PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
seperti ini sebenarnya sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada dunia
bisnis yang sangat dinamis seperti saat ini.
Teknologi Manajemen Proses Bisnis atau Business Process
Management (BPM) adalah jawaban yang benar-benar ditunggu dan
dibutuhkan kalangan bisnis untuk membantu bisnis mereka dalam
menghadapi tantangan dan kompetisi seperti sekarang ini. BPM adalah
solusi TI dengan pendekatan baru yang ampuh digunakan untuk membantu
meningkatkan efisiensi dan menumbuhkan nilai kompetitif suatu bisnis.
BPM dirancang untuk mengintegrasikan antara karyawan dan sistem
informasi melalui proses-proses yang telah terotomatisasi dan bersifat
sangat fleksibel. BPM juga merupakan solusi yang tepat untuk
meningkatkan daya respon perusahaan secara signifikan untuk
menyesuaikan keinginan pelanggannya pada setiap produk atau layanan
yang dihasilkan, dengan cara memberikan akses informasi secara real-time
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah, serta pengambilan
tindakan untuk merespon masalah yang terjadi secara lebih cepat dan tepat.
Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah sebuah pendekatan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi melalui pembangunan otomatisasi
proses dan ketangkasan untuk mengelola perubahan. BPM membantu
perusahaan dalam mengawasi dan mengontrol seluruh elemen pada proses
bisnis, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, dan workflow. BPM
meningkatkan kualitas proses bisnis melalui penyediaan mekanisme
feedback yang lebih baik. Review yang berkesinambungan dan real-time
akan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi masalah dan kemudian
mengatasinya secara lebih cepat sebelum masalah tersebut berkembang
menjadi lebih besar.
c) Tidak berlebihan
Menghindari adanya kriteria yang pada dasarnya mengandung
pengertian yang sama.
d) Minimum
Diusahakan agar jumlah kriteria seminimal mungkin untuk
mempermudah pemahaman terhadap persoalan, serta
menyederhanakan persoalan dalam analisis.
1) Decomposition
2) Comparative Judgement
3) Synthesis of Priority
4) Logical Consistency
Alat dan mesin yang digunakan pada bagian proses ini adalah dosing
weigher (timbangan), chain conveyor (CC), elevator, hopper I dan II
(menampung bahan sebelum masuk grinder), filter, blower, throw sieve,
grinder/hammermill, vitamin weigher, mixer charger bin, mixer, rotary
distributor (RD), bin press, mesin pellet, cooler, crumbler, airlock, dan bin
bagging off.
Pada mesin pellet terjadi proses pelleting yang mengalami
pemanasan antara 85oC sampai 90oC dengan menggunakan uap pada
conditioner yang berfungsi untuk mematangkan bahan campuran dan
membunuh bakteri. Bahan campuran dari mixer akan dibuat menjadi bentuk
pellet yang ukuran diameter dan panjangnya disesuaikan dengan
permintaan. Ada juga yang diproses lagi menjadi bentuk crumble (lebih
halus dari bentuk pellet). Produk jadi juga ada yang berbentuk tepung, yang
terdiri dari tepung konsentrat dan tepung pakan jadi. Tepung konsentrat
18
2) Faktor
Pada level ini ditentukan faktor apa saja yang mempengaruhi
kapasitas produksi. Berdasarkan analisis yang dilakukan terdapat 5 faktor
produksi yang mempengaruhi kapasitas produksi, yaitu tenaga kerja,
mesin, bahan baku, modal, dan teknologi proses. Pada faktor produksi
tenaga kerja program peningkatan kapasitas produksi diperoleh melalui
pelatihan sehingga keterampilan personal tenaga kerja meningkat.
Keterampilan kerja yang meningkat berbanding lurus dengan
peningkatkan produktivitas personal sehingga pada akhirnya diharapkan
akan meningkatkan kapasitas produksi secara menyeluruh.
Peningkatan kapasitas produksi dapat juga dilakukan dengan
melakukan evaluasi terhadap mesin yang digunakan. Kapasitas mesin
perlu ditinjau kembali apakah telah digunakan secara optimal atau
bahkan sebaliknya telah melebihi kapasitas terpasang mesin. Hasil
evaluasi akan menjadi pertimbangan dalam melakukan kebijakan atas
mesin. Jika mesin telah digunakan dengan kapasitas optimal maka
perusahaan dapat mengeluarkan kebijakan pembelian mesin baru untuk
menambah atau menggantikan mesin lama.
