Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TA 2023/2024

PROGRAM STUDI D4 –ADMINISTRASI BISNIS TERAPAN


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA - POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Mata kuliah: Pengantar Bisnis Waktu: 90 menit


Pengajar : Dr. Iis Mariam, M.Si
Kelas : D4- ABT (1A, 1C, 1D) Sifat Ujian: Open Book

PETUNJUK: JAWABLAH SOAL BERIKUT DENGAN SINGKAT DAN JELAS.


APABILA ADA JAWABAN SAUDARA ADA YANG SAMA PERSIS DENGAN
JAWABAN TEMANMU, MAKA BERKAS UAS TIDAK DINILAI

SOAL 1 (ESSAY): Nilai 75

1. Apa yang Saudara ketahui mengenai konsep marketing mix (7P) dalam bisnis? sebutkan
unsur yang ada dalam marketing mix (7P) dengan contoh riilnya saat ini? Nilai 15
2. Bagaimana tanggapan Saudara mengenai pentingnya struktur dan dimensi organisasi dalam
meningkatkan daya saing bisnis saat ini? Nilai 10
3. Diketahui Diketahui perusahaan monopoli berproduksi dengan biaya tetap (FC) = 4, biaya
berubah (VC) = 2Q +3Q. Kurva permintaan yang dihadapi adalah : Q= 60 – 3P
Hitunglah :
a. Berapa output dan berapa harga yang harus diproduksi agar laba maksimal?
b. Berapa laba maksimalnya?
c. Hitunglah daya monopoli perusahaan tersebut?
Nilai 50

SOAL 2 (STUDI KASUS ): Nilai 25

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN UMKM


(BeritaDirjen Kemenku, 2023)
Menteri keuangan, Ibu Sri Mulyani pernah menyampaikan bahwa pengembangan dan
pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan hal yang sangat penting
bagi perekonomian global karena UMKM merupakan tulang punggung perekonomian dunia.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah salah satu Pondasi Perekonomian Nasional,
berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah kontribusi UMKM
mencapai 99% dari seluruh unit usaha, kontribusi terhadap PDB sebesar 60,5% dan mampu
menyerap tenaga kerja 96,9%. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah menjelma
sebagai salah satu pilar vital perekonomian Indonesia UMKM telah terbukti tahan terhadap
krisis, bahkan menjadi booster pemulihan ekonomi pada saat krisis, termasuk pandemi Covid-19
saat ini. Namun demikian, umumnya UMKM di berbagai daerah di Indonesia menghadapi
tantangan, beberapa tantangan tersebut antara lain akses keuangan, pemasaran/promosi,
inftrastruktur dan teknologi, regulasi dan birokrasi serta keterbatasan ketrampilan dan
pengetahuan. Untuk itu dibutuhkan sinergi dan peran dari berbagai pihak terkait untuk
meningkatkan penguatan sektor UMKM sebagai salah satu gerbong penggerak pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Sesuai pasal 97 Undang-Undang Cipta Kerja, Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan paling sedikit 40% (empat puluh persen) produk/jasa
Usaha Mikro dan Kecil serta Koperasi dari hasil produksi dalam negeri dalam pengadaan
barang/jasa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Beberapa kebijakan pemerintah yang telah dilakukan dalam rangka
pemberdayaan UMKM di Indonesia adalah :

1. Pembangunan infrastruktur, Infrastruktur yang memadai akan membantu UMKM dalam


meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jangkauan pasar mereka.
Pembangunan infrastruktur konektivitas digital, seperti Satelit Palapa Ring dan Base
Transceiver Station, sehingga pelaku usaha yang berada di daerah terpencil akan
terhubung secara digital.
2. Program Pembiayaan, sekitar 18 juta UMKM belum memiliki akses terhadap
pembiayaan formal dan sekitar 46 juta UMKM masih membutuhkan tambahan
pembiayaan untuk modal kerja dan investasinya. Pemerintah memberikan
dukunganmelalui program KUR dan pembiayaan Ultra Mikro
3. Digitalisasi UMKM, Digitalisasi dapat memberikan banyak manfaat bagi UMKM,
termasuk efisiensi operasional, meningkatkan produktivitas, memperluas jangkauan
pasar, dan meningkatkan daya saing. Hingga Januari 2022, sebanyak 17,2 juta UMKM
telah terdigitalisasi. Targetnya, 40 juta UMKM akan terdigitalisasi pada tahun 2024
4. Sinergi dan Koordinasi, peningkatan sinergi dan koordinasi dengan sektor publik,
akademi, dan juga sektor swasta, termasuk juga bagaimana mengembangkan skema
keuangan syariah untuk UMKM sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan
pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dengan peneraan kebijakan di atas, diharapkan UMKM di Indonesia dapat lebih berdaya,
meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan berkontribusi secara signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah.
Pertanyaan:
Berikan tanggapan Saudara atas kebijakan tersebut dalam upaya peningkatan bisnis
UMKM dari perspektif teori:
a. Persaingan Pasar Sempurna
b. Pasar Monopolistik.

===SELAMAT MENGERJAKAN===
Nama: Aqillatul Khayana
Kelas: ABT 1 C
NIM: 2305421060
Dosen Pengampu: Dr. Iis Mariam, M.Si

1. Apa yang Saudara ketahui mengenai konsep marketing mix (7P) dalam bisnis? sebutkan
unsur yang ada dalam marketing mix (7P) dengan contoh riilnya saat ini?
Jawab:

Marketing Mix adalah suatu konsep yang membantu perusahaan dalam merencanakan
strategi pemasaran secara terpadu. Konsep ini terdiri dari empat elemen utama, yaitu produk,
harga, promosi, dan tempat (distribusi), dan tiga elemen tambahan yaitu people, process, dan
physical evidence. Setiap elemen memiliki peran penting dalam menciptakan pengalaman
pelanggan yang optimal dan memaksimalkan keuntungan bisnis.
Dalam mengimplementasikan Marketing Mix, perusahaan harus mempertimbangkan
segala aspek dari setiap elemen dan memastikan bahwa keempat elemen tersebut berfungsi
secara terintegrasi dan saling mendukung. Dengan mengikuti prinsip-prinsip bauran pemasaran,
perusahaan dapat menciptakan nilai tambah bagi pelanggan, memperkuat brand awareness,
meningkatkan keuntungan, dan mempertahankan kompetitivitas di pasar.

Contoh pengaplikasiannya saat ini:

1. Product (Produk): Ini mencakup semua produk atau layanan yang ditawarkan oleh
perusahaan.
Contoh: iPhone dari Apple, layanan streaming seperti Netflix.
2. Price (Harga): Menentukan harga yang sesuai dengan nilai produk atau layanan yang
diberikan.
Contoh: Diskon selama musim liburan, strategi penetapan harga premium untuk produk-produk
eksklusif.
3. Place (Tempat): Menentukan cara distribusi produk dan cara produk tersebut sampai ke
konsumen.
Contoh: Penjualan melalui toko fisik, e-commerce, atau saluran distribusi khusus.
4. Promotion (Promosi): Semua aktivitas pemasaran yang dilakukan untuk meningkatkan
kesadaran konsumen terhadap produk atau layanan.
Contoh: Iklan televisi, kampanye media sosial, promosi penjualan.
5. People (Orang): Fokus pada keterlibatan dan interaksi antara pelanggan dan karyawan
perusahaan.
Contoh: Karyawan yang berpengalaman dan ramah di toko ritel, dukungan pelanggan yang
responsif.
6. Process (Proses): Cara di mana produk atau layanan diberikan kepada pelanggan.
Contoh: Proses pemesanan online, pengalaman pelanggan selama pembelian atau penggunaan
layanan.
7. Physical Evidence (Bukti Fisik): Elemen fisik yang mendukung produk atau layanan,
menciptakan tanggapan visual atau sensorial.
Contoh: Kemasan produk yang menarik, desain interior toko yang menyenangkan.

2. Bagaimana tanggapan Saudara mengenai pentingnya struktur dan dimensi organisasi


dalam meningkatkan daya saing bisnis saat ini?
Jawab:
Dimensi struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan
bagian organisasi. Pada organisasi formal struktur direncanakan dan merupakan usaha sengaja
untuk menetapkan pola hubungan antara berbagai komponen, sehingga dapat mencapai sasaran
secara efektif. Sedangkan pada organisasi informal, struktur organisasi adalah aspek sistem yang
tidak direncanakan dan timbul secara spontan akibat interaksi peserta.
Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada
siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Sebuah
struktur organisasi mempunyai tiga dimensi yaitu: Kompleksitas, Formalisasi, dan Sentralisasi
(Robbins, 1990).
Jadi menurut saya, struktur dan dimensi organisasi memang sangat penting untuk
meningkatkan daya saing bisnis saat ini. Beberapa alasan yang mendasari pendapat saya adalah:

1. Struktur organisasi yang ramping dan efisien memungkinkan pengambilan keputusan


yang lebih cepat. Hal ini sangat kritikal di era digital saat ini dimana kecepatan sangatlah
penting. Organisasi yang gemuk dan birokratis cenderung lambat dalam merespons
perubahan pasar.

2. Dimensi organisasi yang ideal, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, memungkinkan
perusahaan untuk lebih lincah dan fleksibel. Perusahaan startup misalnya, dengan tim
yang kecil tapi solid, mampu berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan pasar yang
sangat cepat.

3. Struktur organisasi modern seperti organisasi matriks atau organisasi jaringan diperlukan
untuk mendukung kolaborasi lintas fungsi dan area bisnis. Kolaborasi ini penting untuk
menghasilkan inovasi dan meningkatkan customer experience.

4. Dimensi organisasi juga perlu disesuaikan dengan strategi perusahaan. Apabila


perusahaan menargetkan pertumbuhan agresif, maka tim manajemen dan divisi terkait
harus diperkuat.
Jadi intinya, struktur dan dimensi organisasi yang tepat sangat mendukung perusahaan
modern untuk dapat beradaptasi, berinovasi, dan bergerak dengan cepat dalam menjawab
dinamika bisnis global saat ini. Ini penting agar perusahaan dapat terus memiliki daya saing.

3. Diketahui Diketahui perusahaan monopoli berproduksi dengan biaya tetap (FC) = 4,


biaya berubah (VC) = 2Q +3Q. Kurva permintaan yang dihadapi adalah : Q= 60 – 3P
Hitunglah :
a. Berapa output dan berapa harga yang harus diproduksi agar laba maksimal?
b. Berapa laba maksimalnya?
c. Hitunglah daya monopoli perusahaan tersebut?
Jawab:

a. Berapa output dan berapa harga yang harus diproduksi agar laba maksimal?

TC = FC + VC
TC = 4 + (2Q + 3Q)
TC = 5Q + 4

Q = 60 – 3P
Q -60 + 3P = 0

3P = 60-Q
P = 60-Q/3 = 20-1/3Q

TR = P.Q
TR = (20-1/3Q).Q
TR = 20-1/3Q2

MR = TR’ = 20-2/3Q
MC =TC’ = 5

b. Berapa laba maksimalnya?


Jika laba maksimal MR = MC

Laba = TR - TC
= 20Q – 1/3 Q² - (4 + 5Q)
= 20 (22,5) – 1/3(22,5)² - (4 + 5(22,5)
= 450 – 168,75 – 4 – 112,5
= 168,75

c. Hitunglah daya monopoli perusahaan tersebut?


MC = 5
L= (P -MC)/ P
L= (12,5 -5)/12,5
L= 0,6
Jadi, daya monopoli perusahaan tersebut adalah 0,6
4. Berikan tanggapan Saudara atas kebijakan tersebut dalam upaya peningkatan bisnis
UMKM dari perspektif teori:
a. Persaingan Pasar Sempurna
b. Pasar Monopolistik.
Jawab:
a. Persaingan Pasar Sempurna
UMKM di berbagai daerah di Indonesia menghadapi tantangan, beberapa
tantangan tersebut antara lain akses keuangan, pemasaran/promosi, inftrastruktur dan
teknologi, regulasi dan birokrasi serta keterbatasan ketrampilan dan pengetahuan.
Dalam konteks persaingan pasar sempurna, upaya pemerintah untuk membangun
infrastruktur dapat dianggap sebagai langkah yang positif. Infrastruktur yang memadai
dapat membantu UMKM meningkatkan efisiensi operasional dan meratakan peluang
akses pasar. Pembangunan infrastruktur konektivitas digital juga sesuai dengan semangat
persaingan pasar sempurna yang mengutamakan akses informasi dan kebebasan pelaku
usaha untuk berpartisipasi dalam pasar.
Kebijakan pemerintah seperti penyediaan akses pembiayaan, pembangunan
infrastruktur, dan digitalisasi UMKM sejalan dengan konsep Pasar Persaingan Sempurna.
Pasar persaingan sempurna ditandai dengan kebebasan keluar masuk pasar dan akses
informasi yang sempurna. Kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut akan meningkatkan
akses UMKM ke pasar dan informasi, sehingga akan mendekati kondisi persaingan
sempurna.
Peningkatan persaingan yang sehat akan mendorong efisiensi, inovasi, serta
diversifikasi produk dan pelayanan dari UMKM. Hal ini pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM dan konsumen secara keseluruhan.
Solusi yang mungkin bisa disampaikan:
Program Pembiayaan: Program pembiayaan seperti KUR dan pembiayaan Ultra Mikro
dapat memberikan dukungan bagi UMKM yang membutuhkan modal untuk operasional
dan investasi. Ini mendukung persaingan pasar sempurna di mana setiap pelaku usaha
memiliki akses yang setara terhadap sumber daya finansial yang diperlukan untuk
bersaing di pasar.
Digitalisasi UMKM: Digitalisasi UMKM juga sesuai dengan konsep persaingan pasar
sempurna. Dengan terdigitalisasi, UMKM dapat meningkatkan efisiensi operasional dan
mendapatkan akses ke pasar yang lebih luas. Ini menciptakan kondisi di mana setiap
pelaku usaha memiliki kesempatan yang setara untuk berinovasi dan berkembang.
Sinergi dan Koordinasi: Peningkatan sinergi dan koordinasi antara sektor publik,
akademi, dan swasta sesuai dengan semangat kerja sama yang diinginkan dalam
persaingan pasar sempurna. Kolaborasi ini dapat memastikan bahwa UMKM
mendapatkan dukungan dan bimbingan yang optimal untuk bersaing di pasar.
b. Persaingan Monopolistik
UMKM umumnya beroperasi dalam kondisi Pasar Monopolistik, dimana terdapat
banyak penjual dengan diferensiasi produk. Kebijakan pemerintah untuk digitalisasi dan
pengembangan branding/kemasan produk UMKM sejalan dengan konsep Pasar
Monopolistik.
Digitalisasi dan peningkatan branding akan membuat produk UMKM semakin
terdiferensiasi dan dikenal oleh lebih banyak konsumen. Hal ini akan meningkatkan daya
saing UMKM dalam Pasar Monopolistik. Selain itu, sinergi dengan perguruan tinggi dan
pelaku usaha besar juga akan membantu inovasi produk UMKM. Dengan demikian,
kebijakan pemerintah tersebut dipandang tepat untuk memberdayakan UMKM dilihat
dari Persaingan Pasar Sempurna maupun Pasar Monopolistik. Kuncinya adalah
implementasi kebijakan yang konsisten dan berkelanjutan.
Solusi yang bisa diberikan:
Infrastruktur: Dalam pasar monopolistik, upaya infrastruktur masih relevan, tetapi
mungkin lebih dilihat dari sudut pandang diferensiasi produk. Infrastruktur yang
memadai dapat membantu UMKM untuk menciptakan keunikan produk atau layanan
mereka, sehingga dapat menarik perhatian pelanggan dalam kondisi pasar yang kurang
bersaing.
Program Pembiayaan: Program pembiayaan juga dapat dianggap sebagai alat untuk
menciptakan diferensiasi. UMKM dapat menggunakan pembiayaan tersebut untuk
mengembangkan produk atau layanan yang unik, membedakan diri dari pesaing, dan
membangun pangsa pasar yang eksklusif.
Digitalisasi UMKM: Dalam pasar monopolistik, digitalisasi dapat membantu
menciptakan ciri khas atau keunikan dalam produk atau layanan. UMKM dapat
menggunakan platform digital untuk membangun citra merek yang kuat, menargetkan
pasar niche, dan membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan.
Sinergi dan Koordinasi: Dalam pasar monopolistik, sinergi dan koordinasi dapat
membantu UMKM untuk menciptakan jaringan dan kemitraan yang mendukung.
Kolaborasi dengan sektor publik, akademi, dan swasta dapat membantu UMKM
membangun citra merek yang kuat dan meningkatkan daya tarik produk atau layanan
mereka di mata konsumen.

Anda mungkin juga menyukai