LANDASAN TEORI
Salah satu upaya yang dilakukan organisasi dalam rangka mencapai tujuan
kualitas dan kuantitas kinerja, kendala serta sikap karyawan dalam kaitannya
secara formal yang dikaitkan dengan standar kinerja yang yang telah ditentukan
oleh perusahaan”.
7
8
kinerja karyawannya agar sesuai dengan standar kerja yang telah ditetapkan.
2. Apabila terdapat sebagian atau seluruh sasaran yang tidak sesuai dengan yang
lingkungan strategis.
4. Apabila karyawan melakukan pekerjaannya tidak sesuai dengan yang
seharusnya, maka yang menjadi penyebab dapat datang dari kompetensi yang
organisasional.
Syarat yang dapat digunakan sebagai alat ukur dalam mengukur efektif
atau tidaknya sistem penilaian menurut Cascio dalam Suwatno (2016:198) sebagai
berikut:
1. Penilai (Supervisor)
2. Keterkaitan (Relavance)
3. Keterandalan (Reliability)
Mengukur alat penilaian kinerja yang mudah digunakan dan dimengerti oleh
dicapai.
\
Identifikasi Tujuan Menyusun sistem penilaian kinerja
Menetapkan standar
terhadap suatu
jabatan
Gambar II.1
kinerja yaitu harus digali terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi dengan adanya sistem penilaian kinerja yang akan disusun. Hal ini
menjadi penting karena dengan mengetahui tujuan yang ingin dicapai akan
2. Langkah yang kedua, menetapkan standar yang diharapkan dari suatu jabatan,
sehingga akan diketahui dimensi-dimensi apa saja yang akan diukur dalam
dengan pelaksanaan tugas pada jabatan itu. Tahap ini biasanya dapat
3. Setelah tujuan dan dimensi yang akan diukur dalam penilaian kinerja
ini harus selalu dikaitkan dengan tujuan penilaian. Hal ini karena tiap-tiap
berbeda.
yang menduduki suatu jabatan. Penilaian ini dilakukan oleh atasan saja, atau
dengan sistem 360 derajat. Penilaian dengan sistem 360 derajat maksudnya
adalah penilaian satu karyawan dilakukan oleh atasan, rekan kerja yang
selama ini serta mengetahui kinerja yang diharapkan oleh organisasi. Evaluasi
pada tahap ini. Apakah penilaian kinerja tersebut sudah dapat mencapai
belum, maka harus dilakukan revisi atau mendesain ulang sistem penilaian
kinerja.
pekerjaan dapat ditentukan dari isi suatu pekerjaan, dapat dijadikan sebagai dasar
standar pekerjaan harus dapat diukur dan dipahami secara jelas. Suatu pekerjaan
1. Jumlah Pekerjaan
2. Kualitas Pekerjaan
3. Ketepatan Waktu
pekerjaan lainnya. Jadi, bila pekerjaan pada suatu bagia tertentu tidak selesai
4. Kehadiran
5. Kemampuan Kerjasama
Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh satu orang karyawan saja.
Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan oleh dua orang
suatu sistem penilaian prestasi kerja yang baik sangat tergantung pada persiapan
pekerjaan seseorang ialah bahwa penilaian ditujukan pada perilaku dan sikap yang
Suatu sistem yang praktis adalah cara penilaian yang dipahami dan
diterima oleh pihak penilai dan yang dinilai. Berarti adanya persepsi yang sama
antara dua belah pihak tentang segi-segi pekerjaan yang dinilai dan teknik
penilaian yang digunakan merupakan hal yang sangat penting. Perbedaan persepsi
hasilnya.
Aspek penting lainnya dari suatu sistem penilaian prestasi kerja ialah
standar yang jelas. Sasaran utama dari adanya standar tersebut ialah
bersumber pada analisis pekerjaan yang harus dipahami dan diterima oleh para
standar itu harus pula mempunyai nilai komparatif dalam arti bahwa dalam
seorang pekerja dengan pekerja yang lain yang melakukan pekerjaan sejenis.
sistem penilaian prestasi kerja ialah adanya takaran-takaran yang digunakan untuk
Menurut Mathis dan Jakcson dalam Kaswan (2015:155-156) ada tiga faktor
a. Talenta
b. Keterampilan
c. Kecerdasan
d. Pengetahuan
e. Minat
f. Karakteristik
g. Kepribadian
a. Motivasi
b. Etika kerja
c. Kehadiran
d. Pergantian pegawai
e. Desain pekerjaan
3. Dukungan organisasi
tujuannya.
