g. Stereotyping error
Stereotyping error atau kesalahan stereotip, yaitu kecendurungan perilaku
menggeneralisasikelompok tertentu dan mengabaikan perbedaaan individual. Kesalahan
ini terjadi karena penilai menggunakan dirinya sebagai standar kinerja karyawan.
h. Regency error
Dalam regency error atau kesalahan baru-baru ini, penilai memberikan nilai berdasarkan
kinerja ternilai akhir-akhir ini-satu atau dua bulan terkahir sebelum penilaian dengan
mengabaikan kinerja ternilai sepanjang bulan-bulan sebelumnya. Jika kinerja ternialai
akhir-akhir ini baik, penilai akan memberi nilai baik. Jika ternialai buruk, penilai akan
meberikan nilai buruk.
i. Spillover effect
Spillover effect atau efek tumpah adalah nilai evaluasi masa lalu yang digunakan untuk
menilai evaluasi kinerja yang sedang dilakukan walaupun kinerja ternilai sudah berubah.
Jika nilai evaluasi terdahulu buruk, maka nilai sekarang juga buruk. Jika nilai terdahulu
baik, nilai sekarang juga baik.
j. Contrast effect
Contrast efect atau efek kontrasi adalah kecenderungan penilai untuk mebandingkan
ternialai dengan pegawai lainnya (pembanding), bukan membandingkan kinerja ternialai
dengan standar kinerjanya. Pegawai yang dijadikan pembanding oleh penilai umumnya
adalah pegawai yang kinerjanya minimal, baik atau dianggapnya baik. Jika perbandingan
dilakukan berdasarkan penilaian kinerja masih ada manfaatnya. Evaluasi kinerja yang
mengandung contrast effect akan mendapat tantangan dari para pegawai yang
dirugikan.
Leniency eror dan severity eror terjadi jika formulasi standar kinerja dan performance level
descriptor tidak didefinisikan dengan baik. Kesalahan tersebut juga disebabkan evaluasi
kinerja dilaksankan melalui prosedur pengumpulan data , penilaian dan kesimpulan yang
berpusat pada penilai. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa organisasi tidak mencegah
penilai menaikkan atau menurunkan dari nilai yang seharusnya. Dalam leniency eror penilai
dapat terjadi penilaian secara subjektif yang disebabkan perasaan penilai terhadap ternilai
sehingga mempengaruhi hasil penilaiannya.
Severity eror mencermikan bahwa penilai tidak menyukai ternilai mungkin karena bias atau
prejudis ras, suku, jenis kelamin, agama, atau personal bias. Kesalahan ini juga bias terjadi
karena penilai menerapkan standar yang tinggi kepada setiap pegawai, hal ini juga bias
disebabkan karena perusahaan ingin menahan promosi karena masalah keuangan.
Centran tendency eror dapat terjadi karena prosedur administrasi penilaian. Hal ini dapat
terjadi jika prosedur mensyaratkan penilai untuk menyiapkan administrasi secara terperinci
apabila ingin memberikan nilai baik atau sangat baik.
Halo eror terjadi karena impresi penilai terhadap seseorang ternilai didasarkan pada
karakteristik tertentu misalnya kesopanan, kecerdasan, atau kecantikan bukan standar
kinerja pegawai.
Evaluasi kinerja harus dilakukan dalam kerangka waktu tertentu . Jika penilai tidak
melakukan observasi dan mendokumentasikan kinerja ternilai, ia akan lupa dan tidak
mengingat indicator kinerja ternilai sepanjang periode penilaian. Kegagalan dalam
mengingat ini disebut dengan memory decay atau kerusakan ingatan.
Similar to me error terjadi karena standar kinerja pegawai tidak dapat diukur. Standar
kinerja dapat ditafsirkan sekehendak penilai. Akibatnya penilai mengukur kinerja ternilai
tidak berdasarkan standar kinerja akan tetapi membandingkan dengan dirinya sendiri. Jika
penilai perfeksionis maka akan jarang yang mendapatkan penilaian baik.
Kesalahan atau tidak objektifnya penilai dalam memberi nilai evaluasi kinerja dapat terjadi
secara sengaja maupun tidak disengaja.
A. Kesalahan yang tidak disengaja
1. Penilai tidak atau kurang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan evaluasi kinerja
2. Cognitive information processing (CIP). Menurut teori CIP (Fisher , Schoenfeldt dan
Shaw, 1990) evaluasi kinerja merupakan tugas ingatan yang kompleks. Dalam
pelaksanaan evaluasi kinerja penilai harus melakukan hal – hal berikut ini :
a) Memperoleh informasi mengenai kinerja seorang pegawai ternilai yang terjadi
dalam waktu tertentu, jenis, kuantitas, dan kualitas informasi tersebut sangat
banyak.
b) Mengodekan dan menyimpan informasi dalam ingatan penilai
c) Menemukan kembali informasi tersebut dikemudian hari ketika diminta untuk
menilai kinerja pegawai.
d) Membobot dan mengkombinasikan informasi dalam penilaian kinerja
menyeluruh.
Informasi tentang kinerja karyawan sangat banyak karena indikatornya banyak.
Disamping itu penilai juga harus menyimpan informasi tentang jumlah stafnya. Penilai
hanya mampu mempelajari dan mengingat jumlah informasi tentang kinerja pegawai
yanga sangat terbatas. Penilaian menunjukkan bahwa mereka menggunakan berbagai
metode untuk memadatkan informasi yang mereka terima. Keadaan ini menyebabkan
penilai dapat melakukan kesalahan dalam memproses dan menilai evaluasi kinerja.
Salah satu jalan pintas kognitif yang dipakai penilai dalam memproses informasi
mengenai ternilai adalah dengan menggunakan skema – skema. Skema – skema adalah
kategori yang dipakai seseorang untuk mengorganisasikan informasi dan
mengklasifikasikan seseorang, yang mana setiap skema berhubungan dengan satu set
sifat yang disebut prototipe. Prototipe melukiskan karakteristik esensial yang diperlukan
untuk diklasifikasikan ke dalam skema tersebut. Prototipe supervisor mengenai pekerja
baik adalah tidak pernah absen , dapat menulis dengan baik, menyelesaikan proyek
tepat waktu dan dapat berhubungan baik dengan rekan kerjanya.
Ketika menilai kinerja seorang karyawan, supervisor akan menentukan pada skema yang
mana karyawan ditempatkan. Supervisor akan memanggil semua informasi mengenai
karyawan termasuk prototipe skema. Seorang karyawan yang mempunyai nilai tinggi
pada kehadiran kerja akan juga memiliki nilai positif pada semua aspek kinerja walaupun
kinerjanya tidak baik dalam bidang itu. Seorang karyawan yang dikategorikan sebagai
pekerja buruk juga dapat dinilai rendah pada semua kriteria walaupun supervisor
mungkin tidak mengobservasi kinerja buruk dalam sejumlah dimensi.
Menurut penilaian Angelo S. Denisi dan Lawrence H. Peters (1960) salah satu cara untuk
menghindari kesalahan penilai mengenai penyimpanan dan penemuan kembali
informasi ternilai adalah dengan menggunakan catatan harian. Penilai dengan membuat
catatan harian akan jarang membuat kesalahan penilaian daripada penilai yang tidak
membuat catatan harian.