Anda di halaman 1dari 24

PAPER

URGENSI PROFESI TEKNOLOGI INDUSTRI


PERTANIAN DALAM SISTEM INDUSTRI
CRUDE PALM KERNEL OIL (CPKO)
DI PT SRIWIJAYA PALM OIL
SUMATERA SELATAN

Anggota:
Widi Handoko 05032682327003
Muhammad Rizki Azra 05032682327002

PROGRAM STUDI
MAGISTER TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2024
ABSTRAK

Pengembangan keprofesian dalam teknologi industri pertanian


memiliki peran yang penting dalam meningkatkan efisiensi dan
produktivitas dalam sistem industri pengolahan palm kernel oil
(PKO). Studi kasus ini bertujuan untuk mengeksplorasi pendekatan
yang digunakan dalam mengembangkan keprofesian teknologi
industri pertanian pada sistem pengolahan PKO. Melalui analisis
mendalam terhadap proses pengembangan keprofesian teknologi
industri pertanian, studi ini menyoroti strategi-strategi utama yang
diterapkan dalam konteks peningkatan kemampuan teknis dan
profesional di bidang ini.
Metode-metode yang digunakan meliputi survei, wawancara, dan
observasi langsung untuk mendapatkan pemahaman yang holistik
tentang tantangan, peluang, dan praktik terbaik dalam pengembangan
keprofesian teknologi industri pertanian. Hasil studi menunjukkan
bahwa pendekatan yang berorientasi pada pelatihan keterampilan
teknis, akses terhadap sumber daya informasi, dan kerja sama lintas
sektor menjadi kunci dalam meningkatkan kompetensi dan kualifikasi
para profesional di industri pengolahan PKO.
Pemahaman dinamika pengembangan keprofesian dalam
teknologi industri pertanian akan memberikan wawasan bagi
pemangku kepentingan untuk merancang kebijakan dan strategi yang
berkelanjutan dalam mendukung pertumbuhan sektor ini secara efektif
dan berkelanjutan. Pengembangan keprofesian teknologi industri
pertanian memiliki dampak positif yang signifikan dalam
meningkatkan kinerja dan daya saing industri pengolahan PKO.

Keyword : pengembangan keprofesian, industri, PKO.


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Minyak sawit di Indonesia termasuk salah satu komoditi perkebunan yang
telah memberikan banyak kontribusi terhadap pendapatan negara Indonesia
merupakan negara produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah
Malaysia. Oleh karena itu: Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar
dalam pengembangan produk pangan maupun nonpangan yang berbahan dasar
minyak sawit diseltai dengan jaminan mutu dan kualitas terhadap produk minyak
dan turunannya tersebut (Gunawan, 2021).
Minyak sawit dihasilkan dari proses ekstraksi bagian serabut buah dari
tanaman kelapa sawit. Minyak yang dihasilkan dari proses ekstraksi bagian
kulit/serabut buah tersebut disebut minyak mentah dan dikenal dengan Crude
Palm Oil (CPO) dan di bagian biji buah disebut Crude Palm Kernel Oil (CPKO)
(Rantawi, 2021).
Minyak inti sawit merupakan salah satu bahan baku untuk industri pangan
dan nonpangan: sehingga dengan demikian mutunya sangat perlu diketahui
kualitasnya dan harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Maka perlu
dilakukan suatu analisa yang bertujuan untuk mengetahui kualitas minyak inti
sawit sebagai barang komoditl dalam dunia perdagangan minyak sawit (Setiawati,
2020).
Mutu minyak sawit dipengaruhi oleh kadar asam lemak bebasnya: karena
jika kadar asarn lemak bebasnya tinggi: maka akan timbul bau tengik. Kadar air
dapat mengakibatkan naiknya kadar asarn lemak bebas karena air pada CPKO
dapat menyebabkan terjadi hidrolisa pada trigliserida dengan bantuan enzim lipase
dalam CPKO tersebut (Hariyono, 2020).
Secara umum, tujuan akhir dari suatu industri adalah untuk menghasilkan
keuntungan yang besar. Manfaat besar dapat dicapai jika industri berhasil
menghilangkan pemborosan yang ada. Dari Faktor-faktor tersebut yang paling
mempengaruhi kualitas CPKO adalah kandungan asam lemak bebas dimana
faktor ini merupakan faktor yang paling sering dijumpai dalam analisa kualitas
CPKO dan mutu dari CPKO dipengaruhi oleh kernel yang akan diolah. Proses
produksi yang sudah berjalan dengan baik, juga mempunyai kemungkinan produk
mengalami kerusakan. Kerusakan produk bisa terjadi karena adanya kesalahan
dari bahan baku yang digunakan, pekerja dan mesin. Pengendalian mutu
merupakan teknik manajemen untuk menjaga, meningkatkan dan
mempertahankan kualitas dengan cara menurunkan nilai barang yang rusak agar
memberikan keuntungan dan kepuasan klien. Kualitas adalah faktor yang ada
dalam produk yang menjadi tujuan dari produksi. Kualitas produk mempengaruhi
kepuasan pelanggan karena kualitas produk menentukan harapan konsumen. Pada
saat proses produksi berjalan terdapat produk cacat, maka perusahaan dapat
mengetahui dan memperbaikinya (Putri, 2019).
Peran keprofesian dalam teknologi industri pertanian dalam sistem produksi
CPKO secara komprehensif dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi dan
keberlanjutan usaha serta operasional dari suatu perusahaan.
.
1.2. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk sebagai berikut:
1. Menyoroti motivasi dalam menerapkan praktik agroindustri berkelanjutan.
2. Menganalisis tantangan yang terkait dengan partisipasi setiap pemangku
kepentingan.
3. Membahas perlunya kebijakan dan mekanisme dukungan yang memperkuat
praktik agroindustri berkelanjutan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Minyak Nabati


