hal tersebut dapat menimbulkan risiko ketidakpercayaan terhadap bank
karena membantu hal yang salah demi keuntungan

9. Ledakan produk keuangan dengan berkembangnya teknologi di tahun 1990-an


Perkembangan teknologi pada tahun 1990 an membutuhkan jumlah uang yang
tidak seikit demi menunjang perkembangannya tersebut. Hal tersebut selain
menimbulkan risiko kebutuhan keuangan yang sangat besar juga menimbulkan risiko
terjadinya peralihan sistem keuangan konvensional ke arah teknologi.

10. Suap terhadap pemerintah yang dilakukan oleh J.P Morgan


J.P Morgan melakukan suap terhadap pemerintah untuk memuluskan langkah
bisnisnya. Tindakan yang dilakukan oleh J.P Morgan dapat menimbulakn risiko
hilangnya kepercayaan terhadap pemerintah.

11. Pencucian uang oleh Rigs Bank Untuk diktaktor Chile Augusto Pinochet
Pencucian uang yang dilakukan oleh rigs bank untuk diktaktor chile tersebut
dilakukan sesuai arahan diktaktor tesebut untuk memperlancar keinginannya dalam
memperoleh kendali dalam keuangan chile menimbulkan risiko kerugian keuangan
yang dialami oleh investor di chile.

6
12. Dikembangkannya sekuritas
Perkembangan perusahaan sekuritas yang berperan sebagai perantara antar investor
dengan pasar modal. Dengan pekembangan sekuritas ini dapat menimbulkan
kerumpangan antara dana investor dengan pasar modal

13. Pemberi pinjaman tidak peduli peminjam bisa melunasi pinjamannya atau tidak
Pemberi pinjaman tidak memperhitungkan lagi apakah peminjam dapat
mengembalikan pinjamanya atau tidak, yang dipikirkan adalah bagimana uang
pinjaman tersebut mempengaruhi elektabilitas peminjaman, hal ini dapat
menimbulkan risiko tidak kembalinya pinjaman dan risiko kebangkrutan sang
peminjam.

14. Diberlakukannya pinjaman subprima oleh bank


Peminjaman subrima atau kredit subrima adalah kesempatan kedua yang
diberikan kepada peminjam yang memiliki catatan kredit yang kurang baik dengan
catatan adanya bunga yang lebih besar, hal ini dapat menimbulkan risiko berupa
bunga yang sangat besar bagi peminjam.

15. Rasio pinjaman dan rasio jaminan peminjaman oleh bank yang berbanding
lurus
Rasio pinjaman yang berbanding lurus dengan jaminan dimaksudkan bahwa
jaminan akan menjadi berkali lipat dari pinjaman yang dapat menimbulakn risiko
kerugian berganda jika pinjaman tidak dapat dikembalikan.

16. Keputusan SEC membiarkan bank investasi bertaruh lebih banyak


Keputusan SEC dengan membiarkan bank bertaruh lebih besar terhadap kredit
yang diberikan menimbulkan risiko gagal bayar para peminjam dan juga risiko
kenaikan bunga pinjaman yang harus dikembalikan.

17. Pertukaran kredit gagal oleh AIG


Pertukaran kredit gagal yang terjadi oleh AIG diakibatkan oleh penundaan laoran
keuangan memberikan dampak terhadap perusahaan asuransi terbesar di dunia
tersebut yang menaungi sangat banyak korporat di bawah naungannya. Risiko yang
dapat ditimbulkan adalah risiko bayar obligasi oleh AIG.

18. Insentif bonus besar dalam laba pendek, tanpa penalti


Pemberian isentif bonus besar yang dilakukan oleh perusahaan tanpa penalti
memberikan dampak baik terhadap penerima insentif, namun dengan penggunaan
sistem laba pendek dapat menimbulkan risiko berupa keinginan memperoleh laba
yang lebih besar dengan memfokuskan pada satu sektor yang mengakibatkan tidak
berkembangnya sektor lain.

19. Adu kuat yang terjadi pada perbankan

7
Perbankan semakin ingin menunjukkan eksistensi masing-masing perbankan
meskipun dengn cara saling menjatuhkan antar perbankan. Hal ini dapat menimbukan
risiko perbankan berupa kebangkrutan sebuah bank yang tidak dapat mengcover
tindakan yang telah dilakukan demi memperoleh kekuatan.

20. Tindakan penipuan pinjaman rekayasa


Dengan adanya kemudahan pinjaman yang diberikan oleh setiap bank membuat
semua pihak berlomba lomba untuk melakukan peminjaman imbas dari adanya
kemudahan dalam pengajuan pinjaman. Namun hal tesebut dapat menimbulkan risiko
pinjaman rekayasa yang dilakukan oleh bank untuk memperoleh keuntungan yang
lebih banyak.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Inside Job merupakan film sangat menarik dan bagus yang bercerita tentang
investasi, film dari Charles Ferguson ini mulai ditayangkan pada tahun 2008 silam
melibatkan pihak pihak yang memiliki pengaruh yang sangat kuat didalam
perekonomian Amerika pada saaat itu yang berupa investor, politisi, pekerja sex
komersial, wartawan, dan akademisi. Film ini mbercerita tentang krisis keuangan
global pada tahun 2008, fitur penelitian dan wawancara ekstensif. Film ini fokus
terhadap perubahan dalam industri keuangan pada dekade menjelang krisis , gerakan
politik terhadap deregulasi, dan bagaimana perkembangan perdagangan yang
kompleks seperti pasar derivatif memungkinkan peningkatan yang lebih luas dalam
mengambil resiko pelanggaran peraturan, yang ada difilm untuk dapat mengedalikan
resiko/dampak sistematik.

B. Saran
Film inside job ini sangat baik ditonton untuk menambah pengetahuan tentang
sistem keuangan dunia dan bisa menjadi referesnis dalam pembelajran untuk
menganilisi risiko dan menemukan solusi untuk risiko tersebut. Dalam penulisan
makalah ini diperlukan adanya saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini
kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai