Anda di halaman 1dari 2

Case study UCP1 Performance Evaluation

Evaluasi Kinerja, Class #4, Oct 6, 2020, UCP1, Chettriono, S.E., M.M.
Latar Belakang Masalah
Kinerja merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam sebuah
perusahaan dalam upayanya untuk menciptakan suatu produk atau jasa. Kinerja biasanya
identik dengan proses pekerjaan dikalangan karyawan suatu perusahaan. Karena kinerja
inilah yang akan memberikan suatu hasil bagi perusahaan tersebut. Kinerja karyawan
merupakan aspek penting dalam sebuah perusahaan. Karena hal inilah yang akan menentukan
maju atau mundurnya suatu perusahaan. Apabila para karyawannya berkinerja buruk maka
yang terjadi adalah kemerosotan pada perusahaannya. Hal ini juga akan berlaku sebaliknya,
apabila para karyawannya merupakan para karyawan yang rajin dan senang berinovasi maka
yang terjadi adalah kemajuan yang positif bagi perusahaan tersebut.
Berbagai program telah digunakan dan diterapkan diberbagai perusahaan untuk mendapatkan
sebuah nilai yang lebih dihadapan para konsumennya dalam rangka untuk meningkatkan
mutu produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan seperti melalui penerapan program TPM
atau program Total Quality Management dan Penerapan program ISO atau Internasional
Standart Organization yang sekarang memang harus diterapkan pada perusahaan-perusahaan
swasta. Untuk menunjang program tersebut, karyawan diharuskan untuk mengikuti pelatihan
dan menerapkanya dalam pekerjaannya. Dengan demikian akan mendorong munculnya
produk baru dengan mutu yang baik dan harga yang terjangkau, khususnya untuk produk–
produk yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.
Diumpamakan perusahaan HTK merupakan sebuah perusahaan besar yang ada di Indonesia
yang bergerak dalam bidang menghasilkan berbagai macam produk yang dibutuhkan oleh
para konsumen yang ada di Indonesia. Dalam hal ini perusahaan memerlukan adanya sebuah
efisiensi proses kerja untuk menghadapi persaingan perusahaan ditingkat global, mendorong
perusahaan sejenis dan juga berupaya untuk senantiasa melakukan inovasi – inovasi baru
pada hasil produksinya. Tetapi dengan munculnya pandemic covid19 yang melanda dunia
khususnya Indonesia beberapa bulan terakhir, membuat bisnis menjadi tersendat.
Oleh sebab itu perlunya perusahaan melakukan upaya – upaya untuk menuju perbaikan
sistem supaya tetap bertahan dalam dunia perindustrian yang semakin ketat dan tuntutan akan
produk yang bermutu. Dengan demikian peranan dari sumber daya manusia sebagai asset
perusahaan yang paling berharga sangat membantu perusahaan untuk melakukan perbaikan –
perbaikan sistem Sumber daya manusia, sehingga dapat mengoptimalkan kinerja karyawan
dan pada akhirnya dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.

Masalah yang ditemukan


Dalam rangka meningkatkan produktifitas perusahaan dan memuaskan pelanggan, maka
kinerja karyawan perlu mendapat perhatian dari masyarakat, pemerintah maupun swasta.
Adanya persaingan global dalam kebebasan perdagangan membuat sebagian besar
perusahaan harus ikut berjuang untuk tetap dapat melakukan operasional perusahaannya atau
bahkan untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Tentu saja hal ini juga memerlukan
bantuan dan dukungan yang besar dari para karyawannya karena bagaimanapun juga
karyawan perusahaanlah yang merupakan aspek pokok dalam pelaksanaan sebuah
perusahaan.
HTK (dan juga perusahaan – perusahaan lainnya di Indonesia) masih belum memiliki
penilaian kinerja yang terintegrasi. Yang ada baru performance apprasial saja. Sistem
performance management yang baik seharusnya memiliki performance planning, coaching,
saat proses berlangsung, serta performance review. Kondisi tersebut sulit dicapai di Indonesia
karena budaya di negeri ini kurang akrab dan adanya aspek kesetaraan atasan – bawahan.
Padahal, performance management yang terintegratif dapat berlangsung di luar negeri karena
adanya aspek kesetaraan antara atasan dan bawahan, sehingga mereka dapat berinteraksi
dalam menentukan target yang harus dicapai. Di HTK , aspek tawar – menawar target baru
berlaku di level direktur. Belum berlaku untuk kepala departemen ke bawah. Jadi,
performance planning yang efektif memang belum berjalan.
Dengan adanya suatu hasil observasi ini yang dapat mengevaluasi kinerja karyawan tersebut,
diharapkan perusahaan, khususnya PT HTK ini dapat mengantisipasi dan mengadakan
pencegahan terhadap beberapa factor tersebut sehingga dapat menanggulangi kinerja buruk
yang dapat terjadi pada karyawan mereka sewaktu-waktu. Hal ini diterapkan guna
mendapatkan hasil pecapaian produksi perusahaan yang maksimal tanpa mengabaikan
kepentingan para karyawannya.

Sebagai orang-orang terbaik yang dimiliki HTK, coba berikan solusi atas masalah, usul
kebijakan dan kesimpulan.
Good luck

Chettriono, S.E., M.M.

Anda mungkin juga menyukai