Disusun Oleh:
1. NABILA FEBRIANA MAGHFIROH (06)
2. NIKEN MEYFA AMALIA (13)
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
DAFTAR TABEL...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................
3.3 Prosedur..........................................................................................................
iii
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN ................................................................................
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Gizi per 100 gram biji kemiri
Tabel 3.1 Alat untuk pengolahan minyak biji kemiri menggunakan Ekstraksi
metode Soxhletasi
Tabel 3.3 Alat untuk Pemisahan dan Pemurnian minyak biji kemiri
menggunakan metode Distilasi sederhana
Tabel 3.4 Bahan untuk Pemisahan dan Pemurnian minyak biji kemiri
menggunakan metode Distilasi sederhana
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tanaman Kemiri dan Biji Kemiri
Gambar 3.2 Diagram alir blok proses kerja alat distilasi sederhana
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Produksi kemiri menurut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Kementerian Pertanian menyebutkan produksi kemiri pada tahun 2012
dengan luas area 205.332 hektar dapat mencapai produksi 877.375 ton
(Wijiastuti, 2014). Pada bulan Oktober 2012 nilai ekspor kemiri 1.412.520
dolar AS. Sementara nilai ekspor kemiri pada November 2012 mencapai
1.099.541 dolar AS. Tak heran, kemiri merupakan salah satu komoditas
andalan ekspor Indonesia, karena dari waktu ke waktu neraca perdagangan
komoditas perkebunan hampir selalu mengalami peningkatan (Midian,
2014). Namun, pemanfaatan kemiri di Indonesia masih terbatas pada
penggunaan tradisional seperti bumbu masak dan obat tradisional saja. Pada
penelitian ini bertujuan mengetahui cara membuat minyak kemiri dengan
metode penekanan mekanik, dengan variabel yang diamati semperatur
pemanasan awal dan kecepatan putar ulir.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Kandunga Jumlah
n Gizi Terkandung
Energi 636 kalori
Protein 19 g
Karbohidrat 8g
Lemak 63 g
Kalsium 80 mg
Fosfor 200 mg
Besi 2 mg
Vitamin B 0,06 mg
Air 7g
4
Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Biji Kemiri
5
toksisitas, prosedur obat dan pengobatan harus menekan penggunaan
pelarut dalam proses farmasetis. Penggunaan pelarut juga dapat
mempengaruhi kinetika kristalisasi dan morfologi kristal dari produk
6
mengembunkan uap yang terbentuk akan ditampung dalam wadah yang
terpisah untuk memperoleh destilat.
Proses yang terjadi pada destilasi ini adalah perubahan dua fasa cair
yang menjadi fase uap atau gas dengan pendidihan dan kondensasi
pengembunan, tetapi destilasi bukan merupakan dua urutan proses
penguapan dan kondensasi. Tekanan uap selalu bertambah dengan
kenaikan suhu. Destilasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu destilasi
sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi uap, dan destilasi vakum.
7
Heksana dianggap sebagai molekul yang relatif sederhana. Karena
awalan hex- menunjukkan pelarut ini memiliki enam atom karbon, yang
disertai dengan atom hidrogen 14 memberikan rumus molekul Call..
Karbon dirantai berturut-turut, satu menyusul berikutnya. Setiap karbon
memiliki setidaknya dua atom hidrogen yang melekat padanya. kecuali
untuk karbon pertama dan terakhir, yang memiliki tiga. Karena bentuk
karbon- hidrogen eksklusif dan hanya memiliki ikatan molekul tinggal,
dapat diklasifikasikan sebagai alkana rantai lurus.
Rendemen
Rendemen adalah perbandingan berat kering ekstrak dengan jumlah
bahan baku. Nilai rendemen berkaitan dengan banyaknya kandungan
bioaktif yang terkandung Semakin tinggi rendemen maka semakin tinggi
kandungan zat yang tertarik ada pada suatu bahan baku begitupun
sebaliknya. Rendemen ekstrak dihitung dengan cara membandingkan
jumlah ekstrak yang diperoleh. Rendemen ekstrak dapat digunakan sebagai
parameter standar mutu ekstrak pada tiap proses produksi maupun
parameter ekstraksi. Perhitungan rendemen minyak biji alpukat menurut
SNI (1998) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
volume minyak
Rendemen Minyak (100%): ×100
Berat bahan ( g )
8
Perubahan wama mudah dimati karena menggunakan indikator PP.
Sementara menggunakan KOH untuk titrasi dikarenakan sifat dari KOH
yaitu basa kuat.
M ×V ×T
% FFA = m× 10 × 100
Keterangan :
T : Normalitas NaOH
Densitas
Massa jenis atau densitas atau rapatan adalah pengukuran massa
setiap satuan volume benda.Semakin tinggi massa jenis suatu benda,maka
semakin besar pula massa setiap volumenya.Massa jenis rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.Sebuah benda
yamg memiliki masa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki
volume yang lebih rendah daripada bnda bermassa sama yang memiliki
massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis adalah
kilogram per meter kubik (Kg/m3,Kg.m-3).
