Anda di halaman 1dari 16

PROJEK MATA KULIAH EKONOMI MIKRO 1

“ANALISIS USAHA KELAPA DALAM BANTUK KOPRA DI


KABUPATEN KOLAKA TIMUR”
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH EKONOMI MIKRO 1
Dosen: Dr. Muhammad Yani Balaka, S.E.,M.Sc.Agr.

Disusun oleh :

NILUH PUTRI ANTI

(B1A122050)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karna
atas segala limpahan karunia dan nikmat-Nya lah sehingga penulis dapat
menyelesaikan Projek Mata Kuliah Ekonomi Mikro 1, Studi Kasus dengan
judul ‘’Analisis Usaha Kelapa Dalam Bentuk Kopra Di Kabupaten
kolaka Timur” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Projek ini dibuat sebagai salah satu Tugas dari Mata Kuliah
Ekonomi Mikro 1, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
perkembangan Usaha Kelapa Dalam Bentuk Kopra Di Kabupaten Kolaka
timur. Penulis Berharap Projek ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu
pedoman dalam proses pembelajaran.

Penulis menyadarai bahwa Projek ini tidak luput dari kekurangan-


kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan yang di
miliki oleh penulis. Oleh karna itu, penulis berharap kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan projek ini, Akhir
kata penulis ucapkan Terimakasih.

Kendari, 15 April 2023

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu
tanaman yang bernilai ekonomis tinggi, maka tidak heran terdapat banyak
tanaman kelapa diIndonesia. Tanaman kelapa adalah tanaman asli
daerah yang beriklim tropis dan dapat ditemukan di seluruh wilayah
Indonesia, mulai dari daerah pesisir pantai hingga daerah pegunungan
yang agak tinggi. Tanaman kelapa memiliki peranstrategis bagi
masyarakat Indonesia, bahkan termasuk komoditi sosial,mengingat
produknya merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok masyarakat
(Alamsyah, 2015). Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna
karena selain mempunyai nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian pohon
kelapa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, sehingga pohon
ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh
bagian dari pohon,akar, batang, daun, dan buahnya dapat digunakan
untuk kebutuhan kehidupan manusia sehari-hari.
Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomis, karena buah
kelapa dapat menambah produk kelapa menjadi berbagai macam produk
olahan seperti minyak kelapa, gula kelapa, dan daging buah kelapa yang
berwarna putih dan keras dapat diambil dan dikeringkan untuk menjadi
sebuah produk yang mempunyai nilai jual yang cukup tinggi serta menjadi
komoditas perdagangan yang disebut dengan kopra.
Potensi kelapa banyak yang belum dimanfaatkan karena
mempunyai beberapa kendala terutama kendala dari segi teknologi,
permodalan dan daya serap pasar yang belum merata. Selain sebagai
salah satu sumber minyak nabati,tanaman kelapa juga sebagai
pendapatan bagi keluarga petani, sebagai sumber salah satu usaha untuk
meningkatkan pendapatan petani kelapa adalah dengan mengolah semua
komponen buah menjadi produk yang bernilai tinggi, sehingga nilai buah
kelapa akan meningkat. Jika selama ini dijual oleh petani dalam bentuk
kelapa butiran ataupun kopra menjadi produk minyak kelapa yang dikelola
sendiri oleh petani.
Tingkat harga minyak kelapa yang lebih tinggi dari produk kelapa
butiran ataupun kopra akan menghasilkan tambahan penghasilan
sehingga akan meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri. Devisa
negara, penyediaan lapangan kerja, pemicu dan pemacu pertumbuhan
sentra-sentra ekonomi baru, serta sebagai pendorong tumbuh
berkembangnya industri hilir berbasis minyak kelapa dan produk
ikutannya di Indonesia (Rahman,2011).
Kopra merupakan bahan baku utama untuk pembuatan minyak
kopra, baik kopra maupun minyak kopra selama ini menjadi komoditas
dagang yang banyak dicari oleh para importir karena merupakan produk
ekspor. Kopra umumnya digunakan untuk berbagai bahan dasar minyak
kopra atau minyak kelapa,kualitas minyak kopra atau minyak kelapa
(Coconut oil) sangat ditentukan oleh lemak kopra, namun demikian dalam
industri minyak kelapa kualitas kopra sangatlah menentukan kualitas
produk ahir dari minyak kelapa dan lemak yang dihasilkan. Sementara
kualitas kopra sangatlah ditentukan oleh proses pengeringan yang sesuai
agar mencapai tingkat kadar air yang diinginkan, oleh karena itu proses
merupakan tahapan yang sangat penting untuk memperoleh kopra
berkualitas tinggi.
Pembuatan kopra dilakukan dengan menggunakan bahan baku
daging kelapa yang berasal dari tanaman kelapa yang dibudidayakan oleh
petani, dalam pembuatan kopra diharapkan akan memberikan nilai
tambah yang jauh lebih besar sehingga mampu memberikan kontribusi
nilai ekonomis yang tinggi dan dapat meningkatkan pendapatan petani.
Peningkatan nilai tambah yang cukup besar akan memberikan dampak
yang berarti bagi kesejahtraan masyarakat karena kebutuhan masyarakat
perlahan akan bisa terepenuhi. Salah satu kendala yang menyebabkan
pendapatan petani kopra masih rendah yaitu kurangnya industri
pengolahan kopra, masalah tersebut menyebabkan petani tidak
mempunyai alternatif lain untuk memasarkan kopra, padahal komoditi ini
mempunyai nilai ekonomis dan prospek pasar yang baik
(Palungkun,1999).
Namun bagaimanakah tingkat pendapatan dan kelayakan finansial usaha
kopra di Kabupaten Kolaka Timur tersebut, oleh Karena itu penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Usaha Kelapa Dalam
Bantuk Kopra Di Kabupaten Kolaka Timur”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut?
1. Bagaimanakah Cara Mengidentifikasi Usaha Kelapa Dalam Bentuk
Kopra?
2. Apa Saja Biaya Yang Dikeluarkan Dalam Usaha Kelapa Dalam Bentuk
Kopra Di Kabupaten Kolaka Timur?
3. Bagaimanakah Proses Produksi Kelapa Dalam Bentuk Kopra Di
Kabupaten Kolaka Timur?
4. Bagaimanakah Pemasaran Usaha Kelapa Dalam Bentuk Kopra Di
Kabupaten Kolaka Timur?

