PENDAHULUAN
Taraf hidup yang baik merupakan tujuan utama bagi petani yang dalam hal
ini sangat tergantung dari pendapatan yang diperoleh, akan tetapi pada
kenyataannya sebagian dari mereka relatif masih berpenghasilan rendah sehingga
berpengaruh pada kehidupan sehari-hari.
Masalah yang masih dihadapi oleh para petani diantaranya adalah aspek
harga produksi yang sering mengalami fluktuasi (naik-turun). Masalah harga
komoditi hasil pertanian yang sering tidak stabil (dalam hal ini komoditi kelapa
sawit), tentunya sangat merugikan para petani karena harga bahan-bahan produksi
seperti pupuk dan herbisida cenderung mengalami kenaikan begitu juga dengan
upah tenaga kerja yang masih relatif tinggi sehingga hal tersebut tentu akan
berpengaruh terhadap peningkatan biaya produksi yang akan dikeluarkan.
Bidang pertanian seperti kelapa sawit dan karet yang merupakan salah satu
tanaman yang sangat cocok untuk lahan yang ada di Kabupaten Kampar. Khusus
perkebunan, perkebunan sawit untuk saat ini Kabupaten Kampar mempunyai luas
lahan 241,5 ribu hektare dengan potensi Crude Pelm Oil (CPO) sebanyak 966
ribu ton.
1. Bagi Penulis
2.2. Dataset
Satelit IKONOS adalah satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh
GeoEye berasal dari bawah Lockheed Martin Corporation sebagai
Commercial Remote Sensing System (CRSS) satelit. Pada April 1994
Lockheed diberi salah satu lisensi dari US Department of Commerce untuk
satelit komersial citra resolusi tinggi. Pada tanggal 25 Oktober 1995
perusahaan mitra Space Imaging menerima lisensi dari Komisi
Komunikasi Federal (FCC). IKONOS menyediakan data untuk tujuan
12
komersial pada awal 2000 dengan resolusi spasial tinggi yang merekam
data multispectral 4 kanal pada resolusi 4m (citra berwarna) dan sebuah
kanal pankromatik dengan resolusi 1m (hitam-putih).
Band Width Spatial Resolution
Panchromatic 0,45 – 0,90 µm 1 metres
Band 1 0,45 – 0,53 µm (blue) 4 metres
Band 2 0,52 – 0,61 µm (green) 4 metres
Band 3 0,64 – 0,72 µm (red) 4 metres
Band 4 0,77 – 0,88 µm (near-infrared) 3 metres
Sumber : www.spaceimaging.com
Table 2.1 Jumlah Band dan Ketelitian Citra IKONOS
Diluncurkan pada 24 September 1999
Vandenberg Air Force Base, California, USA
Operational life > 7 tahun
Orbit 98.1 degree, sun synchronous
Kecepatan Orbit 7.5 kilometers per second
Banyaknya revolusi bumi 14.7 setiap 24 jam
Waktu 1 kali orbit 98 minutes
Ketinggian Satelit 681 kilometer
Resolusi Nadir: 0.82 meters panchromatic
26º Off-Nadir 3.2 meters multispectral
1.0 meters panchromatic
4.0 meters multispectral
Lebar Citra 11.3 kilometers at nadir
13.8 kilometers at 26º Off-Nadir
Waktu rekam di equator Nominally 10:30 a.m. solar time
Resolusi temporal ± 3 hari pada 40º latitude
Resolusi radiometrik 11-bits per pixel
Band citra Panchromatic, blue, green, red, near IR
Table 2.2 Spesifikasi Sensor IKONO
13
Signal Processing
Automatic
Control
Artifical Intelegence Multivariable Sp
Robotics
Computational
Robot
Machine Learning Vision
Cognitive Vision
Computer Machine
Vision Vision Physic
mage Optic
I
Processing
Satistic Geometry
Optimization
Smart Camera
Biological
Vision
Neurobiology Imaging