Minyak nabati adalah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuhan.
Digunakan dalam makanan dan memasak. Beberapa jenis minyak nabati yang
biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit, jagung, zaitun, kedelai bunga
matahari dan lain-lain. Minyak nabati adalah sejenis minyak yang terbuat dari
tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan memasak. Beberapa jenis minyak
nabati yang biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit, jagung, zaitun, kedelai
bunga matahari dan sejenisnya (Rosyidasari, 2020).
Berdasarkan kegunaannya, minyak nabati terbagi menjadi dua golongan.
Pertama, minyak nabati yang dapat digunakan dalam industri makanan (edible
oils) dan dikenal dengan nama minyak goreng meliputi minyak kelapa, minyak
kelapa sawit, minyak zaitun, minyak kedelai dan sebagainya. Kedua, minyak yang
digunakan dalam industri non makanan (non edible oils) misalnya minyak kayu
putih, minyak jarak, minyak biji karet (Situmorang, 2021).

2.2. Kelapa Sawit


Kelapa sawit (Elaesis gueneesis Jacq) merupakan jenis tanaman penghasil
minyak nabati yang lebih banyak bila dibandingkan dengan tanaman penghasil
minyak lainya seperti kelapa, kacang tanah, biji bunga matahari dan lain
sebagainya. Buah sawit berukuran kecil antara 12-18 g/butir yang duduk pada
bulir. Setiap bulir terdiri dari 10-18 butir tergantung pada kesempurnaan
penyerbukan. Beberapa bulir bersatu membentuk tandan. Buah sawit yang
dipanen dalam bentuk tandan disebut tandan sawit. Hasil utama yang diperoleh
dari tandan buah sawit ialah minyak sawit yang terdapat daging buah dan minyak
inti sawit yang terdapat pada kernel. Bagian inti sawit menghasilkan minyak inti
sawit (Palm kernel oil / PKO) sebanyak 3-4% (Nurfiqih, 2021).
Gambar 2.1. Buah kelapa sawit yang duduk pada bulir

Kelapa sawit menghasilkan dua macam minyak yang berlainan sifatnya, yaitu
minyak sawit mentah CPO (Crude Palm Oil) yang berasal dari sabut atau daging
kelapa sawit dan minyak inti sawit PKO (Palm Kernel Oil) yang berasal dari inti
buah sawit. CPO mempunyai ciri-ciri fisik agak kental, berwarna kuning jingga
kemerah-merahan, dan CPO yang telah dimurnikan mengandung asam lemak
bebas (ALB) sekitar 5% dan karoten atau pro-vitamin E (800-900 ppm).
Sebaliknya PKO mempunyai ciri-ciri fisik minyak berwarna putih kekuning-
kuningan dengan kandungan asam lemak bebas sekitar 5% (Nurfiqih, 2021).

b
c
a
Gambar 2.2. Bagian dari buah kelapa sawit (a) daging kelapa sawit (b) batok
kelapa sawit (c) Inti kelapa sawit

2.3. Inti Kelapa Sawit


Inti sawit merupakan hasil olahan dari biji sawit yang telah dipecah menjadi
cangkang dan inti, cangkang sawit digunakan sebagai bahan bakar ketel uap,
arang, pengeras jalan dan lain-lain. Sedangkan inti sawit diolah kembali menjadi
minyak inti sawit (Palm Kernel Oil). Proses pengolahan inti sawit menjadi
minyak inti sawit tidak terlalu rumit bila dibandingkan dengan proses pengolahan
buah sawit. Bentuk inti sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna cokelat
hitam. Inti sawit mengandung lemak,protein, serat dan air. Pada pemakaiannya
lemak yang terkandung didalamnya disebut minyak inti sawit dan ampas atau
bungkilnya yang kaya protein digunakan sebagai bahan makanan ternak. Kadar
minyak dalam inti kering adalah 44 – 53% (Abdallah, 2021).