1.3 Tujuan
Tujuan dari projek ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana cara mengidentiifikasi Usaha Kelapa
Dalam Bentuk Kopra Di Kabupaten Kolaka Timur.
2. Untuk mengetahui Biaya Usaha Kelapa Dalam Bentuk Kopra Di
Kabupaten Kolaka Timur.
3. Untuk mengetahui proses Produksi Usaha Kelapa Dalam Bentuk
Kopra Di Kebupaten Kolaka Timur.
4. Untuk mengetahui Pemasaran Usaha Kelapa Dalam Bntuk Kopra Di
Kabupaten Kolaka Timur.

1.4 Manfaat
Berdasarkan analisis yang dilakukan, kiranya projek ini dapat
bermanfaat untuk :
a. Manfaat Teoritis
1. Hasil analisis ini secara teori dapat memberikan wawasan dan
pemahaman mengenai usaha kelapa dalam bentuk kopra.
2. Dapat mengetahui biaya produksi sebuah usaha kelapa kopra
terutama didaerah kabupaten kolaka timur.
3. Dapat mengetahui bagaimana proses produksi sebuah usaha kelapa
terutama dalam bentuk kopra.
4. Dapat mengetahui bagaimana cara pemasaran usaha kelapa kopra
di kabupaten kolaka timur.

b. Manfaat Praktis
1. Dapat Menambah wawasan mengenai bagaimana mengelola
sebuah usaha kelapa terutama dalam bentuk kopra, karena
mengingat pohon kelapa merupakan pohon serba guna, yang segala
dari bagian pohonnya dapat di manfaatkan.
2. Dapat memberikan informasi mengenai bagaimana sebuah kelapa
dapat di manfaatkan dalam berbagai bentuk untuk menghasilkan
harga yang lebih maksimal.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Mengidentifikasi Usaha Kelapa Dalam Bentuk Kopra