Mpq merupakan moment dua dimensi dari fungsi f(x,y) Order moment
adalah (p + q) dimana p dan q adalah bilangan asli. Untuk implementasi di dalam
bentuk digital maka persamaan ini menjadi :
𝑀𝑝𝑞 = ∑𝑥 𝑝 𝑦 𝑞 f (x,y)
∑𝑦
17
Centroid : 𝑥⃑ = 𝑀10
, y = 𝑀01
𝑀00 𝑀00
𝜇 𝑝𝑞 = ∑𝑥 ∑𝑦 ( x - 𝑥⃑ ) 𝑝
(y - 𝑦⃑ ) 𝑞
5𝑝
𝜇𝑝g
𝑞 = 𝜇o𝑝g 00
Dimana factor normalisasi dari moment pusat normalisasi, 7 nilai dapat di
hitung dan ditentukan degan :
Ø1 = 520 + 502
Ø2 = (520 - 502 )2+ 452 11
Ø3 = (530 - 512 )2 + (3521 - 503 )2
Ø4 = (530 + 512 )2 + ( 521 + 503 )2
Ø5 = (530 - 3 512 ) (530 + 512 ) [(530 - 512 )2 - 3(521 + 503 )2)+ (3521 -
503 ) (521 + 503 ) (3(530 + 512 )2 - (521 + 503 )2]
Ø6 = (520 - 502 ) [(530 + 512 )2 - (521 + 503 )2] + 4 511 (530 + 512 ) (521 +
503 )
Ø7 = (3521 - 503 ) (530 + 512 ) [(530 + 512 )2 -3(521 + 503 )2]+(3512 -
530 ) (521 + 503 ) [3(530 +512 )2 - (521 + 503 )2)
18
Mulai (Moments
Invariant)
INPUT (Citra)
Cari
m00, m10, m01
Cari x’ dan y’
Cari μ00
Output
Ø1, Ø2, Ø3, Ø4,
Ø5, Ø6, Ø7
Selesai
2.8. Euclidean
Euclidean digunakan untuk menentukan perhitungan jarak tedekat nilai
vector ciri citra uji dengan citra acuan. Nilai Euclidean yang mendekati nilai nol,
akan menunjukkan pada citra tertentu. Nilai vector ciri citra masukan yang
memiliki nilai vector ciri yang sama dengan vector ciri citra tertentu akan
memiliki nilai Euclidean yang mendekati nol.
Keterangan :
dj : jarak sampel
19
meliputi k samples. Samples tersebut adalah KNN dari x. Jika densitasnya tinggi
di dekat x, maka sel akan berukuran relatif kecil yang berarti memiliki resolusi
yang baik. Jika densitas rendah, sel akan tumbuh lebih besar, tetapi akan berhenti
setelah memasuki wilayah yang memiliki densitas tinggi. Pada Gambar 2.6
dan Gambar 2.7 ditampilkan estimasi densitas satu dimensi dan dua dimensi
dengan KNN.
Gambar 2.7 Delapan titik dalam satu dimensi dan estimasi densitas KNN dengan
K=3 dan K=5
data yang paling dekat (dengan kata lain, k = 1) disebut algoritma nearest
neighbor.
Ketepatan algoritma KNN sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya fitur-
fitur yang tidak relevan atau jika bobot fitur tersebut tidak setara dengan
relevansinya terhadap klasifikasi. Riset terhadap algoritma ini sebagian besar
membahas bagaimana memilih dan memberi bobot terhadap fitur agar performa
klasifikasi menjadi lebih baik.
KNN memiliki beberapa kelebihan yaitu ketangguhan terhadap training
data yang memiliki banyak noise dan efektif apabila training data-nya besar.
Sedangkan, kelemahan KNN adalah KNN perlu menentukan nilai dari parameter
k (jumlah dari tetangga terdekat), training berdasarkan jarak tidak jelas mengenai
jenis jarak apa yang harus digunakan dan atribut mana yang harus digunakan
untuk mendapatkan hasil terbaik, dan biaya komputasi cukup tinggi karena
diperlukan perhitungan jarak dari tiap query instance pada keseluruhan training
sample.
Konsep dasar dari KNN adalah mencari jarak terdekat antara data yang akan
dievaluasi dengan K tetangga terdekatnya dalam data pelatihan. Jumlah kelas
yang paling banyak dengan jarak terdekat tersebut akan menjadi kelas dimana
data data evaluasi tersebut berada.