2.4. Minyak Inti Kelapa Sawit


Minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO) merupakan minyak inti buah
tanaman kelapa sawit yang telah dipisahkan dari daging buah dan tempurungnya.
PKO mengandung kadar asam lemak bebas (ALB) sekitar 5% dan kadar minyak
sekitar 50%. PKO ini berupa minyak putih kekuning-kuningan yang diperoleh
dari proses ekstraksi inti buah tanaman kelapa sawit. Standar mutu PKO di
indonesia tercantum di dalam Standar Produksi SP 10-1975. Adapun syarat mutu
PKO adalah kadar minyak minimum 48%; kadar air maksimum 8,5%;
kontaminasi maksimum 4,0%; kadar inti pecah maksimum 15%; warna
maksimum 40%; dan asam lemak bebas maksimum 0,1% (Yulianto, 2020).
PKO merupakan minyak inti buah tanaman kelapa sawit yang telah
dipisahkan dari daging buah dan tempurungnya. PKO terdiri dari asam lemak,
esterifikasi dengan gliserol sama seperti minyak biasa. PKO bersifat semi padat
pada suhu ruang, lebih jenuh dari pada minyak kelapa sawit namun setara dengan
minyak kelapa (Yulianto, 2020).

2.5. Proses Pengambilan Minyak


Ekstraksi merupakan suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini
bermacam-macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical
expression dan solvent extraction (Fitriana, 2019).
2.5.1. Rendering
rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan
yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air tinggi.
Penggunaan panas bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel
bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh
minyak atau lemak yang terkandung didalamnya. Menurut pengerjaannya
rendering dibagi dalam dua cara yaitu wet rendering dan dry rendering. Wet
rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama
berlangsungnya proses. Sedangkan dry rendering adalah cara rendering tanpa
penambahan air selama proses berlangsung (Fitriana, 2019).

2.5.2. Pengepresan Mekanis


Pengepresan mekanis merupakan suatu cara kestraksi minyak atau lemak,
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70 persen).
Pada pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak
atau lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup
pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan.
Dua cara yang umum dalam pengepresan mekanis yaitu pengepresan hidrolik
(hydraulic pressing) dan pengepresan berulir (screw pressing) (Fitriana, 2019).

a. Pengepresan hidrolik (hydraulic pressing)


Pada cara hydraulic pressing, bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000
lb/in2. Banyaknya minyak atau lemak yang dapat diekstraksi tergantung dari
lamanya pengepresan, tekanan yang digunakan serta kandungan minyak dalam
bahan. Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa bungkil bervariasi sekitar 4-
6%, tergantung dari lamanya bungkil ditekan dibawah tekanan hidrolik. Tahap-
tahap yang dilakukan dalam proses pemisahan minyak dengan cara pengepresan
mekanis dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Bahan yang
mengandung Penyortiran Penggilingan
minyak

Minyakkasar Pengepresan
dan Pemanasan
ampas /bungkil

Gambar 2.3. Skema cara memperoleh minyak dengan pengepresan


b. Pengpresan berulir (screw pressing)
Cara screw pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari
proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan berlangsung pada
temperatur 240ºF dengan tekanan sekitar 15-20 ton/inch 2. Kadar air minyak atau
lemak yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5 persen, sedangkan bungkil yang
dihasilkan masih mengandung minyak sekitar 4-5 persen. Cara lain untuk
mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak
atau lemak adalah gabungan dari proses wet rendering dengan pengepresan secara
mekanik atau dengan sentrifusi (Fitriana, 2019).

2.5.3. Pelarut
Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam
pelarut minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kadar minyak
yang rendah yaitu sekitar 1 % atau lebih rendah, dan mutu minyak yang
dihasilkan menyerupai hasil dengan cara expeller pressing, karena sebagian fraksi
bukan minyak akan ikut terekstraksi. Pelarut minyak atau lemak yang biasa
dipergunakan dalam proses ekstraksi dengan pelarut menguap adalah petroleum
eter, gasolin karbon disulfida, karbon tetraklorida, benzene dan n-heksana
(Fitriana, 2019).
BAB 3
METEDOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat


Kunjungan lapangan akan berlangsung di PT Sriwijaya Palm Oil di
Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Waktu
pelaksanaannya adalah mulai tanggal 07 Maret 2024 hingga selesai.

3.2. Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaan kunjungan lapangan di PT Sriwijaya Palm Oil, yang
berlokasi di Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang, Sumatera Selatan, meliputi
wawancara, observasi lapangan, praktik kerja langsung, studi kepustakaan, dan
konsultasi dalam penyusunan serta penyelesaian laporan. Tahapan metode
mencakup berikut ini:

3.2.1. Wawancara (Interview)


Metode wawancara dilaksanakan dengan melakukan interaksi langsung
dengan pihak PT Sriwijaya Palm Oil untuk membahas evaluasi pada sistem
agroindustri kelapa sawit khususnya pada pengolahan Crude Palm Kernel Oil.

3.2.2. Mempelajari Langsung ke Lapangan


Metode ini melibatkan observasi langsung di lokasi produksi Crude Palm
Kernel Oil (CPKO), dengan fokus pada proses pengolahan dan produksi. Setiap
langkah dalam produksi, mulai dari penerimaan tandan buah segar (TBS) hingga
pengemasan CPKO, dicatat secara detail. Observasi juga mencakup identifikasi
potensi perbaikan atau inovasi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas CPO.
Data hasil observasi kemudian dianalisis secara menyeluruh untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas dan keberlanjutan
operasional. Analisis ini menjadi dasar untuk merumuskan rekomendasi perbaikan
atau peningkatan di masa mendatang.
3.2.3 Praktik Kerja Langsung
Metode praktik kerja langsung dilaksanakan dengan melakukan kegiatan
langsung di lokasi produksi, dengan bimbingan dari pihak perusahaan.
Pendekatan ini memungkinkan penulis untuk memperoleh informasi yang lebih
terperinci tentang proses pengolahan dan produksi Crude Palm Kernel Oil
(CPKO) di PT. Sriwijaya Palm Oil, yang berlokasi di Kecamatan Ilir Timur I,
Kota Palembang, Sumatera Selatan.

3.2.4. Studi Kepustakaan


Metode ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman
penulis serta untuk mendukung data-data terkait proses pengolahan dan produksi
Crude Palm Kernel Oil (CPKO) di PT. Sriwijaya Palm Oil, yang berlokasi di
Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang, Sumatera Selatan, yang diperoleh
selama kunjungan lapangan. Pendekatan ini melibatkan pencarian dan
pengumpulan data dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, artikel, dan bahan
bacaan lainnya.

3.2.5. Konsultasi Penyusunan dan Penyelesaian Laporan


Tahapan ini merupakan langkah terakhir yang dilakukan oleh penulis
dengan bimbingan dari dosen pembimbing untuk menyelesaikan laporan kegiatan
akhir kunjungan lapangan.
BAB 4
PROFIL UMUM PERUSAHAAN

4.1. Sejarah PT Sriwijaya Palm Oil


Sejarah berdirinya pada tahun 2003 PT. Sriwijaya Palm Oil Kabupaten
Banyuasin, Sumatera Selatan. Tahun 2003 perusahaan ini memperkuat jaringan
dengan 80% saham perusahan yang bergerak dibidang perkebuan dan pengelolaan
minyak kelapa sawit. PT. Sriwijaya Palm Oil Indonesia (PT. SPOI) merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm
oil (CPO), cangkang dan inti sawit (kernel). Kapasitas dari PT. Sriwijaya Palm
Oil Indonesia (PT. SPOI) ini sebesar 600 ton/hari atau sekitar 30 ton per jam
dengan investasi Rp. 82 miliar dan menyerap 151 tenaga kerja. Perusahaan ini
terletak di Jl. Raya Tanjung Api-Api Km. 12 Desa Gasing Banyuasin, dan
diresmikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Selasa,
21 Desember 2006.
PT. Sriwijaya Palm Oil Indonesia (PT. SPOI) ini menggunakan bahan
baku berupa kelapa sawit yang berkualitas tinggi untuk dijadikan bahan baku
produksi sehingga produk yang dihasilkan juga mempunyai kualitas tinggi. Bahan
baku kelapa sawit ini didapat dari 50% suplai dari kebun luar dan 50% dari kebun
sendiri yang terdiri dari enam perkebunan yang berada di beberapa kawasan di
Sumatera Selatan dan tergabung di grup PSMG (Persada Sawit Mas Group)
a. Perkebunan PT. Parkindo, Desa Gasing Kecamatan Talang Kelapa,
Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
b. Perkebunan PT. Cipta Lestari Sawit Budi Asih, Desa Budi Asih, Kecamatan
Pulau Rimau dan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera
Selatan
c. Perkebunan PT. Cipta Lestari Sawit Wonosari, Desa Wonosari, Kecamatan
Pulau Rimau dan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera
Selatan
d. Perkebunan PT. Cipta Lestari Sawit Bumirejo, Desa Bumirejo, Kecamatan
Pulau Rimau dan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera
Selatan
e. Perkebunan PT. Persada Sawit Mas (PSD), Kecamatan Pampangan
Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering, Provinsi Sumatera Selatan.
f. Perkebunan PT. Selatan Agro Makmur, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten
Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan.