Massa jenis berfungsi untuk menentuka zat. Setiap zat memiliki massa
jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun masanya berapapun volumenya
akan memiliki massa jenis yang sama. Rumus untuk menentukan massa
jenis adalah:
M
P: V
Keterangan: p : massa jenis
m : massa V : volume
9
BAB III
METODE
No ALAT JUMLAH
1. Neraca 1 buah
2. Spatula 1 buah
3. Hot Plate 1 buah
4. Statif dan Klem 1 set
5. Panci 1 buah
6. Labu Alas Datar 250ml 1 buah
7. Ekstraktor 1 buah
8. Kondensor 1 buah
9. Selang Bening 2 buah
10. Termometer 1 buah
11. Kertas Bening 1 buah
12. Aluminium Foil secukupnya
No BAHAN JUMLAH
1. Biji Kemiri 40 gram
2. N – Heksana 250ml
3. Vaselin Secukupnya
4. Air Mengalir -
NO ALAT BAHAN
1. Hot Plate 1 buah
10
2. Panci 1 buah
3. Statif dan Klem 2 set
4. Labu Bundar 500ml 1 buah
5. Pipa T 1 buat
6. Termometer 1 buah
7. Kondensor 1 buah
8. Adaptor 1 buah
9. Labu Enlenmeyer 250ml 1 buah
10. Selang Bening 2 buah
11. Aluminium Foil Secukupnya
NO BAHAN JUMLAH
1. Minyak Biji Kemiri 40 gram
2. Vaselin Secukupnya
3. Air Mengalir -
NO ALAT JUMLAH
1. Timbangan 1 buah
2. Pipet 1 buah
3. Hot Plate 1 buah
4. Erlenmeyer 1 buah
5. Buret 1 buah
11
6. Statif dan Klem 1 buah
7. Beaker Glass 1 buah
8. Termometer 1 buah
9. Corong Kaca 1 buah
NO ALAT JUMLAH 1
1. Piknometer 5 ml 1 buah
2, Oven 1 buah
3. Pipet tetes 1 buah
4. Timbangan Digital 1 buah
5. Corong Kaca 1 buah
NO BAHAN JUMLAH
1. Minyak -
3.2 Prosedur
12
Melakukan start up peralatan Ekstraksi Soxhletasi
sesuai prosedur
Selesai
13
Menunggu N-Heksana yang tercampur ke minyak biji kemiri
menguap akibat pemanasan. Lalu didinginkan melewati
kondensor, hingga akhirnya menetes ke labu Erlenmeyer
Gambar 3.2 Diagram alir blok proses kerja alat Distilasi Sederhana
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
SIKLUS HASIL
Siklus 1 08.48
Siklus 2 09.00
Siklus 3 09.09
Siklus 4 09.16
Siklus 5 09.23
Siklus 6 09.29
Siklus 7 09.34
Siklus 8 09.45
Siklus 9 09.50
No ANALISIS HASIL
1. Randemen 0,971%
2. FFA 3,2%
3. Densitas 0,764%
4.2 Pembahasan
17
pelarut n-Heksana, tetapi pada saat praktik, setelah proses ekstraksi
selesai lupa mengukur volume hasil dari ekstraksi. Lalu setelah itu di
lakukan pemurnian dengan proses distilasi untuk menghilangkan sisa-
sisa pelarut yang masih tersisa. Pelarut N-Heksana awal yaitu 250 ml dan
hasil dari pemurnian minyak biji kemiri menghasilkan 198 ml destilat
(N-Heksana) dan 50 ml Bottom (minyak). Terlihat pelarut banyak
berkurang dari heksana awal 250 ml hasil akhir 160 ml, jadi saat pada
proses-proses berlangsung pelarut N-Heksana banyak yang menguap
18
Alasan karena pada proses ekstraksi kurang maksimal saat pemanasan
jadi hasil minyak masih tercampur dengan N-Heksana.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
19
5.2 Saran
1. Ekstraksi minyak biji kemiri masih perlu dikembangkan lebih jauh lagi
dengan
2. menggunakan variabel yang lain, misalnya pada jenis pelarut yang
digunakan.
3. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan metode lain dalam menghasilkan
4. minyak biji kemiri untuk mengetahui keuntungan dan kerugiannya.
5. Untuk mengetahui kualitas minyak yang lebih akurat. sebaiknya
melakukan analisa yang lebih beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Shoviantari, F., Liziarmezilia, Z., Bahing, A., & Agustina, L. (2019). Uji
aktivitas tonik rambut nanoemulsi minyak kemiri (Aleurites moluccana L.).
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 6(2), 69-73. Diakses 9
Agustus 2023
20
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hasil+pembahasan+minyak+kemiri&btnG=gs_qa
bs&t=1676954170082&u=%23p%3DHIM4OJMpH2AJ
Arlene, A., Suharto, I., & Jessica, J. N. (2010). Pengaruh temperatur dan
ukuran biji terhadap perolehan minyak kemiri pada ekstraksi biji kemiri
dengan penekanan mekanis. Pengaruh Temperatur dan Ukuran Biji terhadap
Perolehan Minyak Kemiri pada Ekstraksi Biji Kemiri dengan Penekanan
Mekanis. Diakses 10 Agustus 2023
https://scholar.google.com/scholar?
q=related:EPijvw5aB4EJ:scholar.google.com/
&scioq=pembahasan+rendemen+minyak+kemiri&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_
qabs&t=1676979409349&u=%23p%3DEPijvw5aB4EJ
Arlene, A., Kristanto, S., & Suharto, I. (2010). Pengaruh temperatur dan f/s
terhadap ekstraksi minyak dari biji kemiri sisa penekanan mekanik. In
Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses (Vol. 1, No. 6). Diakses 19 Agustus
2023
https://scholar.google.com/scholar?
q=related:kiXKxn4IHIUJ:scholar.google.com/&scioq-
21
biji+kemiri+ekstraksi+minyak&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=16769830
65346&u=%23p%3DkiXKxn4IHIUJ
22
LAMPIRAN
23