Usaha merupakan usaha yang di lakukan oleh petani untuk
mendapatkan keuntungan dan kesejahteraan dari pertanian. Jadi usaha
tani adalah sebagai organisasi dari alam yang di usahakan oleh petani,
keluarga tani, lembaga atau badan usaha lainnya yang berhubungan
dengan pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut
Soekartawi (2009), usaha tani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan
efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada
waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat
mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki atau yang dikuasai
sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya
tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input).
Peningkatan pendapatan keluarga petani yang menjadi unsur- unsur
pokok usaha tani yang di kenal dengan faktor-faktor produksi, yaitu: tanah,
tenaga kerja, modal dan manjemen. Selanjutnya Adiwilaga (2002)
menjelaskan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu yang berhubungan dengan segala kegiatan orang yang
melakukan pertanian dan masalah ditinjau secara khusus dari kedudukan
pengusahanya.
Biaya adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam usaha
tani Biaya usaha tani dibedakan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya
tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada
besar kecilnya produksi yang akan dihasilkan Sedangkan biaya tidak tetap
adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh volume produksi
(Soekartawi, 2009). Berusaha sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh
produksi dilahan pertanian pada akhirnya akan di nilai dari biaya yang
dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh Selisih keduanya merupakan
pendapatan dari kegiatannya Efferson (2010) mengemukakan bahwa
suatu usaha tani yang baik adalah usaha menempatkan faktor-faktor
produksi pada suatu kombinasi dan cara yang baik,sehingga diperoleh
keuntungan yang besar dalam suatu jangka waktu tertentu. Biaya dalam
kegiatan usaha tani oleh petani ditujukan untuk menghasilkan pendapatan
yang tinggi bagi usahatani yang dikerjakan. Dengan mengeluarkan biaya
maka petani mengharapkan pendapatan yang setinggi-tingginya melalui
tingkat produksi yang tinggi Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai
semua pengeluaran yang dilakuakan oleh perusahan untuk memperoleh
faktor-faktor produksi bahan bahan mentah yang akan di gunakan untuk
menciptakan barang – barang yang di produksi peusahan tersebut
(Sukirno 2002).
Pendapatan Berbicara tentang pendapatan, sebenarnya sangat
perlu mengetahui tentang manfaat dari pendapatan itu sendiri,
meningkatnya pendapatan seseorang akan menciptkan kemakmuran.
Tujuan utama dalam melakukan perdagangan yaitu untuk memperoleh
pendapatan, pendapatan yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan ditentukan dengan cara
mengurangkan biaya tetap (biaya penyusutan membajak, biaya
penyusutan peralatan) dan biaya variable (bahan bakar minya, konsumsi,
dan lain-lain) yang dikeluarkan selama proses kerja. Total pendapatan
bersih akan diketahui setelah dikurangi dengan total biaya yang
dikeluarkan (Sukirno, 2002). Tingkat pendapatan ditentukan oleh
kemampuan faktor-faktor produksi dalam menghasilkan barang dan jasa.
Jika kemampuan faktor-faktor produksi menghasilkan barang dan jasa
maka semakin besar pula pendapatan yang akan dihasilkan. Analisis
pendapatan adalah besaran yang mengukur jumlah pendapatan yang
akan diperoleh dari hasil panen Kopra, setelah total pendapatan dikurangi
dengan total pengeluaran maka menjadi pendapatan. Untuk menghitung
pendapatan petani dapat digunakan rumus sebagai berikut (Soekarwati,
2002 ). Adapun rumus pendapatan yaitu :

Pd=TR-TC

Keterangan :
Pd = Pendapatan petani Kopra
TR = Total pendapatan
TC = Total biaya

Biaya usaha yang dikeluarkan oleh petani Kopra biasanya dibagi


menjadi dua yaitu: Pd = TR – TC 10

1) Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang tidak berubah walaupun jumlah
produksi berubah (selalu sama), atau tidak berpengaruh terhadap besar
kecilnya hasil produksi;
2) Biaya Variabel (variable cost) yaitu biaya yang biasanya disebut biaya
operasi, artinya seorang produsen selalu mengatur, pengeluaran
sepanjang proses produksi berjalan atau biaya yang bisa selalu
mengalami perubahan tergantung dari besar kecilnya produksi. Untuk
menghitung biaya yang dikeluarkan petani Kopradapat digunakan
rumus sebagai berikut(Soeharto Prawirokusumo,2009 )

TC = FC + VC

Keterangan :
TC = Total biaya
FC = Biaya tetap
VC = Biaya tidak tetap
Pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat petani Kopra dapat
menjadi tolak ukur terhadap kesejahteraan keluarga baik itu anak maupun
istri petani. Apabila dalam kegiatan yang dilakukan petani
Kopramendapatkan tingkat pendapatan yang tinggi jelas akan
mempengaruhi kesejahteraan keluarga petani itu sendiri baik dari segi
konsumsi maupun dari kelayakan hidupnya. Perlu diketahui aliran-aliran
pendapatan memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1) Sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki
rumah tangga. Faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan
berupa gaji dan upah, sewa, bunga, dan untung.
2) Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan
digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa
yang dihasilkan oleh sektor perusahaan.
3) Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi
akan disimpan untuk dimasa yang akan dating atau untuk ditabung di
insitusiinstitusi keuangan.
4) Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan
rumah tangga.
Pendapatan yaitu jumlah penghasilan yang dihasilkan oleh petani
Kopra atas prestasi kerjanya selama proses kerja, baik harian, mingguan
ataupun bulanan. Beberapa klasifikasi pendapatan anatara lain:
1. Pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa
memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu
Negara.
2. Pendapatan disposable yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang
harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan
yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposable.
3. Pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-
jasa yang diproduksi oleh suatu Negara dalam satu tahun (Sukirno,
2012).
Pada dasarnya, pendapatan yang diterima oleh masyarakat
terdapat dari tiga sumber pendapatan rumah tangga yaitu
1. Pendapatan dari gaji dan upah, merupakan balas jasa dari kesediaan
menjadi tenaga kerja. Besar gaji seseorang secara teoritis tergantung
dari produktivitasnya. Faktor produktivitas diantarannya keahlian (skill)
yakni kemampuan teknik yang dimiliki seseorang untuk mampu
menangani pekerjaan. Mutu modal manusia (human capital) adalah
kapasitas pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang dimilki
seseorang. Kondisi kerja (working condition)yaitu lingkungan di mana
seseorang bekerja;
2. Pendapatan yang bersumber dari asset produktif yaitu yang
memberikan pemasukan atas balas jasa penggunaan barang-barang
dalam produksi;
3. Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer (transfer
payment) yaitu pendapatan yang diterima bukan merupakan sebagai
balas jasa input yang diberikan tetapi transfer yang diberikan oleh
pemerintah.
Tingkat pendapatan petani akan mempengruhi konsumsi
masyarakat petani kelapa. Dalam teori fungsi konsumsi menyatakan
konsumsi adalah fungsi dari disposable income. Artinya, apabila
pendapatan masyarakat petani kelapa meningkata maka konsumsi
masyarakat juga akan meningkat dan perlu diketahui faktor yang
menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga adalah pendapatan rumah
tangga sendiri. Jadi, pendapatan masyarakat menentukan tingkat
konsumsi keluarga petani kelapa yang dikeluarkan. Namun demikian,
faktor tersebut dapat dibagi ke dalam dua golongan sebagai berikut:
1. Faktor internal dan faktor eksternal
2. Faktor manajemen
Faktor manajemen juga sangat menentukan dimana petani sebagai
manajer harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai
pertimbangan ekonomis sehingga diperoleh hasil yang memberikan
pendapatan yang maksimal. Produksi adalah segala kegiatan dalam
menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang. Produksi
dipengaruhi oleh beberapa faktor produksi usah atani yang dapat
menghasilkan produksi dengan baik adalah tanah, modal, tenaga kerja
dan manajemen.
Kabupaten kolaka timur merupakan salah satu penghasil kopra
yang cukup luas. Namun demikian, secara umum penghasilan petani
kelapa yang menjual hasilnya dalam bentuk kopra, masih rendah.
Penyebab rendahnya pendapatan petani adalah kesenjangan harga di
tingkat petani dibandingkan dengan harga pada tingkat konsumen akhir.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat dua saluran pemasaran
kopra di Kabupaten Kolaka Timur, yaitu: Saluran I : Petani – Pedagang
Pengumpul – Pabrik Minyak Kelapa, dan Saluran II: Petani – Pabrik
Minyak Kelapa. Sebagian besar petani (61%) menggunakan Saluran I
untuk memasarkan kopra, sedangan sisanya (39%) menggunakan
Saluran II. Bagian harga (Share) petani terhadap harga jual ditingkat
pedagang akhir untuk pemasaran kopra pada saluran I adalah sebesar
73%, sedangkan pada saluran II dengan cara yang sama diperoleh share
sebesar 100.
Hasil analisis menunjukan bahwa Alokasi waktu kerja petani kelapa
paling banyak pada perkebunan kelapa disebabkan karena adanya
pembagian waktu kerja dalam satu lahan perkebunan, selain mengerjakan
usaha tani kelapa petani juga secara tidak langsung mengerjakan usaha
tani padi dan merica. Pendapatan rumah tangga petani yang bersumber
dari usaha tani kelapa (pengolahan kopra) cenderung rendah dan kecil
kontribusinya terhadap total pendapatan keluarga. Keterkaitan antara
curahan waktu kerja petani pada usaha tani maupun diluar usaha tani
berhubungan positif dengan total pengeluaran rumah tangga petani,
artinya bila total pengeluaran rumah tangga meningkat, maka curahan
waktu kerja petani akan meningkat. Pengeluaran keluarga terbesar yaitu
pada konsumsi pangan yang berhubungan dengan pendapatan disposibel
dari keluarga petani, artinya bila pendapatan disposibel meningkat, maka
pengeluaran untuk konsumsi akan meningkat.
Usaha Kopra di Kabupaten Kolaka Timur merupakan suatu usaha
dibidang pertanian tanaman perkebunan yang menjadi pilihan bagi petani
Desa Barugaia Kecamatan Bontomanai karena dianggap sebagai
komoditas yang berpotensi dan cocok dengan kondisi alam yang ada
Untuk meningkatkan usaha Kopra yang diperlukan adalah bagaimana
mengalokasikan faktor-faktor produksi usaha tani pada lahan agar lebih
efisien Tingkat efisien penggunaan faktor-faktor produksi Kopra
berpengaruh pada pendapatan petani kopra di Kabupaten Kolaka Timur.
2.2. Biaya Produksi Usaha Dalam Bentuk Kopra Di Kabupaten
Kolaka Timur
Biaya Produksi Usaha kopra Biaya produksi pada usaha kopra
merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha petani
selama satu tahun. Biaya produksi sangat menentukan dari kegiatan
usaha petani yang dilakukan karena hal ini mempengaruhi hasil
pendapatan yang di peroleh oleh petani Faktor biaya dalam suatu usaha
kopra merupakan salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian bagi
setiap pelaku usaha atau pelaku ekonomi termasuk petani kopra. Adapun
biaya-biaya produksi yang ada pada usaha kopra di Kabupaten Kolaka
Timur antara lain
1. Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani yang
sifatnya tetap tidak tergantung dari besar kecilnya produksi atau dengan
kata lain jumlah biaya ini tidak dipengaruhi oleh peningkatan atau
penurunan jumlah yang di produksi. Komponen biaya tetap yang
dikeluarkan pada usaha tani Di Kabupaten Kolaka Timur terdiri dari Biaya
penyusutan peralatan dan pajak.
1) Penyusutan Alat
Tabel 2.Rata – rata Penggunaan peralatan Usaha Kopra di
Kabupaten Kolaka Timur

Jumlah Umur Biaya


Jumlah
No Jenis Peralatan biaya ekonomis penyusutan
(per/unit)
(Rp/har) (Per/bulan) (Rp/bulan)
1 Linggis 2 100.000 2 5.000
2 Parang 2 60.000 2 3.000
3 Cungkil kelapa 4 50.000 2 2,500
4 Gerobak Dorong 2 250.000 2 12,500
5 Karung 10 50.000 5 2.500
6 Kampak 2 80.000 2 4.000
Jumlah 22 590.000 20 29.500

Pada penyusutan peralatan dalam usaha kopra diperoleh biaya


rata-rata pada penyusutan alat dalam usaha kopra seperti Linggis biaya
penyusutan Rp. 5000, parang Rp. 3.000, cungkil kelapa atau kopra Rp.
2.500, gerobak dorong R.p. 12.500, Karung Rp. 2.500 dan Kampak Rp
4.000 dengan total Rp.29.500. Hal ini dikarenakan petani menggunakan
peralatan dengan besar kecilnya usaha yang dimiliki, semakin besar
usaha yang dimiliki maka semakin besar pula biaya yang dikeluarkan
untuk membeli peralatan begitu pula sebaliknya.
2) Pajak
Pajak yang dikenakan pada kendaraan usaha kopra dengan biaya
rata-rata sebesar Rp 6.000/musim. Hal ini menandakan petani kopra yang
memiliki skala usaha yang kecil maka jumlah pajak yang dibayar akan
semakin tinggi sesuai pada kepemilikan kendaraan yang dimiliki.
Total biaya tetap dapat diperoleh dari biaya usaha kopra di tambah
dengan keseluruhan biaya-biaya yang nilainya tetap yang dikeluarkan
oleh responden petani di Kabupaten Kolaka Timur. Biaya–biaya tersebut
adalah biaya penyusutan peralatan dan biaya pajak. Berdasarkan Tabel 2
terlihat bahwa rata - rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh responden
petani kopra Rp. 29.500/musim.
2. Biaya Variabel
Selain biaya tetap ada juga biaya variabel yang dikeluarkan oleh
responden pada usaha kopra di Kabupaten Kolaka Timur yaitu berupa
biaya pemeliharaan kendaraan roda tiga, biaya bahan bakar, tenaga kerja.
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan bertalian dengan produksi
yang dijalankan. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata – rata Biaya Variabel pada Usaha Kopra di
Kabupaten Kolaka Timur.

Rata-Rata biaya
No Komponen Biaya Variabel
variabel (RP)
1 Bahan Bakar
 Sabut Kelapa Rp. 15.000

 Korek Api Rp. 2.000

Total RP. 17.000


2 Pemeliharaan Mesin
 Ban Motor roda 3 Rp. 100.000
 Oli Pertamina Rp. 50.000
Total Rp. 150.000
3 Tenaga Kerja
 Panen Rp. 10.000

 Pengangkutan Rp. 5000

 Pengupasan Rp. 5.000


Rp. 4.000
 Pengasapan
Rp. 3.000
 Pembelahan
 Dicungkil Rp. 2.000
 Pengemasan Rp. 4.000
Total Rp. 33.000
Rata-rata Biaya Variabel (Rp) Rp. 200.000
Tabel 4. Produk, penerimaan, jumlah biaya, dan pendapatan usaha
Kelapa Kopra Di Kabupaten Kolaka Timur.

No Kecamatan Jenis Penerimaa Jumlah Pendapatan


Produk n Biaya (Rp/Bulan)
(Rp/Bulan) (Rp/Bulan)
1 Aere Kopra 2.000.000 1.000.000 1.000.000
2 Ladongi Kopra 3.040.000 1.450.000 1.590.000
3 Lambandia Kopra 3.200.000 1.350.000 1.850.000
4 Loea Kopra 22.635.000 15.800.000 6.885.000
5 Poli-Polia Kopra 2.533.333 1.200.000 1.333.333
Tabel 4 memperlihatkan bahwa pendapatan tertinggi diperoleh dari
hasil pengolahan kopra yang berada di Kecamatan Loea yaitu sebesar
Rp6.885.000, dan paling terendah berada di Kecamatan Aere sebesar
Rp1.000.000. Adanya variasi pendapatan yang diperoleh disebabkan
kapasitas produk yang berbeda pula. Namun demikian hasil olahan kelapa
di Kabupaten Kolaka Timur memiliki peluang besar untuk diolah kedalam
beberapa produk olahan seperti minyak, nata de coco, dll.
2.3. Proses Produksi Usaha Kelapa Dalam Bentuk Kopra Di
Kebupaten Kolaka Timur

Anda mungkin juga menyukai