4.2. Lokasi dan Tata Letak Pabrik


Lokasi pabrik PT. Sriwijaya Palm Oil Indonesia (PT. SPOI) terletak
dijalan Raya Tanjung Api-Api Km. 12 Desa Gasing Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan. PT. Sriwijaya Palm Oil Indonesia (PT. SPOI) memiliki luas
area sebesar 8 hektar yang terdiri atas luas pabrik, utilitas, laboratorium, ruang
manager dan administrasi seluas 3 hektar, untuk luas lokasi limbah sebesar 3
hektar. Luas lokasi dari jalan masuk PT. Sriwijaya Palm Oil Indonesia (PT. SPOI)
ke pos satpam 2 sebesar 2 hektar. Pos satpam 1 berada dijalan masuk PT.
Sriwijaya Palm Oil Indonesia (PT. SPOI). Jarak antara pos satpam 1 menuju
pabrik seluas 300 meter. Jarak antara pos satpam I ke sungai Gasing seluas
1 km (Gambar 4.1).

Gamabar 4.1. Tata letak Pabrik PT. Sriwijaya Palm Oil

PT. Sriwijaya Palm Oil Indonesia (PT. SPOI) berada di jalan Tanjung Api-
Api Km. 12 Desa Gasing, Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Untuk sampai
menuju desa Gasing tersebut sekitar 7 km belok kanan kearah bandara Sultan
Mahmud Badaruddin II dari lampu merah sukarame.
4.3. Struktur Organisasi
PT. Sriwijaya Palm Oil Indonesia (PT. SPOI) memiliki sistem organisasi
berupa sistem organisasi garis dan fungsional (line and fungsional organization).
Setiap karyawan memiliki pekerjaan yang telah menjadi tanggung jawab
tersendiri sesuai dengan jabatan yang dimilikinya, bentuk organisasi yang sesuai
dan efisien serta memiliki karyawan yang benar-benar berkualitas karena
karyawan yang tidak mampu akan tersingkir dengan sendirinya.
Pada PT. Sriwijaya Palm Oil Indonesia (PT. SPOI) pimpinan tertinggi di
pimpin oleh seorang Mill Manager dan membawahi beberapa departemen yang
dipimpin oleh seorang koordinator asisten, seperti KTU, Ka. POS 3, asisten
proses A dan B. asisten laboratorium, asisten mekanik/elektrik, dan asisten sortasi
(Gambar 4.2).

\
Gambar 4.2. Struktur Organisasi PT. Sriwijaya Palm Oil
BAB 5
PEMBAHASAN

5.1. Proses Produksi PKO


Proses produksi minyak kelapa sawit (PKO) merupakan serangkaian
langkah yang membutuhkan pengaturan teliti dan perhatian mendalam, dimulai
dari tahap penerimaan tandan buah segar (TBS) dari kebun kelapa sawit hingga
mencapai tahap penghasilan minyak kelapa sawit mentah yang siap untuk
dipasarkan. Langkah awal dimulai dengan sortasi TBS, di mana setiap tandan
buah segar disortasi dengan cermat untuk memisahkan buah yang memiliki
kualitas baik dan layak untuk diolah dari yang tidak layak.
Proses pengolahan TBS menjadi minyak kelapa sawit pko melibatkan
serangkaian langkah yang tidak boleh diabaikan, termasuk sterilisasi, pemisahan,
pengepresan, dan klarifikasi. Tujuan dari proses ini adalah untuk memastikan
produksi minyak sawit mentah dengan kualitas tinggi yang memenuhi standar
industri. Tahap laboratorium juga merupakan tahap krusial dalam proses ini, di
mana sampel-sampel produk diuji secara menyeluruh untuk memastikan kualitas
dan keberlanjutan produk yang dihasilkan.
Selain itu, perawatan dan pemeliharaan rutin peralatan dan mesin juga
merupakan bagian tak terpisahkan dari proses ini. Hal ini sangat penting untuk
menjaga kelancaran operasional dan meningkatkan efisiensi produksi secara
keseluruhan. Dengan menjaga kualitas dan efisiensi dalam setiap tahapan proses
produksi, industri minyak kelapa sawit dapat memastikan produk akhir yang
berkualitas tinggi dan memenuhi standar yang ditetapkan.

5.2. Proses Produksi PKO


Perhatian terhadap kualitas dan efisiensi produksi minyak kelapa sawit
(PKO) adalah suatu keharusan yang tak terbantahkan, terutama dalam menjaga
reputasi perusahaan di pasar global dan meningkatkan daya saing industri. Hal ini
mencakup berbagai aspek yang tidak bisa diabaikan:
1. Standar Kualitas: Perusahaan harus mengupayakan agar produk mereka
memenuhi standar kualitas internasional yang telah ditetapkan. Ini tidak
hanya tentang memastikan kepatuhan terhadap persyaratan teknis, tetapi
juga tentang memastikan bahwa produk memenuhi harapan pelanggan dan
mempertahankan reputasi perusahaan dalam jangka panjang.
2. Efisiensi Produksi: Fokus pada efisiensi produksi mencakup berbagai
strategi, mulai dari pengurangan biaya produksi hingga peningkatan
produktivitas dan penggunaan sumber daya yang lebih optimal. Ini
melibatkan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh rantai pasok produksi,
identifikasi dan penghapusan potensi pemborosan, serta penerapan
teknologi dan praktik terbaru untuk meningkatkan efisiensi keseluruhan
operasi.

5.3. Strategi Pemasaran PKO


Dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk minyak kelapa sawit
(PKO), langkah-langkah yang teliti dan komprehensif diperlukan untuk
memastikan keberhasilan dalam memperluas pangsa pasar, meningkatkan nilai
tambah, dan menghadapi persaingan global yang semakin ketat dalam industri ini.
Analisis pasar menjadi pondasi utama dalam merumuskan strategi
pemasaran yang efektif, dengan memahami tren pasar, kebutuhan konsumen, dan
dinamika persaingan industri. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap
faktor-faktor tersebut, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang serta tantangan
yang dihadapi dalam mencapai tujuan pemasaran mereka.
Dalam upaya untuk membedakan produk mereka dari pesaing, diferensiasi
produk menjadi strategi yang krusial. Hal ini mencakup penekanan pada kualitas
produk yang superior, keberlanjutan dalam rantai pasokan, dan penambahan nilai
tambah melalui inovasi dalam proses produksi atau pengemasan. Dengan
menonjolkan atribut-atribut unik ini, perusahaan dapat menarik perhatian
konsumen yang semakin cerdas dan sadar akan nilai.
Pemanfaatan teknologi modern seperti platform digital dan media sosial
menjadi senjata penting dalam arsenal pemasaran, memperluas jangkauan mereka,
berinteraksi langsung dengan konsumen, dan menghasilkan konten yang relevan
dan menarik untuk meningkatkan kesadaran merek serta membangun hubungan
yang lebih dekat dengan pelanggan.
Kerjasama erat dengan mitra distribusi merupakan langkah strategis untuk
memastikan produk PKO dapat dengan mudah diakses oleh konsumen di berbagai
pasar, membangun jaringan distribusi yang luas dan efisien untuk memperluas
cakupan geografis dan memperkuat posisi mereka di pasar.
Terakhir namun tidak kalah pentingnya, keberlanjutan harus menjadi fokus
utama dalam strategi pemasaran, memastikan bahwa semua kegiatan pemasaran
mereka berada dalam keselarasan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan, seperti
penggunaan bahan baku yang berkelanjutan dan praktik produksi yang ramah
lingkungan.
Dengan mengintegrasikan semua aspek ini ke dalam strategi pemasaran
mereka, perusahaan PKO dapat memperkuat posisi mereka di pasar,
meningkatkan daya saing, dan memenuhi harapan konsumen yang semakin
meningkat terhadap produk yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi.