3) Aktor
Aktor yang terlibat dalam pengambilan keputusan strategi
peningkatan kapasitas produksi melalui hubungan langsung dengan
faktor produksi adalah direksi, pemerintah, pemasok bahan baku,
21
4) Tujuan
Peningkatan kapasitas produksi perusahaan bertujuan untuk
memperluas pangsa pasar, meningkatkan pendapatan bersih, serta
23
5) Strategi
Alternatif strategi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai
peningkatan kapasitas produksi perusahaan adalah pembangunan pabrik
baru, akuisisi perusahaan pakan ternak sejenis, ekspansi pabrik, dan
merger.
24
Fokus :
Peningkatan kapasitas produksi pakan ternak pada PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
Faktor :
Tenaga kerja Mesin Bahan baku Modal Teknologi proses
Aktor :
Direksi Pemerintah Pemasok bahan baku Pemasok tenaga kerja Pemasok mesin & Pelanggan Pemegang
peralatan pabrik saham
Tujuan :
Perluasan pangsa pasar Peningkatan pendapatan Peningkatan daya saing Peningkatan lapangan pekerjaan
Strategi :
Pembangunan pabrik baru Akuisisi perusahaan sejenis Ekspansi pabrik Merger
Gambar 2. Struktur Hirarki AHP Peningkatan Kapasitas Produksi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
25
V. PEMBAHASAN
4.
4.1.
5.1.2. Kuisioner
5.1.2.1. Ruang Lingkup Responden
Penilaian dilakukan oleh responden yang berjumlah 5 orang, yang
terdiri dari Konsultan 1 PT Japfa Comfeed, Konsultan 2 PT Japfa Comfed,
Pakar Industri Pakan Ternak, Kepala Dinas Perindustrian Tangerang, dan
Ketua Asosiasi Industri Pakan Ternak. Pemilihan dilakukan berdasarkan
kompetensi masing-masing responden dalam bidang peternakan khususnya
pakan ternak. PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. mempunyai 2 orang
konsultan yang membantu pihak direksi dalam menentukan kebijakan
perusahaan terutama dalam menambah pendapatan dari perusahaan. Oleh
karena itu penilaian dari konsultan mempunyai peranan penting dalam
mengambil langkah kebijakan dalam kasus peningkatan kapasitas produksi.
Penilaian oleh pakar industri juga sangat penting terutama dalam
menentukan jumlah kapasitas produksi yang dibutuhkan oleh PT Japfa
Comfeed Indonesia, Tbk. Hal-hal yang dinilai oleh pakar industri pakan
ternak adalah kesiapan pihak pemasok bahan baku dalam menyediakan
jagung dan optimalisasi penggunaan teknologi. Berdasarkan kedua aspek
tersebut baru dapat ditentukan hal-hal yang dilakukan dalam peningkatan
kapasitas produksi.
Letak PT Japfa Comfeed Indonesia yang ada di daerah Balaraja
membuat penilaian oleh Kepala Dinas Perindustrian Balaraja menjadi
sangat penting. Hal ini berkaitan dengan perizinan yang diberikan oleh
Dinas Perindustrian terhadap perluasan area PT Japfa Comfeed. Dinas
Perindustrian juga dapat berfungsi sebagai wadah untuk menjamin dan
meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan PT
28
DecisionPlus
Decision Lab Yes No Yes No Yes No
Decision
No No Yes No Yes No
Manager
DPL
No No Yes No Yes No
Syncopation
ERGO Yes No Yes No No Yes
Logical
No No Yes No No No
Decisions
RPM-
No No Yes No No Yes
Decisions
TreeAge Pro No No Yes No Yes No
1000Minds Yes No No Yes No Yes
Analytica No Yes Yes No Yes Yes
SDM (5,8%)
Peningkatan Kapasitas Produksi Pakan Ternak PT. Japfa Comfeed Mesin (23,0%)
(100%)
Bahan Baku (21,8%)
Modal (16,4%)
Fokus
Faktor
Perluasan Pangsa Pasar (10,9% = 1,3%)
Direksi (35,0%) (11,5%) Peningkatan Daya Saing (26,9% = 3,1%)
Aktor
Pembangunan Pabrik Baru (13,1% = 0,6%)
Peningkatan Pendapatan (41,0%)
(4,7%) Akuisi Perusahaan Sejenis (20,8% = 1,0%)
Tujuan
Ekspansi Pabrik (66,1%)
(3,1%)
Strategi
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA