Anda di halaman 1dari 11

Aplikasi Evaluasi

Kinerja
Evaluasi Kinerja

Evaluasi Kinerja, class #11, 24 November 2020, Chettriono, S.E.,


Aplikasi Evaluasi Kinerja
A. Persyaratan system evaluasi kinerja yang
efektif dan efisien.
 
1. Relevansi. System evaluasi kinerja harus
relevan dan ada hubungannya dengan
strategi dan tujuan organisasi.
2. Reliabilitas. Konsistensi penilaian dari
system evaluasi kinerja.
3. Sensitivitas. Dapat membedakan kinerja
sangat baik, baik, sedang, buruk dan
sangat buruk.

Evaluasi Kinerja, class #11, 24 November 2020, Chettriono, S.E.,


4. Akseptabilitas. System evaluasi kinerja harus
akseptabel dalam artian dapat diterima oleh
mereka yang berkaitan dengan evaluasi kinerja.
5. Praktikal. System evaluasi kinerja harus praktis;
mudah dipahami dan dapat dilaksanakan oleh
para manajer dengan mudah.

Kriteria kepraktisan system evaluasi kinerja.


• Sederhana
• Tidak memerlukan waktu banyak
• Tidak beresiko tinggi.

Evaluasi Kinerja, class #11, 24 November 2020, Chettriono, S.E.,


6. Tidak melanggar undang-undang.
Peter Allan (1994) mengemukakan 13 persyaratan agar
system evaluasi kinerja dapat efektif.
1. System evaluasi kinerja harus disesuaiken dengan
kebutuhan specific dari organisasi.
2. Factor factor penilaian harus subjektif dan
sekongkrit mungkin.
3. Evaluasi kinerja harus bebas dari bias.
4. Prosedur dan administrasi evaluasi kinerja harus
seragam.

Evaluasi Kinerja, class #11, 24 November 2020, Chettriono, S.E.,


5. System evaluasi kinerja harus mudah untuk
dioperasikan.
6. Hasil system evaluasi kinerja harus dipakai untuk
mengambil keputusan.
7. System evaluasi kinerja harus menyediakan suatu
telaah atau proses naik banding.
8. System evaluasi kinerja harus dapat diterima oleh
para pemakai.
9. System evaluasi kinerja harus dapat dioperasikan
secara ekonomis.

Evaluasi Kinerja, class #11, 24 November 2020, Chettriono, S.E.,


10. Penilaian kinerja harus didokumentasikan. Tujuan?
11. Penilai harus terlatih dan mempunyai kualifikasi untuk
melaksanakan evaluasi kinerja.
12. System evaluasi kinerja harus menyediakan cara
memonitor dan mengevaluasi pelaksanaannya.
13. Manajemen puncak harus mendukung system evaluasi
kinerja dengan jelas.

Evaluasi Kinerja, class #11, 24 November 2020, Chettriono, S.E.,


B. Subjektivitas dan Etika Evaluasi Kinerja.
1. Subjektivitas dan kesalahan Evaluasi Kinerja
Sebagai bagian dari riset evaluasi (evaluation research), Evaluasi
Kinerja harus dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-kaidah
ilmu penelitian.
Penilaian dilakukan berdasarkan data kinerja ternilai yang
sesungguhnya yang diobservasi oleh penilai sepanjang masa
penilaian.
Data tersebut juga harus dikumpulkan dengan menggunakan
metode ilmiah; melakukan observasi kinerja, serta menggunakan
instrumen dan dokumentasi data kinerja.
Akan tetapi dalam praktiknya, penilai adalah manusia dan ternilai
juga manusia dan evaluasi kinerja dilaksanakan di lingkungan
yang mengandung faktor-faktor yang tidak dikehendaki dalam
penilaian (extraneous factors).

Evaluasi Kinerja, class #11, 24 November 2020, Chettriono, S.E.,


Faktor-faktor yang tidak dikehendaki tersebut antara lain;
hubungan antara penilai dan ternilai, prejudis, subjektivitas
penilai, hubungan baik atau buruk dan keadaan ketika evaluasi
kinerja dilakukan. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi
penilaian sehingga hasil penilaian menjadi lebih tinggi, lebih
rendah atau rata-rata. Inilah yang disebut kesalahan penilaian
atau rating error.
Kesalahan penilaian, rating error atau rating effect adalah
kesalahan penilaian yang terjadi karena penilai membiarkan
faktor-faktor yang tidak dikehendaki (extraneous factors)
mempengaruhi keputusannya mengenai kuantitas dan kualitas
kinerja ternilai.

Evaluasi Kinerja, class #11, 24 November 2020, Chettriono, S.E.,


Jenis error atau kesalahan dalam evaluasi kinerja.

a. Leniency error
Kesalahan dimana penilai memberikan nilai lebih positif dari yang
seharusnya.
b. Severity error
Kebalikan dari leniency error.
c. Central tendency error
Penilai memberikan nilai ternilai terbesar dengan nilai rata-rata.
d. Halo error
Penilai memberikan nilai yang sama di sejumlah indicator kinerja.
e. High potential error
Kesalahan yang mengacaukan potensi ternilai dimasa mendatang
dengan kinerja ternilai sekarang.

Evaluasi Kinerja, class #11, 24 November 2020, Chettriono, S.E.,


f. Similar-to-me error
Penilai menilai ternilai- perilaku, sikap, kebiasaan, dsb- seperti atau mirip
penilai, lebih tinggi daripada ternilai lainnya.
g. Stereotyping error
Kecenderungan penilai untuk mengeneralisasi kelompok tertentu dan
mengabaikan perbedaan individual.
h. Recency error
Penilai memberikan nilai berdasarkan kinerja ternilai akhir-akhir ini
dengan mengabaikan kinerja ternilai dibulan-bukan sebelumnya.
i. Spillover effect
Nilai evaluasi masa lalu yang digunakan untuk menilai evaluasi kinerja
yang sedang dilakukan walaupun kinerja ternilai sudah berubah.
j. Contrast effect
Kecenderungan penilai untuk membandingkan ternilai dengan pegawai
lainnya, bukan membandingkan kinerja ternilai dengan standar kinerjanya.

Evaluasi Kinerja, class #11, 24 November 2020, Chettriono, S.E.,


SALAM BELA NEGARA
Aplikasi Evaluasi
Kinerja
• Evaluasi Kinerja

Evaluasi Kinerja, class #11, 24 November 2020, Chettriono, S.E.,

Anda mungkin juga menyukai