Algoritma KNN :
1. Mulai
2. Tentukan parameter K
3. Hitung jarak antara data yang akan dievaluasi dengan semua pelatihan
Jarak ini didapatkan dari data yang telah di ekstraksi metode
Geometric invarian moment (GIM) yaitu data pelatihan dikurangi data
baru yang akan di uji yang di sebut dengan jarak Euclidian.
4. Urutkan jarak yang terbentuk (urut naik)
Setelah diketahui jarak setiap data pelatihan, maka data di urutkan
atau di sorting mulai dari data terkecil sampai data yang paling besar
lalu cari jarak yang paling kecil (terdekat) dengan data pelatihan.
5. Tentukan jarak terdekat sampai urutan K
22
9. Selesai.[Syamani, 2008].
85
86
BAB V
Kecamatan Kandis.
dan Provinisi Riau pada Tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel 5.1
dibawah ini:
Tabel
5.
1
Tabel Produk Domestik Regional Bruto Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2012-2016
PDRB PDRB
Tahun Kabupaten Siak Provinsi Riau
2012 20.144.208 47.088.000
2013 25.621.360 52.927.000
2014 30.897.720 61.202.000
2015 35.340.709 75.605.000
2016 40.575.403 83.444,000
Jumlah 152.579.400 320.266.000
Sumber : Kabupaten Siak dan Provinsi Riau dalam Angka, 2017
86
Keterangan :
Kabupaten Siak
Riau.
1. Tahun 2012
2. Tahun 2013
87
3. Tahun 2014
4. Tahun 2015
5. Tahun 2016
87
3) Jika nilai LQ suatu komoditi = 1, maka komoditi tersebut dapat
sendiri.
data yaitu PDRB Kabupaten Siak dan Provinsi Riau. Berikut ini adalah tabel nilai
Riau. Produk domestik regional bruto yang disajikan secara time series adalah :
Tabel 5.2
Nilai Location Quotient (LQ) berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016
Interpretasi :
PDRB di Kabupaten Siak dan Provinsi Riau memiliki nilai LQ selama lima tahun
88
Tabel 5.3
Penafsiran Nilai Location Quotient (LQ)
Nilai Penafsiran
LQ Komoditi Pelayanan pasar
LQ > 1 Sektor basis dan unggulan Ekspor, melayani pasar
dalam maupun luar daerah
LQ < 1 Sektor non basis dan non unggulan, Non ekspor, belum mampu
serta tidak potensial melayani pasar dalam dan
luar daerah
LQ = 1 Sektor seimbang dengan wilayah Non ekspor, hanya mampu
acuan melayani pasar dalam
daerah
Sumber : Muta’ali, 2015
yaitu adanya peningkatan dan penurunan selama lima tahun, artinya sektor
perekonomian wilayah yang lebih baik. Hal ini didasarkan komitmen Kabupaten
Siak dalam visi penataan ruang yaitu mewujudkan struktur dan pola pemanfaatan
ruang Kabupaten Siak menjadi Pusat Budaya Melayu di Riau yang didukung oleh
agribisnis.
89
perkebunan yang merupakan tanaman perdagangan yang cukup potensial di
daerah ini adalah kelapa sawit (Kabupaten Siak dalam Angka, 2014).
LQ
47,64%.
Siak dan Provinsi Riau dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
90
Tabel 5.4
Tabel Produksi Pertanian Tahun 2012-2016
sebesar 12.31%.
91
Jadi kontribusi komoditi kelapa sawit Kecamatan Kandis, Provinsi Riau
sebesar 0,67%.
Kabupaten Siak
SSA =
92
a. Identifikasi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi :
Pertumbuhan Ekonomi :
93
Interprestasi
Tabel 5.5
Interpretasi menggunakan Metode Shift Share pada komoditi kelapa sawit
Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak
Nilai Penafsiran
PP (+) Komoditi tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan perekonomian
dengan perekonomian daerah acuan / nasional.
PP (-) Komoditi kelapa sawit memiliki pertumbuhan yang lamban
dibandingkan dengan komoditi lainnya.
PD (+) Komoditi kelapa sawit pada wilayah amatan memiliki daya saing yang
kuat dibandingkan dengan wilayah lainnya.
PD (-) Komoditi kelapa sawit pada wilayah amatan tidak memiliki daya
saing yang kuat dibandingkan dengan wilayah lainnya.
PB ˃ 0 Komoditi kelapa sawit menunjukkan pertumbuhan yang progressive
(maju).
PB ˂ 0 Komoditi kelapa sawit menunjukkan pertumbuhan yang tidak
progressive (maju).
Sumber : Hasil Analisis, 2018
Tabel 5.6
Penafsiran Nilai Shift Share (SSA) Komoditi Kelapa Sawit di
Kecamatan Kandis Kabupaten Siak
Nilai Penafsiran
PP (-4,081) Komoditi kelapa sawit memiliki pertumbuhan yang lamban
dibandingkan dengan komoditi lainnya.
PD (-0,768) Komoditi kelapa sawit pada wilayah amatan tidak memiliki
daya saing yang kuat dibandingkan dengan wilayah lainnya.
PB (-4,849) Komoditi kelapa sawit menunjukkan pertumbuhan yang tidak
progressive (maju).
Sumber : Hasil Analisis, 2018
94
Pada Tabel 5.6 didapatkan bahwa hasil komoditi kelapa sawit memiliki
nilai yang negatif, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis sebagai berikut :
Kecamatan Kandis, hal ini berarti perkebunan kelapa sawit menjadi komoditi
utama dalam hal untuk meningkatkan pendapatan daerah dan juga meningkatkan
karena memiliki kesempatan kerja yang luas dengan adanya perkebunan kelapa
sawit.
95
Konsep perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak
tempatan atau lokal yang memiliki tanah yang belum dimanfaatkan untuk
dijadikan perkebunan kelapa sawit. Setelah beberapa tahun program ini berjalan,
banyak manfaat yang diberikan oleh sektor pertanian dalam hal ini adalah
adalah penyediaan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, adanya usaha baru
bagi pemilik lahan dan terciptanya para pengusaha pengusaha baru di sektor ini,
tersebut.
differensial bahwa sektor pertanian tidak memiliki daya saing, pertumbuhan yang
Siak
perdagangan yang dapat dipertukarkan dengan komoditi lain dari jenis yang sama.
Komoditi sebagian besar sering digunakan sebagai bahan baku dalam produksi
96
Jawaban responden mengenai pernyataan pertama yaitu Komoditi kelapa
pendapatan, maupun pengeluaran dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut ini :
Tabel 5.7
Komoditi Kelapa Sawit Dapat Memberikan Kontribusi Yang Signifikan
Pada Peningkatan Produksi, Pendapatan, Maupun Pengeluaran
sangat setuju adalah sebanyak 20 orang (40,00%), pada kategori setuju sebanyak
(8,00%), dan kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju responden menjawab
tidak ada.
yang kuat terhadap sesama komoditi maupun komoditi lainnya dapat dilihat pada
97
Tabel 5.8
Komoditi Kelapa Sawit Mempunyai Keterkaitan Yang Kuat Terhadap
Sesama Komoditi Maupun Komoditi Lainnya
Tabel 5.8 dapat diketahui tanggapan responden pada kategori sangat setuju
dan kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju responden menjawab tidak ada.
sawit mampu bersaing baik di pasar nasional maupun di pasar internasional baik
dilihat dari harga produk, biaya produksi, kualitas pelayanan maupun aspek-aspek
98
Tabel 5.9
Komoditi Kelapa Sawit Mampu Bersaing Baik Di Pasar Nasional Maupun di
Pasar Internasional Baik Dilihat Dari Harga Produk, Biaya Produksi,
Kualitas Pelayanan Maupun Aspek-Aspek Lainnya
Tabel 5.9 dapat diketahui tanggapan responden pada kategori sangat setuju
(54,00%), sedangkan pada kategori cukup setuju sebanyak 6 orang (12,00%), dan
kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju responden menjawab tidak ada.