5.4. Inovasi Teknologi dalam Pemasaran PKO


Inovasi teknologi dalam pemasaran PKO telah membawa perubahan
signifikan dalam pendekatan perusahaan dalam memahami, menjangkau, dan
memuaskan kebutuhan konsumen. Salah satu aspek utama dari inovasi ini adalah
kemampuan untuk melakukan Analisis Pasar yang Akurat menggunakan
teknologi canggih. Dengan memanfaatkan algoritma dan analisis data yang
canggih, perusahaan dapat menggali wawasan yang lebih dalam tentang perilaku
konsumen, tren pasar, dan preferensi pelanggan potensial. Hal ini memungkinkan
mereka untuk mengambil keputusan yang lebih terinformasi dalam merancang
strategi pemasaran yang tepat sasaran.
Selain itu, Personalisasi Konten telah menjadi fokus utama dalam upaya
meningkatkan keterlibatan konsumen. Dengan memanfaatkan teknologi untuk
melacak dan menganalisis perilaku konsumen secara individu, perusahaan dapat
membuat konten pemasaran yang disesuaikan dengan preferensi dan kebutuhan
masing-masing pelanggan. Ini tidak hanya meningkatkan relevansi konten, tetapi
juga memperkuat hubungan antara merek dan konsumen, meningkatkan loyalitas
pelanggan dalam jangka panjang.
Ekspansi Melalui Platform Digital telah menjadi strategi yang semakin
penting dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan meningkatnya penetrasi
internet dan penggunaan media sosial, perusahaan PKO dapat memanfaatkan
platform e-commerce dan sosial media untuk mencapai konsumen di berbagai
wilayah geografis. Melalui kampanye pemasaran yang cerdas dan kreatif,
perusahaan dapat memperluas jangkauan mereka dan menarik perhatian
pelanggan potensial yang sebelumnya tidak terjangkau.
Integrasi Teknologi Blockchain telah menjadi tren yang muncul dalam
upaya meningkatkan transparansi dan keamanan dalam rantai pasok. Dengan
menggunakan teknologi blockchain, perusahaan dapat melacak dengan akurat
perjalanan produk dari kebun kelapa sawit hingga ke tangan konsumen akhir. Ini
tidak hanya meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk, tetapi juga
membantu dalam memerangi praktik-praktik ilegal seperti deforestasi dan
eksploitasi buruh.

5.5. Peran Seorang Teknolog Industri Pertanian untuk Industri PKO di PT


Sriwijaya Palm Oil
Peran seorang teknolog industri pertanian dalam industri minyak kelapa
sawit (PKO) di PT Sriwijaya Palm Oil (SPO) sangatlah vital dalam memastikan
efisiensi, kualitas, dan keberlanjutan produksi. Teknolog industri pertanian
memiliki tanggung jawab untuk mengintegrasikan teknologi modern ke dalam
seluruh rantai produksi, mulai dari pengelolaan kebun kelapa sawit hingga proses
produksi PKO. Mereka bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengelola
implementasi praktik pertanian yang berkelanjutan, termasuk penggunaan pupuk
dan pestisida yang tepat serta pengelolaan limbah. Selain itu, teknolog industri
pertanian juga terlibat dalam pengembangan dan penerapan teknologi terbaru,
seperti sistem irigasi cerdas dan sensor tanah, untuk meningkatkan produktivitas
dan efisiensi produksi. Dengan pemahaman mendalam tentang proses produksi
dan standar kualitas internasional, mereka berperan dalam memastikan bahwa PT
SPO memenuhi persyaratan pasar global dan menjaga reputasi perusahaan sebagai
produsen PKO terkemuka. Melalui kolaborasi dengan berbagai departemen,
teknolog industri pertanian di PT SPO juga berperan dalam mengembangkan
inovasi teknologi yang mendukung strategi pemasaran perusahaan, seperti analisis
pasar yang lebih akurat dan penggunaan teknologi digital untuk memperluas
jangkauan pasar. Dengan demikian, peran seorang teknolog industri pertanian di
PT SPO tidak hanya mencakup aspek teknis produksi, tetapi juga berkontribusi
pada strategi keseluruhan perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif dan
keberlanjutan dalam industri PKO.
BAB 6
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
1. Minyak kelapa sawit (PKO) memiliki peran penting dalam ekonomi
Indonesia sebagai salah satu komoditas perkebunan utama, dengan peluang
besar untuk pengembangan produk pangan dan nonpangan berbahan dasar
PKO.
2. Kualitas PKO sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kadar asam
lemak bebas dan kadar air, sehingga diperlukan pengendalian mutu yang
ketat untuk memastikan produk berkualitas tinggi.
3. Proses produksi PKO melibatkan serangkaian langkah, termasuk ekstraksi
dari inti kelapa sawit, pengolahan, dan pengepresan, yang semuanya
memerlukan perhatian mendalam terhadap kualitas dan efisiensi.
4. Pentingnya pemasaran PKO yang berkelanjutan, termasuk strategi
pemasaran yang berbasis pada analisis pasar yang akurat, diferensiasi
produk, pemanfaatan teknologi modern, dan keberlanjutan.
5. Inovasi teknologi dalam pemasaran PKO telah membawa perubahan
signifikan dalam pendekatan perusahaan dalam memahami, menjangkau,
dan memuaskan kebutuhan konsumen, dengan Analisis Pasar yang Akurat
sebagai salah satu aspek utama inovasi tersebut.

