Dosen
Dr. Ir. Idqan Fahmi, M.Ec
Oleh
Kelompok 2
Adetiya Prananda Putra (P056111693.10EK)
Saleh Assagaf (P056111893.10EK)
Tantri Wijayanti (P056111953.10EK)
Uri Anjarwati (P056111973.10EK)
K. Pertanian
Perindustrian
K. Keuangan
Perhubungan
K. Pekerjaan
Perdagangan
Komunikasi
Per. Tinggi
Balitbang
Fasilitasi
Working
Asosiasi
No Tata Kelola
Industri
Perush/
Klaster
Umum
Forum
Group
Prop
Kab
dan
K.
K.
1 Pemetaan potensi kelapa sawit X X X X
2 Bantuan permodalan X X X X X
3 Diversifikasi produk kelapa sawit X X X X X X X
4 Perumusan dan penetapan SNI dan ISO kelapa sawit X X X X X X X
5 Kajian dampak lingkungan industri kelapa sawit X X X X X X X
6 Peningkatan penyerapan tenaga kerja X X X
7 Penyusunan RUU Industri Kelapa Sawit dengan melibatkan
X X X X X X X X X X X X X
industri dan stakeholder
8 Penanganan produk yang tidak sesuai standar ISPO X X X X X X X X
9 Registrasi kepemilikan mesin industri kelapa sawit X X X X X X X
10 Pengawasan ekspor bahan baku kelapa sawit X X X X X
11 Penyusunan rumusan insentif ekspor bagi produk kelapa sawit
X X X X X
dan derivatnya
12 Perluasan kemitraan antara perusahaan kelapa sawit dengan
X X X X X X
petani plasma
13 Peningkatan koordinasi dengan stakeholders terkait dengan
penentuan kebijakan cukai yang terencana, kondusif, dan X X X X X X X X X X X X X X
moderat
14 Peningkatan ekspor produk CPO, melalui promosi, misi
X X X X X
dagang, perjanjian bilateral, regional, dan multilateral
3.5 Permasalahan dalam Rantai Nilai Industri Kelapa Sawit
1) Indonesia masih kurang dalam pengembangan produk.
Sebagian besar produk kelapa sawit nasional masih diperdagangkan dalam
bentuk CPO atau minyak goreng, belum masuk ke dalam tahap industri yang
mempunyai nilai tambah besar seperti industri bio surfactant.
2) Masalah kepastian hukum dan tata ruang perkebunan kelapa sawit.
Seringkali pengembangan atau perluasan perkebunan kelapa sawit
terganjal masalah hukum dan tata ruang. Hal ini mengakibatkan kurang
optimalnya perluasan lahan perkebunan kelapa sawit.
3) Infrastuktur yang minim.
Kondisi infrastruktur seperti pelabuhan masih jauh dari harapan.
Minimnya infrastruktur itu mempengaruhi pada biaya produksi yang semakin
mahal karena baiya transportasi semakin mahal.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah disusun maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan antara lain :
1. Rantai nilai industri kelapa sawit di Indonesia mencakup kegiatan dari hulu
sampai hilir. Terdapat banyak core activities beserta seluruh stakeholders
yang terintegrasi.
2. Para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam rantai nilai industri kelapa
sawit di Indonesia adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga
Penelitian dan Pengembangan, Forum Komunikasi, Perusahaan Jasa (Industri
Terkait), dan Asosiasi-Asosiasi Agribisnis Kelapa Sawit. Setiap stakeholders
memiliki peranan dan tata kelola (governance) dalam rantai nilai industri
kelapa sawit di Indonesia.
3. Permasalahan dalam rantai nilai industri kelapa sawit adalah kurang dalam
pengembangan produk, masalah kepastian hukum dan tata ruang perkebunan
kelapa sawit, dan infrastuktur yang minim.
4. Untuk meningkatkan dayasaing industri kelapa sawit Indonesia maka
diperlukan strategi functional upgrading. Diharapkan Indonesia tidak hanya
produksi Crude Palm Oil tetapi juga memproduksi produk lain yang memiliki
added value yang tinggi.
4.2 Saran
Demi meningkatkan dayasaing industri kelapa sawit Indonesia maka
diperlukan strategi functional upgrading. Indonesia harus mulai melakukan
investasi yang besar untuk diversifikasi produk akhir kelapa sawit. Kedepannya
diharapkan Indonesia tidak hanya mengekspor produk kelapa sawit dalam bentuk
Crude Palm Oil melainkan dalam bentuk produk lain yang memiliki added value
yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Dwita Mega Sari. 2008. Analisis Daya Saing dan Strategi Ekspor Kelapa Sawit
(CPO) Indonesia di Pasar Internasional.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17930/H08dms.pdf
?sequence=3 (diakses pada tanggal 13 Juni 2013).
Foundation for Partnership Initiatives in The Niger Delta. 2011. A Report on Palm
Oil Value Chain Analysis in the Niger Delta. Nigeria.
Munandar, Adis Imam. 2010. Analisis Strategi Bersaing Pada Rantai Nilai
Kelapa Sawit (Studi Kasus PT. Bumitama Gunajaya Agro) (Tesis). Bogor :
Insitut Pertanian Bogor.
Practica, Guida. 2012. Malaysia : The Malaysian Palm Oil Sector Overview.
Trade and Economic Section. European Union Delegation to Malaysia.
Teoh, Cheng Hai. 2009. Persoalan Keberlajutan Kunci dalam Sektor Minyak
Kelapa Sawit. (Naskah Diskusi untuk Konsultasi Para Pemangku
Kepentingan). World Bank : International Finance Corpotarion.
http://www.iges.or.jp/jp/be/pdf/activity11/Indonesia.pdf