sawit memiliki keterkaitan dengan daerah lain baik dalam hal pasar maupun
99
Tabel 5.10
Komoditi Kelapa Sawit Memiliki Keterkaitan Dengan Daerah Lain Baik
Dalam Hal Pasar Maupun Pemasok Bahan Baku
(10,00%), dan kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju responden menjawab
tidak ada. Tanggapan responden dengan rata-rata 4,16 dapat disimpulkan bahwa
sawit mampu menyerap tenaga yang berkualitas secara optimal sesuai dengan
100
Tabel 5.11
Komoditi Kelapa Sawit Mampu Menyerap Tenaga Yang Berkualitas
Secara Optimal Sesuai Dengan Skala Produksi
sangat setuju adalah sebanyak 16 orang (32,00%), pada kategori setuju sebanyak
(12,00%), dan kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju responden menjawab
tidak ada. Tanggapan responden dengan rata-rata 4,20 dapat disimpulkan bahwa
sawit dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu baik dari awal pembibitan
sampai dengan masa panen dapat dilihat pada Tabel 5.12 berikut ini :
101
Tabel 5.12
Komoditi Kelapa Sawit Dapat Bertahan Dalam Jangka Waktu Tertentu Baik
Dari Awal Pembibitan Sampai Dengan Masa Panen
(14,00%), dan kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju responden menjawab
tidak ada. Tanggapan responden dengan rata-rata 4,08 dapat disimpulkan bahwa
komoditi kelapa sawit (X) yang dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut ini :
102
Tabel 5.13
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pernyataan Variabel
Komoditi Kelapa Sawit (X)
Kategori
No Pernyataan SS S CS TS STS Rata-
5 4 3 2 1 Jumlah Keterangan
rata
1 Komoditi kelapa sawit 20 26 4 0 0 50 4,32 Sangat
dapat memberikan Setuju
kontribusi yang
signifikan pada
peningkatan produksi,
pendapatan, maupun
pengeluaran
2 Komoditi kelapa sawit 12 27 11 0 0 50 4,02 Setuju
mempunyai keterkaitan
yang kuat terhadap
sesama komoditi
maupun komoditi
lainnya
3 Komoditi kelapa sawit 17 27 6 0 0 50 4,22 Sangat
mampu bersaing baik di Setuju
pasar nasional maupun
di pasar internasional
baik dilihat dari harga
produk, biaya produksi,
kualitas pelayanan
maupun aspek-aspek
lainnya
4 Komoditi kelapa sawit 13 32 5 0 0 50 4,16 Setuju
memiliki keterkaitan
dengan daerah lain baik
dalam hal pasar maupun
pemasok bahan baku
5 Komoditi kelapa sawit 16 28 6 0 0 50 4,20 Setuju
mampu menyerap
tenaga yang berkualitas
secara optimal sesuai
dengan skala produksi
6 Komoditi kelapa sawit 11 32 7 0 0 50 4,08 Setuju
dapat bertahan dalam
jangka waktu tertentu
baik dari awal
pembibitan sampai
dengan masa panen
Jumlah 89 172 39 0 0 300
Jumlah Responden 15 29 6 0 0 50 4,17
Setuju
Persentase (%) 30,00 58,00 12,00 0 0 100 -
Sumber : Hasil Analisis, 2018
103
Berdasarkan Tabel 5.13, dapat diketahui tanggapan responden mengenai
pernyataan tentang variabel Komoditi Kelapa Sawit (X) adalah sebanyak 15 orang
(30,00%) responden yang berada pada kategori sangat setuju. Pada kategori setuju
sebanyak 6 orang (12,00%) responden. Kategori tidak setuju dan sangat tidak
setuju tidak ada. Adapun rata-rata tanggapan responden adalah 4,17, hal ini
sumber daya alam dan potensi pengembangan local wilayah yang mampu
104
Tabel 5.14
Sarana Transportasi Sudah Tersedia Untuk Digunakan Masyarakat Dalam
Melakukan Aktifitas Sehari-Hari
(10,00%), dan kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju responden menjawab
tidak ada. Tanggapan responden dengan rata-rata 4,20 dapat disimpulkan bahwa
setuju.