6.2. Saran
Untuk mempertahankan dan meningkatkan daya saingnya, perusahaan
kelapa sawit (PKO) dapat fokus pada peningkatan kualitas produk, efisiensi
produksi, diferensiasi produk, pemanfaatan teknologi pemasaran, dan
keberlanjutan operasional. Dengan langkah-langkah ini, mereka bisa menguatkan
posisi di pasar global dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdallah, B. N. (2021). Peningkatan Karakteristik Kualitas Palm Kernel Oil


( PKO ) Menggunakan Metodologi Six Sigma. Jurnal Sains, Teknologi dan
Industri, 81-89.

Bonar, H. (2018). Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode


Six Sigma ( Studi Kasus : PT. Growth Sumatra Industry ). Jurnal Buletin
Utama Teknik, 211-219.

Chandrahadinata, W. N. D. (2021). Analisis Pengendalian Kualitas pada Crude


Palm Oil untuk Meningkatkan. Jurnal Kalibrasi Institut Teknologi Garut,
43-52.

Fitriana, N. A. R. (2019). Perancangan Pebaikan Kualitas Produk Baut dan Sekrup


Menggunakan Metode Six Sigma dan Data Mining di PT. A. Jurnal Teknik
Industri, 46-53.

Gunawan. (2021). Aplikasi VSM tools di aliran proses penerimaan CPO guna
mereduksi waste PT. Permata Hijau Palm Oleo. Jurnal VORTEKS, 2(2),
122-126.

Hariyono, A. (2020). Pengendalian Kualitas Menggunakan Pendekatan Six Sigma


dan Metode New Seventools Sebagai Upaya Perbaikan Produk Defect.
Journal of Research and Technology, 1-9.

Nurfiqih, L. H. M. D. (2021). Pengaruh Suhu, Persentase Air, Dan Lama


Penyimpanan Terhadap Persentase Kenaikan Asam Lemak Bebas (Alb)
Pada Crude Palm Oil (Cpo). Jurnal Teknologi Kimia Unimal.

Putri, T. A. (2019). Pengendalian Kualitas Produk Kaos Menggunakan Metode


Six Sigma ( Studi Kasus pada Konveksi X di Yogyakarta ). Seminar dan
konferensi nasional IDEC, 2-3.

Rantawi, A. B. (2021). Korelasi Kadar Air pada Kernel terhadap Mutu Kadar
Asam Lemak Bebas Produk Palm Kernel Oil yang Dihasilkan. Jurnal Citra
Widya Edukasi.

Ridwan, A. A. P. A. (2020). Peningkatan kualitas dan efisiensi pada proses


produksi dunnage menggunakan metode lean six sigma (Studi kasus di PT.
XYZ). TEKNIKA: Jurnal Sains Dan Teknologi, 186-199.

Rosyidasari, I. I. A. (2020). Implementasi Six Sigma Dalam Pengendalian


Kualitas. Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya, 113-
122.
Setiawati, K. L. (2020). Analisis Pengendalian Kualitas menggunakan Metode Six
Sigma pada Produk Roti Tawar di PT. Ital Fran’s Multindo Food Industries
Cabang Bali. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 587.

Situmorang, Z. H. S. N. H. E. V. A. (2021). Perbaikan dan Pengembangan Produk


Baby Chair menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment)
Studi Kasus; PT. Casa Woodworking Industry. Jurnal VORTEKS, 2(2), 91-
99.

Yulianto. (2020). Analisis Quality Control Mutu Minyak Kelapa Sawit Di Pt.
Perkebunan Lembah Bhakti Aceh Singkil. Amina, 72-78.
Lampiran 1. Kerangka Berfikir

Kelapa Sawit
Bahan Baku
Tenaga Kerja:
 Operasional
 Variabel
 Tetap
Proses Produksi

Input Lainnya
Bahan Pembantu

Crude Pal Oil (CPO) Palm Kernel Oil (PKO)


Bagian Daging Bagian Inti/tengah

Nilai Tambah CPO Nilai Tambah PKO

Manfaat:
1. Sebagai panduan untuk meningkatkan efisiensi dalam
penggunaan input-produksi.
2. Sebagai sarana untuk membantu manajemen dalam
pengambilan keputusan.
3. Representasi keseluruhan dari nilai tambah dalam proses
pengolahan kelapa sawit.
Lampiran 2. Dokumentasi

Loading TBS Tungku Steam Threser

Stasiun Boiler Crane Output shield

Stasiun Perpipaan Tanki Penyimpanan Stasiun Sterilizer

Anda mungkin juga menyukai