5. Memanfaatkan umpan balik yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang
dilakukannya.
berprestasi tinggi. Motif berprestasi yang perlu dimiliki oleh karyawan harus
ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan kerja. Hal ini karena
motif berpretasi yang ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan mmbentuk suatu
kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja tutut menunjang maka pencapaian
kinerja akan lebih mudah. Motif berprestasi dalam diri harus dikembangkan dan
dimanfaatkan oleh seorang karyawan, serta menciptakan situasi yang ada pada
Orang percaya prestasi kerja individu merupakan gabungan dari tiga faktor,
individu dan faktor lingkungan, hal ini dikemukakan oleh Byar dan Rue dalam
Hamali (2018:79)
1. Usaha (effort) yang menunjukan sejumlah sinergi fisik dan mental yang
3. Persepsi peran atau persepsi tugas (role atau task perception), yaitu segala
perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu oleh individu untuk menyelesaikan
sutu pekerjaan.
1. Kondisi fisik
2. Peralatan
3. Waktu
4. Material
5. Pendidikan
6. Supervisi
7. desain organisasi
8. pelatihan
9. keberuntungan
2.1.7. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
untuk mengukur kinerja para karyawan dan mengetahui kelebihan dari para
karyawan tersebut.
sebagai berikut:
4. Mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara atasan dan
bawahan.
kemampuan mereka.
4. Penyesuaian kompensasi.
Kinerja yang buruk mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain
Tabel II.1
Pendekatan penilaian kinerja
No Pendekatan Penjelasan
By Objective (MBO)
tersendiri yang telah ditentukan sesuai dengan beban dan tanggung jawab yang
adalah:
1. Absensi
Merupakan keberadaan atau bukti kehadiran karyawan pada saat masuk kerja
yang telah ditetapkan maka kinerjanya dihitung baik atau baik sekali.
kinerjanya kurang baik atau buruk. Dampak dari kinerja ini dapat
mempengaruhi kompensasi.
4. Kejujuran
itu sendiri.
7. Loyalitas
8. Kepatuhan
peraturan perusahaan dan ketaatan untuk tidak melanggar atau melawan yang
sudah diperintahkan.
9. Kerjasaman
10. Merupakan saling membantu diantara karyawan baik antar bagian atau
memimpin.
2.2. Pegawai
dari mana calon-calon pegawai tersebut harus ditarik. Dengan kata lain harus
Bahwa bila perusahaan membutuhkan tenaga baru atau bila suatu jabatan
dipilih untuk memangku jabatan yang lowong itu. Tindakan semacam itu lazim
jabatan yang setingkat lebih tinggi dari jabatan semula mengandung beberapa
segi-segi positif. Hal ini terutama akan mempertinggi efesiensi pegawai dan
Merupakan sumber pegawai yang penting pula. Hal ini bukan saja membawa
Pada sumber semacam ini tercatat berbagai macam tenaga kerja yang
membutuhkan pekerjaan. Selain itu, karena badan semacam ini tidak mencari
kerja dengan bantuan badan ini relatif murah. Di indonesia, badan seperti ini
belum mensuplai tenaga ahli seperti sarjana, khususnya megister dan doktor.
4. Lembaga-lembaga pendidikan
Merupakan sumber tenaga kerja yang tidak kurang pentingnya. Ada penulis
yang berpendapat bahwa sumber ini merupaka sumber tenaga kerja yang
terbaik. Hal ini disebabkan karena sumber ini dapat mensuplai tenaga kerja
baik, selain karena tenaga kerja yang disediakannya, juga karena tenaga kerja
5. Iklan
Dengan penyusunan kata-kata yang menarik, iklan tidak hanya dapat menarik
tenaga kerja dari tempat yang jauh, tetapi dapat pula menarik tenaga kerja yang
kompeten dan berpengalaman. Lebih-lebih lagi bila perusahaan membutuhkan
tenaga kerja dalam jumlah besar, bantuan dari iklan sangat besar.