sekitar maupun daerah lainnya dapat dilihat pada Tabel 5.15 berikut ini :
105
Tabel 5.15
Sarana Komunikasi Sudah Tersedia Sebagai Alat Untuk Berkomunikasi
Masyarakat Baik Di Lingkungan Sekitar Maupun Daerah Lainnya
(16,00%), dan kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju responden menjawab
tidak ada. Tanggapan responden dengan rata-rata 4,12 dapat disimpulkan bahwa
106
Tabel 5.16
Gaji/Upah Yang Didapatkan Oleh Masyarakat Dapat Memenuhi
Kebutuhan Hidup Sehari-Hari
orang (66,00%), sedangkan pada kategori cukup setuju sebanyak 3 orang (6,00%),
dan kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju responden menjawab tidak ada.
prasarana yang disediakan oleh pemerintah daerah sudah sesuai dengan taraf
hidup masyarakat atau memenuhi kebutuhan hidup dapat dilihat pada Tabel 5.17
berikut ini :
107
Tabel 5.17
Sarana Dan Prasarana Yang Disediakan Oleh Pemerintah Daerah Sudah
Sesuai Dengan Taraf Hidup Masyarakat Atau Memenuhi Kebutuhan Hidup
orang (70,00%), sedangkan pada kategori cukup setuju sebanyak 4 orang (8,00%),
dan kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju responden menjawab tidak ada.
pemerintah daerah sudah sesuai dengan taraf hidup masyarakat atau memenuhi
pengembangan wilayah (Y) yang dapat dilihat pada Tabel 5.18 berikut ini :
108
Tabel 5.18
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Pernyataan
Variabel Pengembangan Wilayah (Y)
Kategori
No Pernyataan SS S CS TS STS Rata-
5 4 3 2 1 Jumlah Keterangan
rata
1 Sarana transportasi 15 30 5 0 0 50 4,20 Setuju
sudah tersedia untuk
digunakan masyarakat
dalam melakukan
aktifitas sehari-hari
2 Sarana komunikasi 14 28 8 0 0 50 4,12 Setuju
sudah tersedia sebagai
alat untuk
berkomunikasi
masyarakat baik di
lingkungan sekitar
maupun daerah lainnya
3 Gaji/upah yang 14 33 3 0 0 50 4,22 Sangat
didapatkan oleh Setuju
masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari
4 Sarana dan prasarana 11 35 4 0 0 50 4,14 Setuju
yang disediakan oleh
pemerintah daerah
sudah sesuai dengan
taraf hidup masyarakat
atau memenuhi
kebutuhan hidup
Jumlah 54 126 20 0 0 300
Jumlah Responden 13 32 5 0 0 50 4,17
Setuju
Persentase (%) 26,00 58,00 12,00 0 0 100 -
Sumber : Hasil Analisis, 2018
responden yang berada pada kategori sangat setuju. Pada kategori setuju sebanyak
(12,00%) responden. Kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada.
Adapun rata-rata tanggapan responden adalah 4,17, hal ini menunjukkan bahwa
setuju.
109
5. 4 Analisis Data dan Pembahasan
kuesioner atau skala, apakah item item pada kuesioner tersebut sudah tepat dalam
mengukur apa yang ingin di ukur. Metode pengujian valididtas yang digunakan
adalah Pearason Correlation, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor item dengan
skor total item, kemudian pengujian signifikansi dilakukan dengan kriteria r tabel
Kriteria yang digunakan dalam uji validitas adalah jika r hitung > rtabel , maka
item pernyataan tersebut dinyatakan valid. Nilai rtabel dalam penelitian ini untuk N
= 50 pada taraf signifikan 0,05 adalah 0,278 (lihat lampiran tabel r) yang akan
Tabel 5.19
Hasil Uji Validitas Variabel Komoditi Kelapa Sawit
110
Berdasarkan 5.19 di atas dapat di lihat bahwa nilai r hitung masing-
masing item lebih besar dari nilai r tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
masing-masing item pernyataan pada variabel komoditi kelapa sawit telah valid.
Tabel 5.20
Hasil Uji Validitas Variabel Pengembangan Wilayah
Tabel 5.20 dapat dilihat bahwa semua indikator yang digunakan untuk
korelasi yang lebih besar dari pada tabel r tabel untuk sampel sebanyak 50 orang
responden yaitu 0,278 disajikan pada Tabel 5.20 dari hasil tersebut menunjukkan
dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil
yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Dalam
111
Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus alpha, rumus
bila koefisien kehandalannya (α) lebih dari 0,6 dengan kriteria tinggi.
Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan dua cara di atas adalah sebagai
berikut :
Tabel 5.21
Hasil Uji Reliabilitas Metode Alpha (Cronbach’s)
Hasil analisis didapat nilai alpha variabel Komoditi Kelapa Sawit sebesar
0,806 artinya termasuk kriteria tinggi dan nilai alpha variabel Pengembangan
Wilayah sebesar 0,810 artinya termasuk kriteria sangat tinggi. Karena nilainya
lebih besar dari 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel instrumen
Y = a + bX + ε
Keterangan :
112
a = Konstanta (nilai Y apabila X = 0)
berikut :
Tabel 5.22
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Hasil pengolahan dengan SPSS seperti terlihat pada Tabel 5.22 di atas
Y = a + bX
Y = 1.090 + 0,624 X
1. Nilai konstanta sebesar 1,090 hal ini menunjukkan apabila variabel bebas X
113
Jadi, berdasarkan hasil persamaan regresi linier sederhana seperti tersaji
dijelaskan dari koefisien regresi sebesar 0,624 yang berarti bahwa setiap adanya
kenaikan sebesar 1 kali dari pengembangan komoditi kelapa sawit, maka akan
Tabel 5.23
Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
114
Ho : β = 0; Tidak ada pengaruh secara signifikan Komoditi Kelapa
Kabupaten Siak.
Kabupaten Siak.
3. Menentukan t hitung
4. Menentukan t tabel
= 2,010
Keterangan :
α = 5%
n = 50 (jumlah data)
k = 2 (jumlah variabel)
5. Kriteria Pengujian
Ho ditolak, Ha diterima jika t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel
115
6. Membandingkan t hitung dengan t tabel
Ho : β = 0; Tidak ada pengaruh secara signifikan Komoditi Kelapa
Nilai t hitung > t tabel (13.890 > 2.010) maka Ho ditolak
Sawit Kecamatan Kandis terhadap Pengembangan Wilayah
7. Kesimpulan
Berdasarkan nilai t hitung > t tabel (13.890 > 2.010) maka Ho ditolak Ha diterima
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Komoditi Kelapa Sawit terhadap
seberapa besar persentase pengaruh variabel bebas (Komoditi Kelapa Sawit) terhadap
Tabel 5.24
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Berdasarkan Tabel 5.24 diperoleh nilai R Square sebesar 0,801 atau 80,1%.
Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel bebas (Komoditi
116
1
1
BAB VI PENUTUP
a) Murahnya harga sawit, dimana dulu sebelum harga sawit ini turun maka harga
Rp.1.800/Kg.
b) Kurangnya produksi kelapa sawit ini disebabkan karena faktor usia kelapa
sawit yang sudah berumur 10 tahun keatas maka produksi kelapa sawit sudah
mulai berkurang dan pemanenan dini yang dilakukan oleh petani sehingga
yang secukupnya atau pas-pasan, hal ini disebabkan karena kelapa sawit
panennya hanya satu kali dalam satu bulan, apabila dipanen dua kali dalam
d) Sawit lebih lama berbuah dimana dari bertanam sampai berbuah itu sekitar 2,5
tahun sampai dengan 3 tahun jika di bandingkan dengan kebun jeruk maka
117
1
1
kebun jeruk dari bertanam sampai berbuah dan siap panen itu sekitar
2,5 tahun.
e) Panen sawit lebih susah dari pada panen jeruk, dimana proses pemanenan
kelapa sawit memerlukan beberapa alat untuk panen salah satunya dodos
untuk pemanenan kelapa sawit yang masih remaja, tetapi jika berumur 10
jeruk panennya tidak membutuhkan alat bantu karena buah jeruk bisa di panen
6.1 Saran
b) Bagi petani atau masyarakat yang melakukan proses beralih dari petani sawit
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menindak lanjuti penelitian ini bisa di jadikan
sebagai bahan rujukan dan pedoman yang berguna.
118